PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 18 Maret 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 8 Part 2

Myung Joo mencoba terus menghubungi Shi Jin dengan wajah panik tapi tak ada jawaban sama sekali, lalu memberitahu Mo Yun kalau Shi Jin pasti baik-baik saja karena mereka pasti pasti bisa menyelamatkannya. Mo Yun mengangguk mengerti. Myung Joo binggung melihat yang dilakukan Mo Yun sekarang. Mo Yun mengingat tali sepatunya dengan kencang.
Bersiap untuk lari kapan saja. Karena aku tak bisa jatuh.” Kata Mo Yun sambil mengingat saat Shi Jin mengingatkan sepatu untuknya.
Aku mohon, berhati-hatilah.” Ucap Shi Jin
Dan Mo Yun  membalas seolah-olah Shi Jin sedang berbicara padanya dan meminta agar Shi Jin juga berhati-hati, matanya berkaca-kaca menatap reruntuhan bekas gempa didepanya. 

Didalam reruntuhan
Tapi, wanita itu pasti sedang khawatir dan berpikir aku sudah mati lalu berpikir, "Jika tahu begini, aku terima saja dia kemarin."” Cerita Shi Jin yakin, Pria muda itu merasa Shi Jin sedang dengan keadaan seperti ini.
Tidak..... Karena aku lah yang khawatir sekarang” ucap Shi Jin lalu meminta korban mengulurkan tanganya dan menanyakan namanya.
Pria muda itu memberitahu namanya Kang Min Jae dan bertanya apa yang akan dilakukan Shi Jin dengan tangan dan spidolnya. Shi Jin menuliskan dibalik tanganya kalau itu adalah obatnya. Pria itu bertanya obat apa yang dimaksudnya.
Hanya untuk berjaga-jaga jika hanya kau yang bisa selamat.” Kata Shi Jin
Kau bicara apa, sih? Kita harus selamat bersama.” Ucap Min Jae sambil terbatuk-batuk
Berhenti bicara.... Tenggorokanmu mulai membengkak. Jangan bicara dan diam saja.” Kata Shi Jin memeriksa bagian leher.
Min Jae pikir karena Tenggorakannya sudah bengkak, maka ia sudah sekarat. Shi Jin meyakinkan kalau Min Jae tak akan mati dan menegaskan bahwa dirinya itu pria yang sangat bisa dipercaya. Min Jae merasa tak melihat Shi Jin itu pria yang bisa dipercaya. Shi Jin merasa mata Min Jae sedang sakit tapi ia sangat yakin dengan timnya jadi Min Jae harus percaya juga.
Lalu keduanya mendengar sesuatu, Dae Young muncul dari reruntuhan yang menutupi jalan masuk. Min Jae melihat Ahjussi yang lain sudah datang menyelamatkanya. Dae Young meminta agar lain kali ditugas mendatang, apabil Shi Jin masih hidup  harus berteriak lalu melemparkan botol obat.  Min Jae tersenyum bahagia bisa selamat, Dae Young melaporkan Shi Jin akan keluar jadi meminta agar tim medis mempersiapkan diri.

Mo Yun langsung ke tempat pintu keluar, melihat seseorang yang dibawa dengan tandu. Ji Hoon terdiam melihat korban yang dibawa keluar dengan selamat. Mo Yun memeriksa pasien dengan menanyakan keadaan dan namanya. Min Jae hanya terbatuk mengatakan kalau ia akhirnya masih bisa hidup.
Lalu Mo Yun melihat ada tulisan di bagian lengan “Kang Min Jae, Golongan darah:. A, tekanan darah 130/110 pergelangan kaki kiri dan bahu kanan patah. Single”  Teringat kembali saat pertama kali melihat pasien ada tulisan dilengan kalau ia adalah korban kecelakaan motor dan bertanya siapa yang menuliskan itu dilengan pasien.
Ia pun akhirnya menanyakan siapa yang menuliskan itu ditanganya, Min Jae memberitahu kalau itu tulisan tentara Ahjussi yang menyelematkanya, lalu mengucap syukur karena bisa keluar dari reruntuhan dan masih hidup serta bisa melihat dokter yang cantik sepertinya.
Jadi, ini balasan setelah menyelamatkan bocah? Sudah kubilang aku bukan Ajusshi.” Ucap Shi Jin keluar dengan berjalan seperti tak terjadi apa-apa. Mo Yun pun meminta agar agar Min Jae dibawa ke Medicube.

Shi Jin berjalan mendekati Mo Yun lalu memberitahu masih ada satu pasien lagi, dua tentara datang tandu. Myung Joo juga ikut bertanya siapa pasienya. Shi Ji menunjuk dirinya sebagai korban dan juga pasien lalu berbaring ditandu.
Mo Yun akan pergi untuk mengobati Min Jae, Shi Jin menahannya lalu merasa Myung Joo itu sudah lupa. Myung Joo binggung, Shi Jin bertanya apa yang ada dibenak Myung Joo ketika Dae Young berhasil keluar karena dirinya yang memerintahka agar Dae Young keluar. Myung Joo merasa sudah bersikap lebih ramah dan Shi Jin tak merasakanya.
Shi Jin memberi kode agar Myung Joo segera pergi, Myung Joo mengerti akan segera mengobati pasien Min Jae sementara Shi Jin akan ditangani oleh Mo Yun. Shi Jin merengek kalau dirinya itu benar-benar kesakitan, Mo Yun merasa sudah tahu dan akan mengobatinya tapi mana bisa memberikan pengobatan kalau Shi Jin terus memegang tanganya. Shi Jin pun akhirnya melepaskan tanganya dengan nada mengeluh karena Mo Yun terlihat sangat tenang sekali.

Da young keluar setelah menyelamatkan Min Jae, anak buah yang lain datang menanyakan keadaanya. Manager Jin meminta dilepaskan dari tangan Woo Geum dan Kwang Nam dan memperingatkan agar tak menyentuhnya. Shi Jin melihat Manager Jin yang ikut masuk ke dalam area rentuhan.
Semua orang baik-baik saja, hah? Coba Lihat! Korbannya bisa selamat. Lalu, apa masalahnya!!!” teriak Manager Jin
Dae Young tak bisa lagi menahan amarahnya dan langsung memberikan tinjuan, lalu mengumpat menyuruh Manager Jin untuk mati saja. Shi Jin tersenyum melihatnya dan memberikan jari jempolnya memuji Dae Young yang sangat hebat. 

Shi Jin melirik Mo Yun yang hanya diam mengobati bagian tanganya, lalu mengeluh merasakan perih. Mo Yun tetap mengobati tanpa bicara. Shi Jin merasa Mo Yun sengaja karena merasa sebagai alih bedah dan kembali mengaduh kesakitan.
Bahkan setelah selamat, aku tak dapat jawaban juga.” Keluah Shi Jin yang tak mendengar ucapan Mo Yun
Apa kau masih bisa bercanda? Kau hampir saja mati.” Kata Mo Yun selesai mengobati Shi Jin, keduanya saling menatap
Aku tadi bilang, suntikanmu sakit.” Ucap Shi Jin ingin terlihat sakit dimata Mo Yun
Aku sangat khawatir jika kau bisa saja meninggal.” Akui Mo Yun
Shi Jin merasa percaya pada Mo Yun jadi memang ingin masuk ke dalam reruntuhan karena Mo Yun pasti tak akan membiarkannya mati. Mo Yun tau Shi Jin itu  selalu mempertaruhkan nyawamu seperti ini, Shi Jin menegaskan dirinya adalah  pria yang suka bekerja keras. Dan bagian dari pekerjaannya adalah "Untuk tidak mati".


Ki Bum masuk ruangan memberitahu kalau Kolonel Park Byung Soo datang, Shi Jin kaget karena Byung Soo datang dan bertanya dimana keberadaanya. Mo Yun menahan Shi Jin untuk pergi karena statusnya sekarang menjadi seorang pasien.  Shi Jin ingin melepaskan infus karena Byung Soo yang datang, Mo Yun menegaskan Shi Jin tak boleh pergi sebelum cairan infusnya habis dan apabila ingin keadaanya kembali normal meminta agar segera berbaring.
Beritahu Letnan Kolonel, jika dia ingin mengatakan sesuatu, maka datanglah ke sini.” Kata Mo Yun pada Ki Bum
Kau memintaku memberitahu itu padanya?” ucap Ki Bum binggung karena sebagai bawahan tak mungkin melakukan itu.
Apa kau mau aku ditahan?” jerit Shi Jin tahu konsekuesinya, Mo Yun kembali memarahi Shi Jin yang melawan perkataanya. 

Shi Jin akhirnya menghormat pada Byung Soo dalam ruang rawat. Byung Soo bertanya apakah Shi Jin terluka parah, Shi Jin mengatakan tidak tapi Mo Yun mengatakan Shi Jin terluka parah. Akhirnya Shi Jin mengubah jawaban kalau ia terluka parah.
Pesawat akan datang menjemput tim medis Haesung lusa. Bersiaplah untuk pergi ke bandara pada pukul 13.00 lusa. Dan kau sebagai Ketua Tim, tolong berikan aku daftar tim yang lengkap.” Kata Byung Soo, Mo Yun mengerti.
Manager Jin masuk ke dalam ruangan menemui Byung Soo sebagai kolonel tentara, dengan sombongnya meminta agar Byung Soo mengikutinya sebentar. 

Manager Jin langsung memperlihatkan bekas luka di bibirnya, lalu menunjuk Dae Young yang menghadap Byung Joo diruangan. Woo Geum ikut ada disampingnya, sementara Shi Jin duduk dikursi roda sambil menerima infus.
Kau, saat kau menerima gaji dari pembayaran pajakku, tapi, aku malah mendapat pukulan seperti ini? Aku melakukannya karena aku punya alasan. Alasan untuk hidup! Hah!” jerit Manager Jin, Byung Soo melihat pada anak buahnya dan Manager Jin
Dengar, aku tak akan memaafkan kalian. Saat aku medapatkan catatan medisku, maka aku akan melaporkan dan menuntut kalian semuanya Dengan begitu seragam kalian semua akan dicabut. Jadi, bersiaplah.” Kata Manager Jin

Baiklah, kita bisa menyelesaikan lewat jalur hukum.” Ucap Byung Joo, Manager Jin dengan senang mendengarnya.
Dan ingat, kau berada dalam area penyelamatan korban bencana, lalu hampir membunuh orang dengan excavator. Kita lihat, hukuman apa yang cocok untukmu. Aku akan memanggilmu dalam sidang militer, atas percobaan pembunuhan, jadi semoga catatan medis bisa membantumu.” Jelas Byung Soo, Manager Jin membela diri kalau ia bukan tentara.
“Hei... Dengar, kalian pasukan tak berguna, kenapa kalian bisa membiarkan warga sipil ini masuk area penyelamatan? Cepat kemas peralatan kalian!” perintah Byung Soo
Semua langsung siap sedia, Byung Soo memerintahkan agar berlari 100 putaran, kecuali Shi Jin yang sedang menerima cairan infus. Shi Jin tersenyum, tapi Byung Soo memberikan hukuman 200 putaran. Shi Jin langsung berdiri mengatakan akan lari bersama dengan timnya. 


Dae Young dan Woo Geum membawa tas juga senjatanya sambil berlari, sementara Shi Jin berlari tanpa membawa apapun. Shi Jin mengeluh karena mereka berdua yan memukul Manager Jin tapi ia juga kena hukuman atau dirinya memang yang tak tahu situasi sebenarnya. Dae Young merasa kalau pergelangan tanganya tak sakit akan lebih banyak memberikan pukulan.
Shi Jin pikir Dae Young akan memukulnya, Dae Young mengatakan pada si brengsek Manager Jin. Shi Jin merasa waktu mereka itu yang aneh. Myung Joo yang melihat ketiganya berlari mengejek hukumanya itu tidak sepadan dengan pukulan ringan karena seharusnya memukulnya sampai Manager Jin tak dapat bicara lagi. Shi Jin tetap merasa waktu seperti itu memang aneh sambil berlari mundur.
Dae Young bertanya sudah berapa putaran, Woo Geum mengatakan meeka baru 7 putaran. Dae Young mengatakan mereka sudah 27 putaran, Woo Geum membenarka kalau mereka baru 7 putaran. Dae Young mengatakan kalau dirinya mengatakan 27 putaran jadi ikuti saja. Shi Jin berlari melihat Mo Yun bersandar di dinding sambil menatapnya. Shi Jin berjalan mundur mengatakan harus konsultasi dengan dokternya karena ia sedang sakit sekarang.

Mo Yun melihat Shi Jin yang melepaskan infusnya, dan mengatakan kalau ucapannya itu tak berbohong kalau Shi Jin itu  membutuhkan istirahat lebih. Shi Ji merasa seharusnya Mo Yun tak ada ditempatnya sekarang karena Mo Yun yang bisa menjadi alasaanya untuk bisa beristirahat nanti.
Apa salahmu hingga kau harus dihukum berlari begini?” tanya Mo Yun.
Aku tak melakukan sesuatu yang salah.” Kata Shi Jin
Tapi, ini adalah perintah, 'kan? Pekerjaanmu sungguh terasa tidak adil dan tak fleksibel.” Keluh Mo Yun, Shi Jin mengatakan kalau itulah yang dinamakan aturan
Lupakan aturan itu, aku hanya berharap kau tetap hidup. Makanlah obat ini 30 menit setelah makan.” Ucap Mo Yun memberika bungkusan obat. Shi Jin pun mengucapakan terimakasih telah menyelamatkanya.
Aku akan memberikanmu daftar tim medis yang akan diberangkatkan.” Kata Mo Yun berjalan pergi.
Shi Jin bertanya apakah mereka sudah membuat daftar, Mo Yun memberitahu baru  mau merapatkannya. Shi Jin menarik tangan Mo Yun, lalu bertanya apakah Mo Yun akan masuk daftar dan segera pulang ke Korea. Mo Yun mengatakan kalau ini adalah kesempatannya  untuk meninggalkan Shi Jin. Shi Jin pun melepaskan tangan Mo Yun membiakanya pergi. 

Mo Yun sudah mengumpulkan semua timnya memberitahu  2 hari lagi, pesawat akan menjumput tim medis kita dan Masa sukarelawan sudah berakhir dan mereka  bisa kembali sekarang Atau bisa tetap tinggal di sini.
Dan setelah pemberangkatan ini, aku tak tahu kapan jadwal selanjutnya. Kemarin, kita bertahan di sini karena tak punya pilihan. Tapi, hari ini, kita punya pilihan. Angkat tangan, jika kalian ingin tinggal.” Kata Mo Yun, Ja Ae mengangkat tanganya.
Pasien gegar otak no. 8 membutuhkan MRI. Tolong gunakan tempat dudukku untuk mengirim pasien itu ke Korea.” Kata Ja Ae lalu kembali pergi ke ruang medis, Sang Hyun mengeluh Ja Ae bisa dengan cepat mengangkat tanganya.
Tolong berikan tempat dudukku untuk pasien no. 10.” Kata Min Jin lalu segera pergi karena pasienya sudah menunggu. Sang Hyun binggung dengan keputusan orang-orang yang ingin tetap tinggal
Dokter lain meminta maaf karena memutuskan untuk pulang, Sang Hyun setujur mereka seharusnya bisa pulang bersama. Mo Yun merasa rekanya itu tak perlu meminta maaf dan tak perlu merasa tak enak hati karena mereka semua sudah sangat membantu jadi mempersilahkan siapa saja yang ingin pulang.
Beberapa dokter dan perawat mengangkat tangan ingin pulang ke korea. Mo Yun pikir Sang Hyun juga bisa mengangkat tangannya. Sang Hyun marah karena Mo Yun menyuruhnya dan menegaskan kalau ia tak akan pulang dengan wajah sedih mengatakan kalau jiwanya saja yang akan duduk di pesawat itu. Mo Yun tersenyum karena Sang Hyun kembali berkerja lalu tersadar Chi Hoon tak ikut rapat dengan mereka. 

Chi Hoon melihat Min Jae yang sebelumnya tak berhasil diselamatkanya sudah memakai kain penyanggah tangan yang patah dan merasa gatal karena alergi obat yang masih ke dalam tubuhnya. Min Jae melihat Chi Hoon berdiri didepan pintu. Chi Hoon pun memilih untuk berjalan pergi dengan wajah gugup.
Hei, kau bilang kau dokter, 'kan?” ucap Min Jae sudah ada didepan Chi Hoon dan Chi Hoon hanya bisa diam
Tapi, sepertinya bukan. Apa dokter bisa meninggalkan pasiennya seperti yang kau lakukan tadi?” sindir Min Jae lalu berjalan pergi Chi Hoon hanya bisa diam karena meninggalkan korban dan memilih untuk menyelamatkan diri sendirian.

Tepukan dibagian punggung Chi Hoon mengagetkanya, Mo Yun bertanya apa yang sedang dilakukan juniornya itu padahal tadi mereka sedang mengadakan rapat, Chi Hoon hanya bisa meminta maaf. Mo Yun melihat Min Jae sedang berjalan ke bagian lainnya.
Mereka bilang, kau lah yang menemukan pasien itu. Kau memang hebat, Lee Chi Hoon.” Puji Mo Yun
Pemberangkatan kita sudah diatur. Ada yang tinggal, dan ada yang pulang. Aku sudah memasukkanmu dalam daftar, kau juga bisa pulang, karena Dr. Jang sudah mau melahirkan jadi, cepatlah pulang.” Kata Mo Yun, Chi Hoon mengangguk mengerti walaupun dengan wajah gugup. Mo Yun melihat tangan Chi Hoon yang terluka, belum diobati. 


Min Jae berjalan dengan botol infusnya, bertanya pada salah satu perkerja apakah mereka melihat Manager Go, dan mengeluh hampir saja mati karena mencari-cari si Kakek tua itu dan berpikir pria itu pasti tak khawatir padanya. Pekerja itu menunjuk tempat Manager Go berada.  Min Jae melihat daftar korban yang meninggal, nama Go Jae Eul, laki-laki, Usia 54, cedera parah.
Kakek tua.... Bukannya kita bisa selamat jika memakai helm pengaman? Karena itulah aku bisa selamat. Aku akhirnya menurut padamu... Kenapa kau meninggalkanku?” ucap Min Jae menangis histeris tak terima
Chi Hoon melihat dibalik dinding ikut menangis karena masih merasa egois sebagai dokter dengan meninggalkan korban. Min Jae menangis histeris sambil memeluk helm yang diberikan Manager Go sebelum gempa terjadi. 

Beberapa reruntuhan masih terlihat, dua buah help dan sepatu tentara ada dibagian depan. Shi Jin berbicara didepan sebagai Komandan dari Markas Mohuru dan akan memberikan laporan singkat tentang penyelamatan hari ini
Satu korban sedang dirawat, dan dua lainnya telah diberikan status meninggal. Korban hilang telah ditemukan semua. Pada hari ini pukul 11 pagi, gerakan penyelamatan Mohuru telah resmi berakhir. Kalian semua sudah bekerja sangat keras dalam penyelamatan ini. Tim medis Haesung dan tentara Taebaek, kalian sudah bekerja keras.” Kata Shi Jin, tim medis pun saling mengucapkan terimakasih
Mulai sekarang, pengelolaan pembangkit listrik ini akan dilanjutkan oleh perusahaan Urk. Secara keseluruhan, jadi Terserah jika aku mau menggali atau apapun itu. Jika aku masih melihat tentara dan dokter, aku akan....” kata Manager Jin sombong dan terhenti karena mendengar bunyi sirine yang sangat keras.
Manager Jin panik mendengar bunyi sirine, Shi Jin memberitahu  4 hari yang lalu, pada jam yang sama, gempa bumi telah terjadi jadi Mulai sekarang, sirene itu akan dibunyikan untuk memperingati bencana itu, ketika sirene berbunyi, hentikan aktivitas sejenak dan mengheningkan cipta untuk  mendoakan para korban.
Dae Young pun menyiapkan pasukan yang sedang posisi istirahat, Shi Jin memakain topi tentaranya, lalu memberikan komando menghentikan cinta dan semua tentara memberikan hormat sementara yang lainya menundukan kepala kecuali Manager Jin pada Memorial untuk memperingati korban runtuhnya pembangkit listrik

Diruang makan
Min Ji pikir karena mereka bekerja di rumah sakit sudah terbiasa dengan kematian tapi menurutnya situasinya sangat berbeda sekarang. Ja Ae yakin secara fisik korban akan sembuh tapi mentalnya pasti akan merasakan trauma.
Setelah kejadian ini, aku sadar kita tak bisa tahu apa yang akan terjadi. Sekedar informasi saja, aku mau beli mobil baru saat aku pulang nanti. Kau mau mobil jenis apa?” tanya Sang Hyun pada Ja Ae. Ja Ae binggung kenapa Sang Hyun harus bertanya padanya.
Kenapa aku tak boleh bertanya padamu? Kita telah melalui masa-masa sulit bersama.” Kata Sang Hyun, semua junior langsung berteriak menyuruh mereka berpacaran saja.
Ja Ae ingin marah tapi terhenti karena banyak bunyi deringan, Min Ji berteriak bahagia karena ponselnya kembali berfungsi. Ki Bum masuk kedalam ruang makan berteriak kalau jaringan telp sudah kembali berfungsi, semua dokter dan perawat sedari tadi memegang ponsel langsung keluar termasuk Ja Ae.

Sepertinya kalian sudah tahu. Meskipun tak ada sinyal, kalian tetap membawa ponsel kalian.” Keluh Ki Bum seperti merasa tak berguna datang lalu memberikan hormat dan pergi.
Ibuku sepertinya baik-baik saja. Dia sudah pergi shopping, kakinya pasti sudah sembuh dan juga minum banyak kopi. Dia pasti dapat banyak teman.” Kata Mo Yun melihat ponselnya yang kembali aktif.
Teman-temanku selalu menganggap diri mereka itu keren. Mereka bahkan tak menanyakan kabarku atau mengirimkanku emotion Hati.” Keluh Sang Hyun
Min Ji berteriak kaget tentang mantan pacarnya akan menikah. Sang Hyun heran untuk apa mantan pacarnya itu mengirimkan pesan semacam itu. Mo Yun melihat ponselnya bergetar dan keluar dari ruangan untuk menerima telp. 


Aku memutuskan untuk mengirim pasien agar  mengisi kursi yang kosong. Tim kami sudah mengetahui kondisi pasien, jadi, tolong lakukan pemeriksaan yang diperlukan.” Kata Mo Yun
Kenapa kau malah khawatirkan mereka? Pesawat itu dikirim untuk menjemput kalian! Stasiun penyiaran sedang panik karena kau belum puang, dan juga bangsal VIP sedang kacau. Kau mau apa sekarang? Kita membutuhkan idola kami.” Ucap Ji Soo mengejek, Mo Yun merasa bangga kalau ia memang sebagai dokter idola
Tak usah sok pahlawan Dan pulang lah saat pesawat itu datang. Karena kau adalah orang yang paling penting bagiku.” Ucap Ji Soo
Mo Yun meminta teman tak usah khawati karena tugas berbahayanya hampi selesai. Ji Soo bertanya apakan Chi Hoon melakukan sesuatu yang aneh menceritakan sang istri selalu merengek padanya, karena suaminya itu  tidak meneleponnya. Chi Hoon membiarkan deringan telpnya seperti masih belum bisa menerima dirinya yang membiarkan korban dan menyelamatkan dirinya sendiri, air matanya mengalir. 

Daniel mencoba memperbaiki barang-barang yang rusak karena gempa, Min Ji dan Ja Ae membawa sebuah kotak dan terdiam ketika melihat ketampanan daniel.
Bahkan di lokasi berbahaya begini. kenapa dia bisa terlihat begitu tampan?” ucap Min Ji tak bisa menutupi rasa terkesimanya.
Aku bersyukur, pria setampan dia hidup di dunia. Dia sungguh mengagumkan.” Kata Jae Ae
Daniel mengambil barang yang dibawa keduanya dan bertanya apakah alat itu rusak. Min Ji membenarkan dengan wajah sangat terkesima, Daniel binggung karena tak ada penjelasan. Min Jin menyadarkan diri mengatakan kalau alat itu tak berfungsi dengan benar dan mendengar Daniel pandai dalam memperbaiki barang.
Kalian datang ke tempat yang tepat. Aku jago dalam mengobati manusia dan juga mesin. Aku bisa memperbaiki semuanya. Satu-satunya yang tak bisa kuperbaiki mungkin hati seorang wanita.” Kata Daniel
Dua wanita langsung menjerit mendengar gombalan Daniel. Sang Hyun sedang lewat melihat Ja Ae sedang tertawa bersama Daniel langsung berlari mendatanginya.
Kenapa aku harus melihat situasi seperti ini sekarang? Kenapa  ada pria berkostum awan di sini?” ucap Sang Hyun lalu menyuruh mereka untuk segera bubar karena tak boleh berbincang seperti itu. 

Shi Jin membantu Dae Young memberikan cap pada berkas, Dae Young bertanya apakah Shi Jin sudah menelp ayahnya. Shi Jin pikir lebih baik jika ayahnya tidak meneleponnya lalu bertanya balik pada temanya. Ia lalu teringat Dae Young itu tak perlu lagi menelp  karena orang itu ada di sini dan tagihan telpnya  pasti tidak membengkak.
Aku juga tak menyangka kami bekerja dalam area yang sama. Mungkin karena bencana gempa bumi inilah yang mempertemukan kami.” Kata Dae Young
Ya, karena itulah, sebaiknya kalian membuat keturunan di sini.” Goda Shi Jin

Sunbae, Komandan ingin berbicara dengan "menantunya kesayangannya"...” jerit Myung Joo masuk kedalam ruangan dan terdiam karena ada Dae Young didalam ruangan.
Shi Jin memberikan kode, Dae Young melirik pada Shi Jin. Myung Joo langsung mematikan telp buru-buru. Shi Jin berteriak panik kaena Myung Joo menutup telp dari komandan begitu saja. Myung Joo mengaku kalau itu hanya telp dari ayahnya. Dae Young mengulang kalau Myung Joo mengatakan “menantu”. Shi Jin membela diri kalau Dae Young tadi salah dengar karena yang dikatakan itu “Kapten”
Jangan percaya pada siapapun di dunia. Apakah kalian menusukku dari belakang?” kata Dae Young sinis, Shi Jin menegaskan meeka tak pernah menusuknya.
Apa dia sedang cemburu sekarang?” komentar Myung Joo, Shi Jin meminta Myung Joo tak banyak bicara.
Letnan Yoon yang bilang "menantu", tapi kenapa kau malah menyalahkanku Kenapa kau tak memarahi Letanan Yoon saja? Dasar pengecut.” Keluh Shi Jin lalu memilih untuk pergi saja karena ingin berobat karena hatinya itu sekarang sedang sakit. 

Apa kau suka masuk ke ruangan pria sendirian begini?” tanya Dae Young dengan nada cemburu berdiri didepan Myung Joo
Jadi, benar kau memang cemburu, kan? Lanjutkanlah.” goda Myung Joo
Bagaimana jika aku memang cemburu?” ucap Dae Young, Myung Joo mengatakan akan memberikan hadiah dan yang pasti Da Young tak akan pernah menyesalinya. 

Terdengar Daniel yang sedang mengecel radio pemancar dan sudah kembali berfungsi. Mo Yun memuji Daniel yang bisa memperbaikinya, Daniel mengatakan salah satu cara merawat pasien yaitu dengan mengunakan musik, karena  Musik mengubah banyak hal. Mo Yun pun akan memilihkan lagu yang akan diputar dari ponselnya.
Pria dengan tertusuk dadanya sudah bisa duduk dan mendengar lagu yang diputar, begitu juga perawat lain yang sedang merawat pasien lainya terlihat bahagia mendengar lagi yang diputar. Semua pasien juga terlihat tersenyum walaupun badan mereka terlihat sakit.

Ja Ae sedang ada diruangan obat, Sang Hyun datang membawakan segelas minuman dengan memegang tanganya. Ja Ae terdiam, dan terlihat gugup langsung meminum habis sampai mengunyah es batu yang masih sangat keras. Sang Hyun tersenyum melihat Ja Ae yang salah tingkah. 


Dae Young dan Myung Joo saling berpadangan mendengar lagu yang diputar, Myung Joo mengatakan hanya mereka berdua yang ada diruangan itu dan juga musik sudah diputar dan mersa kalau suasananya sudah sangat romantis. Dae Young hanya diam menatap Myung Joo
Kenapa kau diam saja? Bukannya kau harus melakukan sesuatu sekarang?” ucap Myung Joo, Dae Young membenarkan.
Myung Joo pun meminta agar Dae Young melakukanya dengan melangkah lebih dekat. Dae Young menatap Myung Joo memilih untuk melangkah mundur, mengatakan kalau akan pergi bertugas sekarang lalu memberikan hormat dan pergi. Myung Joo hanya bisa diam karena yang diinginkanya tak terkabul.

Shi Jin masuk ke ruangan tempat menyiarkan lagu, memberikan jempolnya karena Daniel berhasil memperbaikinya walaupun sudah rusak parah. Lalu bertanya lagu apa yang akan diputar selanjutnya. Daniel juga tak tahu karena Mo Yun yang mengatur playlistnya.
Aku tahu, keadaan seperti ini pasti akan terjadi, aku harusnya tidak ke sini. Terdengar suara Mo Yun sedang menangis diputar , Shi Jin dan Daniel binggung
Kau akan menyelamatkanku kan, Yoo Si Jin? Kau tak datang, kan? Sepertinya aku akan jatuh sebelum kau sampai di sini. Meskipun begitu, Yoo Si Jin, kau adalah orang yang pertama yang akan menemukan jasadku nanti.” Ucap Mo Yun yang membuat rekaman suara di ponselnya ketika berada ditebing dan akan jatuh ke laut
Tapi, jika aku tahu akan mati seperti ini, harusnya aku memberitahumu perasaaanku yang sebenarnya. Aku merasa bahagia bisa dicium oleh pria yang sangat tampan. Hatiku merasa sangat bahagia.
Shi Jin tersenyum mendengar suara rekaman, Mo Yun berlari dengan cepat karena suara bisa terdengar oleh seluruh orang. Shi Jin tersenyum ketika melihat pintu ruangan terbuka. 
bersambung ke part 9 


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



6 komentar:

  1. gomawo onnie...dtnggu eps slnjtnya,,,semangat

    BalasHapus
  2. Hahaha... akhirnya Mo Yun ketauaaaaan, Liat gayanya seperti jual mahal tp malah pengakuannya kedengeran kemana2. Tp aku jg tertarik melihat hub Dae Young sm Myung Joo yang bikin geregetan ... Semoga Dae Young ga galau lg, dia ga bth ngaku cinta sm Myung Joo tp sama ayahnya Myung Joo ... hahaha...
    Makasih Mb Dee yang cpt banget bikin rekapnyaa...

    BalasHapus
  3. Moyun pasti merah padam.....hahaha....pengakuan yg mencengangkan......
    Finally....mau ngeles macam apa lagi coba sama shi jin.....hihihi
    Kamsahamnida bak diyah.....

    BalasHapus
  4. Biarpun dah ntn episode ini bbrp kali tp ga bosen2 jg. Dan blom lengkap klo blom baca sinopsisnya. Thank Mba Diah, di tunggu next episodenya minggu depan.. :-)

    BalasHapus
  5. Biarpun dah ntn episode ini bbrp kali tp ga bosen2 jg. Dan blom lengkap klo blom baca sinopsisnya. Thank Mba Diah, di tunggu next episodenya minggu depan.. :-)

    BalasHapus
  6. Judul lagu yang diputar sebelum suara rekaman itu apa ya?...
    Enak banget dengernya..
    pliss bales buat yg tau judul dan penyanyi nya yaa

    BalasHapus