PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 17 November 2015

Sinopsis Reply 1988 Episode 2

Episode kali ini ayah Jung Hwan yang gokil baru beli handycam, bentuknya kaya camera yang biasa dipake wartawan, masih gede banget. Satu lagi karakter dari rumah keluarga Kim, kakak dari Jung Hwan yang bernama Jung Bong, suka banget nyari nama-nama orang di yellow pages dan maen dingdong. 

Scene yang bikin gue ngakak itu kalo Duk Sun udah ketemu sama ayahnya Jung Hwan, Tuan Kim. Sama-sama dodol, saling manggil Presdir terus salaman dari jongkok trus berdiri berkali-kali.
Waktu Duk Sun ngasih oleh-oleh dari neneknya, dateng juga pake nyanyian tarian padahal kalimatnya cuma “ permisi... saya datang bawa sesuatu”, keliatan Duk Sun udah dekat banget sama keluarganya maen nyomot makanan aja yang ada diatas meja, yang marah malah Jung Hwan karena ngambil pake tangan.

Nenek Bo Ra datang, ibu dari Tuan Sung. Duk Sun sangat sayang sama neneknya, menanyakan mana yang lebih disayang, ayahnya atau pamannya. Sang nenek cerita kalau dua anak laki-lakinya ga pernah bertengkar, jadi meminta keduanya seperti itu.
Duk Sun mengadu kalau kakaknya yang lebih dulu mengajak perang, Bo Ra langsung berteriak menarik rambut adiknya. Untuk kedua kalinya tuan Sung marah dengan membuka membawa cangkul mendengar dua anaknya ingin bertengkar, Duk Sun dan Bo Ra buru-buru berbaring ketakutan. Tuan Sung pun meminta ibunya untuk tidur nyenyak dan mengancam anaknya apabila kembali bertengkar. 



Ini maen remaja tahun 1988, saling liat kadar kecocokan dengan gebetan pake rumus yang entah dari mana asalnya. Dua teman Duk Sun awalnya sedih karena Cuma dapet 45%, Duk Sun mengeluh karena temanya itu salah menghitung setelah di coba lagi kecocokanya 95%. Duk Sun juga coba sendiri, entah menulis siapa pasanganya.

Kebiasan Duk Suk adalah diam-diam mengunakan pakaian kakaknya, karena tahu hari sabtu dan kakaknya pulang sore, sengaja pake jaket denim buat pergi sekolah. Tapi yang terjadi kakaknya pulang siang karena harus menginap, Nyonya Lee panik waktu Bo Ra ngamuk jaket denimnya ga ada.
Akhirnya pinjem telp dirumah Jung Hwan, ngasih tahu No Eul dan adik Bo Ra yang menerima telp langsung lari ke kelas Duk Sun ngasih tau ada masalah. Duk Suk berlari secepat kilat seperti permainan ding dong yang dimainin Jung Bong. Sampe dirumah, teriakan Bo Ra yang ngamuk masih terdengar.

Duk Sun langsung ngasih jaket ke ibunya, Bo Ra keluar rumah murka ingin marah sama adiknya, sang ibu sengaja menaruh jaket di mesin cuci ngasih tau kalau sebelumnya naruh di dalam mesin cuci. Duk Sun pulang berpura-pura tak tahu menahu, tapi sang kakak melihat adiknya yang memakai sandal rumah.
Bo Ra akhirnya marah-marah sama ibunya yang masukin baju ke mesin cuci tanpa bilang dulu. Duk Sun tak bisa lagi menahan amarah melihat kakaknya memarahi ibunya, menurutnya kakaknya tak dewasa dan mengejek kakaknya pakaian baju apa saja tetap jelek, seperti biasa Bo Ra langsung menjabak rambut sang adik



Taek menang kompetisi baduk dengan hadiah 50juta won, entah kenapa ayah Taek kaya menutupi sesuatu dengan hasil yang di peroleh anaknya.
Ini Scene paling gokil juga, Nyonya Ra Min Ran emang paling modernlah saat itu, tahu namanya spagheti untuk menu makanan kumpul-kumpul tapi caranya itu yang bikin ngakak, nyampurin saos sama spaghettinya pake tangan terus diambil pake tangan masukin ke mangkuk. 

Berita sedih buat keluarga Sung, Nenek tercinta meninggal setelah dirawat rumah sakit. Bo Ra keliatan baik nih sama dua adiknya, dibilang ga boleh nangis lagi dan disuruh tidur karena sampe dirumah neneknya pasti ga akan tidur.
Tapi yang terjadi dirumah neneknya, malah kaya pasar malam banyak orang yang tertawa bukan nangis. Seperti ada pesta, banyak yang maen Go Spot dan minum, ayah mereka juga terlihat tertawa bahkan memperkenalkan anak-anaknya dengan senyuman, Bibi mereka juga terlihat bangga memamerkan cincin barunya.

Kakak paling tertua datang dari Amerika, Tuan Sung langsung meluk kakaknya menangis histeris karena ibunya dipanggil dengan cepat, begitu juga adik perempuanya menyesal karena ibu mereka ingin bertemu kakaknya, tapi tak bisa. Keempatnya langsung berpelukan menangis bersama-sama.
“Orang dewasa hanya menahannya, Mereka sibuk jadi orang dewasa dan bersikap seolah kuat akibat tekanan usia mereka, pada kenyatanya orang dewasa juga bisa tersakiti.”



Dong  Ryong dkk ingin nonton film dewasa di bioskop, awalnya yakin ga akan ada polisi yang berjaga tapi ternyata tiap malam polisi selalu berjaga buat anak-anak sekolah ga boleh masuk, akhirnya Dong Ryong dkk pake seragam tentara dan berhasil masuk.
Tapi didalam bertemu dengan ayah Dong Ryong sebagai pengajar yang selalu mencari anak-anak yang bilang belajar sebenarnya kabur ingin menonton film dibioskop termasuk salah satu musuh bebuyutanya, tapi karena ada Sun Woo mereka pun di bebaskan tanpa hukuman tapi diberi peringatan. 



Sun Woo yang baru pulang teringat sesuatu kalau kotak makan yang dibawa ibunya belum dimakan, melihat punggung ibunya akhirnya memakan kotak makan dengan sosis yang digoreng dengan telur, walaupun rasanya ga enak dan kadang-kadang ada kulit telor yang masuk, tapi tetap dimakan.
“Meski begitu, terkadang tak apa dibodohi. Jika kau bisa buat ibumu bahagia dengan membuatnya berpikir masakannya enak takkan sulit menelan masakan anehnya.”

Taek akhirnya menang lagi dalam kejuaran baduk di Cina, Ayah Duk Sun yang masih berduka mengajaknya minum bersama didepan rumah, saat Taek baru pulang.  Scene yang bikin mengharu biru lagi waktu, Tuan Sung tanya kapan paling rindu dengan ibunya. Taek yang biasanya terlihat dewasa dan pendiam mengalirkan Air mata mengaku setiap hari merindukan ibunya.
“Anak yang seperti orang dewasa hanyalah anak yang tak protes. Mereka hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan orang dewasa dan ketika besar dengan terbiasa akan ilusi di sekitarnya. Anak yang seperti orang dewasa hanyalah anak. Ilusinya singkat, tapi kesalahpahaman bisa berlangsung lama. itu sebabnya ilusi menawarkan kebebasan sementara kesalahpahaman menjatuhkanmu.”

Empat sekawan, Jung Hwan Sun Woo, Dong Ryong dan Duk Sun udah ngebuat kejutan di rumah Taek, Semua keliatan sayang tapi bener-bener ga sabaran dan berisik banget, abis Taek niup lilin Duk Sun ngasih hadiah dari semuanya kaset tanpa di bungkus, terus suruh cepet-cepet potong kue dan langsung makan pake pisau kue.
Sun Woo langsung nyalain TV dengan volume yang besar sementara Jung Hwan dan Dong Ryong sibuk nyari minuman yang dibawa Taek dari China sebagai oleh-oleh mereka. Sementara Taek cuma bisa menutup kupingnya karena keberisikan teman-temanya. 

Kisah tentang Taek diceritakan, awalnya hanya mereka berempat yang tinggal satu komplek tapi akhirnya Taek pindah karena sang ibu meninggal dan memutuskan dengan ayah meninggalkan kampung halaman ibunya.
Setelah itu mereka pun bermain bersama walaupun Taek yang pendiam tetap selalu dijahili oleh Jung Hwan dkk, Duk Sun yang baik hati selalu mengandeng Taek untuk berlari bersama-sama. Jadilah mereka selalu naik kuda-kudan bersama, klo di Indonesia ini “odong-odong” 


Kempatnya mabuk bersama, Dong Ryong mulai nanya cewe yang paling cantik, awalnya dia suka sama anak seni yang terlihat pandai belajar, lalu berpikir kalau Duk Sun itu terlihat cantik.
Suk Woo terlihat setengah sadar membenarkan dengan senyuman malu-malu, Taek pun mengangguk, tapi bertanya pada Jung Hwan langsung duduk dengan nada marah mengumpat semuanya mabuk menganggap Duk Sun itu paling cantik. 

Kejadian paling memalukan karena Bo Ra yang membaca buku diary milik adiknya, ketahuan kalau Duk Sun menyukai seseorang. Berlanjut ke masa sekarang, Duk Sun membaca kembali Diarynya yang belum dibuang dan merasa aneh bisa menuliskan cerita itu.
Disampingnya terlihat pria tambun sambil minum kopi, terlihat kesal karena ketahuan Duk Sun memberikan coklat pada seseorang. Duk Sun kesal karena pria itu membaca buku diarynya. Si Pria terlihat kesal karena Duk Sun berteriak pada suaminya, Duk Sun merasa kalau memberikan coklat itu pada suaminya, tapi sang suami tak merasa menerimanya.

Tahun 1988
Kamera yang dibeli ayah Jung Hwan ternyata merekamnya, Duk Sun mendekati adik Sun Woo lalu dengan sengaja diam-diam memasukan coklat kedalam tas yang ditumpuk. Yang pertama kali keluar rumah Jung Hwan dengan Dong Ryong, lalu Taek dan Duk Sun dan yang terakhir Sun Woo mencium adiknya lebih dulu dan membawa tas yang sudah dimasukan coklat oleh Duk Sun.

bersambung ke episode 3 

Komentar
Ngeliat dari sifat asli suaminya yang suka adu mulut sama Duk Sun, gue yakin itu yang jadi suaminya Jung Hwan, tapi sepertinya Sun Won emang suka sama Duk Sun, begitu juga Taek karena Duk Sun dilihatnya cewe yang paling baik. Top banget deh TVN, bisa bikin drama yang ngeliatin masa remaja jaman tahun 1988 kaya gimana, tanpa internet dan smartphone. ckckck... *bohong yah tanpa smartphone orang tak bisa hidup, buktinya tahun ’88 mereka bisa tetap hidup* hihihihi.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar