PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 08 April 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 14 Part 1

Mo Yun tak bisa menahan rasa kagetnya saat pintu ambulance baru dibuka, sosok Shi Jin dengan berada disekujur tubuhnya terbaring didalamnya. Orang yang paling disayanginya tak sadarkan diri dengan penuh darah karena luka tembak.
Dengan beberapa perawat mendorong Shi Jin masuk ruang UGD, air mata Mo Yun mengalir meihat Shi Jin terbaring tak sadarkan diri. Ia meminta Shi Jin untuk membuka mata dan menatapnya, lalu bertanya apakah Shi Jin bisa mendengar suaranya sekarang. Shi Jin hanya diam saja.
Kenapa kau menemuiku dengan keadaan yang seperti ini? Aku mohon buka matamu!” ucap Mo Yun tapi Shi Jin tetap saja terdiam. 

Flash Back
Shi Jin mengangkat pistolnya dengan mengarakan pada Senior Letnan Ahn Jung Joon, lalu bertanya alasan ada di Korea Selatan. Jung Joon sudah mengangkat tangan mengatakan tak percaya pada timnya jadi ia sengaja datang untuk menemui temannya dan meminta agar dibawa ke kembali ke Korea Utara.
Dae Young sempat melirik pada Shi Jin, lalu pikir Jung Joon datang  karena Suaka Diplomatik. Tiba-tiba terdengar suara tembakan yang mengenai tubuh Jung Joon, sebuah mobil datang dengan senapan panjang yang ditembakan. Dae Young dan Shi Jin sempat mengeluarkan tembaka lalu berlindung dibalik mobil.
Baku tembak terjadi beberapa kali, Shi Jin melaporkan sedang diserang dan memerlukan bantuan. Dae Young melihat Jung Joon dibawa melaporka kalau target dari orang tersebut adalah Senior Letnan Ahn. Shi Jin melihat langkah kaki yang membawa Jung Joon ke dalam mobil lalu beberapa kali mengeluarkan tembakan ke arah ban mobil.
Dae Young juga menembakan ke bagian belakang mobil sampai kaca mobil pecah, Shi Jin berusaha berlari mengejar mobil yang membawa kabur Jung Joon dengan sekuat tenaga. 

Chi Hoon memberikan bantuan oksigen, dan melihat di monitor  Tekanan darah menurun dan sempat mengeluarkan garis lurus. Mo Yun meminta untuk alat kejut jantung 150 joule lalu menaruh didada Shi Jin, tapi tetap detak jantung tak terlihat. Mo Yun kembali menaikan jadi 200 joule. Chi Hoon memberitahu Tekanannya tak kembali normal.
Mo Yun tak mau menyerah dengan menekan bagian dada Shi Jin untuk mengembalikan detak jantungnya sambil memohon agar bisa kembali normal. Suara dari alat monitor semakin nyaring.
Flash Back
Shi Jin bisa melompati dari satu mobil ke mobil lainnya dan berdiri tepat dijalur mobil yang membawa kabur Jung Joon dengan siap menembakan pistolnya. Dae Young bertanya apakah Shi Jin masih punya pelurunya, Shi Jin melihat masih punya sisi 1 tembakan dan akan menghentikan mobilnya, lalu mulai menghitung mulai dari jarak 10 meter, 5 meter... lalu langsung menembakan alat pemadam kebakaran.
Asap pun mulai keluar yang membuat kabur pengelihatan, terdengar tembakan beberapa kali dan Shi Jin terkena dibagian perut dan langsung terjatuh. Mobil langsung membentur mobil lainya karena tak bisa melihat arah jalan dengan jelas. Shi Jin terkapar dan matanya bisa melihat bayangan temanya yang berlari ke arahnya, Dae Young berlari dengan cepat melihat keadaan Shi Jin yang terkapar dengan luka tembak. 

Mo Yun terus berusaha menekan dada Shi Jin, sambil memohon agar tak seperti ini padanya, lalu menangis sambil mengomel Shi Jin orang yang jahat sekali jadi memohon agar bangun sekarang juga. Tapi Shi Jin detak jantung Shi Jin belum juga kembali. Mo Yun akhirnya menyerah menekan dada Shi Jin agar kembali berdetak lalu menangis.
Shi Jin tiba-tiba berbicara kalau ia merasa sangat sakit sekali dengan nafas terengah-engah. Chi Hoon memberitahu Tekanannya kembali. Mo Yun langsung menanyakan apakah Shi Jin sudah sadar dan ia sedang berada dimana. Shi Jin membuka matanya tapi tak menjawabnya. Mo Yun bertanya kembali apakah Shi Jin bisa mendengar dan melihatnya. Shi Jin menanyakan keberadaan Jung Joon.
Mo Yun berteriak binggung dengan pertanyaan pacarnya. Shi Jin memberitahu Jung Joon adalah Pasien luka tembak yang juga datang bersamaan dengannya, lalu bertanya apakah pasien itu masih hidup. Mo Yun berteriak kesal menanyakan siapa orang itu.
Apa kau masih bias mengkhawatirkan orang lain sekarang? Kau juga sedang sekarat! Jika aku menaikkan joule-nya tadi, kau pasti sudah mati! Kau akan mati!” jerit Mo Yun kesal sambil menahan tangisnya.
Kau terlihat... seperti sesuatu yang super cantik.” Goda Shi Jin walaupun terlihat masih susah berbicara. Mo Yun mengumpat Shi Jin yang masih bisa bercanda dengan keadaan seperti sekarang.

Shi Jin mencoba untuk bangun dari tempat tidurnya, mengatakan kembali tentang pasien luka tembka yang datang bersamanya. Mo Yun heran melihat Shi Jin yang berusaha untuk bangun, lalu bertanya siapa yang sedang dibicarakan itu, apakah pria itu adalah musuhnya dan berpikir pria itu yang sudah menembak Shi Jin sampai seperti ini. Shi Jin menyangkalnya kalau Pria itu adalah teman dekatnya, lalu menanyakan keberadannya sekarang. Mi Jin berlari masuk ruang UGD memberitahu Mo Yun dengan nada panik kalau pasien yang datang bersama Shi Jin melakukan masalah besar


Semua perawat dan dokter melangkah mundur dan terlihat sangat ketakutan, Jung Joon menyandera Ja Ae dengan mengancam tak boleh ada yang mendekat kalau tidak akan membunuh semua yang ada di sini. Seorang pria berjas sudah mengacungkan pistolnya ke arah Jung Joon. Ja Ae memberitahu kalau Jung Joon tak diobati maka akan mati karena sudah  mengalami pendarahan hebat.
Jung Joon menyuruh Ja Ae diam saja dengan pisau bedah siap menusuk lehernya, Shi Jin datang langsung menurukan pistol yang diarahkan pada Jung Joon, memberitahu mereka sudah menurunkan pistol jadi meminta agar Jung Joon bisa diobati sekarang. Jung Joon tak akan mungkin bisa percaya pada dokter korea selatan.
Apa kau bisa menjamin keselamatanku di ruang operasi?” ucap Jung Joon terus mengancam dengan pisau bedah ke leher Ja Ae.
Yang harus kau khawatirkan adalah apa yang terjadi di luar ruang operasi. Entah kau adalah dipihak Selatan atau pun Utara, hanya dokter lah yang bisa menyelamatkanmu sekarang.” Kata Shi Jin
Aku tak membutuhkannya.” Ucap Jung Joon dengan mengarahkan pisau ke depanya dan meminta semua tak boleh ada yang bergerak.
Jung Joon langsung jatuh lemas dilantai rumah sakit, semua menjerit kaget. Ja Ae memeriksa keadaan pasien dan memberitahu Jung Joon mengalami trauma. Mo Yun memerintahkan agar membawa Jung Joon ke ruang operasi no. 4 karena Sung Hoon sudah ada disana. 

Ketika akan pergi, Shi Jin menahan tangan Mo Yun memohon padanya, Mo Yun menatap Shi Jin yang penuh darah di sekujur tubuhnya. Shi Jin meminta agar Mo Yun yang mengoperasi langsung Jung Joon. Mo Yun memerintahkan semua dokter dan perawat agar mendengarnya baik-baik.
Sebelum kondisinya membaik, ikat dia di tempat tidurnya. Jika dia mematahkan sesuatu, pasangkan gips pada tangannya Jika dia tak bias menurut, pukul saja dia.” Perintah Mo Yun pada semua dokter dan perawat lainnya untuk melakukan pada Shi Jin, lalu menghempas tanganya dan pergi meninggalkanya. 

Sang Hyun ikut dalam operasi mengucap syukur karena jantung Jung Joon tak mengalami pneumothorax serta Detakan jantungnya juga normal. Mo Yun sudah mengeluarkan tiga buah peluru yang ada ditubuh Jung Joon lalu meminta agar diberikan pisau bedah, tak sengaja ia melihat ada luka jahit dibagian lengan, Sang Hyun ikut melihatnya berpikir itu bekas luka tembak. Mo Yun pikir ada sesuatu didalam luka tersebut. Jung Joon pun masih tak sadarkan diri dengan alat yang dimasukan ke mulutnya. 

Seluruh tempat kejadian sudah di berikan garis polisi Dae Young melaporkan pada Byung Soo kalau Kapten Ahn Jung Joon adalah Pasukan Khusus Korea Utara dan ditugaskan untuk menjaga VIP yang ia dengar Jung Joon  akan bertugas dalam pertemuan kedua negera nanti.
Si brengsek yang sedang berlibur di Seoul malah diserang.”ucap Byung Spp
Senior Letnan Ahn sedang dikejar dan mereka adalah orang yang mengejarnya. Melihat lengan, fasilitas, kondisi fisik dan taktik mereka, mereka sepertinya orang terlatih.” Kata Dae Young melirik para bule yang membawa Jung Joon sedang diperiksa sekujur tubuhnya.
Mereka bukan orang Amerika, sepertinya mereka orang Rusia.” Pikir Byung Soo 

Identitas mereka telah dikonfirmasi. Mereka adalah pasukan militer untuk Kedutaan Matagonian.” Ucap Seorang penjaga lainya, Dae Young sempat kaget karena pasukan Keamanan Kedutaan
Mereka bilang, Senior Letnan Ahn telah memalsukan pasport Matagonian Karena itulah mereka mengejarnya.” Jelas si penjaga
Petugas Kedutaan melakukan kekacauan ini hanya karena pasport palsu? Alasannya terlalu munafik.” Pikir Dae Young
Penjaga lain menjelaskan mereka tak punya pilihan Menurut hukum, korea selatan tak memiliki hak menghukum WNA. Byung Soo pikir sekarang  hanya bisa menggali informasi dari Senior Letnan Ahn. Woo Geum datang melapor bahwa Rumah sakit baru menelepon, kalau operasinya sudah selesai. Dae Young terlihat tegang mengangguk mengerti. 


Shi Jin sudah mengunakan pakaian operasi bertanya bagimana dengan wajah tegang. Mo Yun malah bertanya balik bagaimana apa dengan nada ketus. Shi Jin menanyakan tentang operasi yang dilakukan Mo Yun pada Jung Joon. Mo Yun menghela nafas panjang
Dia sudah selamat. Dan sekarang sudah dipindahkan ke kamar inap. Tapi Dia masih belum sadar.” Ucap Mo Yun yang membuat Shi Jin bisa bernafas lega dengan menyadarkan badannya dikasur.
Selain pasien itu, ada juga pasien lain yang selamat dari sekarat. Sepertinya pasien itu hanya menganggapku dokter sekarang. Dokter itu, 1 jam lalu, merasa seperti dalam neraka melihat pacarnya.” Sindir Mo Yun, Shi Jin hanya bisa tertunduk dan meminta maaf.
Hanya itu yang kau ucapankan, Apa Kau tak ingin menjelaskannya? Apa kau tak ingin bertanya bagaimana dengan perasaannku? Bahkan kau dengan teganya malah bertanya tentang keadaan orang lain.” Ucap Mo Yun kesal akhirnya menyuruh Shi Jin cepat sembuh kalau tidak akan membunuhnya.
Setelah itu ingin memberikan sesuatu ditanganya, karena mengakui kemarahnya sudah mereda sekarang. Shi Jin ingin mengambilnya tapi beberapa orang masuk kedalam ruangan yang membuat Mo Yun menarik kembali tanganya.

Kenapa pasien ini di bawa ke sini?” tanya Mo Yun binggung karena Chi Hoon membawa Jung Joon ke dalam ruangan. Dae Young datang memberikan hormat dulu pada Shi Jin.
Mulai sekarang, aku lah yang bertugas menjaga kamar pasien ini. Kami akan melakukan pembatasan area. Mohon kerja samanya.” Kata Dae Young
Beberapa saat kemudian, Dae Young menemui Mo Yun yang sudah menunggunya. Mo Yun pikir Shi Jin sengaja meminta untuk mengoperasi Jung Joon karena benda yang ada ditanganya. Dae Young mengambil benda yang ditemukan Mo Yun pada sebuah tempat. Mo Yun menceritakan sudah mengeluarkannya dari tubuh pasien itu. Dae Youn melihat isinya adalah SD Card. 


Eun Ji sambil menopang dagu seperti tak percaya mendengar cerita yang terjadi dirumah sakit. Perawat lain mendengar gosip yang beredar, bahwa pasien itu adalah tentara Korea Utara. Eun Ji bertanya pada perawat itu apakah ia rela mengobati orang Korea Utara.
Tentu saja. Kita harus mengobatinya. Kita sudah mengoperasinya tadi.” Kata Chi Hoon sedang  melihat ke arah komputer.
“Apa Kau tak takut? Dia kan punya luka tembak. Aku mungkin akan gila jika mengalami sitausi seperti tadi.” Pikir Eun Ji
Kami bahkan mengalami hal yang lebih buruk lagi di Urk. Semua tentara membawa senjata. Hanya terdengar, "Hormat dan  lapor". Angkat tangan, jika kau bergerak, kami akan menembakmu.” Cerita Chi Hoon sambil memperagakan dengan seperti memegang pistol.

Eun Ji sempat ketakutan lalu mengejek Chi Hoon itu pembohong, Ja Ae datang memberitahu kalau ia juga memukulnya dan mengejek Eun Ji yang tak pernah menonton berita jadi meminta agar menjaga omongan sekarang. Tiba-tiba, Sang Hyun berteriak memanggil Ja Ae dengan wajah panik memegang lengannya.
Kudengar kau disandera! Apa Kau baik-baik saja? Kau terluka? Di mana si brengsek itu! Akan kubunuh dia!” teriak Sang Hyun  marah
Dia adalah pasien yang telah diselamatkan oleh Dr. Song.” Kata Ja Ae
Jadi, dia adalah pasien yang aku operasi tadi?” ucap Sang Hyun lal menampar wajahny sendiri sambil mengumpat dirinya itu , Heo Joon atau Schweitzer. Ja Ae mengeluas rambut Sang Hyun merasa kasihan. 


Eun Ji mengejek keduanya terlihat berlebihan, lalu membahas tentang pacar Shi Jin yang datang dengan pasien dari Korea Utara, bahkan koridor rumah sakit jadi penuh dengan orang yang berjaga-jaga dengan jas hitam.
Bagaimana kau bisa pacaran dengannya? Dia itu siapa ?” ucap Eun Ji penasaran
“Apa Kau bertanya padaku? Aku saja tak tahu siapa sebenarnya dia itu.” Jawab Mo Yun karena benar-benar tak mengetahui lalu melihat ponselnya kalau Ketua rumah sakit memanggilnya lalu pergi. Ja Ae ingin memberitahu tapi Mo Yun sudah berjalan dengan cepat.
Kenapa dia tak bias mendengarkanku sama sekali?” keluh Eun Ji kesal seperti tak dianggap oleh Mo Yun

Chi Hoon bertanya apa yang dibawa Ja Ae dalam kotak, Ja Ae memberitahu semua itu barang-barang milik pasien yang baru mereka operasi. Semua langsung mengerubungi, Chi Hoon mengambil salah satu pulpen dan menjerit bahagia  karena semua itu barang-barang dari Korea utara, lalu mencoba mencoret-coret dibuku tapi ternyata tak ada tintanya.
Saat tintanya habis, kau harus menjilat ujungnya dulu.” Kata Sang Hyun sudah siap menjilat bagian ujungnya.
Aku yang akan menyimpannya” kata Dae Young datang dan langsung mengambil pulpen dari tangan Sang Hyun, setelah itu membisikan sesuatu dikupingnya.
Sang Hyun hanya menganguk mengerti dan membiarkan Dae Young membawanya. Chi Hoon bertanya apa yang dikatakan Dae Young, Sang Hyun memberitahu pena itu bukanlah pena biasa tapi tintanya berisi racun dan ia hampir saja mati. Chi Hoon panik melihat Sang Hyun tiba-tiba jatuh lemas. Ja Ae memukul Sang Hyun yang ikut jatuh bersama.


Suk Won menyuruh penjaga agar minggir, tapi penjaga tetap berdiri menjaga koridor dengan pasien Shi Jin dan Jung Joon dari korea utara. Suk Woon marah kalau bukan hanya RS. Haesung saja yang ada di Gangnam dan berteriak kalau rumah sakitnya itu sangat mahal
Kami hanya melakukan tugas,Tolong kerja sama anda.” Kata penjaga, Sek Suk Won memberikan berkas yang dikirimkan pihak kemanan pada mereka. Suk Won berteriak pada sekertarisnya kalau itu bukan tugas mereka.
Memangnya siapa pacar Dr. Kang hingga mereka bisa seenaknya begini? Dan siapa pasien yang dia bawa itu? Apa mereka bertengkar? Siapa yang menang?” tanya Suk Won pada Mo Yun
Entahlah... Aku juga tak tahu” jawab Mo Yun
Ah, pacarmu pasti kalah. Aku tahu dia pasti yang kalah. Kau pikir hanya dia yang bisa melakukan kemiliteran.” Jerit Suk Woon kesal. Sek tak percaya Suk Won itu  pernah ikut WaMil (Wajib Militer)
Suk Won makin kesal sambil bertanya dirinya itu siapa memang. Sek-nya dengan polos menjawab ketua rumah sakit. Suk Won kesal karena bukan itu yang dimaksud. Petugas kemanan meminta agar mereka menjaga ketenangan dirumah sakit, Suk Won berteriak menyuruh semua penjaga itu diam karena itu rumah sakit miliknya. Penjaga pun hanya bisa menghela nafas mendengar teriakan Suk Won.
“Dr Kang.... Kau yang harus bertanggung jawab, baik itu sebagai dokter atau wali pasien.” Tegas Suk Won lalu mengajak Sek pergi. Mo Yun hanya bisa menghela nafas panjang diberi tanggung jawab besar. 

Didalam ruangan
Byung Soo dan penjaga lainnya sudah berdiri ditengah-tengah kamera yang merekamnya. Shi Jin duduk didepan Jung Joon memperkenalkan diri sebagai Pasukan Khusus Korea Selatan, lalu bertanya pada Kapten Ahn Jeong Joon, apa yang sedang dilakukan di Korea Selatan. Jung Joon hanya menatapnya lalu membuang muka tak menjawabnya.
Alasan apa yang membuat kau masuk ke Korea Selatan? Siapa yang memerintahkanmu?” ucap Shi Jin, Jung Joon tetap saja diam tak mau menatap Shi Jin
Apapun alasanmu itu, akan menjadi masalah jika kau terus berbaring di sini. Bukannya begitu? Kapten Ahn Jeong Joon, aku bertanya berdasarkan Perjanjian Jenewa, apakah yang kau cari itu merupakan urusan politik?” kata Shi Jin, Jung Joon sempat melirik lalu memejamkan matanya.

Dia tak mungkin buka mulut. Jika kau tak mau bicara, kenapa kau tak tinggal di Utara saja!! Apa dia pernah membuka mulutnya?” ucap Byung Soo menahan amarahnya.
Sama seperti yang aku laporkan tadi. Dia meminta untuk dikirim ke Korea  Utara.” Kata Shi Jin
Dia berlarian ke sini hanya untuk meminta dikirim kembali ke Utara? Yang benar saja. Aku tak tahu apa alasanmu. Tapi, karena rute resmi Cina atau Rusia telah diblokir, Dia memilih rute paling bahaya langsung ke rute Selatan. Suaka Diplomatik adalah satu-satunya cara yang dia pilih. Kami akan menyambut dengan baik jika kau jujur pada kami. Buatlah pilihan bijak. Kami akan memberikanmu waktu.” Ucap Byung Soo lalu memerintahkan agar Jung Joon diberikan layanan pengobatan.


Dae Young membawa semua barang-barang pribadi milik Jung Joon ke ruangan yang sudah banyak monitor didalamnya, menurutnya Jika liburan Jung Joon  hanyalah modus untuk menutupi Black misinya, menurutnya file yang dibawanya itu  akan menjawabnya. Penjaga lain mengambil SD Card dan akan segera menyelidikinya.
Byung Soo menghela nafas merasa masalah sekarang membuatnya menjadi semakin gila. Dae Young bertolak pinggang memikirkan semua kejadian yang terjadi sebelumnya. Byung Soo bertanya pada Woo Geum apakah Jung Joon sudah mengatakan sesuatu. 

Senior Letnan Ahn tetap diam. Kapten Yoo berusaha memancingnya.” Kata Woo Geum
Apa yang dia katakan? Apa dia melakukan negosiasi dengan melibatkan keluarga?” tanya Byung Soo
Sebenarnya, Dia bilang, bahwa dengan tambahan cuka dan mustard mie-nya akan enak. Mereka sedang membicarakan naengmyeon. Ini adalah resep eksklusif Senior Letnan Ahn.” Ucap Woo Geum
Dae Young yang mendengarnya menahan tawanya, Byung Soo berteria marah karena mereka semua diminta untuk melapor, tapi dua pasien itu  malah asik berbagi resep, lalu mengeluh memiliki seorang kapten seperti Shi Jin yan memiliki sifat ceroboh, terdengar ponselnya berdering. 


Sambil memperlihatkan ponselnya pada semua anak buahnya, Byung Soo berteriak apa yang harus dilakukanya sekarang. Dae Young kembali menahan tawanya karena melihat Byung Soo terlihat panik menerima telpnya. Byung Soo langsung mengangkat telpnya dengan suara seperti tentara.
Kepala Luar negeri menerima informasi kalau Pasukan Byung Soo masih belum mendapatkan infomasi apapun, lalu mengejek laporan itu yang dibuatnya. Lalu memberitahu Pertemuan akan dilaksanakan besok, terlihat seorang pria berjas didalam mobil melihat keluar jendela.
Perwakilan Korea Utara sedang dalam perjalanan sekarang. Jika kita tak menyerahkan Ahn besok, maka mereka akan bertindak. Lalu, kita harus bagaimana?” ucap Kepala Luar Negeri.
Perwakilan Korea Utara baru saja memasuki Seoul.” Kata Sekertarisnya melapor.
“Benarkah? Apakah Pyeongyang sangat dekat dengan Seoul?” keluh Kepala Luar Negeri heran lalu berbicara di telp agar Byung Soo bisa bergerak cepat dan melaporkan padanya.
Dia hanyalah letnan senior, dan bukanlah Komandan. Tak mungkin dia bisa menjaga VIP dari kedua Utara dan Selatan. Apa Kau pikir dia bisa? Tapi Sebenarnya dia itu siapa?” kata kepala Luar Negeri heran. 

