PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 15 Januari 2016

Sinopsis Remember Episode 9 Part 2

Jin Woo berteriak sambil mengedor-gedor pintu memanggil Tuan Park Dae Soo, seorang wanita yang lewat memberitahu keluarga Park sudah pindah kemarin. Jin Woo terlihat binggung, tetangga wanita mengatakan tak tahu alasanya keluarga Park buru-buru pindah kemarin. Jin Woo memikirkan pasti ada sesuatu yang terjadi pada saksinya. 

Di sebuah tempat yang gelap dan terpencil, Sek Ahn bertemu dengan Tuan Park dan memberikan tumpukan uang dalam amplop sebagai imbalan. Tuan Park menerimanya, Sek Ahn memerintahkan agar Tuan Park Hiduplah dengan tenang,  dan Jangan pernah membuka mulut. Tuan Park melihat isi amplop lembaran uang 50ribu won sangat banyak. 

Dong Ho pergi kekantor polisi dan langsung menyapa Detektif Bae yang baru keluar ruanga. Detektif Bae menjabat tangan Dong Ho dengan wajah binggung, lalu menanyakan tujuan datang ke kantor polisi. Dong Ho membahas tentang kejadian kecelakaan yang dikatakan Detektif Bae.
Apa kecelakaan itu terjadi di Yongin?” tanya Dong Ho
Ya... Kecelakaannya terjadi di Yongin. Truk pengantar air menabrak mobil sedan dan tiga orang meninggal. Korbannya, sopir truk dan 2 anggota keluarga dalam sedan itu.” Cerita Detektif Bae
Apa aku... bisa melihat laporan kecelakaannya?” kata Dong Ho dengan wajah penasaran. 

Pengacara Song mengeluh karena Saksi mereka satu-satunya telah menghilang sekarang. Manager Yoon mencium hal yang mencurigakan. Jin Woo meminta agar Pengacara Son melacak terus Park Dae Soo, Pengacara Song mengerti. Jin Woo juga meminta Manager Yoon tetap focus siapa jaksa yang akan hadir pada sidang nanti. Manager Yoon mengerti, lalu bertanya Jin Woo akan pergi kemana sekarang. Jin Woo sudah membawa jaketnya, mengatakan mau mencari saksi lain lagi, lalu pamit pergi. 

In Ah masuk ke dalam ruangan Jaksa Hong, sudah ada Jaksa Chae duduk didepanya. Jaksa Hong menawarkan In Ha untuk membantu Jaksa Chae dalam persidangan. In Ah sempat melirik ke arah Jaksa Chae, lalu Jaksa Hong memberikan berkas diatas meja. In Ah melihat Berkas Persidangan Ulang ayah Jin Woo,  Jaksa Hong menatap juniornya dengan licik. 

Flash Back
Gyu Man minum bersama dengan Jaksa Hong, meminta agar membuat In Ah menyerah. Jaksa Hong menyatakan posisinya ini masih belum bias membuat In Ah  menyerah seperti itu, tapi ia sudah memiliki rencana
Aku akan memberikannya pekerjaan yang akan membuatnya menyerah.” Ungkap Jaksa Hong, Gyu Man tersenyum licik mendengarnya. 

In Ah hanya bisa diam menatap kasus Ayah Jin Woo, Jaksa Hong mengingatkan kalau pada sidang pertama saat itu yang menjadi jaksanya. In Ah mengaku masuk mengingatnya.
Dan karena itu, bagaimana pun juga kau harus memenangkan kasus ini.” tegas Jaksa Hong, In Ah sempat melirik sinis
Namaku, Chae Kyung Jin... Senang bertemu dengan anda.” Kata Jaksa Chae mengulurkan tanganya, In Ah pun menjabat tangan sambil menyebut namanya.
Aku harap, terdakwa Seo Jae Hyuk bisa seenaknya bebas dari jeratan hukum.” Kata Jaksa Hong, In Ah hanya diam seperti ada beban berat dalam tugasnya kali ini, menatap berkas yang sudah disetujui oleh Hakim Kang. 

Dokter Lee  Jung Hoon sedang membersihkan papan nama sebagai Wakil Direktur RS. Il Ho. Jin Woo masuk ke dalam ruanganya, dengan senyuman memberikan selamat atas pengankatanya sebagai Wakil Direktur.  Dokter Lee pikir Jin Woo datang untuk membahas tentang masa lalu, menurutnya itu hanya membuang energi saja. Jin Woo memikirkan tentang masa lalu yang diucap Dokter Lee.
Lalu, apa ini termasuk "masa lalu" juga? Bahwa kau telah salah mengdidiagnosis seseorang untuk masuk rumah sakit jiwa Dan kau pasti menerima uang yang banyak.” Kata Jin Woo, Dokter Lee berteriak penuh amarahan.
Kim Dong Suk, 20 September 2012, Didiagnosis dengan gangguan neurotik. Choi Young Soon, 26 Mei 2013, Didiagnosis dengan gangguan kepercayaan. Oh Chul Min, 2014,Didiagnosis dengan gangguan bipolar. Ko Min Soo, 7 September 2014, Didiagnosis dengan alkoholisme kronis. Mereka dirawat 86 hari, 132 hari, 205 hari dan 307 hari di rumah sakit. Kau mencuri 644 hari dari hidup mereka. Dengan total 15.456 jam! Apa kau tahu, sebagian dari mereka hampir bunuh diri untuk bisa bebas?” ucap Jin Woo bisa mengingat semua kesalahan Dokter Lee
Apa yang kau inginkan?” tanya Dokter Lee mulai ketakutan
Aku tak akan melaporkanmu, jika kau mengakui kebohonganmu 4 tahun lalu.... saat persidangan ulang nanti.” Tegas Jin Woo 

Sang Ho memberikan berkas laporan mengenai kecelakaan di Yongin. Dong Ho pun mengucapkan terima kasih melihat laporan dari polisi, lalu melihat ada nama  Seo Jae Hyuk, Di lembaran berikutnya melihat nama ayahnya Park Kyung Soo, Lee Hye Sun, Seo Young Woo sebagai korban meninggal, lalu nama Seo Jae Hyuk, Seo Jin Woo mengalami Cedera serius
Ingatan kecelakaan kembali terulang dalam pikiranya, saat truk yang dikemudikan ayahnya menabrak sebuah mobil yang menyebabkan 3 orang meninggal yang itu Sopir truk 2 anggota keluarga dalam sedan itu. Saat bersamaan, Jin Woo kecil memanggil ibunya yang tak sadarkan diri, sementara Dong Ho memeluk ayahnya.
Dong Ho melihat nama pengendara Seo Jae Hyuk dan penumpang Seo Jin Woo, dadanya terasa sakit karena menahan rasa sedihnya. Teringat kembali saat mereka selalu bersama-sama ke tempat pemakaman dihari yang sama.
Orang tua kita meninggal pada hari yang sama. Entah bagaimana, kita selalu terhubung.” Ungkap Dong Ho yang tak tahu ternyata truk ayahnya yang menabrak mobil Jin Woo.
Dong Ho hanya bisa menjerit mengeluarkan rasa penyesalan yang mendalam karena sudah membuat kesalahan yang kedua kalinya, lalu menatap kembali korban yang selamat adalah Jin Woo dan juga ayahnya. 

Diruang tunggu
Jaksa Chae Dan In Ah minum kopi bersama. Jaksa Chae menatap In Ah yang sedari tadi tertunduk diam, mengutarakan kalau ia mengerti dengan perasaan In Ah tapi menurutnya seorang jaksa juga harus menuruti perintah atasan jadi meminta agar jangan melibatkan emosinya.
Aku tahu, kerja sama sangatlah penting untuk jaksa Tapi, bukannya jaksa memiliki hak untuk melakukan penyelidikan?” kata In Ah
Dengarkan aku. Sikap egomu itu, bisa menghancurkanmu juga. Kebehasilan kasus ini akan membuka jalan Kepala Hong  menjadi Kepala Kejaksaan Seoul. Jadi, mohon kerja samamu. Mengerti?” jelas Jaksa Chae 

Dong Ho menemui Ayah Jin Woo dipenjara, Tuan Seo mengaku tak bisa mengingat apapun, bahkan dirinya  tak percaya pada dirinya sendiri, jadi tak bisa mengatakan apa-apa, lalu bertanya apakah mereka pernah bertemu. Dong Ho tertunduk seperti ada raut wajah penyesalan saat membiarkan dipersidangan harus kalah.
4 tahun lalu, aku adalah pengacaramu di pengadilan.” Kata Dong Ho
Maaf, karena aku tak bisa mengingat anda.” Ucap Tuan Seo, Dong Ho meminta agar Tuan Seo tak meminta maaf padanya.
Mungkin, anda merasa tak berhasil dan bertugas, karena yang anda bela dijatuhi hukuman mati. Tapi, terima kasih atas bantuan anda Karena anda mau membelaku. Dan... Maaf, karena aku tak bias mengingat jasa anda dulu.” Ungkap Tuan Seo, Dong Ho tak bisa menatap ayah Jin Woo hanya bisa menghembuska nafas panjang untuk menahan air matanya. 

Dokter penjara menjelaskan  Pasien Alzheimer cenderung melupakan kenangan yang baru mereka lalui. Dong Ho mendengarnya sambil berjalan dilorong,
“nomor 37295 sepertinya terjebak dalam masa lalu. Tolong sampaikan salamku pada Tn. Nam Gyu Man dan Aku akan mengurus 37295.” Ucap Dokter penjara. Dong Ho langsung mencengkram baju Dokter dengan penuh amarah
Jangan pernah... sekali lagi menyebut... manusia dengan angka-angka itu.” Tegas Dong Ho, Dokter mengangguk dengan wajah ketakutan. Dong Ho lalu melepaskan cengkramanya lalu berjalan dengan wajah kesedihan. 

Jin Woo tak sengaja bertemu Jaksa Hong di lobby pengadilan, Jaksa Hong menyapa Jin Woo sebagai pengacara yang terkenal itu. Jin Woo merendahk kalau ia masih jauh kalah tenar dengan Jaksa Hong yang sudah senior.
“Apa Kau sudah tahu Jaksa Lee akan menjadi lawanmu nanti?” ucap Jaksa Hong, Jin Woo terlihat kaget. In Ah baru datang menghampiri keduanya.
Mohon jangan terlalu keras padanya seperti sidang terakhir itu. Dia masih baru.” Kata Jaksa Hong mengejek lalu pamit pergi, In Ah menatap Jin Woo seperti merasa bersalah karena mendapatkan tugas sebagai jaksa di persidangan. 

Di cafe
In Ah ingin menceritakan yang sebenarnya, Jin Woo sudah tahu kalau Jaksa Hong pasti memaksa untuk menerima tugas itu. Dengan mata berkaca-kaca In Ah mengaku baru pertama kali merasa menyesal menjadi jaksa.
Aku sudah tahu, Jika pengadilan ini saja tak akan cukup bagi ayahku.” Ungkap Jin Woo
Tetap saja, Aku yang sudah tahu, ayahmu tak bersalah...” kata In Ah menahan rasa sedihnya.
Tak usah merasa bersalah. Aku... pasti akan memenangkan Sidang ini.” ucap Jin Woo agar membuat In Ah tenang. 

Dong Ho dan Sang Ho pergi ke kotak penyimpanan, Sang Ho binggung atasanya pergi ke tempat itu, Dong Ho tak menjawab hanya membuka kotak penyimpananya lalu mengeluarkan sebuah koper dan membuka dengan kunci yang dibawanya. Sang Ho menduga-duga yang akan dilakukan atasnya. Di dalam koper terlihat tumpukan uang dan juga CD rekaman bertuliskan Bukti pertama. 

Flash Back
Gyu Man menceritakan Oh Jung Ah yang membuatnya  terlihat seperti sampah, padahal ia sudah lembut pada, tapi wanita itu malah melawannya. Doo Chul mendengarkan temanya bercerita, Gyu Man tahu pasti temannya itu mengertahui sifatnya yang tak suka ditolak.
Jadi, kau membunuhnya?” tanya Doo Chul
Dia duluan yang bersikap kasar dan Aku tak tahan melihatnya.” Kata Gyu Man, Dong Ho mengingat rekaman itu yang didengar saat ada didalam mobil.
Setelah kalah dari sidang Tuan Seo, Gyu Man datang ke kantornya, Dong Ho langsung melempar USB sebagai bukti dari rekaman yang dimilikinya. Gyu Man mengumpat Dong Ho tak sopan lalu menyakinkan tak ada lagi salinannya

Nyonya Kim langsung menarik In Ah yang baru pulang mengenalkan teman-teman yang ikut les berenang bersama. In Ah menyapa teman –teman ibunya, teman ibunya berbaju coklat menceritakan Nyonya Kim selalu membicarakan In Ah jadi membuat mereka penasaran.
Kau kan jaksa? Apa kau bias membantu sengketa tanah kami?” ucap si wanita berbaju merah
Itu kan masalah kecil. Kau bisa membantu mereka, 'kan?” kata Nyonya Kim pada  anaknya.
Aku akan berpura-pura tak mendengarnya.” Tegas In Ah memilih untuk masuk, Nyonya Kim menahanya
Ayolah, bantu mereka. Polisi akan takut padamu dan berani melawanmu. Buat ibu bangga...” rengek Nyonya Kim
Ibu.... Apa ibu tahu seberapa banyak kasus yang harus jaksa hadapi? Apa ibu pikir ini mudah?” teriak In Ah memilih untuk keluar dari restoran, Nyonya Kim hanya bisa melonggo melihat anaknya yang marah. 

Dong Ho menyetir mobil dengan pikira melayang-layang, mengingat ucapan Ayah Jin Woo saat di penjara
Terima kasih karena anda sudah mau membelaku saat itu. Dan... Maaf, aku tak bisa mengingat jasa anda.

Gyu Man menelp mengungkapkan mereka sudah jarang bertemu. Dong Ho pikr Gyu Man membuat masalah lagi. Gyu Man mengungkapkan ingin membicaraka kasus jadi segera untuk menemuinya. Dong Ho dengan kesal menutup telp dengan membuat hands freenya.
Dia membuatku khawatir belakangan ini.” ungkap Gyu Man, Sek Ahn menanyakan apa yang akan dilakukanya.
Dia masih berguna dan Aku akan menunggu aksi dalam melawan Seo Jin Woo.” Kata Gyu Man 

Gyu Man datang ke kantor Jin Woo, mengejek kantor hukumnya yang kecil lalu mengaku bisa melihat perusahaannya dari kantor Jin Woo, dan bertanya-tanya apakah ini hanya kebetulan saja. Jin Woo berdiri dengan tatapan sinis menanyakan tujuan Gyu Man datang, karena musuhnya itu tak punya urusan di sini.
Kalau menurutku, di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan.” Kata Gyu Man
Mendengar ucapanmu itu, dan kedatanganmu ke sini. Sepertinya kau gugup” tegas Jin Woo
Sebenarnya apa yang harus aku lakukan agar si Seo Jin Woo ini bisa tenang? Jika kau mau uang, akan kuberikan. Jika kau mau pekerjaan, bisa.. Ataukah kau mau keduanya?” kata Gyu Man memberikan tawaran
Lalu, apa lagi? Negoisasimu ini terdengar sangat lucu.” Ejek Jin Woo, Gyu Man menghela nafas karena sebenarnya ingin mencoba bersikap baik. 

Dong Ho datang, Gyu Man menyambutnya. Jin Woo melirik sinis pada Dong Ho yang membuat ayahnya mendekam di penjara. Gyu Man dengan sopan  meminta izinkan untuk memberitahu sesuatu.
Kejadian masa lalu itu akan terulang lagi dalam sidang ini. Apa menurutmu ayahmu akan bisa memberikan keterangan nanti? Coba Beritahu dia.” Kata Gyu Man
Sejak awal, sidang itu tak akan bisa kau menangkan. 4 tahun telah berlalu, dan tak akan ada yang berubah.” Kata Dong Ho, Jin Woo berteriak menyuruh Dong Ho diam.
Orang kecil sepertimu inilah yang sangat menyebalkan di dunia. Bahkan jika kau mempertaruhkan seluruh hidupmu, tak akan ada yang berubah. Karena... aku yang akan menang. Mengerti?” ungkap Gyu Man lalu menyuruh Dong Ho yang memberitahu saja karena ia ingin pulang. 

Dong Ho ingin berbicara, Jin Woo berteriak kalau atasanya itu  sudah menjelaskannya dan ia pun tak punya urusan dengan Dong Ho, jadi memintanya agar segera keluar. Dong Ho hanya bisa tertunduk dengan menghela nafas.
Saat itu, aku memang tak bisa memenangkannya. Tapi, aku harap kau bisa menang. Aku serius, Jin Woo.” Ungkap Dong Ho penuh harapan lalu meninggalkan kantor

Jin Woo masuk keruang rahasianya, masih terlihat bentuk bagan keluarga Nam yang sangat detail di dinding, matanya melihat Gyu Man yang sangat licik, serta Dong Ho, mantan pengacara ayahnya yang sekarang berpihak pada keluarga Nam, ada dendam yang tersisa dan ingin membebaskan ayahnya dari penjara. 


Jaksa Chae mengenali Jin Woo saat berjalan dilorong, dengan percaya diri menyapa dan mengenalkan diri sebagai jaksa di pesidangan nanti. Jin Woo pun memperkenalkan dirinya, Jaksa Chae mengungkapkan rasa penasaran karena Jin Woo adalah pengacara termuda di korea, ternyata memang terlihat masih sangat muda.
Sidang ini sangat penting bagiku jadi, aku tak akan kalah.” Tegas Jin Woo
Aku sudah tahu kondisi ayahmu, jadi Aku harap kau bisa menang.” Balas Jaksa Lee lalu pergi lebih dulu masuk ruang sidang. 

Jin Woo masuk ruang sidang dari pintu depan dan duduk dikursi tepat disamping terdakwa, didepan sudah duduk Jaksa Chae yang siap dilawanya. Keduanya saling melirik sinis, Jin Woo menatap kursi kosong untuk In Ah sebagai jaksa pembantu. Dong Ho masuk ruang sidang, saling menatap pada Jin Woo seperti memberikan harapan agar bisa memenangkan sidang lalu duduk dibangku penonton.
In Ah berjalan dilorong dengan jubah jaksanya, wajahnya galau memikirkan ucapan Jaksa Hong Apa kau ingin membantu Jaksa Chae dalam persidangan? Kau tahu kan aku lah yang bertugas pada sidang pertamanya? Bagaimana pun juga kau harus memenangkan kasus ini.

In Ah masuk ruang sidang, Jin Woo dan Hakim Kang melihatnya, Jaksa Chae tersenyum melihat In Ah yang datang untuk menemaninya sidang. Jin Woo terlihat sedih karena harus melawan In Ah. Lalu In Ah memilih untuk duduk dibangku penonton, senyuman Jaksa Chae menghilang. Jin Woo yang melihatnya memberikan senyuman karena In Ah menolak untuk jadi Jaksa di sidang ayahnya. Jaksa Chae pun menelp untuk meminta jaksa lain membantunya. 

Sidang pertama, diputar ulang video Nyonya Kim yang memberikan pengakuan
4 tahun yang lalu, dalam siding pembunuhan mahasiswi Seochon, aku telah memberikan kesaksian palsu. Aku tak pernah melihat Seo Jae Hyuk, menyembunyikan sesuatu di ruang pegawai pada tanggal 2 Desember, Hari itu, Seo Jae Hyuk bahkan tak masuk bekerja. Yang telah aku katakan ini adalah kebenarannya. Maafkan aku. Aku sungguh minta maaf.
Jin Woo berdiri berkata pada Hakim, Nyonya Kim yang sebelumnya memberikan kesaksian sudah berbicara bohong, kalau ayahnya tak ada didalam villa. Hakim Kang meminta Jaksa membuat pernyatanya. Jaksa Chae berdiri dengan mengucapkan belasungkawa lebih dulu ternyata Nyonya Kim yang sudah meninggal. 

“Pernyataan saksi tak dapat diterima sebagai bukti.” Kata Jaksa Chae, Hakim Kang menanyakan alasanya.
Karena dia menyatakan ini di bawah tekanan setelah diancam. Dan karena itu, kita tak begitu saja percaya pada pernyataan itu. Saya memiliki saksi sendiri.” Tegas Jaksa Chae, Jin Woo terlihat sangat tegang, sementara Tuan Seo seperti berusaha untuk mengingat semuanya.
Seorang pria keluar dari ruang sidang sambil menelp, Sek Ahn yang menerimanya langsung mengangguk mengerti, setelah itu melaporkan pada Gyu Man bahwa Jaksa Chae sangat hebat. Gyu Man tersenyum bahagia dan sangat yakin bisa menang dalam sidang. 

Jaksa Chae membawa saksi seorang petugas supermarket lalu mulai bertanya apakah ia pernah melihat wanita yang ada dalam video itu di supermarket. Pria itu mengangguk, Jaksa Chae bertanya siapa yang wanita itu temui, Pria itu menunjuk ke arah Jin Woo.
Bagaimana situasi saat mereka bertemu?” tanya Jaksa Chae
“Mendingan Nyonya Kim diancam oleh pria itu.”kata petugas, Jaksa Chae menanyakan alasan.
Petugas mengingat Nyonya Kim saat membuka pintu dan Jin Woo menanhanya dengan mengatakan masih belum terlambat mengatakan yang sebenarnya, lalu Nyonya Kim mengancam akan melaporkannya dengan sikap Jin Woo. Si petugas sangat jelas mendengar perkataan Nyonya Kim "Jika kau begini terus, aku akan melaporkanmu."
Menurut dari pernyataan saksi, Pria yang telah mengancam almarhum adalah pengacara dalam persidangan ini, sebagai anak terdakwa juga.” Ucap Jaksa Chae, Jin Woo mengatakan keberatan
Jaksa hanya berspekulasi.” Tegas Jin Woo, Hakim Kang memohon tenang dan meminta agar Jaksa Chae  tidak membuat spekulasi yang berlebih dan melanjutkan pernyataanya.
Saya akan menampilkan analisis suara almarhum dalam video itu. Grafik menunjukkan bahwa dia di bawah tekanan emosional yang tinggi. Dengan begitu, sangat mungkin dia hanya mengikuti perintah pengacara. Sebuah pernyataan paksaan tak dapat diterima sebagai bukti.” Jelas Jaksa Chae memperlihatkan grafiknya, Hakim meminta Jin Woo untuk berbicara.
Saya akan memanggil putri almarhum. Sebagai saksi untuk membuktikan bahwa almahrum tidak dipaksa.” Kata Jin Woo. 

Anak Nyonya Kim mengakui ibunya bertemu dengan Pengacara Seo tapi tak merekam video itu karena merasa terancam. Jaksa Chae berdiri mengungkapkan, Saksi hanya memberikan pendapat pribadinya.
Apa anda punya buktinya?” tanya Jin Woo
Karena saya lah... yang merekam ibu saya sendiri. Ibu saya meneleponku setelah dia bertemu dengan Pengacara Seo. Ibu saya ingin memberitahuku sesuatu. Dia berkata, dia telah berbohong di persidangan 4 tahun lalu Dan dia ingin merekam pernyataannya dalam sebuah video. Pengacara Seo bahkan tak tahu tentang video ini. Sesuai keiginan ibu saya, saya memberikan video ini padanya.” Ucap Anak Nyonya Kim, Jin Woo melirik Jaksa Chae yang bisa melawanya. Hakim Kang memutuskan untuk istirahat sejenak. 

Jin Woo membelikan segelas kopi dan berbicara dengan In Ah diatap. In Ah  yakin dirinya adlah jaksa pertama yang duduk di antara penonton Dan mungkin satu-satunya. Jin Woo menanyakan alasan In Ah menolak tugas itu, In Ah berjanji akan memberitahunya nanti jadi meminta Jin Woo hanya perlu fokus pada sidang ini, lalu bertanya siapa yang menjadi saksi selanjutnya. 

Jin Woo kembali ke sidang mengatakan membawa Dokter dari Seo Jae Hyuk saat persidangan pertama sebagai saksi. Dokter Lee masuk ke dalam ruang sidang dan duduk dibangku saksi. Jin Woo mulai bicaa kalau saksi adalah wakil direktur di RS. Il Ho tapi tiba-tiba terdiam dan gugup memperkenalkan saksinya.
Semua orang menunggu, Jin Woo terlihat kebingungan meminta maaf pada hakim dan membalikan badanya meja terdakwa. Ingatan Jin Woo kembali saat bertemu Dokter Lee melihat papan nama, lalu tiba-tiba tubuhnya lemas. Suara Hakim Kang yang memanggilnya hanya mengema.
Pikiran Jin Woo kembali saat pertama kali ayahnya dibawa polisi, lalu banyak demo yang menuntut ayahnya dan ia mendapatkan lemparan telur, datang ke tempat pemakaman tuan Oh. Detektif Gwan yang ingin menembaknya, lalu terpisah oleh ayahnya di persidangan 4 tahun lalu.
Jin Woo mencoba berdiri tapi tubuhnya tak bisa menahanya dan akhirnya jatuh pingsan, In Ah langsung lari menghampiri Jin Woo, Dong Ho sempat berteriak panik. Hakim Kang meminta tolong memanggil petugas medis. In Ah berusaha menyadarkan Jin Woo yang tergeletak dilantai.
bersambung ke episode 10 
FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



1 komentar: