PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 13 Maret 2016

Sinopsis Madame Antoine Episode 16 Part 1

Soo Hyun menatapnya, Hye Rim mengambil bunga tulip di kursi lalau bertanya apa warna yang dilihatnya, Soo Hyun hanya melihatnya. Hye Rim mengaku sebelumnya itu ungu tapi dimatanya itu warna Plum dan itu menandakan cinta abadi lalu mengatakan perasaannya untuk kesekian kali “Aku mencintaimu, Soo Hyun.” Dan mengatakan dirinya itu berbeda dengan ibunya karena tidak akan pernah meninggalkannya. Soo Hyun terdiam dengan mata berkaca-kaca.
Hye Rim pun keluar ruangan meninggalkan bunga diatas meja, Soo Hyun tetap terdiam seperti masih belum percaya kalau ada cinta yang abadi. 

Pagi hari
Soo Hyun minum susu sambil membaca koran, pesan masuk ke dalam ponselnya. “Soo Hyun, datanglah ruanganmu.” Tulis Hye Rim dalam pesanya. Soo Hyun menatap ke arah ruangannya, seperti berpikir ada apa didalam ruanganya.
Ketika masuk keruangan, melihat kaca diruanganya sudah ditulis dengan spidol warna – warni.
[Soo Hyun sedikit kasar, tapi dia tampan.]
[Soo Hyun kadang-kadang masak terlalu asin tapi dia pintar memasak]
[Soo Hyun adalah pria romantis yang menunjukkanku film romantis ketika aku sedih.]
[Soo Hyun adalah penulis yang buruk tapi dia mengatasinya dengan suaranya.]
Hye Rim sengaja menuliskan semuanya tentang Soo Hyun dikaca dan memberikan cap bibirnya diakhir tulisan. Soo Hyun membaca tulisan paling bawah [Soo Hyun adalah pria yang aku cintai] wajahnya langsung tersenyum bahagia membacanya. 

Soo Hyun duduk dimeja kerjanya, mengingat ucapan Hye Rim yang kembali ke Seoul karena ingin mengerjakan project yaitu proyek penyembuhan Choi Soo Hyun dan meminta bantuanya.
Di ruang tengah, di fase pertama Hye Rim menyuruhnya makan demi dirinya walaupun hanya sedikit. Ketika Clare datang dan membuat pacarnya itu cemburu, Hye Rim menegaskan Soo Hyun memiliki kewajiban untuk membayar kebaikannya yang sudah dilakukanya. Terakhir kalinya, Hye Rim menyatakan perasannya dan mengatakan tak akan pernah meninggalkannya.
Soo Hyun kembali mengusap bibirnya seperti memikirkan semuanya. 

Tuan Kim kaget karena Soo Hyun akan menyerah pada eksperimennya. Soo Hyun pikir akan sulit untuk melanjutkannya saat ini dan meminta maaf. Tuan Kim ingat Soo Hyun itu pernah mengatakan hal ini sebelumnya lalu bertanya apa masalahnya karena nanti ia yang akan mengurusnya. 
Ini bukan sesuatu yang bisa kau bantu. Aku pikir mungkin ada masalah dengan hipotesisku.” Jelas Soo Hyun
Salah satu yang mengklaim bahwa wanita tidak mengenal cinta sejati. Apa kau membicarakan tentang hal itu?” ucap Tuan Kim, Soo Hyun membenarkan.

“Kau benar-benar akan membatalkan seluruh Eksperiment! Apa yang harus kita lakukan sekarang? Aku sudah membuat anggaran untuk berinvestasi dalam penelitianmu dan kita sudah mulai hal dengan Pemasaran.” Kata Tuan Kim kurang setuju dengan keputusan Soo Hyun
Aku akan melakukan yang terbaik untuk menawarkan konseling sebagai seorang psikolog kepada Tim Pemasaran. Bagaimanapun juga, aku harus menghentikan eksperiment untuk saat ini.”ucap Soo Hyun, Tuan Kim benar-benar tak habis pikir kalau Soo Hyun menghentikan eksperiment yang sudah dibuatnya. 


Hye Rim menjelaskan ada sebuah kemungkinan yang jarang sekali kalau Soo Hyun akan membatalkan eksperimentnya. Tuan Kim menanyakan alasanya padahal perusahaanya sudah investasi banyak uang.
Maaf, Ketua. Tapi apabila ia  memutuskan seperti itu maka, semua ini akan menjadi pelanggaran pada kontraknya, kan? Bagaimana menangani kerusakan kontrol pada skala perusahaan-besar dan kau membiarkannya begitu? Sebagai contoh, kau bisa memberinya hukuman, atau sesuatu.” Kata Hye rim. Tuan Kim sedikit kaget Hye Rim mengusulkan untuk memberikan hukuman. 

