PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 09 Juni 2015

Sinopsis High Society Episode 1 Part 1

Di sebuah supermarket bagian buah
Seorang wanita bernama Jang Yoon Ha mempromosikan buah melon oriental yang bagus unuk menyehatkan karena mengandung beta karotin, sangat baik untuk hati dan jantung serta kulit. Seorang ibu datang mencoba buah melon yang sudah tersedia, memuji rasanya enak tapi ingin bijinya dipisahkan.
“Kami ingin merasakan kesegarannya. Bagaimana kami merasakannya jika ada biji?” keluh si ibu sambil mencoba kembali buah melonnya.
“Biasanya, orang-orang makan melon oriental bersama dengan bijinya.” jelas Yoon Ha ramah
“Tapi, aku ini agak spesial dan Tolong potong itu juga untukku.” perintah si Nyonya menunjuk ke arah buah naga yang masih terbungkus
Yoon Ha menolaknya, si Nyonya pikir dirinya harus mencoba dulu sebelum memutuskan ingin membeli buahnya atau tidak. Yoon Ha memberitahu buah itu mahal jadi tak bisa memberi tester. Si Nyonya merasa tak mahal karena harganya tak sampai $100
“Anda boleh mempercayai kami dan langsung membelinya.Jika anda membelinya dan tidak enak, Saya akan menggantinya.” jelas Yoon Ha masih terlihat ramah
“Jadi, menurutmu ada kemungkinan tidak enak. Kenapa aku harus datang kembali dengan marah-marah.” pikir Si Nyonya sombong

Yoon Ha meyakinkan kalau buah yang dijual rasanya enak karena sudah mencobanya. Si Nyonya menuduh Yoon Ha itu mencuri dan memakanya,karena pasti tak punya uang untuk membelinya. Yoon Ha mengakui pernah memakannya dirumah. Si Nyonya tak percaya karena anak muda seperti Yoon Ha yang berkerja di supermarket bisa makan buah naga.
 “Anda tahu anda mulai keterlaluan!!!” ucap Yoon Ha sudah tak bisa menahan amarahnya.
“Apa? Keterlaluan? Gadis ini, benar-benar, Kau ini!” teriak si Nyonya.
Datang temanya yang bernama Lee Ji Yi langsung meminta maaf dan menyuruh Yoon Ha meminta maaf juga. Si Nyonya berpikir Ji Yi itu managernya dan langsung memarahinya karena tak bisa mengajarkan pegawainya. Ji Yi memberitahu kalau dirinya adalah pekerja part time. Si Nyonya makin marah dan langsung melempar buah di depannya. Yoon Ha menatap lurus kedepan sambil bergumam.
“Orang bilang kau bisa menyelesaikan 90% masalahmu dengan uang.” 


Upacara kematian pemilik Tae Jin, Yoon Ha sudah memakain dress putih sementara yang lainnya mengunakan pakaian hitam dan kakak ketiganya juga mengunakan dress putih duduk disampingnya.
“Aku memilih menanggung masalah yang 10%. Jika dilihat secara statistik, kau akan 9 kali lebih bahagia dibandingkan mereka yang memilih menanggung 90% masalah yang dapat diselesaikan dengan uang, Bagaimanapun, saat angka-angka yang bukan uang, dan digunakan pada manusia,angka-angka itu selalu bohong.”
Foto keluarga Jang, Si kakak kedua menyuruh Yoon Ha bergeres sambil mengomel karena mengunakan pakain warna putih. Yoon Ha membalaskan merasa dirinya juga boleh mengunakan selain kakaknya. Ibunya yang ada  didepan berdeham. Kakak ketiganya mengeluh harus memiliki adik seperti Yoon Ha lalu menendang kakinya.
Yoon Ha sempat sedikit berteriak kesakitan, tapi sang kakak pura-pura tak melakukan apapun lalu foto keluarga pun diambil. 

Tuan Jang melepaskan jasnya dengan melempar pada sang istri. Nyonya Min duduk di meja makan ingin memarahi anaknya. Yoon Ha menjelaskan kalau tadi bukan salahnya tapi kakaknya yang marah karena memakai warna yang sama.
“Berapa usia kalian? Hanya karena warna baju sama! Tadi banyak orang! Kalian terlalu sembrono.” kata Nyonya Mi dengan nada marah
“Maksudku adalah, marahi kami berdua.” kata Yoon Ha merasa tak adil
“Tidak! Masalah ada padamu. Kau selalu membuat masalah di keluarga ini.” kata ibunya
“Itu benar. Aku orang selalu membuat masalah. Orang yang mencoba mencari kebahagiaan.” gumam Yoon Ha sambil menahan air mataya. 

Ji Yi menguping di belakang pintu, Manager supermarket memarahi Yoon Ha karean selalu membuat masalah. Yoon Ha merasa itu bukan salahnya, tapi si Manager tahu dari pembeli kalau Yoon Ha salah jadi harus meminta maaf, menurutnya Yoon Ha itu tidak tahu dasar pelayanan
“Saya yakin ada batas tertentu manusia akan mengabaikan martabat...” ucap Yoon Ha langsung dipotong oleh managernya.
“Lihat ini, lihat ini. Manusia? Martabat? Apa ada ini dalam kontrak pekerja paruh waktu? Itu bukan hal besar. Mari kita hidup dengan baik. Minta maaf saja padanya.” kata Manager merasa solusi yang paling baik, Yoon Ha ingin menyela tapi Managernya menyuruh tak menyela lagi
“Hentikan. Lakukan semuanya sendiri. Jikapun tidak, jangan mengeluh tentang kemanusiaan! Aku seorang pegawai tetap dan aku tidak suka mengeluh!” tegas Managernya lalu memanggil Ji Yi dan Ji Yi langsung berlari ke depan manager
“Kau bilang dirimu ingin menjadi pegawai tetap dengan berkerja keras, kan? Kau harus Tiru Ji yi! Apa kau tidak punya harapan? Jika kau punya, kau pasti bisa mentolelir apapun kata orang. Yoon ha, memang kau tidak punya sesuatu yang ingin kau capai, tapi jika seperti ini, kau akan segera dipecat! mengerti?!” teriak Manager
“Saat ini, tim kita sedang dalam masa yang sulit. Keuntungan terus menurun. Menurutmu apa yang akan dilakukan bos?” tanya Manager
“Menyalahkan kami.” jawab Ji Yi cepat.
“Iya, benar. Mereka akan terus menyalahkan kalian. Kenapa harus memilih konsep Food Market untuk kalangan atas? Karena orang bodoh di atas kita, anak dari pemimpin perusahaan dijadikan penanggung jawab, jadi keuntungan kita semakin menurun.” omel Manager sambil menghentakan kakinya karena kesal, Yoon Ha dan Ji Yi hanya bisa saling berpandangan. 

Yoo Chang Soo memegang kepalanya yang terlihat tak sakit. Choi Joon Gi berdiri didepan menjelaskan “bagian elektronik keuntungannya naik 0,3%, Dan Premium Food Market, keuntungannya turun 15%.”Seorang pria langsung menghentikan penjelasn Joon Gi.
“Alasan kita melakukan rapat darurat ini karena kita mengeluarkan biaya listrik yang besar pada musim semi, tapi alasan utamanya adalah Premium Food Market, Yoomin Green Food ambruk. Oh, aku memilih kata yang salah. Bahkan jika hanya naik sekali saja. Bagian itu turun dari awal dan terus turun.” ucap si pria lalu berjalan ke tempat Chang Soo yang sudah bisa mengangkat wajahnya.
“Kau bilang trend umum saat ini adalah makan premium untuk masyarakat tingkat atas, kan? Kau bilang untuk mempercayaimu,kan? Bagaimana kau akan mempertanggungjawabkan kepercayaan itu?” kata Si pria berdiri didepan Chang Soo
“Aku akan meningkatkan keuntungannya.” jawab Chang Soo
“Bagaimana caranya? Mendengar hal ini saat rapat mungkin terasa seperti penghinaan. Tapi Chang soo, penghinaan memunculkan motivasi dan Motivasi untuk memperbaiki Aku percaya pada Premium Food Market karena dirimu. Karena kau adalah adikku.” tegas si kakak dengan menepuk pundak adiknya.
Joon Gi menatap dua kakak beradik seperti saling menjegal menguasahi perusahaan. Si kakak berdiri didepan semua petinggi kalau dirinya akan mengambil alih Food Market apabila Chang Soo, adiknya tidak bisa keluar dari masalah penurunan laba dalam waktu 3 bulan, semuanya langsung keluar dari ruangan. 

“Jalan untuk menjadi kaya adalah dengan terlahir kaya. Jika kau melakukan yang terbaik, hal baik akan terjadi padamu. Selama aku punya cinta, Aku akan senang melakukan apapun. Itu adalah kata-kta dari orang tuaku. Aku tidak akan tertipu.”gumam Joon Gi menatap Chang Soo yang telihat binggung
Foto keluarga Choi dengan ayah dan ibunya dengan wajah tersenyum, Ayah Joon Gi mencuci piring dan langsung terjatuh, didekatnya ada kursi roda, Sang istri baru datang melihat suaminya yang jatuh menyuruh suaminya untuk lebih hati-hati lagi.
“Aku akan membuatkanmu makanan dan mencuci piring. Kau pulang terlalu cepat.” ucap suaminya.
“Nyonya menyuruhku pulang cepat” jelas Ibu Joon Gi menaruh mangkuk yang terjatuh.
Ayah Joon Gi meminta supaya sang istri istirahat dan akan memasak. Ibu Joon Gi menolak karena mereka sudah punya nasi. Ayah Joon Gi tetap ingin membuat telur goreng kesukaan istrinya. Ibu Joon Gi tersenyum karena selama 30 tahun menikah suaminya masih romantis saja. Ayah Joon Gi merasa bersalah karena sakit tak bisa bekerja, Istrinya malah memuji suaminya yang terlihat tampan lalu membantunya duduk dikursi roda.
“Alasan kenapa orang miskin tetap miskin adalah melainkan ingin kabur dari penderitaan, mereka malah menemukan kebahagiaan jadi orang miskin. Kau tidak akan pernah bahagia jika miskin.” gumam Joon Gi dengan foto keluarganya yang berubah dengan wajahnya cemberut. 

Rooftop.
Chang Soo marah pada sang kakak yang menganggap kantor adalah rumahnya, dan bisa merendakan dirinya di depan petinggi saat sedang rapat. Joon Gi yakin kakaknya itu sengaja mengunakan kekuatannya untuk menendang adiknya sendiri. Chang Soo menegaskan dirinya tak akan tinggal diam.
“Orang yang berbakat tidak akan pernah bisa menang dari orang beruntung. Dia bisa melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Aku akan memukulnya telak nanti.” tegas Chang Soo yakin
“Bagus juga punya pemikiran seperti itu dalam situasi seperti ini.” komentar Joon Gi
“Kau urus hal itu. Kembalilah ke Food Market. Kau dan aku ada dalam kapal yang sama. Jika aku melakukannya, begitu juga denganmu. Kau bisa melakukannya, kan?” kata Chang Soo
“Sepertinya aku tetap harus melakukannya meski tidak bisa.” ungkap Joon Gi, Chang Soo berjalan mendekat sambil memegang pundaknya.
“Kau adalah satu-satunya keluargaku. Hyung dan aku hanyalah rekan bisnis. Dia mungkin sudah yakin bahwa dia yang akan memimpin perusahaan tapi tidak menurutku. Tunggu dan lihat saja siapa yang akan jadi pemenangnya. Jurus pertamaku adalah menikah. Aku akan kencan buta dengan putri dari Taejin Grup, dan menikah dengannya.” cerita Chang Soo, Joon Gi hanya bisa tersenyum melihat Chang Soo. 

Ji Yi merasa hari yang baik jadi buru dan Joon Ha kena marah di hari yang penting. Joon Ha menyakinkan temannya panutannya untuk tidak akan kena pukul dan menurutnya hari ini bukan hari penting. Ji Yi tak yakin karena Joon Ha pulang lebih cepat dari biasanya. Joon Ha malas membahasnya.
“Saat kau seperti ini, Aku merasa tertinggal. Aku menceritakan semua hal padamu. Kenapa kau tidak melakukannya juga?” keluh Ji Yi
“Sudah kubilang hatiku sakit. Ada bekas luka disana. Bahkan jika aku menceritakan pada orang lain, dan lukanya tidak sembuh,Aku akan tetap menceritakannya padamu.” kata Joon Ha sedih dengan memegang dadanya
“Namaku adalah Lee Ji Yi. Meski dibaca terbalik, tetap Lee ji yi. Harus ada jarak antar manusia.” ucap Ji Yi sambil bernyanyi dan menari menghibur Joon Ha
Joon Ha tertawa, Ji Yi itu merasa Joon Ha itu gampang sekali membuatnya tertawa, lalu memeluk temannya karena merasa bangga pada Joon Ha yang mungkin berhenti setelah diomeli manager tapi ternyata masih bertahan. Joon Ha merasa kalau berkerja di tempat itu adalah pilihan yang hebat
“Aku merasa beruntung jadi anak orang kaya saat ada kejadian seperti ini.” gumam Joon Ha
Ji Yi melambikan tanganya di depan wajah Ji Yi yang terlihat melamun saat mereka sedang berbicara, Joon Ha pun tersadar, sambil meminta maaf karena tak bisa datang ke rumah temanya. Ji Yi meminta Joon Ha untuk membawaka hadiah permintaan maaf. Joon Ha menawarkan cincin atau rumah. Ji Yi meminta pemanggang roti.Joon Ha janji akan membelikan yang mahal, lalu ponselnya berdering terlihat nama badan amal. Ji Yi heran dengan si badan amal yang selalu menelp Joon Ha berpikir temannya itu banyak sekali menyumbang. 

Sang ibu sedang mengunakan masker sambil tidur mengeluh harus menelpnya sampai dua kali, Yoon Ha sudah duduk didepan meja rias sambil meminta maaf. Sang ibu bertanya apakah make upnya sudah selesai, Yoon Ha membenarkan.
“Kali in lakukan dengan baik. Kenapa sulit sekali masuk hati para pria?< Jika kau ditolak lagi kali ini, Aku tidak mau menjodohkanmu lagi.” ancam ibunya.
Yoon Ha hanya benggong menatap kaca, Chang Soo melatih otot lengannya dengan berlatih barbel, ponselnya terdengar pesan masuk “Kita ubah tempat ketemuan. Ketemu di lobi kafe. Aku tidak suka tempat ramai.”

Ji Yi langsung terpana melihat Joon Gi yang masuk ke dalam ruangan, Joon Gi melihat suasana kantor masih sama dan menanyakan dimana mejanya. Sang manager menunjuk ke meja yang kosong, ponsel Joon Gi berdering si direktur kembali menelp dan keluar dari ruangan.
Si Manager terlihat iri karena Joon Gi bisa dekat dengan direktur. Ji Yi tak bisa menahan rasa bahagianya bisa melihat Joon Gi, Si manager yang melihat Joon Gi merasa untuk bisa bertahan dalam kehidupan, memang butuh koneksi yang bagus. Ji Yi yang tersenyum bahagia ditegur manager lainnya untuk cepat pergi. 

Chang Soo menelp Joon Gi memujinya yang rajin karena masih ada dikantor, lalu menceritakan tak bisa menelp ibunya karena mungkin ada disalon jadi meminta Joon Gi untuk mencari foto Jang Yoon Ha dari Tae Jin Grup.
“Kau akan bertemu dengannya kenapa butuh gambarnya?” komenter Joon Gi
“Barusan ada pesan untuk pindah tempat bertemu darinya. Perasaanku tidak enak. Aku harus melihat wajahnya dulu.” jelas Chang Soo
“Aku butuh informasi untuk mencarinya. Berapa usianya? Lalu sekolahnya?” tanya Joon Gi 

Yoon Ha diberikan sederet baju untuk di pilih, melihat seorang paman yang menemeninya menyuruh pulang saja. Sang paman tak ingin karena harus mengantarnya sampai ke hotel tempat petemuan.
“Paman...Kau adalah orang yang bahkan akan mengambilkan bintang dari langit jika ibuku minta.” komentar Yoon Ha sambil memilih pakaian yang digantung
“Dia bukan orang yang akan meminta hal gila seperti itu.” balas si paman
“Aku iri satu hal pada ibuku. Ahjussi tahu, yaitu ibuku memiliki kau” kata Yoon Ha lalu memilih salah satu dressnya. 

Setelah mengunakan pakaian hitam dengan roknya, Yoon Ha berlari keluar dari salon, si paman berteriak memanggilnya sambil mengejarnya. Yoon Ha berhenti memohon pada paman supaya bisa membiarkan dirinya untuk bernafas. Si paman tak bisa dan akan tetap mengantarnya.
“ Jika ahjussi terus mengikutiku seperti, Aku akan membocorkan semua rahasiamu.” kata Yoon Ha memgancam dengan mengedipkan matanya.
Chang Soo sedang bersiap-siap untuk kencan buta, ponselnya kembali berdering Joon Gi memberikan foto saat Joon Ha masih kecil dan susah payah mencarinya karena kurangnya informasi tapi ia juga memberikan bonus dengan foto keluarga Jang. 

Jang Ye Won yang melihat Jang Kyung Joon datang keruangannya langsung menyindir karena tak membantu ibu mereka untuk melakukan mempersiapkan bazar. Kyung Joon menceritkan dirinya tak bisa membantu jadi sudah mengirimkan uang dan yakin ibunya itu sangat senang dengan hadiahnya.
“Ada orang yang lahir dengan emas dan bisa melakukan apapun yang dia mau. Mereka bahkan dipuji saat melakukan kesalahan Dan ada juga orang berlarian seperti orang gila dan diberitahu untuk puas terhadap apa yang dia miliki. Kau pasti senang. Lahir bernama dengan emas” komentar Ye Won sinis
“Berapa banyak lagi sampai membuatmu puas? Apa kau akan puas setelah mengambil semua milikku?” balas Kyung Joon duduk dipinggiran sofa.
“Kalau begitu coba berikan padaku dan kita lihat apa aku puas atau tidak.” kata Ye Won menantang.
“Aku tidak penasaran dengan hal itu. jadi aku tidak perlu memberikannya padamu.” tegas Kyung Joon.
Ye Won terdiam lalu bertanya untuk apa Kyung Joon datang kekantornya, Kyung Joon membahas seorang yang melakukan protes di depan gedung. Ye Won merasa tak ada hubungannya dengan Kyung Joon. Tapi Kyung Joon menegaskan kalau TaeJin Company itu termasuk ke dalam TaeJin Grup dan dirinya itu sebagai wakil direktur dari Tae Jin Grup.
“Bukankah Taejin Company bebas dari protes dan tuntutan hukum? Kita telah menjaga posisi ini sangat lama. Aku mendengar hal yang aneh hari ini.”kata Kyung Joon
“Kalau begitu lindungi perusahaanmu. Ini semua karena kau goyah oleh pekerja paruh waktu yang kau dengar hampir bangkrut.”ucap Ye Won sinis

“Jangan lupa aku juga anak ayah. Pikirkan apa yang telah ayah lakukan dan apa yang telah ayah lakukan pada saudaranya. Jika aku punya kekuatan untuk melakukan hal yang sama sepertimu, mari kita rundingkan bersama. Tapi kalau tidak Kau akan tamat.” ucap Kyung Joon memperingatkan dengan berjalan dibelakang kursi
“Ayahlah yang berhak menentukan aku akan tamat atau tidak. Ayah tetaplah pemegang kekuasaan tertinggi. Kita semua tahu dia akan menghabisi nyawa orang yang berani mengganggu kekuasaanya. Jangan anggap dirimu pengecualian. Ini masih eranya ayah.” tegas Ye Won berdiri bahkan mengejek dengan merapihkan dasi Kyung Joon. 

Nyonya Min melihat wajahnya yang terlihat lebih muda, si pegawai memberithu wajahnya Nyonya Min itu tak terlihat seperti operasi plastik, menurutnya apabila beberapa tahu yang lalu Nyonya Min datang mungkin wajahnya terlihat seperti berusia 40 tahun selamanya.
“Apa hebatnya hidup seperti berumur 40an?” komentar So Hyun duduk diatas tempat tidur.
“Anda masih muda jadi tidak akan tahu. Bagi wanita, usia 40 adalah usia emas.”  jelas si pegawai
“Itu adalah sesuatu yang dikatakan dokter untuk pasiennya yang sudah tua untuk mencegah mereka tahu bahwa mereka tidak bisa membuatnya lebih muda lagi.” pikir So Hyun
Nyonya Min mulai berdandan, So Hyun merasa Ye Won tak akan datang dan mungkin tak akan bisa mengambil alih tempat Kyung Joon. Ibunya menyuruh So Hyun berpikir sebelum berbicara. So Hyun selfie dengan caption dirinya hanya suntik vitamin saja, Nyonya Min menegur karena So Hyun tak sadar juga setelah dimarahi.
“Aku melakukan hal ini untuk orang normal supaya tidak mengutuk keluarga kita. Aku juga punya fans. Jadi banyak gadis yang memakai pakaian yang sama denganku.” jelas So Hyun
“Kau masih tidak sadar juga setelah pertunanganmu berakhir karena terlalu banyak main-main? Jika ayahmu tahu, kau akan kehilangan semua sahammu.” jelas Ibunya

“Akan kupastikan ayah tidak tahu. Dan tolong jangan bicarakan pertunangan yang gagal. Itu membuatku sedih.” pinta Soo Hyun, Sang Ibu mengajak So Hyun cepat pergi karena ayah meraka akan makan siang dirumah.
“Dan ada yang harus kulakukan. Jadwalku sangat padat. Kelihatannya Ye Won menganggap enteng janji denganku.” cerita Nyonya Min
“Tiba-tiba saja aku merinding. Unni mendapatkan nilai minus. Jadi dia turun 1 poin dari daftar ahli waris.” kata So Hyun
“Dia bahkan tidak ada dalam daftar. Kalian harusnya tahu bahwa Kyung Joon bukanlah orang yang bisa kalian lawan. Siapa yang kau ajak bercanda?” tegas ibunya, So Hyun merasa merinding mendengarnya. 

Seorang wanita dengan mini dress dan terlihat norak menyapa Nyonya Min yang baru keluar dari tempat operasi plastik. Nyonya Min melihat Ye Won yang datang padahal tadinya tak bisa datang. Ye Won ingin menjelaskan tapi si wanita muda menyerobot ucapan Ye Won.
“Merawat kulit adalah pekerjaan. Penting baginya untuk melakukan perkerjaan. Kau terus merawatnya tanpa henti.” komentar Si wanita dengan sinis, Ye Won pamit masuk ke dalam lebih dulu
“Hyungnim....Sudah 3 wanita bulan ini. Wanita pertama adalah pelayan restoran yang datang untuk bermain golf sesekali. Matanya benar-benar terbuka lebar, Seperti wanita bodoh tanpa otak, dia datang dan langsung komplain.” ucap si wanita, Nyonya Min seperti engan mendengarnya, memilih untuk berjalan
“Kau seharusnya berterima kasih padaku, Aku menghajar semua wanita itu dan melindungi tempat disamping direktur tempatmu berada” tegas is wanita dengan bangga.

Paman datang menyapa Nyonya Min dengan pangilan “nona”, si wanita terlihat marah karena paman tak menyapanya padahal ada didekatnya dan menyindir dengan panggilan “nona” padaha Nyonya Min sudah tak muda lagi. Nyonya Min melirik dan agak memiringkan badannya, sipaman hanya bisa meminta maaf.
“Hyungnim, ini semua karena kau selalu meremehkanku, membuat orang disekitarku jadi lancang.”keluh Si wanita
“Aku pikir kita tidak sedekat itu untukmu memanggilku hyungnim. Pak Hong sudah tua,Dia bukan orang yang harus menunjukkan rasa hormatnya pada wanita yang jauh lebih muda. Tolong hormati dia.” jelas Nyonya Min dengan nada tinggi
“Kau agak terpelajar. Aku tidak iri sama sekali. Memangnya kenapa kalau kau adalah istri pertama? Ini bukan jaman Joseon dimana selalu istri pertama yang diperhatikan. Jika aku adalah dirimu, aku pasti akan mencari pria yang lebih muda.” bisik Si wanita dengan nada mengejek lalu masuk ke dalam tempat perawatan
Tuan Hong meminta maaf karena seharusnya datang lebih awal. Nyonya Min menahan air matanya bertanya apakah makan siangnya sudah siap. 

Nyonya Min duduk dimeja makan dengan suaminya yang sudah makan lebih dulu, setelah mencoba makanan ia berkomentar kalau makanan tak seenak minggu lalu tapi mereka harus memakanya sampai akhir bulan. Tuan Jang mengeluh istrinya yang banyak bicara, lalu berkomentar terlalu pedas untuk kimchinya, Nyonya Min meminta pelayan untuk mengantinya lalu meminta suaminya untuk makan sup lebih dulu.
“Kau hanya omong kosong. Jika aku bilang akan makan siang, seharusnya kau memeriknya semuanya lebih dulu.” tegur Tuan Jang, Nyonya Min hanya bisa meminta maaf.
“Aku telah mengatur kegiatan amal untukmu tapi tidakkah dirimu terlalu meremahkan pekerjaan rumah?” sindir Tuan Jang
“Aku sudah mencoba semampuku. Berhenti keras kepala. Kesabaranku ada batasnya. Aku bertemu Han Nam Dong. Aku akan diam tentang pertemuanmu dengan para wanita. Kau bisa bertemu mereka sesukamu.” tegas Nyonya Min menahan air matanya, Suaminya menyuruh istrinya untuk diam.
“Kau lakukan apapun semaumu, lagipula bukan hanya Han Nam Dong yang kau punya.” kata Nyonya Min yang tahu suaminya itu tukang selingkuh.

“Raja, dengan kata lain adalah aku, boleh melakukan apapun semau mereka. Kau hanyalah orang yang hidup mewah sebagai ganti kebebasanku melakukan apapun.” tegas Tuan Jang
Nyonya Min merasa tak ada hebatnya dengan orang yang hidup mewah, Tuan Jang langsung menantang Nyonya Min untuk pergi saja kalau memang tak ingin hidup dengannya sambil berteriak. Nyonya Min merasa tak takut karena dirinya hidup seperti ini bukan keinginanya. Tuan Jang langsung menjatuhkan semua piring di atas meja.
“Kau bodoh! Kau benar-benar tidak mengerti?! Apa aku harus mengajarimu lagi? Aku itu raja. Jika kau ingin hidup denganku, tidak ada orang yang lebih tinggi dariku!” teriak Tuan Jang berdiri sambil bertolak pinggang
“Jika kau adalah raja, aku adalah ratu. Aku juga tidak bisa hidup seperti ini.” tegas Nyonya Min lalu keluar dari ruang makan dengan menahan air matanya. 

Nyonya Min menahan tangisnya didalam mobil, Kyung Joon menelp ibunya bertanya apakah bazzarnya berjalan lancar. Nyonya Min mengatakan akan segera melakukan rapat persiapan. Kyung Joon meminta ibunya memberitahu apabila membutuhkan sesuatu.
“Kau pasti sibuk dengan urusan perusahaan. Tidak usah mengkhawatirkanku.”kata Nyonya Min
“Mengkhawatirkan ibu juga pekerjaanku.Tapi ibu... tolong kunjungi Hae In akhir pekan ini. Tadi aku menghubunginya dan kelihatannya dia sedang kesulitan.” pinta Kyung Joon.
“Pasti sulit untuk anak sekecil itu. Kedua orang tuanya bercerai dan harus pergi keluar negeri. Jangan khawatir. Aku akan menjadi ayah untuknya.” kata Nyonya Min
Kyung Joon langsung mengucapkan terimakasih, Nyonya Min merasa tak perlu karena setelah rapat persiapan akan langsung pergi ke New Jersey. Kyung Joon pun mengucap salam untuk bertemu di rumah lalu menutup telpnya.
“Ayo berangkat. Ini tidak seperti hidupku akan berubah jika aku menangis dan meronta.” ucap Nyonya Min menahan air matanya menatap jendela, Tuan Hong yang mendengarnya terus mengendarai mobilnya. 

Di depan hotel,
Chang Soo merasa sedikit gugup karena harus menikah, Joon Gi yang duduk disampingnya Chang Soo itu pasti sedang bercana. Chang Soo yakin akan menikah karena kakaknya itu sudah membuatnya marah. Joon Gi mengerti saja dan akan segera memparkir mobil. Chang Soo merasa Min Jung itu sangat beruntung hari ini.
“Kelihatannya kau sangat tegang, Joon Gi!” goda Chang Soo dengan memegang paha Joon Gi
“Sebentar lagi tinjuku akan melayang.”kata Joon Gi mengancam, Chang Soo tertawa karena Joon Gi itu memang benar laki-laki.
“Aku hanya akan bicara sebentar lalu pergi ke Food Market. Hari ini hari pertamaku.” jelas Joon Gi, Chang Soo merasa tak inin tahu lalu turun dari mobil.

Yoon Ha menganti baju dan sepatunya dengan sandal biasa, make upnya pun lebih smokey dengan jepitan menempel di rambut sedikit acak. Joon Gi baru masuk hotel dari parkiran melihat Yoon Ha yang berjalan di depannya dengan celana robek dan sandal flat sambil meniup permen karet.
Ketika di depan lift, mata Joon Gi terlihat ingin cuek tanpa mau melirik pada Yoon Ha yang sedang menunggu lift. Saat pintu lift terbuka di depan Joon Gi, Yoon Ha berlari masuk ke dalam lift lebih dulu.
Yoon Ha melihat ke luar lift, Joon Gi yang ada di depannya melirik kearah Yoon Ha yang dibelakanganya, matanya menatap pakaian Yoon Ha dengan celana robek dan juga sandal. Lalu Yoon Ha lebih dulu keluar dari lift setelah sampai di lantai yang dituju. 

Chang Soo menunggu dengan meminum air putih, terlihat gugup melihat wajahnya dari ponselnya. Yoon Ha langsung duduk di depan Chang Soo sambil membuat balon dengan permen karetnya. Chang Soo binggung siapa wanita yang ada didepannya. Yoon Ha merasa udah tahu Chang Soo sedang menunggunya lalu memperkenalkan namanya. Chang Soo menghela nafas melihat gaya Yoon Ha datang pada saat kencan.
Seorang pelayan datang membawa air putih bertanya apakah akan memesan, Chang Soo memutuskan akan memesannya nanti.
“Apa kau mengganti lokasi untuk melakukan hal seperti ini?”ucap Chang Soo menuduhnya.
“Ini pertemuan pertama kita. Jaga sikapmu.” perintah Yoon Ha ketus
“Apa kau baru lulus SD dan mau pergi kesuatu tempat setelah ini? Aku sudah mencoba mencari informasi tentangmu tapi tak bisa.” pikir Chang Soo heran, Yoon Ha membuang permen karetnya dan menaruhnya di meja.
“Karena kau bicara informal, Aku juga akan begitu. Kau sangat membosankan. Tak ada alasan untuk main-main.” komentar Ye Jin menatap Chang Soo didepanya.
“Kau berkencan dengan orang yang tidak disetujui keluargamu dan Kau melakukan pertunjukan seperti ini supaya aku menolakmu. Oh atau harus kubilang, aku yang ditolak?” pikir Chang Soo
“Aku tidak punya pacar tapi alasannya sama. Jangan bahas pakaian dan kelakuanku. Bilang saja kau tak menyukaiku. Bilang pada kalau aku tidak sopan.” jelas Yoon Ha memohon
Chang Soo tertawa karena Yoon Ha masih berbicara informal padahal sedang minta tolong dan menyuruhnya menjaga sikap karena Yoon Ha itu lebih mudah dua tahun darinya. Yoon Ha merasa kalau Chang Soo itu tak ada yang ingin dikatakan jadi membawa-bawa umur dalam masalah ini . 

“Banyak yang ingin aku katakan. Kau berurusan dengan orang yang salah. Aku akan bilang pada keluargaku bahwa aku sangat menyukaimu. Aku akan bilang pada mereka aku akan menikahimu.”ucap Chang Soo berdiri sambil mendekatkan wajahnya pada Yoon Ha 
“Aku bisa bilang kalau aku tidak mau.” tegas Yoon Ha sambil mendongkan kepalanya.
“Kau ada dalam keluarga dimana kata-katamu tidak didengar. Karena itulah kau melakukan hal seperti ini. Kau terlalu lemah. Kau payah. Lihat cara dudukmu di meja makan. Kau tahu apa yang paling tidak aku sukai didunia? “Dimanfaatkan, Dikelabuhi.” tegas Chang Soo duduk kembali.
Yoon Ha meminta maaf, Chang Soo mengingatkan kalau dunia tidak sebaik yang dipikirkan dan tak seharusnya mengunakan rencana yang tidak mungkin berhasil, menurutnya apabial Yoon Ha meminta tolong baik-baik pasti akan mendengarkannya.
“Aku sangat baik dalam menuruti seorang gadis.” tegas Chang Soo lalu berdiri dari bangkunyaYoon Ha ikut berdiri, Chang Soo menyindir Yoon Ha yang ikut berdiri, Yoon Ha memberitahu akan pulang.

“Keluarlah setelahku, aku tidak ingin berjalan bersamamu.Jangan pernah muncul dihadapanku lagi.” perintah Chang Soo ketus
“Kau bilang kau akan memberitahu keluargamu kau akan menikahiku.” kata Yoon Ha menahan Chang Soo pergi
Chang Soo mengejek Yoon Ha itu pura-pura polos dan menegaskan kalau tadi hanya menakutinya saja. Yoon Ha tersenyum sambil mengucapkan terimakasih. Chang Soo langsung menyiram air diatas kepala Yoon Ha sambil berbisik tak ada yang gratis dalam dunia ini lalu berjalan pergi.
Ketika menuruni tangga hotel, Chang Soo menelp ibunya memberitahu kalau anak dari Taejin grup itu psyco dan sengaja membuatnya marah, serta sudah punya pacar. Dengan sombong menyuruh Yoon Ha belajar lagi dalam hal kehidupan karena ia tak hanya menyiram air saja. 

bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar