PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 09 Februari 2016

Sinopsis Madame Antoine Episode 6 Part 2

Prof Bae memberikan lembaran kertas memberitahu itu adalah tes melengkapi kalimat dan yang perlu dilakukan hanya menulis apa yang pertama terpikirkan olehnya, dengan contoh "sahabat yang baik adalah..." lalu meminta Sung Oh menuliskan jawaban yang terlintas dalam pikiran.  Sung Oh menjawab nama Jang Ki Hoon sebagai nama dari sahabatnya, Prof Bae mengangguk membenarkan jawaban seperti itu.
Tapi, kalau kau mengisinya dengan kata sifat dan perasaan dibandingkan nama, itu akan lebih baik.” Jelas Prof Bae dan memberikan pensil agar memulai melakukanya. Sung Oh terlihat gugup mengisi kuestioner yang harus dikerjakan. 

Soo Hyun masuk ke dalam sebuah rumah dengan Ji Ho, memberitahu kalau rumah seseorang hampir sama dengan jendela dari hati pemiliknya, ketika mereka menghadapi pasien seperti Sung Oh yang tak bisa mengungkap tentang dirinya sendiri maka cara 'snooping'  akan membantu, jadi mengajak Ji Ho untuk memeriksanya. Ji Ho pun memula dari bagian TV, Sung Oh melihat kearah jendela.
Sementara Sung Oh di kantor terlihat banyak melongkapi pertanyaan, tanpa menjawabnya dan sudah membalik lembaran belakangnya. Prof Bae menatap Sung Oh yang banyak tak menjawab pertanyaanya. 

Soo Hyun masuk ke kamar tidur banyak poster film, lalu bertanya pada Ji Ho apakah ada kesamaan dari film-film yang ada dikamar. Ji Ho mengatakan tak tahu. Soo Hyun menyindir Ji Ho untuk lebih belajar lagi. Ji Ho melihat poster-poster sambil berpikir.
Prof Bae masih melihat Sung Oh yang menuliskan jawabnya. “Hal yang sangat ingin aku lakukan” Sung Oh menjawab Tidak ada.Hal yang merupakan kesalahanku ketika kecil” Sung oh pun menjawab Tidak ada.Kenangan yang paling diingat ketika kau kecil” Sung Oh sempat menatap Prof Bae sebelum menjawabnya, menuliskan  [Pintu lemari...]
Soo Hyun membuka pintu lemari, melihat ada bantal didalam lemari. Sung Oh masih menuliskan jawabnya [Sinar matahari yang berkilauan dari celah-celah pintu lemari] Soo Hyun melihat action figure yang ada didekat jendela sambil bergumam nama yang dikenalnya Jedi, Yoda, R2D2, Chewbacca.Ponsel Soo Hyun berdering, Prof Bae memberitahu tentang Sung Oh. 

Hye Rim baru turun ke lantai dua, melihat Ji Ho membawa kotak barang dan bertanya apa yang sedang dilakukanya. Ji Ho memberitahu Soo Hyun menyuruh mulai membereskan barang-barang di pusat konseling dan  mengeluarkan barang-barang pentingnya terlebih dulu.
Apa pusat konseling... benar-benar akan ditutup?” tanya Hye Rim khawatir
Benar. Tapi, jangan khawatir. Walaupun ditutup, aku akan datang menemuimu setiap hari.” Ucap Ji Ho lalu turun ke lantai satu.
Soo Hyun menatap sedih ke lorong teringat saat wawancara Soo Hyun mengaku sedikit tertarik padanya, ketika Soo Hyun mendesaknya ke dinding lalu membuat jarak wajahnya sangat dekat lalu bertanya apa yan diinginkanya.
Ketika mewawancari Ma Ri dengan memegang tanganya untuk Jangan gugup karena akan membantunya, dan memujinya ketika mengunakan earphone kalau dirinya sangat cantik. Hye Rim menahan air matanya lalu melihat ponselnya terlihat foto Soo Hyun yang memakan ceker ayam. Air matanya menetes lalu menyadarkan dirinya yang seharusnya tak perlu sedih tapi tetap saja sedih. 

Soo Hyun bertemu dengan Sung Oh diruang konsultasi lalu bertanya apakah ia menyukai Star Wars karena dikamarnya melihat action figure yang di pajang. Sung Oh membenarkanya, Soo Hyun bertanya adegan apa yang paling disukainya. Sung Oh mengaku menyukai semua adegan dalam film.
Adegan yang paling ku sukai adalah saat Darth Vader mengungkapkan identitas sebenarnya. Terutama saat dia bilang "I am your father."” Kata Soo Hyun
Aku tidak menyukainya... Darth Vader... dia penjahat.” Ucap Sung Oh
“Jadi Karena itu, kenapa hanya patung Darth Vader yang tidak ada?” tanya Soo Hyun, Sung Oh hanya bisa tertunduk diam.
Anggap saja kau adalah produser film tersebut. Menurutmu, apa yang akan membuatnya jadi penjahat?” tanya Soo Hyun
Sung Oh mengatakan ia kejam, Soo Hyun bertanya siapa yang dimaksud. Sung Oh tak menjawabnya, Soo Hyun menyimpulkan Sung Oh tidak ingin memberitahukanya. Sung Oh tetap saja diam, Soo Hyun pun membiarkan lakukan yang dinginkan Sung Oh lalu bersandar di kursi. Sung Oh tetap saja diam.
Akhirnya Soo Hyun memilih untuk membaca buku. Sung Oh menatap Soo Hyun yang masih menunggunya. Sampai pukul empat kurang, Sung Oh belum juga membuka mulutnya dan Soo Hyun hampir tertidur dikursinya. Tepat jam empat, Soo Hyun melihat waktu mereka sudah habis.
Sung Oh terlihat panik karena mereka sudah selesai konsultasi, Soo Hyun menunjuk ke arah jam dinding sudah satu jam jadi menyuruh Sung Oh membayar 70rb won untuk biaya konsultasi segera keluar ruangan. Sung Oh protes karena Soo Hyun bahkan tak berbicara apapun mengenai masalahnya. 


Aku hanyalah orang yang berusaha membantumu. Tapi kalau kau tidak mengatakan apa-apa padaku, aku tidak bisa membantumu.” Jelas Soo Hyun lalu pamit pergi.
Ayahku.....” ucap Sung Oh akhirnya membuka mulutnya, Soo Hyun pun kembali duduk didepan pasienya.
Ayahku... juga punya kebiasaan saat mabuk. Setiap malam, dia akan pulang dengan keadaan mabuk dan membangunkan kami, walaupun kami sedang tidur. Lalu dia akan membariskan kami dan bertanya... pelajaran apa yang kami dapat hari itu. "Jika sains, katakan sains. Jika matematika, katakan matematika. Beri tahu aku semuanya." Jika kami ragu-ragu sedikit saja... maka dia akan menampar kami.” Cerita Sung Oh
Sung Oh masih kejadian teriakan ayahnya yang mabuk memukul kakaknya laki-laki dan perempuan lalu ia yan masih kecil. Bahkan sampai menendang kakak tertua Sung Oh, tanpa rasa malu pun mengumpat marah.
Setiap hari rasanya seperti mimpi buruk. Aku akan ketakutan, tidak bisa tidur, bertanya-tanya kapan ayahku akan pulang... dan saat aku mendengar pintu terbuka... kakiku akan gemetar.” Cerita Sung Oh menahan tangis.
Sung Oh ingat saat masih kecil bersembunyi dalam lemari pakaian, tapi sang ayah bisa menemukanya lalu menyeretnya keluar dan mendorongnya ke ruang tengah, ibunya ingin menahan sang suami tapi malah kenapa pukul juga. Ayahnya langsung menyeret Sung Oh ke dapur, dan kali ini yang kena pukulan ada ibu Sung Oh dan melempari dengan semua peralatan makan.
Bersembunyi pun tidak ada gunanya. Dia akan mencari kami ke seluruh rumah dan memukuli kami. Dan jika dia masih belum puas memukul kami...maka Dia akan pergi ke dapur...dan memukuli ibu, menyalahkannya karena tidak mendidik kami dengan baik.
Sejak itu, aku tidak ingin pergi ke sekolah...dan membenci nasi bekal... aku bahkan membenci pertanyaan tentang pelajaran yang kusukai... Aku ingin... membunuh ayahku. Jadi, aku langsung meninggalkan rumah setelah berumur 20. Aku... aku tidak akan pernah... Aku tidak akan pernah memaafkannya!” cerita Sung Oh sambil menangis. Soo Hyun hanya menatap Sung Oh seperti merasakan penderitaan yang di simpanya selama ini. 

Sung Oh duduk di bawah pohon tanpa daun dengan mengingat percakapannya dengan Soo Hyun. Soo Hyun bertanya apaka Sung Oh ingin bertemu dengan ayahnya sekali saja, Sung Oh menolaknya.
Aku tidak menyuruhmu untuk memperbaiki hubungan dengannya. Aku mengatakan ini untuk kebaikanmu Kalau kau tidak menemuinya secara langsung, kau tidak akan bisa mengatasi trauma ini. Kau akan membawa beban ini selama hidupmu.” Jelas Soo Hyun

Langit berganti menjadi gelap, Sung Oh masih duduk bahkan sampai tertidur lalu terbangun setelah merenungi kata-kata Soo Hyun. Beberapa saat kemudian Soo Hyun datang, Sung Oh pun berdiri dari tempat duduknya. 

Soo Hyun membawa Sung Oh ke sebuah ruangan, Sung Oh sempat terdiam didepan pintu, perlahan berjalan masuk ke dalam ruangan. Terdengar suara bunyi alat detak jantung, seorang pria tertidur yang mengunakan alat bantu nafas. Sung Oh melihat ayahnya yang tak berdaya, tiba-tiba sang ayah terbatuk sangat keras, wajah Sung Oh panik menatap Soo Hyun seperti tak tahu yang harus dilakukan. Soo Hyun menekan bel untuk memanggil dokter.
Dokter dan perawat datang memeriksa ayahnya, Sung Oh bertanya kenapa keadaan ayahnya seperti itu. Dokter memberitahu kondisinya semakin buruk dan meminta agar mengawasinya lalu keluar ruangan. Sung Oh mulai  menangis melihat ayahnya yang terus saja batuk. Ayahnya berhenti batuk dengan nafas tersengal-sengal mengetahui Sung Oh yang datang mengucapkan permintaan maafnya.
Kau minta maaf untuk apa? Jangan berpura-pura menyedihkan seperti itu. Kau kira aku akan memaafkanmu?” teriak Sung Oh melihat ayahnya yang sudah mengeluarkan darah dari mulutnya.
Aku tidak akan pernah memaafkanmu! Mati sajalah kau! ” jerit Sung Oh histeris duduk dilantai sambil menangis. Soo Hyun membiarkan Sung Oh melampiaskan amarahnya setelah menahanya selama bertahun-tahun. 

Hye Rim menonton film horor dengan mata melotot tak ada sedikitpun rasa ketakutan. Hye Rim masuk ke dalam rumah bertanya apakah Ji Ho mencium kakaknya, Hye Rim melirik sinis lalu menghela nafas. Yoo Rim mengartika kalau jawabanya tidak, Hye Rim menyuruh adiknya agar Berhenti berkata yang tidak-tidak.
Apa yang kau rasakan pada Ji Ho?” tanya Yoo Rim duduk disamping kakaknya. Hye Rim kembali menghela nafas
Apa kau, barangkali, melihatnya sebagai seorang pria...” ucap Yoo Rim yang langsung dijawab dengan pukulan bantal. Yoo Rim menjerit seharusnya sang kakak bisa mengucapkan kata-kata dibanding memukulnya dan akan beranjak pergi.
Tapi menyadari kakaknya tak seperti biasa menonton film romantis setiap hari tapi sekarang menonton film horor padahal dulu sangat takut. Hye Rim tetap menonton film dengan mata melotot. Yoo Rim merasa lebih baik dibanding selalu mengeluh setelah menonton film romantis.
Apa maksudmu? Kapan aku begitu? Apa menonton film romantic itu suatu kejahatan?” teriak Hye Rim tak terima
Siapa yang bilang begitu? Kenapa kau berlebihan sekali?” ucap Yoo Rim dan berjalan pergi, tapi kembali lagi ingin menanyakan perasaan kakaknya pada Ji Ho, Hye Rim menjawabnya dengan lemparan bantal. 

Di depan sebuah gedung
Ji Ho memberitahu seseorang yang ada didalam adalah CEO perusahaan yang mengembangkan sebuah permainan saat umur 23, dan memulai bisnisnya ketika masih muda. Selain itu memiliki banyak gedung di jalan Gangnam dan benar-benar sangat kaya.
Kau yakin dia tidak punya banyak utang? Jika dia seorang pengusaha, seharusnya dia berkonsentrasi saja pada itu... untuk apa dia membeli gedung juga?”keluh Soo Hyun
Di sebuah ruangan dengan pernak pernik games, seorang pria kacamata menyambut Soo Hyun dan Ji Ho, melihat penampilan Soo Hyun menurutnya seperti elf, Soo Hyun binggung siapa yang dimaksud elf. Pria itu yakin Soo Hyun tidak tahu karena tidak pernah bermain game.

Legolas dari Lord of the Rings adalah seorang elf. Tidak salah mengatakan kalau kebanyakan game fantasi berakar dari itu.” Jelas si pria, Soo Hyun mengerti dengan senyuman dipaksa.
Apa Anda menyukai gelas dengan gambar karakter? Kami biasanya menyediakan minuman untuk para tamu di sebuah cangkir dengan gambar karakter yang mirip dengan tamu itu. Karakter apa yang ingin Anda...” ucap Si pria. Soo Hyu langsung memotong
Maaf. Tapi satu-satunya karakter yang saya tahu adalah Mickey Mouse.” Akui Soo Hyun,
Itu terlalu kuno. Aku akan memberi kalian Legolas dan Aragorn yang cocok dengan wajah kalian.” Ucap Si Pria tak peduli dengan pendapat Soo Hyun lalu menyiapkan minuman.
Soo Hyun berbisik pada Ji Ho kalau pria itu terlalu seenaknya jadi lebih baik cari kandidat yang lain. Ji Ho merasa pria itu bukan seenaknya tapi ramah, menurutnya menyenangkan bertemu dengan CEO yang rendah hati. Soo Hyun melihat pria itu hanya berakting agar terlihat baik bahkan pakaianya disamakan dengan gaya berpakaian Steve Jobs, menurutnya itu palsu dan orang yang tak jujur jadi meminta Ji Ho mencari yang lain. Ji Ho hanya bisa menghela nafas panjang. 

Yoo Rim melihat Ji Ho yang baru datang, membahas kalau ia belum memberikan kecupan untuk kakaknya, berkomenta kalau kakaknya itu tak pernah melihat Ji Ho sebagai pria. Ji Ho menegaskan karena alasan itu ingin memberikan kecupa pada Hye Rim. Yoo Rim panik saat Ji Ho ingi masuk cafe dan langsung menyuruh tak melakukanya.
Ji Ho binggung, Yoo Rim mencari alasan kakaknya belum menggosok giginya tadi pagi. Ji Ho merasa tak peduli, Yoo Rim kembali mencegahnya dengan memberitahu kakaknya yang tidak mencuci muka. Ji Ho pikir pun tak masalah dan ingin masuk, Yoo Rim kembali menahanya.
Sebenarnya... kakakku tidak menyukainya. Dia hanya menyukai ciuman yang sesungguhnya.” Kata Yoo Rim
Ciuman yang sesungguhnya? Aku belum pernah melakukannya...” ucap Ji Ho binggung
Karena itu... banyak yang harus kau ketahui dulu sebelum melakukannya. Mau aku ajarkan?” kata Yoo Rim menawarkan diri, Ji Ho pun langsung setuju.

Yoo Rim menarik syal Ji Ho, sambil memberitahukan tahapannya yang pertama adalah memeriksa kondisi bibirnya sendiri, apabila ada yang kering maka segera hilangkan. Lalu yang kedua adalah menempelkan bibirnya, dan memberika tips ketika berciuman tidak bisa menarik atau menekan bibirnya terlalu kuat.
Ji Ho terlihat kaget ketika Yoo Rim mulai menyandarkan di dinding, Yoo Rim yakin Ji Ho sudah mengerti jadi sekarang akan langsung praktek, dengan tangan memegang lehernya dan langsung menciumnya. Ji Ho yang kaget sempat memukul lengan Yoo Rim untuk melepaskanya. Tapi Yoo Rim terus menciumnya, sampai akhirnya Ji Ho menikmati dengan menutup matanya dan membalika keadaan dengan menyandarkan Yoo Rim dinding, Yoo Rim melotot karena Ji Ho membalas ciumannya. 

