PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 19 September 2015

Sinopsis She Was Pretty Episode 2 Part 1

Sung Joon memperkenalkan diri sebagai Wakil Pemimpin Redaksi majalah "Most"Korea
Flash Back
Sung Joon menaiki taksi sambil menelp, pria disebrang menanyakan keberadaanya, apakah ia sudah sampai Korea. Sung Joon membenarkan wajahnya terlihat tegang. Pria ditelp mengingatkan waktunya hanya 3 bulan dan hanya 3 kali kesempatan. Sung Joon mengerti walaupun terlihat benar-benar sangat tak nyaman.
Pengemudi taksi mendengar Sung Joon berbicara bahasa inggris berpikir baru saja datang dari luar negeri. Sung Joon tersenyum, menceritakan baru kembali ke Korea lagi setelah 15 tahun. Pengemudi taksi menanyakan alasan Sung Joon kembali, Sung Joon menjawab bahwa ada urusan dan sesuatu yang perlu dicari. 

Di dalam lift
Pintu lift tak bisa tertutup karena sudah full, Hye Jin akhirnya mengalah untuk keluar walaupun Han Sul yang terakhir masuk, seperti sudah sadar diri kalau pasti dengan wajah yang buruk tak akan ada yang peduli. Pundak Han Sul, ditepuk dari belakang.
“Apa Kau sibuk ?” tanya Sung Joon yang berdiri dibagian belakang, Han Sul terkesima dengan wajah Sung Joon mengatakan Tidak juga.
“Kalau tidak, bagaimana kalau sadar diri sedikit ?” sindir Sung Joon yang menyuruhnya keluar.
Han Sul dengan wajah cemberut keluar dari lift,  sebelum pintu lift tertutup Shin Hyuk menahan lalu memanggil Hye Jin untukmasuk ke dalam. Hye Jin melonggo, lalu buru-buru masuk karena itu hari pertamanya berkerja, tak menyadari bahwa ia satu lift dengan Sung Joon. 

Sung Joon dengan wajah tersenyum memberitahu sopir taksi kalau ia datang untuk mencari payungnya. Denggan senyuman manis Sung Joon memperkenalkan dirinya didepan semua pegawai majalah Most, tapi Hye Jin langsung bersembunyi dikolong meja sambil mengingat ucapan Sung Joon ketika di restoran
“Aku bersyukur karena temanku Hye Jin adalah orang yang sangat keren.” ucap Sung Joon, Hye Jin masih shock karena dirinya merasa sangat keren tapi Sung Joon dengan wajah Ha Ri memuji kalau ia sangat keren. Sementara diseberang telp, Ha Ri berteriak memanggil Hye Jin yang tiba-tiba menjerit lalu tak terdengar suara apapun di telp. 

Beberapa pegawai lainnya memuji ketampanan Sung Joon, merasa seperti mendapatkan lottere, tapi Han Sul yang melihat Sung Joon, mengumpat ternyata lelaki kasar didalam lift itu sekarang jadi Wakil Pemimpin Redaksi yang baru.
Nyonya Kim memperkenalkan semua pegawai dalam Majalah Most, yang pertama wanita yang menyuruh Hye Jin untuk menerjamhkan berkas yaitu Direktur wardrobe Cha Joo Young, lalu  Kepala Redaktur Poong Ho Kim, serta tim kecantikan Joo Ah Reum.
Kim Shin Hyuk memperkenalkan dengan bangga sering dipanggil sebagai “ACE Man” dalam tim. Han Sul Ri memperkenalkan diri dari tim kecantikan sambil menutup wajahnya dan Kim Joon Woo yang paling muda menangani masalah wardrobe. Hye Jin masih saja bersembunyi dilkolong meja sambil mendengarkan semua orang memperkenalkan diri.
Semua tim masih memperkenalkan diri, seperti Jung Sun Min,Park Lee Kyung  dan  Lee Eun Yong. Hye Jin dengan cepat berlari keluar dari ruangan, Shin Hyuk melihat sambil memincingkan mata heran.
“Hari ini aku cuma ingin melihat suasana kantor dan Besok baru aku mulai kerja, kita akan mengadakan rapat sebelum makan siang. Semuanya diharuskan hadir.” jelas Sung Joon. 

Hye Jin panik mondar-mandir di tangga darurat, lalu mencoba untuk tenang agar bisa berpikir, tapi yang terjadi adalah malah otaknya tak bisa berpikir jernih. Ha Ri kembali menelp temannya, menanyakan siapa yang datang, wajahnya tak kalah terkejut mengetahui Sung Joon ada disana padahal sekarang Hye Jin berada di departemen fashion Majalah Most.
Ia teringat sebelumnya, Sung Joon memberitahu berkerja di bidang art directing dan mengartikan sekarang Hye Jin akan  melihat Sung Joon tiap hari dan sebegaia bawahan. Hye Jin berteriak akan gila mengingat semua itu dihari pertamanya berkerja ini.
“bagaimana kalau dia mengenali aku ? Meskipun aku berubah, pasti masih ada bawaan waktu aku masih kecil.” kata Hye Jin panik

“Heiii ! Jangan takut ! Kau mirip boneka waktu kecil, sekarang tampang itu sudah musnah... maksudnya bukannya jadi aneh atau bagaimana ...Pokoknya, tidak akan ketahuan.Jangan takut ! “ tegas Ha Ri menenangkan temanya.
“Aku takut sekali, Lebih parah lagi kalau dia tahu namaku. Bagaimana ini ? Sepertinya dia bakal tahu. bagaimana kalau aku ganti nama ?” kata Hye Jin benar-benar ketakutan
Ha Ri mengumpat karena nama Kim Hye Jin itu banyak bahkan dihotelnya ada 3 nama dan mengingatkan bahwa dalam pikiran Sung Joon sekarang bahwa Kim Hye Jin cinta pertamanya itu adalah dirinya dan sekarang sedang ada diluar negeri. Hye Jin membenarkan hal tersebut, tapi tetap saja masih merasa cemas sampai lututnya lemas.
“Yah, kalau begitu solusinya cuma satu. Tarik saja Celananya ...” kata Ha Ri 

Hye Jin akhirnya menarik celana Kepala Boo memohon untuk membatalkan pemindahannya ke tim redaksi, Kepala Boo menarik sambil menjerit meminta Hye Jin melepaskan tangannya. Hye Jin tetap menarik celana Kepala Boo dengan berjanji untuk setia dan langsung berbaring dilantai agar di penuhi permohonanya.
Kepala Boo mengakui tak bisa melakukan apapun walaupun Hye Ji berbaring atau sikap kayang karena tidak ada yang bisa menentang kekuasaan departemen redaksi Most, Hye Jin berdiri dengan tegap. Kepala Boo memberitahu tentang pemimpin redaksi yang norak. Hye Jin ingat dengan wanita yang terlihat sangat nyentrik.
“Ini sebenarnya rahasia perusahaan. Seharusnya aku tidak ...Dia itu adik bungsunya ...Ketua Grup Jin Sung.” bisik Kepala Boo membuka rahasia, Hye Jin melonggo

“Dia bercerai di Italia setahun yang lalu, dan kembali kemari menjadi Pemimpin Redaksi.  Meskipun kerjanya cuma belanja dan pesta seharian, tidak ada yang bisa memecatnya karena dibelakangnya itu Ketua.  Dan lihat aku, Anak bungsuku saja belum kuliah.” jelas Kepala Boo
Hye Jin kembali menarik celana Kepala Boo untuk memohon, Kepala Boo mengerti karena Hye Jin tak ingin berkerja disana tanpa tahu alasanya, Hye Jin akhirnya bangun dan berpikir Kepala Boo untuk membatalkan pemindahanya. Kepala Boo tersenyum lalu melotot menyuruh Hye Jin menulis surat pengunduran diri.

Hye Jin mengintip dari depan pintu kaca, mencar-cari apakah Sung Joon ada didalam. Shin Hyuk yang baru datang ikut melihat dan bertanya apa yang dilihat pegawai baru. Hye Jin langsung membalikan badanya, malah membuat Shin Hyuk kaget dengan berlebihan mengatakan seperti akan melahirkan.
Shin Hyuk bertanya apa yang dilihat Hye Jin dan mengajaknya melihat bersama-sama.  Hye Jin berpura-pura tak melihat apapun  Shin Hyuk menanyakan gigi depannya, Hye Jin binggung karena tak mengingat Shin Hyuk.  
“Pokoknya, selamat datang di tim redaksi. Ini bisa saja ada hubungannya denganku, jadi kusarankan traktir aku makan.” kata Shin Hyuk masuk kedalam kantor. Hye Jin binggung kenapa orang itu memintanya traktir dan mengerjarnya ke dalam ruangan. 

Hye Jin membahas tentang ucapan selamat datang dan tratiran lalu menanyakan alasan yang membuatnya berkerja di tim redaksi. Shik Hyuk memberitahu namanya lagi karena tak suka dengan panggilang “orang itu” dan sebagainya dan menegaskan Hye Jin harus memanggil namanya sambil sibuk dengan komputernya. Hye Jin binggung.
“Siapa  yang tahu, Saat Jackson memanggilku aku akan langsung datang dan jadi bunga. [bait puisi dari Kim Chun Soo]” ucap Shin Hyuk sambil membentuk tangannya seperti burung yang terbang dan berjalan ke counter untuk membuat minuman. Hye Jin binggung siapa sebenarnya yang dimaksud Jackson. 

Hye Jin mengejar Shin Hyuk mengajak bicara, tetapi belum bisa memanggil dengan namanya, Shin Hyuk menyuruhnya untuk memanggil “reporter Kim” dan merasa kata “karena” itu tak cocok digunakan, lalu menanyakan departemen mana yang menjadi inti dari sebuah majalah. Hye Jin menjawab tim management service.
“Tim Redaksi, itu Benar sekali. Kami butuh perkerja Part time  dalam tim inti Jin Sung daripada memilih perkerja Part time  yang tidak jelas maka sebaiknya memilih pegawai magang yang pernah kerja disini sekali, Aku cuma tanya sekali, dan Direktur langsung bilang iya. Aku tahu ... kau mau berterima kasih” jelas Shin Hyuk percaya diri, Hye Jin langsung menjerit karena bukan itu maksudnya.
“Jadi harusnya kata yang tepat adalah "berkat aku" bukannya "karena aku".” kata Shin Hyuk lalu memberikan segelas kopi gratis.
“Tak perlu.... Kalau begitu, bisa minta mereka membatalkan pemindahanku ?” ucap Hye Jin memohon.

Reporter Cha baru datang melihat Hye Jin  menyuruhnya untuk mengikutinya, Hye Jin malah mengatakan “sekarang?” Direkturnya dengan sinis berkata “memangnya tahun depan”  Hye Jin pun tanpa banyak berkata-kata mengikuti Reporter Direktur Cha tanpa membantah.
“Wah, hari ini Michael Jackson lagi.” komentar Shin Hyuk melihat celana Hye Jin yang mengatung dengan kaos putih lalu kembali menari layaknya Michael Jackson. 

Hye Jin melihat kearah ruangan Sung Joon, sambil mendengarkan ucapan Reporter Cha yang melihat hasil merevisi dokumen seperti bukan pertama kalinya berkerja. Hye Jin menceritakan ayahnya dulu memiliki surat kabar jadi kadang-kadang suka membantunya dan berusaha memberitahu tentang kepindahanya, tapi Reporter Cha sudah menyela.
“Ahh itu bagus sekali, Dalam 3 bulan, karena ini merupakan ulang tahun ke 20, pasti akan sibuk sekali untuk edisi spesial. Kami tadinya mau menyewa pekerja paruh waktu, tapi kau bisa menerjemah, revisi dan menyunting, selain itu kau dari Servis Manajemen, jadi ketrampilan komputermu juga bagus, maka kau tepat untuk posisi ini. Sampai dengan edisi spesial, tinggallah disini selama 3 bulan.” kata Reporter Cha
“Tidak. Sebaiknya kalian menyewa pekerja paruh waktu. Aku lebih suka kalau dikembalikan ke tim servis manajemen.” tolak Hye Jin dengan nada panik
“Sebagai pegawai magang aku tahu kau tak akan lari, sementara Pekerja paruh waktu suka keluar masuk sesuka hati saat pekerjaan terasa berat, sulit mempercayai mereka. Bukan berarti kau harus jadi asisten. Lakukan saja pekerjaan mudah dan sederhana.” jelas Reporter Cha
“Tidak, aku belum pernah menyentuh majalah fashion dan aku tidak paham soal bidang itu. ,,Singkatnya, aku ini bodoh, bodoh.” kata Hye Jin merendahkan diri agar dikeluarkan. 

Direktur Cha mengeluarkan beberapa majalaha Most keluaran Korea, memberitahu bahwa 30%-40% adalah hasil terjemahan dari kantor pusat New York, dan Sisanya dikumpulkan dari beberapa negara dan dicetak.
“Semuanya dibagi menjadi 3 bagian - Fashion, Kecantikan dan artikel. Fashion fokus pada tren, peragaan busana, pemotretan, dll. Sedangkan Kecantikan, singkatnya tentang mempercantik diri, make up, kesehatan, segalanya tentang fisik dan Artikel lain didasaran pada  membahas hal diluar fashion dan kecantikan, seperti Film, acara kebudayaan, pameran, permasalahan sosial, wawancara, dan berbagai gaya hidup.” jelas Reporter Cha dengan sangat padat dan singkat.

Hye Jin masih melonggo, Reporter Cha pikir sekarang Hye Jin bis tahu sebagian besar dari majalah dan tak ada masalah. Hye Jin langsung menegaskan bahwa ada banyak sekali masalah. 
Sung Joon tiba-tiba keluar dari ruangan, Hye Jin langsung mengumpat dibawah kolong meja, Direktur Cha binggung melihat Hye Jin yang tiba-tiba berjongkok dikolong meja. Hye Jin berpura-pura sedang mencari sesuatu yang jatuh.

“Reporter Cha... Aku dengar ada pemotretan siang ini , jadi Aku ingin ikut melihat set dan hasil fotonya.”ucap Sung Joon
“Ahh.... Kalau perlu aku bisa mengatur waktu khusus untukmu.” kata Reporter Cha Joo Young.
Sung Joon pikir tak perlu karena akan segera datang, Hye Jin langsung berlari keluar dari ruangan dengan panik . Shin Hyuk melihatnya kembali dan berpikir Hye Jin itu terkena cacingan. 

Hye Jin berjongkok diatas toilet sambil mengucangkan tubuhnya karena kesal, di depan cermin pegawai dari tim Redaksi Most membicarkan tentang Sung Joon yang memiliki badan proporsional dan terlihat seperti model.
“Saat dia berdiri, kharismanya luar biasa dan saat senyum manis sekali.”komentar Eun Young sambil menjerit bahagia.  
“Bagaimana dia bisa jadi wakil pemimpin redaksi di usia semuda itu ?” pikir Sun Min sirambut panjang.
“Katanya dia hebat saat di kantor pusat New York.” ungkap Yi Kyun si wanita berambut  blonde.
“Kalau begitu harusnya terus hebat saja di New York. Kenapa datang kemari ?!  Tak kusangka hari ini datang juga ! Kalian beruntung bisa senang soal ini, sementara aku” jerit Hye Jin kesal didalam hatinya. 

Ha Ri kembali ke dalam ruangannya, membaca pesan dari Hye Jin “ Rencana "memohon" gagal. Sekarang aku sedang duduk di dudukan toilet sembunyi dari Ji Sung Joon.” lalu ia mengeluh dengan sikap temanya yang terlalu panik
“ Cepat berdiri ! Sudah kubilang tidak akan ketahuan! Kau mau terus duduk disitu seperti orang bodoh ? Mau sampai kapan begitu ?” balas Ha Ri
Hye Jin akhirnya berjalan dengan menguatakan dirinya bahwa  tak akan ada yang  bisa dihindari dan apabila tertangkat tak akan dihindarinya, tapi saat melihat diarah depan Sung Joon berjalan kearahnya sambil menatap tabnya, Hye Jin kembali panik dan langsung masuk ke dalam lift. 

Baru saja bisa bernafas lega, ternyata Sung Joon sudah berdiri disampingnya, pintu lift pun tertutup. Hye Jin bergumam dalam hati, binggung melihat Sung Joon ada didalam lift padahal tadi melihatnya sebelum masuk lift, setelah itu merasa sebelumnya itu hanya halusiansi karena paranoid dan berharap bisa cepat keluar.
Tiba-tiba lift berguncang dan lampu berkedap kedip, Hye Jin panik sambil mengedor-gedor pintu memberitahu ada orang yang terjebak didalam lift dan meminta diselamatkan supaya dibukakan pintu liftnya.  
Sung Joon menarik tanganya, Hye Jin mencoba menyembunyikan wajahnya tapi Sung Joon bisa menyebut nama Kim Hye Jin, Hye Jin pun menatapnya karena ternyata tahu namanya. Sung Joon tahu Hye Jin masih ingin hidup tapi tidak aman kalau  merusak pintunya. Hye Jin tersadar Sung Joon bisa tahu namanya dari ID card yang dipakainya. 

Sung Joon menekan tombol bantuan, memberitahu mereka terjebak di lift. Pertugas menanyakan mereka ada dilantai berapa, Hye Jin menjerit menyebut lantai 18, yang terdengar seperti umpatan.
Hye Jin mengunakan tissue untuk menghilangkan keringat yang terus mengucur, lalu seperti gigiya bergertak.  Sung Joon merasa bunyi gigi Hye Jin menganggu, saat menengok, Hye Jin langsung mengatupkan bibirnya. Sung Joon memberitahu bahwa ada tissue yang menempel di dahinya, Hye Jin langsung membersihkanya.
“Astaga, aku tidak bernapas.... Kau harus Napas, Kim Hye Jin!!! Tunggu, gimana caranya bernapas ? Kau bisa mati kalau begini ! Ayo bernapas !!!” jerit Hye Jin panik, Sung Joon melihat Hye Jin terlihat ikut panik.
Tiba-tiba lampu lift ikut mati, Hye Jin tiba-tiba bisa membuka mulutnya dan bisa bernafas dari mulut. Sung Joon berteriak, berpikir Hye Jin terkena claustrophobic (ketakutan akan ruangan tertutup). Hye Jin mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah sambil berjongkok.
Sung Joon ikut berjongkok, memasangkan earphone lagu “close to you” terdengar. Hye Jin langsung bisa tenang, lalu menatap cinta pertamanya. Sung Joon mengatakan hanya ingin membantunya.
“Ada yang mengajariku soal ini. Saat mendengar lagu ini, aku merasa baikan.” cerita Sung Joon mengingat waktu masih kecil Hye Jin yang memasangkan earphone ditelinganya
Hye Jin menatap Sung Joon dengan mata terharu, mengingat lagu itu juga. Keduanya saling menatap seperti gambaran waktu mereka kecil terlihat lagi, Sung Joon yang  gemuk dan Hye Jin yang cantik.
Pintu lift terbuka, terlihat sinar seperti sangat terang. Petugas menanyakan keadaan keduanya. Sung Joon dengan cepat menarik earphone dan meninggalkanya, Hye Jin hanya bisa memperlihatkan wajah melas karena Sung Joon benar-benar tak mengenalinya. 

Ha Ri baru saja mengecek ke bagian receptionist tentang keluhan para tamu yang menginap, setelah itu bertanya-tanya apakah temanya itu masih duduk diatas closet. Ponselnya berdering, tertulis nama “wanita itu” ia pun mengabaikannya, saat berbalik seorang wanita yang menelpnya berdiri dibelakangnya.
Keduanya duduk di ruang tunggu hotel, wanita itu sekarang mengungkapkan dengan matanya sendiri Ha Ri tak mengangat telpnya, tapi meminta lain kali mengangkat telpnya karena ia menelp tanpa alasan. Ha Ri menyuruh untuk mengatakan saja tanpa perlu repot-repot menelpnya.
“Kau tahu ayahmu ulang tahun minggu depan ? Setidaknya tunjukkan wajahmu sekali disaat seperti itu. Kau masih tetap putri ayahmu.” ucap Nyonya Na Ji Sun, Ha Ri langsung tertawa
“Perkataanku terdengar lucu bagimu, Padahal tidak ada yang lucu.” komentar Nyonya Na
Tiiba-tiba salah seorang wanita datang melihat Nyonya Na yang ingin pergi ke Spa, Ha Ri pun dengan cepat memilih untuk pergi. Si wanita itu melihat Ha Ri itu adalah anak dari Nyonya Na, tapi Nyonya Na hanya menatap kepergiaan Ha Ri. 

Cha Joo Young sedang memeriksa pakaian yang akan digunakan pemotretan dengan Joon Wo. Hye Jin masuk kembali ke dalam ruangan melihat Sung Joon menaiki tangga ke lantai atas.
“Hye Jin, kau dari mana saja ? Kami akan ke studio, Bawa kotak itu dan ikut aku.” perintah Joo Young
“Ya, sekarang ?” kata Hye Jin
“Asal tahu saja, aku tidak suka mengulang perkataanku.” tegas Joo Young
Hye Jin pun mengikutinya, Joo Young memperingatkan Hye Jin untuk membawa kotak, Hye Jin kembali ke dalam ruangan membawa kotak. Shin Hyuk yang melihat Hye Jin heran karena terlihat seperti orang yang linglung. 

Di ruangan Nyonya Kim Ra Ra
Nyonya Kim memint supaya Sung Joon  memeriksa studio mereka, Sung Joon memberitahu nanti siang akan melihatnya karena ada pemotretan, Nyonya Kim memujinya sambil memberikan penyegar ruangan agar kulitnya tak kering, Sung Joon mengarahkan uap karena kulitnya itu tak kering.
“aku pikir kau ada sesuatu yang mau disampaikan.” tegas Sung Joon yang tak mau bertele-tele.
“Oh, oh, oke. Mungkin kau sudah tahu karena kau mendengarnya. Di tim kami, Wakil Pemimpin Redaksi harus berperan sebagai Pemimpin Redaksi bayangan juga. Aku di sini karena nepotisme.” bisik Nyonya Kim lalu tertawa merasa bangga sambil menepuk paha  Sung Joon
“Aku tahu....” ucap Sung Joon terlihat dingin sambil menghentikan tangan Nyonya Kim yang ingin menyentuhnya. Nyonya Kim memberitahu bahwa tim redaksi akan mengambil tanggung jawab penuh.
“Pemimpin Redaksi,untuk 3 bulan ke depan, ada beberapa persyaratan Anda harus berjanji padaku. Seluruh anggota tim tidak boleh tahu apa yang akan kukatakan.” jelas Sung Joon dengan nada tegas. 

Studio pemotretan
Beberapa model sudah melakukan make up dan mendapatkan arahan gaya dari fotographer, Joon Woo juga memberikan pakaian agar dicoba oleh model dalam pemotretan. Joo Young dan Sung Joon ada didepan komputer melihat hasil dari foto.
“Dari Semua foto yang diambil sampai sekarang, yang satu ini terlihat yang terbaik.” kata Joo Young melihat hasil Foto, Sung Jung juga setuju akan hal itu.
Hye Jin yang berdiri tak jauh dari sana hanya bisa menatap Sung Joon dari jauh tanpa bisa mendekatinya. Joon Woo berteriak meminta untuk dibawakan air untuk para model, semua orang seperti tak ada mendengarnya. Hye Jin yang mendengar langsung berteriak akan membawakan air. 

“Keluar dari sana !!” teriak Sung Joon yang membuat semua didalam ruangan terdiam.
“Siapa yang memakai sepatu di atas set pemotretan ?”ucap Sung Joon
Hye Jin melihat ada jejak sepatunya diatas set berwarna putih dan langsung melepaskan sepatunya sambil meminta maaf, Sung Joon menariknya agar segara keluar dari tempat itu, lalu melihat nama dan tersadar bahwa wanita itu yang bersamanya terjebak didalam lift. Hye Jin hanya bisa tertunduk lalu melihat ujung kaos kakinya yang bolong, lalu menekuk jempolnya agar tak terlihat. Sung Joon tertawa mengejek melihatnya.
“Seharusnya aku memberitahu dia. Aku minta maaf, Dia baru masuk hari ini, jadi tidak mengerti...” jelas Joo Young mendatangi keduanya.
“Aku tidak lihat dia dalam perkenalan, Jadi Wanita ini masuk dalam tim kita ?” kata Sung Joon meremehkan
Joo Young memberitahu Hye Jin bukan tim resmi dari redaksi tapi pegawai  pindahan dari Support Management selama 3 bulan. Sung Joon mengucap syukur karena wanita itu tak ada hubunganya dengannya, lalu pergi begitu saja. Joo Young memberikan peringatan pada Hye Jin untuk kesalahan satu kali ini saja. Joon Woo pun memberikan semangat ada Hye Jin yang tertunduk karena kena omelan. 

Nyonya Kim datang dengan mengucapkan bahasa italianya, beberapa orang langsung berdiri dibelakangnya dan menyiapkan kursi, seorang wanita menyemprotkan pelembab ke wajahnya. Joon Woo memberikan kopi dan Joo Young memberitkan tabnya, Nyonya Kim melihat Konsepnya bagus tapi ada yang perlu dibereskan.
 Joo Youn menunjuk ember besar didepanya, Nyonya Kim mengatakan bukan itu. Joo Young menunjuk Hye Jin yang sedang membersihkan set yang baru saja diinjak olehnya. Nyonya Kim membenarkan, Joo Young memanggil Hye Jin untuk mendatanginya, Hye Jin dengan wajah bodohnya mendatangi Nyonya Kim. 

Nyonya Kim mengangkat poni yang menutupi matanya, lalu bertanya siapa wanita itu. Joo Young sadar belum memperkenalkanya, lalu memberitahu  Hye Jin dari Manajemen Service dan datang untuk membantu kita, lalu menyuruh Hye Jin memberi salam, Hye Jin memperkenalkan diri sebagai tim adim.
“Oh Mamma Mia! Rambutnya. Ampun ... aku jadi mual. Rambutmu tidak mencerminkan "Most"” komentar Nyonya Kim
“Sebenarnya, dari lahir aku sudah keriting” jelas Hye Jin, Sung Joon yang berdiri tak jauh dari sana mendengarnya tapi terlihat cuek saja.
Nyonya Kim melihat pakaian Hye Jin yang tak mencolok, lalu menyuruhnya untuk mengantinya karena tak mencerminkan Majalah “Most”. Hye Jin mengerti, tapi tak tahu bagaimana cara mencerminkan "Most", Nyonya Kim meminta tolong dengan jarinya, Joo Young mengerti meminta untuk Hye Jin berdiri disampingnya. Nyonya Kim berteriak dengan bahasa italia untuk memulai pemotretan. 

Salah satu model melakukan pose untuk pengambilan gambar seperti terkena kelopak bunga yang berguguran, Hye Jin naik diatas tangga dengan kipas sengaja menjatuhkan bunga. Nyonya Kim meminta untuk memberikan efek seperti terkena angin, Hye Jin dan tim lainnya mengoyang-goyangkan kain seperti terkena angin
Nyonya Kim melihat hasil foto dan melihat semuanya sudah bagus untuk dikeluarkan setelah itu meninggalkan tempat. Joo Young memberitahu bahwa sesi pemotretan sudah selesai. Sung Joon juga meminta agar memberikan copyan foto padanya.
Hye Jin terlihat sangat kelelehan bisa bernafas lega karena pekerjaannya berakhir, lalu meminjat punggungnya. Sung Joon sempat melihat Hye Jin dan acuh pergi begitu saja. Hye Jin yang tertunduk, menatap sedih Sung Joon karena penampilanya harus bersembunyi. 

Ha Ri yang khawatir dengan Hye Jin menjemputnya, ketika dilampu merah Ha Ri masih  tak percaya  mereka dipertemukan dalam satu perusahaan dan Hye Jin dengan wajah melas tak mengerti karena dalam tiga bulan kedepan harus terus berhadapa, Ha Ri yakin Sung Joon itu tak mengenalinya, Hye Jin menutup hidungna, Ha Ra menarik tangan Hye Jin dan Hye Jin bisa bernafas kembali.
“Saat dengannya, bernapas saja aku tidak bisa. Begitu kuingat lagi, aku jadi sesak napas. Sekarang Turunkan kacanya !” kata Hye Jin

Hye Jin langsung mengarahkan wajahnya pada jendela, dengan mulut menganga mencoba menarik nafas dalam-dalam dan mengatur nafasnya. Ha Ri heran dengan temannya yang terlalu khawatir dengan yang terjadi karena yakin pasti Sung Joon tak mengenalinya.
Sebuah mobil berhenti disamping mereka, Sung Joon mengendarai mobilnya dengan konsentrasi mengarah ke depan. Hye Jin sendiri menatap keluar jendela dengan tatapan kosong kearah spion. Ketika keduanya ingin saling bertatapan, seorang pengendara motor  pengantar bunga berhenti, mereka pun terhalang lalu saat lampu hijau menyapa, Mobil Sung Joon lurus dan Ha Ri membelokan mobilnya ke arah kiri. 
bersambung ke part 2 


5 komentar:

  1. Seandainya sung joon tau kalau wanita yg diremehin itu hye jin cinta pertamanya

    Terimakasih onnie utk sinopsisnya semangat

    BalasHapus
  2. Gimana nanti reaksinya sung joon saat tau hye jin yang dulunya cantik jadi seperti sekarang. .

    BalasHapus
  3. Makin penasaran , tiap episode banyak kutipan menarik. ^_^

    BalasHapus
  4. Begitulah pria, sering melihat cinta dari wajah dulu. ckckckckc

    BalasHapus