Soo Hyun dengan wajah cemberut duduk di ruang konsultasinya dengan mengangkat kaki. Ketika Hye Rim masuk, Ia langsung mengomel dengan rencana Hye rim dan bertanya apa yang diceritakan pada Tuan Kim. 
Hye Rim berpura-pura tak tahu karena hanya dapat telepon darinya dengan permintaan untuk memberi konsultasi pada Soo Hyun karena sepertinya Soo Hyun sedang banyak masalah. Lalu menyuruh Soo Hyun pindah karena itu tempat duduknya dan Soo Hyun sebagai pasien harus ada di kiri. Soo Hyun pun akhirnya pindah dengan wajah kesal.
Bagaimana perasaanmu belakangan ini?” tanya Hye Rim, Soo Hyun dengan wajah kesal mengatakan biasa saja tapi ia langsung mencondongkan badanya.
Oh yeah. Sesuatu yang aneh telah terjadi. Aku seorang psikolog, dan peramal dari lantai bawah bilang dia akan memberi konsultasi padaku. Bukankah itu lucu?” ucap Soo Hyun menyindir
Dan apakah kau tidur dengan baik?” tanya Hye Rim, Soo Hyun mengangguk.
Pembohong. Kau tidak bisa tidur dan makan dengan baik, kan?” ucap Hye Rim

Aku setidaknya bisa minum segelas susu, Dan juga, pasien dibolehkan berbohong sebanyak yang ia mau. Tugas psikolog adalah untuk menangkap kebohongan itu dan untuk mencari tahu di mana masalahnya, seperti jenis luka psikologis yang mereka mungkin dimiliki, dan membantu mereka dengan tepat.” Tegas Soo Hyun membuat pertahanan diri
Aku bisa mengatasinya sendiri. Kau bahkan tidak menangis belakangan ini kan?” ucap Hye rim, Soo Hyunpikir tak ada yang perlu ditangisi akhir-akhir ini.
Ibumu datang kembali.” Ucap Hye Rim, Soo Hyn terdiam sejenak, tapi menurutnya lebih aneh lagi ketika seseorang menangis seperti anak kecil diusianya yang sudah 36 tahun.
Dia seorang ibu yang meninggalkanmu ketika kau masih berumur 6 tahun. Karena itu, kau telah kehilangan kenanganmu sebelum itu dan kau masih mengalami rasa sakit ketika terkena tetesan cairan. Menangislah ketika kau sedih dan marah ketika kau marah, mengekspresikan perasaanmu seperti ini ialah apa yang biasanya dilakukan oleh orang normal. Bukankah respon yang natural bagimu untuk menangis jika kau sudah bertemu ibumu?” tegas Hye Rim, Soo Hyun sempat memalingkan wajahnya ketika Hye Rim berbicara.
Kuantitas air mata, per detik, bervariasi dari orang ke orang Dan juga, mungkin mekanisme pertahanan di tempat. Tidak semua mekanisme pertahanan pada dasarnya buruk. Aku sudah melampaui dengan menggali studi psikologiku. Itu mekanisme pertahanan yang cukup diinginkan, bukankah itu menurutmu?” ucap Soo Hyun panjang lebar, Hye Rim terdiam
Kau tidak begitu paham apa yang aku katakan, karena aku menggunakan istilah khusus, kan? Cukup tanyakan apapun. Jika ada sesuatu yang memberatkanmu, aku akan membantumu mengatasinya.” Kata Soo Hyun dengan nada menyindir, Hye Rim hanya bisa diam karena Soo Hyun bisa membuatnya tak berkutik. 


Yoo Rim mengeluarkan barang-barang dari koper sambil mengeluh karena  terburu-buru ada banyak hal yang dilupakan. Seperti charger, pakaian dalam, dan kaos kaki. Ji Ho juga lupa tidak membawa rubik, sehingga tangannya terasa kosong.
Tidak bisakah kita pergi ke toko dan membeli semua itu?” kata Ji Ho
Kita harus berhemat dan menabung! Bagaimana kita bisa membeli semua itu? Dan juga, aku membeli kamera baru bulan ini jadi aku tidak punya banyak uang yang tersisa.” Ucap Yoo Rim kesal karena melupakan chargeran  dirumah kakaknya.
“Tak akan ada masalah jika kau tidak menjawab panggilan Hye Rim, bisa jadi masalah kalau kau tidak menjawab panggilan dari kantormu.” Pikir Ji Hoo
“ Itu tak masalah karena aku sedang mengambil cuti sekarang, tapi tetap... Ini tidak akan berhasil jadi Aku akan menyelinap dan mengambil barang-barang itu.” Kata Yoo Rim penuh keyakinan. Ji Ho bertanya bagaimana caranya. 

Yoo Rim mengendap-ngendap masuk ke rumah lewat lantai dua, ketika akan naik ke lantai tiga tak sengaja bertemu dengan Seung Chan. Ia terlihat kaget, tapi Seung Chan terlihat tenang dan menyapanya. Yoo Rim pun buru-buru pergi ke lantai tiga untuk mengambil semua barang-barangnya.
Seung Chan menelp Hye Rim yang ada dicafe, Hye Rim keluar dari dapur dengan wajah marah karena adiknya datang ke rumah dan akan segera bergegas ke lantai tiga. Seung Chan pikir Hye Rim tak bisa melakukan itu, karena menurutnya apabila menangkap Yoo Rim sekarang apakah mungkin memberitahu keberadaan Ji Ho sekarang.
Sambil melirik ke lantai atas, Seung Chan yakin Yoo Rim akan bertindak semaunya setelah itu dan kabur lagi. Hye Rim pikir seperti itu, dengan wajah kebinggunan bertanya apa yang harus dilakukanya sekarang. 

Yoo Rim keluar dari lantai dua dengan membawa satu koper besar lagi dan sempat menoleh ke arah cafe takut kakaknya memergokinya. Ia pun sempat menoleh kebelakang untuk memastikan tak ada orang yang mengikutinya, Hye Rim langsung bersembunyi di dalam mobilnya. Yoo Rim pun buru-buru masuk ke dalam taksi yang menunggunya.
Hye Rim melihat adiknya yang masuk ke dalam taksi dan teringat dengan ucapan Seung Chan “Ada satu jawaban. Kau harus mengikutinya.” Dengan wajah marah mengikuti taksi adiknya.
Sementara dirumah Ji Ho sedang membantu Yoo Rim mengeringkan rambut. Yoo Rim mengangkat rambutnya membuta Ji Ho mengeringkan bagian belakang rambutnya. Ji Ho seperti langsung lemas melihat leher Yoo Rim lalu memuji lehernya itu sangat cantik.

Aku dengar bahwa kau jatuh cinta pada kakakku karena alasan yang sama.” Ucap Yoo Rim cemberut, Ji Ho menyangkan kalau kakaknya tak ada apa-apanya dibanding Yoo Rim.
“Ah... Ini pertama kalinya mendengar kalau aku lebih cantik daripada Hye Rim.” Kata Yoo Rim tersenyum bahagia sambil mengelus pipi Ji Ho dengan mesra.
Tiba-tiba pintu rumahnya di buka dengan kasar, Ji Ho dan Yoo Rim kaget melihat Hye Rim yang datang ke tempat mereka tinggal sementara. Hye Rim menyindir keduanya sedang bersenang-senang bermain rumah-rumahan. Yoo Rim tak percaya kakaknya bisa menemukannya. Hye Rim langsung mengambil bantal dan memukul Ji Ho dan adiknya sambil mengomel keduanya Seperti hidup bahagia dengan mengabaikan realitas kehidupan


Keduanya duduk berlutut dilantai, Hye Rim duduk disofa menatap keduanya lalu berdiri berbicara pada Ji Ho, memberitahu kalau ia menikah diusia yang sama denganya yaitu 21 tahun, tapi setelah itu Hye Rim menunjuk ke wajahnya kalau akhirnya yang terjadi ketika menikah diusia muda.
Apakah aku terlihat memiliki kehidupan yang bagus? Huh?” ucap Hye Rim mencoba menyadarkan keduanya.
Kau punya kehidupan yang bagus. Ini hanya karena suamimu yang sialan itu.” Kata Yoo Rim melihat kehidupan kakaknya.
Sebagian salahku bahwa suamiku selingkuh dariku. Kita menikah karena kita saling menyukai tapi kita tidak mengenal baik satu sama lain. Jadi kita berselisih tentang segala sesuatu dari cara kita menekan pasta gigi, cara  membereskan setelah kami menikah...” jelas Hye Rim masalah kecil yang ada dalam pernikahan.
Kami berdua menekan pasta gigi dari bawah. Benarkan Ji Ho?” ucap Yoo Rim, Ji Ho membenarkan tapi menurutnya tentang membersihkan kamar.
Yoo Rim menegaskan mereka tidak bisa lakukan setiap hari dan akan melakukan tiga hari sekali. Ji Ho setuju saja walaupun dari wajahnya terlihat tertekan. Hye Rim melihat cara kehidupan dua anak muda yang  mereka jalani, menurutnya jika sang adik terus melakukan dengan cara yang disukainya maka Ji Ho akhirnya akan meledak.
Ji Ho mengatakan kalau ia bukan gunung berapi jadi tak mungkin meledak, Yoo Rim mengatakan sudah melatihnya dengan baik. Jadi,  kakaknya tidak usah cemas dan menurutnya  kakaknya sudah tahu Ji Ho itu seperti keset jadi ia bisa berjalan diatasnya. Hye Rim pun bisa mengerti dan berandai-andai jika ia mengizinkan keduanya menikah.
Bagaimana caramu mendapatkan tempat tinggal?” tanya Hye Rim
Kita akan mencari tempat yang sewanya bulanan.” Ucap Yoo Rim
“Apartemen termurah sekarang itu 700,000 won per bulan. Bisakah kalian mengatasi hal itu? Yang lebih penting, bagaimana kalian akan tidur di ruangan sekecil itu?” Kata Hye Rim menyadarkan keduanya agar bisa berpikir jauh tentang pernikahan.
Kita memeluk satu sama lain dengan erat, dan kita tidur seperti itu! Ada masalah lagi? Coba Sebutkan!” ucap Yoo Rim menantang
“Baiklah.... Mari kita saling berhenti menghubungi satu sama lain.” Kata Hye Rim tak ingin menganggap Yoo Rim adiknya.
Ji Ho melonggo, Yoo Rim kaget dengan keputusan kakaknya yang memutuskan hubungan dengan tiba-tiba. Hye Rim menjelaskan telah berusaha keras untuk menjauhi adiknya dari penderitaan yang sama dengannya dulu, tapi sikap adiknya malah seperti itu jadi sekarang ia memilih tak peduli lagi dan lebih baik tidak usah menemui satu sama lain, mulai dari sekarang dan menganggap mereka berdua adalah orang asing.
Yoo Rim berteriak sebelum kakaknya pergi “Aku hamil” dan mengaku tak ingin memberitahu hal itu tapi karena ia sudah memiliki anak didalam perut jadi ingin segera menikah secepat mungkin. Hye Rim sempat ingin jatuh pingsan mendengarnya, Ji Ho yang mendengarnya ikut kaget. Yoo Rim merasa kakaknya itu akan memberikan selamat.

Hye Rim langsung memukul adiknya karena sudah gila bisa hamil lebih dulu sebelum menikah, Yoo Rim mengeluh kakaknya yang memukul orang sedang hamil. Hye Rim pun melampiaskan amarahnya pada Ji Ho karena  bisa membuat adiknya hamil. Ji Ho meminta maaf dengan  tubuhnya yang lemah, Yoo Rim menarik Ji Ho membela kalau itu bukan salahnya jadi lebih baik pukul saja adiknya ini. Hye Rim dengan penuh amarah menyuruh keduanya hidup dengan menyenangkan saja berdua, lalu keluar dari rumah.
Yoo Rim  mengejarnya, Ji Ho menariknya menanyakan apakah memang benar Yoo Rim itu hamil. Yoo Rim pikir Ji Ho itu gila kalau percaya kalau semua itu hanya bohong lalu mengejar kakaknya sampai ke depan rumah, berteriak meminta maaf atas kesalahanya. Hye Rim memarahi adiknya yang berlari karena bisa terjadi sesuatu pada anak yang dikandungnya.
Yoo Rim berjanji akan bahagia dan meminta agar tak melarang merekan untuk menikah. Hye Rim dengan lirikan sinis menyuruh adiknya pertama-tama adalah kembali kerumah setelah itu mereka akan bicara lagi setelah adiknya pulang kerumah. Yoo Rim sedih melihat kakaknya yang pulang masuk ke dalam mobilnya. 
 
Seung Chan masuk ke dalam ruangan Prof Bae memberikan materi yang dibutuhkanya. Prof Bae pun mengucapakan terimakasih walaupun terlihat dingin setelah Seung Chan mengetahui kalau ia mengidap kanker. Seung Chan pun akhirnya duduk dikursi menceritakan temanya yang terkena maag akut.
Tapi dia sangat membenci rumah sakit, jadi makan makanan yang sehat dan olahraga,Dan ketika mereka diperiksa di rumah sakit, ternyata segalanya baik-baik saja!” cerita Seung Chan,
Jadi menurutmu aku bisa juga seperti itu? Kau pikir maag dan kanker punya skala yang sama?” ucap Prof Bae
Pada dasarnya, mereka berdua adalah penyakit. Jadi Dokter, walaupun kau tidak mau di operasi, tolong periksakan lah! Kau hidup dengan pikiran yang positif sampai sekarang jadi ada kesempatan kankernya juga akan membaik, kan?” kata Seung Chan yakin
Baiklah. Biar aku tunjukkan kondisiku sekarang ini.” ucap Prof Bae 

Keduanya datang ke rumah sakit, Dokter melihat keadaan Prof Bae tidak baik melihat hasil pemerikasaan, Kanker Prof Bae sudah menyebar ke hatinya. Seung Chan kaget mendengarnya. Prof Bae pun hanya diam karena sudah tahu pasti sel kankernya sudah semakin menyebar.
Pengobatan radioaktif tidak akan cukup pada saat ini. Dia juga harus menjalani kemoterapi. Dan tentunya, harus melakukan operasi itu” jelas Dokter
Berapa kemungkinan dia bisa pulih?” tanya Seung Chan masih terlihat sangat yakin, Dokter mengatakan Sekitar 30 persen. Prof Bae hanya diam dengan semua akhir dari hidupnya. 

Didepan rumah sakit, Seung Chan masih yakin kalau Prof Bae itu masih punya kesempatan untuk bisa pulih daripada memiliki kanker lain yang akan timbul karena tak diobati, jadi meminta agar melakukan operasi dan menjalani pengobatan.
Pengobatan kanker tiroid biasanya sepuluh tahun atau lebih. Aku pasti tidak akan dapat menyelesaikan bucket list pada usia itu. Aku akan menikmati hidupku selama aku masih punya kekuatan dan menyelesaikan 'bucket list' milikku. Aku tidak ingin menyia2kan 10 tahun waktuku di rumah sakit.” Kata Prof Bae lalu berjalan pulang sendirian, Seung Chan pun membiarkan Prof Bae pergi tanpa ditemaninya. 

Seung Chan melamun sambil mengingat pesan Prof Bae “Jangan beritahu orang di kantor tentang kondisiku, tidak peduli apapun. Bila ada rumor tentang itu, aku akan kembali ke Pulau Jeju.
Hye Rim terburu-buru ingin menanyakan sesuatu pada Seung Chan tapi melihat wajahnya yang sedih langsung bertanya apakah terjadi sesuatu. Seung Chan tersenyum mengatakan tak ada yang terjadi, Hye Rim bertanya apakah ia boleh datang kerumahnya hari ini. Seung Chan menanyakan alasanya datang. Hye Rim menjelaskan akan menirukan Choi Soo Hyun.

Seung Chan mengajak Hye Rim masuk ke rumah milik Soo Hyun, Hye Rim menyakinkan lebih dulu kalau Soo Hyun akan pulang telat hari ini. Seung Chan yakin karena kakaknya akan makan malam dengan beberapa professor lalu bertanya apa yang dicari Hye Rim dirumah kakaknya.
Hye Rim melihat anjing milik Soo Hyun dan sempat mengelusnya memberitahu ingin mencari sesuatu seperti foto yang Seung Chan berikan pada saat itu, menurutnya bisa menjelaskan tentang bekas psikologinya jadi bisa membantunya. Seung Chan membawa ke kamar kakaknya, Hye Rim bertanya apakah Soo Hyun itu memiliki mainan saat kecil atau album foto.
Seung Chan tak tahu tapi menurutnya kakaknya itu sudah membuangnya saat pindah rumah. Hye Rim melihat sekeliling ruangan, Seung Chan ingat kalau ibunya pernah membawakan sebuah album dan perpikir harus memanggilnya ada datang juga.  Hye Rim tak percaya ibunya bisa datang kerumah, Seung Chan membenarkan bersama ayahnya datang ke Seoul karena ada rekannya yang menikah.
Hye Rim bertanya apakah Seung Cahn memiliki yang lain selain album foto, Seung Chan juga tak begitu tahu sambil melihat sekeliling kamar kakaknya, untuk mencari tahu apa yang bisa membuka pikiran seseorang, lalu membuka lemari kakaknya yang bisa menemukan sesuatu. 

Hye Rim melihat sebuah kotak yang terbuka, ada sertifikat dari Stanford dan terselip foto Soo Hyun yang memeluk erat Clare. Seung Chan bertanya apakah itu bisa membantunya. Hye Rim dengan wajah cemberut mengatakan bisa membantu menurutnya itu sesuatu yang ada sesuatu arah yang berbeda dari yang diperkirakan tapi bisa menemukan sesuatu yang penting.
Seung Chan hanya bisa menghela nafas karena Hye Rim menemukan foto kakaknya dengan mantanya, Hye Rim pun mengambil foto Soo Hyun dan Clare serta kotak dari ponselnya. Setelah itu ia berjalan melihat tumpukan buku disamping tempat tidur, berjudul [Etika dan Simbol dari Shamanisme (perdukunan)] sementara di bagian atas buku berjudul [Antara Frigiditas dan Gairah]
Hye Rim mencari sesuatu di tempat sampah, menemukan bon pembelian kalung dengan kartu kredit sebesar 83ribu won. Ia mencari ke bagian laptop ada pencarian terakhir " cintai masa lalu, Sosiologi, Jerome Bruner" Hye Rim langsung melotot tajam karena Soo Hyun membeli kalung dan juga mencari keyword tentang cinta masa lalu. 

Hye Rim dengan wajah cemberut memperlihatkan foto sambil bertanya apa yang diperlihatkanya. Soo Hyun melihat itu foto sebuah box kardus. Hye Rim menjelaskan ada sesuatu didalam lemari pakaian dan itu adalah barang-barangnya. Soo Hyun terlihat kaget karena Hye Rim menyelinap masuk ke dalam kamarnya.
Jawab pertanyaanku. Mengapa kau tiba-tiba melihat barang-barang saat berada di Stanford? Apa kau memikirkan Clare?” tuduh Hye Rim dengan nada cemburu. Soo Hyun ingin menjelaskan tapi Hye Rim sudah kembali berbicara.
Apa ini? Kau membeli kalung di toko mewah, kan? Saat itu aku ada di Daejeon juga. Mengapa kau membeli itu? Untuk siapa?” ucap kata Hye Rim dengan nada tinggi memperlihatkan bon yang ditemukan ditempat sampah, Soo Hyun berusaha menjelaskan tapi Hye Rim memperlihatkan buku yang ada disamping tempat tidurnya.
Dan buku ini, tentang cinta masa lalu! Lalu pencarianmu, tentang cinta masa lalu! Kenapa tiba-tiba kau berpikir tentang cinta masa lalu? Itu semua Karena Clare, kan? Dia kembali, makanya kau mencari dan membaca hal seperti ini!” kata Hye Rim mengeluarkan semua rasa cemburunya. 

Soo Hyun dengan tenang bertanya bolehkan ia memulai bicara sekarang, Hye Rim menyuruh Soo Hyun bicara karena menurutnya hanya mendengar semua alasan saja. Soo Hyun mengangkat foto box membenarkan kalau ia membuka box itu kembali karena ada yang dicarinya.
Aku ingin membuat omelet yang kau suka dan punya resep dari teman kamarku dulu yang jago memasak, resepnya ada di dalam sini. Apa kau tak percaya? Haruskah aku memasakkannya untukmu sekarang?” ucap Soo Hyun, Hye Rim lalu menanyakan foto dengan Clare terselip disana.
“Jadi Foto Clare ada di sana? Kau seharusnya membuang itu, karena sudah tidak berguna.” Kata Soo Hyun, Hye Rim melirik seakan tak percaya.
“Lalu Kalung ini, aku membelinya untuk seorang wanita Dan aku sudah memberikan padanya.” Ucap Soo Hyun memperlihatkan bonnya, Hye Rim bertanya siapa dan menurutnya itu Clare dan terlihat makin marah.
Soo Hyun mengatakan kalau itu Hye Rim, Hye Rim melihat kalau Soo Hyun itu bercanda. Soo Hyun menjelaskan kalau itu anjing Pomeranian yang dimilikinya, Hye Rim terdiam. Soo Hyun menyindir Hye Rim itu datang kerumahnya tapi tidak melihatnya karena anjingnya itu memakai kalungnya. Hye Rim teringat saat mengelus anjingnya ada kalung yang melingkar di lehernya.

Setelah itu Soo Hyun mengangkat dua buku yang dibawa Hye Rim kalau ia membaca buku itu karena pasienya, yaitu seorang wanita  yang mengalami kesulitan karena dicampakan oleh pacarnya, jadi pasienya itu terus mereferensikan buku ini selama sesi konseling Jadi ia membacanya agar memahami itu.
Aku kira kau tidak melihat buku di setelah itu,  Aku membacanya karena dirimu. Penjelasan selesai. Kau sudah tidak salah paham lagi kan sekarang?” kata Soo Hyun dengan menyandarkan badannya, Hye Rim terdiam karena melihat Soo Hyun yang membaca buku tentang Shamanisme demi dirinya. 


Prof Bae melihat Seung Chan akan kembali ke meja receptionist memanggilnya agar mencarikan tiket pesawat. Seung Chan langsung mengerti, Prof Bae heran karena Seung Chan tak bertanya kemana tujuanya pergi. Seung Chan bertanya kemana Prof Bae akan pergi. Prof Bae mengatakan akan pergi ke Alaska dan akan pergi dalam tiga minggu untuk melakukan daftar keinginannya. Seung Chan mengerti.
Tunggu. Apa Tidak ada lagi yang ingin kau tanyakan?” tanya Prof Bae, Seung Can mengatakan tak ada seperti tak peduli lagi apapun lalu kembali ke meja receptionist. Prof Bae melotot kaget melihat sikap Seung Chan. 

Seung Chan datang membawakan tiket perjalanannya, Prof Bae melihat harga tiketnya sangat mahal. Seung Chan membenarkan karena itu tiket untuk dua penumpang jadi bisa pergi bersamanya dan bertanya apakah ia boleh pergi bersamanya. Prof Bae tersenyum menurutnya sangat  membantu kalau Seung Chan bisa ikut.
Tapi aku mencari tahu tentang sesuatu di Alaska. Ini mungkin tak masalah untuku tapi tak tahu denganmu” kata Seung Chan, Prof Bae pun menanyakan kenapa Seung Chan berpikir seperti itu.
Well, kau harus ada di pesawat selama 15 jam. Apa kau akan baik-baiksaja? Kau memiliki sakit kanker. Daripada itu semua kita harus pergi kota Fairbanks jika ingin melihat matahari terbit Tapi matahari jarang kelihatan terbit ketika musim dingin jadi mungin akan terasa malam sepanjang waktu, Dan juga, suhunya bisa menurun ke minus 24 derajat celsius.” Jelas Seung Chan, Prof Bae bertanya apa sebenarnya yang ingin dikatakan Seung Chan.

Selain itu, cuaca akan sering berubah-ubah. Ada badai angin, badai, dan bahkan hujan es. Ini benar-benar terlihat cukup ekstrim. Oh yah... Kau bilang kau juga ingin lihat Machu Picchu, kan? Itu 2,400 meter di atas permukaan laut, Kau bahkan mengalami kesulitan bahkan mendaki bukit di sini.” Kata Seung Chan melihat buku panduanya.
Prof Bae pun hanya bisa diam, Seung Chan menutup bukunya memberitahu  ada cara kau dapat memecahkan semua masalah itu. Prof Bae menegaskan tak akan mau melakukan operasi, Seung Chan berusaha menyakinkan Ada 30 persen kesempatan Prof Bae bisa pulih kembali dan itu bukan hanya “30 persen” tapi ini adalah "30 persen keseluruhan!" jadi Prof Bae tak bisa mengabaika hal itu.
Prof Bae menegaskan kalau itu adalah hidupnya dan juga keputusanya serta tidak ingin hidup seperti itu, jadi ia tetap akan pergi ke alasa 3 minggu dari sekarang untuk melihat matahari terbit tak peduli Seung Chan mau ikut atau tidak denganya. Seung Chan pun hanya bisa menghela nafas sambil menatap Prof Bae yang tak mau mendengarnya. 


Hye Rim baru selesai memberikan minuman untuk pelangganya, Yoo Rim dan Ji Ho masuk ke cafe dengan membawa dua koper. Hye Rim melirik sinis, Keduanya langsung terdiam karena disambut dengan lirikan sinis, Hye Rim langsung menyuruh keduanya naik ke lantai atas.
Di lantai tiga, Hye Rim memberikan secangkir teh karena bagus untuk hormon kehamilan wanita. Ji Ho meminta untuk minum air, Hye Rim dengan ketus mengatakan Ji Ho tidak bisa minum air itu di rumahnya lalu mengomel karena membiarkan adiknya yang membawa barang berat karena itu sangat berbahaya bagi wanita hamil.
Sudah berapa bulan kehamilanmu? Ahh..Tidak, mungkin belum terlalu lama. Sudah berapa minggu?” tanya Hye Rim ingin tahu
Apa yang aku lakukan? Kapan aku harus beritahu kalau aku tidak hamil?gumam Yoo Rim kebingungan.
“Aku membeli susu, ikan teri dan keju.  Struktur tulang bayi mulai terbentuk sekarang. Jadi kau harus makan makanan yang banyak kalsiumnya. Kau juga Minum air putih, makan buah dan sayuran juga Dan jangan olahraga berlebihan, mengerti?” ucap Hye Rim lalu melihat jamnya harus segara pergi sekarang.

Yoo Rim bertanya mau kemana mereka. Hye Rim mengatakan  sudah buat perjanjian untukmu di OB/GYN karena harus tahu anak itu dalam posisi yang benar dan tidak ada masalah. Yoo Rim kaget kakaknya mau mengajaknya ke dokter. Hye Rim menarik adiknya untuk pergi, Yoo  beralasan kalau ini baru awal kehamilannya, jadi masih merasa baik-baik saja. Hye Rim memberitahu akan lebih berbahaya karena diawal kehamilan dan juga arus melihat jika akannya baik-baik saja jika detak jantungnya sangat baik. Yoo Rim berusaha menahanya.
Tapi Hye Rim kembali memarahi Ji Ho sebagai ayah tak melakukan apapun dan menarik adiknya untuk pergi. Yoo Rim dan Ji Ho kebinggungan, Hye Rim terus menarik adiknya untuk segara turun. 


Seung Chan melihat Hye Rim yang menarik-narik adiknya menuruni tangga, tiba-tiba  kakak beradik itu pun jatuh dari tangga karena saling tarik menarik. Seung Chan dan Ji Ho bingung untuk membantunya. Yoo Rim mengeluh perutnya terasa sakit, Hye Rim panik dan menanyakan apakah bayinya baik-baik saja.
Aku sedikit merasa tertusuk dibagian perut” ucap Yoo Rim, Hye Rim yang panik langsung menyuruh Seung Chan menghubungi ambulance segera.
Yoo Rim berusaha menghalanginya, Seung Chan tetap menelp 119 untuk memanggil ambulance kalau ada wanita hamil dan terjatuh  dari tanda lalu merasa sakit dibagian perutnya. Yoo Rim berteriak “tidak” Hye Rim bertanya apa disangkalnya. Yoo Rim mengatakan itu tentang bayinya kalau ia tak hamil.
Hye Rim mengerutkan dahinya, Yoo Rim meminta maaf karena sudah bohong. Hye Rim tiba-tiba tertawa dan merasa tak mengerti bisa tertawa mendengarnya lalu pergi ke lantai tiga. Ji Ho dan Seung Chan binggung karena Hye Rim tak marah tapi malah tertawa. Yoo Rim binggung karena berpikir kakaknya sudah mulai gila. 

Soo Hyun sudah duduk didalam restoran, Seung Chan datang dengan pria yang sudah memiliki uban dibagian rambutnya. Soo Hyun berdiri tapi wajahnya terlihat dingin ketika keduanya duduk. Tuan Choi menanyakan ada apa dengan ekspresi anaknya, sepertinya tidak senang bertemu ayahnya yanng tak pernah bertemu cukup lama. Soo Hyun hanya diam.
Pelayan memberikan buku menu, Tuan Choi memesan dua menu A Courses lalu bertanya pada Seung Chan apa yang ingin dimakanya, Seung Chan dengan senyuman bahagia memilih menu B Course. Soo Hyun hanya bisa menghela nafas karena ayahnya tak menanyakan padanya dan langsung memilih saja. 

Apa kerjaannya lancar? Aku dengar kau juga mengajak adikmu bekerja. Kau bahkan tidak bisa menjaga adikmu dengan benar, sebagai seorang kakak. Tidak adakah tempat yang lebih baik untuknya bekerja?” kata Tuan Choi, Seung Chan pikir  belum siap untuk hal seperti itu.
Karena aku sudah menghabiskan banyak uang, mengirimmu belajar ke luar negeri. Kau seharusnya melakukan sesuatu yang lebih hebat! Tapi kau hanya jadi konselor sialan yang menghasilkan sedikit uang. Apa hanya itu saja yang bisa kau lakuan?” keluh Tuan Choi, Soo Hyun hanya diam.
Kau bahkan tidak bisa menjawabku? Ini sungguh Mengecewakan! Ini mungkin karena kau mirip dengan ibu sialanmu itu.” Ejek Tuan Choi, Soo Hyun hanya tertawa mendengarnya. Tuan Choi bertanya kenapa Soo Hyun malah tertawa.
Kau masih sama, bertingkah semaumu karena kau sudah tua.” Ucap Soo Hyun, Seung Chan tak percaya kakaknya begitu berani bicara dengan ayahnya.
“Apa Kau tahu bahwa aku tidak bisa makan tiram, tapi kau malah memesan hidangan tiram untukku?” ucap Soo Hyun, Tuan Choi berdalih kalau Soo Hyun masih membahas kalau ia tak bisa makan tiram diusianya sekarang.
Kau harus bertindak sesuai usiamu dan berhenti bersikap pilih-pilih!” kata Tuan Choi mengejek
“Aku tahu, aku sudah sudah dewasa jadi  mengapa kau memperlakukan aku seperti anak kecil?” balas Soo Hyun dingin Tuan Choi marah karena Soo Hyun berani melawanya,
“Kau bilang Seorang konselor? Mengapa kau peduli dengan caraku bertahan hidup? Lalu kau mengatakan mengirimku belajar ke luar negeri? Kau tidak pernah menghabiskan satu sen pun untuk membantuku.” Tegas Soo Hyun  
Kau pikir kau akan bisa pergi jika aku tidak mengizinkan itu?” ucap Tuan Choi dengan nada tinggi
Aku belajar di luar negeri dengan uang yang aku peroleh sendiri! Kau tidak melakukan apapun dan  berkontribusi dengan hal itu” kata Soo Hyun dengan nada tinggi. Tuan Choi kaget anaknya memanggil “kau” Seung Chan menegur kakaknya yang berbicara seperti itu ayahnya karena merek sudah lama tak bertemu.
Kita perlu belajar untuk memiliki karakteristik seseorang menjadi seorang ayah yang berkualitas. Yang kau lakukan adalah memperlakukan anakmu seolah mereka bawahanmu Dan menunjukkan statusmu karena kau cukup kaya! Seseorang yang melakukan apa yang dikehendakinya sepanjang waktu dan ingin diperlakukan sebagai seorang ayah sekarang?!!” ucap Soo Hyun meluapkan rasa kesalnya. Tuan Choi mulai mengumpat.
Apa kau tahu kenapa aku belajar di luar negeri? Aku ingin pergi jauh sebisaku, sejauh-jauhnya darimu. Aku bahkan tidak tertawa ketika aku tertawa. Mengapa, kau mungkin bertanya hal itu? Aku hanya melakukannya karena kau menekanku.” Tegas Soo Hyun lalu berdiri mempersilahkan keduanya makan menu yang lezat untuk makan siangnya.
Kau harus hidup lama..jika kau ingin memuaskan keserakahan luar biasamu itu.” Ucap Soo Hyun lalu pergi meninggalkan keduanya. Seung Chan ikut keluar mengikuti kakaknya. 


Seung Chan menarik kakaknya dan bertanya kenapa kakaknya bisa melakukan itu, Soo Hyun mendorong adiknya untuk menjauh. Seung Chan menarik kakaknya kembali, merasa tak percaya kalau Soo Hyun mengatakan hal itu pada seorang yang sudah berada diusia senja.
Ini antara aku dan ayah...Pria sepertimu, yang selalu dicintai saat masih kecil dan yang diizinkan melakukan semaunya, tidak punya hak mengatakan ini padaku.” Tegas Soo Hyun dengan mata melotot
Kaulah yang mendorong kami pergi! Tentang Ayah... Aku tidak tahu tentangnya, tapi ibu dan aku berupaya yang terbaik. Kami berusaha keras untuk melihat bagaimana kita bias akrab denganmu dan baik padamu. Tapi siapa orang yang mendorong Ibu dan aku untuk pergi? Itu kau!!!! Pada kenyataanya bahwa keluarga kita jadi seperti ini, itu karena mu. Ini semua kesalahanmu.” Tegas Seung Chan merasa dirinya sudah dekat dengan kakaknya lalu kembali masuk ke dalam restoran. 

Soo Hyun kembali kerumah, duduk diatas meja kerjanya membaca, pesan dari ibunya Soo Hyun, aku minta maaf. Apa yang bisa aku lakukan agar kau memaafkanku? Ia mengingat kembali saat diruang konsultasi melempar semua barang dilantai meminta agar jangan pernah datang lagi. 

Soo Hyun pergi ke hotel lalu ke di bagian receptionist untuk memberitahu kamar tempat Ny. Seo Yeon Hui tinggal. Pegawai hotel menanyakan hubungan dengan Nyonya Seo.  Soo Hyun terlihat diam karena tak bisa mengatakan apapun lalu tak sengaja melirik ke arah lobby ada ibunya duduk disana. Akhirnya ia memberitahu pegawai hotel kalau sudah menemukannya.
Nyonya Seo mengangkat telp dari anaknya dan mengatakan  akan kembali beberapa hari. Soo Hyun yang tadinya ingin mendekat malah terhenti. Nyonya Seo dengan penuh perhatian bertanya apakah anaknya sudah makan lalu memarahi karena makan makanan instant, menyuruhnya makan sup yang sudah ditinggalkanya dalam kulkas.
Soo Hyun masih diam mendengar pembicaran dengan anaknya. Nyonya Seo  kembali bertanya Bagaimana dengan sekolahnya dan memujinya karena hanya bisa mendapatkan dua tempat kuliah yang inginkanya. Soo Hyun memilih untuk pergi karena ibunya akan pergi dan bersama dengan anak yang lainya.
bersambung ke part 2  

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar