PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 17 Juni 2016

Sinopsis Lucky Romance Episode 8 Part 1

Gun Wook mengejar Soo Ho sampai ke luar rumah sakit, bertanya mau kemana sekarang. Soo Ho mengatakn ingin mencarinya. Gun Wook pikir mungkin Bo Nui  sudah berada di rumah dan tidak akan membuat keputusan bodoh seperti itu, karena sangat mempercayainya.
Apakah aku benar-benar percaya padanya, atau itu hanya apa yang kau inginkan? Mengatakan hal seperti tidak akan mengubah apa pun. Apakah kau akan hanya duduk dan menunggu saja? Itu hanya membuatmu pengecut.” Ucap Soo Ho sinis
Perhatikan apa yang kau katakan. Apa Kau tahu Bo Nui bersedia lakukan untuk menyelamatkan Bo Ra.” Kata Gun Wook dengan nada tinggi
Ini semua karena ia percaya bahwa takhayul bodoh.” Balas Soo Ho,
Gun Wook pun menyuruh Soo Ho pergi saja kalau memang berpikir dirinya bodoh, menurutnya sudah cukup Soo Ho menjadi bosnya. Soo Ho membalasa kalau Gun Wook silahkan menjadi bodoh dan terus menunggu sebagai teman dekat. Gun Wook dan Soo Ho akhirnya pergi berbeda arah. 

Bo Nui berjalan ke tepi sungai Han, Soo Ho sampai ke taman dekat sungai Han, melihat wanita yang berambut pendek langsung menepuknya berpikir itu Bo Nui, tapi ternyata salah orang. Bo Nui siap melangkah ke dalam sungai. Gun Wook berdiri diatap melihat ke bawah, berharap Bo Nui segera pulang karena percaya tak mungkin melakukan hal yang bodoh, lalu berusaha menelp tapi ponselnya belum juga aktif.
Soo Ho menelp seseorang minta maaf untuk mengganggu pada larut malam, bertanya apakah ada seorang pasien baru bernama Shim Bo Ra. Seperti rumah sakit yang ditelpnya tak menerima pasien bernama Bo Ra. Ia mencoba membaca lagi surat yang ditulis Bo Ra “Aku minta maaf. Aku berharap yang terbaik untukmu.” Saat itu juga Bo Ra menjatuhkan tas dan berjalan ke dalam sungai.
Dia mengatakan tidak bisa menyerah. Dia bilang akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan adiknya.” Ucap Soo Ho yakin memegang erat surat yang dituliskan Bo Nui untuknya. 

Pagi Hari
Bo Nui hanya duduk berlutut didepan sungai Han, lalu menuliskan nam adiknyanya diatas kertas “Shim Bo Ra” dan membuatkan bentuk kapal, lalu menaruhnya agar berada diatas air
“Ibu.... Ayah.... Aku mohon melindungi Bo Ra sehingga dia tidak akan kesakitan sampai akhir. Aku akan merawat dia sampai akhir, dan akan mengikutinya.” Gumam Bo Nui lalu melihat kapal buatanya semakin menjauh. 

Gun Wook masih terlihat kebinggungan keluar dari rumah, saat melewati parkiran melihat mobil Soo Ho ada disana. Soo Ho keluar dari mobil, merasa kalau Bo Nui belum juga kembali. Gun Wook juga melihat Soo Ho yang belum menemukan Bo Nui. Soo Ho hanya bisa menghela nafas, tiba-tiba melihat sosok yang dikenalnya.
Bo Nui berjalan pulang ke rumahnya, Gun Wook melihat arah mata Soo Ho seperti mengikuti arah jalan seseorang. Gun Wook akhirnya bisa melihat Bo Nui pulang. Soo Ho menarik tangan Gun Wook saat akan menghampiri Bo Nui meminta agar membiarkan Bo Nui sendirian, karena yang terpenting adalah kalau Bo Nui sudah kembali.
Soo Ho menatap Bo Nui yang akan masuk apartement, menurutnya lebih baik membiarkan agar Bo Nui bisa beristirahat, lalu masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan rumah. Gun Wook pun hanya bisa diam saja. 

Bo Nui sudah berganti pakaian duduk diruang tengah, lalu membuka tas dan mengambil ponselnya terlihat [Panggilan tak terjawab dari Puku, Perawat Lee, Dal Nim dan Mr Je] Akhirnya ia menelp Perawat Lee dengan wajah sedih berbicara sendiri kalau ini belum waktunya jadi tidak bisa membiarkan adiknya pergi dulu.
Perawat Lee mengangkat telpnya. Bo Nui pun langsung menyapanya. Perawat Lee terlihat tak percaya Bo Nui akhirnya menelp dan mengeluh telpnya itu tak aktif, lalu memberitahu tentang ambulance kemarin. Tapi akhirnya menyuruh Bo Nui segera kerumah sakit saja.
Apakah ada yang masalah dengan Bo Ra?” ucap Bo Nui panik
Bo Ra mengerakan jarinya!” ucap Perawat Lee penuh semangat, Bo Nui kaget menndengarnya. Akhirnya ia berganti pakaian dan berlari keluar rumah dengan wajah bahagia. 

Bo Ra dikembalikan keruang rawat. Didepan ruangan, Bo Nui menanyakan pada dokter apakah adiknya itu  benar-benar mengerakan jari-jarinya, dengan memperagakan tanganya seperti sedang menari, Dokter membenarkan. Bo Nui memastikan kalau Dokter tak berbohong, kalau adiknya akan bangun.
“Aku mengatakan yang sebenarnya. Kami menemukan itu dalam van, jadi i kembali segera. Dengan segera,  ia akan mulai pulih indranya demi sedikit. Dia akan mulai menampilkan reaksi juga. Aku ucapakan Selamat.” Kata Dokter yang juga ikut senang, Bo Nui pun mengucapkan terimakasih.
Terima kasih, Bo Ra.” Teriak Bo Nui dari depan kamar pada adiknya
Setelah itu Bo Ra pergi ke meja receptionist menyapa semua perawat dengan mengucapkan terimakasih. Perawat Lee pun memberikan selamat, Bo Nui mengucapkan terimakasih atas kerja kerasnya. Perawat Lee juga merasa kalau Bo Nui juga melakukan sesuatu yang terbaik. Keduanya tertawa bahagia. 

Bo Nui terus terus senyuma bahagia berjalan ditrotoar, melihat bunga-bunga yang bermekaran, ia langsung berjongkok dan mengajaknya bicara karena hatinya sangat bahagia.
“Coba Lihatlah bagaimana kau mekar ! Aku sangat bangga padamu. Tumbuh hanya sedikit lebih. Fighting!” kata Bo Nui dengan wajah bahagia lalu kembali berlari.
Gun Wook sedang ada ditempat fitness, sambil menatap ponselnya berpikir kalau Bo Nui itu pasti sedang tidur, atau ketiduran, jadi itu sebabnya tidak bisa menjawab panggilannya. Menurutnya Bo Nui itu tak akan mengabaikan telpnya jika sudah melihat ponselnya, lalu menambah kecepatan larinya.
Bo Nui ... Dia harus mempersiapkan diri. Aku tidak akan membiarkan kesempatan ini” kata Gun Wook sambil berlari, tiba-tiba ponselnya bergetar dan nama Bo Nui terlihat dilayar. 

Gun Wook buru-buru mencoba turun dari treadmill mengangkat telp dari Bo Nui, dengan nada panik bertanya keberadanya, apakah ada dirumah, lalu berusaha untuk tenang menanyakan lebih dulu keadaanya apakah baik-baik saja. Bo Nui yang bahagia, meminta agar Gun Wook jangan kaget.
“Katakan saja, Aku akan mendengarkan.” Ucap Gun Wook sudah siap mendengar berita buru.
Bo Ra terbangun..... Puku, Bo Ra sudah bangun!” kata Bo Nui dengan wajah bahagia, Gun Wook bertanya kapan adik Bo Nui itu bangun.
Mereka menemukan semalam. Aku akan memberitahu rincian saat pulang nanti.” Kata Bo Nui, Gun Wook bertanya dimana Bo Nui sekarang, Bo Nui mengatakan harus mampir di suatu tempat lalu mengucapkan salam perpisahan dan menutup telpnya. Gun Wook ingin menemaninya tapi Bo Nui sudah lebih dulu menutup telpnya. 

Soo Ho gelisah diruanganya, melihat jam yang sudah lewat dan keadaan seperti ini sangat menjengkelkan. Lalu ia mengintip dari jendela sosok Bo Nui belum duduk dimeja kerjanya. Soo Ho bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi dengan Bo Nui sekarang.
Dia harus datang untuk bekerja jika pulang ke rumah, padahal Dia biasa sudah datang ke tempat kerja.” Kata Soo Ho uring-uringan.
“Tapi Tak bisakah seorang presiden memanggil karyawannya yang tidak masuk kerja?  Ah... Tidak.... Mengapa? Mengapa aku harus mendekatinya?   Sudahlah... Lupakan” ucap Soo Ho melempar ponselnya ke sofa.
Tanpa disadari ponselnya menelp Bo Nui, Ketika menyadarinya Soo Ho langsung melompat ke atas sofa berusaha mematikan telpnya, tapi yang terjadi telpnya sempat diangkat walaupun hanya 3 detik. Akhirnya ia kesal sendiri dengan berguling dan melempar bantalnya.
Soo Ho duduk mencoba untuk tetap tenang, terdengar suara pegawainya menyapa seseorang yang baru datang. Soo Ho langsung keluar dengan melompati Meja dan sofanya, berpikir Bo Nui yang datang lalu langsung berteriak marah “Kenapa kau sangat telat?” Ji Hoon dan seorang kurir binggung.

Aku minta maaf, karena lalu lintas yang padat.” Kata kurir membungkuk meminta maaf. Semua pegawainya terlihat ikut kaget.
“Apakah ini paket kiriman milikmu, Presdir?” tanya Dae Kwon, Soo Ho pikir memang itu barang pesanan miliknya.
Dia datang untuk membawa keyboard baruku, jadi paket ini miliku” kata Ji Hoon. Semua menatap Soo Ho dengan tatapan heran.
“Lalu kapan paket aku akan tiba? Mengapa mereka begitu lambat?” teriak Soo Ho marah,
Dan dia tidak seharusnya masuk ke sini Kalian semua tak punya pikiran,  Perusahaan teknologi informasi adalah berhubungan semua tentang keamanan. Bagaimana kau bisa begitu membiarkanya  karena demonstrasi berakhir? Kalian harus memberikan perhatian” teriak Soo Ho dengan mulut berbelit, bertolang pinggang.
Semua pegawai binggung tiba-tiba Soo Ho langsung marah-marah lalu masuk ruangan. Dae Kwon langsung menarik Dal Nim, bertanya-tanya Apakah hal-hal yang tidak berjalan dengan baik dengan Bo Nui. Yoon Bal pikir seperti itu, tapi menurutnya kenapa Soo Ho melampiaskan kemarahanya pada mereka, yang membuatnya sakit kepala. Dae Kwon yakin Soo Ho itu memang pria yang aneh. Dal Nim hanya bisa menghela nafas panjang. 

Bo Nui datang kembali ke tempat Tuan Goo, mengetuk pintu sambil berteriak apakah tidak di dalam. Tiba-tiba terdengar dari belakang menyuruh Bo Nui untuk minggir. Bo Nui langsung menghampiri Tuan Goo dengan wajah bahagia, bertanya kemana saja beliau karena sudah mencarinya kemana-mana.
Aku meninggalkan catatan di depan rumah, Aku pergi untuk menawarkan layananku pada yang lain. Melihat bagaimana semangatmu, aku menduga kau  berada dalam kesulitan lagi.” kata Tuan Goo mengeluakan kunci rumahnya.
“Tuan Goo...  Terima kasih.” Ucap Bo Nui sambil memeluk Tuan Goo, lalu memberitahu Bo Ra akhirnya bangun. Tuan Goo terlihat binggung. 
Bo Nui menceritakan sangat tak percaya dan bersyukur, karena gagal menangkap harimau. Tuan Goo mengatakan itu tak mungkin, Bo Nui terlihat binggung. Tuan Goo meminta Bo Nui untuk memikirkan lagi, apakah tak ada yang benar-benar terjadi malam itu.
“Aku minum cukup banyak karena takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Bo Ra. Lalu turun hujan yang cukup deras dan aku minum cukup banyak Lalu aku pulang.” Cerita Bo Nui

Bo Nui mengingat saat hujan turun deras, Soo Ho menariknya karena matahari belum terbit jadi akan mengabulkan keinginannya, lalu menegaskan kembali kalau ia pria yang lahir ditahun Harimau. Ke esokan paginya, Bo Nui menyadari terbangun bukan dirumahnya, dan disampingnya ada Soo Ho yang juga berbaring dilantai.
“Jadi Harimau... Menghabiskan malam dengan dia?” ucap Bo Nui tak percaya ternyata sudah melakukanya.
Itu mungkin tidak mudah ...jika kau mabuk.” Komentar Tuan Goo
“Tuan Goo, jadi Aku melakukannya! Aku menghabiskan malam dengan seorang pria yang lahir pada tahun harimau!” jerit Bo Nui tak percaya
Aku tidak percaya kau akan bisa melakukannya.” Ucap Tuan Goo
Bo Nui tersenyum ternyata hanya itu saja yang membuat adiknya terbangun, lalu memuji Tuan Goo seharusnya menjadi peramal yang terbaik di Korea, lalu mengubah pernyatanya harusnya diseluruh dunia bahkan di seluruh alam semesta. Tuan Go menyuruh Bo Nui menyudahi ucapanya,

“Sekarang Seberapa jauh kau akan pergi? Jika kau bangkit di seluruh tempat seperti itu, maka mungkin jatuh dan melukai diri sendiri. Berhenti menjadi berlebihan dan memantul ke sana kemari pada dinding seperti itu. Kau harus selalu berhati-hati.” Ucap Tuan Goo
Mr Koo, Aku sudah melakukan seperti yang kau katakan selama dua tahun terakhir. Aku akan pastikan untuk menyalakan lilin di pagi hari dan melakukan ritual malam setiap hari.” Kata Bo Nui
Aku masih merasa ... ada energi  tak beruntung darimu, jadi ingat itu dan segera keluar dari sini” kata Tuan Goo sinis
Bo Nui mengerti tapi sebelum pergi memegang tangan Tuan Goo mengucapkan terimakasih  menurutnya ia tidak akan mungkin sampai sejauh ini kalau bukan berkat Tuan Goo. Tuan Goo melepaskan tangan Bo Nui, menurutnya hanya omong kosong karena semua ini sudah jadi takdirnya. Bo Nui membalas kalau sudah ditakdirkan untuk bertemu dengan Tuan Go juga.

Aku akan datang untuk mengucapkan terima kasih dengan Bo Ra saat dia benar-benar bangun.” Kata Bo Nui
“Sudalah, Lupakan. Aku tidak ingin kau untuk membawa nasib buruk di sini. Keluar dari sini dan bawa nasib burukmu keluar.” Ucap Tuan Goo sinis
Baiklah ! Aku tidak tahu mengapa, tapi suaramu terdengar seperti ... musik ke telingaku hari ini.” kata Bo Nui berdiri dengan senyum bahagia, lalu keluar dari ruangan.
Tuan Goo sempat tersenyum saat Bo Nu keluar, lalu ia menyalakan lilin menurutnya ini semua konyol dan juga gadis yang bernasib tak beruntung. Tapi ia terus berdoa agar Tuhan bisa terus menjaganya. 

Dal Nim datang ke cafe bertanya pada Ryang Ha, apakah melihat Soo Ho. Ryang Ha mengodanya, Apakah Dal Nim merindukannya setiap detik dan tak tertahankan lagi. Dal Nim meminta agar Ryang Ha menyudahi ejekannya.
“Aku sedang tidak ingin sbermain bersama dengan leluconmu sekarang.” Kata Dal Nim marah
“Baiklah..  "Yang bisa saya lakukan adalah tersenyum di sisinya. Mungkinkah dia tahu? Bahwa aku selalu ...” ucap Ryang Ha mengingat kalimat yang tulis diary Dal Nim
“.... Menyaksikan dia."” Kata Dal Nim menlanjutkan dengan wajah sumringah, Ryang Ha tersenyum karena memang benar Dal Nim pemiliknya.

Dal Nim terus menyangkal bukan dia yang menuliskanya, Ryang Ha membela kalau ia tak mengatakan apapun dan tak mendengarnya, Dal Nim panik dengan menutup wajahnya. Ryang Ha pun memberikan minuman sambil berbicara tentang siapa yang sedang lihatnya, apakah ibu, ayah atau Soo Ho.
Aku benar-benar tidak ingin mengatakan ini, tapi kau sangat menyebalkan, menjengkelkan dan mengganggu! Kau adalah tipe orang yang membuatku tidak tahan!” teriak Dal Nim lalu meninggalkan cafe.
“Me Too ! Aku juga merasakan hal yang sama! Kau menyebalkan, menjengkelkan dan mengganggu ...” teriak Ryang Ha. 


Dal Nim akhirnya menemukan Soo Ho yang sedang duduk dibangku taman, membaca berkas. Ia pun menghampirinya mengaku sudah mencarinya kesana kemari, Soo Ho pun melihat Dal Nim ada didekatnya. Dal Nim mengaku ingin meminta sesuatu. Soo Ho bertanya apa itu.
“Apakah kau pikir bisa membujuk Bo Nui? Aku mohon agar memintanya untuk kembali ke Zeze.” Kata Dal Nim duduk dibangku sampingnya, Soo ho pun mengangkat kepalanya menatap Dal Nim.
“Sejujurnya, Bo Nui memiliki seorang adik perempuan. Dia mengalami kecelakaan besar dua tahun lalu dan berada di rumah sakit sekarang. Bo Nui pergi melalui begitu banyak kesulitan membayar tagihan rumah sakit. Aku berharap dia mengakhiri pikiran tentang  kutukan Zeze” cerita Dal Nim, Soo Ho bertanya apa maksud kutukanya. 
“Di Hari adiknya kecelakaan adalah hari wawancara akhir Zeze dua tahun lalu. Bo Nui berubah setelah itu. Dia mengatakan seorang peramal menyelamatkan Bo Ra. Dia berbicara tentang nasib buruk, jimat ...” ucap Dal Nim dan Soo Ho bisa melanjutkan “Garam dan kacang merah.”
“Dia akhirnya bekerja dan hidup seperti orang normal setelah mendapatkan pekerjaan di Zeze. Jadi sudah jelas apa yang akan terjadi padanya sekarang bahwa dia berhenti dari pekerjaannya.” Kata Dal Nim khawatir. 

Dal Nim memanggil Bo Nui saat kembali ke ruangan, Soo Ho yang berjalan didepan Dal Nim langsung menyuruh Bo Nui untuk segera menemuinya diruanganya. Dal Nim memukul temanya lebih dulu, bertanya kemana saja karena tak mengangkat telp darinya. Bo Nui berbisik memberitahu kalau adiknya sudah bangu, Dal Nim menjerit kaget. Bo Nui pun akan menemui Dal Nim nanti setelah bertemu dengan Soo Hoo.
“Di mana kau tadi malam?” tanya Soo Ho menatap ke arah jendela ketika mendengar Bo Nui yang masuk ruanganya, Bo Nui menjawab dari Sungai Han.
“Seberapa jauh... Kau akan seperti ini? Apakah kau akan tetap melakukan tindakan bodoh? Apa yang kau ingin untuk aku lakukan? Apakah kau mendapatkan keberuntungan yang baru diberitahu lagi? Apa yang harus aku lakukan untuk ?” teriak Soo Ho berjalan sampai ke depan Bo Nui

“Kau tidak perlu melakukan apa-apa.” Ucap Bo Nui dengan wajah binggung
“Aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan selanjutnya. Aku merasa terganggu. Aku sangat terganggu karena kau itu membuatku gila.” Teriak So Hoo
“Aku yakin karena aku menempatkanmu melalui banyak situasi yang aneh. Tapi Kau tidak perlu khawatir lagi. Bo Ra ... sudah sadar sekarang... Bo Ra ... telah memiliki kesadaran kembali.” Kata Bo Nui. Soo Ho terpaku mendengarnya, Bo Nui mengatakan semua ini karena Soo Ho jadi mengucapkan terimakasih. 


Di luar ruangan
Dal Nim membuat kopi untuknya, sementara Dae Kwon dkk berkumpul disamping perosotan. Yoon Bal merasakan ketegangan di udara saat ini karena Bo Nui telah datang, bertanya-tanya apakah Bo Nui akan berakhir berkerja hari ini.
Ji Hoon berharap  Bo Nui  memiliki cukup keberanian untuk menampar wajahnya. Dae Kwon setuju, Seung Hyun mengajak mereka bertaruh kalau Bo Nui akan kembali bekerja. Tiga pria lain merasa tak mungkin, Ji Hoon melihat  Bo Nui berhenti kemarin jadi tidak akan masuk akal baginya untuk kembali. Tiga pria yakin Bo Nui tak mungkin kembali tapi Seung Hyun dan Hyun bertaruh Bo Nui akan kembali berkerja. 

Soo Ho masih terdiam lalu bertanya apa maksud ucapan Bo Nui tadi, Bo Nui mengingatkan tentang Malam bulan purnama. Soo Ho pikir tidak ada yang terjadi malam itu. Bo Nui menceritakan Peramal mengatakan kepadanya  untuk menghabiskan malam dengan seorang pria yang lahir pada tahun harimau.
“Aku punya pikir, diriku yang salah. Aku berpikir mesum dengan memikirkan kalau artinya harus aku harus tidur dan melakukan sesuatu dengan pria harimau.” Jelas Bo Nui.
“Tunggu sebentar.... Malam itu, Kau tidur di tempatku, itu  Yang membantu adikmu terbangun?” kata Soo Ho masih tak percaya, Bo Nui mengangguk membenarkan.
“Dia akan mengerakan jari-jari kakinya, membuka matanya dan bahkan berbicara. Mereka mengatakan adikku akan lebih baik.” Cerita Bo Nui bersemangat.
“Yah... aku bisa mengerti....  Itu kabar baik.” Ucap Soo Ho terlihat masih tak percaya 
“Aku ucapkan Terima kasih. Sekarang,aku tidak akan mengganggumu dengan cara apapun. Aku akan menghilang dari kehidupan mu, Seperti yang aku janjikan....” ucap  Bo Nui langsung dipotong oleh Soo Ho

“Tidak, kau  tidak bisa melakukan itu. Jika dia hanya mengerakan jari, dia mungkin pada masa semicoma.  Dia akan berada pada keadaan  dari setengah sadar lalu lemas kemudian sepenuhnya terjaga. Dengan keadaan ini akan membutuhkan banyak waktu untuk melalui semua itu. Dia juga harus melakukan rehabilitasi setelah dua tahun di rumah sakit, tagihan medisnya akan terus bertambah bahkan bisa lebih dari sekarang.” Ucap Soo Ho terus menyecoros lalu memalingkan wajahnya.
Bo Nui binggung Soo Ho bisa tahu. Soo Ho meminta Bo Nui untuk mendengarkan lalu mengeluarkan amplop surat pengunduran diri, meminta Bo Nui tidak bermain denganpikiran dengan hal-hal seperti ini, menurutnya Bo Nui tidak harus menyerahkan pengunduran diri secara begitu mudah, sepertinya hanya biasa saja dan membuang suratnya ke tempat sampah.
Soo Ho menghela nafas menurutnya keadaan ini sangat tak bisa dipercaya,  Bo Nui inginta Soo Ho mengatakan dirinya membuat khawatir. Soo Ho menegaskan karena itu membutuhkan Bo Nui untuk tetap bisa melihatnya, tapi dirinya itu memiliki imajinasi jadi jika Bo Nui pergi melakukan hal-hal anehdi mana ia tidak bisa melihatnya, jadi terlalu banyak membuang waktu mengkhawatirkan keberadaanya, jadi ia meminta Bo Nui tetap ada ditempat yang bisa dilihatnya.

Bo Nui tetep diam dan terus menatap Soo Ho yang meminta agar tak pergi. Soo Ho menunjuk surat pengunduran dirinya  memperingatakan agar tak menyerahkan pengunduran dirinya lagi, jangan bolos bekerja, Jangan mengabaikan panggilan saya atau pesanya, menurutnya ini bisa dimengerti, Bo Nui hanya diam, Soo Ho meminta Bo Nui menjawab kalau memang mendengarkan ucapanya. Bo Nui mengatakan mengerti.
“Untuk hari ini, Kau pulang dan tidur. Itu adalah tugasmu untuk hari.” Kata Soo Ho, Bo Nui ingin berkata tapi Soo Ho lebih dulu menyela
“Cepat.... Pulang ke rumah. Ini pekerjaanku sebagai atasanmu untuk memastikan kau dalam kondisi baik ketika bekerja.” Kata Soo Ho, Bo Nui menganguk mengerti lalu keluar ruangan dengan senyuman.
“ Presdir Je...” kata Bo Nu memanggil sebelum keluar, Soo Ho menyuruhnya untuk cepat pergi saja.
“Kau harimau sangat bagus. Aku akan bekerja keras dan memastikanmu tidak menyebabkan kesulitan apapun.” Kata Bo Nui dengan senyuman bahagia lalu membungkuk dan keluar ruangan.
Soo Ho mengeluh Bo Nui itu terlalu banyak bicara, setelah itu langsung berjongkok lemas mengucap syukur karena akhirnya adik Bo Nui bisa sadarkan diri. 

Nyonya Yang berjalan keluar rumah dengan baju rapih dan terlihat sangat modis, langkahnya terhenti melihat sesuatu disampingnya. Beberapa kotak minuman herbal berjejer di depan rumahnya. 

Di depan cafe
Dal Nim merasa luar biasa tapi tak percaya, Bo Nui yakin itu adalah  keajaiban. Dal Nim pun memastikan kalau tak ada  yang terjadi antara Bo Nui dan Soo Ho. Bo Nui menceritakan hanya tidur karena terlalu mabuk jadi tak melakukan apapun.
“Kalian berdua bertindak begitu aneh, jadi aku pikir kau berkencan diam-diam. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi” Kata Dal Nim
“Itu tidak mungkin, Ini semua karena apa yang dikatakan si peramal, ad hanya itu saja. Aku minta maaf karena tidak bisa memberitahumu dari awal” ucap Bo Nui,
Dal Nim tak mempermasalahkan, lalu memeluk temanya mengucapkan selamat. Bo Nui tak ingin temanya mendekat, Dal Nim tak peduli, menurutnya Tidak masalah menjadi tak beruntung hanya untuk satu hari. Ia mengetahui temanya banyak melalui cobaan dan menepuk punggungnya dengan mengatakan sangat bangga dengan temanya itu. Bo Nui pun mengucapkan terimakasih. 

Dibelakang mereka terlihat kotak minuman Tuan Won yang terbuka dan beberapa botol sudah menghilang. Seung Hyun menuangkan botol air Tuan Won pada botol air minumnya, Yoon Bal melihat itu air ajaib dan merasa rasanya aneh.
Seung Hyun tahu rasa pahit tapi sesuai dengan seleranya, Yoon Bal mulai mengejeknhya. Seung Hyun memanggil Hyun Bin, memastikan kalau itu air alkalescent, Yoon Bal membenarkan karena itu yang tertulis di paket. Seun Hyun mengatakan kalau rasa airnya sangat lezat, Yoon Bal menawarkan diri untuk mengambilnya lagi.
Dal Nim masuk ruangan, Dae Kwon dkk langsung mengerubunginya, bertanya apa yang terjadi apakah Bo Nui pergi meninggalkan Zeze atau tidak. Dal Nim memberitahu Mulai besok, Bo Nui akan datang untuk bekerja lagi, lalu menari-nari dengan wajah bahagia. Dae Kwon, Ji Hoon dan Yoon Bal pun mengeluh karena mereka kalah taruhan.
Seung Hyun dan Hyun Bin, saling High Five dengan wajah bahagia. Ji Hoon pikir baru kali ini Soo Ho menghentikan seseorang yang akan keluar dari Zeze. Yoon Bal merasa Soo Ho itu banyak berubah. Dae Kwon merasa keadaan ini mengerikan. Seung Hyun pun meminta agar mereka membayar uang taruhan. Dal Nim dengan wajah bahagia kembali menuliskan dalam diarynya,”pesona nya tidak terbatas.”

Soo Ho dengan kacamatanya membaca berkas diatas mejanya, lalu terdiam sejenak mengingat ucapan Bo Nui sebelum meninggalkan ruanganya  “Presdir Je... Kau harimau sangat bagus.” Senyumanya terlihat, tapi kembali menyadarkan dirinya berusaha untuk konsetrasi dengan pekerjaanya. Senyum bahagia tak bisa ditahan mendapat pujian dari Bo Nui.
Ryang Ha memberikan minuman untuk temanya, tapi Soo Ho tak henti-hentinya senyum dengan gigi yang terlihat, Ryang Ha pikir temanya itu sakit. Soo Ho terus tersenyum sambil meminum kopinya. Ryang Ha binggung karena tetap tersenyum, Soo Ho tetap tersenyum mengingat Bo Nui yang memujinya. Ryang Ha binggung melihat Soo Ho juga mendengus. Soo Ho akhirnya tertawa dengan membungkukan badan dimeja.
“Kau menertawakan leluconku juga. Kau pasti sudah gila, Akuharus menelepon rumah sakit.” Ucap Ryang Ha panik
Sul Hee datang menyapa Soo Ho, dengan santai Soo Ho bertanya apakah Sul Hee akan pulang sekarang. Sul Hee membenarkan, Ryang Ha binggung kenapa keduanya tiba-tiba begitu baik satu sama lain. Sul Hee tersipu malu berpikir rayuan kemarin membuat Soo Ho bersikap baik padanya. Soo Ho dengan senyuman langsung pamit pergi. Sul Hee pun mengekor dibelakanganya.
“Apa yang sedang terjadi? Aku merasa ditinggalkan.” Ucap Ryang Ha binggung 

Soo Ho  membuka kunci sepedanya, Sul Hee datang mengatakan akan ikut denganya, mengajaknya untuk mengendarai sepeda bersama-sama karena Sudah lama tak melakukanya. Soo Ho melirik Sul Hee yang mengunakan sepatu Heels.
“Tentu saja tidak, aku membawa sepasang sepatu kets.” Ucap Sul Hee mencari dalam tasnya tapi tak menemukanya.
“Kemana sepatuku? Aku menempatkanny di sini beberapa waktu lalu saat masih diruangan” kata Sul Hee binggung
Seperti disengaja Sul Hee pun meminta Soo Ho agar memboncengnya. So Ho menyuruh Sul Hee mengambil sepatunya kembali lalu naik sepedanya, setelah itu pergi meninggalkanya seolah tak peduli. Sul Hee memanggilnya tapi Soo Ho tetap meninggalkanya. 

Soo Ho mengendarai sepedanya melalui taman, tiba-tiba dari arah belakang Sul Hee datang mengayuh sepeda dengan sepatu heelsnya meminta untuk menunggunya. Soo Ho memberitahu kalau itu berbahaya. Sul Hee mengatakan kalau ia baik-baik saja.
“Apakah kau tidak ingat? Kita memiliki taruhan di Madison Park. Kalau kau kalah maka kau harus memberikan aku es krim, Saat itu musim semi, dan bunga-bunga yang sangat cantik.” ucap Sul Hee
“Kau bilang Musim semi? Itu 14.September” kata Soo Ho, Sul Hee demha ucapanya.
Soo Ho ingat Sul Hee makan es krim dan punya masalah perut akhirnya terjebak dalam toilet, Sul Hee menjerit kalau tak pernah seperti itu, mengeluh Soo Ho itu gila membahas hal itu. Soo Ho pikir itu baik untuk kesehatan mental Sul Hee untuk melupakan memori memalukan lalu mengayuh sepeda lebih cepat.
Sul Hee tak mau kalah meminta Soo Ho menunggunya, tapi yang terjadi adalah keseimbangnya hilang dan akhirnya terjatuh. Soo Ho pun menghentikan sepedanya, terpaksa mendekatinya. Sul Hee memperlihatkan wajah lemahnya seorang wanita memperlihatkan luka ditanganya. Soo Ho hanya bisa menghela nafas panjang. 

Ditaman
Soo Ho datang membawakan bungkus obat untuk Sul Hee dan diberikan begitu saja. Sul Hee merengek meminta agar Soo Ho melakukan untuknya, karena yang terluka tangan kanan jadi tak mungkin bisa menempelkan plester bahkan tidak bisa menggerakkan jari kiri dengan baik. Soo Ho pun menghela nafasnya.
“Lalu, mengapa kau memakai sepatu seperti itu? Kau belum berubah sama sekali, selalu melakukan apapun yang kau inginkan dan out of control” ucap Soo Ho sambil mengoleskan salep
“Itu sebabnya kau menyukaiku.” Goda Sul Hee yang membuat Soo Ho terdiam.
Sul He ingat Soo Ho selalu berpesan agar "Jangan main puku orang, kalau belajar jangan lupa istirahat sebentar, Jangan menjambaki rambut kalau kesal". Soo Ho ingin menjelaskan kalau semua itu, Sul Hee   menegaskan jika Soo Ho mengkhawatirkan seseorang, terus memikirkannya, berarti menyukainya. Soo Ho hanya diam saja, Sul Hee mengaku merindukan omelan seorang Je Soo Ho.
Soo Ho buru-buru menempelkan plester, menyuruh Sul Hee untuk menuntun sepedanya jangan menaikinya, lalu pergi mengayuh sepedanya kembali. Sul He mangatakan akan menurutinya, lalu memuji dirinya yang sangat penurut, lalu melihat plester ditangan dengan senyuman.

Soo Ho mengayuh sepeda menyusuri taman, pikiranya kembali saat Ryang Ha tak percaya dirinya itu mengkhawatirkan Bo Nui. Soo Ho pun mengakui kalau  terus memikirkan Bo Nui yang membuatnya Hampir gila, lalu perkataan terakhir Sul Hee.
“Jika kau mengkhawatirkan seseorang, terus memikirkannya, berarti kau suka padanya.
Soo Ho terus mengemudikan sepedanya melalui taman bermain, lalu menyusuri jalan menanjak setelah itu turun dari sepedanya. Tiba-tiba ia terkejut karena melihat berada di depan rumah Bo Nui bukan rumahnya, sepedanya pun sampai jatuh.
Kenapa, kenapa aku kemari?” ucap Soo Ho binggung, lalu memukul kakinya agar sadar dan buru-buru membalikan sepedanya.

Tapi sebelum pergi menatap kerumah Bo Nui, bertanya-tanya apakah bawahnya itu sudah makan. Akhirnya Ia duduk disebuah restoran, Bo Nui lewat didepan restoran dengan senyuman. Soo Ho langsung berdiri bertanya apakah pesanan masih lama.
Bo Nui berjalan dengan berlenggak-lenggok, pinggulnya tak bisa henti bergoyang karena sangat bahagia. Soo Ho mengikutinya dari belakang dengan menuntun sepedanya, ketika akan mendekat tiba-tiba Gun Wook keluar rumah dan langsung memeluk Bo Nui. Gun Wook berbisik sangat senang karena Bo Nui dan Bo Ra baik-baik saja, Bo Nui pun memeluk erat Gun Wook dengan senyuman.
Soo Ho yang melihatnya terlihat ada perasaan sakit hati dan cemburu, melihat bubur yang dibawanya sia-sia, akhirnya memutar kembali sepedanya. Bo Nui dan Gun Wook saling berpandangan dengan wajah bahagia. 


Gun Wook membawakan sebuah cake lengkap dengan lilin ke atap rumah, Bo Nui melihat kuenya sangat cantik. Gun Wook meminta Bo Nui untuk memberikan pengharapan dan meniup lilinya. Bo Nui langsung berdoa sangat bersyukur karena Bo Ra sadar.
Sekarang, untuk Ayah Gun Wook. Tolong, bantu kami menemukannya. Ayo Kita tiup sama-sama ya?” ucap Bo Nui, Gun Wook setuju lalu sama-sama meniup lilin.
“Apa Sekarang kau bisa lihat Bo Ra? Kau Besok mau besuk bersama-sama?” kata Gun Wook
Tidak, peramal bilang aku harus berhati-hati. Nanti kuberi setoples garam dan Taruh di rumahmu.” Ucap Bo Nui mulai mencoba kuenya.
Tapi, urusan dengan harimau-harimau itu  sudah selesai, kan? Nuna tak punya alasan berhubungan dengannya lagi, kan?” kata Gun Wook memastikan
Tentu saja! Aku tak seharusnya membuat masalah untuk Presdir” ucap Bo Nui. Gun Wook bisa tersenyum mendengarnya. 


Bo Nui membagi-bagikan setoples garam untuk Seung Hyun, Hyun Bin  lalu berjanji Mulai sekarang akan lebih giat bekerja. Soo Ho masuk ruangan seolah-olah tak peduli. Ji Hoon melihat Bo Nui yang sedari tadi terus tersenyum bahagia menduga kalau pasti sedang berkencan. Soo Hoo mendengarnya dengan tatapan sinis. Bo Nui menyangkalnya,
Kami punya alat tes kebohongan.” Ucap Ji Hoon, Bo Nui mengatakan memang benar sedang tak berkencan.
Hei! Siang ini siapa yang akan melakukan motion capture Gary Choi?” tanya Soo Ho dengan nada tinggi
Oh ya, sudah diputuskan. Sekarang tugasnya Bo Nui.” Ucap Ji Hoon, Soo Ho bertanya apakah hanya sendirian.
Iya! Gary yang menginginkannya, lagipula mereka berteman baik.” Ucap Dal Nim.
Soo Ho menghela nafas, Bo Nui mendekat dengan wajah tersenyum memberitkan sebotol garam,  Soo Ho mengeluh Bo Nui memberikan jimat lagi. Bo Nui terus menyodorkan garamnya, Soo Ho mengomel sambil mengambil garamnya memperingatkan untuk Jangan coba-coba menyogoknya dengan barang seperti ini dan menyuruhnya untuk kerja dengan baik lalu masuk membawa garamnya.
Bo Nui tersenyum melihatnya, Yoon Bal berbisik Bo Nui babak pertama kalah, berpikir lawannya itu terlalu kuat. Bo Nui tetap saja terus tersenyum. 

Soo Ho menaruh sebotol garam diatas meja dengan bersebelahan dengan tanaman kaktusnya, sambil mengeluh Bo Nui yang tersenyum pada siapa saja dan sama sekali tak mengerti, apakah harus sebahagiakan itu dan membuatnya kesal saja.
Akhirnya ia memilih untuk melihat layar komputer untuk kembali berkerja, terlihat layar iklan yang keluar “"Bukti kalau Pria Jatuh cinta pada wanita..." menurutnya itu percuma dengan menutupnya tapi semakin di klik tak bisa hilang juga. Soo Ho heran menurutnya tak masuk akal.
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar:

  1. Bo nui gak sadar dia lagi di tembak sama soo ho pas ngomel2 tadi di kira soo ho merasa tergangu padahal kan bisa jadi itu ungkapan cinta tambah greget mba dramanya gumawo mba udah cepat bikin sinopsisnya

    Apa lagi pas Dal Nim di godain Ryang Ha asli ngakak lucu bgt mereka berdua mba

    BalasHapus
  2. Shipperin dal nim dan ryang ha aaah...couple ini lucu banget deh

    BalasHapus