PS : All
images credit and content copyright : SBS
Seorang anak kecil menangis sendirian berbicara pada
ayahnya meminta maaf. Ji Hong dengan jas hitamnya menepuk pundak si anak kecil,
lalu berjongkok di depanya seperti bisa merasakan kesedihan dari si anak itu,
lalu memeluknya dengan erat. Si anak kecil masih terus menangis.
Ji Hong pun mengandeng si anak untuk berjalan bersama,
sampai di tempat abu Ji Hong masih memegang tangan si anak. Beberapa saat
kemudian tersadar kalau itu hanya bayangan dirinya saat masih kecil ditinggal
oleh kedua orang tuanya. Ia berjalan mendekati sebuah kotak dengan tulisan
[Hong Dong Sik] serta foto mereka berdua dari SMP sampai menjadi dokter.
“Sel yang membentuk
tubuh manusia... terus mempertahankan keadaan ketidakstabilan. Membuat hidup itu tidak
stabil. Pada akhirnya, esensi kehidupan adalah
perubahan.” Gumam Ji
Hong menatap foto ayahnya yang ada di tempat abu.
“Ayah selalu
mengatakan ini kepadaku. Membuat keputusan dan mengemban tanggung jawab
adalah tugas pria. Ini awal yang baru.” Gumam Ji Hong terus melihat foto dengan ayahnya yang
mengunakan baju dokter.
[3 minggu kemudian]
Dirumah sakit Gukil
Ps: ternyata salah nama
pasiennya itu Nyonya Jo, mian.
Suami Nyonya Jo menyanyikan sebuah lagu sambil
membersihkan wajah istrinya dan juga tangan serta kakinya dengan handuk, tak
lupa mengucapkan “Aku mencintaimu.” Nyonya Jo hanya menutup matanya, suaminya meminta agar
Nyonya Jo membuka matanya karena dulu sangat suka lagu itu, sengaja menyanyi
dan membersihkan tubuhnya, jadi
istrinya itu harus melihatnya. Nyonya
Jo tetap saja menutup matanya, Suaminya
marah sambil melempar handuk merasa istrinya itu egois
sekali.
Yoon Do masuk bersama dengan Hye Jung serta dokter Choi.
Tuan Jo menceritakan istrinya bahkan tidak membuka matanya, berpikir ada yang salah. Yoon Do merasa keadaan pasien baik-baik
saja lalu meminta tolong Nyonya Jo buka matanya. Nyonya Jo bisa mendenga yang datang itu Dokter
membuka matanya. Yoon Do meminta agar pasienya mengikuti arah jarinya, mata
Nyonya Jo pun mengikutinya. Hye Jung melirik ke arah suaminya yang terlihat
sedikit panik.
Di depan kamar rawat
Yoon Do pun meminta Dokter Choi untuk memeriksa
status motoriknya. Dokter Choi mengerti lalu
berjalan pergi. Yoon Do membahas pada Hye Jung kalau Ji Hong akan datang sore
ini, menurutnya seniornya itu membuatnya jadi merawat pasien Ji Hong terlalu
lama. Hye Jung mengaku Ji Hong tak menghubunginya jadi tak
tahu dengan hal itu.
“Apa Kau tidak menghubunginya? Apa Kau juga tidak bicara dengannya
saat dia pergi US... untuk
menyelesaikan masalah warisan?” ucap Yoon Do heran,
Hye Jung membenarkan.
“Ya. Kau harusnya selalu bisa berbicara dengan dia
dulu.”kata Yoo Do
“Aku tidak bisa karena aku mungkin
mengalihkan perhatiannya” ucap Hye Jung, Yoon Do
bertanya Mengalihkannya dari apa maksudnya.
“Dia mungkin ingin sendiri.” Kata Hye Jung polos, Yoon Do tertawa mendengarnya.
“Kau sungguh tidak tahu apapun
tentang pria. Jika kau
sungguh mencintai seseorang dan ingin mempertahankan dia, maka kau harus terlibat dalam hidupnya
sekarang. Dan kemarin adalah Waktunya
sempurna.” Jelas Yoon Do, Hye Jung seperti baru
mengerti.
“Aishh.... Kenapa aku mengajari ini padanya?” keluh Yoon Do kesal, Hye Jung bertanya apakah Yoon Do
sudah makan, Yoon Do balik bertanya kenapa Hye Jung menanyakan hal itu.
“Aku butuh saran dari seorang pria.” Akui Hye Jung, Yoon Do pikir bukan pertama
kalinya Hye Jung dalam hal berkencan. Hye Jung bertanya apa maksudnya.
“Ah.... Kau memang baru mengalaminya. Prof. Hong pasti mengalami masa
sulit dan Dia pantas menerimanya.” Ucap Yoon Do mengejek sainganya lalu berjalan pergi
dengan senyuman bahagia. Hye Jung terlihat kebinggungan.
[Kedatangan Internasional]
Ji Hong datang denga kacamata hitam dan menarik kopernya,
Pa Ran masuk pintu mencari temanya lalu menyambutnya dengan senyuman bahagia,
Ji Hong langsung mendorong Koper agar dibawa oleh temanya merasa kalau tidak
perlu dijemput.
“Aku pikir kau akan menangis, tapi
kau malah sudah bisa berbicara. Apa Kau sudah menyelesaikan semuanya?” tanya Pa Ran
“Hampir semuanya dan Ada banyak yang harus dilakukan.” Kata Ji Hong terlihat sangat lelah
“Haruskah kita makan di rumah
sakit? Ini
pelantikan Direktur Jin. Makanannya
pasti lezat.”ajak Pa Ran bersemangat. J Hong seperti
malas mengajak makan di tempat lain saja.
“Apa Kau tidak hadir? Kau ini anggota dewan.” Kata Pa Ran, Ji Hong mengaku ingat dengan pelantikan
ayahnya jadi akan melewatkan satu ini.
“Apa Kau akan mengabaikannya?” tanya Pa Ran, Ji Hong mengatakn akan menyapanya nanti.
Pa Ra mengerti lalu memeluk temanya yang sudah lama tak bertemu. Ji Hong
menjerit mendorong temanya karena merasa panas dan mengajak temanya untuk
segera pergi ke rumah sakit.
Karangan bunga berjejer didepan ruang rapat, Tuan Jin
serta Dokter Jin, Seo Woo dan Nyonya Yang berjalan beriringan. Dokter Kim dan
yang lainnya berjalan dari arah berlawanan dan saling bertemu sambil
mengucapkan selamat. Tuan Jin berkata akan
membutuhkan bantuan mereka dan Lakukan
yang terbaik untuk dirinya. Dokter Kim hanya
memalingkan wajahnya.
“Terutama kau.” Ucap Tuan Jin dengan mengulurkan tanganya, Dokter Kim
pun menjabat tanganya seperti berusaha untuk tetap bersikap sopan.
“Mari kita masuk
ke dalam.” Ajak Dokter Kim, Nyonya Yang yang ada
dibelakangnya terlihat sinis bersama anaknya masuk ke dalam ruang rapat.
Diruang rapat diputar video tentang Tuan Hong dan
foto-fotonya.
“Direktur RS Gukil -
Hong Doo Sik, seorang ahli bedah saraf yang hebat, telah
meninggal. Dia berkata "Pasienku
adalah keluargaku,".Dengan itu, ia menghabiskan hidupnya bekerja tanpa
lelah untuk memajukan... pengobatan di Korea. Dia sekarang
menjadi legenda bedah saraf. Kau memimpin sebuah kehidupan yang indah, dan kami tidak akan pernah melupakanmu.”
Tuan Jin yang menatapnya sedikit sedih dan tak mau
menatapnya, Dokter Kim pun juga seperti tak bisa menatap gurunya yang selama
ini sudah sangat dekat dan sekarang tak ada lagi.
Spanduk diruang rapat bertuliskan [Pelantikan
Direktur Ke-2, Jin Sung Jong] Tuan Jin berdiri
didepan podium dengan Nyonya Yang dan Seo Woo duduk dibelakangnya ikut dalam
rapat.
“Aku adalah... teman dari direktur sebelumnya dan mitra kerjanya. Aku berjanji untuk melanjutkan
warisannya... seperti
aku memimpin RS Gukil dan Yayasan Gukil menuju masa depan.” Ucap Tuan Jin berpidato pertama kalinya dan membungkuk
memberikan hormat.
Semua orang memberikan tepuk tangan, Dokter Jin terlihat
sangat bahagia karena posisinya tak akan
digantikan. Dokter Kim terlihat tak bisa menutupi rasa kecewanya, tapi
berusaha untuk memberikan tepuk tangan.
Perawat Hyun membawakan banyak kotak diatas meja ruangan
dokter, Dokter Ahn bertanya apa yang dibawanya. Perawat Hyun mengatakan itu Kue
beras dan handuk untuk merayakan pelantikan. Dokter Ahn
langsung sumringah melihat isinya kue beras karena pasti rasanya sangat enak. Perawat Hyun merasa semua ini adalah
hal yang sederhana.
“Apakah simpanan kami akhirnya sampai di sini?” jerit Dokter Kang masuk ruangan, Dokter Ahn buru-buru
berdiri dan menawarkan Kue beras pada seniornya.
“Dokter
Pi, tolong periksa Pasien Lee Sang Hoon karena dia merasa kesakitan.” Ucap Perawat Hyun, Dokter Pi mengerti lalu meminta
Perawat Hyun untuk ikut denganya juga. Akhirnya Keduanya pun keluar dari
ruangan.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau selalu makan sesuatu?” ucap Dokter Kang kembali mengomel pada juniornya.
Dokter Ahn hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya lalu memasukan kembali kue
beras ke dalam kotak.
“Kenapa kau ada di sini? Apa kau sedang belajar untuk
ujianmu bukannya bekerja?” kata Dokter Kang, Dokter
Ahn menyangkal dengan menutup semua buku-bukunya.
“Kenapa kau belajar ketika kau
akan gagal pula? Bukankah
aku menyuruhmu untuk mendapatkan tanda tangan Pasien Kim Mi Ae di form
persetujuan? Aku
penasaran. Apakah aku akan melakukanya atau tidak ?” sindir Dokter Kang
“Aku harus pergi ke bangsal untuk
mengganti dressing akan
memintanya untuk tanda tangan.” Ucap Dokter Ahn
Dokter Kang bertanya lalu, Dokter Ahn mengatakan akan
melakukanya. Dokter Kang berteriak kalau sekarang seharusnya pergi memintanya.
Dokter Ahn langsung berdiri mengambil berkasnya dan buru-buru pergi. Dokter
Kang mengumpat para Junior akan mencari alasan untuk
membuang-buang waktu lalu membawa banyak kotak
kue beras karena kali ini benar-benar sangat banyak.
Perawat Hyun dan temanya terlihat senang melihat suami
dari Nyonya Jo yang datang. Tuan Jo memberikan beberapa bungkus makan untuk
perawat. Perawat Hyun mengucapkan terimakasih banyak. Tuan Jo dengan rendah
hati merasa kalau harusnya ia berterimakasih
karena perawat sudah menjaga istrinya dengan baik saat ia harus pergi.
“Kenapa kau tidak mempekerjakan
perawat?” ucap Perawat Hyun
“Sejujurnya, Ini
memang melelahkan, Tapi
bersama dia membuatku nyaman.” Ungkap Tuan Jo lalu
menyuruh semuanya bisa menikmati makananya dan pergi.
“Ahh... dia " Sejujurnya Ini memang melelahkan, Tapi bersama dia membuatku
nyaman." Aku
merinding mendengarnya. Bukankah dia begitu baik?” ungkap Perawat Hyun terpana. Dokter Choi yang duduk
disamping tak setuju dengan itu.
“Sekarang aku menggigil dan ingin muntah” komentar Dokter Choi, Perawat Hyun
mengejek Dokter Choi itu cemburu.
“Jangan berpikir aneh, Itu bukan cinta. Dia harus bekerja keras dan
mencintai. Siapa
yang akan bayar tagihannya?”kata Dokter Choi
“Dia itu freelancer. Kau dengan di
berkerja sebagai Freelancer.”
Ucap perawat Hyun membela, Dokter Choi menjulurkan lidahnya.
“ Ada banyak jenis freelancer. Tidak semua dari mereka
mendapatkan banyak uang.” Kata Dokter Ahn mengambil
odeng yang dibawa oleh Suami nyonya Jo
Perawat lain mengeluh keduanya itu selalu berpikir
negatif, Perawat Hyun setuju karena tak pernah melihat suami yang berdedikasi
sejak aku menjadi seorang perawat menurutnya
itu sangat indah sekali. Seo Woo
yang sedari tadi ada di meja depan hanya bisa tersenyum mendengar komentar dua
perawat yang terkesima dengan Suami Nyonya Jo.
Dokter Pi datang bertanya apa yang dibicarakan yang
begitu indah, Si perawat yang satu langsung terlihat memerah melihat kedatangan
Dokter Pi langsung menunduk menutupi wajahnya. Dokter Pi menras Berada di sekitar orang
sepanjang hari adalah mimpi buruk. Perawat
Hyun mengeluh hanya tidak mengerti pria.
Seo Woo melihat si perawat dengan wajah memerah bertanya
apakah sakit, si perawat mengelengkan kepala dan langsung pergi. Dokter Pi
bertanya kapan Seo kembali dan apakah sudah selesai. Seo Woo mengatakan sudah
dan hampir mati kebosanan lalu
bertanya apakah sudah memeriksa Lee Sang Hoon. Dokter Pi mengatakan
sudah memberinya obat penghilang rasa sakit. Keduanya lalu berjalan pergi untuk memeriksa pasien.
Nyonya Yang mengetuk pintu ruangan, Yoon Do menyuruh
masuk dan kaget melihat yang datang itu Nyonya Yang langsung berdiri dan
mempersilahkan untuk duduk. Nyonya Yang pun duduk mengataan Tidak
perlu teh karena sudah makan makanan
ringan setelah pelantikan.
“Apa aku mengganggumu?” tanya Nyonya Yang melihat Yoon Do seperti tegang. Yoon
Do mengaku kalau ia sedang bekerja.
“Cobalah berbohong hanya untuk
bersikap sopan. Aku
tahu kau pria yang sempurna, tapi itu bukan alasan.” Kata Nyonya Yang, Yoon Do pun meminta maaf.
“Bagaimana dengan Seo Woo?” tanya Nyonya Yang, Yoon Do mengatakan mereka memutuskan
untuk berpisah.
“Ini belum berakhir hanya karena
kalian mengatakan itu. Kau
punya orang tua dan bukan
anak yatim.” Kata Nyonya Yang, Yoon Do tak ingin
membahasnya dan ingin pamit pergi karena harus
ke suatu tempat.
“Kau tidak akan menemukan gadis
lain seperti dia. Aku
tahu karena aku ini ibunya, tapi aku yakin
bahwa dia adalah permata.”ucap Nyonya Yang membela
anaknya.
“Aku sungguh tidak ingin orang tua
untuk terlibat. Aku
akan bicarakan dengan keluargaku.” Tegas Yoon
Do
“Tunggu hingga kau tua, Keluarga adalah semua yang akan
kau miliki.” Nasehat Nyonya Yang, Yoon Do
mengucapkan terimakasih atas nasehat Nyonya Yang.
“Aku ingin putriku bahagia sebagai
seorang wanita. Memiliki
rumah sakit hanya akan menyebabkan sakit kepala. Aku tidak melihat kenapa mereka
memaksakan dirinya.” Keluh Nyonya Yang mengerti
tentang anaknya, Yoon Do hanya bisa diam seperti bisa merasakan yang dirasakan
Seo Woo agar menjadi penerus.
Tuan Jin bertanya pada anaknya Apa yang
akan dilakukan dengan Tae Ho, apakah akan menjaganya. Dokter Jin pikir tetap memperkerjakanya karena suka memiliki orang-orang
pintar seperti dokter Kim yang
bekerja untuknya, selain itu Ji Hong juga.
“Kau terdengar seperti orang tua
yang bijak.” Komentar Tuan Jin bangga
“Aku yang menggaji mereka dan Ini perasaan yang hebat.” Ucap Dokter Jin tertawa bahagia.
“Apa yang akan kau lakukan tentang
membangun sebuah pusat baru?” tanya Tuan Jin
“Aku akan adakan pertemuan dewan
untuk menyelesaikan masalah ini.” kata Dokter
Jin
“Kau punya dukungan penuh dariku, Lakukan apapun yang kau inginkan.” Tegas Dokter Jin
Sek masuk ruangan memberitahu Dr Kim
Chi Hyun datang dari
Namyangju. Dokter Jin mengeluh untuk apa Dokter Kim
itu datang lagi ke kantornya. Tuan Jin
pikir harus membiarkan anaknya mulai
bekerja lalu bangun dari tempat duduknya. Dokter Kim datang
membungkuk memberikan selamat atas pelantikanya. Tuan Jin mengangguk-angguk
lalu mengucapkan terimakasih dan pergi.
Dokter Kim tahu Dokter Jin itu pasti
sangat sibuk akhir-akhir ini jadi sengaja membawakannya beberapa suplemen kesehatan dan menaruh diatas meja. Dokter Jin dengan sinis
menyuruh membawa kembali karena tak membutuhkanya. Dokter Kim merengek melihat
sikap Dokter Jin yang dingin.
“Aku benci orang... yang menunjukkan warna mereka
sebenarnya di sekitar orang-orang lemah. Apa Kau
takut membuat kesal Ketua Hong?” sindir Dokter Jin,
Dokter Kim pun hanya bisa mengucapkan kata maaf.
“Prof. Hong cukup agresif saat
itu.”kata Dokter Kim
“Aku tidak peduli kau Bersembunyi di Namyangju. Kau mungkin juga akan kehilangan
pekerjaan itu.” Tegas Dokter Jin
“Beberapa orang meninggalkan
anjing saat berburu selesai.Kau mengajariku lebih dari sekedar cara
mengoperasi.” Ucap Dokter Kim. Dokter Jin tak ingin bertele-tele,
bertanya-tanya apa yang dimilikinya itu.
“Catatan operasi dibuang setelah
10 tahun.” Ucap Dokter Kim, Dokter Jin tak percaya
Dokter Kim masih menyimpannya bertahun-tahun padahal Statusnya telah berakhir.
Ia menegaskan kalaua itu tidak
bisa membahayakannya. Dokter Kim
berkata Ada alasan orang mengatakan kekerasan sebelum
hokum dan memberitau kalu yang dilawanya adala Prof. Hong. Dokter Kim tak peduli menyuruh
untuk pulang saja. Dokter Kim meminta agar
Dokter Jin memberikan pekerjaa di rumah sakit pusat dan berjanji pasti akan
berguna, Dokter Jin berteriak menyuruh Dokter Kim segera pergi. Akhirnya Dokter
Kim akan pergi sambil memohon dengan membungkukan badanya.
Hye Jung ada diruangan melihat pesan yang terakhir kali
pada Ji Hong lalu kembali memainkan emoticon bergambar anjing yang mengucapakan
terimakasih, lalu mengingat ucapan Ji Hong sebelumnya “Aku membuat pilihan dan keputusanku sendiri. Itu jadi sebuah kebiasaan dan Ini bukan tentangmu.” Lalu ia mencoba menelp seniornya tapi ponsel Ji Hong ada
diatas meja sementara Ji Hong sedang menunggu didepan lift.
Ketika pintu lift terbuka, Dokter Kim dan Ji Hong saling
menatap dengan wajah tegang. Ji Hong pun mempersilahkan Dokter Kim untuk keluar
lebih dulu, Dokter Kim menyapa Ji Hong
yang ada dirumah sakit. Ji Hong pikir sudah pasti karena memang berkerja
dirumah sakit pusat.
“Kenapa kau ada di sini?” tanya Ji Hong, Dokter Kim mengaku hanya mampir.
“Profesor, aku tahu ini telat,
tapi aku turut berduka cita.” Kata Dokter Kim
“Kau pandai dalam mengganti topik
pembicaraan. Apa Kau tidak
ingat?” sindir Ji Hong
“Ingatanku memakan kebaikan” kata Dokter Kim berjalan pergi
“Penawaran di atas meja. Aku orang yang baik.” Ucap Ji Hong, Dokter Kim mengatakan akan mengingat itu
lalu keduanya sama-sama membungkuk, lalu Dokter Kim pun pergi. Ji Hong terlihat
sinis seperti sudah tahu ada yang buru dibalik semuanya.
Hye Jung melihat ponselnya yang bergetar (Bedah Saraf, Choi Kang Soo) lalu
mengangkat telpnya. Dokter Choi memberitahu
Prof. Hong datang
untuk melihat Pasien Jo Soo Ji. Hye Jung terlihat agar
kaget dan mengatakan akan segera datang, wajahnya mencoba untuk tetap tenang.
Didepan meja receptionist, Dokter Kang mengaku kalau Rumah sakit terasa sepi
tanpa kehadiran Ji Hong. Ji Hong pun
bertanya kondisi
Pasien Jo Soo Ji. Dokter Choi menjelaskan
pasien bisa bernafas secara spontan sekarang, jadi mereka melepas intubasi Tapi masih belum menunjukkan
respon motorik. Hye Jung melihat dari
kejauhan orang yang selama ini pergi akhirnya kembali.
Ji Hong melihat dari kejauhan kalau Hye Jung datang,
akhirnya Hye Jung berjalan mendekat dan menghampirinya wajahnya terlihat sangat
gugup. Keduanya saling berpandangan cukup lam, akhirnya Ji Hong pun mengajak
mereka segera pergi.
Perawat Hyun masuk ruangan bertemu dengan Tuan Jo,
melihat kalau pasti sangat lelah. Tuan Jo merasa tidak seperti itu tapi merasa senang
bisa merawatnya, lalu ponselnya bergetar akhirnya pamit
pergi karena harus mengangkat telpnya.
Nyonya Jo melihat suaminya sudah keluar dan hanya ada
perawat bersamanya. Perawat Hyun memeriksa semuanya, lalu kaget melihat jari
Nyonya Jo yang bergetar. Nyonya Jo mengedipkan matanya, Perawat Hyun langsung
keluar dari ruangan karena ingin memberitahu dokter, wajahnya terlihat sangat
bahagia.
“Dia bukan suamiku.” Gumam Nyonya Jo yang seperti selama ini merasa tertekan
ada Tuan Jo yang ada disampingnya.
Ji Hong baru saja keluar dari ruangan, Perawat Hyun
langsung menghampirinya memberitahu kemampuan motorik Ny Jo telah kembali. Ji Hong mengatakan Itu
berita bagus di hari pertamanya
kembali lalu bertanya apakah ia harus kesana. Perawat Hyun
mengangguk dengan wajah bahagia.
Nyonya Jo terlihat membuka matanya, Ji Hong mulai
memeriksa dengan menekan bagian ibu jari dengan dua tanganya. Nyonya Jo
mengendipkan matanya, Ji Hong menatap wajah Nyonya Jo yang terlihat sedih. Tuan
Jo datang menanyakan apa yang terjadi. Ji Hong mengatakan Nyonya Jo bisa
merasakan sakit di tangannya sekarang jadi itu
artinya sudah pulih. Tuan Jo terlihat bahagia sambil mengucapkan terimakasih.
Ji Hong pikir Tidak perlu karena Nyonya
Jo yang sudah berjuang keras. Tuan Jo merasa kalau
istrinya itu pulih berkat dokter. Ji
Hong tetap mengatakan kalau itu tak seperti itu. In Joo datang untuk memeriksa
bekas bedah dibagian perutnya. Ji Hong pun pamit keluar lebih dulu.
Tuan Jo mengejar Ji Hong bertanya Bagaimana mereka bisa berharap mengenai
kesembuhannya, Apakah Ketika Nyonya Joo akan mampu berbicara dan
berjalan. Ji Hong mengaku tidak
bisa memberikan jawaban yang tepat karena Kondisinya
mungkin tidak membaik. Tuan Jo mengerti. Tuan Jo
mengangguk mengerti.
Ji Hong menatap Tuan Jo seperti merasakn sesuatu yang
aneh. Tuan Jo tersenyum mengatakan akan bertemu lagi dengan dokter di kunjungan
selanjutnya lalu masuk ke dalam kamar.
Ji Hong bertanya apa pekerjaan dari wali Nyonya Jo, Dokter Kang pernah
dengar tuan Jo jadi freelance di bidang computer dan kebanyakan tinggal di kamar rawat. Ji Hong bertanya pad Hye Jung apakah melihatsesuatu
yang tak biasa.
“Aku belum melihat sesuatu yang tidak
biasa. Kenapa kau bertanya?” tanya Hye Jung heran, Ji Hong mengatakan tak ada apapun
lalu menyuruh untuk kembali bekerja. Hye Jung menatap bingung seperti Ji Hong
bersikap dingin padanya.
Seo Woo baru saja menuruni tangga, Dokter Kang tersenyum
bahagia memanggilnya karena baru saja ingin menelpnya. Seo Woo bertanya kenapa
menelpnya. Dokter Kang memberitahu Dokter Jung Yoon Do menginginkannya untuk operasi darurat. Seo Woo melotot kaget karena Yoon Do menunjuk dirinya,
Dokter Kang membenarkan.
Seo Woo sudah menungg didepan pintu melihat Yoon Do sudah
mengunakan pakaian operasi lalu bertanya apakah ia memang dibutuhkanya, Yoon Do
membenarkan karena tak
pernah membuat kesalahan dalam memberikan informasi.
“Kau punya Hye Jung. Bukankah
ini kesempatan bagus untukmu? Bukankah
kau harus memenangkan hatinya saat Prof. Hong tidak ada?” sindir Seo Woo
“Aku tidak masuk ke rumah kosong. Aku memutuskan untuk berjalan di
jalan yang rusak, tapi
aku menolak untuk menjadi picik. Pakai
seragam bedahmu lalu cuci tangan Dan
Prof. Hong sudah kembali.” Tegas Yoon Do lalu masuk ke
dalam ruangan lebih dulu.
Yoon Do sudah mencuci tanganya, Seo Woo pun datang mulai
mencuci tanganya. Yoon Do menyindir assiten macam apa yang datang setelah dokternya
datang karan seharusnya Seo Woo yang mempersiapkan
di dalam sekarang.
“Kenapa kau memilihku? Suasana
hatiku sudah buruk.” Keluh Seo Woo
“Menjadi yang dipilih dan bisa
mengalihkanmu. Jangan
hidup untuk memenuhi harapan ayahmu. Kau
bukan lagi gadis 18 tahun. Aku
akan masuk duluan dan menyiapkan operasi... meskipun ada anggota
staf.” Kata Yoon Do, Seo Woo meminta agar Yoon Do tak membual.
“Kenapa aku harus membual ? Sadarlah.” Ucap Yoon Do lalu masuk ruang operasi, Seo Woo hanya
bisa cemberut sambil mencuci tanganya.
Dokter Jin berjalan di lobby melihat ada tissue yang
jatuh lalu mengatakan pada sek kalau mereka sudah
waktunya untuk mempertimbangkan kembali kontraktor pembersihan. Sek menjawabakan bicara dengan mereka,
Dokter Kim dan Ji Hong melihat dari lantai atas.
“Waktunya Jin Myung Hoon telah
tiba.” Komentar Dokter Kim
“Dia sepertinya dalam suasana hati
yang baik.” Balas Ji Hong seperti menahan
amarahnya.
Dokter Jin melihat dua orang diatas lalu melambaikan
tangan dengan senyumannya, setelah itu dengan wajah serius menyuruh sek untuk memanggil
Prof. Hong Ji Hong.
Di sebuah lorong
Ji Hong menghampiri Dokter Jin yang sudah menungunya.
Dokter Jin berbasa basi bertanya apakah semuanya lancar. Ji Hongmengangguk.
Dokter Jin langsung bertanya alasan Ji Hong menyelidiki
latar belakangnya yang telah lama.
“Aku berusaha mencari tahu apa
yang terjadi saat operasi Pasien Kang Mal Soon. Bagaimana bisa itu disebut
menyelidiki?” kata Ji Hong
“Kau harusnya menanyakanku
langsung karena aku ahli bedahnya. Aku
dengar kau pergi menemui dokter yang jadi asistenku saat itu. Apa yang ingin kau ketahui?” ucap Dokter Jin masih terlihat santai
“Apa kau ingat operasi itu?” tanya Ji Hong, Dokter Jin mengatakan tidak ingat.
“Aku memilih untuk mengingat hal
yang menyenangkan. Aku
harap kita bisa akrab. Kita
harus melanjutkan persahabatan dan keberhasilan ayah kita masing-masing.”kata Dokter Jin terlihat ingin berdamai
“Itu akan membutuhkan rasa saling
percaya.” Kata Ji Hong
“Mari kita saling percaya...Kau tipeku.... Aku suka orang pintar.” Ucap Dokter Jin menyanjung, Jin San hanya bisa
tersenyum.
Hye Jung menemui Dokter Choi yang ada di IGD. Dokter Choi
memberitahu Seorang pasien kecelakaan lalu lintas, lelaki usia
21 tahun mengalami beberapa patah tulang, mereka
sudah melakukan CT scan karena korban tidak sadar, dan tampaknya salah satu arteri
serebral tengahnya pecah.
“Pupil kanannya melebar sekitar 4
mm. Untungnya,
tanda-tanda vitalnya stabil.” Jelas Dokter Choi, Hye
Jung bertanya apakah terjadi Pendarahannya
“Sekitar 30cc. Apa Kau akan melakukan ligasi?” ucap Dokter Choi. Hye Jung pikir Salah satu anggota staf harus
memutuskan.
“Anggota staf? Haruskah
aku panggilkan Prof. Hong?” tanya Dokter Choi
Ji Hong masuk
ruangan IGD langsung memeriksa pasien, Hye Jung menatapnya terlihat
sangat ingin bicara. Ji Hong menekan bagian tangan pasien yang tak sadarkan
diri. Hye Jung berpikir kalau Ji Hong sudah melihat hasil CT Scan kalau
dibagian lehernya ada yang terluka.
“Panggil Anestesi dan Persiapkan diri untuk operasi
segera” ucap Ji Hong. Hye Jung mengerti dan Ji Hong langsung
pergi begitu saja tanpa bicara apapun lagi. Hye Jung menatap sedih karena Ji
Hong bersikap sangat dingin padanya.
Ji Hong lebih dulu masuk ke ruang operasi mencuci
tanganya, Hye Jung datang terlihat gugup berdiri bersebelahan mencuci tangan,
akhirnya menanyakan keadaan Ji Hong karena tak pernah melihatnya setelah Ketua
Hong meninggal. Ji Hong menjawab kalau baik-baik saja dan ada
banyak hal untuk diurus serta mengucapkan Terimakasih
atas kerja kerasnya.Hye Jung terdiam melihat Ji
Hong langsung masuk ruangan terlihat benar-benar berbeda dengan sikap
sebelumnya.
Dalam ruang operasi
Ji Hong meminta tang Bipolar
cautery lalu memberitahu Saat mereka membuka celah sylvian, maka mereka harus berhati-hati agar
tidak merusak pembuluh darah karena keduanya dekat
lobus temporal. Hye Jung menatap Ji Hong
terlihat dengan mata dinginya, mengatakan kalau mengerti. Ji Hong meminta
irigasi, Hye Jung pun menyeprotkan air.
Setelah selesai, Ji Hong pergi begitu saja tanpa bicara
apapun. Hye Jung hanya bisa menatap punggung Ji Hong yang pergi meninggalkanya
tanpa sepatah kata apapun, wajahnya terlihat sedih.
Akhirnya Hye Jung pergi ke ruangan Ji Hong, tapi terlihat
ragu untuk mengetuknya. Sampai akhirnya In Joo datang menyapanya bertanya
kenapa Hye Jung malah berdiri diluar ruangan lalu mengajaknya masuk. Hye Jung
menolak karena merasa In Joo yang diharapkan datang jadi mempersilahka masuk.
“Ini bukan kunjungan yang
direncanakan. Ji Hong
dan aku tidak membuat janji untuk menemui satu sama lain. Dia hanya seorang teman. Di antara kau dan Ji Hong, jika ada seseorang tepat pada saat ini, itu pasti kau.” Kata In Joo, Hye Jung terdiam mendengarnya.
In Joo menuangkan minuman kedalam gelas mengaku ingin
menemui Hye Jung tapi tak bisa menghubunginya karena tak ingin melakukanya,
berpikir akan bertemu Hye Jung melalui Ji Hong. Hye Jun bertanya kenapa In Joo
tak menelpnya kalau memang ingin bertemu.
“Ini karena aku harus menghadapi
kekanak-kanakan dari masa mudaku. Waktu
itu, aku pikir aku sudah cukup dewasa. Tapi
aku masih 27 tahun. Maafkan aku.” Ucap
In Joo
“Aku maafkan atau tidak, yah?”
goda Hye Jung
“Maafkan saja! Aku
stres belakangan ini. Dalam
istilah neurologis, aku
dalam keadaan pingsan.” Kata akui In Joo, Hye Jung
tersenyum lalu mengajak mereka harus minum saja. In Joo terlihat senang karena
bisa meminta maaf.
Ji Hong baru menuruni tangga eskalator, pesan masuk ke
dalam ponselnya “Kau tidak lupa tentang mentraktir makan
malam, kan?” lalu langsung menelp keberadaan
temanya. Yoon Do pun mempersilahkan masuk pada Ji Hong, Pa Ran menyapa temanya
yang baru datang.
“Siapa yang mau ramyeon?” tanya Yoon Do
“Aku mau satu tanpa telur, tapi dengan daun bawang yang
dicincang.” Ucap Pa Ran
“Aku mau satu pakai telur. Jangan memecah kuning telur dan
daun bawang.” Kata Ji Hong
“Aku tidak tahu kenapa aku
mengundangmu dan Aku sudah
gila untuk percaya padamu, Paman.” Keluh Yoon
Do pada dua orang senior dirumah sakit, sambil membuka bungkus ramyun dengan
kesal
“Mari kita minum sementara dia
memasak untuk kita In Joo akan segera tiba.. ” Kata Pa Ran, Ji Hong
mengejek temanya membuat upaya yang cukup hari ini.
“Kenapa tempatmu terlihat lebih
besar dari tempatku? Kenapa
ada perbedaan padahal kita bekerja di rumah sakit yang sama?” keluh Ji Hong
“Mari kita bahas ini setelah aku
melihat tempatmu.” Kata Yoon Do sinis
“Apa kau akan datang?” balas Ji Hong mengejek, Yoon Do memilih membuka ramyun
dengan kesal.
Hye Jung turun dari taksi membawa In Joo yang sudah
mabuk, bertanya tempat tinggalnya. In Joo menunjuk dilantai tiga lalu duduk di
aspal karena merasa tak kuat lagi berjalan. Tiba-tiba ia berteriak memanggil
Hong Ji Hong dan Jung Pa Ran, Hye Jung panik karena nanti ada tetangga yang
keluar karena terganggu.
Akhirnya ketiganya keluar rumah, Ji Hong dan Hye Jung
saling menatap terlihat gugup. Pa Ran mengeluh berapa banyak yang diminum In
Joo sampai akhirnya mabuk. Yoon Do tersenyum sumringah melihat Hye Jung yang
datang. Yoon Do pun mengangkat In Joo untuk berdiri dengan panggilan Nyonya.
In Jo seperti setengah sadar mengamuk dan langsung
menarik rambut Pa Ran. Yoon Do menyapa Hye Jung yang datang. Pa Ran menyuruh
keponakanya untuk membantu. Yoon Do mengeluh akhirnya berusaha memapah In Jo
yang mabuk. In Joo melepaskan tangan keduanya mengatakan bisa berjalan sendiri.
Yoon Do mengerti tapi tetap memegang tangan dan mengantarnya masuk dengan
pamanya.
Ji Hong mengeluh In Joo yang tak seperti biasanya mabuk
lalu bertanya apakah Hye Jung aka masuk, Hye Jung menolak karena memilih untuk
pergi. Ji Hong mengangguk mengerti. Hye Jung kesal mendengar Ji Hong hanya
bicara begitu saja.
“Bagaimana bisa kau bilang begitu?” kata Hye Jung kesal
“Kau bilang ingin pergi.” Ucap Ji Hong terkesan dingin
“Sejak kapan kau begitu?” keluh Hye Jung, Ji Hong balik bertanya apa yang
dinginkanya. Hye Jung kesal memilih pergi. Ji Hong langsung menariknya
“jadi Kau mau pulang atau masuk bersamaku ?” tanya Ji Hong memberikan pilihan, Hye Jung terlihat
binggung memilihnya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
Aduh sikap y ji hong ko bikin hati nur dag dig dug der y...
BalasHapusDi tunggu kelanjutan y.gomawooo eoniii
Thx min ditunggu part 2 nya
BalasHapus