PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 09 September 2015

Sinopsis Mrs Cop Episode 10 Part 1

Dong il memberikan hormat pada Young Jin yang menatapnya penuh dendam. Young Jin langsung menyuruh adiknya untuk mengikutinya sekarang. Nam Jin binggung kenapa kakaknya seperti itu, Young Jin langsung menarik Nam Jin untuk pergi. Dong il melihat kepergian mereka seperti ada rasa penyesalan.
Di dalam mobil, Nam Jin heran kakaknya bisa menemukanya. Young Jin berteriak bukan kali ini saja Nam Jin yang gagal dan memarahinya karena tak mengangkat telpnya. Nam Jin merasa sang kakak sudah menguyurkan api, lalu meminta sang kakak menghentikan mobilnya.
Nam Ji pun turun dari mobil dan pergi begitu saja,Young Jin hanya berteriak memanggilnya dan Nam Jin meninggalkan sang kakak. 

Berkat informasi dari Dal Hwan akhirnya Young Jin bertemu dengan Dong il. Young Jin bertanya apa yang sudah dikatakan Dong Il pada adiknya, karena sang adik tak tahu bahwa Dong il itu yang membunuh ayah mereka, jadi ia hanya bilang ayahnya meninggal saat menangkap pencuri.
“Seperti yang aku kira, jadi aku tidak mengatakan apapun padanya, tapi Dia tetap bertanya siapa aku. Jadi, aku bilang padanya kalau aku temannya dari kampung halaman.” cerita Dong Il
“Apa! Teman? Setelah membunuh ayah kami, didepannya kau menyebut dirimu teman?” sindir Young Jin
“Maafkan aku. Tapi, aku rasa harus mengunjunginya untuk terakhir kalinya.” ucap Dong il
Young Jin menyuruh Dong il untuk tak pernah muncul di makam ayahnya lagi dan mengharapkan ampunan karena apabila Dong il menampakan diri didepan keluarganya maka mungkin saja ia bisa hilang kendali dan akan membunuhnya, setelah itu pergi meninggalkanya.
Dong berdiri lalu mengatakan akan menghubunginya lagi, karena pasti nanti Young Jin akan menghubunginya. Young Jin melirik sinis pada Dong il. 

Hari libur untuk tim 1 setelah menangkap penjahat, Do Young bermain Go-stop tapi karena temannya yang harus berkerja terpaksa berhenti. Sementara Jin Woo membersihkan kamarnya yang sangat berantakan, membuang semua botol soju dan merapihkan pakainya. Ia juga memasukan semua kenangan dengan mantan pacarnya kedalam kardus, seperti ingin mulai melupakanya.
Sementara dirumah Do Young, temannya yang sudah siap-siap berkerja mengancam akan menangkap Do Young atas kasus pencurian karena terus menyimpan barang milik orang lain.
“Berhenti bicara, akui saja kepadanya dan kembalikan itu. Bukankah kau bilang pacarnya yang sudah meninggal memberikan itu padanya?” saran temanya
“Ahh... Aku bisa gila... Aku pikirmungkin akan dipukul ketika mengembalikan ini...” kata Do Young ketakutan
“Jika kau melakukan sesuatu seperti seharusnya, kau mungkin tidak dipukul.” komentar temanya lalu pamit pergi. 

Do Young akhirnya memberanikan diri mengirimkan pesan pada Jin Woo, “Kau sedang apa? Aku punya sesuatu yang akan kuberikan padamu.” sambil melihat gantunga kunci ditanganya. tapi Jin Woo hanya melihatnya tanpa membacanya. Do Young kembali menuliskan pesan “Bacalah pesanmu.”
Jin Woo yang istirahat sejenak saat mendaki melihat pesan yang masuk lalu mematikan ponselnya. Do Young yang menunggu balasan Jin Woo heran karena seorang detektif tak membaca pesannya, lalu kembali mengiriman pesan ”Apa kau mengabaikan pesanku?”
Sementara Jin Woo sudah sampai ditempat pendirian tenda bertemu dengan seorang wanita. Si wanita yang melihat Jin Woo sudah terlihat sehat, mengetahui sudah berhenti minum.
“kau harus melupakan masa lalumu, Hye Ri akan senang melihatmu seperti ini.” komenta si wanita seperti kakak dari mantan pacar Jin Woo yang dulu
“ini adalah milik Hye Ri. Aku akan membuangnya jauh-jauh, tapi terlalu baru untuk dibuang.” kata Jin Woo memberikan beberapa sarung tangan diatas meja.
“Aku akan akan menyimpannya. Kau harus menemui seseorang yang baru untuk hidupmu, Jin Woo. Itulah bagaimana cara kau bisa melupakannya” kata si wanita, Jin Woo hanya bisa tersenyum mendengarnya. 

Do Young yang menunggu balasan akhirnya mengunakan cara lain, dengan mengirimkan foto gantungan kunci. Jin Woo yang baru selesai mandi menyalakan ponselnya, betapa kagetnya membaca pesan Do Young yang mengirimkan foto gantungan kunci milik Hye Ri yang selama ini dicarinya.
Akhirnya Jin Woo berusaha menelp, tapi Do Young yang terlihat kesal memilih untuk mengabaikan, memilih sibuk browsing  sambil makan dan minum bir. Jin Woo berusaha dengan mengirim pesan agar Do Young mengangkat telpnya, tapi Do Young memilih untuk mengabaikanya. 

Jin Woo pergi ke rumah Do Young sambil mengedor-gedor pintu agar dibuka, karena tahu rekan kerjanya itu ada didalam, tapi tak ada sahutan. Do Young yang baru pulang membeli bir kaget melihat Jin Woo yang sudah ada didepan rumahnya.
Saat Jin Woo akan meninggalkan rumah, Do Young panik dan mencari tempat persembunyian di tangga darurat sambil mendengar apakah Jin Woo sudah pergi dari bunyi lift. Jin Woo yang menunggu lift mengirimkan pesan, “Aku ada didepan rumahmu dan akan tetap menunggu, jadi telpon aku.”
Do Young makin panik karena ponselnya berbunyi, Tiba-tiba Jin Woo sudah membuka pintu darurat sambil menghela nafas bertanya apa yang dilakukan Do Young disana. Do Young tersenyum berpura-pura baru tahu Jin Woo itu datang kerumahnya. 

Di cafe.
Do Young dengan wajah ketakutan mengembalikan gantungan kunci, Jin Woo mengambilnya dengan kasar sambil memberitahu kalau benda itu sangat berarti baginya. Do Young menjelaskan kalau ia akan mengembalikannya tapi waktunya tidak pernah tepat
“Kau harus bersyukur kau terlahir sebagai seorang wanita. Jika tidak...”kata Jin Woo mengancam
“kenapa kau tidak membaca pesanmu? Aku pikir seorang detektif harus selalu memegang handphonenya. Aku yakin kau melihat pesanku. Aku tidak dapat istirahat dihari liburku dan sangat gelisah dengan pesannya yang aku kirim” teriak Do Young kesal
“Apa kau pikir kau berhak marah sekarang?” balas Jin Woo mengomel sambil berdiri
Do Young pikir kalau saja ia tak mengangkat telp maka Jin Woo akan membuang waktunya jadi seharusnya rekan kerjanya itu berterimakasih padanya. Jin Woo pun mengucapkan terimakasih dengan nada sinis, Do Young makin kesal  karena Jin Woo mengucapakn terimakasih dengan kasar. 

Jin Woo tiba-tiba mendekatkan wajahnya, Do Young gugup karena jarak mereka sangat dekat. Jin Woo menatapnya, lalu berkata Do Youg itu tahu seharusnya tidak hidup seperti ini lalu meninggalkan cafe. Do Young hanya bisa mengumpat kesal melihat sikap Jin Woo yang kasar padanya.
Di depan cafe, Jin Woo melihat pesan yang dikirimkan Do Young lalu tersenyum. Do Young yang ada didalam cafe terlihat kesal memakan dengan suapan besar es green tea, tapi yang terjadi malah membuat kepalanya sakit karena terlalu dingin. Jin Woo malah tersenyum melihat Do Young yang meluapkan kemarahanya dengan makan es green tea. 

Setelah berlibur tim 1 mulai kembali berkerja, Jae Duk melihat kasus selanjutanya adalah Pencurian kendaraan dan kelompok pengekspor karena telah menghubungkanya saat mencari mobil yang tidak terdaftar. Jin Woo juga berkomentar itu tidak buruk.
“Ayo kita periksa sekarang, untuk melihat apa ini sebuah kasus atau bukan.” kata Young Jin
“Kita sudah melihatnya sekarang. ini tentu saja kasus bagus.” komentar Jae Duk
“Tentu saja, kita sudah melihatnya sekarang. Apa yang akan kau lakukan jika kita mulai menggali dan hanya omong kosong?” ungkap Young Jin
Jae Duk mengejek saat itu Young Jin seperti omong kosong tentang kasus anak hilang. Young Jin berteriak menyuruh Jae Duk segera bergerak sekarang atau tidak. 

Sek Yoon bertanya apakah mereka itu harus membawa investor dari Shanghai karena pihak mereka memaksa pengurangan dari harga emas. Tae Yoo menyuruh untuk memberikan yang diingikannya.
“tapi ini 300kg emas, Akan sangat sulit mendapatkan jumlah yang sesuai dengan kesepakatan.” jelas Sek Yoon
“China menemukannya ketika barang ini di pesan dari Korea untuk membuat perubahan, Untuk sekarang, berikan semua yang mereka inginkan. Pembangunan harus dimulai. Dan mereka dalam posisi yang tidak bisa mundur. Lalu, kita akan menuntun mereka kemanapun. Cari cara untuk mengeluarkannya, cepat dan diam-diam.” ucap Tae Yoo dengan rencananya.
Ia pun mengingat dengan Madam Park, lalu meminta Sek Yoon supaya bisa bertemu denganya, jadi ia harus pergi Samcheong-dong  dan membaca Madam Park padanya. Sek Yoon pun mengerti dengan perintah ketuanya. 

Do Young menjelaskan tentang kasus pencurian mobil, dengan bagan yang sudah diatur berdasarkan daerah hukum kekuasaannya dari pencurian mobil dan akhirnya investigasi itu menunjukkan bahwa SUV merupakan target utamanya.
“Hal yang menarik disini adalah bahwa mobil yang dicuri semuanya beroda empat dan  Ada banyak permintaan kendaraan beroda empat di Rusia. Aku menyimpulkan bahwa mobil-mobil ini di ekspor oleh Rusia.” jelas Do Young
“Letnan Jo Jae Duk? Kenapa kau tidak membuat daftar kelompok mantan narapidana dan mendapatkan beberapa informasi? Dan Jin Woo dan Do Young, cari yang berhubungan dengan ini dan para penjualnya.” perintah Young Jin
Jin Woo bertanya apakah mereka akan menangkap dan membawanya, Young Jin mengelengkan kepala, supaya tetap membiarkan tetap tenang dan mencarinya secara diam-diam. 

Tae Yoo menyambut Madam Park dalam kantornya dengan memanggil nama Park Mi Young. Madam Park mengeluh Tae Yoo masih saja memanggil nama lamanya, Tae Yoo malah mengodanya kalau Madam Park masih terlihat imut dan memiliki pesona, lalu duduk di kursi
“Bisakah kau diam-diam mengumpulkan emas? Kau tak perlu khawatir tentang uang.” pinta Tae Yoo to the point
“IMF lagi? Kenapa kau membutuhkan emas?” tanya Madam Park
“Kau tau, China sangat menyukai emas.” jelas Tae Yoo singkat
“Kau pasti kekurangan investor untuk kota masa depanmu.” komentar Madam Park
Tae Yoo langsung bertanya berapa banyak emas yang bisa dikumpulkan, Madam Park malah menanggih bayaran sebuah kalung apabila bisa mengumpulkanya. Tae Yoo memegang pundak Madam Park, sambil berbisik “Jika kau tidak melakukannya, lehermu mungkin akan putus.”
Madam Park kesal dengan Tae Yoo yang membisikan ancamcan itu dengan nada mengoda, tapi setelah itu balik mengoda kalau Tae Yoo masih sangat keren. Tae Yoo pun memberikan senyuman lebarnya.

Dong il datang ke tempat persembunyianya, Myung Hoo yang masih terikat, langsung meminta supaya Dong il membunuhnya saja. Dong il menatapnya, mengetahui Myung Ho itu sudah mengambil uang untuk pembayaran rumah sakit anaknya, karena sebelum mendapatkan surat pernyataan kematian ternyata anaknya itu masih hidup.
“Meskipun dengan uang, anakmu akan tetap mati. Presdir Kang berbohong padamu untuk memanipulasi dirimu!” kata Myung Ho membela diri, Dong il langsung menamparnya.
“Presdir Kang bisa melakukan itu. Tapi kau... Kau tidak seharusnya seperti itu padaku!” teriak Dong il kembali menamparnya.
“Hyungnim.... Seharusnya ini menjadi trik, Itu akan menjadi membunuhmu”ucap salah satu anak buah Dong il memberikan senapan
Dong il pun berkata akan mempersiapkanya lalu bertanya bagaimana dengan rokok yang ia pesan, pria itu pun memberikan sebungkus plastik. Setelah memeriksa barang yang meminta supaya pria itu pergi selama yang ia bisa. Pria itu merasa dirinya akan mati di penjara, karena sudah membantunya.
“Sebagai pembantu, kejahatanmu akan semakin besar. Kau tidak akan bisa keluar jika kau tidak dipenjara.” jelas Dong il
“Ayo pergi bersama-sama dan hidup dengan baik.” ajak pria itu, Dong il hanya menepuk pundak juniornya. 

Dal Hwan dengan sengaja menempelkan GPS didalam mobil, dengan bangga memberitahu pada Dong il mobil sekarang itu sistemnya sudah otomatis, lalu bertanya apakah Dong il sudah punya SIM. Dong Il mengangguk, Dal Hwan sempat mengangguk tapi setelah itu kaget karena Dong il baru saja keluar dari penjara.
“Aku tidak bisa memperbaruinya ketika dipenjara, jadi aku tidak memilikinya sekarang.” jelas Dong il santai
“Lalu kau sering mengemudi tanpa surat izin?” kata Dal Hwan panik
“Orang lain yang mengemudi.” jelas Dong il
“Kenapa kau tidak menelpon orang itu sekarang?” saran Dal Hwan ketakutan.
Dong il menyuruh Dal Hwan tak khawatir karena ia tak akan menangkapnya dengan memberikan selipan uang. Dal Hwan pun membiarkan walaupun sempat menjerit melihat cara mengemudi Dong il, lalu melihat ponselnya  peta dari GPSnya sudah bergerak mengikuti kemana perginya mobil Dong il. 

Dong il menyerahkan kunci pada anak buahnya, lalu memberitahu Myung Hoo kalau ia akan mati hari ini. Setelah itu meminta ada anakn buahnya supaya memberikan Myung Hoo apa saja yang dimintanya karena hari ini adalah hari terakhirnya di dunia.
“Hyungnim! Mengapa kau melakukan hal seperti ini?” tanya Myung Hoo khawatir
“Aku sudah hidup 20 tahun dengan rasa ini dalam hatiku dan bertahan dalam hidup dalam air mata seperti pria tak berdosa. Jika kau tau apa yang sudah aku lalui untuk hari in, maka tidak akan cukup untukku menghancurkanmu menjadi keping-keping.” jelas Dong il
Pria itu pun meminta agar Dong il segera menghubunginya apabila ada suatu kesalahan. Dong il rasa tak ada hal seperti itu yang akan terjadi, jadi memintanya supaya jangan terlambat datang lalu keluar dari ruangan. 


Dong il sempat panik ketika membersihkan toilet pria,  melihat Tae Yoo masuk untuk buang air kecil, tapi tak lama ia langsung pergi. Tapi ternyata Tae Yoo melihat cermin yang terlihat kotor dan memanggil petugas untuk membersihkanya, Dong il sempat panik, dengan menyembunyikan wajahnya mengangguk mengerti.
Setelah itu ia pergi ke pantry, dengan sengaja menganti minuman didalam kulkas dengan minuman miliknya. Pegawai receptionist masuk ke dalam membuka plastik dan menaruhnya dalam mangkuk. Tae Yoo pun tanpa rasa curiga meminum habis
Anak buah Tae Yoo datang ke kantor berpura-pura mengirimkan bunga untuk receptionis, pihak lobby pun meminta supaya Receptionist itu turun kebawah untuk mengambilnya. 

Dong il yang saat itu sedang mengelap guci didepan lift bisa memastikan receptionist sudah tak ada disana. Ia pun masuk ke dalam dan melihat Tae Yoo yang sudah tertidur pulas.
Dengan trolly pembersih, Dong il sampai dipakiran dan mobil anak buahnya sudah sampai, ketika membuka ember besar Tae Yoo sudah ada didalam dan masih tertidur.
CCTV merekam kejadian itu, tapi petugas yang sedang mengantuk tak melihat saat Dong il memasukan kedalam mobil, hanya melihat mobil yang meningglkan parkiran dengan ember yang tergeletak begitu saja. Mobil Dong il pun melanju membawa Tae Yoo dari kantornya. 
bersambung ke part 2 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar