PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 22 Juni 2016

Sinopsis Doctors Episode 2 Part 2

Ji Hong sedang asik membaca buku di lab, Seo Woo masuk melihat buku yang dibawa gurunya itu buku medis. Ji Hong mengatakan itu  Jurnal medis karena merasa bosan lalu bertanya kenapa Seo Woo menemuinya. Seo Woo  memberitahu akan mengajar Hye Jung walaupun tahu kalau temanya itu tak punya harapan lagi. Tapi akan mencoba demi Guru Hong. Ji Hong heran kenapa demi dirinya.
“Pada kenyataanya  bahwa kau melemparkan tugasmu padamu. Aku tahu, itu demi kebaikanku. Itu karena, yang aku tahu hanyalah belajar dan bernapas. Guru Hong akan bilang, "tak ada alasan hanya mengingikan saja" jika tak ingin menjelaskannya. Kau selalu mengarahkan mereka sesuai dengan lingkungan mereka.” Kata Seo Woo nyerocos seperti orang dewasa duduk diatas meja.
Hei, apa yang sedang kau lakukan sekarang?” kata Ji Hong heran,
Aku menyukaimu.... Aku menyukai Guru Hong sebagai pria.Aku tak mengajakmu berkencan sekarang, tunggu aku selama 2 tahun. Jangan menikah dengan In Joo-Unni. Aku bisa kuliah kedokteran lalu menikah setelah lulus nanti. Aku tak akan membuat menjadimu bujangan tua.” Kata Seo Woo penuh semangat.

Seo Woo hanya tertawa merasa kalau anak muridnya sedang bercanda,  Ji Hong mengatakan sudah mengaku perasaanya padanya, dan mengulang kalimat yang dikatakan gurunya "Kita harus mengutarakan perasaan yang kita rasakan dan tak boleh dipendam." Ji Hong menjerit akan menarik kembali kata-kata karena tak enak mendengar pengakuannya. Seo Woo mulai merengek mendengarnya.
Dan apa kau mau mengajar Hye Jung atau tidak, itu pilihanmu. Apa hubungannya dengan pengakuanmu?” kata Ji Hong
Kau menyukai orang yang baik. Aku ingin kau tau tahu, kalau aku adalah tipemu.”ucap Seo Woo malu-mau.
Jangan mencoba menjadi seseorang yang orang lain inginkan, tapi Jadilah seseorang yang kau sukai. Dan Juga.... Kenapa kau mengutarakan perasaan tanpa coklat atau apapunitu? Ini tidak sah.” Kata Ji Hong sambil tersenyum kembali membaca kembali jurnalnya. Seo Woo hanya melirik sinis sambil ngedumel. 


Tuan Jin melihat hasil foto bagian dalam perut Nenek Kang, lalu memberitahu seharusnya datang lebih cepat,  dan kenapa harus membiarkan penyakitnya tambah parah. Nenek Kang bertanya apakah penyakitnya itu sangat parah.
Kabar baiknya adalah bahwa kau sudah tua.” Kata Tuan Jin, Nenek Kang binggung kenapa menjadi kabar baik.
Saat kita berusaia tua,  makasel kanker akan tumbuh lambat juga. Sama halnya dengan perkembangan tubuh.” Jelas Tuan Jin, Nenek Kang hanya bisa mengernyit. 

Nenek Kang menghitung tabungan dan mencatat semua pengeluaranya, lalu berbicara sendiri kalau Hidupnya juga pasti akan berakhir jadi akan menganggap itu hanyalah nasib sial dan hidup tenang 10 tahun lagi.
Aku masih punya tabungan untuk menjalani operasi.” Kata Nenek Kang, terdengar bunyi pintu terbuka, Nenek Kang langsung menyembunyikan buku tabungan dibawa bantal.
Nenek, berhentilah bicara sendirian. Kenapa kau selalu bicara sendiri?” kata Hye Jung akan keluar ruangan, Nenek Kang mengeluh kaget karena cucunya itu membuat jantungnya berdegup kencang.
Kau mau ke mana sekarang?” tanya Neneknya
Aku mau belajar dulu.” Kata Hye Jung akan memakai sepatunya.
Nenek Kang memarahi cucunya, menyuruh untuk tak berbohong. Hye Jung mengatakan kalau ia serius. Nenek Kang tersenyum tak percaya dan mengungkapkan sangat senang jika cucunya mau belajar. Hye Jung bertanya neneknya ingin dirinya itu menjadi apa. Nenek Kang bertanya balik apakah Hye Jung akan melakukan jika memintanya.

Hye Jung menyakinkan akan berusah melakukanya, Nenek Kang meminta Hye Jung untuk jadi dokter membayangkan Cucunya aakan mengenakan jas putih dan dipanggil dokter, lalu Orang akan menghormatinya dan gajinya juga pasti tinggi. Hye Jung tahu mimpi neneknya itu bagus tapi menurutnya  semua orang tak bisa jadi dokter, jadi meminta untuk mengatakan sesuatu yang masuk akal.
Sudah lupakan... Kau bahkan tak punya mimpi. Manusia itu pasti memiliki sesuatu yang ingin dia lakukan. Apa kau tak mau memperlihatkannya sebelum aku mati nanti?” kata Nenek Kang
Belakangan ini, banyak yang memintaku untuk melakukan banyak hal. Nenek ingin aku menjadi apa? Kau ingin aku menjadi dokter, 'kan? Baiklah.” Ucap Hye Jung
Sudahlah.... Tak masalah jika kau bisa mendapat kerja apapun di rumah sakit.” Kata Nenek Kang, Hye Jung pun pamit pergi pada neneknya. Nenek Kang bisa tersenyum melihat cucunya yang akan belajar. 

Seo Woo mengajarkan Hye Jung,  dengan melaukan Substitut soal  (X+2Y)(X+2Y) - 5(X+2Y). Hye Jung binggung maksudnya "Substitut" Pengganti, yang artinya adalah dasar untuk faktorisasi. Hye Jung bertanya Bagaimana cara menggantinya. Seo Woo melonggo karena bisa gila ternyata Hye Jung benar-benar tak mengerti.
“Apa Kau benar-benar tak tahu ini? Ini adalah yang paling mudah. Alu Sudah sejak kapan kau tak belajar?” ucap Seo Woo
Aku pasti bisa jika kau mengajariku. Tolong bantu aku di awal.” Kata Hye Jung, Soon Hee terlihat asik membaca buku cerita dibanding belajar bersama. 
Ibu Seo Woo masuk ke dalam kamar memberikan makana dan juga minuman untuk teman-teman anaknya. Soon Hee mengucapkan terimakasi, Ibu Seo Woo pikir Makanlah yang banyak karena mereka harus punya energi saat belajar, lalu terlihat shock melihat buku Soon Hee hanya penuh dengan gambar.
Soon Hee mengungkapkan Seo Woo itu sangat beruntung sekali karena ibunya mau membuatkan makan untuk mereka tapi kalau ibunya selalu memesan makanan. Ibu Seo Woo melirik pada Hye Jung seperti tak selevel dengan anaknya lalu mengajak anaknya untuk bicara diluar. 

Tuan Jin ingin meminum jus mendengar istrinya terlihat marah padahal baru saja memberikan snack untuk anaknya. Ibu Seo Woo langsung mengambil jus dari tangan suaminya, menurutnya tak ada gunanya memberikan snack pada teman-teman anaknya. Seo Woo meminta ibunya berbicara nanti saja karena Teman-temannya masih ada dirumah.
“Untuk apa menunggu nanti?! Kenapa membela mereka? Kau bahkan tak perlu berteman dengan mereka. Dan Soon Hee kenapa bisa begitu? Kenapa anak Kepala Sekolah seperti itu? Dia hanya mencoret bukunya dan bukannya belajar.”ucap Ibu Seo Woo
Tapi, dia anak yang baik.” Kata Seo Woo membela
Kau tak boleh terlalu terlena. Berntung jika dia tak mengkhinati  atau melukaimu nanti.” Ucap Tuan Jing sambil memakan sandwichnya.
Nasihatmu itu terlalu sederhana. Kau harus meminta dia berteman dengan teman yang berguna.” Keluh ibu Seo Wo pada suaminya.
Kita sudah sukses, Menjaga agar keluarga kita tetap seperti sekarang sudah cukup. Dan Seo Woo, aku percayamu. Pastikan untuk menjaga kesehatanmu juga, mengerti?” ucap Tuan Jin lalu masuk kamar
Kau membuatku terlihat seperti orang jahat di depan Seo Woo.”teriak Ibu Seo Woo pada suaminya.
Ibu Seo lalu bertanya siapa lagi yang datang bersama Soon Hee tadi. Seo Woo meminta ibunya menghentikan saja menurutnya tak sopan ketika masih ada orang dirumah dan bisa membicarakannya setelah mereka pulang nanti. Ibu Hae Young menjerit kenapa ia tak bisa bicara di rumahnya sendiri. 
Di dalam kamar, Hye Jung dan Soon Hee makan snack sambil mendengar suara teriakan Ibu Seo Woo sedang mengomel.
Semua angkatanmu sekarang bersaing di Gangnam. Apa kau tahu, Siapa yang akan disalahkan jika kau tak lulus di Universitas unggulan? Aku!” teriak Ibu Seo Woo
Ibu hanya memikirkan diri sendiri.” Jerit Seo Woo
Hye Jung berkomentar rumah Seo Woo memang  sangat mewah, tapi tidak kedap suara. Soon Hee menganguk setuju dengan memakan buah. Masih terdengar jeritan ibu Seo Woo mengatakan kalau ia tak egois karena melakukan semuanya demi anaknya. Soon Hee pikir mereka harus pulang. Hye Jung setuju.
Seo Woo masuk kamar, Hye Jung meminta izin untuk pulang saja dengan Soon Hee. Seo Woo memberikan beberapa buku diraknya menyuruh untuk menghafalkan semuanya, karena Matematika juga memerlukan hafalan. Setelah itu mengambil CD dari meja belajarnya kalau itu isinya tentang pelajaran saat les. Hye Jung tak enak hati kalau Seo Woo memberikan padanya. Seo Woo menegaskan tak memberikannya tapi hanya sebagai salinanya saja. Hye Jung pun mengucapkan terimakasih. 

Hye Jung terus belajar sampai larut malam mengingat rumus-rumus matematika, sambil makan pun mendengarkan CD yang diberikan Seo Woo sambil membawa bukunya, tangan kirinya memegang sumpit dan tangan kanan memegang pensil. Nenek Kang menyuruh cucunya makan lebih dulu dan belajar lagi.
Ji Hong juga ikuti kata-kata nenek Kang, Hye Jung pun tak peduli lalu mengambil telur gulung di piring, Ji Hong kalah cepat karena telur gulingnya tinggal satu. Nenek Kang dan Ji Hong hanya bisa tertawa melihat tingkah Hye Jung. Ji Hong langsung mengambil sisa telur yang ditaruh pada mangkuk anak muridnya, Hye Jung mengeluh, Ji Hong pura-pura tak berbuat salah apapun. 

Pagi hari
Ji Hong pergi ke sekolah dengan sepeda mininya, Hye Jung berjalan masih asik belajar dengan buku matematikanya. Ketika pulang sekolah, Hye Jung sambil melakukan Sit up membaca bukunya. Ji Hong baru pulang melihat anak muridnya itu belajar tanpa henti. Hye Jung brtanya berapa Nilai minimum yang harus didapatkannya.
Setidaknya kau harus masuk 30 besar di kelasmuu. Apa kau Bisa?” ucap Ji Hong menantang
Aku akan fokus pada satu subjek, Matematika.” Ucap Hye Jung, Ji Hong memberikan dua buah susu pisang.
Hye Jung mengucapkan terimakasih, Ji Hong akan kembali ke kamarnya. Hye Jung bertanya apakah tak ada sedotanya lalu mengejek gurunya itu cukup teledor karena tak memintanya. Ji Hong pun mengambil kembali susu pisangnya, Hye Jung berteriak gurunya itu tak bisa mengambilnya kembali. 

Ujian tengah semester pun dimulai, semua terlihat serius mengerjakanya. Seo Woo terlihat percaya diri mengerjakanya. Ji Hong berdiri dibelakang Hye Jung melihat cara muridnya mengerjakan soal ujian. Soon Hee sibuk mengerjakan dengan melakukan undian melempar pensilnya. Sampai akhirnya Ji Hong melihatnya, Soon Hee pura-pura sibuk menghitung.
Hye Jung sedang asik mengejarkan ujian tersadar hidungnya mimisan, akhirnya sampai ujian selesai ia  harus menyumpal hidungnya. Selesai ujian, Hye Jung, Soon Hee dan Seo Woo pergi ke foto boks dengan melakukan gaya-gaya lucu, ketiganya terlihat seperti sudah berteman cukup lama. Terakhir mereka pun pergi ke karaoke melampiskan rasa tegang selama ujian. 

Soon Hee merangkul tangan Hye Jung sambil mengeluh  Hasil ujiannya keluar hari ini menurutnya ia akan mati sekarang. Seo Woo baru datang langsung mengagetkan keduanya dari belakang. Soon Hee menjerit kaget tapi Hye Jung mengatakan tak kaget sama sekali.
Seo Woo pasti tenang-tenang saja karena dia bisa menjawabnya semua. Dia pasti akan dapat nilai tinggi lagi, 'kan?” kata Soon Hee pada temanya.
Ujian matematikanya susah sekali. Benarkan? Kau tak boleh berhenti belajar bahkan jika nilaimu jelek. Keuletan adalah kuncinya bukan otakmu.” Pesan Seo Woo, Hye Jung mengatakan akan mengingat pada Seo Woo sebagai gurunya. Ketiganya pun langsung berlari masuk ke dalam sekolah. 

Ji Hong memegang kertas hasil ditanganya, mengaku  Hasil ujiannya sangat membuatku shock, lalu memanggil Hye Jung. Terlihat Hye Jung sedang bercanda dengan Soon Hee menatap gurunya dengan binggung.
Apa kau tahu kesalahanmu? Kau melakukan sesuatu yang sangat salah, pikirkan apa itu.” Kata Ji Hong pada anak muridnya, Hye Jung melonggo binggung memikirkanya
Kudengar, ujian matematika itu sulit. Tapi Salah satu dari kalian menjadi no.1 di sekolah.” Ucap Ji Hong, Soon Hee yakin itu pasti Seo Woo yang mendapatkanya, Seo Woo tersenyum bangga
Hye Jung... Apa Kau masih tak tahu apa kesalahanmu itu?” tanya Ji Hong pada anak muridnya, Hye Jung mengatakan belum mengetahuinya.
Hasil ujianmu itu terlalu hebat dan Kau mendapat peringkat satu.” Kata  Ji Hong
Semua menjerit tak percaya, Seo Woo melotot karena Hye Jung bisa mengalahkanya, padahal ia yang mengajarinya tapi bisa mendapatkan nilai yang lebih rendah. Hye Jung masih terlihat shock karena semua tak disangka, Ji Hong mengaku tak percaya saat mendengarnya tadi.
Tak ada yang mengira kau bisa berhasil, tapi aku tak meragukannya karena melihat betapa kerasnya kau belajar. Aku ucapkan Selamat.” Ucap Ji Hong pada Hye Jung yang sudah berhasil. Semua murid memberikan tepuk tangan meriah kecuali Seo Woo. 

Seo Woo duduk melamun di lapangan, salah satu temanya berkomentar  Belajar merupakan bakat bawaan, lalu mendengar Hye Jung yang  mendapat peringkat 1 dalam pelajaran matematika, diajar oleh Seo Woo. Seo Woo membenarkan.
Dia telah mengalahkanmu, Kudengar IQ-nya adalah 156.” Ucap temanya menyindir.
“Lalu Bagaimana hasil ujian Matematikamu? Kau sering begadang dan minum pil hanya untuk belajar.” Kata Seo Woo balas menyindir lalu berjalan pergi, temanya pun hanya diam tak membalasnya. 

Ji Hong sedang asik di ruang lab, Hye Jung masuk dengan mengetuk pintu lebih dulu mengucapkan terima kasih. Ji Hong bertanya untuk apa, karena Hye Jung yang sudah berusaha sendiri. Lalu bertanya apakah Hye Jun datang untuk bertanya bagaimana caranya mengubah hidupnya setelah berhasil dalam ujian. Hye Jung mengataan tidak karena Hidupnya sudah berubah sekarang.
Kau mengerti dua hal saat aku hanya mengajarkan satu hal saja.” Komentar Ji Hong, Hye Jung pun brtanya apa yang sedang dilakukan gurunya.
Aku sedang mempersiapkan sesuatu untuk kelas 11.” Kata Ji Hong, Hye Jung mengartikan untuk kelas mereka. Ji Hong membenarkan.
Apa golongan darahmu?” tanya Ji Hong, Hye Jung pikir mungkin O. Ji Hong heran dengan kata mungkin, karena seharusnya Hye Jung tahu golongan darahnya dan menyuruhnya duduk lalu membersihkan  ujung jarinya.
kita ambil setetes darahmu dan letakkan di dua tempat pada slide ini. Maka Kau akan tahu golongan darahmu.” Kata Ji Hong, Hye Jung terasa sakit saat mengeluarkan sedikit darahnya, diatas kaca.
Ji Hong mulai meneteskan sebuah cairan di tetesan darah Hye Jung, lalu memberitahu Golongan darahnya adalah A. Hye Jung binggung, Ji Hong menjelaskan Antibodi anti-A membuat sel-sel darah A mengental dan darah Hye Jin sebagai sampelnya menggumpal. Hye Jin tak percaya melihatnya, menurutnya terlihat simple.
Apa kau mau melihat bentuk sel-sel darahmu?” tanya Ji Hoon, Hye Jung bertanya bagimana caranya.
Ji Hong menaruh diatas microscope, Hye Jung bertanya balik apa golongan dari gurunya. Ji Hong mengatakan Golongan darahnya B, lalu menyuruh anak murid melihat dari microscope. Hye Jung mendekat untuk melihatnya, saat Ji Hong menengok wajah mereka sangat berdekatan dan terlihat canggung.
Hye Jung langsung memundurkan badanya dan hampir terjatuh. Ji Hong dengan cepat memegang pinggangnya sebelum terjatuh. Keduanya sempat saling berpandangan, Hye Jung mencoba untuk tak terlihat tegang, Ji Hong pun menyuruh Hye Jung melihatnya.  Hye Jung pun melihat dari kejauhan,  Ji Hong tertawa melihatnya menyuruh anak muridnya melihat lebih dekat. Hye Jung pun mendekatkan matanya, dengan senyuman memberitahu bisa melihat dengan jelas.
Ji Hong pikir pasti Menyenangkan dan Hye Jung pasti selalu ingin belajar, Hye Jung menganguk dan kembali melihat dengan microscope, didepan pintu terlihat Seo Woo menatap sinis melihat kedekatan keduanya. 


Hye Jung pulang kerumah langsung memeluk neneknya, nenek Kang sedang menyiram tanaman bertanya ada apa. Hye Jung memberitahu neneknya Nilai Matematika tertinggi di sekolah. Nenek Kang pikir cucunya itu sedang bercanda, Hye Jung dengan menahan tangisnya memberitahu kalau ia tak berbohong.
Nenek Kang langsung memeluk Hye Jung memujinya dan merasa bangga, Hye Jung mengaku sangat bahagia tapi heran merasa ingin menangis. Nenek Kang memberitahu seharusnya cucunya tertawa bahagia bukan menangis. Hye Jung melihat neneknya juga menangis. Nenek Kang beralasan itu karena dirinya terharu. Keduanya kembali berpelukan, nenek Kang berteriak bahagia karena cucunya itu jadi juara pertama. 

Seo Woo melihat ponselnya, Hye Jung menelpnya, dengan wajah sinisnya mengangkat telp dari temanya. Hye Jung sudah menunggu didepan rumah ketika Seo Woo keluar rumah, lalu mengucapkan terimakasih pada gurunya dan memperlihatkan isi tasnya buku-buku dan CD yang di pinjamkan sebelumnya. Seo Woo mengatakan sudah tak membutuhkanya.
Aku tak membutuhkannya juga sekarang, karena sudah menghafal semuanya. Aku ucapakan Terima kasih dan Aku tak akan melupakan kebaikanmu. Aku pasti akan membalasmu nanti.” Ucap Hye Jung dengan senyuman
Apa kau menyukai Guru Hong?” tanya Seo Woo blak-blakan, Hye Jung hanya bisa tersenyum.  
Kenapa tak kau menjawab? Aku akan mengubah pertanyaanku. Apakah Guru Hong menyukaimu?” kata Seo Woo
Hubungan kami berdua tidak masuk jenis kategori seperti itu” ucap Hye Jung,
“Kau bilang Kategori? Apa Kau tahu kosa kata itu juga? Aku yakin Kau bohong,  bahwa kau tak bisa belajar.Bagaimana kau bisa mendapat peringkat 1?” kata Seo Woo dengan nada iri dan tak percaya
Aku tak pernah berbohong. Sejak dulu, aku malas sekali belajar.” Kata Hye Jung
Seo Woo dengan nada amarah mengartikan  kalau Hye Jung itu adalah anak jenius. Hye Jung heran kenapa Seo Woo jadi marah seperti itu. Seo Woo juga bingung kenapa ia harus semarah ini lalu masuk ke dalam rumahnya. 


Ji Hong sedang memeriksa sepedanya dengan mencoba belnya, Hye Jung keluar kamar dengan memakai sepatunya. Ji Hong bertanya apakah Hye Jun bisa mengendarai sepeda. Hye Jung mengangguk, Ji Hong terlihat canggung tanpa bicara hanya menunjuk saja, Hye Jung melihat sebuah sepeda baru.
Keduanya bersepeda bersama melewati taman, lalu jembatan kayu yang panjang. Ji Hong pun mengajak mereka balapan, Hye Jung berusaha mengayuh sepeda lebih cepat untuk mengalahkan gurunya. Ji Hong bertanya apakah Hye Jung ingin menang, Hye Jung berteriak ingin menang. Ji Hong pun menyuruhnya untuk maju. Hye Jung pun berada didepan membentangkan tangan bahagia, Ji Hong melihat anak muridnya dengan senyuman. 

Tiba-tiba hujan turun dengan deras keduanya pun berteduh disebuah rumah, Hye Jung sengaja membiarkan tanganya terkena tetesan air hujan, merasa heran karena mataharinya terik tapi Hujan  Ji Hong pikir suasananya seperti dalam film, Hye Jung mengingat sesuatu lalu mengeluarkan dari dalam tasnya dan memberikan sebuah CD pada gurunya. Ji Hong tak percaya Hye Jung bisa menemukan CD yang selama ini dicarinya.
Aku dekat dengan pemilik Toko Musik sekarang jadi Dia yang mencarikannya untukku. Aku membelinya dengan uang bonus yang nenek berikan karena aku mendapatkan peringat satu .” Jelas Hye Jung,
Terima kasih... Wah.... Kau jadi dewasa sekarang.” Kata JI Hong tak percaya.
Aku sangat iri padamu pada hari itu.” Komentar Hye Jung mengakuinya. Ji Hong pun menatang agar Hye Jung menjadi dirinya.
Tapi, aku harus jadi yang terpintar untuk menjadi dokter. Bagaimana aku bisa melakukannya? Kemarin aku hanya beruntung.” Kata Hye Jung
“Yah... Benar juga.... Bukan hanya belajar keras yang menjamin kesuksesan, tapi keberuntungan.” Ucap Ji Hong, keduanya tertawa mendengarnya.
Hye Jung menceritakan saat ibunya sedang sekarat, ia ada di sampingnya, menurutnya ibunya mungkin bisa selamat kalau ia menjadi seorang dokter, sama seperti nasib ibu hamil kemarin atau Ji Hong yang seharusnya berada di sampingnya saat itu. Ji Hong mengatakan orang itu bisa meninggal di hadapan seorang dokter, karena dalam logiknya pasti orang yang ke rumah sakit akan selamat. Hye Jung pikir benar juga. Hujan pun mulai berhenti, Ji Hong mengajak mereka segera pergi. 


Hye Jung dan Ji Hong makan es krim lebih dulu di parkiran sepeda. Seo Woo dan anak lainya melihat keduanya sekarang pergi bersama-sama kesekolah, menurutnya ada chemistry di antara keduanya. Musuh Seo Woo pikir keduanya itu berkencan.
Seo Woo yakin tak mungkin, menurutnya mereka semua itu masih remaja dan polos, Musuh Seo Woo heran temanya itu menyangkal dengan apa yang mereka lihat didepan matanya, menurutnya mereka itu memang masih remaja, tapi Secara biologis, usia remaja adalah masa puncaknya. Ia lalu mengambil foto kedekatan Hye Jung dan Ji Hong. Seo Woo bertanya apa yang dilakukanya.
Musuhnya memberitahu akan mempostingnya secara online. Seo Woo langsung mengambil ponselnya mengatakan kan menyimpan fotonya lalu berjalan meninggalkan parkiran. 

Tuan Jin kaget melihat ayahnya datang ke rumah sakit, Ketua Jin mengatakan Hasilnya sudah keluar. Tuan Jin berpikir dirinya akan pindah tugas di rumah sakit pusat. Ketua Jin memberitahu anaknya akan pindah  bulan depan. Tuan Jin tak percaya bisa secepat itu.
Kau harus menemui anggota dewan dan sanjung mereka.Tugasku sudah selasai Jadi Sekarang giliranmu.” Kata Ketua Jin, Tuan Jin tak percaya memegang tangan ayahnya. Ketua Jin meminta agar melepaskan takut dilihat yang lainya.
Aku pasti berhasil, aku tak akan mengecewakanmu.” Kata Tuan Jin berjanji
Ayo rayakan hadiah ini dengan makan malam enak. Bersama Seo Woo dan istrimu.” Kata Ketua Jin. 

Ji Hong sedang asik dengan microscopenya, Seo Woo masuk ruangan lab menemui labnya. Ji Hong menyuruh Seo Woo pulang karena tak ada kelas tambahan. Seo Woo pun mulai berbicara kalau mendengar rumor yang aneh jadi datang untuk memastikannya. Ji Hong masih melihat microscopeya bertanya apa rumornya.
Rumor itu tentang kau dan juga Hye Jung berkencan.” Ucap Seo Woo
Bukan kau yang menyebarkannya, 'kan?” kata Ji Hong, Seo Woo binggung Ji Hong pikir tak ada yang perlu dipastikan karena  hanya rumor.
Bilang saja kalau kau cemburu, aku akan mengerti.” Ucap Ji Hong mengoda.
Kenapa aku cemburu hanya karena wanita sepertinya? Aku memiliki semua yang tak dia miliki.” Kata Seo Woo membanggakan dirinya.
Ya. Kau memiliki segalanya dan Hye Jung tak punya apa-apa. Dia hanya memiliki  sehelai harapan, dan itu yang kau inginkan. Kau terlalu serakah.” Ucap Ji Hong
Seo Woo kesal bertanya siapa sebenarnya yang Ji Hong bela,  Jong menegaskan kalau Seo Woo yang membuatnya terlihat seperti guru yang suka memihak, menyuruh muridnya pulang saja dan usah pedulikan rumor. Lebih baik Masuklah ke Universitas unggulan dan banggakan orang tuanya.
Apa kau pikir impianku adalah membuat mereka bangga? Aku bukan mesin! Aku memiliki emosi, dan hatiku terluka. Aku pusing dan merasa tersakiti.” Teriak Seo Woo
Aku juga sakit dan Semua orang terluka.” Tegas Ji Hong menepuk dadanya dan kembali melihat microscopenya.
“Apa kau sadar?  Kau selalu dingin padaku. Tapi, kau selalu tersenyum padanya.” Ucap Seo Woo dengan mata menahan tangis lalu keluar ruangan, Ji Hong terdiam dengan menatap microscopenya. 


Seo Woo sibuk mengetik pada komputernya dengan judul [Kelas 2-4, Guru Hong Ji Hong dan Yoo Hye Jung]
Di dunia ini, ada beberapa hal yang tak bisa kita percaya Dan hal yang tak dipercaya itu akhirnya terjadi
Esok paginya disekolah, Hye Jung baru masuk sekolah binggung melihat tatapan murid lain yang sinis, bahkan terkesan mengejeknya. Sementara diruang guru, Ji Hong dan kepala sekolah membaca surat yang dituliskan oleh Seo Woo.
Di dunia ini, ada beberapa hal yang tak bisa kita percaya Dan hal yang takdipercaya itu akhirnya terjadi, Seorang Guru dan muridnya. Aku tak percaya Guru Hong, yang paling aku percaya, terlibat dalam rumor ini.
Lalu memberikan foto saat Hye Jung dan Ji Hong ada di lab serta diparkiran sepeda yang terlihat mesra. Semua guru berkumpul, Ji Hong terlihat tak percaya kedekatan dengan muridnya malah membuat rumor. 

Hye Jung masuk kelas dan langsung mendatangi meja Seo Woo, dengan sinis temanya itu pasti senang sekarang. Seo Woo hanya diam saja,Hye Jung pikir sekarang perkataan itu tak ada artinya untuk Seo Woo sekarang lalu menutup buku yang sedang dibaca temanya.
Apa kau sudah puas sekarang?” ucap Hye Jung, Seo Woo tak peduli dengan pikiran temanya karena menurutnya sekarang Hye Jung dan Ji Hong sudah tamat.
Kenapa kau melakukan ini?” kata Hye Jung menarik tangan Seo Woo yang akan pergi.
Singkirkan tangan kotormu.” Kata Seo Woo merasa jijik, Hye jung mengatakan mereka harus bicara.
Lepaskan aku, Aku mungkin akan marah juga.” Ucap Seo Woo, Hye Jung bertanya apa yang diinginkan Seo Woo dan beritahu saja.
Apa yang bisa aku lakukan? Aku tak peduli dampaknya padaku, karena aku sudah tak punya masa depan. Tapi, berbeda dengan Guru Hong. Kau juga menyukainya.” Ucap Hye Jung
Ini masih belum apa-apa. Dan kau memiliki seseorang yang harus dilindungi. Guru Hong Ji Hong.” Ucap Seo Woo penuh amarah lalu keluar ruangan. Hye Jung terlihat mencoba menahan tangisnya. 

Soon Hee berlari dengan nafas terenga-engah menemui Hye Jung memberitahu  Guru Hong mungkin akan dipecat dan Rapat akan dimulai besok Lalu Ibu Seo Woo adalah ketua rapatnya. Hye Jung terdiam dengan mengepalkan tanganya, Soo Hee panik apa yang harus mereka lakukan sekarang. 

Disebuah gedung yang gelap
Soon Hee menarik Seo Woo untuk segera masuk, Seo Woo terlihat khawatir. Soon Hee meyakinkan kalau baik-baik saja dan gedung itu adalah tempat persembunyian mereka. Di sebuah lantai, Soon Hee bisa menemukan saklar untuk menyalakan lampu.
Kenapa kita harus bicara di sini? Tempat ini membuatku merinding dan menakutkan” ucap Seo Woo
Tempat ini tak berbahaya. Aku pernah ke sini dengan Mi Ra.” Cerita Soon Hee.
Apa pun yang berhubungan dengan Mi Ra itu berbahaya.” Keluh Seo Woo sinis
Hye Jung pun datang masuk ruangan, Seo Woo marah karena temanya tak bilang Hye Jung akan datang. Soon Hee meminta temanya tenang dan jangan salah paham menurutnya bicara mungkin akan menyelesaikan masalah.
Apa lagi yang perlu kita bahas ditempat seperti ini? Apa kau mencoba untuk mengancamku?” ucap Seo Woo sinis. Soon Hee meminta Hye Jung untuk mengatakan dengan cepat lalu pergi karena ingin menyalakan api unggun agar ruangan menjadi hangat. Saat mengangkat minyak tak sengaja menjatuhkan botol lainnya.
Aku akan melakukan apa yang kau inginkan. Jadi, tolong katakan bahwa postinganmu itu hanyalah salah paham.” Kata Hye Jung
Menurutmu, apa dampaknya bagiku? Aku tak bisa meralatnya lagi.” Kata Seo Woo dingin
Seo Woo, kenapa kau jadi begini? Aku tak tahu, apa yang bisa aku lakukan jika kau menolak terus.” Kata Hye Jung sedikit mengancam
Terima kasih telah memberiku inspirasi. Aku akan memposting lanjutanya,  Tak hanya jago merayu pria, tapi, kau hanyalah sampah yang memanfaatkan teman-temanmu.” Ucap Seo Woo penuh dendam
“Hei.. Kau lucu sekali... Kau lah orang yang tak memperlakukan temanmu dengan baik. Apa pernah kau menganggapku ini temanmu?” ucap Soon Hee ikut berkomentar
Kenapa kau bisa bicara begitu padaku? Aku tak mungkin datang ke sini jika tak mempecayaimu sebagai teman.” Ucap Seo Woo membela diri
Kau hanya menganggapku sebagai aksesoris.” Ucap Soon He menyadari statusnya.

Seo Woo langsung menyalahkan Hye Jung menurutnya itu semua salahnya,  menurutnya Soon Hee tak seperti ini sebelum Hye Jung muncul dan berjalan pergi. Hye Jung menahanya pergi tapi malah di dorong sampai terjatuh, Soon Hee pun mendekati Hye Jung untuk melihat keadaanya.
“Hei.... Apa kau pikir aku ini baik karena tidak memukulmu?” ucap Hye Jung mulai berdiri mendorongnya.
Apa lagi yang akan kau lakukan?  Apa Kau mau memukulku? Terserah kau saja. Karena kau memang seperti itu. Jadilah dirimu sendiri. Apa Kau dengar aku? Kembalilah seperti dirimu yang dulu!” teriak Seo Woo dengan mendorong bahu Hye Jung.
Hye Jung menahan tangan Seo Woo lalu mendorongnya, kepala Seo Woo terbentur batu dan langsung tak sadarkan diri. Soon Hee menjerit melihat keadaan temanya, saat itu api menyambar ceceran bensin dan sempat terjadi ledakan. Soon Hee berusaha mematikan api dengan karung,  Hye Jung terlihat kaku tak bisa melakukan apapun. Soon Hee mengajak Hye Jung untuk segera pergi, keduanya mengingat Seo Woo yang tak sadarkan diri. Soon Hee berusaha untuk membangunkan Seo Woo dan Hye Jung hanya menatap dengan mata berkaca-kaca dan tangan mengepal.
Aku berjanji akan menjalani hidup yang berbeda. Dan kupikir, itu akan mudah setelah mencapai 1 kesuksesan. Aku gagal menyadari bahwa hidupku masih saja tak berubah.

 Bersambung ke episode 3
FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

12 komentar:

  1. duh perasaan iri tuh memang menakutkan. Mbak Dee, tolong lantutin sinop drama keren ini smp ending ya. Btw bs download drama ini dimana ya?

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Gumawo udah keluar recap nya.... Keep fighting utk sinopsis berikutnya

    BalasHapus
  4. gak sabar nunggu sinopsis berikutnya. Gomawo mbak dyah...
    bisa dapet video subind nya dmn ya?
    tlong kasi bocoran ya... :)







    BalasHapus
  5. ahhh unni shin hye keren banget,akin penasaran sama drakor ini
    gamsahamnida

    BalasHapus
  6. Mba mo download filmnya dmana ya caranya

    BalasHapus
  7. Mba mo download filmnya dmana ya caranya

    BalasHapus
  8. Keren ..ditunggu kelanjutannya

    BalasHapus
  9. Fightiiiinggg cingu.....😘😘😘😘

    BalasHapus
  10. di nontondramamu.com okeh guys hehe

    BalasHapus