Soo Hyun melihat CV dari seorang pria, merasa tak percaya Seorang profesor teknik mesin, menurutnya pria itu pasti kutu buku. Ji Ho mengingatkan Soo Hyun itu juga seorang profesor. Soo Hyun mengertakan giginya dengan kesal. Ji Ho pun hanya diam.
Tak sengaja Soo Hyun melihat bibir Ji Ho yang bengkak, dan menduga asistennya itu sudah menggigit-gigiti kulit keringnya dibagian bibirnya. Ji Ho membenarkan dan mengaku orang lain yang sudah melakukanya. Soo Hyun binggung dengan jawabanya, Ji Ho memilih tak membahas dengan mengalihkan kalau mereka sudah sampai. 

Seorang Prof Jo Won Gook menyambut Soo Hyun dan Ji Ho yang baru datang. Ketiganya pun duduk bersama, Prof Jo mengaku tak terlalu pantas tapi Ji Ho yng terus memintanya jadi menyetujuinya.
Dia sangat baik, kan? Tidak ada cela, kan? Jika kau juga menolaknya, kita tidak punya orang lagi.” Gumam Ji Ho seperti berbicara dengan Soo Hyun.
Tapi, ehm... saya penasaran kenapa seorang profesor teknik mesin memutuskan untuk ikut serta dalam penelitian ini.” tanya Soo Hyun
Saya memiliki sebuah proyek di mana saya harus membuat mesin dengan menggunakan prinsip psikologis. Tapi untuk proyek itu, sangat penting untuk bisa mengerti apa yang wanita pikirkan jadi saya memutuskan untuk ikut serta dalam penelitian ini.” jelas Prof Jo
Soo Hyun mengerti lalu melihat nilai dari Prof Jo dalam bayanganya, mulai Kepribadian, penampilan, karakter hasilnya 100 poin. Prof Jo bertanya apakah ada sesuatu yang tak disukai Soo Hyun darinya. Soo Hyun mengelengkan kepala menurutnya Prof Jo terlihat sempurna. Prof Jo merendahkan hati lalu bertanya apakah ia bisa ikut dalam penelitianya, Soo Hyun menyetujinya walaupun terlihat senyuman dipaksa. 

Prof Jo masuk ke dalam cafe, Hye Rim melihat tamu yang datang menyapa dengan ramah. Prof Jo pun membalas dengan anggukan, lalu berjalan dan masuk ke dalam ruangan konsulatasi yang dibuat Hye Rim untuk meramal. Hye Rim datang membawa gelas minum bertanya apakah ia ingin memesan atau menunggu yang lain, Prof Jo mengaku hanya datang sendirian.
Sebenarnya... Aku dengar kita bisa diramal di kafe ini.” ucap Prof Jo, Hye Rim pun dengan senang hati memperkenalkanya sebagai peramal lalu bertanya apakah Prof Ji ingin diramal.
Diruanganya, Soo Hyun gelisah apakah Prof Jo sudah bertemu atau belum sambil menatap ponselnya. Akhirnya ia memutar ruanganya lalu bersandar di mejanya dan mengirimkan pesan pada Prof Jo. Ponsel Prof Jo pun berbunyi, Prof Jo membaca pesan dari Soo Hyun “Apa Anda sudah bertemu dengan Go Hye Rim.

Prof Jo pun bertanya nama peramal yang duduk didepanya, Hye Rim pun mengenalkan namanya. Prof Jo tak menyangka berpikir kalau seorang peramal biasanya sudah tua tapi ternyata masih muda. Hye Rim tersipu malu mendengar pujianya, lalu bertanya apa yang ingin diramalnya. Prof Jo berpikir sejenak.
Hye Rim bisa menebak itu ramalan cinta, Prof Jo tak percaya Hye Rim bisa mengetahuinya. Hye Rim mengaku bukan dia yang mengetahuinya tapi Marie Antoinette yang memberi tahu, lalu mulai melakukan triknya dengan menutupi wajahnya dengan kipas dan berbicara dalam bahasa Prancis.
Prof Jo tiba-tiba bisa membalas ucapanya dengan bahasa inggris, Hye Rim melotot kaget klienya bisa mengetahui bahasa prancis, Prof Jo mengetahui Hye Rim sedang berbicara tentang Paris dengan Marie Antoinette, Hye Rim membenarkan lalu mencoba mengajak bicara bahasa spanyol, Prof Jo dengan lancar membalasnya.
Anda juga bisa bahasa Spanyol! Bahasa apa lagi yang Anda bias selain Prancis dan Spanyol?” tanya Hye Rim,
Sedikit Bahasa Italia dan sedikit Bahasa Jepang.” Kata Prof Jo
Hye Rim pun membuka kembali kipasnya dengan mengunakan bahasa jerman, Prof Jo terlihat binggung. Hye Rim memberitahu ia mengunakan bahasa jerman, Karena Marie Antoinette berasal dari Austria dan sedang memikirkan kampung halamannya, jadi berbicara dengan Bahasa Jerman. Prof Jo mengangguk mengerti, Hye Rim pun mulai mengunakan bahasa jermanya.
Anda merasa kesepian, kan?” ucap Hye Rim mulai menebak, Prof Jo pun mengaku memang sedikit merasakan itu.
Dan Anda tidak memiliki kekasih.” Kata Hye Rim. Prof Jo merasa takjub Hye Rim bisa mengetahuinya.
Tapi Anda akan segera mendapatkannya. Yang sangat cantik, lucu...” ucap Hye Rim terhenti karena bunyi telp dari ponsel Prof Jo.
Prof Jo melihat pesan dari Soo Hyun lagi Tolong berikan balasan. Apakah Anda sudah bertemu dengannya? Bagaimana tanggapannya? Baik?ia pun meminta waktu karena harus membalas pesan, lalu mengetik Saya sedang bersamanya dan akan menghubungi jika sudah selesai.

Setelah selesai? Kau harus melaporkannya sekarang juga! Ini adalah penelitian!” jerit Soo Hyun kesal membaca pesan balasan dari Prof Jo
Hye Rim kembali menebak Prof Jo  orang yang sangat sibuk. Prof Jo menyangkalnya, lalu memuji suara Hye Rim yang terdengar sangat indah seperti nyanyian burung. Hye Rim tersenyum karena sudah banyak orang yang berkomentar seperti itu lalu berkomentar Prof Jo tidak terlalu buruk.
Aku biasanya tidak menyukai akademisi karena mereka sangat sombong tapi Anda sangat pemalu. Seperti anak laki-laki.” Komentar Hye Rim. Prof Jo tersenyum mendapatkan pujian,
Aku sebenarnya agak pendiam, tapi saat bersama Anda...” kata Prof Jo dan terhenti kembali karena pesan Soo Hyun masuk lagi. Tolong kirimkan pesan setidaknya "ya" atau "tidak".
Prof Jo pun meminta maaf kembali karena harus membalas pesannya, Saya sudah bilang akan menghubungi setelah selesai.Karena pesan Anda yang terus-terusan akan menjadi gangguan."
Gangguan? Kenapa aku harus melakukan itu? Hah?” jerit Soo Hyun makin kesal 

Hye Rim mengantar Prof Jo sampai ke depan cafe, Prof Jo mengucapkan terimakasih karena berkat Hye Rim membuatnya merasa lebih baik.Hye Rim mengaku hanya mengatakan apa yang dikatakan Marie Antoinette Dari kampung halamannya di Austria.
Jika tidak mengganggu, boleh aku datang untuk menemui Anda lagi?” kata Prof Jo
Tentu saja boleh! Jika Anda dating tiga kali, yang keempat kali gratis!” ucap Hye Rim dengan senang hati
Ehm... apa Anda... menyukai film?” tanya Prof Jo blak-blakan, Hye Rim terkejut mendapat pertanyaan itu.
Seorang sutradara kenalanku meluncurkan filmnya besok. Jika tidak keberatan, apa Anda mau datang bersamaku?” ucap Prof Jo mengajak Hye Rim menonton
Hye Rim binggung dengan ajakan Prof Jo tiba-tiba, Prof Jo pikir kalau memang merasa keberatan, Hye Rim bisa menolaknya. Hye Rim mengaku ingin menonton tapi menurutnya terlalu tiba-tiba, Prof Jo memberitkan kartu nama membiarkan Hye Rim memikirkanya setelah itu boleh menghubunginya lalu pamit pergi. 

Hye Rim melihat kartu nama yang ada ditanganya Universitas Dong Hwa Profesor Jo Won Gook, dengan helaan nafas menaruhnya diatas meja, lalu mengeluarkan lembaran kertas dari amplop coklat, Surat Penghentian Karyawan. Akhirnya memilih untuk menelp Prof Jo. 

Ji Ho menyapa Hye Rim saat masuk ke dalam cafe, Hye Rim melihat Ji Ho langsung menghampirinya dan memberikan amplop coklat agar diberikan pada Soo Hyun, Ji Ho bertanya surat apa itu, lalu terkesima melihat Hye Rim sangat cantik hari ini.
Hye Rim mengaku akan pergi dengan seseorang, Ji Ho ingin tahu siapa tapi Hye Rim merahasiakanya kalau itu hanya seseorang. Ji Ho menebak ada prof yang datang ke tempat itu. Hye Rim binggung Ji Ho bisa mengetahuinya, Ji Ho tak bisa menjawabnya. 

Soo Hyun baru saja mengambil cafe, Ji Ho datang memberitahu  subjek Pria A jauh lebih hebat daripada yang mereka bayangkan. Soo Hyun tak mengerti, Ji Ho menceritakan Prof Jo akan bertemu dengan Hye Rim Noona hari ini dan waktunya Hanya sehari setelah bertemu. Soo Hyun tertunduk memikirkan progres yang dilakukan Prof Jo sangat cepat.
Apa mungkin kita memasangkannya dengan yang terlalu baik?” ucap Ji Ho khawatir
Tidak apa-apa. Dia juga mungkin akan memilih pria berumur 30-an. Kalau dia memilihnya, hipotesisku akan terbukti...” kata Soo Hyun berusaha untuk santai
Walaupun begitu... ini terlalu tiba-tiba. Dia berdandan sangat cantik, bahkan memakai makeup.” Ucap Ji Ho tak setuju
Tenang. Sekarang, yang kita perlukan adalah bersikap selayaknya pengawas...” jelas Soo Hyun
Ji Ho merasa saat Soo Hyun masih ikut dalam penelitian, tidak ada hal besar yang terjadi dan menyesali Soo Hyun harus mundur dari penelitian, lalu menaruh amplop diatas meja. Soo Hyun bertanya apa itu, Ji Ho dengan wajah lesu mengaku tak tahu karena Hye Rim hanya menyuruh untuk memberikanya lalu pergi. 

Soo Hyun melihat surat penghentian karyawan dan sudah ditanda tangani, teringat kembali kata-kata Hye Rim saat menerima surat itu darinya.  “Saat aku merasa kau tidak memerlukanku lagi, aku akan berhenti dengan senang hati.
Wajah Soo Hyun langsung panik dan menelp Prof Jo ingin tahu mencari tahu apa ia berencana bertemu dengan Go Hye Rim lagi, ternyata Prof Jo sudah bertemu, Soo Hyun dengan senyuman dipaksa memuji itu bagus. Dengan alasan ingin menulis di jurnal penelitian, jadi ingin tahu dimana dan kapan mereka akan bertemu. 

Prof Jo dan Hye Rim sudah membeli tiket bioskop, Soo Hyun menutup wajahnya dengan syal dan kacamata langsung memesan dengan kursi tetap dibelakangnya.
Keduanya sudah duduk didalam bioskop, Hye Rim menceritakan sangat menyukai film sutradara  dan bertanya apakah itu temanya, Prof Jo mengaku sama-sama mengikuti klub film sewaktu kuliah dengan sutradara itu. Hye Rim terlihat bahagia karena memiliki kesamaan dengan mengikuti klub drama ketika kuliah.
Prof Jo pun ingin berbicara tapi kaki Soo Hyun sengaja menendang bangku depan dan berpura-pura mengikat sepatunya. Hye Rim melirik, Prof Jo pun melanjutkan pembicaranya, kalau mereka memiliki banyak kesamaan dan bertanya film apa yang disukai Hye Rim. Hye Rim menceritakan  menyukai Film romantis, seperti "Love Actually." Prof Jo pun sangat menyukainya, Soo Hyun sengaja menendang bangku Hye Rim dan buru-buru keluar bioskop. 

Setelah menonton, Prof Jo mengajak Hye Rim pergi makan disebuah gedung, dengan syal dan kacamata hitamnya Soo Hyun tetap mengamatinya dari jauh, terlihat Hye Rim tertawa saat Prof Jo berbicara, Soo Hyun terlihat menahan rasa kesalnya dengan melipa tanganya didada.
Pelayan ingin membawakan pesanan kopi untuk keduanya, Soo Hyun sengaja berjalan menyenggol tubuh si pelayan akhirnya air  putih yang ada dinampan tumpah mengenai celana Prof Jo. Soo Hyun dengan santai mengucapkan permintaan maaf lalu pergi masuk ke dalam toilet.

Beberapa saat kemudian, Prof Jo meminta bill pada pelayan begitu juga Soo Hyun karena tak ingin hilang dari pengawasanya. Hye Rim kembali tertawa mendengar Prof Jo yang menceritakan sesuatu. Wajah Soo Hyun yang ditutupi syaler seperti semakin cemberut.
Prof Jo dan Hye Rim akan turun mengunakan lift, Soo Hyun telat sedetik sebelum lift ditutup karena bertabrakan dengan wanita yang keluar dari toilet,  akhirnya ia berlari untuk menuruni tangga sampai syalnya harus jatuh. Ketika didepan pintu, Hye Rim sempat jatuh karena pria yang membawa box tanpa melihat didepannya ada orang.

Soo Hyun sempat sembunyi dibalik tembok dan langsung mengikuti keduanya, terlihat Hye Rim dan Prof Jo jalan terburu-buru tanpa menengok, bahkan saat mencapai belokan berlari bersama-sama dan masuk ke kantor polisi. Soo Hyun binggung keduanya harus masuk ke kantor polisi. 
Akhirnya Soo Hyun hanya menunggu diluar, dua polisi keluar langsung meminta kartu identitas Soo Hyun, Soo Hyun binggung ketika ingin menjelaskan, Hye Rim dan Prof Jo keluar dan ia pun harus membuang muka agar tak terlihat. Soo Hyun ingin mengejarnya ketika tak jauh, Polisi menahan Soo Hyun yang pergi dan meminta menunjukan kartu identitasnya.  Soo Hyun tetap ingin mengikuti keduanya, Polisi kembali menahanya dan mengajaknya masuk dulu ke kantor.

Soo Hyun keluar dengan wajah geram, lalu menelp Ji Ho kalau ia akan kembali menjadi pria dari objek A, Ji Ho kaget mendengarnya. Soo Hyun menyuruh Ji Ho mencari tahu dimana keberadan Prof Jo dan Hye Rim berada. 
Prof Jo dan Hye Rim sedang ada dipelataran toko, Soo Hyun yang datang tiba-tiba membuat Hye Rim ketakutan. Prof Jo pun memegang tangan Hye Rim untuk melindunginya, bertanya siapa orang itu.
Lepaskan tangan itu sekarang juga!” teriak Soo Hyun dengan mata melotot setelah membuka kacamatanya.

Hye Rim kaget ternyata pria yan dicurigainya itu adalah Soo Hyun begitu juga Prof Jo. Soo Hyun menarik Hye Rim untuk pergi, Prof Jo memanggil Soo Hyun, Hye Rim terhenti. Prof Jo bertanya apa yang sedang dilakukan Soo Hyun sekarang. Hye Rim kaget keduanya saling mengenal, Soo Hyun binggung karena penelitianya bisa terbongkar. 
bersambung ke episode 7 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




2 komentar:

  1. Sukaaaaa. .liat soo hyun cemburu kayak gitu. .kayaknya yg bakalan naik dipohon sambil teriak-teriak "i love you" bukan hye rim tapi Soo hyun. . Hahaha

    BalasHapus