PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 25 Maret 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 10 Part 2

Mo Yun mengomel sendiri mencari kemana perginya Chi Hoon, suara dari walkie talkie memanggil Mo Yun, Sang Hyun dan juga Ja Ae meminta agar cepat datang tempat penyimpanan karena ada situasi darurat. Min Ji sudah merapihkan obat-obatan yang beserakan dilantai.
Sang Hyun da Ja Ae datang bersamaan, lalu Mo Yun menyusul. Sang Hyun melihat gembok yang sudah dibobol jadi mengartikan ada yang sengaja masuk ke dalam tempat penyimpanan, lalu bertanya apakah ada yang hilang. Min Ji memberitahu Semua analgetik narkotik hilang.
Codeine, morfin, fentanyl dan antalgin. Semuanya juga hilang.” Jelas Min Ji
Kapan terakhir kali kau mengeceknya?” tanya Mo Yun pada Ja Ae
Jam 11 pagi dan Tak ada orang asing atau pasien yang hilang. Aku juga tak tahu apa yang terjadi.” Kata Ja Ae kebingungan
Meskipun tak ada pasien yang menghilang, pasti ada orang lain.” Kata Mo Yun lalu berbicara pada Walkie Talkie mencari keberadan Fatima 

Fatima sudah ada di telp umum menelp Tommy, memberitahu sudah mencuri semua pil seperti yang diperintahkan, lalu bertanya harus dibawa kemana semua barang-barang itu. Tommy memberitahu satu tempat, Fatima pun memberikan ungkapan rasa rindunya yang teramat dalam dan mereka bisa lari bersama setelah menjual semua barang-barang itu.
Shi Jin dan Mo Yun masuk ke dalam bar. Mo Yun merasa Fatima tak mungkin ada disana, Shi Jin mengatakan mereka membutuhakan informasi ditempat itu lalu bertemu dengan pemilik bar yang sexy. Pertama-tama, Shi Jin menanyakan kabar si wanita bule dengan ramah. Wanita bule merasa Shi Jin butuh sesuatu lebih dari balasan sapaannya, dan langsung to the point bertanya apa yang dibutuhnya.
Informasi.... Dia mengenakan gaun merah, dan perempuan berumur 15 tahun. Dia mencuri narkotika.” Ucap Shi Jin
Sudah kubilang padamu. Di sini, kami menjual semuanya... kecuali wanita dan juga informasi.” Kata wanita bule
Kau tak perlu memberitahuku, tapi pasti ada orang lain yang bisa. Tolong bantu kami. Dia baru berusia 15 tahun. Kita harus menemukannya sebelum orang lain.” Jelas Shi Jin, Si wanita bule pun mengeluarkan ponselnya bertanya pada seseorang dimana pasar yang biasa menjual narkotika

Di depan sebuah bangunan gudang yang akan runtuh, Shi Jin yakin Fatima pasti ada di dekat situ. Mo Yun binggung cara mereka bisa menemukannya apakah mereka harus berkeliling mencarinya. Terdengar jeritan seseorang dari dalam bangunan, Mo Yun langsung berlari dengan wajah panik. Shi Jin pun langsung mengikutinya.
Fatima terpakar setelah dipukul sambil memukul Tommy yang berbohong. Tommy merasa tak bersalah hanya Fatima saja yang terlalu mempercayai semua omonganya lalu menyuruhnya untuk mengikutinya dan mengancam akan memukulnya lebih keras apabila melawan. Fatima langsung mengigit tangan Tommy dengan keras.
Mo Yun datang meminta Tommy tak memukul Fatima, Teman Tommy heran melihat ada tentara yang datang juga. Tommy pikir mereka tak perlu khawatir karena memiliki banyak senjata dan enam orang yang lainya langsung mengancungkan senjata membuat Mo Yun dan Shi Jin dengan refleks mengangkat tangannya.
Aku tak tahu siapa yang kalian cari, tapi semoga itu bukan kami.” Ucap Tommy
Senjata lagi? Apa tempat ini ladang senjata?” keluh Mo Yun ketakutan
Itu karena kau langsung berlari tanpa buat rencana dulu.” Bisik Shi Jin yang menyalahkan Mo Yun
Fatima mungkin akan dipukuli lagi jika kita tidak lari.” Kata Mo Yun
Ya, kau memang hebat dan sudah menyelamatkannya, tapi kita berdua mungkin tertembak.” Balas Shi Jin 
Teman Tommy penasaran apa yang dibicarakan keduanya, karena mengunakan bahasa korea. Tommy pikir tak perlu dipedulikan lalu menyuruh Shi Jin Turunkan senjata kalau mereka tak mau mati. Mo Yun panik karena senjata Tommy sudah mengarah padanya. Shi Jin mengatakan masih ada jalan keluarnya yang lainya, melihat ada tujuh pria bersenjata dan menyuruh Mo Yun menghadapi yang kanan sementara ia akan menghadapi yang kiri. 


Mo Yun melirik kesal karena ia mendapat tugas melawan lima pria bersenjata sementara Shi Jin hanya dua orang, Shi Jin mengodanya dengan berbisik supaya Mo Yun tak perlu takut, lalu berjalan ke arah Tommy, untuk membuat kesepakatan.
Aku akan menjatuhkan senjataku Dan bebaskan kedua wanita ini.” kata Shi Jin,
Apa maksudmu? Kau turunkan senjatamu, dan wanita itu berlutut, sekarang.” Kata Tommy, Shi Jin hanya bisa mengumpat kesal karena berpikir Tommy akan setuju dengan tawarannya.
Mo Yun kesal merasa Shi Jin masih saja bisa bercanda dengan keadaan genting seperti ini. Shi Jin pikir bercandanya itu sudah selesai, dan meminta Mo Yun mendengarnya dengan baik-baik, ketika ia mengatakan “sekarang” maka Mo Yun keluar dan bawa mobil ke depan gedung.
Aku membutuhkan waktu 5 menit. Jika aku tak keluar selama 5 menit, Tinggalkan aku, itulah cara yang terbaik yang bisa kau lakukan. Kau mengerti?” kata Shi Jin, Mo Yun menganggu mengerti. Teman Tommy penasaran apa yang dikatakan Shi Jin pada wanita itu.
Diam dan turunkan senjatamu.” Ucap Tommy berjalan mendekati Shi Jin. 
“Baiklah.... Santai saja... Aku akan menjatuhkannya. Apa aku taruh di sini?” ucap Shi Jin perlahan menaruh senjata dibawah.

Lagipula, aku tak bisa menggunakan senjata ini. Jika aku menggunakannya, aku harus mengetik satu juta laporan. Karena itulah...  Aku harus meminjam senjata kalian.” Kata Shi Jin dengan cepat memelintir tangan Tommy dan mengambil pistolnya, lalu berteriak “sekarang”
Mo Yun langsung berlari keluar, Fatima bersembunyi ditempat yang aman, Shi Jin melakukan teknik bela dirinya dan hanya menembak ke arah semen dan tanah yang membuat para bule berlari ketakutan. Dengan pengalamanya, membuat bule itu tak bisa berlari karena kakinya kena pukul gangang pistol lalu melemparnya dan membuat perut bule lain kesakitan.
Shi Jin berjalan mundur lalu mengandeng Fatima untuk berjalan keluar, tapi dua pria bule masih bisa berdiri dan memegang senjatanya. Mo Yun panik duduk didalam mobil karena Shi Jin belum juga keluar padahal sudah lima menit, akhirnya ia memilih untuk pergi dengan memundurkan mobilnya. Sementara Shi Jin masih saling menembak.
Tiba-tiba mobil Mo Yu menembus dinding kayu yang membuat bule berjalan mundur bahkan sampai terjatuh karena panik. Mo Yun kembali memundurkan mobilnya, hampir saja tangan Shi Jin terlindas karena ingin mengambil pistol. Mo Yun langsung menyuruh Fatima masuk ke dalam mobil. Shi Jin masih memberikan sekali tembakan lalu berlari keluar mengejar mobil Mo Yun. 

Mo Yun berteriak gembira karena pengalaman tadi sangat keren sekali dan melihat kebelakang tak akan ada orang yan mengikuti mereka dari belakang, lalu kembali menjerit bahagia karena mereka bisa berhasil.
Aku masih bisa merasakannya ketegangan itu, apa karena ini kau menjadi tentara? Aku bisa mengalahkan penjahat!” jerit Mo Yun bahagia
Apa kau tak sadar hamper membunuhku juga tadi?” keluh Shi Jin dengan wajah kelelahan
Kupikir, kau akan menghindar dan Aku berhasil mengalahkannya.” Kata Mo Yun bangga
Bagaimana dia bisa jadi dokter dengan otak seperti itu?” ejek Shi Jin
Mo Yun lalu merasakan sesuatu yang terjadi pada mesin mobilnya yang tiba-tiba berbunyi, mobil akhirnya bisa kepinggir dan kap mobil mengeluarkan asap. Shi Jin pikir itu karena Mo Yun menghempaskan ke dinding tadi, dan mengejek kalau itu mobil ketiga yang dirusaknya. 


Tim Dae Young sudah memasang garis polisi yang berisi ranjau, Dae Young melihat dari kejauhan Myung Joo yang berjalan menyurusi tanda garis polisi yang aman untuk berjalan. Pikirannya kembali melayang pada Ayah Myung Joo.
Tapi, aku tak ingin memiliki menantu seorang sersan mayor. Kau harus berhenti menjadi tentara Dan bekerja lah di perusahaan milik ibu Myung Joo. Pikirkan hal ini sampai tugas luar negerimu selesai. Kau harus kembali ke Korea dan memberitahuku keputusanmu.
Dae Young lalu memarahi Myung Joo yang tak mendengar laranganya untuk  menunggu di zona aman karena di tempatnya berbahaya. Myung Joo duduk dibelakang mobil dengan wajah cemberut mengatakan  Zona aman itu membosankan lalu memerintah Dae Young Melangkah ke kiri 2 kali lalu tegapkan wajahnya. Dae Young tetap saja diam.
Belakangan ini, kau selalu membangkang perintah atasaanmu, ya? Tegapkan wajahmu.” Perintah Myung Joo, Dae Young pun melangkah sesuai perintah Myung Joo
1 langkah ke depan.” Kata Myung Joo, Dae Young kembali mengikutinya.
Myung Joo mengeluarkan cream sunblock, lalu mengoleskan pada wajah Dae Young tanpa malu-malu. Dae Young bertanya apa sebenarnya yang dilakuka Myung Joo ini. Myung Joo merasa tak meminta untuk rekonsiliasi tapi hanya menyentuhnya. Dae Young memegang tangan Myung Joo, mengatakan kalau banyak orang yang melihat mereka. Myung Joo heran dengan Dae Young yang mengatakan hal itu.

Apa kau tahu, ini adalah perlakukan yang tidak benar?” kata Dae Young
Kenapa? Apa tindakanku tidak benar karena aku bukan pramugari?” balas Myung Joo sinis, Dae Young mengelus tangan Myung Joo dengan lembut.
Itu karena kau adalah Letnan Yoon Myung Joo” kata Dae Young mengoda
Myung Joo kali ini yang malu karena banyak orang yang melihat mereka, Dae Young langsung menarik Myung Joo untuk lebih dekat lagi dan mengatakan tak akan mempedulikan dengan anggotanya, Myung Joo langsung menutup matanya, Dae Young mendekat dan akan menciumnya. Suara Shi Jin terdengar dari walkie Talkie Ini adalah Big Boss. Aku berada di 15km dari barak. Mobilku mogok. Jika ada tentara yang ada di dekat sini, tolong jawab.
Keduanya kembali membuka matanya, Dae Young pun  harus membalasnya. Karena tak bisa mengalahkan pria yang satu ini. Myung Joo kesal dengan Si Jin yan merusak suasana romantisnya saja.
Ini adalah Wolf. Kami sedang bertugas di dekat Desa Berhantu. Apa yang terjadi? Kenapa kau selalu saja terjebak di jalan?” balas Dae Young
Entahlah.. Tolong kirimkan bantuan.” Kata Shi Jin sambil memeriksa mobil, Dae Young pun akan mengirimkan Sersan Gong ke tempat Shi Jin. 


Di tepi tebing
Shi Jin berjalan mendekati Mo Yun sedang melihat Fatima yang duduk tak jauh darinya. Mo Yun heran dengan Fatima yang bisa tahu tentang obat penghilang rasa sakit. Shi Jin pikir Fatima  pasti tahu, obat mana yang mahal dan mana yang murah. Mo Yun memberitahu Obat yang paling bisa menyelamatkan orang adalah obat yang murah seperti antiseptik, antibiotik dan vaksin jadi Akan lebih baik jika Fatima lebih belajar tentang hal itu.
Kejahatanmu sudah ketahuan.” Ucap Mo Yun dengan bahasa korea pada Fatima lalu bertanya bagaimana cara mengatakan dalam bahasa inggris  Shi Jin rasa Fatima sudah mengerti dengan ucapanya.
Mulai sekarang, kau harus melakukan apa yang kuminta. Kau tak punya pilihan, Kembalilah bersekolah.” Ucap Mo Yun, Fatima membalas dengan ketus untuk apa memperdulikan dirinya.
Aku menyelamatkanmu karena aku peduli Dan jangan membalas perkataanku. Karena kau terus membangkang, aku jadi  tak bisa dalam bahasa Inggris. Aku merasa mual. Lagi pula,” ucap Mo Yun mengomel dengan bahasa korea, Shi Jin tersenyum mendengarnya.
aku akan membayarkan biaya sekolahmu. Jadi, selesaikan sekolahmu dan Tentu saja itu tak gratis. Aku hanya meminjamkan padamu. Jadi, kau harus mengembalikannya, mengerti?” ucap Mo Yun pada Fatima dengan bahasa inggrisnya.
Apa menurutmu dia mengerti apa yang kukatakan?” tanya Mo Yun pada Shi Jin. Shi Jin pikir Bagian "Yang tak gratis" itu sangatlah jelas.
Aku memang menekankan bagian itu. Aku sudah berjanji padanya. benarkan?” ucap Mo Yun dengan helaan nafas, Shi Jin mengelus rambut Mo Yun dengan senyuman. Mo Yun mengingatkan kalau ia belum keramas. Shi Jin pun melepaskan tanganya. 

Mo Yun duduk dimeja makan sambil memejamkan mata membiarkan kipas angin diatap berputar cukup kencang. Shi Jin datang duduk dimeja bertanya apa yang sedang dilakukan Mo Yun dimeja makan. Mo Yun mengatakan sedang mengeringkan rambutnya karena tempat itu adalah sumber angin yang terbaik.
Shi Jin mengodanya Mo Yun yang akhirnya keramas, tapi masih curiga apakah ia benar-benar sudah keramas dan bertanya apakah airnya menyala dengan baik. Mo Yun kesal menyuruh Shi Jin tidur saja. Shi Jin pikir masih terlalu sore untuk tidur dan mengajak untuk makan mie bersama. Mo Yun kesal dengan Shi Jin yang mencoba mengodanya. Dengan senyuman manis, Shi Ji mengatakan kalau itu undangan yang tulus darinya dengan mengeluarkan mie dari saku celananya.
Mo Yun pun langsung setuju, Ki Bum datang memberitahu sudah  menyiapkan air mendidih. Shi Jin memesan Dua mangkuk mie pedas,  Ki Bum dengan senang hati akan membuatkanya lalu keluar dari ruangan. Mo Yun lalu bertanya dengan mobil yang mereka gunakan tadi apakah masih bisa diperbaiki.
Masih sedang diperbaiki, Kau masih punya utang karena merusak mobil Daniel, dan sekarang ada lagi. Tapi, paling parah biaya sekolah anak itu. Apa kau sungguh mau membiayai sekolah Fatima?” ucap Shi Jin, Mo Yun heran kenapa Shi Jin membahas hal itu.
“ternyata Dokter punya gaji besar, yah. Memberikan uluran tanganmu pada orang lain, itu berarti kau memiliki tanggung jawab yang lebih.” Kata Shi Jin

Aku hanya melakukan apa yang aku bisa lakukan. Bahkan jika itu menyulitkanku. Apa kau ingat siapa yang mengatakan ini? Aku tak banyak membaca buku” kata Mo Yun mengejek
Kau tak bisa mengulurkan tanganmu pada siapa pun yang kau temui Dan itu tak akan mengubah dunia.” Ucap Shi Jin berusaha menyadarkan
Aku tak akan bisa mengubah dunia. Tapi, hidup Fatima akan berubah. Dan itu adalah dunia Fatima. Hanya itu saja.” Jelas Mo Yun
Shi Jin ingat kalau Mo Yun mengatakan kalau ia bukan dokter yang baik, Mo Yun membalas kalau Shi Jin yang mengatakan kalau ia adalah dokter yang seperti itu. Shi Jin heran melihat Mo Yun yang selalu saja membuatnya kagun dan semakin jatuh cinta padanya. Keduanya saling menatap, Mo Yun memberitahu kalau ia adalah wanita yang punya banyak utang dan mungkn dengan hutang-hutang itu akan diputus oleh pacarnya.
Shi Jin tersenyum mendengarnya lalu mengucapkan terimakasih karena sudah menyelamatkannya hari ini. Keduanya kembali saling menatap dengan senyuman, Ki bum membawakan pesanan Shi Jin Dua mangkuk mie pedasnya serta membawa kimchi. Mo Yun dengan senang hati akan mulai memakannya tapi tiba-tiba lampu mati dan membuat semua ruangan gelap gulita. 


Mo Yun mengeluh mie mereka akan mengembang nanti dan bertanya apakah Shi Jin tak memiliki senter.  Shi Jin bertanya apakah Mo Yun mau makan seperti Pasukan Khusus. Mo Yun melihat mangkuk mie didepanya terlihat lucu karena mengunakan cahaya untuk ditempat gelap.
Aku jadi mengalami hal-hal yang aneh seteleh bertemu Pria Pasukan Khusus.” Ucap Mo Yun terlihat sangat bahagia.
Kau cocok menjadi tentara dan Kau memang harusnya bersama dengan Pria Pasukan Khusus.” Kata Shi Jin sudah mengunakan alat bantu pengelihatan dikepalanya sambil makan mie.
Apa lagi yang bisa aku lakukan? Apa kita main sepak bola saja? Aku akan memamerkannya di Korea nanti bahwa aku bisa main sepak bola dalam keadaaan gelap” kata Mo Yun bahagia lalu mengajak Shi Jin bersulang  untuk makan mie bersama 

Manager Jin terlihat menahan buang air besarnya, dan merasa bersyukur karena bisa keluar juga karena selama ini hanya bisa minum air minum dikarenaka berlian itu dan ia menatakinya dengan koran karena semua berlian akan keluar dari belakang. Disebuah kawasan tempat tinggal yang sunyi hanya terdengar teriakan Manager Jin yang sedang buang air besar.
Terdenga bunyi ketukan pintu, Manager Jin mengintip dari lubang, seorang pria berkumis memperlihatkan amplop ditanganya. Manager Jin pun membuka pintu, walaupun masih dirantai dan melihat paspor dengan wajah dirinya yang sudah diedit dengan nama mohammad kamal dan tiket pesawat dari Urk ke Seoul. Gulungan uang dolar pun dibayarkan pada si pria berkumis.
Manager Jin melihat berlian yang sudah ada didalam mangku dan merasakan bau yang sangat menusuk dihidungnya, Ketika mulai memakan satu butir ia langsung merasakan mual karena bau berlian yang berubah tapi ia berusaha untuk menelan semuanya. 

Manager Jin sudah mengunakan jubah dikepala seperti orang Arab dan juga kumis, pada pemeriksaan tas bisa lolos, lalu masuk ke bagian imigrasi dengan memeriksa paspor. Penjaga melihat wajah Manager Jin yang dicocokan dengan wajah di paspor. Wajah Manager Jin terlihat banyak keluar keringat saat ada didepan petugas dan berusaha untuk tak gugup.
Shi Jin kaget mengetahui Manager Jin yang tertangkap di bandara. Dae Young menceritakan Manager Jin yang membawa paspor palsu Tapi  yan aneh polisi Mohuru yang menangkapnya, bukan Angkatan Darat AS atau Interpol dan Kedutaan hanya memintanya untuk mengidentifikasi Manager Jin. Shi Jin mengartikan ada yang meminta polisi untuk menangkap Manager Jin.

Min Jae tiba-tiba datang dengan botol infus dikepalanya menduga kalau itu karena berlian karena teringat dengan Manager Jin yang dilihatnya memiliki banyak menyimpan berlian. Shi Jin meminta Min Jae menjelaskan lebih detail lagi.
Aku melihatnya setiap hari, naik kendaraan gratis dan memasukkannya ke dalam brankasnya.” Cerita Min Jae, Shi Jin heran kenapa Manager Jin bisa menaiki kendaraan gratis dan bertanya apakah itu melewati perbatasan.
Iya..... Dia selalu naik kendaraan gratis sendirian. Aku juga pernah melihat ada noda darah di celananya.” Cerita Min Jae melihat ada noda darah di kaos kaki Manager Jin dan merasa tak percaya ternyata yang dilihat itu  berlian sungguhan lalu mengumpat si Manager Jin  memang mencurigakan.
Kenapa kau baru bilang sekarang?” keluh Dae Young
Menurutmu kenapa lagi? Aku sibuk bertahan hidup kemarin.” Kata Min Jae menunjuk botol infus yang ada diatas kepalanya.
Pasti karena berlian itu dia meminta kita membongkar kantornya dulu.” Pikir Dae Young, Min Jae juga yakin dengan hal itu lalu menanyakan berapa harga dari berlian yang dilihatnya.
Aku merasakan firasat yang buruk. Biasanya dalam kasus seperti ini, polisi akan menemukan sebuah mayat yang tak dikenal.” Kata Shi Jin, Min Jae menyambar kalau itu  pasti mayat dari Manager Jin. Shi Jin langsung menutup mulut Min Jae agar tak banyak bicara.
Aku merasa ini adalah awal dari sebuah laporan panjang.” Pikir Shi Jin, Dae Young merasa dirinya  yang akan menulis laporan panjang itu lalu keduanya berjalan pergi.
Min Jae bertanya kemana mereka akan pergi karena ingin tahu berapa harga berlian yang dimiliki oleh Manager Jin, lalu menjerit kesakitan karena botol infusnya jatuh dan membuat infusnya terlepas, merasa kalau dua pria itu tak tahu harga berlian itu. 

Disebuah gudang
Manager Jin sudah diikat hanya mengunakan pakaian dalamnya, Tommy memeriksa semua barang bawaan Manager Jin lalu memberitahu Argus sudah mencarinya tapi tetap tak menemukanya. Argus merasa tak percaya karena Tommy belum memeriksa bagian perut Manager Jin.
Tommy menyuruh anak buahnya agar membawa Manager Jin keatas meja untuk membedahnya, Manager Jin panik dan berusaha melawa tapi pisau lipat ditangan Tommy akan mulai membedahnya. Tiba-tiba beberapa tembakan masuk ke sisi jendela lalu gas air mata mulai memasukin ruangan. Argus berusaha kabur dari ruangan yang mungkin akan membuatnya pingsan.
Pasukan khusus datang dengan mengunakan slayernya lalu menyuruh mereka semua menurunkan senjata. Sebuah lampu laser berwarna merah mengarah pada Argus yang akan kabus, seseorang masuk siap untuk menembakannya. Argus mengangkat tanganya, Shi Jin memerintahkan Argus tak bergerak.

Jika kau bergerak, kau akan mati kali ini.” ucap Shi Jin lalu membuka penutup wajahnya. Dae Young memberitahu  Sasaran sudah diamankan dan Target sudah aman.
Apa kita kembali tanpa membawa semua yang ada di sini?” tanya Woo Geum yang sudah membuat semua bule berlutut. Shi Jin mematikan sinar leher pada kepala Argus
Seperti yang sudah direncanakan, kita hanya akan membawa warga negara kita yang bersalah ini. Tim Alpha, mundur.” Ucap Shi Jin berjalan mundur meninggalkan tempat penyanderaan. 


Diruang rawat
Manager Jin sudah berbaring dengan tangan terborgol, sambil terbatuk-batuk. Shi Jin bertanya apakah semua berlian itu milik Argus. Manager Jin pura-pura tak tahu karena diseret ke medicub hanya dengan pakaian dalaman saja, jadi tak ada yang dibawanya.
Katakan padaku dan Beritahu aku, seberapa penting urusanmu dengan Agus... agar kau layak untuk dilindungi.” Kata Shi Jin menyakinkan.
Ya, Tuhan. Aku kesakitan..... Tolong panggilkan dokter.” Kata Manegar Jin sambil terbatuk-batuk. Mo Yun berteriak dokter sudah datang. 

Dan sepertinya, aku menemukan apa yang kau cari. Sepertinya, kau sudah terlalu tua untuk bisa keselek "batu".” Kata Mo Yun memperlihatkan foto CT Scan.
Shi Jin tak percaya Manager Jin itu menelan semua berlianya, lalu meminta agar tak usah berpura-pura kesakitan lagi. Manager Jin tiba-tiba langsung muntah darah, Mo Yun memeriksa bagian dada memberitahu Napasnya dan detak jantungnya lemah, Sepertinya berlian itu menyebabkan pendarahan dalam lalu memerintahkan timnya agar menyiapkan ruang operasi karena Ada pasien gawat darurat

Didalam ruang operasi
Mo Yun heran karena memanggil Sang Hyun untuk membantunya operasi tapi malah Myung Joo yang sudah mengunakan pakaian operasi lengkap. Ja Ae memberitahu Sang Hyun sedang tak enak badan jadi sengaja untuk memanggil Myung Joo. Myung Joo menjelaskan kalau datang sebagai pengantinya lalu melihat tekanan darah pasien menurun. Mo Yun pun memutuskan harus melakukan pembedahan dan meminta Pisau bedah.
Operasi mulai berjalan, Myung Joo melihat Manager  Jin mengalami pendarahan parah, merasa tak percaya pria itu  menelan berliannya. Mo Yun membernakan dan sebentar lagi mereka akan  melihat berlian berdarah dan melihat beberapa organ sudah rusak lalu meminta Myung Joo memegang pembuluh lainya.
Tiba-tiba datang muncrat ke pada Myung Joo dan Mo Yun, Myung Joo meminta maaf karena menyentuh pembuluh yang salah. Mo Yun mengatakan masih bisa mengatasinya lalu melihat ada lendir yang menempel disarung tanganya lalu menyimpulkan kalau bukanlah pembuluh tapi Tumor di kelenjar getah beningnya telah terbuka
Berlian telah menyebabkan pendarahan dalam. Tapi, apa yang menyebabkan limfomanya?” ucap Myung Joo melotot binggung. Mo Yun mengingat sebelum operasi Manager Jin batuk berdarah
Jika dia memang tak berpura-pura batuk saat itu...” kata Mo Yun lalu berteriak pada semua timnya untuk menjauhkan tangan mereka. Semua tim langsung menjauh dari Manager Jin.
Dia batuk, kesulitan bernafas, dan... hipertrofi di kelenjar getah bening. Semua gejala menunjukkan bahwa dia memiliki virus Influenza. Kondisi ini pasti disebabkan oleh tipe virus M. Sampai kita bias melakukan diagnosis, ruang operasi ini disegel. Selain Dr. Yoon dan aku yang sudah terkontaminasi, yang lainnya harus keluar.” Kata Mo Yun, Ja Ae menanyakan kelanjutan operasinya dengan wajah binggung.
Kita harus menyelesaikannya sendiri.” Kata Mo Yun, Myung Joo menganguk siap untuk menjalankan operasi karena hanya mereka berdua yang sudah terkena darah. 


Dae Young dan Shi Jin kaget mengetahui virus yang dibawa oleh Manager Jin, Shi Jin bertanya apa yang dimaksud dengan Virus tipe M dan meminta agar dijelaskan secara detail. Sang Hyun menjelaskan Virus tipe M adalah salah satu virus yang diidentifikasi oleh WHO.
Diagnosis lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah virus ini adalah M2 atau M3.” Jelas Sang Hyun sambil terbatuk-batuk, Dae Young bertanya apa perbedaanya.
M2 berarti virus yang sedikit lebih bahaya dari virus flu. M3 berarti virus yang sedikit lebih aman daripada virus Ebola.” Jelas Sang Hyun. 

Shi Jin dan Dae Young langsung masuk ruang medicube dengan wajah panik, Min Jin menahanya agar keduanya tak masuk dan mereka bisa bicara dari depan pintu. Shi Jin melihat Mo Yun sedang diambil darah dan menanyakan keadaanya, apakah ada yang terluka. Mo Yun melihat wajah ShiJin panik didepan pintu.
Aku tak akan jatuh sakit secepat itu dan juga harus tetap menunggu. Karena Aku akan melakukan tes darah.” Kata Mo Yun. Dae Young memanggil Myung Joo
Aku merasa senang sekali. Kau berlari ke sini lebih cepat dibanding saat paket pramugari itu datang.” Komentar Myung Joo pada Dae Young
Apa kau baik-baik saja?” teriak Dae Young dengan wajah panik, Myung Joo mengejek kalau sekarang baru saja membuat Seo Dae Young takut.
Mo Yun mendekati pintu setelah melakukan pengambilan darah, Shi Jin bertanya apakah ada yang bisa dibantu dan meminta mengatakan saja sekarang. Mo Yun mengatakan butuh jawaban.

Siapa yang menulis "Hari aku bertemu dengan Shi Jin-oppa" dengan lambang hati itu Apa wanita yang duduk di sebelah kanan atau kiri?” tanya Mo Yun, Shi Jin mengaku yang ada disebelah kiri dan wajah wanita itu sangat imut.
“Ahh. Begitu yah... Dia memang sangat imut. Dan aku mau pria  didepanku ini selalu menjawabku jujur seperti ini.” goda Mo Yun, Shi Jin menegaskan sekarang bukan saatnya untuk bercanda.
Sikap kalian terlihat seperti kami sudah mati saja. Mereka seperti ingin melakukan semua permintaan terakhir kita.” Kata Myung Joo sudah selesai mengambil dara dan langsung menatap pasangan masing-masing.
Kalian tak perlu khawatir. Kami tak akan mati.” Kata Myung Joo membalas tatapan Dae Young yang terlihat sangat panik
Ja Ae pun menyakinkan karena mereka sudah selesai mengambil sampel darah dan bertanya apakah di Urk ada rumah sakit yang memiliki lab yang bias melakukan tes PCR. Chi Hoon memberitahu Rumah sakit di kota bisa melakukan tes di pagi hari. Myung Joo tahu  Pangkalan militer Amerika juga memiliki lab dan  Jaraknya 20 menit tapi tak begitu yakin mereka mua berkerja sama.
Shi Jin meminta menyerahkan sample darah itu padanya dan Dae Young mengatakan kalau mereka akan menyiapkan kendaraan. Myung Joo berkaca-kaca melihat Dae Young berlari sangat cepat untuk menyiapkan mobil dan segera pergi ke lab. Mo Yun juga menatap Shi Jin yang berusaha menghubungi seseorang. 


Pangkalan Militer Amerika.
Tentara yang pernah berkerja sama dengan Shi Jin melihat tiga botol sampel darah, meminta keduanya tak perlu takut karena Wabah virus menjadi urusan mereka juga. Dae Young dan Shi Jin mengangguk mengerti dengan wajah sangat panik.
Dalam ruang isolasi, masih ada Manager Jin yang terbaring setelah operasi. Myung Joo melihat monitor, Tekanan darah dan detak jantung Manager Jin sudah stabil. Mo Yun menyimpulkan mereka sudah melakukan operasi yang bisa dilakukan. Myung Joo bertanya apa yang harus dilakukan mereka sekarang. Moo Yun pikir kalau mereka tinggal menunggu hasilnya untuk pasien dan mereka berdua. 

Dokter keluar dari ruang lab, memberitahu hasil dari sample darah yang Shi Jin bawa  telah dipastikan mengidap virus M3. Shi Jin berusaha menyakinkan kalau itu virus M3. Dokter sangat yakin  Pasien positif dan satu dari dua dokter juga positif terkena virus. Shi Jin dengan wajah tegang bertanya siapa orangnya.
Diruang isolasi, sudah ada bongkahan berlian kecil berlumuran darah, Myung Joo masih tak percaya melihat berlian berdarah dan apakah itu berlian sungguhan. Mo Yun bertanya kira-kira berapa harga berlian itu dan hanya mereka yang tahu jumlah berlian yang dikeluarkan dari perut Manager Jin.
Apa kau ingin mengambil satu berlian?” tanya Mo Yun mengoda
Aku tak menyangka kau seperti ini. Tapi Kau memang wanita yang bijaksana.” Kata Myung Joo dengan senyuman, keduanya pun sama-sama tersenyum. 

Dae Young dan Shi Jin kembali masuk ke dalam ruang medicube, bahkan Dae Young langsung menerobos masuk dan memeluk Myung Joo dengan erat. Myung Joo mengumpat Dae Young sudah gila dan berusah mendorong Dae Young untuk segera keluar dari ruangan karena sedang dikarantina, tapi Dae Young tetap memeluknya.
Shi Jin perlahan ikut masuk ke dalam ruangan, tangan Myung Joo tiba-tiba lemah, Shi Jin dan Mo Yun saling menatap dengan mata berkaca-kaca. Myung Joo sudah bisa tahu kalau ia positif terkena virus M. Air mata Dae Young pun langsung turun di pipinya.
bersambung ke episode 11

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



2 komentar:

  1. Wuah kisah cinta nya myung joo sama dae yong berliku bgt yah.....poor myung joo......
    Kamsahamnida bak diyah......

    BalasHapus