PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 05 Maret 2016

Sinopsis Madame Antoine Episode 13 Part 1

Soo Hyun memberikan setangkai bunga bertanya apakah Hye Rim mau menerimanya. Hye Rim melihat bunga di tanganya tak percaya Soo Hyun biasa tahu kalau menyukai bunga tulip. Soo Hyun bertanya bunga tulip itu terlihat seperti apa warnanya. Hye Rim menatapnya lalu menyebut Plum, lalu berganti warnanya ungu,
“Warna Ungu, bagimu?  Seperti yang sudah kukira, tidak ada yang namanya cinta sejati bagi wanita. Gumam Soo Hyun
Aku minta maaf karena tiba-tiba mengatakan bahwa kita harus putus.” Kata Hye Rim merasa menyesal
Aku juga minta maaf. Kau tidak perlu merekam pesan video.” Ucap Soo Hyun
Hye Rim tak percaya, Soo Hyun menyakinkan tak perlu melakukan semua hal ini, karena yang dibutuhkan hanya Hye Rim lalu memeluknya dengan erat. Hye Rim pun juga ikut memeluk Soo Hyun. Dibalik pelukan, Soo Hyun bergumam Madame Antoine Rencana eksperimen B: Dimulai.

Hye Rim turun dari lantai dua, mendengar telp di cafe berdering. Seorang wanita bertanya apakah Soo Hyun ada ditempat, lalu berubah jadi panggilan sopan Dokter Choi Soo Hyun. Hye Rim kaget mendengarnya karena mendengar suara wanita dan juga memanggilnya Soo Hyun.
Tidak dokter Choi bekerja di pusat psikologi di lantai dua.”kata Hye Rim. Sang wanita bertanya nomor telpnya.
Tiga digit pertamanya sama seperti kami dan empat digit terakhir 2497.” Jelas Hye Rim
Setelah menutup telp Hye Rim menatap gagang telp sambil bergumam Kenapa seorang wanita muda mencari Soo Hyun? dengan wajah penasaran
Di lantai dua, Soo Hyun kaget mendengar nama Clare. Ji Ho memberitahu kalau Clare mencarinya tapi sebelum itu meminta izin untuk menanyakan dulu setelah itu baru menghubunginya lagi. Soo Hyun langsung menolak dan berpesan apabila Clare menelp katakan kalau ia sedang keluar  untuk melakukan sesuatu terkait pekerjaan. Ji Ho mengerti lalu memberikan selembar note ditanganya, yaitu nomor ponsel Clare. Soo Hyun  hanya menempelakanya di atas meja. 

Ketika keluar ruangan tak sengaja Soo Hyun bertemu dengan Hye Rim yang membawa secangkir kopi, dengan senyuman mengatakan baru akan turun untuk mengambilnya sendiri dan mengucapkan terimakasih. Hye Rim langsung bertanya apakah Soo Hyun menerima panggilan telepon. Soo Hyun terlihat kaget.
Seorang wanita tadi menghubungi kafe. Kupikir dia mengira kafe sama saja dengan pusat konsultasi.” Jelas Hye Rim, Soo Hyun mengatakan sudah berbicara dengan orang itu.
Oh begitu. Tapi, dia menggunakan nama pertamamu ketika dia bertanya apakah kau ada di sana. Siapa dia?” tanya Hye Rim penasaran
Seseorang yang aku kenal sejak perguruan tinggi.” Ucap Soo Hyun terlihat seperti menutupi sesuatu
Oh benarkah? Kukira kalian berdua pasti sangat dekat karena kalian masih berhubungan, meskipun kau sudah lama lulus.”komentar Hye Rim
Bukan begitu. Dia seseorang yang tidak bisa kujangkau.” Kata Soo Hyun
“Dia bilang "Tidak bisa dijangkau"? Wanita seperti apa dia sebenarnya?” gumam Hye Rim makin penasaran.

Soo Hyun tiba-tiba meminta agar Hye Rim menatap wajahnya sebentar, keduanya saling menatap dengan mata terbuka lebar.
Tampang seperti ini tidak akan berhasil dan Harus lebih bergairah.Jika tidak, seluruh eksperimen bisa hancur.Gumam Soo Hyun melihat dari mata Hye Rim
Hye Rim bertanya apakah ada masalah, Soo Hyun mengatakan tak ada hanya ingin melihat wajah Hye Rim saja dan mengucapkan terimakasih atas kopi yang dibawakanya. 


Soo Hyun mondar mandir dalam ruanganya, wajahnya terlihat sangat gelisah. Akhirnya di duduk meja kerjanya dan menelp Ji Ho agar datang keruanganya segara.
Selembar kuestioner [Skala Hasrat Cinta], Hye Rim, Seung Chan dan Ji Ho duduk diruang tengah mengerjakanya. Ji Ho terus menatap Hye Rim seperti takut dan mengingat ucapan Soo Hyun
Pastikan untuk merahasiakannya dari Seung Chan dan buat mereka berpikir bahwa mereka hanya mengisi survei. Aku yakin kalau Hye Rim akan mengatakan dia ingin berpartisipasi juga. Dia menyukai horoskop dan tes psikologi lebih dari siapa pun.
Hye Rim mulai ingin memberikan nilai Satu: Benar-benar tidak setuju. Sepuluh: Sangat setuju sambil membayangkan. Soo Hyun yang pergi begitu saja dan masuk kedalam mobil, lalu ia mengedor-gedor jendela tapi Soo Hyun tetap meninggalkannya, akhirnya ia duduk lemas sambil menangis ditengah jalan.
Dalam lembaran kuestionernya, Hye Ri membulatkan nilai Satu Jika orang yang kucintai akan pergi, aku akan jatuh dalam keputusasaan yang mendalam.

Ia kembali membayangkan saat duduk berdua dengan Soo Hyun, lalu tangan Soo Hyun meraba rambut dan mengelus pipinya. Hye Rim memilih nilai dua Tubuhku gemetar dengan kegembiraan setiap kali orang yang kucintai menyentuhku.

Setelah selesai Soo Hyun mulai menghitung angka yang diperoleh Hye Rim dalam lembaran kuestionernya dan menuliskan angka 104.
Kemungkinan skor tertinggi adalah 135. Dia mendapat 104. Ini belum cukup bergairah. Dia harus lebih bergairah dan lebih mencintaiku. Itu satu-satunya cara dia akan bisa menyelesaikan tugas dua dan tiga dengan baik. Apa yang harus aku lakukan? gumam Soo Hyun memikirkan rencananya dan melihat nomor Clare masih tertempel diatas meja. 


Seorang wanita masuk ke dalam cafe terlihat kebingungan, Hye Rim sedang ada di depan kasir bergumam dalam hati memuji wanita yang baru datang sangat cantik. Wainta itu pun berjalan ke arah Hye Rim bertanya apakah dilantai dua itu  adalah pusat psikologi.
Itu suara yang sama yang menanyakan Soo Hyun dengan akrab. Gumam Hye Rim masih mengingatnya.
Apa tangga itu menuju ke kantornya?” tanya si wanita
Ah... iya. Apa kau datang  untuk menemui dokter Choi Soo Hyun?” ucap Hye Rim balik bertanya, wanita itu pun membenarkan lalu naik ke lantai dua. Hye Rim terus melihat wanita cantik yang akan bertemu dengan Soo Hyun dengan wajah penasaran. 

Soo Hyun terlihat sedikit gugup melihat wanita yang masuk kedalam ruanganya, Si wanita dengan senyuman menyapa Soo Hyun yang sudah lama tak bertemu. Soo Hyun tersenyum melihat si wanita yang datang. Hye Rim berdiri didepan pintu dengan membawakan minuman.
Apa akan sangat jelas kalau aku penasaran jika aku masuk sekarang? Tapi aku sangat penasaran! Aku ingin tahu tentang hubungan mereka! gumam Hye Rim kebinggungan didepan pintu. 

Akhirnya ia masuk ke dalam dengan senyuman, tapi wajah Soo Hyun dan wanita itu terlihat kaget dan langsung diam. Hye Rim kembali bergumam Ada apa dengan suasana hati ini? melihat keduanya yang langsung diam. Soo Hyun mengucapkan terimakasih karena Hye Rim membawakan mereka minum.
Hye Rim pun menaruh dua cangkir diatas meja sambil menyapa si wanita, lalu duduk meminta Soo Hyun memperkenalkan mereka. Soo Hyun akhirnya memperkenalkan Go Hye Rim pada Clare Han. Hye Rim melotot kaget menjerit dalam hati Apa? Bukan "ini Pacarku Go Hye Rim" tapi hanya "Go Hye Rim?"Lalu memberitahu Clare adalah teman kuliahnya.
Dia adalah Pengacara hak asasi manusia internasional sekarang dan berafiliasi dengan PBB.” Cerita Soo Hyun,
Itu luar biasa... kau bahkan bekerja di PBB?” kata Hye Rim memuji, Clare mengatakan itu hanya pekerjaan saja.
Suasana tiba-tiba langsung diam, Hye Rim berpikir kalau keduanya seperti mencoba untuk mengusirnya, tapi akhirnya ia mulai berbicara. Soo Hyun lebih dulu melihat cangkir teh yang dibawakan Hye Rim teh herbal padahal Clare  tidak suka teh herbal. Clare mengatakan tak masalah, Hye Rim pikir akan membawakan sesuatu yang lainya.
Clare tetap merasa tak masalah tapi Soo Hyun langsung meminta Hye Rim membawakan Teh Sitrun. Hye Rim mengerti dan langsung keluar ruangan, didepan ruangan dengan wajah kesal karena diangga hanya seorang wanita pelayan kedai kopi oleh Soo Hyun. 

Soo Hyun mengembalikan cangkir ke cafe sambil mengucapkan terima kasih atas teh Citrus buatanya, dengan lirikan sini Hye Rim mengatakan tak masalah lalu bertanya apakah Wanita yang tadi sudah pergi. Soo Hyun mengatakan sudah pergi dan bertanya apakah itu menarik perhatianya, Hye Rim menyangkal karena tak perlu seperti itu. Soo Hyun hanya berkata “Baiklah kalau begitu.” Dengan lirikan jahilnya lalu kembali ke lantai atas.  Hye Rim makin kesal karena tanggapan Soo Hyun terlihat sangat santai. 

Prof Bae seperti menunggu seseorang didepan cafe, lalu kembali merasakan sakit dibagian lehernya karena kankernya, kemudian berusaha untuk mengatur nafasnya agar tak terasa sakit.
Seung Chan datang dengan skuternya, Prof Bae pun dengan senyuman mengingat mereka harus pergi ke gym hari ini. Seung Chan langsung menolak dengan alasan kakinya sedang terluka jadi tidak akan bisa berolahraga untuk sementara waktu.
Prof Bae menawarkan bantuan agar bisa berjalan, Seung Chan langsung menolaknya dan langsung pergi begitu saja dengan jalan yang pincang menaiki tangga dan langsung naik ke lantai dua. Prof Bae terus melihat Seung Chan yang naik ke lantai dua. 

Seung Chan mengerjakan perkerjaanya di meja receptionist, Prof Bae datang ingin memberika spray penghilang rasa sakit. Seung Chan menolak karena sudah menempelkan plester pereda sakit.
Prof Bae bertanya apakah Seung Chan sudah makan, Seung Chan mengatakan sudah sarapan tadi dan meminta tak perlu mengkhawatirkanya. Prof Bae menyela untuk mengajaknya makan siang karena melihat kaki Seung Chan yang sedang sakit jadi tak mungkin bisa keluar.  Hye Rim turun dari lantai tiga melihat Prof Bae dan Seung Chan yang sedang berbicara. Prof Bae  menawarkan diri untuk masakkan makan siang yang bagus dan sederhana atau membelikanya di restoran.
Dokter. Aku benar-benar baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir tentang aku.” tegas Seung Chan mencoba untuk menghindar dari Prof Bae,
Lalu melihat Hye Rim yang berdiri tak jauh darinya langsung memanggil bertanya apakah Hye Rim sudah melakukan yang diminta sebelumnya lalu menariknya turun ke lantai satu. Prof Bae terlihat sedih karena Seung Chan menghindarinya dan lebih dekat dengan Hye Rim. 

Di lantai satu
Hye Rim heran dengan Seung Chan karena  sebelumnya tidak pernah meminta untuk melakukan apa pun. Seung Chan mengaku hanya perlu alasan untuk keluar dari sana.
Kenapa kau terus bersikap seperti itu pada Prof Bae?” kata Hye Rim
Uh... Aku tidak tahu. Situasinya sangat aneh bagiku dan Aku sangat membencinya. Sekarang Aku akan duduk di sini sebentar sebelum kembali ke atas.” Ucap Seung Chan 


Prof Bae duduk dalam ruanganya sambil melamun, mengingat kembali saat tadi pagi menawarkan bantuan, Seung Chan langsung menolaknya dan memilih untuk jalan sendiri walaupun kakinya sakit. Sementara sebelumnya dengan senyuman bahagia Seung Chan memberitahu cara makan ramen yang dimaksukan kimbap kedalamnya. Prof Bae sudah duduk di minimarket sendirian, menatap bangku sebelahnya dengan wajah sedih berharap Seung Chan ada disampingnya

Prof Bae datang menemui Hye Rim meminta tolong agar memberikan bungkusan yang dibawakah pada Seung Chan. Hye Rim binggug menayakan alasanya karena Seharusnya  Prof  Bae memberikannya sendiri. Prof Bae merasa seperti Seung Chan menghindarinya akhir-akhir ini, jadi meminta Hye Rim memberikan pada Seung Chan untuk makan siang karena sangat menyukai makanan itu. Sebelum Prof Bae naik ke lantai dua, Hye Rim mengajak Prof Bae untuk mengobrol bersama. 

Di ruangan ramalnya.
Prof Bae bertanya apa yang ingin dibicarakanya. Hye Rim dengan berhati-hati mengatakan Prof Bae menyukai Seung Chan, Prof Bae sempat kaget tapi dengan wajah tertunduk berusaha menyangkal dengan mengejek Hye Rim itu wanita yang lucu dan berpikir kalau sikapnya terlihat seperti itu.
Dia sangat ramah dan dia juga sangat sopan. Jadi aku baru mengurus dia sedikit, itu saja. Tapi apa aku menyukainya? Oh, tidak, tidak mungkin” ucap Prof Bae menyangkal lalu wajahnya tertunduk dengan wajah serius.
Apakah... memang sangat jelas?” tanya Prof Bae mengakuinya, Hye Rim mengaku bukan seperti itu maksudnya.
Kukira kau memiliki intuisi yang kuat, Hye Rim. Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Prof Bae
Aku melihat daftar keinginanmu.” Akui Hye Rim
Prof Bae makin kaget Hye Rim bisa mengetahui itu. Hye Rim dengan wajah ketakutan menceritakan Sewaktu Prof Bae pingsan, ketika mengambilkan barang-barang di laci dan tidak sengaja melihatnya, lalu meminta maaf. Prof Bae bertanya apakah hanya Hye Rim satu-satunya orang yang mengetahuinya. Hye Rim berbohong kalau hanya ia yang tahu.

Aku ini pasti aneh untukmu, kan?” ucap Prof Bae, Hye Rim pikir tak  sama sekali.
Ketika aku melihat anak-anak dari BIGBANG, hatiku berdetak cepat. Kadang-kadang aku juga bermimpi tentang mereka.” Cerita Hye Rim
di usia setuaku ini menyukai seseorang, , bukankah itu gila. Aku psikolog Dan juga menasihati orang lain. Jika seseorang akan mengatakan sesuatu seperti ini kepadaku maka aku akan memberitahu mereka untuk mengikuti kata hati mereka.” Cerita Prof Bae, Hye Rim menatap Prof Bae dengan tatapan sedih.
Konselor dalam diriku... mengatakan hal-hal ini. Bahwa aku harus menjadi lebih percaya diri. Bahwa bertemu seseorang dan jatuh cinta, pada usia setua ini, adalah sebuah berkat. Bahwa aku harus menyukainya sebanyak yang aku inginkan, terlepas dari apa yang orang lain pikirkan. Tapi... orang itu, aku, Bae Mi Ran... merasa sangat malu tentang hal ini Dan aku sangat takut kalau sampai orang lain mengetahui.” Jelas Prof Bae menahan rasa sedihnya.

Kau tidak perlu merasa seperti itu lagi, Dokter. Kenapa harus malu jika seseorang menyukai orang lain?” ucap Hye Rim memberikan dorongan semangat.
Aku hanya punya satu keinginan. Bahwa aku bisa menyukai Seung Chan secara rahasia. Dan, bahwa ketika aku meninggalkan dunia ini, aku bias melakukannya secara diam-diam. Itu saja yang aku inginkan. Tapi jika orang lain tahu, maka hal-hal ini tidak akan mungkin.” Ucap Prof Bae
Aku akan memastikan bahwa orang lain tidak tahu jika mereka mengetahuinya, aku akan meyakinkan bahwa mereka salah.” Kata Hye Rim
Prof Bae seperti tak yakin kalau itu bisa terjadi, Hye Rim pikir Prof Bae tak perlu mengkhawatirkanya karena menurutnya ucapanya itu mengalahkan ucapan orang yang bekerja di pusat konsultasi apabila ia memberitahu kalau mereka salah maka akan mempercayainya, jadi ia bisa menyukai Seung Chan sesuia dengan isi hatinya. 


Seung Chan menemui Hye Rim diruang tengah, Hye Rim dengan wajah panik menceritakan mereka sedang dalam kesulitan besar dan bertanya apa yang harus dilakukanya sekarang. Seung Chan binggung memangnya apa yang terjadi.
“Prof Bae tidak menyukaimu! Aku langsung bertanya kepadanya apa yang dia pikirkan tentangmu. Aku bertanya, "Bukankah dia terlihat jantan?" Dan dia menjawab dengan tertawa. "Dia? Jantan? Tidak mungkin!"” cerita Hye Rim dengan wajah menyakinkan. Seung Chan terlihat tak percaya.
Ya! Bahkan, dia mengatakan bahwa kau harus cepat dan mencari pacar dan Mengatakan bahwa kau nantinya akan menyesal jika kau tidak banyak berkencan saat kau masih muda.”cerita Hye Rim semakin menyakinkan
Aku salah paham tentang situasinya dan mengatakan hal yang salah. Dan kau menerima kata-katanya mentah-mentah dan menghindarinya. Selain itu  dia tahu bahwa kau menghindarinya.” Ucap Hye Rim
Benarkah? Itu aneh! Aku sudah melakukannya secara natural!” kata Seung Chan
Hye Rim mengumpat sikap Seung Chan yang mengaku sangat natural, menurutnya saat melihatnya itu sangat jelas dimatanya, lalu menceritakan kalau dalam pikiran Prof Bae itu adalah kesalahanya, dan mengatakan "Apa kesalahan yang telah aku perbuat? Apakah aku melakukan kesalahan?" Seung Chan terlihat tak enak hati dan bertanya apa yang harus dilakukanya sekarang. Hye Rim menyuruh Seung Chan Bersikap baiklah kepadanya mulai sekarang seperti itu. 

Yoo Rim merekam video seseorang dengan kameranya sambil berbicara Kadang-kadang, setelah dia selesai bekerja seharian, dia bersantai di spa. Dan akhirnya berkata “cut” lalu memuji modelnya kalau hasilnya bagus, Pria itu bertanya apakah sudah selesai. Yoo Rim mengangguk, tiba-tiba dibelakang Ji Ho memperlihatkan wajahnya dengan mengangkat dua jarinya. Yoo Rim akhirnya meminta modelnya sebentar dan mengejar Ji Ho. 

Ji Ho langsung berlari ke lorong tempat orang biasanya tidur, Yoo Rim dengan sikap machonya menyuruh Ji Ho untuk keluar. Ji Ho akhirnya berjongkok menatap Yoo Rim, dengan wajah kesal Yoo Rim bertanya kenapa Ji Ho ada ditempat itu.  Ji Ho mengaku ingin menemuinya. Yoo Rim mengatakan kalau Ji Ho itu  menghalanginya bekerja.
Itu sebabnya aku berada sangat jauh.” Kata Ji Ho dengan wajah tertunduk
Kau masuk dalam pengambilan gambarku,  Kenapa kau datang kesini? Jika kau ingin mengatakan sesuatu, katakan saja dan pergi!” ucap Yoo Rim dengan nada kesal
Aku mencintaimu... Tapi hanya mengatakan ini saja tidak cukup. Sesuatu dalam hatiku terasa seperti akan meledak dan kata-kata itu tidak bisa menjelaskannya.” Kata Ji Ho memegang dadanya dengan wajah sedih.
Baik. kalau begitu berpartisipasilah dalam eksperimen demi aku.” Ucap Yoo Rim

Ji Ho binggung mendengarnya, Yoo Rim menjelaskan  akan memberikan sepuluh tugas untuk dilakukan dan harus melakukan semuanya dalam waktu satu bulan setelah itu baur akan menerima perasaanya. Ji Ho dengan senyuman sumringah setuju dan menanyakan apa yang harus dilakukanya.
Yoo Rim melihat ibu-ibu yang sedang makan telur rebus, lalu menyuruh Ji Ho hanya minum air dan garam saja, lalu melihat wanita yang sedang duduk bersama dengan teman-temanya tanpa alas kaki, ia pun menyuruh Ji Ho untuk tak memakai kaos kaki dan yang ketiga, ia melihat pria  sedang mengosok gigi sambil berjalan. 


Soo Hyun menerima berkas dari asistenya, dan kaget melihat Ji Ho menaruh sikap gigi dimulutnya dan bertanya apa yang dilakukanya itu.   Ji Ho mengatakan sudah menjadi subjek eksperimen, lalu pamit keluar ruangan.
Sikat gigimu 27 kali per-hari. Kenapa? Karena kau berusia 27 tahun. Dan selalu pakai handuk di kepalamu, selain itu gulung handuk itu menjadi gaya domba.
Ji Ho melakukan semua yang diminta Yoo Rim agar cintanya bisa diterima bahka mengunakan handuk berbentuk domba walaupun ada didalam kantor. 

Hye Rim masuk ruangan Soo Hyun tapi tak melihat pacarnya itu ada didalam ruangan, lalu ia bertanya pada Ji Ho dengan memakai handuk dikepala dan sikap gigi, sebelumnya ingin menanyakan tentang Soo Hyun tapi lebih dulu heran melihat Ji Ho.
Itu semua adalah tugas yang diberikan Yoo Rim kepadaku. Kenapa kau mencari Prof Choi? Dia pergi keluar untuk menemui seorang teman.” Kata Ji Ho dengan melepaskan sikat giginya, Hye Rim menduga-duga siapa temanya.
Orang yang datang untuk berkunjung sebelumnya, Clare atau yang lainya.” Kata Ji Ho
Ada apa dengan mereka berdua? Apa hubungan mereka? Apa kau tahu tentang itu?” tanya Hye Rim benar-benar penasaran. Ji Ho hanya mengedip-ngedipkan matanya seperti tak tahu menahu.
Baiklah. Apa setidaknya kau tahu di mana mereka akan bertemu?” tanya Hye Rim. 

Hye Rim masuk dengan wajah kesal karena ternyata bukan hanya dirinya yang diajak Soo Hyun makan direstoran Prancis, didepan restoran menelp  Soo Hyun bertanya keberadaanya, lalu mengatakan jaraknya sangat dekat dan apabil tak menganggu untuk datang bergabung.
Soo Hyun langsung melambaikan tanganya ketika melihat Hye Rim datang dan sudah Clare duduk didepanya. Hye Rim pun duduk berharap tak menganggu mereka lalu bertanya apakah tak masalah jika bergabung pada Soo Hyun. Soo Hyun pikir tak masalah karena mereka hanya membicarakan tentang pekerjaan, jadi tidak terlalu banyak  yang menyenangkan dan bertanya apa yang ingin dipesan oleh Hye Rim. 

Makan Hye Rim pun datang, mereka mulai makan bersama. Soo Hyun bertanya pada Clare apakah akan menyelesaikan percakapan sebelumnya. Clare mengangguk, Soo Hyun menceritakan pada Hye Rim kalau mereka tidak punya banyak waktu jadi ada sesuatu yang perlu dibicarakan berdua. Hye Rim piker tak masalah dan menyuruh mereka melanjutkan saja.
Jadi, bagaimana kau bisa bekerja di PBB?” tanya Soo Hyun
Aku mulai tertarik dengan hak asasi perempuan. Sekarang ini, kami berusaha membantu perempuan yang mendapat penyerangan lalu Kami menyediakan mereka bantuan hukum. Aku tidak akan tahu detailnya sampai bisa lebih dalam lagi. Tapi hampir semuanya merasa terguncang, secara emosional. Jadi sulit untuk mendapatkan kepercayaan mereka.” Cerita Clare yang membuat Hye Rim terdiam karena tak mengerti apapun.
“Apa kau telah membuat rencana untuk bisa bertemu dengan mereka?” tanya Soo Hyun
“Firma hukumku memiliki pusat penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga bagi perempuan yang kami rencanakan untuk bekerja sama.” Jelas Clare
Soo Hyun mengerti kalau Clare itu membutuhkan seorang psikolog. Clare tersenyum karena sangat menyenangkan apabila Soo Hyun bisa membantunya. Hye Rim yang tak tahu apa-apa memilih untuk pamit saja ke toilet. 

Hye Rim menatap wajahnya dicermin karena merasa tak sepintar Clare seperti tak ada yang bisa dibanggakan, tapi dalam hatinya bergumam Jangan kehilangan kendali, Go Hye Rim! Kau seorang peramal! Kau memiliki sesuatu yang spesial! Kau seorang peramal internasional yang memiliki jiwa Marie Antoinette!  Lalu ia mengeluarkan lipstiknya pesan dari ponselnya masih dari Soo Hyun Apa kau masih lama? Kita harus segera pergi.
Ketika kembali ke meja, Soo Hyun dan Clare sudah memakai jaketnya. Hye Rim masih dengan ramah meminta maaf dan tak maksud membuatnya menungggu. Soo Hyun mengatakan terjadi sesuatu jadi menyuruh untuk cepat dan segera datang ke kasir.
Aku bahkan belum selesai makan... Ada apa dengan sikap acuhnya itu? gumam Hye Rim kesal melihat Soo Hyun dan Clare berjalan lebih dulu.
Hye Rim pun terlihat kesusahan saat memakai jaket dan tasnya sambil berjalan, sesampai didepan kasir Soo Hyun langsung pergi begitu saja. Hye Rim bahkan tak bisa memanggilnya untuk menunggu. 

Soo Hyun pun mengantar Clare naik taksi dan berjanji akan menghubunginya lagi. Setelah itu mengajak Hye Rim untuk cepat pergi,  Hye Rim kesal karena sedari tadi Soo Hyun itu selal terburu-buru, bahkan ia sampai tak tidak bisa mengancingkan jaketnya. Soo Hyun berusaha membantu untuk mengancingkanya.
Tidak usah, Aku akan mengabulkan keinginanmu dan aku akan bergegas pergi saja” kata Hye Rim ingin pergi, Soo Hyun pun menahanya.
Jangan lakukan itu. Sejujur... alasanku terburu-buru adalah karena kau.” Kata Soo Hyun, Hye Rim pun hanya bisa diam mendengarnya. 

Soo Hyun mengajak ke sebuah tempat, meminta Hye Rim untuk berdiri ditempat itu lalu melihat jam tanganya mulai menghitun dari lima sampai satu, terlihat bulan yang setengahnya sudah berwarna hitam. Soo Hyun  menunjuk bulan yang satu sisi sudah menjadi semakin gelap, Hye Rim takjub melihatnya.
Tapi... kenapa gerhana bulan?” tanya Hye Rim
Aku ingat pernah datang ke sini dengan ibuku ketika aku masih muda. Ketika bulan menjadi benar-benar gelap, ibuku akan memberitahuku ini... "Jangan takut. Ibu akan selalu melindungimu. " Tapi, seperti yang kau tahu, ibuku meninggalkanku Dan aku menyaksikan gerhana bulan setiap tahun, sendirian. Tapi kali ini, aku tidak ingin melihatnya sendiri. Aku ingin melihat bersamamu. Maaf, karena membuatmu terburu-buru untuk melihat ini.” cerita Soo Hyun yang membuat Hye Rim berkaca-kaca mendengarnya.
“Ah... tidak apa-apa, untuk sesuatu seperti ini, kau boleh membuatku terburu-buru setiap saat.” Kata Hye Rim dengan senyuman, Soo Hyun pun memeluk erat Hye Rim dari belakang dan menikmati gerhana bulan bersama-sama. 

Hye Rim baru datang ke cafe, Pengawainya memberitahu  Seseorang telah menunggu cukup lama agar bisa diramal, Hye Rim kaget karena selarut itu masih ada yang ingin diramal olehnya. Akhirnya Hye Rim masuk keruang ramal dan ada Nyonya Seo disana.
Nyonya Seo meminta maaf tentang kejadian terakhir kali. Hye Rim tahu pasti Nyonya Seo akan datang kembali, lalu kembali menyakan kalau Nyonya Seo itu ibu dari Soo Hyun. Nyonya Seo mengangguk, lalu bertanya apakah Hye Rim memberitahu Soo Hyun. Hye Rim mengatakan tak memberitahunya.
Apa Soo Hyun berbicara tentangku?” tanya Nyonya Seo, Hye Rim mengaku hanya sedikit saja.
Dia sangat membenciku, kan?” kata Nyonya Seo merasa bersalah meninggalkan anaknya.
Dia tidak berkata seperti itu, tapi kupikir dia mendapat beberapa bekas luka karena hal itu.” Cerita Hye Rim
Aku yakin dia merasa seperti itu. Tapi tetap saja, aku sangat bersyukur bahwa dia tumbuh menjadi pria yang hebat. Aku datang ke sini karena sangat ingin melihat dia, setidaknya sekali saja. Tapi sekarang aku ingin melihat dia setiap hari. Jadi aku memiliki permintaan kepadamu. Um, bisakah kau membantuku...Agar aku bisa makan bersama dengannya? ” Kata Nyonya Seo, Hye Rim pikir tak begitu yakin dengan itu.
Aku harus kembali ke Amerika dalam satu bulan. Akan memalukan jika aku pergi dan bahkan tidak mendapatkan kesempatan untuk makan bersamanya. Tolong bantu aku, Nona Hye Rim.” Pinta Nyonya Seo memohon, Hye Rim terdiam.


Yoo Rim turun dari lantai tiga, melihat Ji Ho dengan memakain handuk dan juga sikat gigi dimulutnya lalu bertanya apa yang dilakukanya. Ji Ho dengan senyumanya bertanya apa akan bekerja sekarang.
Kita sedang membicarakan kau sekarang. Apa yang kau lakukan? Apa ini sauna?” ejek Yoo Rim
Kau memintaku untuk melakukan hal ini.” kata Ji Ho, Yoo Rim tak percaya Ji Ho itu masih melakukan.
Iya.... Aku akan bekerja keras.” Ucap Ji Ho lalu beranjak pergi. Yoo Rim hanya bisa melonggo melihat tingkah Ji Ho. 

Hye Rim dan Soo Hyun masuk bersama kesebuah restoran, Nyonya Seo sudah menunggunya. Hye Rim berpura-pura tak sengaja bertemu dan berjalan mendekat, Soo Hyun terlihat tak nyaman memberikan anggukan kepalanya.
Apa kau makan sendirian? Kau pasti merasa kesepian. Bagaimana kalau kita duduk bersama-sama dengan dia, Soo Hyun?” tanya Hye Rim, Soo Hyun terlihat kaget.
Agak aneh untuk kita makan bersama-sama, karena dia seorang pasien.” Bisik Soo Hyun menolaknya. Hye Rim mengatakan kalau Nyonya Seo itu pelanggan dicafenya.
Apa tidak apa-apa jika kami duduk dan bergabung denganmu untuk makan siang?” kata Hye Rim dan Nyonya Seo pun mempersilahkan keduanya untuk duduk. Soo Hyun berusaha tersenyum walaupun hatinya merasa tak nyaman. 

Soo Hyun duduk didepan Nyonya Seo memakan pastanya. Nyonya Seo tersenyum melihat anaknya yang makan dengan lahap. Ketika ingin mengambil kimchi, Nyonya Seo mengambilkanya. Soo Hyun pun mengucapkan terimakasih. Nyonya Seo menanyakan apakah Soo Hyun sudah sembuh dari flunya, Soo Hyun terlihat acuh dengan pertanyaan itu.
Bagaimana kabar keluargamu? Apa masih utuh?” tanya Nyonya Seo, Hye Rim melotot mendengarnya.
Aku memiliki kedua orang tua, dan seorang adik.” Cerita Soo Hyun singkat
Oh... seorang... adik, ? Bagaimana hubunganmu dengan dia?” tanya Nyonya Seo. Soo Hyun pikir semua hubungan anatara saudara sama saja.
Apa mungkin adikmu selalu menjadi  yang paling disukai ?” ucap Nyonya Seo, Soo Hyun kaget mendengarnya, begitu juga Hye Rim

Tidak... dalam keluarga dengan beberapa saudara,yang lebih tua biasanya disalahkan.” Jelas Nyonya Seo
Sepertinya minatmu kepadaku semakin besar sejak terakhir kita bertemu.” Komentar Soo Hyun
Nyonya Seo mengaku melihat Soo Hyun mengingatkan pada anaknya, Hye Rim langsung mencoba mencairkan suasana dengan berpura-pura menuangkan air pada gelas Nyonya Seo yang kosong. Nyonya Seo bertanya apakah mereka memiliki waktu luang setelah makan, karena ingin membelikan anaknya hadiah, tapi tidak tahu apa yang harus dibeli untuknya jadi meminta agar dibantu memilihkanya. Soo Hyun dan Hye Rim saling berpandangan. 


Ketiganya masuk kesebuah toko, Nyonya Seo langsung melihat deretan dompet dan menanyakan bagaimana kalau memberikan sebuah dompet. Soo Hyun tak mengerti karena tak mengenal anak Nyonya Seo.
Tidak masalah. Aku hanya ingin kau memilih sesuatu yang kau perlukan.” Kata Nyonya Seo
Bagaimana dengan cologne yang di sana? Kau juga menggunakan cologne, kan?” ucap Hye Rim, Nyonya Seo bertanya mana yang biasa  diguankanya. 

Soo Hyun menunjuk ke arah lain, ketiganya pergi ke bagian syal yang ada rak. Nyonya Seo kembali bertanya mana yang dipilih Soo Hyun. Soo Hyun menunjuk warna hitam, dengan wajah sumringah Nyonya So berpikir kalau itu warna yang disukai anaknya. Soo Hyun mengatakan  hanya preferensinya tapi menyarakan Nyonya Seo harus memilih warnanya sesuai yang anak suka. Nyonya Seo mengatakan jika Soo Hyun menyukainya maka anaknya juga menyukainya lalu meminta segera dibungkus. Hye Rim hanya bisa diam karena Nyonya Seo berusaha untuk lebih dekat dengan Soo Hyun.
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar