PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 29 Juni 2016

Sinopsis Doctors Episode 3 Part 2

Ibu Seo Woo memotong buah untuk anaknya, sambil memberitahu Hye Jung atau siapapun itu namanya sudah dikeluarkan. Seo Woo bertanya dengan nasib wali kelasnya.  Ibunya meminta anaknya tak perlu Jangan sekolah itu lagi.
Kau harus pindah, Tempat itu tidak selevel denganmu.  Sekarang Kau sekolah di dekat rumah kakek saja.” Ucap Ibu Seo Woo lalu memberikan buah untuk anaknya.
Disini sesak.. Aku mau keluar.” Kata Seo Woo, Ibunya bertanya mau kemana malam-malam begini. Seo Woo juga tak tahu lalu turun dari mobilnya. 

RUMAH SAKIT NAMYANGJU KOOKIL
Hye Jung berjalan sambil mengingat perkataan polisi Kalau kau bukan pelakunya, bawakan bukti apa yang terjadi saat kalian berkelahi.  Maka ini semua akan selesai. Seo Woo bilang dia tidak tahu apa-apa.  Itu masalahnya. Lalu menaiki tangga ke lantai atas,
Seo Woo menuruni jalan rumah sakit untuk mencari udara segar, saat itu langkahnya terhenti melihat sosok wanita yang berada disampingnya. Hye Jung berjalan naik, keduanya saling menatap karena tak sengaja bertemu.
Flash Back
Soon Hee berusaha membangunkan Seo Woo yang tak sadarkan diri setelah kepala terbentur batu. Hye Jung pun meminta Soon Hee membantu untuk mengangkat di punggungnya. Dengan api yang semakin berkobar dan sekali meledak, Hye Jung dengan mengendong Seo Woo berusaha keluar.
Tiba-tiba sebuah kayu yang terbakar akan menimpa mereka, tangan Hye Jung berusaha untuk menahanya, akhirnya baju yang terkena api dan juga kakinya. Soon Hee panik melihat Hye Jung yang terjatuh, tapi Hye Jung tetap menyuruh mereka segera keluar. Saat itu Seo Woo sedikit membuka matanya seperti tersadar kalau ia keluar digendong oleh Hye Jung, bahkan memegang erat lenganya agar tak terjatuh. 

Seo Woo dengan sinis yakin pasti Hye Jung lari dari kantor polisi. Hye Jung yakin Seo Woo itu tahu apinya terjadi tanpa sengaja dan semua itu hanya kecelakaan, menurutnya Kalau Seo Woo  bicara yang sebenarnya,  maka semua ini  bisa berakhir tanpa ada yang terluka.
Yang terpenting adalah  kau memanggilku ke tempat itu.  Dan Kau memanggilku kesana karena kau ingin mengancamku. Itu sama dengan menyalakan api.” Kata Seo Woo sinis
“Soon Hee ke kantor polisi,  dia bilang sebagai pelakunya.” Kata Hye Jung, Seo Woo melotot kaget lalu mengumpat temanya sungguh tidak bisa dihentikan dan sudah gila.
Kenapa kau begini ? Kita tadinya akrab, bahkan Kau membantuku belajar “ ucap Hye Jung heran ...
Aku marah ... setiap melihatmu.  Aku juga tidak tahu kenapa.  Aku merasa marah.” Kata Seo Woo
Lalu aku harus bagaimana ? Apa kau mau aku berlutut memohon ? Meskipun tidak ada gunanya ?” kata Hye Jung
Harus dicoba dulu agar tahu.” Ucap Seo Woo 
Hye Jung akhirnya berlutut memohon meminta ampun, Seo Woo pikir akhirnya bisa tahu kalau Tidak ada gunanya, lalu meinggalkan Hye Jung tak peduli. Hye Jung hanya bisa menangis. 


Hye Jung pulang kerumah memindahka anak anjing yang dipeluk neneknya, lalu tidur menatap neneknya mengaku cemas kalau tidak ada saat nenek di operasi. Lalu memeluk erat neneknya yang sangat disayanginya sambil tertidur. Anak anjingnya pun ikut tidur di kepala Hye Jung.

Pagi harinya
Nenek Kang kaget melihat sudah tertidur dengan dipeluk neneknya, Hye Jung mengeluh karena masih mengantuk dan memiringkan tidurnya agar terlelap. Nenek Kang bertanya kapan cucunya untuk keluar dari penjara, dan Bagaimana bisa keluar. Hye Jung kembali ingin tertidur. Nenek Kang pikir tidak bisa duduk diam saja.  
Ia pergi ke dapur mengambil sekotak tahu dari kulkas, tapi menurutnya harus makan tahu yang hangat. Akhirnya ia datang dengan membawa tahu yang sudah dihangatkan menyuruhnya untuk segera bangun, Hye Jung meminta Nanti saja. Nenek Kang menariknya mengatakan Harus sekarang dan langsung menyuapinya.  
Hari ini nenek masuk rumah sakit.” Kata Hye Jung, Nenek Kang memuji  Ingatan cucunya itu bagus lalu memeluk cucunya dengan tangis bahagia. 


Seorang pengacara akhirnya berhasil mengeluarkan Soon Hee dari penjara lalu pamit pergi pada Soon Hee dan juga ayahnya didepan kantor polisi. Soon Hee memanggil ayahnya yang akan pergi mengucapkan terimakasih, dengan senyumanya mengaku Sehari masuk penjara, ketakutan sekali.
“Apa Kau kira aku begini karenamu ? Kau membuat malu keluarga !” kata Tuan Chun marah
Tetap saja, Terimakasih sudah mengeluarkan aku.” Kata Soon Hee
Kalau ini selesai, maka aku akan kirim kau ke Kanada.” Ucap Tuan Chun
Aku sudah siap.... Ayah pasti malu sekali karena punya putri sepertiku.” Kata Soon Hee, Tuan Chun hanya bisa menghela nafas dan pergi. Soon Hee pun mengejar ayahnya untuk pergi bersama. 

Ji Hong berdiri di depan kelas, mengatakan kalau tidak punya alasan. Tapi minta maaf karena tidak bisa bersama murid-muridnya sampai akhir semester.  Seo Woo masih duduk dimeja dengan wajah tertunduk, sementara bangku Hye Jung masih kosong.
Aku percaya kalian bisa membuat keputusan sendiri.  Saat waktu berlalu, mari kita bertemu lagi.” Kata Ji Hong lalu memanggil ketua kelas. Seo Woo berdiri untuk memberikan hormat, Ji Hong pun kembali berbicara.
Dimanapun gurumu ini berada, maka aku akan selalu mengingat kalian.  Terima kasih.” Kata Ji Hong, Mi Ra dkk terlihat sedih karena walaupun mereka bandel tetap masih diperhatikan.
Seo Woo pun memerintahkan mereka untuk memberikan hormat, Ji Hong pun membalas dengan anggukan kepalanya. 

Hye Jung memegang tangan neneknya yang sudah terbaring diruang rawat, Nenek Kang mengejek apa yang sdang dilakukan cucunya, Sepertinya cemas padanya. Hye Jung mengelak, menyakinkan kalau Nenek bisa selamat selama ini jadi Mana bisa kanker membunuhnya bahkan Dokter juga bilang tidak ada masalah.
Kau dikeluarkan dari sekolah.  Apa yang akan kau lakukan ?” kata Nenek Kang
Aku akan menceritakan kalau sudah selesai operasi.” Kata Hye Jung
“Apa Kau mau bikin masalah lagi ?” ucap Nenek Kang, Hye Jung kesal karena seperti neneknya Sekarang tidak percaya lagi padanya.
Kau harus bisa menyakinkan agar dipercaya. Meskipun aku mau mati,  tapi tidak bisa karena kau.” Ucap Nenek Kang
Harusnya aku bikin masalah terus, agar nenek panjang umur.” Goda Hye Jung, Nenek Kang meminta anaknya agar jangan asal bicara. Hye Jung semakin mengoda neneknya sambil memeluknya dan berbaridng diatas ranjang. Nenek Kang pun memeluk erat cucu yang paling disayanginya. 

Hye Jung mengantar neneknya sampai ke depan pintu ruang operasi, tanganya terus memengang tangan neneknya. Nenek Kang menyakinkan  akan keluar tidak lama lagi jadi Jangan cuma duduk dan nangis lebih baik pergi makan saja.  
Jangan ikut campur urusan orang  dan lekas sembuh.” Kata Hye Jung
Dokter-ku sangat pandai dalam pekerjaan bahkan terlihat tampan.  Aku percaya pada dokter.” Ucap Nenek Kang menyakinkan.
Sejak kapan dia jadi "dokterku" ?” ejek Hye Jung
Dia adalah ayah Seo Woo, jadi Kau akan berhutang budi padanya seumur hidup.” Ucap Nenek Kang, Hye Jung hanya bisa terdiam perawat pun memberitahu sudah saatnya Nenek Kang masuk.
Hye Jung seperti berat melepaskan tangan Neneknya untuk masuk ruang operasi. Keduanya pun melambaikan tanganya. Nenek Kang menyuruhnya untuk pergi dan tak perlu menunggunya. Setelah pintu tertutup, terlihat wajah khawatir Hye Jung yang disembunyikan. 

Dalam ruang operasi, Nenek Hye Jung sudah dibius dengan alat bantu nafas, Dokter Jin berkonsterasi untuk mengoperasi, Assitenya datang memperlihatkan ponselnya kalau ayahnya yang menelp. Akhirnya Dokter Jin pun mengangkat telp dari ayahnya, memberitahu akan datang pukul 5 sore.
Aku sedang operasi, sebentar lagi selesai.” Kata Dokter Jin sambil membedah tubuh nenek Kang
Saat itu terlihat dilayar monitor, Dokter Jin tak menyangka kalau bagian kankernya lebih besar dari perkiraannya. Saat itu juga terlihat darah yang muncrat.
Hye Jung duduk dengan gelisah didepan ruang operasi, tiba-tiba seorang perawat keluar dari ruang operasi dengan terburu-buru. Di dalam ruangan sudah banyak kain kasa yang berlumuran darah, Dokter Jin memerintahkan agar terus menghisapnya. Dokter lain memberitahu tekanan darahnya menurun. Dokter Jin menyuruh agar memberikan darah dengan cepat.
Mereka pun menekan kantung darah agar bisa segera keluar, lalu memberitau Jantung Nenek Kang sudah berhenti. Dokter Jin melihat dilayar sudah terlihat garis lurus dan tubuh Nenek Kang seperti tak bisa diselamatkan. 

Hye Jung berdiri melihat Dokter yang keluar dari ruang operasi, Dokter Jin dengan santai mengatakan  sudah berusaha tapi tidak berjalan lancar. Hye Jung bertanya Apa maksudnya tidak berjalan lancar. Dokter Jin mengatakan kalau "tidak berjalan lancar" jadi menyuruh untuk Panggil orang tuanya untuk menyiapkan pemakaman.
“Ini Mustahil ...Nenekku adalah Kang Mal Soon.... Kang Mal Soon, tidak akan mati.” tegas Hye Jung memastikan
Aku akan bicara dengan orang dewasa soal ini.” kata Dokter Jin
Kenapa tidak bicara denganku Tapi mau bicara dengan orang dewasa ? Nenekku paling dekat denganku. SeHarusnya bicara dengan orang yang dekat padanya, kenapa malah ke orang lain ?!” ucap Hye Jung dengan menahan tangisnya 
Orang dewasa punya akal sehat.” Tegas Dokter Jin merendahkanya lalu meninggalkanya. Hye Jung pun hanya bisa menangis sesunggukan mengetahui neneknya yang meninggal. 

Sebotol wine dituang pada gelas, Tuan Jin senang karena Keluarga mereka akhirnya berkumpul dan Hari ini adalah titik balik keluarga mereka semua, Nyonya Yoon yang ikut makan malam bersama ikut tersenyum. Tuan Jin mengajak semuanya untuk minum, semua pun bersulang dan Seo Woo juga ikut dengan segelas orange jus.
Dokte Jin terlihat bahagia karena bisa makan dengan ayahnya, Nyonya Yoon berkomentar wine yang diminumnya aromanya enak. Seo Woo seperti tersenyum tapi menahan sesuatu dalam hatinya. 

Hye Jung duduk sambil menangis memegang foto neneknya, lalu melihat sebuah surat yang dituliskan neneknya.
Hye Jung tersayang... Aku menulis ini, seandainya terjadi sesuatu padaku.  Aku bisa saja jadi cacat atau mati saat di operasi.  Binatang saja tidak membuang anak mereka.  Kenapa orang tuamu begitu ?  Tapi itu sudah suratan takdirmu.  Setidaknya kau beruntung punya nenek.
Nenek Kang menuliskan surat untuk cucunya, dengan buku tabungan yang dimiliki sudah dibuat atas nama cucunya dan menyimpanya didalam bantal.   
Ini tidak seharusnya terjadi, tapi kalau aku mati, semua tabunganku untukmu dan sudah kuganti atas namamu.  Belajar dengan uang itu. Nenek, paling iri dengan wanita yang berpendidikan.  Punggungku sakit jadi tidak bisa menulis lagi.  -Dari Nenek.-
Hye Jung menangis menatap foto neneknya yang sudah meninggal, teringat kembali perkataan neneknya saat akan pergi belajar Kau bahkan tidak bermimpi besar.  Kau lahir ke dunia ini,  harusnya kau menjalani hidup yang baik.  Sebelum nenek mati, harusnya kau tunjukan itu dulu pada nenek.  Ia pun memeluk foto neneknya dan terus menangis. 

Ibu tirinya masuk rumah, dengan sinis menyalahkan Hye Jung dan menyindirya Kenapa malah menangis, menurutnya seharusnya Hye Jung tidak ditinggal dengan neneknya dan meminta pembelaan pada suaminya. Tuan Yoo hanya diam saja.
Akhirnya, kau mengambil nyawa nenekmu juga.  Sekarang kau dikeluarkan dari sekolah juga. Apa yang akan kau lakukan ?” ejek ibu tirinya.
Kau menerima uang dari rumah sakit, kan ?” kata Hye Jung menuduh
Uang apa ? Maksudmu, uang pemakaman ? Untuk apa kau perduli soal itu ?” kata Ibu tirinya sinis
Ada yang salah dengan operasinya.  Mana mungkin orang yang bisa tertawa sebelum di operasi, lalu keluar dalam keadaan mati ? Mereka melakukan kesalahan !” teriak Hye Jung tak terima
Jangan bikin keributan.  Sejak kapan kau perduli sekali pada nenekmu ? Dia sudah tua.  Bahkan Operasi saja berat buat orang muda,  apalagi sudah tua ? Pasti ada komplikasi saat operasi,  Jadi bisa saja dia mati.” Kata Ibu tirinya dingin
“Kau bilang "Bisa saja dia mati"!!! Teganya berkata begitu? Apa kau akan bilang begitu kalau anakmu yang mati ?!” teriak Hye Jung marah, Ibu Tirinya berteriak marah  karena Hye Jung membawa Yo Na anaknya.
“Lalu Ayah bagaimana ? Apa Ayah tidak mau berkata apapun ?” tanya Hye Jung pada ayahnya.
Tuan Yoo seperti merasa bersalah karena sebelumnya diminta datang tapi dianggap hanya omong kosong belaka, lalu mengajak untuk kita pergi diam-diam saja. Hye Jung menghempaskan tangan ayahnya, karena tak mau pergi begitu saja lalu keluar dari rumah.

Hye Jung pergi ke rumah sakit tempat neneknya yang dioperasi, lalu langsung bertemu denga Dokter Jin dilorong. Dengan keberanianya, yakin kalau Dokter Jin itu yang membunuh neneknya. Dokter Jin hanya diam menatap Hye Jung.
Kau bilang dia bisa hidup kalau kankernya diambil.” Kata Hye Jung tak terima, Dokter lain pun akhirnya mengambil tindakn dengan menarik Hye Jung pergi.
“Apa Kau kira rumah sakit ini akan baik-baik saja ? Aku tidak akan tinggal diam !” teriak Hye Jung, Dokter Jin pun meminta agar melepaskan tangan Hye Jung.

Katakan apa yang bisa kau lakukan ? Aku sudah bicara dengan orang tuamu.  Kami sudah sepakat dan mereka terima uang.  Meskipun ini disayangkan ... Aku tidak merasa bersalah karena sudah berusaha.  Aku mengatasi semuanya dengan baik.” Jelas Dokter Jin santai
Kalau kau sudah berusaha tapi ada yang mati, harusnya kau malu.  Apa Kau memaafkan dirimu karena sudah berusaha ?” kata Hye Jung dengan nada menyindir
Kalau kau menemukan sesuatu yang membuatku terlihat tidak berusaha, maka aku akan dihukum sesukamu.  Tapi, aku tidak akan toleransi sikap ceroboh seperti ini. Kalau kau membuat keributan di rumah sakit  maka Aku tidak akan biarkan.” Tegas Dokter Jin sombong lalu pergi meninggalkanya. 

Hye Jung berusaha untuk menahan tangisnya, tapi akhirnya tumpah juga. Ji Hong berlari ke rumah sakit NAMYANGJU KOOKIL dengan wajah panik. Saat itu juga Hye Jung baru keluar dari rumah sakit.Ji Hong menaiki eskalator sambil menelpnya, ponsel Hye Jung bergetar dan melihat itu telp dari gurunya.
Flash Back
In Joo menemui Hye Jung memberitahu guru Hong mencemaskan dirinya dan itu sudah pasti murni sebagai muridnya, Karena sejak dulu membantu Ji Hong jadi setuju untuk membantu Hye Jung juga. Hye Jung mengatakn bisa menjaga diri sendiri.
Kau bisa sekolah di tempat ini, Lokasinya di Gangwon-do, Disana ada asrama juga.” Kata In Joo memberikan brosurnya.
Aku mau ikut ujian persamaan (GED) dan tidak mau berpisah dengan nenek.” Kata Hye Jung
Kau menyukai Ji Hong, kan ? Orang yang sama,  maka berkumpul bersama. Kau dan Ji Hong hidup di dunia berbeda. Sementara Ji Hong dan aku,  ada di lingkaran yang sama.  Saat kami bersama, maka situasinya akan win-win.  Kalau mau terus terang, kau adalah halangan buat Ji Hong.” Ucap In Joo seperti segaja menjauhkan Hye Jung dan Ji Hong 

Hye Jung pun memilih untuk tak mengangkat telp dari Ji Hong, lalu berjalan disepanjang trotoar. Saat itu Ji Hong berlari dan melihat Hye Jung berjalan didepanya dan langsung memanggilnya. Hye Jung berusaha menahan tangisnya saat membalikan badan. Ji Hong memarahi karena tak menelpnya.
Kenapa aku harus dengar soal operasi nenek dari orang lain ?” ucap Ji Hong marah
Buat apa aku cerita soal operasi nenek ke pak guru ?” ucap Hye Jung dingin
Tentu saja kau harus memberitahu.  Lalu Mulai sekarang apa rencanamu ?” kata Ji Hong khawatir
Apa rencanaku, buat apa memberitahumu ?” ucap Hye Jung, Ji Hong menegaskan tentu saja harus peduli karena Hye Jung adalah muridnya.
Apa kau selalu perduli seperti ini pada semua murid ?” kata Hye Jung menyindir

Ji Hong terdiam lalu meminta maaf menurutnya Sepertinya saat ini tidak tepat buat mereka bicara. Hye Jung pun langsung pamit pergi, Ji Hong bertanya haruskan Hye Jung pergi. Hye Jung membenarkan karena  tidak ingin bertemu guru Hong lagi. Ji Hong mengatakan bisa membantunya. Hye Jung menolak menyuruh Ji Hong kembali saja ketempatnya berada dan ia akan kembali ketempatnya juga lalu berjalan pergi. 
Ji Hong membalikan badanya membiarkan Hye Jung pergi, tiba-tiba matanya terlihat sangat serius lalu berlari mengejar Hye Jung yang sudah cukup jauh berjalan, seperti tak ingin kehilangan cintanya. Sebuah motor sport berhenti di samping Hye Jung.
Soo Chul memberikan helmnya bertanya, apakah Hye Jung ingin mendapatkan angin. Hye Jun menerima helm dan menaik ke motor, Ji Hong berhenti berlari dengan nafas terengah-engah melihat Hye Jung yang pergi dengan pria lain didepan matanya.
Tergila-gila karena cinta ... adalah bukti stimulasi sel otak Jika cinta tidak gila,  maka tidak normal. Aku berusaha melindungi diriku  agar tidak gila karena cinta.  Tapi ... Aku kena batunya. Gumam Ji Hong
Hye Jung hanya diam saja dibelakang motor yang dibawa Soo Chul dengan kecepatan tinggi, tapi kali ini tanganya merangkul pinggang Soo Chul melalui jalan yang menyusuri danau dan gunung. 

[13 Tahun Kemudian]
Tepat jam dua belas malam, Hye Jung mengikat rambut dan menganti sepatu kets. Terlihat kesibukan didalam ruang UGD. Kawanan Gangster masuk dengan membawa pasien yang terluka parah dan berteriak menanyakan keberadan dokternya. Semua yang ada diruangan langsung kabur karena ketakutan, Seorang Gangster berteriak marah karena semua orang hanya diam saja.
Dua dokter terlihat saling menyuruh untuk memeriksa, tapi keduanya terlihat ketakutan. Si pria berkacamata tahu temnya itu ahli syaraf paling penting di IGD jadi harus periksa pasien lebih dulu. Akhirnya si Dokter berambut coklat pun bertanya apa masalahnya. Wakil gangster memberitahu ketuanya itu terluka, Si dokter rambut coklat ketakutan, Si wakil gangster pun memegang pundaknya menyuruh Jangan takut karena mereka juga manusia.
Si dokter melihat ketua Gangster itu berdarah dan ingin memegangnya, tapi yang terjadi malah di dorong, Si dokter mengaku kalau cuma gugup. Akhirnya Dokter bertubuh tambun, Dokter Kang Kyung Joon datang, si pria pun langsung menyerahkan tugas pada seniornya. Dokter Kang maju sebagai penanggung jawab. Wakil Gangster menyuruh untuk memeriksa ketua Gangster.

Dokter Kang memeriksa mata dengan senternya, memberitahu Pertama, mereka harus lakukan AGAB dan pemeriksaan rutin, setelah itu CT dan MRI. Dokter muda pun berlari mengambil barang-barang, Si ketua Gangster merasa Dokter Kang itu menganggap dirinya bodoh.
Kau kira aku tidak tahu, kalau kau mau cari uang dengan memintaku melakukan macam-macam tes ?” kata si ketua Gangster. Si dokter muda yang gugup tak sengaja mendorong meja sampai tersandung.
“ Dasar Bocah ! Begitu saja tidak bisa !” teriak Dokter Kang memarahi juniornya
“Hei.... Hyungnim ini sedang bicara. Kenapa kau malah teriak-teriak ? Apa Kau mau aku lipat-lipat mirip akordion ?” kata Si wakil Gangster denga memegang wajah Dokter Kang, Dokter Kang menjawab kalau tak mau
Kau pasti sedang menahan marah kan ?” ucap Wakil gangster, Dokter mengatakan tidak, Si wakil yakin dokter Kang ingin mengertakan giginya. Dokter Kang menjawab tidak. Tangan si Gangster ingin memukulnya. 


Saat itu Hye Jung datang menahanya, si wakil gangster sinis melihat berpikir Hye Jung itu hanya Petugas medis. Hye Jung pikir pria itu tak bisa melihat jasnya kalau ia adalah seorang dokter, lalu langsung mendorongnya.
Disini tempat pasien dirawat.  Kalau bukan pasien, silahkan keluar.” Tegas Hye Jung.
Kau kira siapa bicara begitu pada hyungnim ?” ucap si gangster
Aku orang yang akan merawat pasien ini dan Pekerjaanku memberi suasana optimal untuk merawat pasien.” Kata Hye Jung
Aku tidak mau dirawat oleh perempuan jadi Panggil laki-laki dan bawa dia keluar.” Kata si ketua gangster
Gangster lain pun menarik Hye Jung keluar, saat itu pun Hye Jung yang pandai berkelahi melawan semua gangster, memelintir, menendang dan mendorongnya dan akhirnya si ketua Gangster pun tak sadarkan diri. 

Seo Woo  memoles bibirnya dengan lipstik pada kaca, lalu mulai berlatih bicara “Sunbae, aku suka padamu sejak dulu.” Tapi menurutnya kalimatnya itu salah  dan berpikir apakah ada yang lebih bagus karena harus membuatnya tergerak agar punya perasaan.
Oppa ... aku sudah memperhatikanmu sejak masa pelatihan.” Kaa Seo Woo kembali berlati tapi menurutnya kata  Memperhatikan seperti penguntit jadi lebih baik yang simpel saja, karena Tidak akan berhasil kalau terlalu berusaha.
Jung Yoon Do, kau milikku.” Kata Seo Woo penuh percaya diri saat mengebrakan tanganya, malah membuat wastafelnya hancur. 

Seorang pria tampan bernama, Jung Yoon Do sudah menghabiskan semangkuk sup. Seo Woo baru datang mengeluh Yoon Do yang tidak bisa menunggu dan sudah makan duluan. Yoon Do malah mengejek Seo Woo berlagak jadi perempuan, menurutnya suruh saja pacarnya yang bersikap seperti itu. Seo Woo cemberut menolak tidak mau makan.
Kenapa mentraktirku di tempat seperti ini ? Ada banyak tempat yang bagus.” Kata Seo Woo
Ada banyak tempat bagus dan lebih mahal tapi makanannya tidak enak.  Kau tahu seberapa terkenal makanan di kantin ini ?” balas Yoon Do
Kau pakai kaos kaki seharga 20,000 won tapi pelit sekali.” Keluh Seo Woo
Sudah kubilang, Kelengkapan interior luar melengkapi materinya.  Dan Kelengkapan pakaian adalah kaos kaki.” Tegas Yoon Do lalu menyuruh Seo Woo untuk cepat makan.
Seo Woo ngambek tak mau makan. Yoon Do pikir lebih baik pergi karena harus ke rumah sakit.  Seo Woo mengatakan ada yang ingin dibicarakan.  Yoon Do pun kembali duduk meminta Seo Woo untuk mengatakan. Seo Woo tahu kata manis tidak ada gunanya buat Yoon Do Jadi akan bilang terus terang. 

Tiba-tiba  pemilik kedai menaruh pecahan wastafel diatas meja, dengan memanggil Seo Woo dengan panggilan ahjuma. Seo Woo tak terima kalau ia bukan ahjuma dan menurutnya Ada yang salah dengan matanya. Bibi pemilik meminta maaf karena mengira  keduanya pasangan suami istri, Yoon Do melotot kaget, Seo Woo tersenyum bahagia mengatakan pada Yoon Do kalau pasti orang pikir kita serasi.
Bukannya serasi. Itu karena si lelaki terlihat tidak tertarik padamu, kalau memang Pacar tidak mungkin begitu.” Kata si bibi, kali ini gantian Yoon Do yang tersenyum.
Ahjuma ini, pandai memainkan emosi orang.” Keluh Seo Woo
Bibi itu menyindir tenaga Seo Woo itu kuat karena bisa memecahkan wastafel, Seo Woo melirik mengatakan akan mengantinya, lalu mengeluarkan uang. Yoon Do yang duduk didepanya terlihat malu. Bibi itu pun berteriak marah karena Seo Woo bukan meminta maaf malah membahas tentang uang.
Maaf.... aku minta maaf.  Tapi Ahjuma juga salah, Itu memang sudah mau jatuh. Bagaimana kalau ada yang terluka” Kata Seo Woo tak mau disalahkan. Yoon Do memilih untuk bangun dari bangkunya.

Sunbae ... apa kau mau pergi ? Apa kau Tidak pernah nonton drama ? Lelaki harusnya menolong perempuan, dengan bicara dan beri dia uang.” Bisik Seo Woo meminta pertolongan, Yoon Do mengatakan itu kesalahanya jadi lebih baik bereskan sendiri lalu beranjak pergi.
Seo Woo pun berteriak memanggilnya, si bibi menariknya bertanya mau kemana, Seo Woo kesal ingin membayar berapa saja yang diinginkanya, saat itu tiba-tiba si bibi jatuh lemas dengan memegang kepalanya. Seo Woo kaget melihat si bibi yang tiba-tiba tak sadarka diri.
Yoon Do belum keluar langsung berlari langsung memeriksanya, lalu berteriak marah pada Seo Woo hanya diam saja bukan menelp 911. Seo Woo panik mengeluarkan ponselnya untuk menelp ambulance. 


Mobil ambulance pun membawa ke bagian Trauma Centre. Si bibi pemilik dibawa langsung dengan bantuan tabung oksigen. Dokter Kang menyapa Yoon Do yang datang dengan Seo Woo. Yoon Do bertanya apakah Ruang operasinya sudah siap. Dokter Kang mengatakan suda siap di ruang 1.
Kenapa ruang 1 , Bukan ruang 2 ?” kata Yoon Do
Ruang 2 sedang digunakan dokter fellow baru.  Epidural perdarahan darurat.” Jelas Dokter Kang
Kenapa aku tidak tahu soal operasi itu ?  Aku sedang bertugas sekarang.  Aku bertanggung jawab pada semua operasi hari ini. “ kata Yoon Do, Dokter Kang sudah mengatakanya tapi memaksa.
Harusnya kau menelponku.  Apa yang kau lakukan ?! Aku sudah memberikan kebebasan,  tapi begini hasilnya ?” teriak Yoon Do marah, Dokter kang pun meminta maaf, Yoon Do tak mau mempermasalahkan lagi,  karena dokter Kang akan bertanggung jawab pada perbuatannya.

Hye Jung diruangan 1 sedang mengoperasi si ketua Gangster dengan sangat serius, Yoon Do sudah menganti baju operasinya berjalan masuk da melewati ruangan Hye Jung yang sedang mengoperasi pasien. Hye Jung seperti menghela nafas panjang saat sedang mengoperasi pasien. 
bersambung ke episode 4


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

9 komentar:

  1. Daebak..mba dee update ptm..
    Dttgu ep 4..
    Fighting..
    Keep up the good work

    BalasHapus
  2. Penasaran sama eps 4nya. Saya sudah menonton eps 4nya tapi belum ada subtitlenya jadi saya selalu bolak balik kesini buat ngeliat lanjutannya. Semangat kak dee buat ngelanjutinnya

    BalasHapus
  3. Semangat ditunggu bangat updatenyaaa

    BalasHapus
  4. Saya lebih suka membaca disini daripada nonton. Karena kalo nonton punya telinga seperti tidak mendengar.

    BalasHapus
  5. Semanagat mbak deedee. makasih ya bwt recapnya yang keren. Ni drama emang daebak. Aq udh kesengsem dari awal sih ya hehe. Suka chems antara Kim rae won n park shinye

    BalasHapus
  6. Ikutan baper pas neneknya Hye Jung meninggal.. ikutan mewek haha

    BalasHapus
  7. Kasian banget idipnya hyejung... Hiks hiks

    BalasHapus