Seo Woo menemui ayahnya diruanganya. Dokter Jin penasaran
alasan anaknya itu
melaporkan Hye Jung, berpikir itu seperti ambisi
atau tidak
suka fellow itu. Seo Woo menjawab kalau Itu peraturan rumah sakit untuk Tidak menerima hadiah dari
pasien. Dokter Jin menyimpulkan kalau itu masalah ambisi.
“Aku paling tidak suka buang-buang
waktu untuk hal tidak penting.” Komentar Dokter Jin dengan
menunjuk wajah anaknya.
“Kenapa tidak penting ? Agar sebuah organisasi berjalan lancar
maka ...” kata Seo Woo membela diri tapi ayahnya langsung merobek
surat rapat di depan anaknya.
“Sudah kubilang tetap diam dan
kumpulkan kekuatanmu. Aku menyuruhmu bersahabat dengan
banyak orang. Kalau orang sampai tahu kau
pelakunya, apa mereka masih suka padamu? Aku suka pada fellow yang
menerima hadiah ini. Dia akan jadi orang besar, Lain kali bawa dia kemari.” Tegas Dokter Jin merasa bangga,
Seo Woo hanya diam saja karena ternyata ayahnya malah
membela Hye Jung bukan dia sebagai anaknya. Dokter Jin mengaku kalau ia sangat
suka dengan Hye Jung jadi Seo Woo harus berteman denganya bahkan harus belajar
darinya.
Tuan Jo memegang tangan istrinya dengan penuh rasa sedih,
terlihat dibagian jari mereka mengunakan cincin nikah yang berbeda, Tuan Jo
berwarna putih sementara Nyonya Cho berwarna coklat. Ji Hong datang untuk
memeriksanya, dimulai dari mata tapi tak ada reaksi.
“Dia kehilangan banyak darah jadi Lakukan CT Scan lagi dalam 12 jam ke depan lalu Lakukan ABGA saat
diintubasi. [analisis gas darah arteri]. Periksa
pembalutnya dan drain [selang saluran]” ucap Ji
Hong, Hye Jung mengerti.
“Tapi dokter.... Kenapa
dia masih belum sadar ?” tanya Tuan Jo
“Karena masih ada pengaruh
anestesi. Ini belum lama, jadi tunggulah sedikit lebih lama.” Jelas Ji Hong, Tuan Jo pun mengerti
In Joo datang menyapa keduanya, terlihat Hye Jung kurang
nyaman dengan kedatangan seniornya. In Joo bertanya lebih dulu pada pria di
depanya, apakah ia walinya. Tuan Jo mengaku sebagai suaminya, In Joo
menjelaskan Hatinya rusak parah, arteri hepatiknya pecah. Tapi
sudah diatasi, jadi tak perlu dikhawatirkan.
Tuan Jo pun mengucapkan terimakasih. In Joo bertanya
apakah pasien sudah sadar. Ji Hong menjawab belum, In Joo meminta agar
Assistenya memperhatikan CT Scan karena Kemungkinan
ada pendarahan susulan, dan harus melihatnya dengan
baik-baik. Ji Hong memperingatakan Jangan lengah karena Nyonya Cho adalah pasien
departemen mereka.
In Joo membela
kalau tak perlu menasehati Assistenya, karena itu tugasnya. Ji Hong mengoda dengan menyenggolnya, Hye Jung terlihat
gugup melihat cara Ji Hong terlihat sangat akrab dengan In Joo.
In Joo keluar ruangan bersama lalu bertanya apakah Ji
Hong sudah selesai berkerja. Ji Hong sibuk melihat ponselnya mengatakan sudah
selesai berkerja. In Joo pun mengajak Hye Jung untuk ikut minum bersama nanti,
Hye Jung terlihat kaget lalu menolak karena masih ada
pekerjaan dan berjalan pergi dengan wajah cemberut.
“Apa Kalian bertengkar ?” tanya In Joo, Ji Hong diam menatap Hye Jung terkesan dingin
padanya. In Joo pikir tak mungkin karena Ji Hong itu bukan
tipe yang mudah bertengkar.
“Aku tidak mau, tapi sepertinya
kami memang bertengkar.” Kata Ji Hong
“Yah... baguslah....
Artinya kau cinta dia. Dulu
aku sering begitu padamu. Tapi Kau selalu secara tidak sadar,
menolak orang lain masuk terlalu dalam ke hidupmu. Saat
laki-laki dan perempuan jatuh cinta, kalau
mereka tidak bisa masuk kedalam hidup satu sama lain, rasanya kesepian sekali.” Jelas In Joo
“Yaa, kau mirip ahli folosofi.” Ejek Ji Hong, In Joo mengatakan kalau ia itu sudah
pernah menikah dan bercerai jadi Lingkungan bagus untuk belajar
filosofi lalu pamit pergi.
“Oh ya ! Dulu aku, melakukan kesalahan
pada Hyejung. Mungkin Dulu aku
masih terlalu muda untuk menjaganya. Maafkan aku”akui In Joo lalu pergi, Ji Hong binggung
Hye Jung melamun di dalam lift, lalu melihat ponselnya
yang bergetar ternyata telp dari Dokter Kim. Beberapa saat kemudian Hye Jung
sudah ada diruangan Dokter Kim. Dokter Kim memberitahu sudah bertemu dengan Dokter
Jin membahas soal rapat komite disiplin.
“Maafkan aku. Aku sudah membuatmu tidak nyaman
karena sudah ceroboh. Aku siap menerima hukumannya jadi kau tidak perlu khawatir. “ ucap Hye Jung
“Dunia ini, memang tidak bisa
diperkirakan. Kepala Rumah Sakit bilang, dia
akan mengabaikan hal ini. Lebih jelasnya lagi, sepertinya
Ia cukup suka padamu. Lupakan soal semua ini, dan
teruslah bekerja.” Jelas Dokter Kim, Hye Jung
tak percaya lalu mengucapkan terimakasih.
“Kau harus berterima kasih pada Prof Hong Ji Hong, dia cemas
sekali. Biasanya dia hanya terlibat pada
hal yang bisa Ia atasi secara langsung. Tapi kali ini, dia minta tolong padaku.” Cerita Dokter Kim. Hye Jung sempat kaget dan akhirnya
mengatakan kalau mengerti.
Ji Hong sedang menyiram bunga pemberian dari Hye Jung di
dalam ruanganya. Hye Jung mengetuk pintu lalu masuk ke dalam. Suasana terasa
sangat tegang dengan keduanya saling menatap. Ji Hong sempat melirik
menghindari tatapan Hye Jung. Akhirnya Hye Jung yang memulai bicara kalau baru saja
bertemu dengan Dokter Kim.
“Katanya kau minta tolong padanya
?” ucap Hye Jung
“Aku dengar dari In Joo soal
perkataannya padamu dulu. Kenapa tidak cerita padaku ?” kata Ji Hong
“Jangan mengalihkan pembicaraan. Mengenai
masalahku dengan In Joo, akan kuselesaikan
dengan dia. Tidak perlu kujelaskan padamu.”
Tegas Hye Jung
“Hyejung, aku sering kaget melihat
sikapmu yang seperti ini, aku tidak terbiasa.”
Akui Ji Hong
“ Kita lakukan secara formal. Aku
ingin bertemu secara formal pada lelaki di dalam dirimu. Apa kau mau tahu kenapa aku ingin
melakukan "PR-ku" sendiri ? Aku
tidak ingin kau terkena
masalah karena diriku.
Aku
berusaha menahanmu masuk ke bagian buruk dalam hidupku.” Jelas Hye Jung, Ji Hong menatapnya dalam-dalam.
“Kau sudah memberikan segalanya padaku dan akan selalu mencari segalanya
yang aku butuhkan. Kalau aku selalu menerima, maka
aku tidak akan bisa hidup tanpamu. Karena kau memberikan segalanya
dalam hidupku. Kau memberikan segalanya padaku
... Tapi kau
tidak mengijinkan aku masuk ke dalam kehidupanmu.”
Ucap Hye Jung, Ji Hong terlihat sangat serius mendengarnya.
“Aku juga ingin memberikan
segalanya pada lelaki yang aku cinta. Aku
ingin menjadi bagian besar dalam hidup lelaki-ku dan memberikan kontribusi besar
dalam hidupnya. Tapi, kau ... melakukan semuanya
sendirian. Kau tidak butuh siapapun dalam
hidupmu. Bagaimana kalau kau berhenti mencintaiku ? Apa yang akan terjadi ?” kata Hye Jung menahan rasa sedihnya.
Ji Hong mengelengkan kepala kalau itu Tidak
akan terjadi. Hye Jung meminta agar Jangan
pernah bilang tidak akan pada hal apapun, lalu memberitahu yang paling
ditakutkanya, yaitu ditinggalkan. Ji Hong bertanya apa
yang harus dilakukanya. Hye Jung menjawab kau harus berubah lalu keluar
ruangan.
Yoon Do mengayuh sepeda statis di rumahnya, tatapan
kosong mengingat perkataan Hye Jung saat ada dikantin “Aku tidak percaya dengan percintaan laki-laki
dan perempuan. Tapi kalau memang
harus jatuh cinta ...orang itu adalah, dokter Hong Ji Hong.” Ia melampiaskan rasa amarahnya dengan mengayuh sepedanya
lebih kencang lagi.
Setelah selesai berolahraga, Yoon Do mencuci tangan dan
menatap ke arah cermin sambil mengumpat pada dirinya sendiri seperti pecundang
lalu mencuci wajahnya. Yoon Do sudah berganti pakaian, selesai mandi, duduk
diruang tengah sambil minum bir.
Ia mengambil bola tenis dan memantulkan di dinding, di
awal masih menangkapnya tapi setelah itu membiarkan bola itu bergelinding di
lantai rumahnya. Yoon Do terlihat frustasi mengambil ponselnya lalu melihat
nama Hye Jung tapi terlihat ragu.
Hye Jung sedang duduk di meja belajar dengan menonton
video operasi, Yoon Do malam-malam menelpnya wajahnya terlihat serius, langsung
membahas kalau dirinya itu memang pencundang yang selalu berubah-rubah pikiran.
Hye Jung mengatakan sudah tahu dengan hal itu.
“Kau bilang kalau harus jatuh cinta
pada lelaki ... orang
itu adalah dokter Hong Ji Hong, Artinya
kau belum mencintai siapapun. “ ucap Yoon Do,
Hye Jung binggung.
“Aku akan jalani hidupku apapun
yang akan terjadi. Walaupun Jalan
yang berantakan. Selamat tidur.” Kata Yoon Do, Hye Jung melotot kaget setelah Yoon Do
menutup telpnya.
Hye Jung lalu terdiam melihat boneka pemberian dari Ji
Hong yang tertata rapi di rak kamarnya, lalu melihat sebuah boneka yang ada
diatas tempat tidurnya pemberian dari Ji Hong juga lalu mengambil dan
menatapnya.
Ji Hong didalam rumah mendengarnya CD kesukaanya,
wajahnya terlihat bimbang duduk di ruang tengah sambil minum bir lalu mengingat
percakapanya dengan Hye Jung di ruanganya. Ia bertanya apa yang harus
dilakukanya. Hye Jung memintanya agar berubah.
Yoon Do dikamarnya pun terlihat gelisah karena sebelumnya
menyerah pada Hye Jung tapi sekarang ingin menempuh jalan yang berantakan demi
mendapatakn cintanya.
Hye Jung dikamarnya memeluk bonek pemberian dari Ji Hong,
lalu terlihat kesal sambil menjewer kupingnya. Ji Hong masih duduk diam diruang
TV meminum birnya, seperti sedang memikirkan dan mengintip keluar jendela.
Pagi Hari di Rumah sakit
Hye Jung tak sengaja berpapasan dengan Ji Hong sebelum
menuruni tangga, keduanya masih canggung. Ji Hong pun menyapa Hye Jung hanya
dengan ucapan “oh” lalu mengajak untuk pergi. Hye Jung pun mengikutinya sebagai
juniornya.
Yoon Do baru keluar dengan Dokter Kang melihat Hye
Jung lewat didepanya, lalu langsung
bertanya kapan makan siang bersama. Ji Hong melirik sinis, seperti rasa
cemburunya kembali datang. Hye Jung mengatakan belum tahu lalu sempat melirik
ke arah Ji Hong. Namun Ji Hong berpura-pura tak peduli memilih jalan meninggalkanya,
Hye Jung pun mengikutinya. Yoon Do terdiam karena seperti tak bisa membuat hati
Hye Jung berubah.
Ji Hong dan Hye Jung pergi menemui pasien Nyonya Cho
seperti sudah sadar, Suaminya terlihat sedikit panik. Ji Hong bertanya apakah
Nyonya Cho bisa mendengar suaranya, Nyonya Cho bisa melirikan matanya. Hye Jung
meminta agar mengedipkan matanya kalau bisa mendengarnya. Nyonya Cho menjawab
dengan kedipan mata sekali.
“Sekarang, Tolong ikuti gerakan tanganku dengan matamu” ucap Ji Hong mengerakan tangan dan
melihat mata Nyonya Cho mengikuti arah matanya.
“Kau sekarang sudah bisa memahami segalanya
dan bisa mengerakan matamu, lalu sekarang coba buka mulutnya” ucap Ji Hong, semua memperhatikan mulut Nyonya Cho yang
masih mengunakan masker oksigen.
Ji Hong seperti tak bisa melihat pergerakan mulut lalu
meminta agar mengerakan jarinya. Nyonya Cho tak memberikan gerakan apapun.
Dokter Pi yang ada disana catat semuanya dalam tabel. Ji Hong memegang tangan
pasien bertanya apakah bisa merasakan kalau tanganya itu disentuh. Nyonya Cho
menjawab dengan kedipan matanya. Ji Hong mengucapkan terimakasih pada pasienya
dan menyuruh Hye Jung melakukan tes MRI.
Ketiganya pun melihat hasil tes MRI, Ji Hong
bertanya Apa yang dilihat dari tes itu. Hye Jung menjawab ada
kerusakan di batang otak. Ji Hong pun meminta
pendapatnya dengan menunjuk ke sisi bagian kanan gambar. Hye Jung dan Dokter Pi
melihat lebih dalam dan memikirkanya.
“Ini Locked-in syndrome” ucap Ji Hong [kondisi medis, biasanya dihasilkan dari
stroke yang merusak bagian dari batang otak, di mana tubuh dan sebagian besar
otot-otot wajah yang lumpuh tapi kesadaran tetap dan kemampuan untuk melakukan
gerakan-gerakan mata tertentu masih ada]
“Locked-in syndrome, artinya
...Dia menjadi tahanan di dalam tubuh, sadar
sepenuhnya tapi tidak bisa bergerak.” Ucap Hye
Jung, Ji Hong membenarkan pasien seperti terpenjara dalam tubuhnya.
“Baru kali ini aku dengar ada
pasien begini.” Komentar Dokter Pi tak menyangka.
“Perlu waktu untuk memastikannya, untuk
sementara itu diagnosisnya.” Kata Ji Hong
Hye Jung terlihat khawatir bertanya apakah pasien bisa
lebih baik, Ji Hong mengatakan Kemungkinannya
kecil tapi Tentunya ada beberapa kasus
keajaiban medis jadi lebih baik mereka terus pantau
kondisinya dan jelaskan lebih
jauh ke wali pasien. Hye Jung dan Dokter Pi
mengerti.
Ji Hong mendorong ayahnya dengan kursi roda ditaman, Tuan
Hong mengeluh anaknya itu terllalu sering
datang, menurutnya itu tak baik. Ji Hong bertanya kenapa tak boleh melakukanya. Tuan Hong
mengatakan Seolah akan mati, makanya Ji Hong selalu baik.
“Ayah tidak boleh berkata seperti itu, kau ini Tidak mengerti sikap baik orang. Mulai
sekarang ayah tidak akan melihatku lagi. Aku
hanya akan datang kalau ayah memohon.” Kata Ji
Hong mengodanya.
“Apapun yang kau mau lakukan, Aku tak
masalah.” Balas Tuan Hong, Ji Hong tersenyum berdiri disamping
ayahnya.
Dokter Pi keluar dari lift bersama Hye Jung merasa tak
enak hati pada suaminya karena tak pergi kemana-mana
selalu duduk disamping istrinya, Hye Jung pikir
setidaknya Nyonya Cho itu masih selamat dari maut, menurutnya ketika pasien
masih hidup maka masih ada harapan.
“Kalau dia sungguh cinta padanya, maka dia
akan bertahan.” Ucap Hye Jung
“Sepertinya dia cinta sekali. Semua
wanita di departemen kita bilang, dia lelaki ideal. Terlihat Cintanya
murni.” Kata Dokter Pi ikut tersenyum bahagia.
Tuan Jo keluar dari ruangan berpapasan dengan Hye Jung
dengan wajah panik bertanya apa sebenarnya yang terjadi pada istrinya
karena tidak
bicara dan tidak bergerak. Hye Jung meminta agar
tetap tenang dan mengajaknya bicara. Tuan Jo tak terima disuruh tenang.
“Mana bisa aku tenang ? Dia hanya berbaring disana seperti mayat” teriak Tuan Jo, Dokter Pi dan Hye Jung
sempat kaget mendengarnya. Tuan Jo akhirnya meminta maaf karena bicara
berlebihan
Tuan Jo masuk melihat tak ada siapapun didekatnya, mata
liciknya pun terlihat mengatakan keadaan Nyonya Cho Tidak
seburuk perkiraannya. Nyonya Cho melirik
sinis. Tuan Jo memberitahu istrinya itu masih
bisa berpikir dan merasakan. Tapi tidak bisa bergerak dan memberitahu kalau Dokter mengatakan Nyonya Cho tidak
bisa bergerak dan bicara.
“Oh iya, kau suka sekali menari dan Sekarang tidak bisa lagi. Tapi,
aku tidak masalah. Aku tidak suka lihat kau tertawa
dan menari dengan lelaki lain. benar, kan ?” ucap Tuan Jo penuh rasa amarah, Nyonya Cho memilih
untuk memejamkan matanya.
Tuan Jo meminta istrinya untuk membuka matanya lalu
mengatakan kalau sangat mencintainya. Nyonya Cho membuka mata terlihat matanya
mendelik marah. Tuan Jo menatap dengan tatapan licik dengan senyumannya.
Yoon Do baru memeriksa pasien memberitahu Dokter
Kang memerhatikan
rasa sakit yang dirasakan pasien Kim Ji Han dan
memberikan obat antibiotik. Di depan meja receptionist, Seo Woo sedang berdiri
dengan Dokter Pi, Yoon Do seperti malas dan ingin pergi. Seo Woo langsung
menyindir kalau Yoon Do itu berusaha menghindar. Yoon Do menyangkalnya.
“Bulan depan kita akan memulai
radiasi, katakan padanya soal itu.” Ucap Yoon
Do pada Dokter Kang.
Tuan Jo berjalan melewati meja receptionist, Perawat Hyun
dan temanya terlihat sangat terkesima dengan Suami Nyonya Cho. Dokter Pi
melihat wajah perawat yang memerah bertanya siapa yang mereka lihat. Perawat
Hyun menceritakan temanya itu kagum suami pasien sindrom
locked-in. Menurutnya pria seperti hebat
sekali, bersifat hangat dan tipe yang
disukai semua wanita.
“Aku tahu lelaki seperti itu, yaitu lelaki
yang hanya lihat satu wanita.” Komentar Seo Woo
“Siapa ? Apa Dokter Jung Yoon Do ?” kata perawat Hyun penasaran
“Dokter Jung adalah sampah.” Kata Seo Woo, semua melotot kaget mendengarnya Yoon Do
mengeluh menurutnya untuk apa mendengar perkataan kasar dan berjalan pergi. Seo
Woo hanya melirik lalu pergi.
Dokter Kang berkomentar kalau hanya
dokter Jin Seo Woo yang bisa menangani Yoon Pisau. Perawat Hyun mengatakan kalau
itu salah karena Seo Woo yang sudah ditolak oleh Yoon Do. Dokter Kang bertanya dimana yang baik dari Yoon Do,
Perawat Hyun berkomentar Yoon Do itu tangkapan hebat.
Seo Woo keluar dari rumah sakit seperti ingin menenangkan
diri, Dokter Pi mengejarnya lalu berkomentar kalaus sekarang ada tempat
kerja, tempat umum dan tidak suka
kalau orang menggosipkannya. Seo Woo bertanya
memangnya kenapa dan apakah orang –orang mengosipkanya kalau sudah ditolak oleh Yoon Do. Dokter Pi membenarkan.
“Ini Memalukan sekali, Young Gook. Kenapa
aku tergantung sekali pada laki-laki ?” keluh Seo
Woo
“Karena kau seorang perempuan.” Ucap Dokte Pi, Seo Woo mengejek temanya itu bicara
terlalu lantang dan mengaku dirinya itu lalu berjalan pergi.
“Kau harus mengubah selera lelakimu, Tidak
ada lelaki seperti bayanganmu.” Ucap Dokter Pi
berpesan pada temanya seperti menyimpan sebuah perasaan.
Soon Hee mengantarkan pesanan ke meja pelanggan. In Joo
datang dengan Ji Hong dan juga Dokter Jung sambil bertanya kenapa Ji Hong
kemarin membatalkan pertemuan mereka. Ji Hong pikir In Joo itu bisa menikmati minum dengan Pa Ran lalu memanggil Soon Hee. Soon Hee terlihat senang
gurunya kembali datang ke cafenya.
“Oh ! Halo. Apa Kau
tidak ingat aku? Aku
mengingatmu” ucap Dokter Jung mulai mengoda wanita
cantik. In Jo mengeluh temanya itu mulai lagi dan menariknya pergi.
“Kita akan ketemu lagi, Kalau ketemu 3x kita pacaran.” Kata Dokter Jung, Soon Hee yang binggung menyetujuiny
agar Dokter Jung senang.
Ji Hong bertanya apakah restoran lancar, Soon Hee mengaku
lancer dan bertanya Kenapa tidak datang dengan
Hye Jung. Ji Hong mengaku kalau Hye Jung sedang marah
padanya. Soon Hee pikir bukan marah tapi Ji Hong yang membuat
kesalahan. Ji Hong mengaku kalau dirinya itu salah dan lupa kalau keduanya itu bersahabat pasti saling membela. Soon He tersenyum, Ji Hong meminta
agar memberikan makanan yang enak.
Hye Jung datang menemui pasien Nyonya Cho lalu memegang
tanganya, Nyonya Cho membuka mata karena bisa merasakan ada yang menyentuhnya.
Hye Jung tahu Nyonya Cho itu masih
bisa berpikir dan bisa
merasakan juga.
“Tapi hanya anda yang bisa membuka
pintu yang tertutup. Anda harus berpikir kalau anda
ingin keluar.” Ucap Hye Jung, Nyonya Cho melirik sambi
bergumam agar Hye Jung mau membantunya. Hye Jung hanya memegang dengan dua
tanganya lalu pergi. Air mata Nyonya Cho mengalir.
Papan nama terlihat nama [Hong Doo Shik] Tuan Jin dengan mengunakan sarung tangan mencari-cari
berkas diruangan temannya, sampai ke laci meja. Seorang perawat sedang
memeriksa keadaan pasien dari laptop. Tuan Jin masuk ruangan meminta agar
meninggalkan hanya dengan Tuan Hong saja. Tuan Hong bertanya kenapa masih ada
dirumah sakit saat larut malam.
“Apa Kondisimu baik ?” tanya Tuan Jin dengan tatapan dingin, Tuan Hong mengaku
tak ada masalah dan baik-baik saja.
“Kenapa kau begini padaku ? Kau bilang apa soal berkas dana
gelap? Katamu
sudah semuanya.”ucap Tuan Jin marah, Tuan
Hong malah balik bertanya lalu apa yang ingin dikatakan temanya.
“Kau bilang "Lalu kenapa?" Bukan hanya itu salinan yang kau
punya ! Aku sudah
cari ke kantormu dan menemukan semuanya
! Apa salah
besar Myung Hoon ? Siapa
yang membuat rumah sakit ini bertumbuh ?” teriak Tuan
Jin tak terima
“Rumah sakit bertumbuh dan hanya mengisi perutmu yang serakah.
Apa gunanya itu buat rumah sakit ? Hanya
kelihatan bagus dari luar. “ tegas Tuan Hong
Tuan Jin binggung melihat sikap temanya itu, Tuan Hong
merasa seharusnya yang mengatakan hal itu berkomentar kalau Tuan Jin itu tidak
bisa mengendalikan anaknya tapi membiarkan
anaknya mengendalikannya. Tuan Jin menegaskan kalau sudah tua maka jalan yang
dibuatnya itu akan jadi jalan anaknya juga,jadi disitulah mereka memilih jalan yang terpecah
“Kau kehilangan akal sehat.” Kata Tuan Hong
“Mulai sekarang kita perang. Kau
dan aku,Ji Hong dan Myung Hoon. Kita
bertarung.” Kata Tuan Jin menantang, Tuan Hong
memperingatkan agar jangan membawa anak-anak
“Kau tidak mau aku menyeret
anakmu, kenapa kau mengincar Myung Hoon
?! Kau kira
aku akan membiarkan Ji Hong ?!” teriak Tuan Jin marah
lalu keluar ruangan.
Tuan Hong berusaha mengejarnya dan turun dari tempat
tidur sambi mendorong infusnya tapi tiba-tiba merasakan sesuatu sampai akhirnya
terjatuh dan tak bisa meraih apapun untuk meminta pertolongan.
Ji Hong dkk sedang minum bersama-sama dicafe Soon Hee, In
Joo mengaku sangat senang dan suka sekali alkohol. Dokter Jung berkomentar Diantara mereka , In Joo paling kuat minum, lalu dirinya dan Ji
Hong ada diurutan paling bawah. Ji Hong sadar kalau tak bisa mengimbangi
keduanya untuk bertahan minum.
Ponsel Ji Hong bergetar, Dokter Kim bertanya
keberadaanya. Ji Hong dengan senyuman bahagia memberitahu sedang ada di cafe
Soon Hawai. Dokter Kim dengan nada panik menyuruh untuk segera ke rumah sakit
karena Ayahnya
sedang bahaya. Ji Hong melotot kaget dan
langsung berlari karena harus ke rumah sakit. Dokter Jung yang melihatnya
berteriak memanggilnya. Soon Hee juga binggung melihat Ji Hong terburu-buru
meninggalkan cafenya.
Ji Hong berlari masuk ke dalam rumah sakit, Dokter Kang
membantu memberikan oksigen dan Dokter lain juga ada disebelahnya dalam ruang
CT Scan.
Dokter Kim ada diluar melihat hasilnya adlah Infrak
serebral. [jenis
stroke iskemik akibat penyumbatan pada pembuluh darah yang memasok darah ke
otak. ] Ada lebam
di arteri serebral. Ji Hong menahan rasa sedihnya
mengatakan mereka harus cepat. Dokter
Kim meminta agar menghubungi dokter Jung Yoon Do dan lakukan
operasi. Ji Hong pun meminta Dokter Kang agar
membawa ayahnya ke ruangan operasi.
Ji Hong dan Dokter Kim sedang ada di lorong terdengar
dari suara pengeras “Kode biru, lantai 17 ruang VIP.” Ji Hong melotot kaget yakin itu pasti ayahnya dan
langsung berlari sangat cepat.
Yoon Do dan Hye Jung sudah ada didalam ruangan, Ji Hong
datang bertanya apa yang terjadi, Yoon Do menjawab sepertinya artimia
menyebabkan fibrilasi vertikal. Hye Jung dengan menahan sedihnya memberitahu
tekanan darahnya menurun.
Ji Hong meminta agar membawakan defibrillator, Yoon Do mengingatakan Ketua
Hong sudah menandatangani perintah "Tidak boleh menyadarkan", Ji Hong mengingat pesan ayanya tak ingin disadarkan,
lalu membuka jasnya meminta agar membawakanya, tapi semua hanya diam saja.
Akhirnya Ji Hong mengunakan tanganya menekan dada ayahnya agar bisa kembali
normal.
Yoon Do mengingatkan kalau semua ini yang tak inginkan
Tuan Hong, Ji Hong mengingat kembali ucapan ayahnya “Karena usiaku maka Kemungkinan
aku tidak terbangun. Aku
tidak ingin memperpanjang hidupku dengan paksa.”
Akhirnya monitor berbunyi dengan garis lurus, Hye Jung sudah menangis
memberitahu detak Jantungnya berhenti. Ji Hong memohon agar mengambilkan Defibrillator.
Dokter Kim akhirnya meminta dibawakan Defibrillator. Hye Jung mendorongnya, Dokter Kim memberikan tekanan
200 joules. Ji Hong berusaha membantu dengan menekan bagian dada, Dokter Kim
kembali mengejutkan jantungnya tapi tak ada perubahan sampai empat kali. Ji
Hong duduk diatas tubuh ayahnya mencoba terus menekan bagian dada sambil
menangis.
Yoon Do memalingkan wajahnya seperti tak bisa menahan
rasa sedihnya begitu juga Hye Jung. Ji Hong terus berusaha, Dokter Kim menatap
Tuan Hong seperti sudah pasrah kalau gurunya itu sudah tiada. Ji Hong menjerit
histeris dan kembali menekan dada ayahnya.
“Bagi seorang laki-laki, ayah
adalah perpanjangan dirinya. Kehilangan seorang
ayah, mirip dengan kehilangan diri sendiri. Malam ini ... aku kehilangan
diriku. “ gumam Ji Hong
bersambung ke episode 12
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tetap d lanjut d tunggu episode 12 nya tetap semangt nulis nya
BalasHapusTetap d lanjut d tunggu episode 12 nya tetap semangt nulis nya
BalasHapusSeneng bgt bisa baca sinopsis ini.semoga eps 12 sinopsis y ga terlalu lama...
BalasHapusGomawooo kaka
Seneng bgt bisa baca sinopsis ini.semoga eps 12 sinopsis y ga terlalu lama...
BalasHapusGomawooo kaka
Boneka y kapan ngasi y sih
BalasHapusBoneka y kapan ngasi y sih
BalasHapus