PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 07 Februari 2016

Sinopsis Madame Antoine Episode 5 Part 1

Soo Hyun mengejek kaki Ayam yang dimakan Hye Rim membalas dendam, Hye Rim binggung karena sangat menikmati makakan kesukaan anaknya, Soo Hyun memberitahu Ayamnya meninggalkan jejak kaki di sekitar sudut mulutnya. Hye Rim menyadari sausnya belepotan dimulutnya dan mencoba menghilangkanya. Soo Hyun melihat Hye Rim hanya membuat lebih buruk.
Tiba-tiba tanganya langsung mengelpa wajah Hye Rim, keduanya tiba-tiba langsung terdiam. Soo Hyun pun merasakan ada sesuatu yang aneh dalam dirinya, Hye Rim pun gugup karena mendapatkan sentuhan dari tangan pria. Keadaan hening sejenak, Hye Rim dengan senyuman  bahagia memasukan ceker ayam ke mulut Soo Hyun dan mengatakan dirinya itu sudah mengerti. Soo Hyun terdiam karena menerima makana yang tak disukai ada dalam mulutnya. 

Soo Hyun mengantar Hye Rim kembali kerumah, Hye Rim mengucapkan terimakasih dan sampai bertemu lagi esok. Ketika Hye Rim akan masuk, Soo Hyun memanggilnya, tanpa menatap matanya mengaku sangat bahagia melalui hari ini.
Aku bisa merasakan sedikit ketulusan darimu hari ini. Kau terlalu mudah mengatakan kalau kau menyukaiku sampai aku tidak bisa benar-benar mempercayaimu Tapi rasanya sedikit berbeda hari ini. Apa terjadi sesuatu?” ucap Hye Rim dengan senyuman lebar melihat Soo Hyun yang menatapnya.
Soo Hyun teringat fleks tangan ketika membersihkan saus dimulut Hye Rim, lalu berbohong kalau tak ada yang terjadi. Hye Rim hanya tersenyum lalu masuk ke dalam rumah. Soo Hyun menatap Hye Rim seperti mulai gelisah mengatur hatinya. 

Hye Rim dan Tuan Kim menonton video Kyung Joo yang duduk diatas pohon sambil berteriak “Sayang... aku mencintaimu”. Hye Rim menjelaskan itu adalah salah satu video yang ada di antara file milik Choi Soo Hyun, lalu bertanya apakah Tuan Kim bisa mengira-ngira apa maksud dari video itu.
Biarkan Tim Perencanaan menganalisanya.” Kata Tuan Kim pada sekertarisnya, akhirnya sang Sekertaris pun keluar ruangan.
Tapi, um... Apa spesialisasi dari tuan Choi Soo Hyun? Banyak orang memiliki spesialisasi yang berbeda dalam Psikologi.” Tanya Hye Rim penasaran
Dia berkata kalau ia mengkhususkan diri dalam hal psikologi perempuan, kan?” ucap Tuan Kim
Dia meneliti hal-hal terkait kejadian yang dialami seorang wanita dan juga membedakan hal-hal terkait perilaku wanita jadi fokus utama di antara semua itu adalah wanita dan cinta. Banyak dari eksperimennya juga berdasarkan perempuan dan cinta.” Jelas Sekertaris, Hye Rim terlihat kurang yakin mengenai Sebuah eksperimen psikologis berkaitan dengan cinta.
Tepat sekali.... Itu sebabnya kami secara hati-hati memantau eksperimennya. Dan eksperimennya akan menjadi aset besar untuk kita dalam membantu kita membuat iklan yang ditargetkan untuk perasaan cinta wanita dan kosmetik wanita.” Jelas Tuan Ki,
Kalau begitu, bisakah kita mempertimbangkan eksperimen tentang tipe ideal seseorang menjadi eksperimen psikologis terkait cinta?” pikir Hye Rim binggung
Ya, kedua subjek itu tidak terkait secara langsung. Tapi... kenapa kamu menanyakan itu?” ucap Tuan Kim heran
Hye Rim teringat saat bertanya pada Soo Hyun tentang jenis eksperimentanya, Soo Hyun mengatakan tujuan untuk membedakan hubungan antara sistem kekebalan tubuh seseorang dan tipe ideal seseorang.

Soo Hyun baru masuk kliniknya, Ji Ho membawa sebuah surat atas kesaksian dari seorang peserta  ekperimen pertama. Soo Hyun melihat isinya tentang Testimoni dari subjek pertamereka.
Flash Back
Kyung Joo terlihat terkejut mengetahui bahwa tiga orang pria didatangkan padanya sebagai eksperimen. Soo Hyun menjelaskn kalau sengaja menyembunyikan tujuan sebenarnya dari eksperimen yang dibuatnya dan sebenarnya ekspriment yang dibuatnya tentang cinta. Kyung Joo langsung memberikan pukulan dengan tasnya dan membuat hidung Soo Hyun berdarah.
Soo Hyun membaca tulisan yang diketik [Karena kerusakan psikologis yang disebabkan, penerima dokumen ini harus membayar 100 juta won sebagai kompensasi]
Kita menghormati kontraknya dan memberinya uang sepantasnya untuk konsultasi, pemeriksaan kesehatan, dan bahkan transportasi, Jadi Kesampingkan ini.” perintah Soo Hyun, Ji Ho mengerti dengan memegang surat dari Kyung Joo.
Pesan dengan nama “ Subjek Penelitian” masuk, Soo Hyun membaca pesan dari Hye Ri Beritahu aku kalau kamu sudah selesai bekerja. Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu.
Hye Rim menemui Soo Hyun ingin melihat materi yang terkait dengan eksperimen yang dilakukan padanya. Soo Hyun menanyakan alasanya dan menjelaskn masih belum selesai, jadi masih takut untuk memberitahukan hasilnya.
Kalau begitu setidaknya tunjukkan kontrak yang aku tanda tangani. Kau mendapatkan tanda tanganku, dan bahkan tidak memberiku salinannya.” Ucap Hye Rim mencoba mencari tahu
Kenapa tiba-tiba kau menjadi penasaran tentang ini?” ucap Soo Hyun
Karena ini adalah sebuah eksperimen yang kau lakukan kepadaku.” Kata Hye Rim
Soo Hyun mengeluarkan kunci dari saku jaketnya, lalu memperlihatkan sebuah berkas tapi tak memperbolehkan Hye Rim memegangnya. Hye Rim memohon untuk bisa melihatnya, Soo Hyun pun memperbolehkan Hye Rim untuk melihat karena menurutnya surat bukan sesuatu yang gila, sebelum melajutkan ucapanya, Hye Rim menemukan sebuah kalimat yang janggal.

Pasal tujuh, nomor tiga. "Dalam keadaan yang tak terelakkan, maka Penyelenggara eksperimen bisa menyembunyikan tujuan eksperimen dari subjek."” Kata Hye Rim menemuikan Soo Hyun bisa menutupi tujuanya.
Oh, kami pernah mendapat kasus seperti itu di masa lalu. Tapi untukmu, tidak akan ada......” ucap Soo Hyun langsung disela lagi oleh Hye Rim
Aku tidak bertanya apapun, jadi kenapa tiba-tiba kau begitu defensif? Soo Hyun, apa kau benar-benar menyembunyikan tujuan dari penelitian ini dariku?” tanya Hye Rim curiga
Kau benar. Eksperimen yang sebenarnya berhubungan dengan bagaimana efek penampilan pria terhadap pada seorang wanita.!” jelas Soo Hyun mencari cara lain agar Hye Rim percaya
Hye Ri heran kalau  seperti eksperimen tipe ideal tapi Soo Hyun itu harus menyembunyikan tujuan eksperimen darinya, Soo Hyun menjelaskan Ada hal yang disebut "karakteristik yang diperlukan." Yaitu Hal yang  mengacu pada manipulasi perilaku tertentu dari subjek eksperimen dan kalau ia memberitahu tujuan yang sebenarnya dari eksperimen ini.... Hye Rim kembali memotong seakan malas mendengarkan penjelasan Soo Hyun terlalu masuk ke psikolog.

Eksperimen ini adalah tentang penampilan pria atau apapun dan kau takut kalau hasil eksperimen akan rusak kalau aku mengetahuinya... benarkan?” ucap Hye Rim menyimpulkan sendiri, Soo Hyun membenarkan sambil memuji Hye Rim itu pintar.
Tapi kenapa kau memberitahuku tujuan yang sebenarnya? Hasilnya bisa jadi rusak!” kata Hye Rim berdiri dari tempat duduknya.
Aku harus mengatasinya sendiri.” Ucap Soo Hyun santai
“Jangan-jangan... apa yang baru saja kau katakan kepadaku juga bohong?” kata Hye Rim curiga, Soo Hyun melotot dan nampak panik.
Ini jelas bukan sebuah eksperimen yang akan membuatmu rugi, jadi Percayalah kepadaku.” Kata Soo Hyun berusaha memperlihatkan wajah tenang.
Hye Rim keluar ruangan, menurutnya tak mungkin Soo Hyun bisa begitu saja secara gampang memberitahukan tujuany aslinya. 

Soo Hyun kembali mengetik hasil penelitianya, Subjek penelitian, Go Hye Rim, sudah mulai merasa ragu tentang tujuan sebenarnya dari eksperimen ini. aku berhasil meyakinkan dia secara  kebalikannya dan membuat dia pergi tapi aku harus lebih waspada mulai sekarang. Untuk berjaga-jaga kalau subjek merasakan keraguan lagi tentang eksperimen ini Aku harus menyiapkan alibi yang lebih kuat. Selain itu, aku, yang merupakan Subjek Pria A harus memastikan kalau peranku dalam eksperimen ini tetap menjadi rahasia.
Ia berhenti sejenak mengingat saat memberikan perhatian pada Hye Rim waktu mulutnya belepotan dengan saos dan saat itu merasakan sesuatu yang aneh.
Selanjutnya, kontak fisik secara mendadak hanya akan menumbuhkan perasaan tidak pantas dan tidak akan membantu dengan eksperimen ini. Mulai sekarang, harus lebih terang-terangan lagi, Aku akan terus maju dengan bertekad untuk tetap mengendalikan setiap neuronku.

Seung Chan bertemu dengan kepala sekolah dan guru untuk melakukan wawancara, kepala sekolah bertanya apakah Seung Chan menyukai anak SD. Seung Chan menjawab dengan jujur tak menyukainya dan merasa paling nyaman dengan orang-orang yang sebaya dengannya, tapi walaupun begitu lebih baik dengan anak SD dibanding siswa sekolah menengah atau tinggi, karena anak sekolah dasar lebih patuh terhadap orang dewasa.
“Aku agak bingung karena kau sangat jujur.” Komentar si kepala sekolah
Kalau kau bertanggung jawab untuk sebuah tim bisbol, apa yang akan menjadi tujuan pertamamu?” tanya guru lain
Untuk menjadikannya menyenangkan.” Kata Seung Chan, tiga orang yang ada didalam ruangan seperti terkejut karena tak sesuai harapan.
“Jadi Tujuanmu bukan kemenangan?” ucap Si Kepala Sekolah
Seung Chan mengatakan  Kemenangan memang bagus, tapi jika mereka menang kemungkinan bahwa kita akan menghasilkan pemain bisbol tingkat profesional adalah tipis hingga nyaris mustahil walaupun beruntung mungkin akan memiliki satu atau dua anak.
Tapi jujur, terlalu keras kepada anak berusia dua puluh tahunan untuk bisa menang hanya untuk kepentingan dari satu atau dua anak itu tidak adil. Itu juga yang kami lakukan di tim bisbolku. Dan karena itu, bisbol menjadi olahraga favoritku dan pada akhirnya, aku berusaha dengan lebih keras. Lalu karena kami memiliki banyak masa menyenangkan, aku memenangkan banyak pertandingan dan menjadi Pemain Terbaik. Anak-anak perlu untuk bersenang-senang dan Bersenang-senang adalah yang terbaik.” Jelas Seung Chan dengan senyuman dan percaya diri. Kepala sekolah terlihat kecewa dengan wawacaranya dengan Seung Chan. 

Hye Rim membuat kopi di cafenya, teringat dengan Seung Chan yang mengatakan hari ini ada tes wawancara dan berjanji apabila mendapatkan pekerjaan itu maka Hye Rim menjadi orang yang pertama kali mengetahuinya.
Diluar mulai gelap tapi belum ada tanda-tanda Seung Chan pulang, dengan wajah khawatir Hye Rim menduga adik Soo Hyun itu tak berhasil. Ponsel Hye Rim berdering, Seung Chan menelp memberitahu sudah ada didepan. Hye Rim keluar melihat Seung Chan berdiri didepan cafe sambil menendang-nendang tanah.
Apa kau mendapatkan pekerjaannya?” tanya Hye Rim berjalan mendekat dan masih berbicara di telp. Seung Chan hanya tertunduk diam dan memberikan senyuman dipaksa.
Tidak apa-apa. Yang terpenting adalah kau memiliki tekad untuk bekerja. Jika kau jatuh sekali, kau bisa saja...” ucap  Hye Rim memberikan semangat dan dipotong oleh Seung Chan
Aku mendapatkan pekerjaannya!” jerit Seung Chan bahagia
Hye Rim terlihat ikut bahagia langsung berlari dan memeluk Seung Chan dengan memberikan semangat. Seung Chan benar-benar kaget mendapatkan pelukan dari seorang wanita, tapi wajahnya terlihat bahagia mendapatkan pelukan. 

Soo Hyun baru saja akan pulang dan menutup jendela, betapa terkejutnya melihat Hye Rim yang memeluk Seung Chan didepan cafe. Jantungnya seperti berdegup kencang karena melihat sesuatu yang tak dinginkanya, lalu duduk di atas rak untuk menenangkan dirinya. Kemudian kembali lagi membuka jendelanya, tak ada lagi Seung Chan dan Hye Rim sedang berpelukan, menurutnya itu hanya halusinasinya saja. 

Soo Hyun kembali kerumah, Seung Chan bertanya apakah ini waktu yang buruk. Soo Hyun ingin membahasnya tapi memilih untuk tak mengatakan apapun. Seung Chan meyakinkan benar-benar akan memberikan yang terbaik untuk eksperimen ini. Soo Hyun pun menegaskan Seung Chan harus Memberikan semua yang dilakukan dan membuat hal yang terbaik.
Aku benar-benar semakin menyukai Go Hye Rim.” Ungkap Seung Chan blak-blakan
Ada apa denganmu? kau hanya berpura-pura demi eksperimen.”kata Soo Hyun duduk dikursi mencoba menyadarkan adiknya.
Aku tahu...Tapi perasaanku sekarang adalah yang sebenarnya.” Ucap Seung Chan yakin
Dia hanya seorang wanita tua, dan jauh lebih tua darimu. Jadi, bagaimana mungkin kau...” ucap Soo Hyun meremehkan
Jangan mengejek Go Hye Rim. Kau membuat suasana hatiku menjadi buruk.” Keluh Seung Chan
Soo Hyun pun memutuskan untuk mengeluarkan Seung Chan dari penelitian,  mulai menyukai Go Hye Rim karena dirinya yang memberi kesempatan. Seung Chan bahagia bisa keluar dari penelitian, karena tidak perlu memikirkan tentang penelitian jadi bisa terus menyukainya lalu ingin keluar rumah. Soo Hyun berteriak memanggil adiknya sambil bertanya mau kemana.
Aku akan memberi tahu Hye Rim. Kalau ini semua adalah penelitian, tapi aku bukan lagi bagian dari itu dan aku memutuskan untuk benar-benar menyukainya.” Ucap Seung Chan yakin
Aku bisa menjamin kalau dia tidak akan memaafkanmu. Wanita mana yang akan menyukai pria karena sebuah penelitian? Siapa yang akan percaya setelah kau mengatakan kalau semua yang terjadi sampai saat ini adalah kebohongan, Bukankah begitu?” jelas Soo Hyun menahan Seung Chan untuk tak pergi.

Aku tidak peduli. Aku akan mulai dari awal, seperti yang kau bilang. Aku percaya, dengan ketulusanku, aku dapat meraihnya.” Kata Seung Chan yakin
Soo Hyun teringat kembali pelukan adiknya dengan Hye Rim, mengejek  adiknya benar-benar polos lalu menganggap sudah mempercayai Seung Chan  100 persen. Seung Chan pun menegaskan akan membuat keputusan berdasarkan sikapnya, lalu bertanya apakah ia masih dalam penelitian atau tidak
Jadi, kau bilang kalau kau tidak lagi menjadi bagian dari penelitian dan kau akan membuat hatinya goyah sesukamu? Baiklah. Tetaplah di dalam penelitian.” Ucap Soo Hyun
Kurasa kau tidak dalam posisi untuk berkata seperti itu.” Ejek Seung Chan
Maukah... kau tetap... ikut serta dalam penelitian?” kata Soo Hyun  membujuk adiknya. Seung Chan megodanya dengan mengatakan akan memikirkannya.

Soo Hyun masuk lewat cafe melihat Seung Chan sedang bersama Hye Rim dimeja kasih, dengan sikap canggung menanyakan sedang apa adiknya disana. Seung Chan mengatakan sedang belajar membuat kopi dari Hye Rim lalu mulai mencari perhatian dengan bertanya apakah caranya setipis itu menuangkanya. Hye Rim dengan penuh perhatian memegang tangan Seung Chan agar menuangkan kopinya dengan benar.
Apa kau juga ingin belajar membuat drip coffee?” tanya Hye Rim pada Soo Hyun, belum sempat Soo Hyun menjawab, Seung Chan sudah menyambar.
Kau tidak perlu mengajarinya. Dia sangat membenci hal-hal yang merepotkan, kau tahu itu kan.” Ucap Seung Chan mencoba menghindari kakaknya mengambil hati Hye Rim.
Apa kau punya waktu malam ini? Ada yang ingin kubicarakan denganmu.” Kata Soo Hyun, Seung Chan kembali menyuruh untuk bicara saja sekarang dengan mengejek kalau yang dibicarakan tidak penting.
Hye Rim penasaran apa yang akan dibicarakan Soo Hyun, Seung Chan menyuruh Hye Rim tak mengubrisnya lebih baik minum saja denganya. Soo Hyun mengatakan menemukan tempat yang bagus dan sudah menyiapkan Chateau Palmer tahun 2004, dengan nada sombong. Seung Chan mengejek sikap kakaknya Kekanak-kanakan sekali, dengan bangga sudah menyiapkan soju tahun 2016. Soo Hyun langsung memberitahu untuk bertemu jam 7 di restoran Prancis tempat mereka  makan malam sebelumnya lalu menaiki tangganya. 

Seung Chan bertanya apakah Hye Rim akan datang, Hye Rim dengan yakin akan datang karena Soo Hyun bilang ada yang ingin dibicarakan.
Aku mengatakan ini benar-benar demi kebaikanmu. Tapi, jangan percaya pada kakakku. Aku yakin apa yang akan dia katakan hari ini juga bohong.” Tegas Seung Chan memperingati Hye Rim.
Kenapa? Kenapa kau sangat yakin?” ucap Hye Rim binggug
Aku tidak bisa mengatakan alasannya, tapi yang kukatakan ini benar. Jadi saat kau bertemu dengannya hari ini, berhati-hatilah. Oke?” jelas Seung Chan 

Hye Rim masuk ke dalam restoran dengan mengingat ucapan Seung Chan, melihat Soo Hyun dengan gaya maskulinnya sudah menunggu lalu berdiri menyambutnya, Hye Rim hanya diam seperti terpana dengan Soo Hyun terlihat sangat gagah, lalu berjalan perlahan.
Ketika makan steak, Soo Hyun hanya tertunduk diam tak seperti biasanya. Hye Rim sampai harus melonggokan kepalanya bertanya kenapa Soo Hyun tiba-tiba hanya diam saja. Soo Hyun mengangkat wajahnya dengan wajah sedih memberitahu kalau adiknya itu sangat menyukai Hye Rim. Mendengar pengakuan Soo Hyum, Hye Rim tertawa menurutnya itu bohong.
Aku serius. Dia bilang padaku kemarin. Sejak kecil, dia selalu menginginkan semua orang untuk dirinya sendiri jadi dia memperingatkanku juga, Untuk tidak mendekatimu lagi.” Cerita Soo Hyun sedih
Bohong. Kau yang paling tahu kalau Seung Chan bukan orang seperti itu.” Ucap Hye Rim tak percaya
Seung Chan adalah adikku. Menurutmu, siapa yang lebih mengenalnya? Kau atau aku?” ucap Soo Hyun mencoba menyakinkan. Hye Rim menatap Soo Hyun seperti mulai meyakini ucapan Soo Hyun.
Bagaimanapun, berkat dia, aku bias berkaca pada diriku sendiri. Apa arti diriku bagimu dan apa yang kaupikirkan tentangku. Aku tidak muda seperti Seung Chan, atau hanya memikirkan satu hal sepertinya. Bagaimanapun, aku hanyalah pihak ketiga di antara kalian... benarkan?” cerita Soo Hyun dengan mimik sedih.
Pihak ketiga, apanya...kita bahkan tidak berkencan!!! Kau hanya meributkannya sendiri... apa yang sebenarnya rencanamu?” keluh Hye Rim kesal lalu memilih untuk meninggalknya
Soo Hyun memanggil Hye Rim dan menahanya untuk tak pergi, Hye Rim mengingatkan sebelumnya Soo Hyun menyatakan perasaan padanya tapi sekarang menjadikan Seung Chan sebagai alasasnya, menegaskan dirinya tak suka dengan sikap Soo Hyun menurutnya jika memang Soo Hyun tak menyukainya lagi maka lebih baik katanya dengan jujur saja. Soo Hyun kembali menarik tangan Hye Rim sebelum pergi menjauh.
Aku mengatakan ini karena memikirkanmu dan aku mengatakannya karena aku benar-benar ingin kau bahagia...” ucap Soo Hyun dengan tertunduk menghebuskan nafasnya.
Saat ini aktingmu terlihat jelas sekali.” Ejek Hye Rim bisa melihat gerak-gerik Soo Hyun berbeda dan kembali duduk dikursinya.
Soo Hyun pun kembali duduk menyangkal dan berusaha menyakinkan, Hye Rim mengerti sikap Soo Hyun berubah karena  mendapat 6 persen saat tes fMRI. Soo Hyun sempat kaget Hye Rim mengetahui sebenarnya, tapi kembali menyangkal mendapatkan nasil 62%. Hye Rim meminta Soo Hyun tak perlu berbohong lagi kalau Soo Hyun mendapat 6 persen lalu memberikan alasan karena sedang memikirkan hal lain saat  melakukan tas.
Kenapa? Jangan-jangan... apa kau khawatir kalau aku mendapatkan nilai lebih tinggi dari bayanganmu?” ucap Soo Hyun semakin terkejut dengan pengakuan Hye Rim.
Aku hanya tidak bisa berkonsentrasi karena melihat banyak pria tampan.” Ucap Hye Rim.
Baiklah, kalau begitu. Jika kau melakukanya dengan benar, berapa kira-kira nilai yang kudapatkan?” tanya Soo Hyun dengan senyuman penasaran, Hye Rim pura-pura tak mengetahuinya.

Soo Hyun pun mengambil contoh hasil adiknya 43% jadi meminta Hye Rim membayangkanya. Hye Rim pikir Soo Hyun akan mendapatkan 42%, Soo Hyun merasa Hye Rim dengan sengaja hanya menurunkan 1% saja. Hye Rim menyangkal, tapi Soo Hyun sudah  bisa menyimpulkan Hye Rim sengaja melakukannya, dan memberikan nilai yang lebih rendah.
Kenapa kau melakukannya?” ucap Soo Hyun dengan senyuman mengoda
Karena aku pikir kau akan menjadi sombong apabila mendapat nilai yang tinggi.” Kata Hye Rim.
Baiklah. Lalu, bagaimana kalau kita berdua melakukan fMRI dengan benar?” saran Soo Hyun
Mungkin aku akan memberimu nilai 70, dan kau memberiku nilai 60... Ahh.... tidak, terbalik. Aku, 60, dan kau, 70.” Kata Hye Rim terlihat gugup.
Soo Hyun tersenyum lalu memutuskan mereka berdua akan saling memberi nilai di atas 60 dan untuk merayakan naiknya persentase mereka maka mereka akan foto bersama. Hye Rim binggung tiba-tiba Soo Hyun berjongkok dan mengajaknya foto bersama. Soo Hyun mengatakan kalau foto akan menjadi bukti dan ingin mengingat kejadian dimalam ini. Hye Rim yang tadinya binggung, langsung memberikan senyuman saat foto bersama Soo Hyun. 

Seung Chan sedang menonton, menerima pesan dari nama “Kakak yang Kejam” lalu melihat foto kakaknya yang tersenyum bahagia dengan Hye Rim direstoran, dengan mengumpat kesal menelp Hye Rim. Keduanya sudah selesai makan dan akan meninggalkan restoran.
Hye Rim mengangkat telp Seung Chan, dan Soo Hyun berpura-pura santai dengan berjalan ke bagian kasir. Seung Chan yakin kakaknya itu pasti mengatakan sesuatu, Hye Rim mengaku tak mengatakan apapun lalu memberitahu sedang diluar dan akan menelpnya nanti dan ingin menutupnya.
Tunggu! Tunggu! Aku sudah bilang jangan percaya yang dia katakan! Aku yakin dia mengatakan sesuatu saat kalian makan tapi itu...” ucap Seung Chan meyakinkan, Hye Rim tetap menatap Soo Hyun dan mengatakan akan bicara lagi nanti. Soo Hyun melirik seperti sudah tahu pasti adiknya akan menelp.
Aku harap kau tidak menyuruh orang untuk melakukan ini atau itu. Aku tutup telpnya” perintah Hye Rim seperti menyakini ucapan Soo Hyun. Seung Chan hanya bisa menghembuskan nafas kesak. Soo Hyun tersenyum karena rencananya berhasil lalu mengajak Hye Rim pergi setelah membayar makanan dikasir. 

Soo Hyun ikut turun ketika mengantar Hye Rim kembali ke cafe, Hye Rim ingin buru-buru masuk karena sangat kedinginan, tak lupa mengucapkan terimakasih atas traktiran makan malam Soo Hyun padanya. Soo Hyun menahan Hye Rim sebelum masuk dengan memakaikan syal pada leher Hye Rim agar tak kedinginan.
Hye Rim gugup melihat Soo Hyun kembali memberikan perhatian sebagai seorang pria. Soo Hyun mendengar Hye Rim yang kedinginan dan tak usah bersikap berani hanya karena jarak rumahnya itu sudah dekat, lalu sengaja menarik syalnya dan memberikan pelukan. Hye Rim benar-benar tak bisa berbuat apa-apa dalam dekapan Soo Hyun.
Soo Hyun pikir dengan pelukan akan membuat Hye Rim hangat, Hye Rim masih saja diam, Soo Hyun pun melepaskan peluknya dengan mengucapkan selamat malam lalu berjalan pergi. Hye Rim tetap saja diam tak bisa berkata apa-apa. 

Soo Hyun masuk ke dalam mobil, melihat dari kaca spion Hye Rim masih seperti patung menerima perhatian dan pelukan darinya. Sambil memundurkan mobil lalu memutar balik meninggalkan cafe, Soo Hyun bahagia karena misinya kali ini sukses. Hye Rim menepuk pipinya sendiri akan mengembalikan kesadarannya.
Malam harinya, Hye Rim turun ke lantai dua, dengan ruangan yang gelap mengunakan senter untuk mencari suatu, lalu ia mengambil sampah kertas yang dihancurkan dan memasukan kedalam tas yang sudah disiapkanya.

Dikamarnya, Hye Rim menuangkan sampah kertas keatas meja, menyatukan kata yang mungkin ditebaknya dan sangat yakin semuanya akan jelas kalau bisa mencocokkan ini. Satu persatu dicoba dicocokan walaupun sambil menguap.
Setelah mencoba beberapa kali, melihat satu kata "Penelitian!" kemudian mengambil sebarang kertas dan langsung bisa menemukan kata  "Sekolah Dasar." Dan mengambil kertas lainnya ada kalimat "Umur enam." Kemudian bertanya-tanya maksud dari kata-kata yang ditemukan dalam sampah kertas. 


Dikantor, Yoo Rim sedang mengedit mengeluh dengan kakaknya ditelp ingin membuat pesta ulang tahun yang menurutnya kekanak-kanakkan, Hye Rim pun memberitahu orang yang ada di pusat konseling ikut juga. Yoo Rim kembali mengeluh terlalu ramai, lalu terhenti melirik teman kerjanya yang duduk disampingnya, lalu bertanya apakah ia boleh membawa seorang diperayaan ulang tahunya.
Yoo Rim meniupkan kue pai dengan lilin bertuliskan “Happy Birthday” dengan bahagia, semua pun bertepuk tangan. Yoo Rim mengucapkan terimakasih karena sudah datang dan memberikan selamat padanya, Prof Bae mengatakan dengan cara seperti ini membuat mereka akan jadi lebih dekat lagi, lalu memberikan hadiah sebuah buku puisi karya Kim Kwang Kyu. Yoo Rim pun menerima dan mengucapkan terimakasih.
Hye Rim pun mengenal teman yang dibawa Hye Rim bernama Sung Oh, lalu mengajak untuk minum wine. Sung Oh menolak karena tidak bisa meminum alkohol. Yoo Rim memberitahu julukan Sung Oh adalah  "Lelaki Baik-Baik" lalu membujuknya hanya satu gelas saja karena yang diminum itu wine. Sung Oh pun mengizinkan Hye Rim menuangkan satu gelas saja untuknya.
Yoo Rim melirik Ji Ho yang terlihat santai, ketika Sung Oh akan minum wine, Yoo Rim mengajaknya untuk melakukan love shot, Sung Oh terlihat binggung. Yoo Rim sengaja membuat Ji Ho cemburu dengan memberitahu hubungan Sung Oh sudah sedekat itu sampai minum wine dengan gaya love shot. Ji Ho seperti tak peduli dan membiarakan Yoo Rim melakukanya.

Seung Chan berteriak tak percaya melihat Yoo Rim yang berani minum dengan gaya love shot, Ji Ho tak mau kalah langsung mengajak Hye Rim love shot level sepuluh denganya. Hye Rim binggung ada levelnya kalau minum dengan Love Shot, Yoo Rim melirik sinis mendengarnya.
Ji Ho menjelaskan level pertama yan dilakukan Yoo Rim lalu  Level kedua mereka  berpelukan dan  minum, Level ketiga ketika sang wanita duduk di pangkuan pria dan wanita memeluknya. Hye Rim tertawa mendengarnya, Seung Chan tiba-tiba sudah ada dibelakang Ji Ho mengajak Love Shot, dilevel pertama dengan cara mencekik sambil minum, lalu Level kedua ketika memaksa untuk minum. Hye Rim tertawa mendengarnya lalu tersadar, Soo Hyun sudah tak ada disampingnya dan memilih untuk duduk sendirian diluar. 


Hye Rim keluar dengan membawa botol wine dan juga gelas lalu mengajak Soo Hyun untuk minum. Soo Hyun menolak karena  tidak bisa minum alkohol. Hye Rim tak percaya, Soo Hyun mengatakan kalau memang Hye Rim ingin mengendongnya nanti kalau ia minum. Hye Rim mengerti saat di restoran kaki ayam, Soo Hyun tak menyentuh alkohol sedikit pun, lalu akan mengambilkan jus saja.
Ketika membawa botol wine, tak sengaja tetesannya terkena tangan Soo Hyun. Wajah Soo Hyun mulai berubah, merasakan kembali tetesan es krim lalu naik komidi putar setelah itu menangis histeris. Hye Rim melihat tangan Soo Hyun yang mengenggam keras ujung bangku menanyakan apa yang terjadi. Soo Hyun mengaku tak terjadi apa-apa lalu mengusap tanganya dengan cepat seperti terkena sesuatu yang menjijikan.
Bukankah ini juga pernah terjadi padamu sebelumnya?” ucap Hye Rim mengingatnya.
Aku... hanya mengingat sesuatu dari masa laluku.” Akui Soo Hyun, Hye Rim makin penasaran cerita masa lalu seperti  apa.
Aku juga tidak terlalu yakin. Aku merasa sedang asyik bermain... tapi, perasaan di akhir tidak menyenangkan.” Cerita Soo Hyun
Apa ada hubungannya dengan ibu kandung yang kau ceritakan sebelumnya?” tanya Hye Rim
Ya....Tapi, dari mana kau tahu itu ibu kandungku?” ucap Soo Hyun binggung
Seung Chan yang memberitahuku. Apa aku... sudah melewati batas?” kata Hye Rim tak enak hati.
Soo Hyun pikir tidak karena semua itu  bukan rahasia besar. Hye Rim ingin tahu ingatan seperti apa yang ada didalam pikiran Soo Hyun, Soo Hyun menceritakan seperti taman hiburan dan semacamnya. Hye Rim yakin Soo Hyun sedang bersenang-senang dengan ibunya  lalu bertanya apakah ia mengingat waja ibunya. Soo Hyun yakin bisa mengingatnya karena waktu itu sudah berumur enam tahun.

Sementara didalam cafe, Sung Oh duduk sendirian sambil meneguk wine  dan mulai terlihat mabuk. Yoo Rim duduk diruang lain sambil meminum wine, Ji Ho datang menanyakan keberadaan Hye Rim sekarang.
Apa kau hanya bisa melihat kakakku dan bukan aku?” keluh Yoo Rim kesal
Aku melihatmu, Kau sedang minum sekarang.” Ucap Ji Ho polos
Bukan itu! Aku membawa pacarku, dan kau tidak punya perasaan apa-apa?” jerit Yoo Rim.
Perasaan? Perasaan "akhirnya Noona punya pacar juga" seperti itu?” kata Ji Ho bingung, Yoo Rim berdiri dengan wajah kesal, karena Ji Ho tak mengerti juga. Terdengar jeritan dari ruangan tengah.

Seung Chan kaget melihat Sung Oh yang mabuk berteriak menyuruh semua diam  karena ia sedang bicara sekarang. Ji Ho dan Yoo Rim binggung melihat Song Oh yang mabuk tapi seperti orang kerasukan setan. Soo Hyun dan Hye Rim pun masuk ke dalam cafe, melihat Sung Oh sudah berteriak sendirian.
Aku... benci nasi bekal! Nasi bekal!” teriak Sung Oh histeris.
Ji Ho berkomentar pacar Yoo Rim itu aneh, Yoo Rim binggung melihat Sung Oh tak seperti biasanya, lalu berlari mendekat dan meminta maaf pada semuanya. Sung Oh malah mendorong Yoo Rim sampai jatuh, Hye Rim pun membantu adiknya untuk berdiri.
Seung Chan pun menarik Sung Oh yang sudah terlalu banyak minum, tapi Sung Oh malah makin marah dan mendorongnya bahkan ingin memukulnya dengan botol wine, jeritan Hye Rim dan Yoo Rim pun menghentikan tangan Sung Oh dan langsung membantingnya dilantai

Sung Oh berlari keluar dari cafe, sambil membuka jaket dan bajunya lalu naik di kap mobil, Seung Chan dan Ji Ho berusaha mengejarnya, tapi Sung Oh seperti orang gila bertelanjang dada dimusim dingin lalu melompat-lompat dan berteriak histeris.
Yoo Rim benar-benar binggung melihat Sung Oh diluar kendali ketika minum wine, Hye Rim melonggo melihat efek dari wine, Sung Oh seperti orang gila. Soo Hyun sedari tadi hanya mandangi Sung Oh seperti merasakan sesuatu yang tersembunyi dari Sung Oh sampai diluar batas kendali ketika minum wine. Yoo Rim ingin mendekat, tapi Soo Hyun menahanya.
Tolong atur jadwal agar kita bisa bertemu dengannya besok saat dia sadar.” Perintah Soo Hyun. 

Diruang tengah, Soo Hyun menuangkan kopi dan duduk bersama Prof Bae dan Hye Rim.
Sepertinya dia memiliki pertahanan diri yang sangat kuat di dalam hatinya. Aku tidak bisa menyimpulkan apa-apa selain fakta bahwa dia tidak mengalami alcohol abuse.” Cerita Soo Hyun dengan kasus Sung Oh
Pada dasarnya, memberikan konseling kepada pria lebih sulit daripada wanita.” Jelas Prof Bae, Hye Rim penasaran dengan masalah yang dimiliki oleh Sung Oh sebenarnya.
Dia memang sedikit keterlaluan semalam tapi bukankah pria biasanya akan bertingkah aneh kalau sedang mabuk?” pikir Hye Rim
Fakta bahwa mereka melakukan itu adalah suatu indikasi adanya masalah. Hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang saat mereka mabuk biasanya kekanak-kanakan dan keinginan untuk menjadi kekanak-kanakan itu harus dilampiaskan bagaimana pun caranya.” Jelas Soo Hyun,Hye Rim tak percaya menjadi kekanak-kanakan sesekali itu wajar.

Tentu saja. Kau tahu tipe orang yang pintar berbicara dengan anak-anak? Tipe orang-orang seperti itu adalah orang dewasa yang sehat. Karena mereka tahu bagaimana cara mengembalikan jiwa kanak-kanak mereka secara alami.” Jelas Prof Bae
Tapi, untuk orang-orang yang membuat kekacauan saat mereka mabuk meskipun sebenarnya mereka adalah orang kaku ketika sedang sadar dan mencoba mengatasi kebutuhan semacam itu dengan alkohol. Dan ketidakalamian itu berarti ada sesuatu yang salah.” Jelas Soo Hyun
Hye Rim terlihat khawatir bertanya kembali apa sebenarnya yang salah dengan Sung Oh, Soo Hyun juga belum tahu menurutnya Pastinya ada masalah, karen dilihat dari fakta Sung Oh terus mengatakan "diamlah" tapi tidak mau berbicara selain itu  mengatakan tidak suka dengan nasi bekal merupakan suatu indikasi. Prof Bae juga merasa aneh dengan hal itu lalu meminta agar bicara dengan Yoo Rim untuk membujuk Sung Oh agar datang berkonsultasi. 


Yoo Rim baru saja pulang, Hye Rim bertanya apakah hasilnya gagal lagi. Yoo Rim menceritakan sudah berbicara baik-baik pada Sung Oh tapi tetap saja menolaknya, lalu meminta maaf pada kakaknya karena sudah membawa pria aneh saat perayaan ulang tahunya.
Ponsel Yoo Rim berdering, ketika mengangkatnya Yoo Rim langsung berdiri dengan wajah gembira karena mendapatkan juara kedua. Hye Rim bertanya juara apa yang didapat adiknya. Yoo Rim berbisik memberitahu ikut Pameran terbuka untuk videografi.
Lalu berbicara kembali ditelp meminta agar ditukar hadiahnya dengan juara ketiga. Hye Rim masih saja binggung, Yoo Rim sumringah memberitahu kakaknya memenangkan hadiah di sebuah pameran terbuka dan mendapatkan drone. Hye Ri tersenyum bahagia, lalu bertanya apa itu Drone. 

Ji Ho bahagia ketika memainkan drone yang mulai terbang tinggi, Yoo Rim tersenyum melihat Ji Ho seperti anak kecil yang bahagia ketika mendapatkan sebuah mobil. Ji Ho menanyakan cara menyesuaikan ketinggiannya. Yoo Rim sengaja memegang tangan Ji Ho dengan mengajarkan cara memaikan remote drone, Ji Ho menjerit bahagia karena berhasil membuat Drone-nya lebih tinggi lagi.
Tapi, apa kau tidak mengantuk? Bukankah kau begadang semalaman untuk mengeditnya?” kata Ji Ho
Ah, tidak. Aku merasa sangat segar dan Tidak mengantuk sama sekali.” Kata Yoo Rim yang sengaja melakukan itu semua demi Ji Ho. Keduanya benar-benar bahagia ketika Drone semakin tinggi dan memperlihatkan sekeliling cafe dari atas. 

Hye Rim binggung karena Soo Hyun menyuruhnya untuk minum dengan Sung Oh. Soo Hyun menjelaskan mereka masih memerlukan informasi yang berhubungan dengan kebiasaannya saat mabuk, tapi karena Sung Oh menolak untuk datan jadi mereka tak punya pilihan lain untuk melakukannya.
Aku ingin memeriksanya, tapi aku tidak bisa minum. Dan , kau peminum yang baik. Kau akan membantuku, kan?” ucap Soo Hyun
Entahlah... tapi kenapa kau bersikeras dan mengikutinya, dia bahkan tidak menginginkan pengobatan?” kata Hye Rim heran
Karena dia menolakku dan Beraninya dia menolak diobati olehku.” Kata Soo Hyun dengan dagu terangkat dan mata melotot. Hye Rim tersenyum mendengarnya lalu setuju akan mencoba membuat rencana dengan Yoo Rim dan memberikan semangat. Soo Hyun pun sangat bersemangat agar rencana kali ini berhasil
bersambung ke part 2  

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar