PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 07 Maret 2016

Sinopsis Madame Antoine Episode 14 Part 2

Seung Chan sampai ke bandara dengan mengunakan taksi, lalu pergi ke counter penerbangan untuk mengambil tiket yang sudah direservasi. Petugas pun menanyakan nama dari penumpang. Beberapa saat kemudian Seung Chan sudah berjalan dengan memegang selembar kertas dan melihat nama jalan didepanya.
Prof Bae duduk dalam rumah sendirian, mendengarkan musik classic untuk menenangkan diri tapi tetap saja kepala merasa sakit karena semua kejadian yang tak diinginkanya terjadi. Terdengar bunyi bel rumahnya dan Seung Chan berteriak dari depan pintu, mengatakan sengaja datang ingin berlibur dan meminta dibukakan pintu. Prof Bae kaget dan berjalan mundur menjauhi pintu.
Hei, aku butuh waktu satu jam untuk sampai ke sini! Kau benar-benar akan melakukan ini? Pro Bae ... Aku kedinginan. Kau akan meninggalkanku seperti ini? Tolong bukakan pintunya! Tolong!!!” jerit Seung Chan didepan pintu, Prof Bae tetap diam
Baiklah. Kalau begitu aku harus tidur di depan pintu.” Kata Seung Chan berpura-pura ingin mencari kantung tidur dalam tasnya lalu berteriak udara sangat dingin dan tidak akan sanggup hanya dengan kantong tidur bahkan turun hujan sambil terbatuk-batuk.
Prof Bae malah berjalan mundur menjauh dari pintu, tapi akhirnya membuka pintu rumahnya. Seung Chan dengan senyuman bahagia masuk ke dalam rumah lalu mengaku didalam rumah sangat hangat. Dan memberikan hadiah dari dalam tasnya, semangkuk ramen instant dan juga kimbap. Prof Bae menerimanya tapi wajahnya terlihat kaku untuk tersenyum. Tapi Seung Chan seakan tak ada yang terjadi bisa tersenyum dengan lebar. 


Hye Rim mengantar Tuan Kim ke dalam kamar Yun Woo, terlihat Yun Woo yang sedang tidur, ia berpesan agar Tuan Kim mengatakan kepadanya perasaan yang sesungguhnya dengan nyaman. Tuan Kim berjalan mendekati anaknya yang sedang tertidur.
Yun Woo. Itu semua salahku. Aku tahu kalau aku bertanggung jawab untuk kematian ibu, saudara, dan bibimu. Tapi aku merasa akan hancur jika   mengakui itu. Aku merasa seperti tidak bisa hidup lagi jika mengakui itu. Karena itulah aku sangat keras kepala. Bahkan kau membuat keributan tentang penikahan yang membuatku sangat menentangnya. Maafkan aku, Yun Woo.” cerita Tuan Kim
Aku begitu kesepian... jadi aku ingin terus setidaknya bersandar padamu. Tapi tidak apa-apa jika kau menikah sekarang dan meninggalkanku. Jadi tolong, bangun, Yun Woo!” kata Tuan Kim sambil menangis, Hye Rim menahan rasa sedihnya melihat Tuan Kim yang menangis didepan anaknya. 

Yun Woo terbangun memanggil ayahnya, Tuan Kim kaget Yun Woo bisa mengenalinya. Yun Woo mengaku bisa mendengarnya dari jauh, lalu berusaha duduk diatas tempat tidurnya. Tuan Kim sangat khawatir melihat anaknya terlihat masih pucat.
Tapi Ayah, kenapa kau menangis?” ucap Yun Woo, Tuan Kim menyangkalnya tapi kembali menangis. Yun Woo tahu ayahnya itu menangis lalu memberikan tissue untuk menghapus air matanya.
Ayah, kenapa kau menjadi begitu lemah? Kenapa kau menjadi sangat tua?” kata Yun Woo melihat ayahnya menghapus air matanya walaupun masih saja menangis. Tuan Kim menyangkal kalau ia bukan orang yang sudah tua tapi masih energik. Yun Woo tahu ayahnya itu kesepian.
Yun Woo. Kau boleh menikah sekarang dan Kau harus pergi keluar dan hidup di dunia nyata.” Kata Tuan Kim membiarkan anaknya.
Apa yang akan kau lakukan jika aku juga pergi?” ucap Yun Woo, Tuan Kim hanya meminta Yun Wooharus sering mengunjunginya.
Yun Woo pun meminta maaf karena merasa menyesal harus memutuskan untuk meninggalkan ayahnya, sambil menangis memeluk sang ayah. Hye Rim tak bisa menahan rasa sedihnya melihat Tuan Kim dan Yun Woo saling berpelukan dan menangis bersama-sama. 

Seung Chan tersenyum bahagia karena mendapatkan makanan sambil mengucapkan terimakasih karena makanan sangat enak. Prof Bae mengatakan sudah menyiapkan tempat untuk Seung Chan tidur jadi menyuruhnya untuk beristirahatlah.
Seung Chan tak percaya Prof Bae sudah mempersiapkannya, padahal ia sudah membawa kartu agar bisa bermain dengannya, dan bertanya apakah Nyonya Bae bisa bermain Go-Stop, Prof Bae mengaku sudah pernah bermain sebelumnya. Seung Chan pun mengajak Prof bae untuk belajar sambil bermain.
Bagaimana kalau 100 per-titik?” kata Seung Chan, Prof Bae tak mengerti maksudnya.
Itu berarti bahwa kau harus membayar 100 won per-titik. Tunggu sebentar, tidak. Kau kaya, jadi seharusnya kita melakukan 1000 per-titik!” kata Seung Chan  dengan senyuman lebar. 

Seung Chan mulai bermain dengan bahagia dan berhasil mengambil satu kartu milik Prof Bae dan menghitung kartu miliknya. Prof Bae terlihat gugup mengeluarkan kartunya, dan ingin membuka pada tumpukan kartu. Seung Chan menahanya, bertanya Prof Bae yang ingin menyamakan kartu yang ada dibagian bawah, lalu memberitahu warnanya  kartu Prof Bae berbeda kalau gambar semua hitam, dan tapi yang harus disamakan adalah hitam dan merah.
Prof Bae meminta maaf dan ingin mengambil kartunya, Seung Chan menghalanginya, karena Tidak boleh mundur jadi meminta Prof Bae membalik kartunya. Seung Chan bahagia karena mendapatkan giliran lalu kembali melihat kartunya yang sudah dikumpulkanya  karena akan membiarkan Prof Bae lolos di babak pertama jadi menghentikan permaiannya dan dengan menghitung memiliki 11 poin, totalnya 11.000 Won dan menadahkan tanganya meminta Prof Bae memberikaan uang. Prof Bae mengaku sudah mengerti cara bermainnya sekarang jadi meminta mereka bermain lagi. 

Prof Bae dengan cepat membuat Godori, Hongdan, dan Chungdan, serta Sseul. Seung Chan tertunduk binggung melihat Prof Bae bisa dengan cepat mempelajari permainan Go Stop. Prof Bae dengan cepat menghitung kartunya.  5-Gwang, 15 poin. Hongdan, Chungdan, Chodan. Masing-masing 3 poin. Lalu kartu Godori. Muktungguri. Dua kali lipat, jadi itu 138 poin dan Gwangbak. Pibak. 552 poin.
Seung Chan hanya bisa minum tehnya karena kalah dari pemainan, Prof Bae mengatakan jumalh poinya 818 poin tapi diatasnya ada Five-Go berati dikalikan dengan lima jadi totalnya 4.940 poin, dengan mengulurkan tanganya supaya Seung Chan memberikan 4.940.000 won. Seung Chan meminta diskon, Prof Bae setuju meminta Seung Cah membuatkan secangkir teh jadi ia akan meminta bayaran 40 ribu won saja.

Seung Chan pun memberikan secangkir teh sebagai bayaran kekalahanya, ketika akan memberikanya, Prof Bae sudah tertidur diatas sofa. Seung Chan membiarkan dan menatap Prof Bae terkena sakit kanker dan menyukainya. 


Nyonya Seo kembali datang ke klinik, Soo Hyun masuk ke dalam ruangan menceritaakn biasanya tidak bertemu orang-orang di luar jam kantornya tapi karena melihat Nyonya Seo tampak terburu-buru, jadi memutuskan untuk menemuinya, dan bertanya apa masalahnya. Nyonya Seo memberikan syal diatas meja.
Kenapa kau memberikan ini padaku? Kau mengatakan bahwa kau akan memberikannya kepada anakmu. Jadi kenapa...” kata Soo Hyun terdiam lalu teringat saat bertemu direstoran
Nyonya Seo mengatakan ingin membelikan anaknya hadiah. Soo Hyun melotot mengingat kembali saat Nyonya Seo bertanya apa dompet cocok untuk hadiah. Soo Hyun mengatakan tak yakin karena tak tahu kesukaan anaknya. Dan Nyonya Seo mengatakan “Jika itu adalah sesuatu yang kau pilih, aku yakin anakku akan sangat menyukainya!” Soo Hyun terus melotot melihat Nyonya Seo didepanya dan memegang syal diatas meja.
Maaf, Soo Hyun. Ini aku, ibumu...” ucap Nyonya Seo, air mata Soo Hyun tergenang, bibirnya bergetar mendengarnya.

Aku kebetulan melihat sebuah artikel yang menampilakan dirimu Dan aku sangat merindukanmu karena itu aku datang ke sini. Tapi aku tidak punya hak atau keberanian untuk memberitahumu, jadi... aku berpura-pura membutuhkan konsultasi. Aku tidak akan memintamu untuk memaafkanku. Saat itu, aku benar-benar ingin membawamu bersamaku Tapi aku kehilangan hak asuhmu.” Cerita Nyonya Seo denga menahan air matanya.
Jadi kau mengatakan... um... Maafkan aku, nyonya. Aku benar-benar tidak mengerti.” Kata Soo Hyun sedikit tertawa menutupi rasa terkejutnya, terlihat air matanya yang hampir tumpah.
Tapi tetap saja, aku senang..... Aku sangat senang bisa berkonsultasi denganmu dan aku sangat senang melihatmu makan, serta berbelanja denganmu juga sangat.... “ cerita Nyonya Seo sambil menangis haru
Jadi... kau mengatakan bahwa kau melakukan semua ini dengan menyadari bahwa aku anakmu?” ucap Soo Hyun
Maaf jika aku membuatmu marah. Tapi aku, ibumu...” kata Nyonya Seo, Soo Hyun langsung berdiri mengaku sibuk. Nyonya Seo berteriak memanggilnya, Soo Hyun terlihat shock tetap keluar dari ruanganya. 


Soo Hyun keluar ruangan memakai jaket dan membawa tasnya, dengan tatapan kosong berjalan dilorong. Ji Ho sedang lewat bertanya apa yang terjadi, Soo Hyun  dengan gugup mengatakan akan pergi sekarang, lau bertanya apakah Ji Ho tahu sertifikat hubungan kekeluargaannya. Ji Ho mengangguk. Soo Hyun akan memberikan surat kuasa jadi meminta untuk mengambilkanya serta biodata Nyonya Seo Yun Hui di ruanganya. Ji Ho binggung melihat Soo Hyun yang tiba-tiba meninggalkan kantor. 

Ji Ho membawakan berkas yang diminta Soo Hyun kerumah, dan bertanya apakah ini hanya kebetulan belaka. Soo Hyun menyuruh Ji Ho pergi saja, akhirnya Ji Ho pergi dari ruangan kerja Soo Hyun.
Didepan Soo Hyun sudah ada [Sertifikat Hubungan Keluarga] dengan nama ayah Choi Jung Hong dan ibu Seo Yun Hui lalu membandinkan dengan biodata Pasienya  [Nama Pasien: Seo Yun Hui] dan namanya memang sama.

Soo Hyun memondar mandir didalam ruangan sambil bergumam “Aku harus bertindak dewasa tentang hal ini. Aku sedang terguncang karena hal ini sekarang. Aku harus kembalikan diriku kembali seperti biasa. Mari bertemu dengan Ibu Seo Yeon Hui sekali lagi dengan cara yang lebih tenang. Jadilah dewasa dan  Jadilah dirimu yang biasanya.
Ia melihat nomor ponsel ibunya dalam biodata, pintunya terketuk. Clare masuk ke dalam ruanganya. Soo Hyun bertanya kenapa Clare datang, Clare binggung karena Soo Hyun menanyakan hal itu. Soo Hyun ingat  merkea seharusnya memeriksa bahan-bahan hari ini.
Lalu mengajak Clare duduk disofa sambil bertanya apakah ia membawa semua bahan yang terkait dengan korban. Clare pun memberikan amplop coklat yang dibawanya. Soo Hyun melihatnya dengan wajah serius. Clare terus menatapnya dan memanggilnya, Soo Hyun hanya mengangguk tapi pandangannya terus tertuju pada berkas.
Menurutmu kenapa aku datang?” kata Clare, Soo Hyun langsung menatap Clare dengan wajah melonggo
Aku datang bukan hanya untuk menemuimu karena pekerjaan Aku ingin kita mencoba bersama lagi.” Akui Clare, Soo Hyun melonggo mendengar kejujuran Clare tujuanya datang. 

Keduanya keluar dari ruangan, wajah Clare berbeda saat keluar ruangan lalu menatap Soo Hyun sebelum pergi. Soo Hyun mengucapkan selamat tinggal dan mengatakan tak akan mengantarnya sampai keluar. Clare tersenyum tapi ada raut wajah kesedihan. Soo Hyun bisa mengerti dengan memegang tangan Clare seperti ingin memberikan kekuatan, Clare bisa tersenyum lalu Soo Hyun melepaskanya. Clare pun berjalan meninggalkan klinik dan Soo Hyun kembali ke ruangan. 

Hye Rim baru datang ke cafe dan melihat Clare ada dicafenya sedang membaca buku, dengan mata sinisnya bergumam Ada apa dengan wanita itu? Jika dia sudah selesai dengan pekerjaan, seharusnya dia cepat pergi! Kenapa dia berlama-lama di sini? Apakah dia tidak tahu hubungan antara aku dan tuan Soo Hyun atau dia mengabaikannya meskipun dia tahu?
Akhirnya Hye Rim berjalan mendekati Clare bertanya apakah ia sudah selesai mengurus semuanya. Clare mengangguk tapi memiliki sedikit waktu sebelum jadwal berikutnya dan memuji Kopi buatanya cukup lezat. Hye Rim pun mengucapkan terimakasih.
Tapi...kau tahu apa itu "peramal", kan?” kata Hye Rim
Seorang yang bisa membaca pikiran orang atau sesuatu seperti itu, kan?” ucap Clare
Iya. Itu pekerjaanku. Apa kau ingin aku meramal keberuntunganmu?” kata Hye Rim menawarkan diri. 

Hye Rim membuka kipasnya kembali mengunakan bahasa Prancisnya, Apa hubunganmu dengan Choi Soo Hyun? Apa kalian pernah menjadi kekasih? Clare tersenyum mendengarnya. Hye Rim menutup kipasnya dan memuji kulit Clare yang sangat cantik, sebelum membicarakan ramalanya. Clare lebih dulu menyela omonganya.
Kau benar... Soo Hyun dan aku pernah berkencan.” Akui Clare, Hye Rim kaget Clare bisa menjawabnya.
Kau yang bertanya kepadaku dalam bahasa Prancis. "Apa hubunganmu dengan Choi Soo Hyun? "” kata Clare yang bisa mengerti bahasa Prancis
Bukan aku yang bertanya. Itu Marie Antoinette. Tapi, kau benar-benar pernah berkencan dengannya?” tanya Hye Rim makin penasaran
Apa Seung Chan baik-baik saja akhir-akhir ini? Kudengar dia bekerja di sini, tapi aku tidak melihatnya di sekitar sini.” Kata Clare mencoba menganti topik, Hye Rim kaget karena Clare mengenal Seung Chan juga. 

Seung Chan menerima telp dari Hye Rim yang menanyakan tentang Clare, lalu mengatakan mengenalnya dan tak percaya Clare datang ke Korea. Hye Rim menceritakan Clare sudah berada di sini beberapa waktu dan menanyakan keberan apakah ia pernah berkencan dengan kakaknya. Seung Chan kaget karena Hye Rim bisa mengetahui hal itu. 

Yoo Rim tak percaya ternyata kakaknya itu bukancinta pertamanya Soo Hyun. Hye Rim merasa sudah tahu karena Soo Hyun mengaku tidak pernah mencintai siapa pun tapi menurutnya Pria itu memang pembohong besar.
Kalau begitu, itu berarti mereka berdua bisa kembali menjadi kekasih jika semua berjalan dengan baik!” kata Yoo Rim, Hye Rim menatap tajam lurus kedepan memikirkanya.
Jika aku hanya membersihkan jalan untuk mereka berdua, memang bisa menjadi seperti itu.” Ucap Hye Rim
Kau tidak boleh melakukannya! Bagaimana bisa kau tahan melihatnya?” kata Yoo Rim tak setuju
Aku tahu... Aku bahkan belum melakukan balas dendam karena dia melakukan eksperimen kepadaku.” Teriak Hye Rim penuh amarah.
Hye Rim melihat kacamata yang diberikan Soo Hyun  saat memberikan mobil, mengingatnya membuatnya sangat kesal dan akhirnya mematahkan menjadi dua. 

Soo Hyun kembali membuat laporan eksperimentnya Tahap kedua dari eksperimen sekarang telah dihapus. Itu bukan kegagalan tapi Itu karena subjek tahu tentang eksperimen sehingga tidak gagal, tapi dibatalkan.
Terlebih lagi, subjek merangsang otakku, membuatnya memproduksi dopamine, dan membuat hatiku berdegup kencang. Apa yang bisa aku lakukan sehingga subjek, yang aku cintai...
Nama Hye Rim masih tertulis  [Subjek Tes] di ponsel Soo Hyun, dengan sedikit gugup Soo Hyun mengangat telp Hye Rim
Soo Hyun. Setelah aku memikirkannya, kurasa aku terlalu memojokanmu. kau masih mencintaiku, kan?” kata Hye Rim, Soo Hyun mengatakan tentu saja masih mencintainya.
Kalau begitu temui aku di depan kafe jam 12:00 siang besok. Mari kita pergi kencan saat jam kerja untuk pertama kalinya.”ajak Hye Rim. Soo Hyun bisa sedikit tersenyum dan akan bertemu esok. 

Hye Rim mulai memoles dirinya dengan lipstik sambil berkata dirinya akan membayangkan seperti Clare sekarang,  menurutnya dandannya sudah lebih dari cukup serta tak lupa menyemprotkan parfum. Soo Hyun akan masuk ke mobil dan seperti biasa akan menyetir, Hye Rim menyuruh Soo Hyun masuk kedalam saja.
Soo Hyun tetap ingin mengemudikan mobilnya, Hye Rim menariknya karena merasa bersalah telah berprasangka sebelumnya jadi ia akan memperlakukannya dengan baik hari ini dan mendorongnya masuk untuk duduk disampingnya saja. 

Hye Rim mengajak Soo Hyun pergi ke toko buku, Soo Hyun terus menatap Hye Rim yang sibuk memilih-milih buku. Hye Rim melihat Soo Hyun yang memandangnya dan bertanya kenapa memandanginya. Soo Hyun mengaku hanya tidak percaya bahwa Hye Rim ada di sisinya.
Tapi, mengapa kau tiba-tiba memaafkanku?” tanya Soo Hyun penasaran dn berjalan mendekat
Setelah aku memikirkannya, kupikir bahwa kau akan ada dalam situasi yang sulit. Lagipula melakukan eksperimen psikologis adalah tugasmu. Aku yakin itu juga sulit untukmu, karena kau menyukaiku.” Cerita Hye Rim, Soo Hyun membenarkanya.
Aku berpikir untuk menghentikannya berkali-kali.” Akui Soo Hyun
Tapi eksperimennya benar-benar sudah selesai, kan?” ucap Hye Rim memastikan, Soo Hyun mengatakan sudah membatalkan eksperimen sepenuhnya kemarin.
Kalau begitu, yang tersisa untuk kita berdua adalah untuk saling mencintai.” Kata Hye Rim dengan senyuman, Soo Hyun pun mengangguk dengan senyuman.
Hye Rim memilih buku dongen Cinderella. Soo Hyun bertanya kenapa Hye Rim memilih buku dongen Cinderella.  Hye Rim merasa mengingatkan pada kisah hidupnya sendiri lalu berjalan pergi. 

Ia mengajak Soo Hyun pergi ke gedung Theatre menceritakan saat tampil waktu masih kuliah dan bertanya apakah tempatnya cukup  bagus Soo Hyun berkomentar cukup bagus dan bertanya drama apa yang dimainkanya. Hye Rim mengingat cukup banyak, ia pernah memainkan "The Celestial Empire" dan banyak cerita klasik.
Oh ya. Ketika kami melakukan "Romeo dan Juliet," dan aku memerankan Juliet.” Cerita Hye Rim
Benarkah? Bisakah kau menunjukkan padaku satu atau dua adegan jika kau masih ingat?” kata Soo Hyun

Hye Rim naik keatas panggung sambil berakting dengan mengatakan Choi Soo Hyun, kenapa kau melakukan eksperimen padaku? Buang eksperimen itu, atau berjanjilan mencintaiku! Kalau begitu, aku juga akan membuang lencana "Subjek eksperimen" ! Ohh.... Cinta, beri aku kekuatan!Lalu berpura-pura meminum racun dan jatuh pingsan. Soo Hyun memberikan tepuk tangan setelah menontonya.
Tapi Hye Rim tak bangun, Soo Hyun memanggilnya untuk tak bercanda, Hye Rim tetap diam diatas panggung seperti pingsan sungguhan. Wajah Soo Hyun langsung panik berlari ke atas panggung membangukan Hye Rim. Dalam hitungan detik Hye Rim membuka matanya, mengejek dirinyaitu meminum racun dan meninggal. Soo Hyun tersenyum mendengarnya, Hye Rim bertanya apakah aktingnya sudah bagus. Soo Hyun mengeluh karena aktingnya itu membuat kaget. Hye Rim hanya tersenyum. 


Ji Ho mengigil sambil mengusap-ngusap badanya, Yoo Rim menyuapinya bubur sedikit demi sedikit. Yoo Rim memarahi Ji Ho yang mengikuti perkataan untuk berjalan tanpa kaos kaki dan hanya makan garam saja,  dengan begitu maka memperlakukan tubuhnya dengan buruk sekali sampai sakit seperti ini.
Aku baik-baik saja, karena Kau ada di sisiku, jadi kupikir aku sudah lebih baik.” Goda Ji Ho terus mengusap badannya yang kedinginan. Yoo Rim tersenyum mendengarnya.
Tapi, Yoo Rim. Apa kau masih merekam pria terkenal lainnya itu dan Bukan aku?” tanya Ji Ho
Aku hanya berbohong tentang itu. Dia hanya karakter utama dari acara perusahaan kami dan sudah kuedit semua rekaman dengan kau di dalamnya lalu menyerahkannya ke Festival Film Dokumenter Seoul.” Jelas Yoo Rim
Itu melegakan. Akan sangat baik jika kau memenangkan penghargaan.” Ungkap Ji Ho degan senyuman.
Yoo Rim melihat Ji Ho masih merasakan kedinginan, Ji Ho mengangguk akhirnya Yoo Rim memindahkan makan dan menarik selimut agar Ji Ho bisa berbaring. Ji Ho tetap saja mengigil didalam selimut. Yoo Rim pikir tak bisa hanya itu saja, jadi ia akan menambah sedikit suhunya untuk Ji Ho lalu menaik keatas tempat tidur dan masuk kedalam selimut sambil memeluk dan mengusap-ngusap badannya. Ji Ho menatap Yoo Rim yang memeluknya, keduanya saling menatap dan saling mengecupkan bibirnya, setelah itu mereka berciuman dibalik selimut. 

Hye Rim menyuapi Soo Hyun ubi bakar dengan sangat mesra, Soo Hyun pun dengan senyuman  bahagia menerimanya. Hye Rim menyatakan perasaan sangat mencintainya, Soo Hyun mengatakan “aku juga”. Hye Rim mengeluh Soo Hyun selalu mengatakan “aku juga” dan tak bisa mengatakan yang lebih baik.
Aku berpikir bahwa aku bisa percaya kalau cinta benar-benar ada sekarang. Karena kau datang kembali untukku, sekarang aku...” ucap Soo Hyun terpotong karena Hye Rim melihat sudah jam 12 malam. Soo Hyun binggung
Apa yang harus dilakukan? Sihir Cinderella sudah memudar sekarang.” Kata Hye Rim melempar buku cinderella yang dibelinya. Soo Hyun benar-benar tak mengerti.
Sudah waktunya untuk kembali kepada kenyataan sekarang dan Waktu bermain sudah habis. Apa Kau masih tidak mengerti? Semua itu bohong. Aku mangatakan "Aku mencintaimu, Soo Hyun?" Huh....  Yang benar saja. Mengapa aku sampai harus melakukan itu?” ucap Hye Rim sambil berdiri, Soo Hyun mendongkan kepalanya terlihat masih binggung.

Bagaimana rasanya mendapatkan pengakuan palsu dariku?” kata Hye Rim, Soo Hyun akhirnya berdiri terlihat sangat shock
Tapi jangan merasa terlalu bersalah. Kau hanya akan menderita selama setengah hari, tapi aku melaluinya selama 4 bulan. Dan Aku juga akan mengembalikan mobilnya, serat aku menaruh semua hadiah lain darimu di bagasi jadi buang atau simpan saja. Terserah kau saja” ucap Hye Rim melempar kunci mobil yang diberikan Soo Hyun.
“Dan Juga, aku berangkat ke Daejeon besok Seorang gadis yang aku kenal membuka kafe meramal disana jadi aku akan membantu di sana, serta bekerja di luar perasaanku.” Tegas Hye Rim
Dia pergi karena aku. Gumam Soo Hyun dengan mata berkaca-kaca
Kau tahu itu, kan? Aku pergi karena aku tidak tahan melihatmu.” Ucap Hye Rim sengaja menegaskanya.

Hye Rim pergi karena aku?Gumam Soo Hyun mengingat saat dirinya bersenang-senang di taman hiburan dan setelah itu menangis histeris karena ibunya meninggalkanya dan itu terjadi lagi dalam hidupnya.
Ibuku pergi ketika aku masih kecil juga karena aku. Gumam Soo Hyun menunduk
Mari kita tidak perlu bertemu satu sama lain lagi, Soo Hyun.” Ucap Hye Rim dingin lalu berjalan pergi, tapi sebelumnya ia sempat melirik sinis pada Soo Hyun dengan penuh dendam
Semuanya salahku. Aku yang bermasalah dan Aku harus menghilang.Gumam Soo Hyun dengan mata memerah dan air mata yang mengalir di pipinya. 

bersambung ke episode 15



FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



4 komentar:

  1. huhu sedih ya,sebenernya kasian sama soo hyun yang ditinggal 2 kali sama orang yg dia sayang,tpi salah dia juga sih udah permainin hyerim ,tpi kenapa ya ibunya dulu ninggalin dia??

    penasarannn😫

    BalasHapus
  2. terima kasih mb....semangat terus nulis sinopsisnya yach.....aku makin penasaran

    BalasHapus