Petugas kemanan membawa data yang sudah ditemukan, memberitahu  Kapten Ahn masuk dalam daftar pencarian Interpol sebagai tersangka pembunuhan. Byung Soo kaget Jung Joon itu  Tersangka pembunuhan Bukan karena masalah terorisme.
Dua hari yang lalu di Tokyo, Saksi utama untuk kasus yakuza akan bersaksi di pengadilan. Dia ditembak mati oleh seorang penembak jitu dari kejauhan.” Jelas penjaga dengan memperlihatkan foto dengan bukti seorang korban pelajar.
Jadi, dia yang jadi tersangkanya?” tanya Dae Young, penjaga mengatakan bukan Jung Joon sebagai tersangkanya.
Penembak itu ditemukan tewas di bangunan ketika memberikan tembaknya  Kapten Ahn dicari karena telah membunuh penembak jitu itu.” Jelas Penjaga, Byung Soo bertanya siapa sebenarnya penembak itu. 

Shi Jin melihat pelaku penembakan yang sudah meninggal dalam foto. Dae young memberitahu orang itu adalah  seseorang yang mereka kenal yaitu Sersan Rhee Seok Jin yang bertugas di battalion yang sama dengan Senior Letnan Ahn. Shi Jin bisa mengingat mereka bertemu saat ada melakukan pelepasan sandera di Korea Utara.
Dia membunuh mantan bawahannya yang terlibat dalam pembunuhan yakuza.” Ucap Shi Jin, Dae Youn rasa Sepertinya itu adalah misinya.
“Lalu Kenapa? Apa kau sudah tahu, chip apa yang ada dalam lengannya?” tanya Shi Jin penasaran
Chip itu dilindungi dengan code yang sangat sulit Akan membutuhkan waktu seminggu. Korea Utara meminta kita menyerahkan Kapten Ahn besok.” Jelas Dae Young
“Jadi Kita harus mengikuti perintah dan tak punya waktu.” Ucap Shi Jin
Dae Young menegaskan Shi Jin harus membuatnya buka mulut. Shi Jin memberitahu kalau Jung Joon tahu mereka sedang mengawasinya,jadi Jung Joon tak mau bicara. Dae Young mengejek Kaptennya ini  akan menggunakan foto keluarganya. Shi Jin pikir aka mencoba metode yang lain dan membutuhnya Mo Yun serta juga memerlukan chip-nya. Dae Young pikir maksudnya Chip itu adalah  yang sedang diselidiki oleh NIS.
Shi Jin pikir Dae Young tak bisa mencurinya, menurutnya mereka sudah salah langkah seharusnya membuat salinannya lebih dulu. Dae Young mengeluarkan sesuatu dari jaketnya bertanya apakah itu sesuatu yang dimaksud olehnya. Shi Jin tersenyum mengambil SD card memuji Dae Young sangat pintar. Dae Young pun akan segera memanggil Mo Yun. 

Mo Yun memeriksa Jung Joon memberitahu keadaan yaitu Pergelangan tangan dan paha terdapat potongan tulang yang patah serta mendapat 4 luka tembak dan akan meninggalkan bekas. Jung Joon hanya diam sambil melirik sinis pada Mo Yun yang menempelkan plester dilenganya.
Tapi, yang membuatku khawatir, adalah pecahan peluru yang bersarang di tulang belakangmu. Jika kau membiarkannya, itu akan membahayakan sarafmu, lalu bagian bawah tubuhmu akan lumpuh.” Jelas Mo Yun
“Tuan Ahn.... Ini adalah sebuah keajaiban bahwa kau berhasil selamat. Jadi, jangan sia-siakan hidupmu. Pasien yang disebelahmu juga begitu. Dia adalah pria yang sudah gila.” Ucap Mo Yun dengan melirik sinis pada Shi Jin yang ada disampingnya. 

Mo Yun akhirnya mendekati Shi Jin dengan tangan yang masih digips, sambil mengatakan tak mau membahasnya, tapi ia mengingatkan tentang tentara ketika mereka sedang ada di Urk. Shi Jin bertanya siapa tentara yang dimaksud.
Kau pasti tahu, pria yang memarahiku karena mengoperasi VIP. Pria jelek yang telah menghukummu. Dia mendatangii timku dan memeriksa semua obat-obat kami. Memangnya dia siapa? Beraninya dia memperlakukan kami...” keluh Mo Yun yang langsung ditutup mulutnya oleh Shi Jin dengan wajah panik
Woo Geum mendengarnya dari earphone langsung mengarahkan pandangan pada Byung Soo, sementara Byung Soo mendengar ucapan Mo Yun seperti menunjuk pada dirinya yang memarahi bahkan menghukum Shi Jin saat di Urk.
Mo Yun yang tutup mulutnya masih menjerit kenapa Shi Jin malah menutup mulutnya. Shi Jin melihat kesekeliling lalu meminta agar ada Mo Yun tak bicara dengan menaruh jari telunjuk dimulutnya, lalu menuliskan sesuatu ditangan Mo Yun [Ruangan ini sedang disadap. Jangan menyumpah.] Mo Yun melonggo kaget dan terlihat panik.
Diruang kontrol terlihat ketegangan dan Woo Geum seperti menahan tawanya. Shi Jin memberikan kode dengan tanganya agar Mo Yun tetap berbicara, Mo Yun dengan gugup mengatakan kalau ia sangat bahagia dengan pria yang dikatakan tadi bahkan hampir saja aka memeluknya. . Shi Jin mengambil kalender lalu menuliskan sesuatu.
Shi Jin berkomentar tentara itu pasti sudah tahu itu karena ia pria yang hebat. Mo Yun membenarkan. Shi Jin lalu mengalihkan pembicaran dengan bertanya keadaan ibu Mo Yun. Mo Yun sempat binggung tapi setelah itu dengan lancara menceritakan ibunya yang terus membanggakan masakannya dan terus menghabiskan uangnya.
Mo Yun membaca tulisan di kalender “Aku butuh tempat pribadi untuk bicara dengan Senior Letnan Ahn.” Lalu memberitahu kabar ibunya baik-baik saja. Shi Jin sengaj menyaringkan suara meminta Maaf karena belum bisa menyapanya dan mereka harus mencari hari yang bagus dan memilih tempat pertemuan mereka.
Byung Soo terus mendengarnya pembicaraan keduanya. Mo Yun menolak karena ibunya pasti tak mau melakukanya. Shi Jin menatap Mo Yun berjanji tak akan membuatnya khawatir. Mo Yun tak percaya karena Shi Jin selalu tak menepati janjinya. Shi Jin melirik pada Jung Joon dan memohon.
Mulai sekarang, meskipun mabuk, kau tak boleh melupakanku. Tn. Ahn, tolong ikut aku ke ruang CT dalam 30 menit lagi. Kau harus menjalani tes lagi. Tolong tepat waktu karena Masih banyak pasien lain.” Tegas Mo Yun, Shi Jin mengangguk memberikan senyumanya. 


Mo Yun keluar dari ruangan sambil menghapus tulisan ditanganya lalu dikejutkan dengan Byung Soo tiba-tiba sudah ada didepanya. Dengan sikap berlebihan melihat Letnan Kolonel, bertanya kenapa mereka bisa bertemu lagi dirumah sakit dan mengungkapkan senang bisa bertemu dengannya. Byung Soo menganggap kalau Mo Yun sudah memeluknya. Mo Yun terlihat binggung mendengarnya.
Kita selalu saja bertemu saat terjadi masalah nasional.” Sindir Byung Soo, Mo Yun pikir benar juga lalu buru-buru pergi meninggalkanya 

Mo Yun melonggo dipintu memastikan tak ada siapapun yang bisa mendengarnya. Ji Soo bertanya apa sebenarnya yang terjadi karena sedang sibuk. Mo Yun meminta waktu 10 menit saja, karena mungkin hanya tempat Ji Soo  yang tak disadap sekarang. Ji Soo heran temanya bersikap aneh.
Sebaiknya kau tak perlu tahu. Aku sekarang bekerja untuk bagian pemerintahan.” Akui Mo Yun dengan wajah tegang
Apa Pemerintah tahu soal ini?” kata Ji Soo dengan nada mengejek, Mo Yun meminta temanya itu memelankan suaranya.
Berjanjilah satu hal. Meskipun Pemerintah tak mengakuiku, berjanjilah, kau akan selalu mengingatku.” Ucap Mo Yun, Ji Soo mengumpat temanya itu sudah gila lalu berteriak apa sebenarnya yang terjadi. Mo Yun kembali meminta agar Ji Soo diam. 

Diruang CT Scan
Shi Jin memberitahu kalau pihak Korea Selatan tak akan mendengar pembicaraan jadi mempersilahkan Jung Joon untuk bicara sekarang juga. Jung Joon memeriksa semua ruangan untuk memastikan alat sadap. Shi Jin mengaku sudah  mengkhianati timnya  hanya untuk rencana ini dan mereka hanya punya waktu 10 menit.
Aku hanya ingin membantu. Ini adalah kesempatan terakhirmu. Apa yang terjadi? Apa ini karena Sersan Rhee Seok Jin? Kenapa kau membunuhnya?” tanya Shi Jin dengan mata mendelik
Pertama, kembalikan semua barang-barangku.” Kata Jung Joon membuka mulutnya. Shi Jin mengeluarka SD Card dari saku bajunya dan memberikan pada Jung Joon.
Sekarang giliranku untuk bertanya. Apa isi chip itu?” ucap Shi Jin
Kami menerima kabar bahwa anggota terbaik kami sedang disewa oleh sindikat kejahatan seperti yakuza atau mafia sebagai penembak jitu dengan harga yang tinggi.” Cerita Jung Joon 

Flash Back
Sersan Rhee sudah ada diatap gedung dengan menembak dari jarak jauh setelah melakukan melaporkan  Lantai 13 di Star Utara kalau misi selesai jadi meminta agar segera mentransfer uangnya.
Misku adalah menghabisi pengkhianat dan siapa yang memerintahnya.” Ucap Jung Joon saat itu sempat bertemu dengan Sersan Rhee ketika menuruni gedung.
Apa kau sudah menemukan bukti siapa dalangnya?” tanya Shi Jin
Kenapa kau malah bertanya lagi? Kau bisa lihat sendiri.” Kata Jung Joon memperlihatkan SD Card ditanganya.
Kodenya terlalu sulit. Apa password-nya? Ataukah, kau saja yang beritahu aku apa isinya.” Kata Shi Jin, Jung Joon langsung menelan SD Card dan menolak memberitahukanya.
Negaraku lah yang akan mengurus masalah ini.” kata Jung Joon yakin
Negaramu itu sudah merencanakan sesuatu. Komandan Choi sedang dalam perjalanan untuk segera menemuimu. Besok pagi, kami akan menyerahkanmu ke Utara.” Ucap Shi Jin dengan mata mendelik tajam. Jung Joon terlihat panik mendengarnya. 

Di tangga darurat
Mo Yun melihat sekeliling lalu bertanya memastikan kalau ditempat itu disadap juga. Shi Jin tersenyum mengatakan tempat itu tak disadap,  Mo Yun menghela nafas lega karena sebelumnya sesak napas sejak tadi. Shi Jin mengucapkan terimakasih karena Semuanya akan kembali normal
Aku sangat membenci keberanianmu itu. Apa kau sudah bicara dengan temanmu itu?” tanya Mo Yun
Ya,  itu semua berkat kau.” Kata Shi Jin bangga lalu memberitahu namanya itu letnan senior Ahn Jung Joon. Mo Yun mengangguk mengerti.
Apa tak masalah kau memberitahuku namanya?” kata Mo Yun sedikit khawatir
Aku berharap akan ada orang lain yang bisa mengingatnya. Dan lebih bagus lagi, orang itu adalah orang yang seberani dirimu.” Ucap Shi Jin dengan sengaja mendekatkan wajahnya pada Mo Yun 

Mi Jin memeriksa selang infus Jung Joon lalu memberitahu Chul Ho bahwa pasien sudah diberikan obat penghilang rasa sakit dan obat penenang, jadi akan tertidur sekitar 5 jam. Chul Ho mengangguk mengerti lalu memastikan borgol terpasang di tempat tidur setelah itu keluar dari ruangan.
Jung Joon membuka matanya lalu lepaskan jarum infus dan membuka borgolnya, setelah itu memasang perban pada kakinya agar bisa berjalan dan sengaja menahan pintu ruangan dengan tiang infus. Dengan alat pemadam kebakaran memecahkan kaca, Chul Ho yang berjaga didepan pintu berusaha masuk tapi gagang pintu tak bisa terbuka karena ditahan oleh tiang infus.
Sementara Jung Joon sudah bergelantungan di pinggir jendela dan langsung mengayunkan tubuhnya untuk menerobos masuk ke jendela dilantai bawah. Ia berguling dilantai dengan bahu yang mengeluarkan darah. Ketika akan berjalan pergi, sebuah pistol sudah ada didepanya, Shi Jin tepat berdiri didepanya dengan menodongkan pistol dikepalanya.
bersambung ke part 2  

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar