Di dalam mobil
Sek Min baru memberitahu bahwa mendapatkan telp dari rumah sakit. Yeo
Jin sudah tahu pasti Do Joon melarikan diri, Sek Min kaget Yeo Jin bisa tahu
berita yang belum pernah disampaikan, Yeo Jin juga tahu Tae Hyun pasti yang
mengambilnya. Sek Min binggung darimana Yeo Jin bisa tahu.
“Sekarang...Daejung pasti mengejarnya.” kata Yeo Jin dingin
“Bukankah itu untuk yang terbaik? Dr Kim membuatnya tampak sangat
baik ...” komentar Sek Min dengan wajah tersenyum menutupi rasa gugupnya, Yeo
Jin langsung menyuruh Sek Min menutup mulutnya.
“Apa kau berpikir aku tidak tahu... kalau kau melapor ke Kepala
Staf di Daejung? Aku baru saja melindungi Hanshin dan mengkhianati suamiku.”akui
Yeo Jin, Sek Min langsung memperlihatkan wajah tegangnya karena semua
pengkhinatanya sudah diketahui Yeo Jin sebelumnya.
Dua mobil hitam dengan orang-orang yang mengunakan penutup mulut
melaju dengan cepat. Sementara Do Joon didalam mobil berteriak menyuruh untuk
menghentikan mobil segera. Tae Hyun tak kalah berteriak juga agar Do Joon tetap
tenang.
“Untuk menyelematkanmu, satu orang saja, tapi kau tahu berapa
banyak orang yang mempertaruhkan diri mereka?” tegas Tae Hyun, Do Joon tak
percaya Tae Hyun berani memanggil namanya.
“Bajingan kurang ajar ini... Aku ini Han Do Joon!” tegas Do Joon
merasa masih sangat berkuasa sambil mencengkram
“Orang-orang dari Daejung sedang mencarimu sekarang.” balas Tae
Hyun melotot sambil melepaskan cengkraman kakak iparnya.
Do Joon pikir itu sangat bagus,
karena akan membuat kesepakatan dengan Daejung dan memiliki banyak
informasi tentang Hanshin yang diinginkan dengan tertawa licik.
Yeo Jin menangis didalam mobilnya, air matanya mengalir dan
memilih untuk mengunakan kacamata hitamnya. Di landasan Chae Young sudah tak
sabar menunggu Do Joon datang untuk pergi bersama keluar negeri.
Dari kejauhan mobil ambulance sudah masuk landasan, ia pun meminta
pilot untuk siap-siap menyalakan mesin. Sementar didalam mobil, Tae Hyun
mengumpat bahwa Daejung sudah tahu kalau ia adalah yang membunuh Sung Hoon. Do
Joon memukul Tae Hyun, merasa tak ada tahu dan karena sudah membersihkan semua bukti
serta saksi.
Tae Hyun bisa menangkis tangan Do Joon saat akan memukulnya dan
membaringkanya, Do Joon malah membanting Tae Hyun ke bagian dinding mobil dan
memukulnya kembali. Tae Hyun terlihat mulai lemah, Do Joon akhirnya memukul
kepala tae Hyun dengan tabung oksigen, Sang Chul langsung menghentikan mobil dan
Do Joon sudah lebih dulu memukul kepala Sang Chul dengan oksigen.
Chae Young melihat suaminya yang turun dari mobil, didepanya terlihat dua mobil yang masuk ke landasan, Do Joon dengan wajah tersenyum
melambaikan tangan karena Daejung akan menyelamatkanya. Tapi tubuhnya terhantam
mobil dan jatuh berguling, Chae Young melihat dengan jelas suaminya ditabrak
dengan sengaja oleh mobil.
Salah satu pria turun dan membuat video call dengan Presdir Choi,
lalu sebuah pisau tajam pun ditusukan. Chae Young berlari melihat darah segar
yang mengalir, lalu memeluknya dan Do Joon pun menghempuskan nafas terakhirnya,
hanya bisa menangis histeris. Tae Hyun baru sadar menuruni ambulance melihat Do
Joon yang akhirnya meninggal sebelum dibawa pergi.
Yeo Jin makan sendirian diruang makan, Tae Hyun datang ingin masuk
tapi pengawal menghalanginya meminta untuk tenang sebelum masuk, Tae Hyun
dengan wajah penuh amarahnya menyuruh pengawail itu minggir, Yeo Jin dengan
wajah dinginya merasa terlalu berisik lalu meminta pelayan membiarkan Tae Hyun
masuk ke dalam.
Tae Hyun meyakinkan bukan
Yeo Jin yang melakukan semua ini dan ingin istrinya itu mengatakan semua
padanya. Yeo Jin mengakui bahwa ia yang mememrintahkan mereka. Tae Hyun meminta
Yeo Jin tak berbohong padanya, Yeo Jin menegaskan dirinya yang tak pernah
berbohong.
“Aku tahu kau berencana menyelamatkan Han Do Joon. Aku juga tahu
bahwa Kepala Staf akan memberitahu
Daejung. Itu benar. Aku yang memerintahkan mereka.” ucap Yeo Jin
“Jadi...kau memanfaatkan aku?” tanya Tae Hyun sambil memejamkan
matanya tak percaya
“Daripada memanfaatkanmu...Aku perlu menciptakan ilusi. Tentang Ilusi
seseorang menyerahkan Han Do Joon ke Daejung, tapi Aku tidak bisa melakukannya
sendiri. Kau sangat sempurna untuk melakukan itu, seorang Pria naif dan idealis,
Tidak ada yang akan meragukan niat baikmu. Jadi Daejung bahkan tidak tahu bahwa
aku menyerahkan Han Do Joon pada mereka. Itulah diriku.” jelas Yeo Jin.
Ia berjalan keluar dari kursinya dan berhenti tepat ada disamping
Tae Hyun, bertanya apakah ia merasa menyesal menyelamatkanya dari lantai 12.
Tae Hyun menjawab dengan mata terpejam, menahan amarahnya mengakui sangat
menyesal.
“Aku yakin kau menyesal, Karena ibumu meninggal...disebabkan olehku.”
kata Yeo Jin menahan tangisnya lalu keluar dari ruangan. Air mata Tae Hyun
mengalir seperti sangat-sangat menyesal.
Yeo Jin duduk ditempat tidurnya mengingat saat Tae Hyun menaruh
bunga lavender lalu mendengarkan lagu Angel – weslife, pikiranya melayang
membayangkan mereka yang berjalan di sebuah taman dan bertemu di sebuah danau
dengan senyuman bahagia ketika saling bertemu.
Tae Hyun duduk diam, mengingat pertama kali menyelamatkan Yeo Jin
yang ingin memotong urat nadi dilehernya. Lalu berusaha mati-matian
membangunkan Yeo Jin yang sudah tak ada detak jantungnya sampai pingsan.
Yeo Jin mengingat pertama kali Tae Hyun membawanya keluar pergi ke
gereja tempat yang seharusnya menjadi tempat pernikahanya dengan Sung Hoon, dan
pertama kali mereka berciuman. Bermain air disungai, yang pertama kali
merasakan berjalan didalam air.
Tae Hyun juga mengendongnya ke atas bukit, memeluknya dari
belakang sambil membisikan “tempat ini Lembah Berangin. Jika orang yang jatuh
cinta mencium satu sama lain di sini...”
dan Yeo Jin pun mencium Tae Hyun. Ketika ada dirooftop, Yeo Jin meminta agar
Tae Hyun menikahinya agar menjadi ahli waris dan wali hukumnya, tanpa banyak
berpikir Tae Hyun mengatakan bersedia.
Yeo Jin meminta Tae Hyun tak menjawab sembarangan dan berpikir
lebih hati-hati. Tae Hyun langsung menciumnya, mengatakan bahwa itu adalah
jawabanya. Yeo Jin duduk diam dalam kamarnya, begitu juga Tae Hyun yang
mengingat semua kenangan indah tapi ternyata hanya dimanfaatkan oleh istrinya
sendiri.
Tae Hyun berjalan ditaman melihat Yeo Jin yang juga sedang melihat
bunga-bunga ditaman dengan pengawal yang menjaganya. Ia berjalan mendekati Yeo
Jin memberikan senyumanya, Yeo Jin terlihat gugup menanyakan apakah Tae Hyun
masih marah. Tae Hyun membenarkan, tapi tak tahu apakah ini sebuah kemarahan. Yeo
Jin pikir seperti rasa kecewa.
“Sebaliknya...apa itu menjadi kesedihan?” ungkap Tae Hyun
“Maafkan aku. Aku akan membantumu tidak merasakan seperti itu
lagi.” janji Yeo Jin
“Tidak, bukan aku, tapi Kau terlihat sedih.” kata Tae Hyun
“Kalau begitu...jangan pergi. Jika kau pergi, Aku akan terjebak
dalam kegelapan lagi. Jadi...jangan pergi. Aku tahu kau menyalahkan aku. Tapi...”
ucap Yeo Jin yang di potong oleh Tae Hyun
“Tidak, aku tidak menyalahkanmu. Alasan ibuku meninggal, itu bukan
karena kau. Dan aku tidak menyalahkan diriku lagi, bahwa ibuku meninggal karena
ketidakmampuanku. Ini adalah sebuah tragedi yang diciptakan oleh lantai 12, Oleh
keinginan setiap orang untuk kekuasaan. Sekarang...aku akan kembali ke
tempatku.”jelas Tae Hyun menatap Yeo Jin.
Yeo Jin pikir tempatnya Tae Hyun seperti sekarang yang bisa
melakukan apapun. Seperti dapat meruntuhkan lantai 12, atau merestrukturisasi
Rumah Sakit Hanshin. Tae Hyun tersenyum sambil meminta maaf, menurutnya tempat
tinggalnya sekarang itu berada dilantai 13, apabila meruntuhkan lantai 12 maka
tempatnya sekarang akan berantakan, jadi ia hanya ingin turun dari tempatnya
sekarang.
“Kau dapat merasa nyaman dan menikmati pemandangan dari sin tapi
ada orang-orang, sumber air, dan jalan
setapak di sana Dan Lembah Berangin juga. Segala sesuatu yang kita butuhkan
untuk menjadi bahagia sudah ada. Jadi...apa kau ikut denganku?” tanya Tae Hyun,
Yeo Jin terdiam menatap suaminya.
“Tentu saja...itu akan sulit, kan? Untuk meninggalkan posisi
Presdir, dan melarikan diri denganku... Aku yang gila.” ungkap Tae Hyun
menyadari permintaannya.
“Kau tidak gila. Aliran air, anak-anak, jalan setapak Dan Lembah
Berangin. Tentu saja aku tidak bisa menyerahkan
posisiku untuk mereka. Tapi, Tae Hyun... Maafkan aku, Aku kembali di mana aku
berada. Kembali ke rawa... dimana buaya hidup. Pikniknya sudah berakhir.” jelas
Yeo Jin menahan tangis.
Tae Hyun mengerti karena mungkin nanti Yeo Jin akan merindukan
piknik dan ketika saatnya tiba bisa saja mampir kapanpun yang diinginkan, karena
ia akan menunggunya. Yeo Jin bertanya kapan Tae Hyun akan pergi, Tae Hyun
memberitahu setelah mandi akan pergi.
Yeo Jin mengajak Tae Hyun untuk sarapan. Tae Hyun mengatakanna tidak
biasa untuk sarapan. Yeo Jin mengerti, Tae Hyun memeluk Yeo Jin dengan air
matanya yang mengalir, berpesan agar lebih berhati-hati, setelah itu
cepat-cepat meninggalkan taman. Yeo Jin tak bisa menahan tangisnya setelah Tae
Hyun pergi.
Yeo Jin berjalan dengan wajah murung melihat dari jauh rumah kaca,
lalu berjalan masuk melihat semua bunga lavender kembali tumbuh dan terlihat
sangat indah, Kepala Pelayan masuk memberitahu bahwa Tae Hyun yang sengaja membuat taman itu hanya
untuknya. Yeo Jin tahu lalu Kepala Pelayan keluar. Akhirnya Yeo Jin duduk dibangku
dan menangis karena Tae Hyun yang begitu baik tapi dibalas dengan sikapnya yang
dingin.
Tae Hyun merapihkan jasnya dan memasukan ke dalam koper, tiba-tiba
ia terdiam matanya kembali memerah, lalu ia keluar rumah tanpa membawa apapu
kecuali baju yang menempel ditubuhnya. Sebelum pergi, matanya menatap rumah
yang pernah ditinggalinya, lalu berjalan kaki meninggalkan rumah.
Sang Chul mendatangi Yeo Jin yang ingin menemuinya, Yeo Jin
menatap jendela meja kerjanya, memerintahkan Sang Chul untuk menjaga Tae Hyun.
Sang Chul membungkuk mengerti lalu keluar dari ruangan.
Tae Hyun berjalan sendirian, lalu Sang Chul datang dengan
mengendarai mobil dan memanggilnya “Hyung” mengajak untuk masuk. Tae Hyun menolak
karena akan mencari taksi di depan. Sang Chul menyuruh Tae Hyun masuk, karena
dirinya sudah dipecat disebabkan oleh Tae Hyun. Akhirnya Tae Hyun menaiki mobil
bersama Sang Chul.
Sang Chul bertanya apakah Tae Hyun memiliki rumah, Tae Hyun
tersenyum menurutnya apabila ia punya memang kenapa. Sang Chul mengatakan dirinya
yang tak punya tempat tinggal, lalu terdengar gelak tawa saat perjalanan
meninggalkan rumah Yeo Jin.
Sebuah peti yang ditutup dengan kain merah di dorong petugas,
dilayar terlihat nama Ha Do Joon dari jam 9-11. Yeo Jin berdiri didepan kaca
dengan memegang foto Do Joon melihat saat mayat Do Joon akan dikremasi. Peti
mulai dimasukan ke tempat pembakaran, air mata Chae Young kembali mengalir. Peti
mulai dibakar dan pintu pun tertutup, Chae Young terus menangis tapi setelah
itu terlihat matanya yang penuh dendam.
bersambung ke episode 17
Untuk saat ini aku seneng liat Tae hyun pergi ninggalin yeo jin,, yeo jin emang perlu waktu buat merenung..
BalasHapusKu harap nanti yeo jin bisa memilih Tae hyun dari pada hanshin group..
Sedih, terharu, juga kesel. Kekuasaan bisa merubah seseorang, semoga Yeo Jin cepet sadar.
BalasHapusgo tae hyun.
BalasHapusasli bikin penasaran