PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 22 Februari 2016

Sinopsis Madame Antoine Episode 10 Part 2

Soo Hyun bertemu dengan ibu guru Soo Dam di sekolah, Ibu Guru menceritakan So Dam sedikit lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak lain,  dan tidak  suka mengotori celananya, serta tidak suka menarik rambutnya.
“Bagaimana nafsu makannya?” tanya Soo Hyun,
“Soo Dam  sama dengan anak-anak lain, dia juga tidak pernah membunuh serangga dan menunjukkannya kepada kami sebelumnya.” Kata ibu Guru
“Apa dia pernah menyanyi sendirian?” tanya Soo Hyun, Ibu Guru mengaku terkadang.
“Dia melakukan itu saat sekitarnya terlalu tenang.” Ucap Ibu Guru
“Apa kau ingat ketika dia melakukan itu untuk pertama kalinya?” tanya Soo Hyun
“Tidak tahu persis, tapi... kalau aku melihat dalam catatan, aku yakin ada tanggalnya di ponselku” ucap ibu Guru mengeluarkan ponselnya. 

Nyonya Park binggung Soo Hyun menyebut tanggal 4 Oktober, karena menurutnya bukan hari yang unik untuk mereka. Soo Hyun meminta Nyonya Park mengingatnya mungkin bukan terjadi saat itu tapi merasa yakin  sesuatu terjadi sebelum itu.
“Apakah semua keluarga pergi ke suatu tempat, atau apa kau membeli sesuatu untuknya?” tanya Soo Hyun mencoba mengingatkan Nyonya Park
“Oh ya. 2 Oktober adalah hari peringatan kematian Ayah mertuaku. Dan Tahun ini, kakak iparku dari Amerika datang untuk bergabung dengan kami.” Cerita Nyonya Park bisa mengingatnya.
“Apa sesuatu yang luar biasa terjadi hari itu?” tanya Soo Hyun
“Selain banyak sanak saudara kami yang berkumpul,tidak ada yang terjadi. Ahh.... Kupikir keponakan aku merekam beberapa hal untuk ditunjukkan untuk kerabatku.” Kata Nyonya Park, Soo Hyun pun meminta agar mengirimkan semua file padanya. 

Soo Hyun melihat video saat upacara kematian, Soo Dam terlihat melirik ke arah kamera. Ketika selesai seorang paman menyapa Soo Dam yang terlihat malu-malu, lalu salah seorang meminta Soo Dam menyanyikan lagu untuk pamannya. Soo Dam terlihat malu-malu ketika menyanyikanya, semua yang ada diruangan memberikan tepuk tangan, suara Soo Dam pun langsung lantang dan tersenyum bahagia menyanyikan lagu untuk semua orang.
Mata Soo Hyun berkaca-kaca menonton video Soo Dam. 

Soo Dam menyanyikan lagu dengan penuh semangat di dalam kelas, Soo Hyun dan orang Tua Soo Dam didepan kelas melihatnya. Soo Hyun memberitahu Soo Dam itu terkena “impulse control disorder.” (gangguan kontrol impuls.)
“Dia ingin orang memperhatikan dirinya. Pertama kali, dia dipuji pada hari peringatan kematian saat dia bernyanyi ketika semua orang tenang. Itu sebabnya dia bernyanyi saat suasana sunyi, Untuk menerima lebih banyak pujian.” Jelas Soo Hyun, Tuan Park menanyakan kenapa Soo Dam seperti itu.
“Kalian berdua adalah yang paling tua di antara saudara kandung kalian, benarkan? Anak sulung cenderung memihak anak sulung saat anak-anaknya berkelahi. Dan Juga, kalian berdua pernah menjadi sorotan sebelumnya, bahkan anak perempuanmu mengikutimu karena ingin mengambil bagian dalam kontes kecantikan. Orang tua cenderung tertarik kepada anak-anak yang mirip dengan mereka.” Jelas Soo Hyun, Nyonya Park merasa tak seperti itu.
“Yang penting adalah So Dam mencoba yang terbaik untuk menerima perhatian di tengah-tengah semua itu. Dia pikir dia tidak secantik kakaknya jadi dia mencoba untuk mengkompensasi hal itu dengan belajar keras, lalu dia berpura-pura kalau dia masih kesulitan menggunakan kamar mandi untuk mendapatkan perhatian darimu.” Jelas Soo Hyun, Nyonya Park melihat Soo Dam menyanyi seperti anak lainya.
“Selian itu ketika dia membunuh kecoa dan ditunjukkan kepadamu. Ini semua adalah teriakan minta perhatian. Pada kenyataanya bahwa dia menarik rambutnya adalah bukti dari itu juga.” Ucap Soo Hyun, Nyonya Park mulai berkaca-kaca melihat anaknya ternyata membutuhkan perhatian darinya dan merasa diabaikan.
“Aku tidak mengatakan kalau kalian berdua berada di posisi salah. Memang pada umumnya orang tua tertarik kepada anak yang lebih mirip dengan mereka. Yang penting sekarang adalah apa yang terjadi selanjutnya. Tidak akan membantu So Dam sama sekali dengan mencoba dan memberinya sekali penebusan kesalahan  dengan membawanya ke sebuah taman hiburan atau sesuatu seperti yang lainnya” ucap Soo Hyun
“Kalian harus konsisten dalam menunjukkan perhatian kepadanya. Tunjukkan kalau kau mencintainya dengan cara yang berbeda dari yang kau lakukan untuk So Yul. So Dam pandai menyanyi dan pandai belajar jadi akan sangat membantu kalau kau memujinya berdasarkan hal-hal yang relevan dengan itu.” Saran Soo Hyun,
Nyonya Park melihat Soo Dam sangat lincah dalam menyanyi dan mengucapkan “Aku mencintaimu.” Dengan mata berkaca-kaca. 

Prof Bae merasa mendaki di pegunungan lebih baik, Seung Chan pikir  Latihan aerobik juag perlu karena harus membangun lebih banyak otot bukannya menjadi lebih ramping sambil melakukan angkat barbel. Lalu ia mengajak Prof Bae melakukan 50 menit per-minggu bersamanya, maka hasilnya nnati akan hidup sampai umur 120 tahun.
“Lalu, apa yang harus aku lakukan terlebih dahulu?” ucap Prof Bae pasrah
Seung Chan mengajak Prof Bae melakukan squast dengan tongkat diatas punggungunya, dengan menghitung sampai 10. Prof Bae mulai kelahan dihitungan 12 dan sempat akan jatuh. Seung Chan sempat panik menanyakan keadaanya, Prof Bae mengaku baik-baik saja karena tinggal 3 lagi jadi bisa melakukanya. Setelah selesai, Seung Chan pun mengajak Prof Bae untuk minum dulu.
Prof Bae pun meminum sebotol air yang diberikan Seung Chan dan mengikuti jalannya karena akan berlatih gerakan lain, yaitu membuat otot punggungnya lebih besar. Prof Bae langsung jatuh belum sempat melakukan latihan yang kedua, Seung Chan pun panik melihat Prof Bae yang tiba-tiba tak sadarkan diri. 

Soo Hyun dengan wajah panik pergi ke bagian receptionist menanyakan tentang Prof Bae yang datang dengan ambulans satu jam yang lalu. Perawat mengecek di komputer kalau Pasien ada di kamar 508 lalu melihat dokter yang memeriksanya baru saja keluar. Soo Hyun pun menemui Dokter mengaku sebagai wali dari Prof Bae dengan menanyakan keadaanya.
“Kurasa dia tidak memiliki kerusakan otak dan Kupikir itu aritmia, karena Aku mendengar kalau dia sedang berolahraga sebelum dia pingsan dan mungkin karena dia melakukannya secara berlebihan.” Jelas Dokter
“Kalau begitu ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan? Kau sudah menjalankan semua tes, kan?” ucap Soo Hyun panik
“Tidak ada yang serius. Tapi tentang kanker tiroidnya... Apa dia mendapatkan perawatan untuk itu?” tanya dokter, Soo Hyun kaget Prof Bae terkena kanker tiroid
“Ah, kau tidak tahu? Terlihat tenggorokannya bengkak, jadi aku khawatir dan memeriksanya. Sepertinya itu juga sudah cukup berkembang.” Jelas Dokter, Soo Hyun Shock karena Prof Bae menyembunyikan penyakit kanker yang dideritanya. 

Seung Chan meminta maaf karena dirinya membuat Prof Bae berolahraga dan tak sadarkan diri, Prof Bae menenangkan Seung Chan kalau ini bukan masalah yang besar dan akan keluar besok, menurutnya karena jarang berolahraga dan tak memilih otot yang baik jadi membuatnya pingsan, seperti ada rasa penyesalan karena tak sering olah raga. Tapi Seung Chan tetap merasa kalau itu salahnya membuat Prof Bae berlebihan untuk berolahraga.
“Jangan mengatakan hal-hal seperti itu. Sebaliknya, kau harus menyuruhku melakukan sepuluh kali squat dan aku akan melakukannya di tempat lain. Itu benar-benar menyenangkan!” ucap Prof Bae penuh semangat
Soo Hyun datang menemui Prof Bae diruang rawat, Prof Bae menyapa Soo Hyun memberitahu kalau Hye Rim juga akan datang nanti, lalu mengungkapkan rasa bersalah karena membuat semua pegawai klinik datang kerumah sakit. Soo Hyun meminta adiknya pergi saja karena harus berkerja, Seung Chan pun meminta izin pada Prof Bae untuk pergi dan berjanji akan datang lagi setelah berkerja.
Sebelum pergi ia bertanya apa yang ingin dimakan Prof Bae nanti. Prof Bae ingin makan ramen instant dengan kimbap seperti yang dilakukan Seung Chan waktu itu. Seung Chan setuju akan membelikanya jadi mereka bisa makan bersama-sama setelah itu pamit pergi. 

Soo Hyun menatap Prof Bae dalam-dalam, Prof Bae tertunduk melihat tatapan anak muridnya. Soo Hyun menanyakan alasan Prof Bae menyembunyikan penyakit kankernya, Prof Bae bertanya bagaimana Soo Hyun bisa mengetahui hal itu.
“Dokter mengatakan kepadaku dan sepertinya itu sedikit berkembang. Apa kamu pernah mendapatkan pengobatan Atau...” ucap Soo Hyun yang langsung disela oleh Prof Bae
“Bisakah kau berpura-pura seolah-olah kau tidak tahu ? Aku tidak akan mati, bahkan menulis semua daftar dari hal-hal yang ingin aku lakukan. Kupikir itu akan menghabiskan sekitar 10 atau 20 tahun untuk melakukan semuanya. Jadi jangan khawatir.” Kata Prof Bae menenangkan Soo Hyun
“Aku tidak akan mati sebelum aku melakukan semua yang ada di daftar. Tidak seperti itu... aku tidak bisa mati sebelum aku melakukannya semuanya” ucap Prof Bae yakin, Soo Hyun tetap merasa Prof Bae itu harus menjalani perawatan
Prof Bae mengaku sudah mendapatkan perawatan jadi tak perlu mengkhawatirkan hal itu. Soo Hyun menatap sedih Prof Bae yang terkena kanker tapi tak mau melakukan perawatan. Prof Bae tersenyum menatap Soo Hyun, mengodanya kalau dengan bertanya apakah ia akan ditendang dari klinik karena terkena kanker.Soo Hyun mencoba memberikan senyumannya lalu bertanya apa saja yang ada dalam daftar keinginanya itu, karena akan membantu semampu yang ia bisa. 
Prof Bae mengingat sebelumnya hanya ada 10 poin saja tapi sekarang menjadi 20 bahkan 30 poin, lalu teringat satu keinginannya adalah berkencan dengan seseorang, seperti bergandengan tangan dan berjalan di sepanjang laut biru yang indah di Pulau Jeju sambil mengumpulkan kerang, lalu kembali mengoda Soo Hyun yang pasti cemburu mendengarnya. Soo Hyun  memberikan senyuman yang terpaksa karena hatinya sangat sedih. 

Hye Rim masuk keruangan Prof Bae sambil menelp, memberitahu sudah mendapatkan handuk, sikat gigi lalu bertanya apa  lagi yang dibutuhkanya. Seung Chan berjalan keluar rumah sakit memberitahu Prof Bae membutuhkan sandal dan charger ponsel, Hye Rim menemukan sandal di kolong meja lalu bertanya dimana tempat charge ponsel.
Seung Chan pikir ada dalam laci, Hye Rim mengerti akan mencarinya. Ketika membuka laci pertama langsung menemukan charger, tapi matanya melihat sesuatu didalam laci Prof Bae. Sebuah “bucket List” yang diketik dengan rapi, Hye Rim melihat poin-poin yang dinginkan Prof Bae, tentu saja yang pertama adalah bisa selalu dekat dengan Seung Chan di poin pertama dengan dua tanda bintang diatasnya.

Prof Bae menyisir rambutnya sambil bercermin, teringat janji Seung Chan yang akan datang setelah berkerja, dengan senyuman sumringah, Prof Bae berlatih menyapa Seung Chan yang nanti akan datang mengunjunginya beberapa kali agar tak terlihat canggung.
Setelah dua kali mencoba merasa, sapaanya begitu kaku seperti seorang direktur terhadap anak buahnya. Lalu kembali berlatih menyapa seperti wanita seumuran Seung Chan, tapi menurutnya nadanya terasa berlebihan.
Hye Rim mengintip dari balik pintu melihat Prof Bae yang berlatih untuk menyapa Seung Chan agar terlihat lebih menarik dimata orang yang disukainya. 


Pagi hari
Hye Rim membahas Prof Bae yang akan keluar dari rumah sakit,lalu bertanya apakah Seung Chan akan mampir ke tempatnya nanti. Seung Chan mengatakan akan menemui Prof Bae datang ke kantor besok.  Hye Rim merasa Seung Chan harus mampir karena sebelumnya Prof Bae pingsan saat berolahraga bersamanya.
Seung Chan tak berpikir seperti itu, lalu mengajak Hye Rim untuk pergi bersamanya. Hye Rim menolak karena sengaja ingin membuat Seung Chan lebih dekat dengan Prof Bae. Ji Ho datang karena sebelumnya ditelp oleh Hye Rim untuk menemuinya. Hye Rim ingin tahu apakah Soo Hyun memang benar tak ada diruanganya. Ji Ho membenarkan kalau Soo Hyun pergi ke perpustakaan, Hye Rim menanyakan suasana hati Soo Hyun akhir-akhir ini, Ji Ho melihat tak ada yang berubah.
“Sejak dia bertanya apa aku mengatakan sesuatu tentang eksperimen itu, Kupikir dia mulai merasa sedikit ragu. Dia tidak mengakui apapun tentang eksperimen, kan?” ucap Seung Chan, Hye Rim mengaku Soo Hyun memang belum memberitahukanya tapi  yakin Soo Hyun mungkin segera memberitahukannya.
“kau ingin dia melakukan sesuatu seperti itu, kan? Dalam pikiran mu, Kakakku suatu hari nanti mengukapkan semuanya begitu saja,  meskipun kenyataanya kau tidak memaksa dia untuk melakukannya atau apapun itu” kata Seung Chan, Hye Rim membenarkan dan bertanya apa yang ada dipikiran adik Seung Chan.
“Tapi Go Hye Rim... itu tidak akan pernah terjadi. Aku memintanya untuk menghentikan eksperimen berkali-kali, tetapi dia tidak pernah bergeming. Lalu kau ingin dia berhenti begitu saja dari eksperimen itu? Apa itu masuk akal?” ucap Seung Chan tak pernah percaya pada kakaknya.
Hye Rim mengerti tapi menurutnya akan mencoba untuk memojokkannya sedikit lagi, dengan memberikan pertunjuk kalau ia mengetahui hal itu, dengan begitu akan mengakuinya karena takut padanya. Seung Chan melihat sesuatu yang rumit karena menurutnya lebih baik Hye Rim mengatakan terus terang saja. Hye Rim langsung menolaknya, Seung Chan menanyakan alasanya.
Dengan wajah sedih, Hye Rim mengaku ingin memberikan kesempatan pada Soo Hyun. Seung Chan bisa mengerti lalu bertanya apa yang akan dilakukan sekarang. Hye Rim meminta Seung Chan mengatakan sesuatu ketika Soo Hyun kembali ke kantor. 

Soo Hyun baru pulang, Seung Chan langsung bertanya apakah Soo Hyun memberitahu Hye Rim mengenai eksperimentnya, Soo Hyun mengaku belum memberiathunya lalu bertanya kenapa Seung Chan menanyakannya. Seung Chan mengaku merasa aneh karena Hye Rim terus saja membahas tentang eksperiment itu.
Ji Ho datang membawakan sebuah amlop mengatakan baru menemukan di atas meja, Soo Hyun membuka amplop merah yang bertuliskan  [Aku tahu semuanya.] lalu bertanya siapa yang menulis itu. Seung Chan mengatakan bukan dirinya, begitu juga Ji Ho. 

Soo Hyun melihat tulisan di amplop dengan penasaran lalu melihat rekaman CCTV di ruangannya, sebelumnya terlihat tak ada apapun diatas meja kerjanya, lalu mencoba rekaman dari CCTV lainya pada pukul 9 malam terlihat ada balon yang menutup camera CCTVnya. Akhirnya ia menelp Ji Ho untuk memanggil Seung Chan juga supaya datang ke ruangannya.
Dengan wajah serius, menanyakan darimana Ji Ho mendapatkan amplop itu, karena dari CCTV tak ada yang menaruh amplop diatas meja kerjanya dan juga tak melihat Ji Ho yang mengambilnya.
Ji Ho teringat dengan ucapan Hye Rim “Kalau kau langsung memberikannya, maka dia akan merasa ragu, jadi ia menyuruh Ji Ho mengatakan yang masuk akal. Ia mengaku menemukan di kotak surat dan langsung membukanya dengan pesan "aku tahu semuanya" menurutnya Hye Rim yang sudah menuliskanya.
“Jadi seharusnya kau jujur ​​dan mengatakan kepadaku kalau itu di kotak surat. Dan Juga, bukti apa yang kau punya sampai  percaya kalau Hye Rim yang mengirim ini?” tanya Soo Hyun, Ji Ho merasa melihat Hye Rim yang terlihat meragukan.


“Dan Juga, kau. Apa yang kau katakan dalam message ketika Hye Rim dan aku pergi ke villa? Kau tidak mengatakan kepadanya tentang eksperimen ‘kan? Kau memberinya petunjuk tentang eksperimen, kan? Kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kepadanya secara pribadi jadi kau mengatakan padanya, bahkan dengan cara itu. Benarkan?” ” ucap Soo Hyun curiga
Seung Chan kembali mengingat pesan  Hye Rim “Dia mungkin juga menyadari dan menusukmu. Kalau memang begitu, jadilah lebih berani.” Lalu ia mengaku memang memberikan petunjuk pada Hye Rim dan menceritakan semuanya. Soo Hyun memincingkan matanya menatap sang adik, menyuruh untuk tidak berbohong padanya.
“Tidak mungkin kau baik-baik saja kalau memang kau sudah mengatakan kepadanya. Kau juga pasti sudah menemuiku dan mengatakan kepadaku kalau sudah mengatakan kepadanya dengan cara basa-basi. Benarkan?” kata Soo Hyun menebak dari gerak-gerik adiknya. Seung Chan tertawa mendengarnya memuji sang kakak memang sangat pintar.
“Apa kau baru tahu? Dan Juga, jangan pernah berpikir untuk mengoceh pada Hye Rim lagi, karena Dia tidak akan mendengarkan seseorang sepertimu dan Dia akan semakin percaya kepadaku daripada dia mempercayaimu. Kalau kamu ingin mengkonfirmasi sendiri, lebih baik cepatlah dan katakan kepadanya.” Ucap Soo Hyun percaya diri,
Seung Chan tertawa mendengar omong kakaknya yang sok tahu, pesan dari Hye Rim masuk ke dalam ponsel So Hyun “Soo Hyun, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu. Ayo temui aku di ruang ramal di kafe.”

Soo Hyun menatap Hye Rim mengingat ucapan Seung Chan yang mengaku sudah memberitahu petunjuk dan menceritakan semuanya tentang eksperiment itu. Hye Rim pun menatap Soo Hyun dengan memikirkan ucapanya kalau masih memberikan kesempatan
“Tadi malam, Marie Antoinette muncul dalam mimpiku. Kurasa dia mengatakan sesuatu yang membuatku merasa tidak nyaman, Tapi aku tidak ingat apa yang dia katakan, Kupikir itu ada hubungannya denganmu.” Ucap Hye Rim, Soo Hyun berpikir sesuatu yang berhubungan denganya.
“Iya. Ini tidak sepenuhnya benar kalau aku mendengar suara Marie Antoinette. Kadang-kadang aku mendapatkan perasaan hanya dengan mendengar suara. Jadi aku ingin menemuimu supaya bisa mengkonfirmasinya.” Kata Hye Rim lalu mulai mengeluarkan kipas sambil berbicara dengan bahasa prancis.
“Dia mengatakan kalau kau penipu dan meraa perlu mengkonfirmasi perasaanmu yang sebenarnya.” Ucap Hye Rim, Soo Hyun tak yakin Hye Rim itu benar-benar mendengar suara seperti itu.
Hye Rim menyakinkan kalau mendengar itu semua dan juga merasa heran bisa mendengar hal itu. Soo Hyun menyimpulkan itu semua karena Hye Rim tak mempercayainya dan membuat alasan dengan menggunakan Marie Antoinette, dengan memincingkan matanya bertanya Apa ada sesuatu yang diketahuinya.

‘”Soo Hyun, aku suka orang-orang yang jujur. Terutama jika dia adalah seseorang yang aku suka.” Tegas Hye Rim memberikan kode
“Hye Rim. Kau mendengar sesuatu dari Seung Chan,kan? Atau... kau mendengar sesuatu dari Ji Ho? Tidak mungkin... Ji Ho itu pengecut jadi tidak mungkin memberitahumu , Atau Mungkin dia mengatakan kepada Yoo Rim? Apa itu benar? Apa kau mendengar sesuatu dari dia?” kata Soo Hyun menduga-duga.
“Melihatmu mengatakan itu kedengarannya seperti ada sesuatu yang harus aku ketahui.”kata Hye Rim kembali memancing
“Hye Rim.... Seung Chan atau Ji Ho mungkin mengatakan sesuatu kepadamu. Mereka mungkin mengatakan kalau mereka adalah bagian dari sebuah eksperimen atau kau sebagai subjek eksperimen. Tapi... kau sudah tahu,’kan? Kalau semua itu palsu.” Ucap Soo Hyun mencoba menyakinkan, Hye Rim tersenyum dipaksa.
“Tentu saja. Tapi kenapa mereka mengatakan hal-hal semacam itu kepadaku? Apa ada alasan melakukan itu semuanya?” tanya Hye Rim
Soo Hyun merasa keduanya itu cemburu padanya sekarang, karena ia mencetak lebih dari 98 persen saat fMRI, sementara mereka berdua masih tidak bisa percaya, ditambah keduanya yang memang menyukainya jadi ingin membuatnya berubah pikiran bagaiamanapun caranya. Hye Rim ingin berbicara tapi Soo Hyun lebih dulu berbicara.
Ia yakin Hye Rim itu mempercayainya, jadi meminta untuk mengabaikan yang dikatakan orang lain dan tetap percaya padanya yang dikatakan dan hanya percaya padanya. Hye Rim menatap Soo Hyun seperti masih belum percaya dalam hatinya bergumam seperti masih ragu “Aku ingin percaya seratus, seribu kali lagi. Tapi...”  Soo Hyun memegang tangan Hye Rim untuk membuatnya lebih yakin. 


Yoo Rim baru pulang kerja, Ji Ho melihat Yoo Rim datang langsung keluar cafe menyambutnya dan bertanya kenapa Yoo Rim tak mengangkat telpnya, Yoo Rim memilih untuk mengacuhkan dan memilih masuk, Ji Ho menghalanginya menanyakan kenapa Yoo Rim tak merekamnya lagi. Yoo Rim dengan malas memang sudah tak ingin merekamnya lagi.
Ji Ho menanyakan alasanya, Yoo Rim mengatakan itu karena sebelumnya Ji Ho sudah menolaknya. Ji Ho pikir Yoo Rim bisa memisahkan antara urusan pekerjaan dan pribadi. Yoo Rim meminta maaf karena tak bisa melakukan hal itu. Ji Ho kembali bertanya kenapa Yoo Rim tak bisa melakukanya. Yoo Rim mengaku itu karena terlalu menyukai Ji Ho, lalu masuk kedalam cafe. Ji Ho terdiam karena Yoo Rim ternyata sangat menyukainya. 

Seorang wanita masuk ke dalam klinik, Seung Chan menyapanya dengan bertanya apakah ibu itu ingin melakukan konsultasi. Wanita itu membenarkan lalu bertanya lebih dulu apakah tempat itu milik Dokter Choi Soo Hyun. Seung Chan membenarkan. Wanita itu bertanya berapa umurnya, Seung Chan memberitahu Soo Hyun yang sudah berumur 35 tahun.
Wanita itu kembali bertanya tanggal ulang tahunya, Seung Chan kembali menjawab 11 Maret, lalu bertanya apakah Wanita itu mengenal Soo Hyun sebelumnya. Wanita itu dengan wajah tertunduk mengaku tak mengenalnya.
Soo Hyun keluar dari ruangan dengan mengigit pulpen di mulutnya, Seung Chan memanggil kakaknya memberitahu seorang wanita yang datang ingin berkonsultasi. Soo Hyun dengan ramah meminta kliennya memulai mengisi data dan kuestioner, setela itu bisa memilih waktu kapan bisa berkonsultasi. Wanita itu terus menatap Soo Hyun tanpa berkedip. Soo Hyun berpikir ada yang salah dengan ucapanya. Wanita itu mengatakan tidak dan langsung menerima lembaran kertas yang harus diisinya.

Diruang tengah, si wanita mengisi lembaran kuestioner yang harus diisi untuk pasien yang datang. Soo Hyun sedang berbicara di telp dengan bahasa inggris yang fasih membahas tentang tawaran wawancara radio, tapi menurutnya tak punya banyak waktu melakukanya. Lalu mengusulkan untuk melakukan bulan depan saja.
Wanita itu terlihat berkaca-kaca hanya mendengar suara Soo Hyun yang fasih berbicara bahasa inggris. 


Hye Rim akan buang sampah, tiba-tiba dari belakang dilempar bola salju. Seung Chan memberitahu salju sudah turun dan mengajaknya untuk bertarung. Hye Rim tak terima dan membalas dengan kepala snow man untuk membalas Seung Chan. Keduanya tertawa sambil saling melempar salju.
Soo Hyun sedang membaca diruanganya mendengar suara jeritan dari lantai bawah, lalu melihat dari jendela adiknya dengan Hye Rim sedang bermain, dengan wajah kesal mengirimkan pesan pada Hye Rim “ Bagaimana kau melakukan pertarungan bola salju nanti saja, dan melakukannya bersamaku?”

Hye Rim membaca pesan Soo Hyun dan melihat kearah jendela, Soo Hyun memberikan senyuman walaupun hatinya cemburu. Seung Chan melihat kakaknya, Soo Hyun terlihat marah dan langsung menutup jendelanya.  Akhirnya Hye Rim memutuskan untuk berhenti karena si Penggerutu marah-marah lagi.
Seung Chan membantu Hye Rim membawa kantung sampahnya, sambil membahas kakaknya yang belum mengakuinya tapi terlihat Hye Rim yang masih mempercayai Soo Hyun. Hye Rim merasa Seung Chan dan Ji Ho malah yang berbohong padanya. Seung Chan merasa dirinya semakin gila saja dengan situasi ini. 
“Kupikir kau membuka brankasnya dan kamu melihat cetak biru, semuanya!” tegas Seung Chan berusaha menyadarkanya. 
“Bisa jadi dia berencana untuk melakukannya tetapi akhirnya tidak melakukannya.” Kata Hye Rim masih mempercayai Seung Chan
“Go Hye Rim. Sadarlah! Eksperimen itu memang terjadi! Dan Orang yang melakukan eksperimen itu adalah Soo Hyun dan  dia adalah orang yang mengarahkanmu bahkan dia adalah orang yang memilihmu menjadi subjek!” kata Seung Chan, Hye Rim mengaku ingin tetap percaya padanya.
“Ya. Dia orang yang kau suka, jadi aku yakin kau ingin seperti itu juga.  Tapi itu tidak nyata. Dia adalah orang yang memutar jaring kebohongan sejak awalnya jadi bagaimana mungkin kau percaya pada seseorang seperti dia?” ucap Seung Chan berusaha menyadarkan, Hye Rim terdiam
“Apa kau pikir Dia mencintaimu? Ini Tidak mungkin. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini pada seseorang yang dicintainya? Dan Juga... dia bahkan tidak mengaku kepadamu kalau ini semua hanya eksperimen. Lalu... kau masih saja percaya padanya?” kata Seung Chan, Hye Rim terlihat memperlihatkan mata sinisnya. 

Hye Rim masuk ke cafe, Soo Hyun turun dengan bahagia karena adiknya yang sudah pergi berkerja jadi mengajak untuk main bola salju bersama. Hye Rim langsung menolak dengan wajah sinis, Soo Hyun mencoba mengajak untuk membuat boneka salju karena salju sudah menumpuk didepan cafe. Hye Rim pikir Soo Hyun tak bisa melihat cafenya itu sedang ramai dan menyapa pelanggan yang baru datang, dengan menyenggol pundak Soo Hyun. Soo Hyun binggung melihat sikap Hye Rim berubah dingin.
Hari berikutnya, Soo Hyun mengajak Hye Rim makan masakan Perancis untuk makan malam. Hye Rim langsung menolak. Soo Hyun berusaha mengajak untk masakan itali, Hye Rim mengelengkan kepala. Soo Hyun mengusulkan makan spanyol untuk memmakan iberico jamon sebagai hidangan pembuka...
“ Soo Hyun. Apa kau tahu apa yang sangat aku inginkan? Buah Semangka. Aku ingin makan buah semangka matang yang segar dan baru saja dipanen.” Tegas Hye Rim,
“Hye Rim. kau tidak bisa mendapatkan semangka di musim dingin..” kata Soo Hyun binggung, Hye Rim sudah tahu karena semangka ada di musim panas, lalu masuk ke dalam dapur. 

Hye Rim merembahkan badannya di tempat tidur dan mematikan lampunya, ponselnya berbunyi, Soo Hyun mengirimkan pesan “Ayo keluar sebentar. “ Hye Rim keluar langsung dari lantai tiga, Soo Hyun mengangkat buah semangka yang didapatkannya dengan wajah cemberut, lalu tersenyum bahagia. Hye Rim tak percaya Soo Hyun bisa membawakan buah yang jarang dimusim dingin demi dirinya. 

Soo Hyun membela buah semangkan dan memberikan potongan besar pada Hye Rim diruang tenang kliniknya, Hye Rim menatap Soo Hyun yang benar-benar membawakan buah semangka padanya. Soo Hyun menceritakan harus mengemudi selama 3 jam untuk menemukan buah semangka itu.
“Aku tidak tahu kenapa kau marah-marah tetapi lebih bak makan semangka ini sedikit dan lepaskan sedikit emosimu. Aku berjanji akan lebih ramah kepadamu mulai sekarang.” Kata Soo Hyun
“Apa kau ingin aku mendapatkan sesuatu yang lain untukmu? Bagaimana dengan ati ampela di musim gugur Atau kepiting dibulan Mei?” ucap Soo Hyun, Hye Rim tetap menatap Soo Hyun karena tersentuh bisa membelikan yang dinginkanya.
“Ya... lagipula eksperimennya juga sudah selesai sekarang.” Gumam Hye Rim dan memakan buah semangka dengan senyuman. Soo Hyun pun ikut tersenyum bertanya apakah buah semangkanya itu enak. Hye Rim mengangguk dengan senyuman memaka kembali semangkanya. 

Hye Rim memberitahu Seung Chan dan Ji Ho kalau semua sudah berakhir sekarang dan tak ingin keduanya membahas tentang eksperimen  lagi semuanya, dan meminta agar berpura-pura dirinya tidak pernah kepada mereka melakukan itu semua jadi tak perlu lagi melaporkan apa yang dilakukan Soo Hyun padanya.
“Jadi Kau akan bertindak seolah-olah semua ini tidak terjadi?” ucap Seung Chan tak percaya, Hye Rim meminta Seung Chan untuk berhenti.
“Berhenti mengatakan hal-hal seakan dia berbohong kepadaku atau kalau dia tidak menyukaiku. Bahkan kalau dia melakukan eksperimen kepadaku, itu semua sudah berakhir sekarang. Jadi aku akan terus berkencan dengannya. Mengerti?” kata Hye Rim
“Kalau begitu... kau tidak baik-baik saja meskipun dia tidak mengaku kepadamu?” tanya Seung Chan
“Aku yakin dia akan memberitahuku pada akhirnya dan Aku percaya itu. Pertemuan kita juga sudah selesai sekarang. Aku tidak akan menghubungimu untuk berbicara tentang eksperimen atau apa pun, jadi...” kata Hye Rim yakin
“Bagaimana dengan tahap dua?” kata Ji Ho, Hye Rim kaget mengetahui tentang tahap kedua.
Seung Chan memberitahu memang ada tahap dua, dan melihat Hye Ritu itu sudah dibutakan oleh kakaknya lagi, Hye Rim benar-benar tak percaya ternyata Ada eksperimen lain selain yang pertama. 

Soo Hyun membuka account Cloudnya, melihat file  [Cetak Biru Studi Pendahuluan Proyek Madame Antoine]  dan ada bagian tahap kedua.de dengan Tujuan: Untuk mengukur intensitas cinta subjek terhadap subjek pria, Kalau memang dia jatuh cinta kepada salah satu dari tiga pria itu.
Ji Ho memberitahu kalau tahap dua itu  untuk mengetahui seberapa banyak cinta subjek menyukai pria itu dan sangat yakin Soo Hyun akan memberikan tiga tugas. Yang pertama adalah yang hal normal dilakukan kekasih, seperti mengirim pesan video.
Soo Hyun melihat lembaran berkasnya “Tahap kedua: melihat seberapa banyak dia bersedia untuk menyimpang dari norma-norma sosial. Tugas yang memalukan, tapi akan dilakukan jika dia benar-benar mencintai orang itu.”
Ji Ho memberitahu tigas ketiga yaitu cukup aneh untuk membuatnya lebih sederhana. Seperti menggantung 100 lembar kertas berwarna di pohon dan meneriakan sesuatu seperti "aku mencintaimu!" Hye Rim mengartikan kalau Soo Hyun itu nanti meminta melakukan itu semuanya. Ji Ho yakin Soo Hyun itu sudah mulai mendapatkan persediaan untuk tahap kedua. Hye Rim menarik nafas dalam-dalam, tangannya mulai memegang kepalanya yang akan pecah.
“Apa yang haru aku lakukan? Apa yang harus kita lakukan untuk bajingan mengerikan ini? Haruskah aku makan dia secara utuh, atau memanggang dia dulu?” jerit Hye Rim histeris karena sudah merasa kesal yang mendalam.
“Hye Rim. Mari kita...bagaimana kalau mengatakan kepada dia sekarang kalau kau tahu...” kata Seung Chan berusaha untuk membuat Hye Rim tenang.
“Tidak! Aku tidak bisa! Dia sudah melewati batas sekarang dan hanya bermain-main denganku! Buah Semangka? Ati ampeld di musim gugur? Bersenang-senang,dasar bajingan!” jerit Hye Rim benar-benar marah, Ji Ho dan Seung Chan hanya bisa diam melihat Hye Rim menjerit-jerit tak karuan meluapkan emosinya.

Hye Rim  kembali menanyakan apa yang harus dilakukan pada bajingan seperti Soo Hyun dan berpikir untuk membunuhnya esok, tapi menurutnya itu sangat mudah membiarkan Soo Hyun pergi begitu saja. Lalu berpikir sejenak lalu merencanakan untuk membakar semua hasil eksperiment tepat didepan mata Soo Hyun. Ji Ho dan Seung Chan saling melirik karena Hye Rim terlihat seperti orang gila, tiba-tiba tertawa dan menjerit marah-marah.
Soo Hyun memberikan tanda ceklis pada dua filenya yaitu blue print dan catatan untuk eksperiment madame antonie lalu menklik tanda tong sampah, jarinya terlihat ragu ketika akan benar-benar menghapus filenya. Tanganya menyentuh bibirnya untuk memikirkan keputusanya.
Mata Hye Rim mendelik, medapatkan ide akan  melakukan sama persis seperti yang dilakukan padanya. Ji Ho binggung, Hye Rim mengatakan kalau ia sebagai pengawas dan Soo Hyun adalah subjeknya. Soo Hyun masih menatap laptopnya terlihat masih ragu untuk  menghapus semuanya. Hye Rim dilantai satu akan melakukan eksperimen yang mengerikan pada Soo Hyun untuk membalas dendam. Ji Ho dan Seung Chan menarik nafas sambil menatap Hye Rim. 
bersambung ke episode 11 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar:

  1. saya rasa soo hyun serius sama perasaannya. ahh ditunggu lanjutannya

    BalasHapus