PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 09 Juni 2015

Sinopsis High Society Episode 2 Part 2


Yoon Ha baru keluar tak sengaja bertemu dengan Joon Gi, memberikan hormat sebagai atasan. Joon Gi lalu berjalan lebih dulu, Yoon Ha memanggilnya dengan panggilan Manager. Joon Gi berhenti berpikir Yoon Ha ingin protes tak membalas salamnya lagi. Yoon Ha mengatakan bukan itu, lalu berbicara sendiri kalau Joon Gi pendendam dan mengucapkan “sampai jumpa” tapi akhirnya Yoon Ha kembali memanggilnya.
“Apa anda ada waktu akhir pekan ini? Jika anda punya waktu, anda mau makan malam bersama?”ucap Yoon Ha
“Kenapa?” tanya Joon Gi
“Apa? Anda tidak punya waktu?”ucap Yoon Ha bertanya balik
“Aku tanya "Kenapa?" dan "Anda tidak punya waktu" bukanlah jawaban pertanyaanku.”ucap Joon Gi, Yoon Ha binggung memilih untuk meminta maaf lalu pamit pergi, Joon Gi berteriak merasa dipermainkan

“Apa maksudmu? Pasti ada alasan kenapa kau mengajakku makan malam sampai 2 kali. Kau menyukaiku?” kata Joon Gi blak-blakan
“Bukan seperti itu. Aku hanya ingin tahu.Ini adalah pertama kalinya aku penasaran seperti ini.”jelas Yoon Ha
“Orang biasanya bilang "ini adalah pertama kalinya" dan akhirnya jadi kebiasaan buruk.” balas Joon Gi
Yoon Ha mengakui kalau mengatakan hal ini mungkin dirinya bisa terancam mati, lalu menengok kanan dan kiri melihat sekeliling. Ia memberitahu kalau Ji Yi itu menyukainya, Joon Gi mengaku dirinya sudah tahu, Yoon Ha melonggo, dan berpura-pura sudah menduganya kalau Joon Gi pasti tahu hal itu.
“Karena itu kau ingin mengadakan makan malam untukku dan Ji Yi?” ucap Joon Gi yang tahu rencananya, Yoon Ha mengangguk
“Apa kau juga akan datang?” tanya Joon Gi, Yoon Ha kembali mengangguk
“Lalu bagaimana jika malah aku yang mulai menyukaimu?” kata Joon Gi blak-blakan,Yoon Ha melotot kaget.
“Siapa yang tahu apa yang akan terjadi antara pria dan wanita? Hal yang paling tidak berguna saat ikut campur urusan orang adalah mencoba menjodohkan mereka.” tegas Joon Gi lalu pamit pergi dan memberitahu dirinya tidak ada waktu akhir pekan ini.
“Wahh... Dia sudah punya beban yang banyak dipundaknya. Tapi dia masih menambahnya lagi dan lagi.” umpat Yoon Ha kesal melihat Joon Gi pergi meninggalkanya. 

Di Villa
Yoon Ha berjalan bersama Kyung Joon bertanya alasan kakaknya ingin bertemu di Villa. Kyung Joon menceritakan akhir-akhir ini banyak penguntit. Yoon Ha menduga itu kakak perempuannya atau suruhan dari ayahnya. Kyung Joon mengatakan bukan mereka tapi memang itu resiko dari pekerjaanya tapi sangat menikmati peperangan ini.
“Aku... Ada yang bilang padaku untuk tidak ikut campur urusan orang. Kenapa, Oppa akan menghajarnya?” cerita Yoon Ha sambil berjalan dengan Kyung Joon
“Apa dia mengeluh padamu? Apa dia melakukan sesuatu?” tanya Kyung Joon terdengar panik
“Tidak. Aku akan mengurusnya sendiri. Hal yang paling tidak berguna saat ikut campur urusan orang adalah mencoba menjodohkan mereka.” jelas Yoon Ha
“Itu tidak salah, tapi dia tidak menemuimu hanya sekedar sebagai "pria dan wanita". Ada urusan lain diantara kalian, Jika dia melakukan hal itu padamu, dia juga melakukannya padaku.” pesan Kyung Joon
“Kenapa Oppa begitu baik padaku? Dulu kau tidak pernah tertarik padaku.” tanya Yoon Ha heran menatap Kyung Joon yang berhenti berjalan. 

Yoon Ha lalu duduk merasa sudah terbiasa kesepian dirumah jadi selalu mengabaikannya. Kyung Joon mengatakan karena sudah tua. Yoon Ha menyimpulkan karena sudah tua jadi bersikap baik.
“Karena umur, perceraian, gagal dalam bisnis, dan dihianati orang. Bukan aku yang salah tapi aku yang disalahkan. Bahkan jika aku mengatakan sesuatu, mereka akan langsung bilang "Memangnya kau tahu apa?"” cerita Kyung Joon tentang kehidupanya.
“Ada banyak yang terjadi saat kau tua.” pikir Yoon Ha
“Kenapa kau hidup seperti ini?” tanya Kyung Joon
“Tetap saja. Jangan berbuat baik padaku.” pinta Yoon Ha merasa tak nyaman
Kyung Joon duduk disamping Yoon Ha merasa tak ada yang salah dengan dirinya yang berbuat baik. Yoon Ha merasa tidak sedang bercanda, menurutnya orang-orang dirinya itu membawa sial karena Orang yang mencintainya selalu menghilang dan berusaha keras untuk tak menyukainya.

Sang Kakak mengartikan Yoon Ha itu sudah menyukainya, dirinya sadar terlalu populer dikalangan wanita jadi tak tahu apa yang harus dilakukanya. Yoon Ha tertawa dengan bercanda kakaknya, ia berharap waktu untuk kakaknya akan segera datang dan tak ingin seperti ayahnya.
“Aku tidak bisa menjaminnya. Awalnya ayah juga tidak seperti itu Sepertinya dia telah melewati banyak hal melebihi aku, dan jadi seperti ini. Aku tidak percaya diri, untuk tetap seperti ini.” kata Kyung Joon .
“Oppa pasti bisa karena oppa orang yang baik, dan hangat.” puji Yoon Ha menyakinkan kakaknya.
“Aku dengar orang yang hangat tidak seharusnya melakukan bisnis, dia cukup merayu istri dirumah.” komentar Kyung Joon
“Jangan percaya itu. Aku percaya oppa. Aku tidak punya panyak kekuatan, tapi akan kuberikan semuanya untukmu. Dan ini rahasia, tapi... Aku punya penghasilan rahasia. Aku juga membeli saham perusahaan kita.” akui Yoon Ha yang membuat Kyung Joon tak percaya

“Aku tidak pernah menggunakan uang yang diberikan oleh keluarga ini lalu menabungnya. Tahun depan, uangnya akan terkumpul Lalu, aku akan meninggalkan rumah ini. Aku melakukannya tanpa sepengetahuan siapapun. Aku punya teman ditempat kerja paruh waktuku dan berencana membuat usaha dengannya.” cerita Yoon Ha dengan senyuman sambil berdiri menatap Kyung Joon
“Sepertinya kau tidak membutuhkanku untuk bertahan.” komentar Kyung Joon
“Aku berkerja paruh waktu untuk hidup, Karena itu meyakinkanku bahwa orang tidak berguna juga menjalani kehidupan. Tapi kita manusia, Kita membutuhkan arti dari orang lain dibandingkan sekedar hidup.” ucap Yoon Ha
Kyung Joo tersenyum, sudah lama tak mendengar kata "arti", "mimpi". dan "harapan" dan menurutny sedikit mengganggunya. Yoon Ha meminta kakaknya tak mengejeknya, Kyung Joo tersenyum mengajak Yoon Ha makan dan mengodanya akan bertemu dengan pria penuh harapan setelah makan. 

Joon Gi duduk dipinggir sungai Han dengan sepedanya, sambil menelp ia mengejek Chang Soo yang sekarang antusias dengan perusahaan. Chang Soo menyangkal karena menurutnya bukan antusias jika hanya ingin ke tempat pembangunan
“Ada yang tidak kau ceritakan padaku, Jang Yoon Ha... Bagaimana bisa kau kenal dengan pekerja paruh waktu itu?” tanya Joon Gi
“ Aku tidak ingin membicarakannya.” kata Chang Soo malas
“Bukankah kau kesana karena ingin bertemu dengannya?” dugaan Joon Gi
“Kenapa mengajak bertengkar hanya karena aku ingin produktif sesekali?”teriak Chang Soo kesal
“Aku tidak kesana. Kau bisa melihat-lihat jika kau mau, Karena kau kesana aku mau istirahat saja.” ucap Joon Gi
“Berhenti naik sepeda. Kau pikir bisa mengalahkanku jika latihan terus?” ejek Chang Soo lalu menutup telpnya.
Joon Gi mengingat saat balapan dengan Chang Soo dengan sengaja ia menekan rem supaya bisa melambat dan membiarkan Chang Soo menang darinya, tatapanya terlihat penuh misteri yang ada didalam hatinya. 

Ye Won kembali ke dalam ruanganya, semua barangnya sudah dimasukan ke dalam kardus oleh pihak kejaksaan. Tuan Jang menonton berita dari ruanganya.
“Sekilas berita, Jaksa penuntut umum sedang melakukan pemeriksaaan seputar Taejin Company, Anak perusahaan Tae Jin Company, dan In So Company dan semua pihak yang berhubungan. Ada banyak yang harus diperiksa oleh jaksa penuntut.Presdir dari Tae Jin, Jang Won Sik, akan diperiksa oleh jaksa penuntut.”
Tuan Jang langsung mematikan TV dan meminta sekertarisnya untuk memanggil Kyung Joon, wajahnya terlihat tegang

Seorang pelanggan datang, Ji Yi yang sedang mendorong trolly barang memberitahu pelanggan kalau Itu adalah jelly kacang hijau organik. 100% organik, Si Nyonya mencobanya dan terlihat ingin muntah karena rasanya yang aneh. Ji Yi mencobanya dan merasa rasanya baik-baik saja.
“Kau bilang rasanya baik-baik saja? Apa kau itu temanku? Siapa yang bilang kau boleh mengunakan bahasa Informal padaku?”teriak si Nyonya sampai semua pelanggan lain menengok, Ji Yi hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Rasanya baik-baik saja, Jadi maksudmu aku cari gara-gara tanpa alasan?” teriak si Nyonya
“Tidak. Kenapa juga anda harus cari gara-gara tanpa alasan? Maksud saya adalah cita rasa saya terlalu rendah, jadi semua hal terasa enak.” jelas Ji Yi merendahkan dirinya sebagai pelayan
“Bagiku, jika aku datang ketempat seperti ini, Aku suka barangnya tapi aku tidak suka yang menjual. Aku tidak bisa.” kata Si Nyonya Sinis 


Yoon Ha yang sedang membawa roti melihat, Ji Yi yang kena omel pelanggan. Ji Yi meminta maaf, Si Nyonya malah menghinanya seperti Gisaeng ("wanita pengibur korea") dan lebih cocok berkerja dibar. Yoon Ha datang memberitahu dirinya adalah pekerja ditempat itu juga. Ji Yi menahan Yoon Ha untuk tak membelanya.
“Anda boleh menghina semua makanan yang anda beli tapi tidak boleh menghina penjualnya.” tegas Yoon Ha
“Pembeli itu raja. Kau tak tahu itu, tapi bekerja jadi penjual?” teiak Si Nyonya dengan tertawa mengejek
“Dengan logika anda, aku juga raja ditoko lain, Kita berdua raja, sekarang bagaimana? Minta maaf. Beraninya anda bilang temanku ini cocok bekerja di bar? Wajah anda juga tidak cantik-cantik amat.” kata Yoon Ha membalas dengan ejekanya.

Si Nyonya melepaskan tasnya lalu ingin menamparnya tapi yang terjadi si nyonya malah jatuh dengan menimpa kardus makanan lain. Yoon Ha dan Ji Yi hanya bisa melotot kaget karena awalnya hanya mencoba menghindar. 
Kantor polisi
Polisi menanyakan tanggal lahir, Ji Yi menjawab 11 mei 1989 dan shio Kerbau, polisi tertawa karena tak ada yang bertanya shionya. Yoon Ha memberitahu kalau si nyonya yang lebih dulu menghinanya. Si polisi menyuruh Yoon Ha menuntut saja. Keduanya saling menatap, Ji Yi meminta maaf tapi Yoon Ha merasa temanny tak perlu meminta maaf.
“Permisi. Saya adalah manajer Food Market. Wanita itu memutuskan untuk menarik tuntutan.” kata Joon Gi datang membawa surat,Yoon Ha dan Ji Yi yang tadinya melonggo bisa tersenyum karena bisa bebas sekarang. 

Di depan kantor polisi
Joon Gi mengajak keduanya untuk ikut dengannya supaya meminta maaf. Yoon Ha dengan tegas menolaknya, Ji Yi memohon supaya Yoon Ha mengikuti saja. Yoon Ha tetap pada pendiriannya tak ingin meminta maaf. Joon Gi merasa Yoon Ha selalu membuat masalah. Yoon Ha membela diri tak membuat masalah apapun.
“Apa ini namanya membuat masalah? Ini baru pertama kali.” kata Yoon Ha tak terima
“Lalu kenapa menurutmu kau telah membuat masalah?” balas Joon Gi
“Kemungkinan karena anda salah sangka tentangku.” ucap Yoon Ha
“Jika kau ingin aku tidak salah sangka, ayo minta maaf.” perintah Joon Gi
“Aku tidak mau. Aku tidak salah apa-apa. Memangnya boleh mengejek wajah orang lain? Bukan kami dulu yang menantang berkelahi.” jelas Yoon Ha membela diri
“Lalu, kau ingin dipenjara karena kekerasan fisik?” teriak Joon Gi tak bisa menahan emosinya
Ji Yi langsung menjawab tak mau dan akan meminta maaf lalu mengajak Yoon Ha untuk meminta maaf. Yoon Ha tahu apabila sudah ada pembatalan tuntutan maka wanita itu tak mungkin menuntut mereka lagi. Joon Gi dengan nada tinggi ada satu syarat kalau tuntutan dicabut adalah mereka meminta maaf. Yoon Ha tetap tak mau. 

“Jang Yoon Ha....Kau dipecat. Perusahaan... Tidak bisa melindungimu lagi.” kata Joon Gi berjalan mendekatinya, Yoon Ha menatap Joon Gi dengan mata berkaca-kaca.
“Aku pekerja paruh waktu. Perusahaan tidak pernah melindungiku. Jangan bertindak seolah telah baik padaku selama ini.” balas  Yoon Ha berjalan mendekati Joon Gi yang sudah berjalan pergi
“Melihatmu bicara tentang kehidupan sosial, aku mengerti kenapa kau bersikap seperti ini.” sindir Joon Gi
“Apa aku harus membuang harga diriku ketempat sampah?” kata Yoon Ha dengan wajah lugunya
“Kau tau apa itu harga diri? Harga diri adalah saat kau tidak disakiti orang lain. Harga diri Jang joon ha hanyalah untuk pajangan. Tidak usah datang mulai besok. Apa yang akan kau lakukan, Lee Ji Yi?” teriak Joon Gi
Ji Yi masih memohon Joon Gi untuk mengajaknya pergi bersama-sama. Joon Gi menyindir keduanya seperti teman yang masuk  kamar mandi bergandengan tangan, lalu mengatakan sekali lagi kalau Yoon Ha itu tidak merasa menyesal. Yoon Ha pun menyuruh Ji Yi pergi saja. 

“Grup tidak melakukan korupsi. Mereka mencoba membuat korupsi perseorangan sebagai korupsi Grup.” jelas Kyung Joon menemui ayahnya
“Fakta bahwa mereka melakukannya bersama-sama sangat penting.” balas ayahnya
“Aku sedang mengerjakannya, jadi mereka akan menyerah setelah ini. Ayah akan terlihat bertanggung jawab jika datang kepengadilan dengan percaya diri.” ujar Kyung Joon
Sang ayah berpikir mereka harus hidup dengan tidak nyata dan Hanya orang rendahan yang menarik orang lain. Kyung Joo pikir dengan Konsep masuk rumah sakit atau menggunakan kursi roda kelihatannya berguna. Tuan Jang tak suka akanya mengajari masalah itu lalu memintanya untuk menutupi masalah Ye Won dan memperingatkan untuk tak membuat keributan ketika sudah ada masalah besar.
“Kenapa kau menyelidiki hal itu?” kata Tuan Jang sinis
“Apa ini juga... ayah sudah tahu? Masalah ini, gunakan kesempatan ini untuk membersihkan wajah perusahaan.” kata Kyung Joon
“Kau ini. Saat ini masih menjalani ujian.” teriak Tuan Jang
“Apa ujian ini ada akhirnya?” balas Kyung Joon
“Itu kata-kata orang rendah!” teriak ayahnya lalu keluar ruangan, Kyung Joon merasa serba salah. 

Ji Yi dan Joon Gi datang membawa bingkisa pada si Nyonya, dengan angkuhnya si Nyonya merasa belum puas dan senang dengan sesuatu seperti ini. Ji Yi hanya bisa memint maaf dua kali. Si Nyonya mengintip isi tas yang diberikan Joon Gi dari supermarket
Di dalam mobil, Joon Gi bertanya dimana rumah Ji Yi, dengan tertunduk Ji Yi meminta Joon Gi menurukannya di kantor saja. Joon Gi setuju dengan wajah dinginnya. Ji Yi yang terlihat gelisah mencoba untuk berbicara.
“Manajer. Karena aku sudah minta maaf, bisakah anda membatalkan pemecatan Yoon ha? Dia orang baik, dan dia tidak pernah bercerita tentang masalahnya, jadi aku tidak begitu tahu.” cerita Ji Yi memohon
“Bagaimana bisa kau tahu dia orang baik jika tidak begitu mengenalnya?” balas Joon Gi dingin

“Tapi... Aku mengerti. Saat kau menyembunyikan banyak hal, itu artinya kau punya banyak kesedihan.” kata Ji Yi merasa seperti itu juga
“Jika dia menyembunyikan banyak hal, itu artinya dia orang yang mencurigakan.” kata Joon Gi berbeda pendapat.
“Orang tuaku bercerai saat aku SD. Keduanya sudah menikah lagi, jadi aku tidak punya tempat untuk dituju. Aku baru bisa menceritakannya  5 tahun lalu. Aku mengatakan ini karena khawatir pada anda. Orang yang jahat pada Yoon Ha akan menderita. Aku sudah mengatakannya berkali-kali, tapi orang-orang itu pasti akan dipecat atau bangkrut.” cerita Ji Yi memperingatinya.
“Lee Ji Yi. Mengkhawatirkan orang lain itu hal yang percuma. Khawatirkan dirimu sendiri.” pesan Joon Gi tersenyum.
Ji Yi bertanya kembali apa Joon Gi benar-benar mecat Yoon Ha. Joon Gi menegaskan kembali akan tetap memecatnya lalu memberhentikan mobilnya karena sudah sampai. 


Yoon Ha sedang olah raga, ponselnya mendapatkan pesan dari tentang foto saat kejadian si nyonya yang menghina Ji Yi dan berpikir akan menuntutnya. Setelah itu ia mengirim pesan pada Kyung Joon untuk mengurusnya. 

Joon Gi dan Ji Yi sudah sampai di kantor terlihat Chang Soo yang baru keluar, Ji Yi turun dari mobil langsung pamit pergi. Chang Soo yang tersenyum diacuhkan begitu saja, merasa tak terima Ji Yi mengabaikannya. Joon Gi pikir Chang Soo terganggu dengan hal itu. Chang Soo langsung menyangkalnya.
“Kau jauh-jauh kesini untuk melihat rekonstruksi Food Market.” ucap Joon Gi sedikit merapihkan baju Chang Soo setelah melihat bangunan baru
“ini untuk menggertak Hyung. Sepertinya dia terlalu santai karena aku selalu tampak tidak melakukan apa-apa.  Seberapa besar dia meremehkanku dengan melakukan itu di rapat?” ucap Chang Soo tak bis melupakan kejadian yang memalukan
Joon Gi mengejek Chang Soo pendendam juga. Chang Soo menegaskan dirinya itu sudah  merasakannya sekali jadi ia tak mau lagi dan akan pergi. Joon Gi  menahannya ingin bertanya bagaimana Chang Soo mengenal Yoon ha. Chang Soo heran Joon Gi tak mengetahuinya. Joon Gi merasa tak mengenalnya. Chang So merasa bosan tak ingin membahasnya. 

Chang Soo pulang mengendarai mobilnya, melihat Ji Yi yang berjalan sendirian memanggilnya dari dalam mobil. Ji Yi masih saja berjalan dengan wajah tertunduk, Chang Soo kesal karena Ji Yi mengabaikanya lagi dan turun dari mobil memanggilnya sambil berteriak, Ji Yi menengok terlihat sesegukan karena menangis. Chang Soo terdiam sejenak.
Ji Yi langsung berjongkok sambil menangis, Chang Soo mendekatinya dengan merasa bersalah lalu memanggil dengan menepuk sepatunya didepan Ji Yi dan bertanya ada masalah apa.
“Apa aku terlihat seperti “Gisaeng”?” tanya Ji Yi mendongakan kepalanya lalu menangis kembali. 

Keduanya sudah ada dikedai pinggir jalan dan Ji Yi mengajaknya bersulang, Chang Soo bersulang tapi tak meminum sojunya, bahkan ia terlihat jijik karena ada ceker ayam didepanya. Ji Yi memakan timun setelah meminum habis sojunya.
“Apa maksudmu kau terlihat seperti gisaeng? Siapa yang bicara seperti itu saat ini? Ketinggalan jaman.” keluh Chang Soo
“Itu tidak membuatku lebih baik. Tentu saja... kau hanya bisa menghibur orang lain juga kau pernah dihibur. Kau tidak pernah dihina selama ini, kan?” ejek Ji Yi
“Apa aku bukan manusia? Apa aku manusia goa? Mana mungkin aku tidak pernah dihina bila hidup ditengah-tengah manusia lain.” teriak Chang Soo lalu berdiri dari tempat duduknya karena marah
“Kau datang kesini untuk menghiburku.” rengek Ji Yi
“Aku juga ingin minum karena aku jadi marah. Aku ada bar yang biasa ku kunjungi. Ayo kesana.” ajak Chang Soo dan dirinya tak nyaman dengan kursi plastik

Ji Yi keluar dari kedai pamit dan langsung pamit walaupun jalannya terlihat sempoyongan. Chang Soo kesal Ji Yi malah pamit padahal mengajak ke bar yang biasa didatanginya. Ji Yi tiba-tiba berhenti berjalan.
“Kenapa kau membohongiku saat pertama kira bertemu? Karena kau pikir aku akan mengejarmu jika tahu kau adalah Direkur?” kata Ji Yi lalu kembali berjalan
“Tidak, bukan seperti itu... Itu hanya bercanda. Kupikir kau akan merasa tidak nyaman jika kuberitahu.” jelas Chang Soo terdengar gugup
“Kau tidak sejahat itu. Kau tau caranya bohong demi kebaikan.” komentar Ji Yi, Chang Soo merasa bukan seperti maksudnya.
“Kau pasti senang karena kaya. Dari caramu tidak nyaman dengan kursi tadi. Bagaimana kehidupanmu? Kau pasti bukan direktur biasa tapi anaknya Presdir. Kau beruntung!” teriak Ji Yi mengejek lalu ingin menyentuh wajah Chang Soo
Chang Soo heran dan mendorong tangan Ji Yi yang menyentuh wajahnya, Ji Yi bercerita dirinya baru pertama kali bertemu dengan Chaebol jdi tidak akan mencuci tanganku sebelum tidur, dan juga akan bercerita pada anaknya kalau sang ibu pernah bertemu dengan Chaebol. Chang Soo tersenyum mendengarnya, lalu mengajak Ji Yi pulang dengan menarik tanganya.

“Wow, kau memegang tanganku! Kau memegangnya! Jackpot!” teriak Ji Yi bahagia. Chang Soo makin binggung dengan tingkah Ji Yi
“Ya, ini namanya hidup, jadi jalani saja. Aku tidak bisa mati begitu saja. Aku harus membayar sewa bulanan dan menabung,Sebentar lagi ulang tahun ibuku, aku harus membelikan hadiah.Banyak yang harus kulakukan.” kata Ji Yi menarik nafasnya untuk memberikan semangat dan mengajak pergi, Chang Soo melonggo
“Kau bilang mau mengantarku. Jika kau mau menahan egomu dan mengendarai mobilmu, aku akan mengalah. Aku bisa hemat uang, dan waktu. Sepertinya menyenangkan.”kata Ji Yi
“Lupakan. Aku tidak mau mengantarmu lagi karena kau seperti ini. Apa kau benar-benar mencoba merayuku?” ejek Chang Soo
“Meskipun aku ingin, aku tidak bisa. Itu tidak realistis. Kau itu Chaebol yang ku lihat didrama. Aku tidak ingin syuting drama, dan tidak punya waktu untuk itu. Aku terlalu sibuk menjalani hidup.” tegas Ji Yi berjalan pergi
Chang Soo berjaln didepannya ingin mengantarnya pulang sesuai yang dikatakan tadi, Ji Yi langsung menolakny, Chang Soo tersenyum melihat Chang Soo yang mabuk. 

Yoon Ha baru saja selesai olahraga, So Hyun datang  mengejeknya anggot keluarga yang beruntung disaat semua keluarga sedang gilakarena berita mengenai perusahaan. Yoon He berpikir klu orang yang yang bis memberi obat adala orang yang sibuk berkeliling supaya bisa memberikan obat lagi. So Hyun sambil pemanasan mengejek adiknya yang mengeluh padahal kerjanya  hanya makan dan berkeliaran.
“Makan dan berkeliaran masih lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidak punya kemampuan dan menggangu orang lain.” sindir Yoon Ha
“Lebih baik aku mati dari pada hidup seperti dirimu.” balas So Hyun dingin
“Aku bertanya karena sangat penasaran. Kenapa kau sangat membenciku?” tanya Yoon Ha dengan wajah serius
“Karena kau menjijikkan. Kau itu seperti anak yang beristirahat dibawah bayangan saat kelas olah raga karena kelelahan. Ibu dan ayah tidak peduli padamu. Kau hidup semaumu. Aku juga ingin bermain-main sepertimu dan  Aku tidak suka berkerja di perusahaan.” ungkap So Hyun iri
“Kau tahu bagaimana rasanya tidak mendapatkan cinta dari orang tua?” tanya Yoon Ha sedih
“Karena itulah kau menempel pada oppa. Supaya bisa mendapat keuntungan saat ayah meninggal.” tuduh So Hyun picik
“Lupakan. Apa gunanya bicara pada orang dengan kemampan berpikir anak usia 7 tahun.” ejek Yoon Ha berjalan pergi.
So Hyun langsung menarik rambut Yoon Ha tak terima kalau dirinya dianggap 7 tahun makan Yoon Ha itu masih balita. Yoon Ha menendang kaki kakaknya dan langsung memelintir tangannya, So Hyun menjerit kesakitan menyuruh Yoon Ha melepaskannya. Yoon Ha malah makin kencang memelintir tangan So Hyun lalu melepasnya. 
“Jika aku itu kau, aku pasti akan minta uang banyak dan menghabiskannya semauku. Kenapa tinggal disini?” ucap So Hyun memegang lengannya yang sakit.
“Kau saja yang pergi. Minta uang dan main-main sana. Jadilah sponsor model kesukaanmu. Kau mau membaur bersama para wanita yang hanya tahu bersenang-senang dan menghabiskan uang?” sindir Yoon Ha
So Hyun ingin menamparnya tapi tangan Yoon Ha bis menahannya dengan sangat erat lalu menegaskan dirinya akan pergi ketika persiapanya sudah sempurna dan akan pergi walaupun nanti So Hyun menahannya, jadi ia memperingatkan kakaknya untuk tidak membuatnya marah selama masih ada dirumah.
“Sungguh pengecut, Tingkatkan kekuatanmu. Tidak ada yang namanya "persiapan yang sempurna", Kau melakukannya meski kesulitan. Kau tidak pernah menyelesaikan sesuatu.” ucap Soo Hyun lalu menarik kembali rambut Yoon Ha sampai terjatuh dan menjulurkn lidahnya. 

Kyung Joon menjemput ibunya dibandara karena merasa bersalah sudah membuatnya kelelahan. Ibunya merasa tak masalah karena tak ada yang tahu kejadian seperti itu lalu bertanya apakah separah itu. Kyung Joon meminta ibunya tidak bertanya. Sang ibu pikir dirinya akan mengkhawatirknya.
Ponsel Kyung Joon bergetar, Yoon Ha kembali mengirimkan pesan “ Lupakan permintaanku tadi. Lagipula aku sudah dipecat.” sementara Yoon Ha sudah menyetir mobilnya. Sang ibu bertanya apakah Kyung Joon memiliki masalah lainnya, Kyung Joon mengatakan tidak ada sambil memasukan ponselnya.
“Tetap saja, senang sekali kau datang kesini menjemputku.” ungkap ibunya senang.
“Sudah lama sekali, apa kita kencan saja?” ajak Kyung Joon lalu mengandeng tangan ibunya.
“Saat seperti ini, pikiranmu harus kuat. Anggap ini semua pelajaran manajemen.” pesan ibunya, Kyung Joon mengerti sambil berjalan dengan ibunya keluar dari bandara. 

Yoon Ha sudah menunggu diteras rumah Ji Yi lalu melihat sesuatu didepannya. Chang Soo yang sedang menyetir tertawa melihat Ji Yi tertidur dan ingin menyentuh untuk membangunkannya, tapi malah berteriak menyuruhnya bangun, akhirnya kakinya dengan sengaja menginjak rem.
Ji Yi terbangun sambil meminta maaf, Chang Soo kembali mengomel karena Ji Yi bisa tertidur didepannya. Ji Yi bertanya apakah sudah sampai, Chang Soo mengatakan sudah sampai, Ji Yi langsung mengucapkan terima kasih dan mencoba membuka sabuk pengamannya.
Chang Soo kesal, tapi saat ingin membantu ia menuduh Ji Yi sedang menipunya supaya bisa menyentuhnya, Ji Yi mengakui dirinya hanya bisa minum setengah botol tapi kali ini minum satu botol lalu menangis, Chang Soo binggung melihat Ji Yi yang menangis. Ji Yi menceritakan dirinya kalau mabuk itu menangi, Chang Soo makin heran, tadi Ji Yi tak menangis.
Ji Yi masih saja menangis sambil berusaha membuka sabuk pengamannya, Chang Soo dengan sedikit menyentuh tangan Ji Yi membantu melepaskanya, dengan memalingkan wajahnya. Ji Yi tertawa karena berhasil, Chang Soo mengeleng-gelengkan kepalanya melihat Ji Yi baru saja menangis lalu tertawa.

“Aku ini cantik, kan? Aku sangat cantik. Ayahnya Yoon Ha berkerja dirumahmu, kan? Dia supir atau pekerjaan lain?” ucap Ji Yi yang membuat Chang Soo melonggo
“Yah.. terserah yang kau pikirkan, Kau tidak tahu latar belakangnya, tapi kalian berteman” sindir Chang Soo menutupi kebohongan Yoon Ha.
“Apa dia memberitahumu aku ini lulusan SMA? Tapi sekarang ini lulusan SMA lebih istimewa dibandingkan lulusan Universitas! Semua orang bisa lulus kuliah. Tapi, kau tahu.. Suzy dan IU juga lulusan SMA. Kau tahu apa persamaan kami? Kami sama-sama cantik.” ucap Ji Yi dengan tangan diatas dagunya bergaya imut.
Chang Soo terdiam menatapnya, Ji Yi tiba-tiba kembali menangis, Chang Soo merasa semakin lama Ji Yi itu, mulai menyeramkan. Ji Yi merasa sangat mengerti Yoon Ha karena baru dua tahu ini dirinya mengakui kalau hanya lulus SMA. Chang Soo mencoba mengerti dan menyuruhnya cepat turun. Ji Yi tetap menangis meraung-raung.
Yoon Ha datang mengetuk jendela sambil membawa batu bata, dengan mata sinis menanyakan apa yang sudah dilakukan Chang Soo pada temannya dan bukan keluar. Chang Soo mengumpat keduanya itu sama saja.
“Aku tidak melakukan apa-apa. Dia yang melakukan sesuatu padaku.” teriak Chang Soo kesal
Ji Yi mencoba meraih tangan Yoon Ha dari jendela mobilnya, Chang Soo mencoba mendorong Ji Yi karena seharusnya turun dari pintu sebelah kanan, Ji Yi meminta maaf karena hanya meminta maaf sendirian. Yoon Ha juga meminta maaf karena membiarkan Ji Yi pergi sendiri. Chang Soo berusaha menahan amarahanya dan melirik Yoon Ha yang membawa batu bata. Yoon Ha langsung membuangnya dan memegang tangan Ji Yi.
“Dikehidupan selanjutkan, ayo kita lahir sebagai anak bungsu dari Chaebol.” ucap Ji Yi sambil menangis histeris didada Chang Soo
Chang Soo sudah  tak tahan lalu membuka pintunya sampai Yoon Ha mendorong, terdengar suara baju robek, ternyata baju Chang Soo robek karena ditarik Ji Yi sampai hanya menyisakan kerah. Yoon Ha kaget, Ji Yi melonggo tak percaya dirinya bisa merobek baju Chang Soo lalu tertidur kembali. Yoon Ha yang terlihat malu memilih untuk menatap langit. 

bersambung ke episode 3 

Komentar 

huhahahahaha.... kocak juga ini drama.... ga berehenti ketawa liat Ji Yi yang narik baju Chang soo sampe tinggal kerah doang. Bisa banget lagi bikin adegannya pas. Joon Gi kayanya sengaja keliatan ketus sama Yoon Ha menutupi perasaannya, tapi di sempet nyatain juga waktu Yoon Ha pingin mengajak Joon Gi dinner bareng sama Ji Yi walaupun bercanda. 

Ji Yi ternyata orang biasa yang ga pernah mimpi jadi orang kaya dari uang suaminya, ckckckck... Jarang nemu kaya gitu, bahkan pas tau Chang Soo itu direktur tetep ga ngerayu bahkan coba-coba dekat malah Chang Soo yang ngedeketinnya, mungkin penasaran karena ditolak. 

Jadi pasangan Ji Yi - Chang Soo, Joon Gi- Yoon Ha.... berharap cepet deh Yoon Ha keluar dari rumah daripada ga pernah dianggep sama keluarganya kasihan 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar