PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 28 Februari 2016

Sinopsis Madame Antoine Episode 11 Part 2

Soo Hyun berjalan ke jendela melihat Ji Soo berdiri disamping pohon, Ji Soo memberitahu Soo Hyun tak membalas pesanya. Hye Rim ingin berbicara tapi Ji Ho tiba-tiba datang bertanya apa yang sedang dilakukanya dengan wajah polosnya. Hye Rim rasa Ji Soo sudah tahu bahwa semua ini dilakukan sama seperti eksperiment yang dilakukan Soo Hyun padanya jadi menyuruhnya untuk cepat pergi saja.
Ji Soo pun pergi dengan wajah cemberut, Hye Rim memerintahkan Ji Soo untuk mengirimkan pesan yang membuat Soo Hyun tak bisa menolak, jari-jari Ji Soo mulai mengerti di ponselnya. Soo Hyun sibuk mengerti membaca pesan Ji Soo Dokter, aku akan menunggu sampai kau keluar. Aku mohon hanya sebentar. Dengan percaya diri Ji Soo yakin Soo Hyun akan keluar jadi Hye Rim tak perlu khawatir. Hye Rim tersenyum tapi dalam hatinya menjerit agar Soo Hyun tak keluar dari kliniknya. 

Soo Hyun keluar, Hye Rim buru-buru bersembunyi dibalik pohon, Ji Soo tersenyum lebar melihat Soo Hyun datang menemuinya. Hye Rim mengumpat kesal, Ji Soo mengaku sangat ingin bertemu dengan Soo Hyun karena merindukanya. Soo Hyun menegaskan keluar itu bukan karena ingin menemuinya.
Tapi tetap, kau keluar dari klinik, Jika Kau tidak datang  menemuiku  maka membuatmu khawatir ‘kan?” ucap Ji Soo yakin 
Maaf, tapi tidak sedikitpun aku tertarik padamu Dan juga, aku sudah punya wanita yang aku suka. Aku tidak akan jatuh cinta padamu bahkan kalau kau mengirim 100 pesan atau menungguku semalaman. Jadi tolong pulanglah.” Tegas Soo Hyun
Ji Soo kaget dan Hye Rim tersenyum sumringah mendengarnya karena Soo Hyun bisa membuatnya yakin kalau hanya memikirkan dirinya. 

Soo Hyun masuk ke cafe, melihat dari jendela Hye Rim yang sedang berbicara dengan Ji Soo terlihat sangat akrab.
Flash Back
Soo Hyun membaca pesan Ji Soo Aku menempuh waktu satu jam untuk datang ke sini, aku mohon Hanya sebentar.Lalu melihat ke jendela setelah itu menelp Ji Ho untuk menghampiri wanita di depan kantor dan lihat apakah ada Hye Rim disana.
Ji Ho dengan wajah polosnya datang menemui Hye Rim bertanya apa yang sedang dilakukanya, Hye Rim mengaku sedang melakukan eksperimen pada Choi Soo Hyun dan menyuruhny cepat pergi.

Dibawah tangga Ji Ho menelp Soo Hyun memberitahu Hye Rim  bersembunyi di sebelah wanita itu. Soo Hyun bertanya sedang apa Hye Rim disana. Ji  Ho mengaku tak tahu. Soo Hyun pikir Hye Rim sedang  melakukan eksperimen padanya.
Ji Ho mengingat ancaman Hye Rim yang mencekik lehernya kalau akan  menguburmu hidup-hidup kalau memberitahu atasanya. Dan mengatakan pada Soo Hyun kalau ia tak tahu apa-apa. Soo Hyun pikir Ji Ho untuk memang tak tahu apapun.
Baiklah, Hye Rim, Aku akan melakukan apa yang kau ingin aku lakukan. Gumam So Hyun memandang sinis didepan jendela. 

Soo Hyun turun dan langsung menegaskan dirinya tidak tertarik pada Ji Soo, dengan lirikan matanya dibelakang pohon  mengatakan sudah menyukai seorang wanita. Hye Rim pun tersenyum mendengarnya.
Aku tidak akan jatuh cinta padamu bahkan kalau kau mengirim 100 pesan atau menungguku semalaman. Jadi tolong pulanglah.” Tegas Soo Hyun dengan lirikan kearah Hye Rim yang bersembunyi lalu meninggalkan Ji Soo.
“Yah... aku suka ini..., sangat bagus untuk masalah 11 persen.Gumam Soo Hyun bahagia bisa membuat Hye Rim percaya padanya 

Hye Rim tak sengaja melihat Prof Bae akan pulang, Prof Bae yang akan pulang pun pamit dan akan bertemu kembali esok. Hye Rim akan membawakan buku menu untuk pelangganya, Seung Chan datang dengan nafas terengah-engah bertanya apakah Prof Bae sudah pulang. Hye Rim mengatakan baru saja keluar dan bertanya kenapa Seung Chan mencarinya.
Seung Chan mengatakan syal milik Prof Bae tertinggal, lalu berlari keluar cafe. Hye Rim melihat dari kaca Seung Chan yang memasangkan syal ke leher Prof Bae, terlihat senyuman bahagia. Ia teringat dengan kertas bucklet list yang dibuat Prof Bae,  [1. Menjadi sangat, sangat dekat pada Seung Chan] lalu di rumah sakit sambil menyisir rambutnya berlatih untuk menyapa Seung Chan yang akan datang menemuinya setelah berkerja. Senyuman Hye Rim terlihat ikut bahagia karena Prof Bae bisa dekat dengan Seung Chan. 

Ji Ho membawa sekantung snack dalam satu bingkisan besar, berharap Yoo Rim akan menyukainya dengan melirik ke lantai tiga. Dikamarnya, Hye Rim bertanya apakah Yoo Rim mengetahui sesuatu, Yoo Rim bertanya apa yang dimaksud kakaknya. Hye Rim memilih untuk tak membahasnya.
Keduanya sedang berolahraga saling tarik menarik, Yoo Rim tak terima menurutnya sangat tak adil dan ingin kakaknya memberitahu kalau bisa menjaga rahasia. Hye Rim melepaskan tanganya, bertanya lebih dulu apakah adiknya mengenal Prof Bae yang ada diklinik. Yoo Rim mengangguk mengingat dengan Prof itu.
“Aku pikir.... Dia punya... perasaan pada Seung Chan !” ucap Hye Rim, Yoo Rim menjerit mendengarkanya karena Jarak usianya sangat jauh.
Yeah... Aku pikir dia sudah salah paham dan pasti menjadi seperti itu sekarang” bisik Hye Rim, Yoo Rim malah merasa Seung Chan itu malah cukup muda untuk jadi anaknya.
Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus membantunya atau tidak?” tanya Hye Rim
“Ahh...Bagaimana bisa membuat mereka bersama? Apa kau akan memasangkan aku dengan kakek jika dia bilang suka padaku?” ucap Yoo Rim tak setuju
Hye Rim pikir akan buruk juga apabila Seung Chan mengetahui hal itu, Yoo Rim yakin itu sudah pasti jadi memutuskan mereka tak boleh bicara pada siapapun tentang hal ini, menurutnya jika Prof Bae tahu apa yang orang ketahui mengenai dirinya maka dia akan sedih dan juga malu. 
Hye Rim mengerti dan berjanji tak akan memberitahu siapapun, jadi meminta adiknya tak membuka mulut sedikitpun. Keduanya saling mengunci mulut mereka, didepan pintu rumah ada Ji Ho yang melonggo, tak sengaja mendengar karena ingin membawakan snack untuk Yoo Rim. 


Ketika sampai dirumah, Ji Ho langsung melapor pada Soo Hyun kalau Prof Bae itu menyukai Seung Chan. Soo Hyun sedang memegang cangkir kopinya menjerit kaget. Ji Ho menceritakan sudah mendengar pembicaraan Hye Rim dan Yoo Rim dirumahnya, yang mengatakan kalau Prof Bae sangat menyukai Seung Chan.
Soo Hyun tak percaya lalu teringat saat dirumah sakit, dengan wajah bahagia Prof Bae mengatakan ingin sekali berkencan seseorang. Ji Ho membayangkan kalau itu sangat menjijikan. Soo Hyun langsung tak setuju membela Prof Bae.
“Apa Kau pikir orang tua tidak boleh menyukai orang yang lebih muda? Dan kau tahu, bagi Prof Bae menyukai orang di usianya adalah berkah. Hal menyedihkan yang bisa terjadi jika seseorang berhenti merasakan getaran karena semakin tua.” Tegas Soo Hyun, Ji Soo hanya bisa diam.
Tolong rahasiakan ini dan Jangan berani kau beritahu yang lain.” Perintah Soo Hyun dengan mata melotot. 

Soo Hyun datang ke klinik, melihat adiknya yang akan pergi pagi-pagi sekali.  Seung Chan mengatakan akan berolahraga dengan Prof Bae, setelah itu akan sarapan bersama. Soo Hyun bertanya apakah Seung Chan akan menganggapnya hanya berolahraga biasa saja. Seung Chan mengangguk.
“Lalu Kau akan makan apa?” tanya Soo Hyun
Seperti biasanya, Ramen instan dan kimbap” kata Seung Chan, Soo Hyun mengomel adiknya makan seperti itu.
Seung Chan pikir tak masalah karena Prof Bae menyukainya, Soo Hyun mengeluarkan dompetnya dan memberikan adiknya uang 100rb won. Seung Chan tersenyum melihat kakaknya yang memberikan uang. Soo yHyun menyuruh Seung Chan mengajak Prof Bae makan yang lebih lezat jadi dia bisa membuatnya lebih kuat.
Seung Chan bahagia dan bertanya bagaiamana dengan sisanya, Soo Hyun menyuruh adiknya mengajak Prof Bae pergi ke cafe untuk makan cake. Seung Chan mengangguk mengerti. Sebelum masuk kedalam ruanga, Soo Hyun memperingatkan adiknya agar bersikap baik pad Prof Bae. 

Di cafe
Prof Bae yang mendengar cerita kalau Soo Hyun yang menyuruh makan dicafe merasa tak enak hati. Seung Chan pikir itu karena kakaknya mengkhawatirkan Prof Bae setelah kejadian pingsan kemarin, dan tak perlu memikirkannya karena kakaknya itu orang kaya.
Ia menawarkan kue strawberry miliknya, Prof Bae menolak menyuruh Seung Chan memakannya saja. Seung Chan tetap ingin Prof Bae mencobanya dengan menyuapi buah strawberry. Prof Bae tertunduk malu karena ada orang yang melihat. Seung Chan tak peduli menyuruh Prof Bae cepat membuka mulutnya karena lengannya lelah. Prof Bae menerima suapan Seung Chan dengan wajah tersipu malu. 

Hye Rim melihat Seung Chan dan Prof Bae datang bersaman lalu bertanya apakah keduanya baru saja makan bersama. Seung Chan membenarkan dan menceritakan kakaknya yang menyuruh untuk memberikan nutisi pada Prof Bae, lalu naik ke lantai dua. Hye Rim  berkomentar pada Prof Bae merasa senang melihat mereka berdua, Prof Bae tak mengerti dengan komentar itu. Hye Rim pun dengan senyuman memberikan semangat pada Prof Bae. 

Seung Chan dan Prof Bae berjalan bersamaan masuk ke klinik, Soo Hyun baru keluar dari ruangan melihat keduanya bertanya apakah makaannya enak dan apakah adiknya menjaga Prof Bae dengan baik. Seung Chan pikir sudah pasti dan menceritakan melayani Prof Bae layaknya seorang ratu.
Prof Bae tertunduk malu mendengarnya, Soo Hyun bisa tersenyum melihatnya. Ji Ho datang langsung berkomentar, keduanya terlihat cocok. Semua terlihat kaget mendengarnya. Seung Chan tertawa memuji Ji Ho yang memiliki mata yang jeli dengan menaruh tangan Prof Bae dilenganya. Prof Bae menahan senyuman bahagianya. 

Hye Rim dan Seung Chan makan spaghetti bersama dilantai dua. Hye Rim membahas Prof Bae yang mudah disukai oleh banyak orang. Seung Chan pikir itu sudah pasti karena Prof Bae itu sangat baik padanya dan juga imut, Hye Rim menambahkan Prof Bae cantik.
Seung Chan setuju dan menganggap Prof Bae seperti bibinya dan membuatnya sangat nyaman didekatnya. Hye Rim tak setuju karena menurutnya Prof Bae itu masih muda, Seung Chan pikir seperti itu kalau saja bertemu orang yang baik seperti itu. Hye Rim pun ingin mengatakan sesuatu tapi ponselnya lebih dulu berdering, Soo Hyun menelpnya. 

Soo Hyun berjalan masuk ke dalam cafe, berpikir Hye Rim belum makan malam jadi mengajaknya untuk makan bersama. Hye Rim pikir untuk apa makan dengan Soo Hyun dan memberitahu kalau ia sedang makan malam sekarang, jadi tak perlu mengkhawatirkanya, lalu menutup telp dengan wajah sinis. Soo Hyun pun menaiki tangga untuk masuk ke kliniknya.
“Apa Kau masih marah padanya? Dari yang aku dengar dari Ji Ho, bukankah eksperimenmu sukses?” ucap Seung Chan binggung
Tapi tetap... dia masih tidak memberitahuku soal eksperimen itu, jadi Aku harus lebih menyiksanya.” Kata Hye Rim dengan nada kesal. 

Soo Hyun berjalan masuk mengingat-ngingat menyimpan filenya, lalu melihat diruang tengah Seung Chan sedang menyuapi buah jeruk pada Hye Rim. Seung Chan dan Hye Rim kaget melihatnya, dengan wajah dingin Soo Hyun memilih untuk meninggalkan klinik. Hye Rim mengejarnya, walaupun Seung Chan berusaha menahanya. 
Bagaimana bisa kau pergi begitu saja? Bagiaman kau melihatku tadi?” ucap Hye rim
Apa maksud pertanyaanmu itu Kau seperti Go Hye Rim, yang makan malam dengan Choi Seung Chan bukan denganku, dan aku dianggap seperti anjing yang mengemis untuk sepotong daging” kata Soo Hyun, Hye Rim menjelaskan kalau ia hanya makan.
“Terserah kau saja, tiada ada orang yang akan mengatakan kalau tak boleh melakukan” kata Soo Hyun dingin dan akan pergi.
Kenapa kau sangat picik?” keluh Hye Rim menarik tangan Soo Hyun

Soo Hyun makin marah Hye Rim mengangapnya picik lalu menegaskan selama ini sudah menahan sebisanya, dengan penjelasan alasan nilai FMRI itu 11% bahkan mengalah pada wanita yang disukainya lalu pria yang mengakui perasaan pada wanita yang disukainya itu makan malam bersadm dan walaupun itu berbohong padanya, bertanya apalagi yang diinginkan Hye Rim darinya.
Kapan aku bohong padamu? Aku bilang aku baru makan malam...” ucap Hye Rim membela diri
Kau seharusnya bilang padaku, kau sedang bersama Seung Chan!” teriak Soo Hyun sangat marah, Hye Rim menghela nafas melihat Soo Hyun yang benar-benar marah padanya. 


Soo Hyun masuk ke dalam rumah dengan wajah lesu, Ji Ho mengejarnya bertanya apakah Soo Hyun menulis buku. Soo Hyun mengatakan tidak dan bertanya balik kenapa Ji Ho menanyakan itu. Ji Ho menceritakan baru menerima telepon dari penerbit yang mengatakan  setuju untuk menulis buku bahkan tanpa bayaran jadi merka ingin tahu alasan Soo Hyun yang belum menuliskan sesuatu.
Mendengar cerita Soo Hyun merasa itu tak masuk akal karena tidak pernah melakukannya dan berpikir kalau ada seseorang yang namanya sama denganya. Ji Ho mengertiakan bilang saat  pihak penerbit menghubungi kembali. Soo Hyun duduk dimeja kerjanya dengan memegang kepalanya yang pusing karena masalahnya dengan Hye Rim.
Pagi harinya, Soo Hyun mengendarai mobilnya, menerima pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Ini Koryo Times. Kapan kita bisa lihat artikel yang kau tulis? Soo Hyun heran ada yang mengirimkan pesan seperti itu padanya lalu menaruh ponselnya dengan wajah kesal. 

Tae Hwa bertanya pada pihak penerbit yang menelp ke klinik karena mengaku sedang  istirahat. Penerbit sudah tahu tapi itu karena Soo Hyun (Tae Hwa) tak mengangkat telpnya dan ternyata diklinik itu ada yang nama Choi Soo Hyun juga. Tae Hwa menyangkan kalau Penerbitnya itu salah dengar.
“Ahh Aku mengerti, Lalu, kapan kau akan menulis?” tanya penerbit.
Aku belum taku, karena harus melihatnya sekali lagi secara perlahan, jadi aku mungkin tidak bisa membuat deadlinenya.” Jelas Tae Hwa
“Ahh benarkah? Tapi tidak bisa... karena sudah membuat iklan untuk bukunya itu” kata Penerbit
“Tapi tetap saja, aku menaruh namaku jadi aku tidak bisa langsung melakukannya dengan sembarangan” kata Tae Hwa dengan wajah menyakinkan.
Penerbit bisa mengerti, Tae Hwa ingin mengajukan satu permintaan.apakah ia bisa mendapatkan lebih dulu royalti untuk bukunya, penerbit sedikit terkejut. Tae Hwa  menjelasakan harus membayar bagian editing dan juga memberikan bantuan dari Stanford University serta biaya tambahan lainnya, tapi ia berjanji dengan mengunakan namanya itu maka tulisan dibukuanya akan sangat bagus. 

Soo Hyun turun ke lantai satu dengan membawa buku diarynya, dengan sinis bertanya apakah Hye Rim melanjutkan makan malam dengan Seung Chan. Hye Rim membalas kenapa Soo Hyun datang ke cafe hanya untuk mendengarkan itu.
Aku ingin tahu apakah kau akan dating dan menyadari sesuatu setelah kejadian tadi malam.” Kata Soo Hyun
Apakah sesuatu seperti 11 % itu harus dikatakan sekarang?” sindir Hye Rim
“Tapi ini seperti kau tidak pernah melakukan apapun untukku” kata Soo Hyun
Bagaimana bisa kau bisa berkata seperti itu, ketika aku sering bertemu klien denganmu beberapa kali?” ucap Hye Rim kesal
Soo Hyun menginginkan selain itu juga, sesuatu yang biasa pasangan saling mencintai, bahkan ia ikut tes fMRI untuknya dan juga menulis buku harian, lalu bertanya apakah Hye Rim akan melakukan untuknya. Hye Rim bertanya alasannya harus melakukan itu. Soo Hyun mengulang kata-kata Hye Rim yang menganggap cinta mereka sudah mati tapi menurutnya tidak karena orang yang sudah berubah perasaanya yaitu Hye Rim sendiri.
Hye Rim menegaskan ketika memintanya menulis diary karena sebelum tak percaya padanya, Soo Hyun mengatakan sama juga dengan dirinya, jadi meminta Hye Rim untuk menuliskan diary juga untuknya dan berpikir kalau permintaan itu berlebihan dan memilih untuk kembali ke lantai dua. Hye Rim menghela nafas karena melihat temprament Soo Hyun cukup buruk sekarang, menurutnya dengan menulis diary itu tak mungkin

Sebelum masuk kedapur melirik diary yang ditaruh diatas permen dan akhirya membaca karena penasaran.
19 Februari, cuaca berawan... Aku menulis buku harian hari ini. Aku menulis tanpa mendapat balasan, ini akan menyenangkan bila Hye Rim memberikan komentar padaku. Walaupun dia hanya bilang "good job," Aku senang.  Aku rasa ini akan menjadi pertanyaan untuk menulis buku harian dan menukarnya dengan satu sama lain?
Hye Rim membuang buku harian dengan wajah sinis. 

Hye Rim menemui Ji Ho diruang tengah bertanya Berapa lama Soo Hyun  menulis buku harian, apakah 10 menit atau 5 menit. Ji Ho tak tahu tapi menurutnya Soo Hyun sangat serius ketika menuliskanya. Hye Rim binggung kenapa harus serius padahal hanya beberap baru saja.
“Ahh... bukan mencatat tentang kemajuan tapi buku harianmu, Dia menulis di kantor setiap pagi.” Jelas Ji Ho
Tunggu.... Apa maksudmu, mencatat tentang kemajuan? Apa yang kau bicarakan?” tanya Hye Rim penasaran. 

Hye Rim masuk malam-malam ke ruangan Soo Hyun dengan mengunakan senter, mengingat penjelasan Ji Ho sebuah catatan Soo Hyun  dari eksperimen, selama ini dimenulis untuk merekam apa yang terjadi selama eksperime dan bisa melihatnya dalam brangkas karena pasti ada didalam sana.
Akhirnya Hye rim menemukan amplop dengan berkas [Madame Antoine Project Pilot Study Blueprint] dan yang satunya  [Madame Antoine Project Experiment Log] pelahan membuka lembaran demi lembaran.
11 Desember. Aku bertemu Go Hye Rim satu sama lain pertama kalinya. Aku melihat pontensi dia untuk menjadi kekasihku. Kontak fisik yang sengaja aku lakukan padanya di parkiran cukup bagus.
Hye Rim mengingat kejadian saat Soo Hyun mengulurkan tanganya padanya, dengan wajah kesal ternyata Soo Hyun sudah merencanakan semua ini, dengan umpatan kembali melihat lembaran berikutnya.
26 Desember, 10:35 malam. Aku pikir  sel-sel sarafku yang akhirnya mulai hidup kembali. Hye Rim mengingat-ingat apa yang dilakukan pada tanggal itu, apakah terjadi sesuatu hal yang sangat besar, lalu membalikan kembali lembarannya.

Aku merasakan hal serius di otak. Aku harus membuat jarak dengan Go Hye Rim. Aku tidak bisa melihatnya lagi. Out of sight, out of mind. Hanya itu jawabanya.”
Hye Rim mengingat saat di tempat cuci mobil, Soo Hyun yang panik meminta maaf karena memecatnya, lalu bertanya apa yang ada pikiran Hye Rim ketika ia melakukanya. Hye Rim menembak itu karena Soo Hyun sangat menyukainya jadi ingin mengeluarkanya. Soo Hyun membenarkan.  Mengingat itu semua mulai mengakui kalau Soo Hyun ternyata memang benar bukan berbohong lalu membalikan lagi lembaranya.
Bagian mana dariku yang meminta  Go Hye Rim berkencan? Choi Soo Hyun sebagiai manusia telah mengambil alih Choi Soo Hyun, sebagai Male Subjek A. Aku gugup seperti seseorang yang jatuh cinta untuk pertama kalinya dan pada kencan pertama aku bahkan sedikit takut.
Hye Rim ingat terlihat wajah Soo Hyun yang gugup ketika ada dicafe melihat orang yang berciuman lalu mengajak pergi dan tak ingin memegangnya. Hye Rim mengerti alasan Soo Hyun bersikap seperti itu, wajahnya pun tersenyum.
8 Februari. Fase pertama berakhir dengan scan fMRI dan aku harus memulai fase kedua....tapi pengawas Choi Soo Hyun dan Choi Soo Hyun sebagai manusia biasa yang mencintai Hye Rim berjuang keras dalam diriku. Apakah aku bisa melakukan tahap dua pada Hye Rim yang aku cintai?” Hye Rim terdiam membaca semua catatan eksperiment yang dibuat Soo Hyun. 


Hye Rim masuk ke dalam ruangan Soo Hyun, menaruh sesuatu dibangku lalu membaca buku yang dibawanya.
20 Februari, hari yang cerah,  
Hari ini, aku memikirkan Soo Hyun sejak tadi pagi. Aku yakin dia sudah siap. Hatiku berbunga-bunga karena aku akan bertemu dengannya. Aku yakin ada banyak versi berbeda darinya. Stanford professor Choi Soo Hyun, Psychologist Choi Soo Hyun, Eksperiment psikologi Choi Soo Hyun dan manusia biasa Choi Soo Hyun.  Aku rasa manusia biasa Choi Soo Hyun yang paling berkarisma. Dan aku tulus berharap manusia biasa Choi Soo Hyun sukses.
Soo Hyun tersenyum mendengarnya, lalu Hye Rim membawa seperti pom-pom memberikan semangat pada Soo Hyun sebagai manusia biasa. Soo Hyun makin sumringah melihat Hye Rim. 

Lalu Hye Rim duduk diatas meja, bertanya Choi Soo Hyun mana yang dilihatnya sekarang sebagai psikologi atau... Soo Hyun memotong kalau ia adalah orang yang diharapkan. Hye Rim tersenyum lalu meminta Soo Hyun mengatakannya saja apabila ada yang dikhawatirkanya, menurutnya mengikuti hanyanya adalah jawabanya.
Soo Hyun tertunduk tersenyum, Hye Rim bertanya apakah Soo Hyun menyukai diary yang ditulisnya. Soo Hyun pikir apabila memiliki cap "good job" maka akan memberikanya. Hye Rim rasa Soo Hyun bisa memberikan cap ditempat yang lain. Soo Hyun berdiri dengan memberikan cap dibibir Hye Rim, keduanya pun berciuman. 


Seorang wanita terlihat sangat gelisah diruang tunggu, tanganya terus saja meremas-rema jarinya. Seung Chan memanggilnya karena sudah pukul tiga jadi bisa masuk kedalam untuk konsultasi. Wanita itu hanya diam saja, akhirnya Seung Chan mendekatinya bertanya apakah wanita itu yang membuat janji jam 3:00,  wanita itu pun tersadar dari lamunanya. Seung Chan memberitahu kembali kalau ia sudah bisa masuk ruang konsultasi. 

Wanita itu mulai menceritakan kalau ia tinggal di Amerika Dan suaminya menjalankan bisnis kecil. Soo Hyun bertanya apakah wanita itu memiliki anak. Wanita itu mengangguk dengan mata berkaca-kaca. Soo Hyun  bertanya apakah wanitaitu membawa anak itu Korea, atau datang dengan keluarganya. Wanita itu menjawab hanya datang sendiri.
Soo Hyun menanyakan alasanya, wanita itu tak bisa menjawabnya hanya tertunduk dengan mata melihat kesana kemari. Soo Hyun pikir kala memang wanita itu tak nyaman bisa menceritakan nanti dan bertanya alasanya ingin melakukan konsultasi. Wanita itu mengaku memiliki insomnia parah.
Aku merasa kesulitan dan gugup... Dan aku sering mendapat gangguan perncernaan.” Cerita si wanita
Apa yang membuatmu sulit?” tanya Soo Hyun sambil mencatat di lembaran kertasnya.
Mungkin karena hubunganku dengan suamiku tiba-tiba memburuk  atau mungkin aku cepat bercerai atau karena aku khawatir anakku akan tersakiti.” Cerita si wanita, Soo Hyun bertanya balik apakah ada alasan lainya.

Aku bercerai sekali.” Akui si wanita, Soo Hyun menanyakan bagaimana itu bisa terjadi.
Mantan suamiku sangat keras kepala. Dia begitu karena sedang menderita kesulitan...” cerita si wanita seperti merasa menyesal.
“Apa  Kau punya anak dengan mantan suamimu?” tanya Soo Hyun
Wanita itu menatap Soo Hyun lalu tertunduk mengatakan memiliki anak sambil menceritakan anaknya sangat pintar. Soo Hyun bertanya siapa yang merawat anak itu. Wanita itu menceritakan mantan suaminya yang memutuskan untuk merawat anaknya. Soo Hyun bertanya bagaimana rasanya berpisah dengan anaknya.
Si wanita dengan mata berkaca-kaca menatap Soo Hyun kembali lalu tertunduk menangis. Soo Hyun pun menyodorkan sekotak tissu sebagai tanda simpati. Si wanita mengusap air matanya sambil mengucapkan kata maaf. Soo Hyun bertanya untuk apa meminta maaf. Si wanita mengatakan hanya ingin meminta maaf semuanya pada anaknya. Soo Hyun hanya menatap si wanita yang menangis didepanya. 


Si wanita duduk dicafe sambil mengatur nafasnya, setelah menangis. Tatapanya mengarah pada Soo Hyun dan Hye Rim yang sedang mengobrol dimeja kasir dan terlihat begitu dekat. Wajahnya tersenyum, lalu melihat buku menu diatas meja, Soo Hyun pamit pergi ke lantai dua. Si wanita pun memanggil Hye Rim untuk membaca keberuntunganya.
Hye Rim mengeluarkan kipasnya kembali mengeluarkan ritualnya dengan berbahasa prancis, lalu menebak si wanita itu baru datang dari Amerika. Wanita itu tak menyangka Hye Rim bisa langsung tahu. Hye Rim mengaku melihat style Amerika dimatanya.
“Ngomong-ngomong, Apa ini soal anakmu?” ucap Hye Rim, Si wanita tak percaya Hye Rim bisa mengetahui sebelum diceritakan. Hye Rim mengaku kalau hanya Marie Antoinette yang memberitahukanya.
Tapi, ... Kapan dokter di atas buka kliniknya?” tanya si wanita, Hye Rim mengingat itu Sekitar November tahun lalu.
Bagaimana kepribadiannya?” tanya Si wanita, Hye Rim pikir sebelumnya si wanita sudah bertemu. Si wanita mengaku Soo Hyun tidak banyak bicara.

Hye Rim ingin menceritakan Soo Hyun itu tak cukup baik, tapi meralat ucapanya, kalau Soo Hyun pribadi yang cukup sulit dan seorang pria sejati. Wanita itu bertanya lagi, tentang kesehatan Soo Hyun apakah dia sakit, Hye Rim mulai curiga kenapa wanita itu bertanya terus. Si wanita mengaku hanya penasaran. Hye Rim menceritakan So Hyun  tidak terlihat sakit.
“Ahh begitu, Kalian berdua kencan kan?” kata si wanita, Hye Rim bertanya apakah mereka terlihat sedang berkencan
“Yah.. Kalian pasangan yang cocok, aku akan senang jika semua berjalan dengan baik untuk kalian berdua” komentar si wanita, Hye Rim mengucapkan terimakasih walaupun diwajahnya terlihat binggung.
“Lalu Seperti apa ibu dari dokter Choi?” tanya Si wanita, Hye Rim kaget dengan pertanyaan itu. Si wanita terlihat gugup merasa panasan bagaiamana Soo Hyun dibesar dan melihata seperti tumbuh dengan sangat baik, tapi akhirnya meminta Hye Rim tak perlu menanggapinya kalau ia seperti wanita tua yang cerewet jadi ingin tahu segalanya. Hye Rim bisa mengerti dengan senyumanya. 


Ji Ho masuk ke dalam cafe bertanya apakah Yoo Rim ada dirumah, Hye Rim melirik sinis karena akhir-akhir ini Ji Ho sering mencarinya. Ji Ho bertanya kembali apakah Yoo Rim ada dirumah atau tidak. Hye Rim membeirtahu adiknya itu sedang berkerja dan bertanya kenapa Ji Ho mencarinya.
Ada sesuatu yang ingin aku berikan padanya...Apakah ini pas untuk Yoo Rim nunna. ” kata Ji Ho mengeluarkan sesuatu dari kantung belanjanya.
Geez... Kau sebut itu hadiah? Kau lebih baik beri dia sarung tinju!” keluh Hye Rim yang melihat Ji Ho memberikan baju hapkido.
Haruskah aku memberikan itu? Aku akan membelinya dan membawanya besok.” Kata Ji Ho yang menganggap serius.
Hye Rim akhirnya menarik Ji Ho ke dalam kasir sebelum beranjak pergi,  bertanya tentang Soo Hyun akhir-akhir ini. Ji Ho binggung dengan pertanyaanya, Hye Rim bertanya apakah Soo Hyun melakukan fase keduanya karena ini sudah dua minggu setelah fase pertama berakhir dan belum melakukan apapun.
“Dia bahkan belum menyuruhku apapun, dalam pikirkan pada fase kedua, dia akan memintaku untuk melakukan hal-hal yang aneh. Tapi dia belum menyuruhku sampai sekarang. Dia melakukan FMRI ketika aku memintanya, apakah mungkin ia menyerah untuk melakukan eksperiment itu?” tanya Hye Rim sedikit tersenyum.

“Apakah Dia tidak memintamu menyanyi?” tanya Ji Ho, Hye Rim mengelengkan kepala, Ji Ho bertanya apakah memintanya untuk menari, Hye Rim juga mengelengkan kepala.
Ji Ho bertanya bagaimana dengan menulis diary, Hye Rim melotot karena Soo Hyun sudah menyuruh menulis dan memberikan padanya dan bertanya apakah itu bagian dari fase kedua. Ji Ho mengangguk, Hye Rim melonggo. 
Diruanganya Soo Hyun membuka lembaran berkasnya, tentang fase keduanya eksperiment dan memberikan tanda lingkaran pada kolong menulis diary.
Hye Rim mengumpat Soo Hyun masih melakukan itu padanya, selama ini hanya berakting tak terjadi apapun padahal sudah menipunya lagi. Ji Ho bertanya apakah Hye Rim sudah menuliskan dan Soo Hyun membacanya. Hye Rim yang marah menyuruh Ji Ho menutup mulutnya saja, dan bertanya apa lagi yang akan dilakukan Soo Hyun selanjutnya.
Ji Ho memberitahu mereka Pergi dan menghabiskan malam bersama Dan memakai kaos couple. Hye Rim pikir bukan seperti itu tapi yang lebih gila lagi pada fase kedua eksperiment. Ji Ho mengatakan ada cara pengakuan dengan buku sketsa dan mengirim pesan video. Soo Hyun melihat kembali berkasnya, memikirkan pilihan ketiganya. Ji Ho memberitahu ada pengakuan cinta dengan menaruh bunga dirambutnya.  Hye Rim menjerit dengan tahapan yang aneh menurutnya. 
Soo Hyun buru-buru menyelipkan berkasnya di bukunya ketika ada yang mengetuk pintu ruanganya. Hye Rim dengan senyuman memberitahu kalau sudah waktunya Soo Hyun selesai berkerja. Soo Hyun mengaku ingin lebih lama dikliniknya dan mengajak Hye Rim untuk makan malam bersama.
Sebelum itu, Soo Hyun...Aku ingin dengar kau mengatakan kau mencintaiku.” Ucap Hye Rim dengan mencondongkan tubuhnya dimeja. Soo Hyun pikir sudah menunjukan dengan sikapnya.
“Itu Belum cukup, kau harus lakukan itu sekarang, aku mohon.” Rengek Hye Rim

Soo Hyun ingin mengatakan kalau ia sangat menyukainya, Hye Rim mengatakan tak ingin yang seperti itu, tapi yang Special. Soo Hyun bertanya bagaimana cara melalukanya. Hye Rim meminta Soo Hyun melakukan pengakuanya dengan  makai bunga di rambut seperti wanita gila.
“Apa? Ini adalah bagian dua dari fase kedua” gumam Soo Hyun melotot kaget.
“Apa kau Bisa melakukannya?” kata Hye Rim semakin menatap Soo Hyun tanpa berkedip
“Bagaimana dia bisa tahu hal itu?” gumam Soo Hyun makin panik,
“Kau haru melakuan pengakuan padanya seperti wanita gila, kau bisakan melakukan semuanya untukku?” kata Hye Rim. Soo Hyun terlihat shock mendengar permintaan Hye Rim. 

bersambung ke episode 12 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

3 komentar: