PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 24 Agustus 2016

Sinopsis Doctors Episode 18 Part 1

PS : All images credit and content copyright : SBS

Seorang remaja berdiri terlihat ada gantungan kunci astroboy, dia adalah Ji Hong saat masuk remaja berdiri didepan [PERUSAHAN SIMPAN PINJAM HAENGBOCK] Seorang pria pun keluar dari gedung dan Ji Hong memanggilnya paman.
Hey. Ada apa? Aku harus segera pulang.” Ucap si paman terkesan sangat sibuk
Apa yang terjadi? Di situ tertulis atas nama orang lain, bukan namaku. Apa kau menjual rumah itu?” kata Ji Hong memperlihatkan lembaran kertasnya
Ya, aku menjualnya. Jadi kau memahami hal-hal semacam ini sekalipun kau masih muda. Apakah kau memeriksanya secara berkala?” ucap Si paman dengan nada menyindir
Itu rumahku, di mana aku... tinggal bersama Ibu dan Ayah.” Kata Ji Hong
Aku adalah walimu. Kau harus membayarku kembali untuk dukungan yang selama ini telah kuberikan padamu. Aku mengasuhmu sejak setahun setelah mereka meninggal dan mengurusmu dengan lebih baik dibanding anak-anakku sendiri. Aku sudah melakukan lebih dari cukup untuk dirimu.” Tegas Pamanya dengan sombong lalu pergi begitu saja, Ji Hong menahan amarah dengan meremas surat rumah yang bukan jadi miliknya. 

Ji Hong terlihat terburu-buru di rumah sakit dengan peralatan ditanganya, name tagnya tertulis [DOKTER MAGANG HONG JI HONG] tiba-tiba suara seseorang memanggilnya, sang paman yang sebelum sudah mengacuhkanya tiba-tiba datang menghampirinya.
Aku terus teringat padamu belakangan ini, jadi aku menghubungi panti asuhan. Aku dengar kau menjadi seorang dokter. Ayahmu pasti sangat bahagia jika dia masih hidup.” Ucap Pamanya yang tak terlihat arrogant.
Ada urusan apa Paman kemari?” tanya Ji Hong, Pamanya mengatakan kalau  memeriksakan anak-anaknya.
 “Sekarang setelah melihatmu, aku merasa lebih baik. Aku menyadari... keberuntungan berpihak padamu.” Kata sipaman menahan tangis dan pergi. Ji Hong terlihat masih dendam tapi menatap pamanya yang pergi terlihat sedih.
Sekali saja, aku memimpikan pembalasan dendam. Aku ingin membunuh semua orang, kemudian mengakhiri hidupku sendiri. Apa yang harus terjadi terus terjadi. Meskipun begitu, karma di dunia ini... tidak berlaku dalam hidupku. Gumam Ji Hong 

Dokter... Ada jeda waktu saat ayahmu meninggal dan saat ditemukan.  Apa kau tidak merasa aneh ? Menurutku aneh dan Ada yang salah.  Apa Kau tidak mencaritahu ?” kata Hye Jung curiga,
“Aku Sudah mencarinya dan ini tak ada masalah, Itu menggangguku. Tapi, aku tidak akan jatuh karena itu. Aku tidak berhenti makan, tetap bersamamu dan bersama pasienku.  Aku tahu itu yang diinginkan ayah.” Kata Ji Hong
Darimana kau tahu itu yang diinginkan ayahmu ?” kata Hye Jung
Terlepas dari masalah lain,  semua orang tua ingin anaknya bahagia.  Balas dendam, merusak diri, penghukuman ... Aku tidak ingin melakukan itu.  Waktu terlalu berharga, aku ingin lakukan yang aku sukai, Tidak ada hari esok, bagiku...” tegas Ji Hong tak ingin kehilangan orang yang disayanginya.
Hye Jung menghela nafas panjang lalu menyuruh Ji Hong untuk segera pulang saja, menurutnya lebih baik tidak akan membicarakan ini lagi. Ji Hong pikir mereka terus gagal untuk memahami sudut pandang masing-masing jadi harus hentikan diskusi ini lalu berjalan pergi. Hye Jung berusaha menahan tangisnya. 

[RUMAH SAKIT GUKIL]
Dokter Choi masih tertidur lelap setelah operasi dibagian kepalanya, Dokter Ahn menghela nafas khawatir karena juniornya itu  masih belum sadarkan diri. Dokter Pi juga melihat jam tanganya merasa cemas karena seharusnya Dokter Choi itu sudah sadarkan diri setelah obat biusnya habis.
Dokter Kim datang bertanya apakah Juniornya itu sudah sadar, Dokter Kang mengatakanbelum juga sadar. Dokter Kim merasa juniornya itu pasti senang bisa tidur lalu berjalan pergi. Pelahan Kang Soo akhirnya membuka matanya. Dokter Kang menjerit bahagia memberitahu kalau Kang Soo sudah bangun. Dokter Kim pun kembali ke tempat tidur Kang Soo.
Kang Soo, Apa kau bisa melihat kami?” kata Dokter Kang melambaikan tangan di depan mata Kang Soo.

Dari suaramu, pasti kau Ketua Tim Kang.” Ucap Kang Soo, Dokter Kim mencoba mengerakan dua jarinya didepan mata Kang Soo.
“Apa Kau tidak bisa melihat kami?” tanya Kang Soo panik karena efek dari operasi bisa menghilangkan pengelihatanya.
Dokter Kim kembali mengerakan jarinya, Kang Soo berkomentar dasi yang dipakai Dokter Kim itu keren sekali. Semua tertawa mendengarnya karena benar-benar khawatir dengan Kang Soo kalau tak bisa melihat lagi. Dokter Kim meminta semua tenang saja,  karena Dokter Kang bisa mengejutkan semua orang di sini.
Lalu Dokter Kim bertanya apakah kepala Kang Soo masih terasa sakit. Kang Soo mengatakan tidak.  Dokter Kim memujinya itu bagus dan meminta juniornya agar memberitahu Prof. Hong lalu berjalan pergi. Dokter Ahn yang melihatnya kalau Dokter Kim itu keren sekali. Dokter Pi melihat Kang Soo yang kembali tidur, lalu mengajak semua pergi saja. Dokter Kang memegang tangan Kang Soo dan menciumnya sebelum keluar dari ruangan. 


Hye Jung melihat hasil dari anestesi yang sudah didapatnya dari Dokter Kim, matanya berkaca-kaca karena harapanya untuk membalas dendam neneknya bisa dilakukan. Tapi teringat kembali perkataan pengacara padanya.
Sekalipun kau mengajukan tuntutan hukum, pasti ditolak karena pembatasan kasusnya sudah selesai.” Ucap Pengacara
Dan kata-kata sombong yang dilontarkan oleh Dokter Jin Aku telah membuat kesalahan Tapi aku sudah melakukan yang terbaik. Jadi aku tidak perlu mendapatkan hukuman seperti yang kau inginkan. Walaupun begitu aku akan meminta maaf. Aku tidak seharusnya melakukan kesalahan.
Kata-kata Ji  Hong pun diingatnya Aku tidak ingin hal ini menghancurkan hidupmu. Akhirnya Hye Jung memutuskan untuk merobek hasil anestesi milik neneknya karena sudah tak ada gunanya lagi untuknya, tapi terlihat kepalan tanganya masih menahan amarah. 

Tuan Jin bertemu anaknya di depan lift, Dokter Jin menyapa ayahnya bertanya apakah Sudah selesai main golf-nya. Tuan Jin menganguk lalu meminta pada sekertarisnya kalau mereka akan pergi lebih dulu. Dua seketaris pun menyingkir membiarkan Tuan Jin dan Dokter Jin masuk lift berdua saja.
Aku memeriksa jajaran direksi. Sebagian berada di pihak kita.” Kata Tuan Jin,
Sebagian saja tidak cukup.Aku juga menghubungi yang lain. Akan kupastikan mereka memihakku pada rapat direksi selanjutnya.” Ucap Dokter Jin yakin, Tuan Jin mengangguk mengerti lalu bertanya tentang Ji Hong, apakah sudah mengatasinya
Kurasa kau tidak punya pilihan lain. Direksi mempercayainya berkat ayahnya. Dia juga 'bersih'.” Kata Tuan Jin khawatir
Aku menemukan sesuatu yang dapat menghancurkan reputasinya.” Ucap Dokter Jin, Tuan Jin bertanya apa itu. Dokter Jin mengatakan akan memberitahu nanti.
Tetap kontak dengan anggota direksi. Kita membutuhkan mereka berada di pihak kita.” Kata Dokter Jin tak mau kalah dalam rapat direksi nanti. 

Dokter Jin bertanya pada sekertarisnya  Siapa yang sering ditemui Prof. Kim Tae Ho. Sekertarisnya mengatakan Dokter Kim sering berkomunikasi dengan orang-orang dari MH Meditech. Dokter Jin menanyakan dengan Ji Hong.  Sekertarisnya memberiathu Ji Hong bertemu dengan Rekan kerja, pacar, dan Prof. Kim. Ponsel Dokter Jin berbunyi, terlihat nama Yoo Hye Jung.
Halo, ini Yoo Hye Jung.” Ucap Hye Jung sopan, Dokter Jin bertanya kenapa Hye Jung menelpnya.
Aku ingin bertemu.” Kata Hye Jung, Dokter Jin pikir pembicaraan mereka sudah selesai.
Ada hal baru yang perlu kita bicarakan. Kapan PresDir memiliki waktu luang?” tanya Hye Jung dengan wajah serius. 

Pa Ran sedang sarapan melihat Yoon Do keluar dengan pakaian santainya lalu menyuruh untuk segera berganti baju dan mengantarnya ke rumah sakit. Yoon Do menolak menyuruh pamanya untuk Berangkat saja dengan Prof. Hong dan mengajak agar minum kopi bersama.
Aku tidak mau mengganggu Ji Hong karena terjadi sesuatu pada Dr. Yoo. Dia sedang fokus pada masalah Dr. Yoo.” Ucap Pa Ran, Yoon Do bertanya ada apa dengan Hye Jung.
Dia mencari tahu soal kematian Neneknya. Lalu Mereka menemukan sesuatu. Dia membawakanku sebuah laporan untuk diperiksa.” Cerita Pa Ran
Apakah soal malpraktik yang kalian diskusikan bersama beberapa waktu lalu?” tanya Yoon Do, Pa Ran tak menyangka keponakanya itu bisa mengingatnya.

Tentu saja, Aku juga terfokus pada Dr. Yoo.” Kata Yoon Do blak-blakan.
Kau boleh fokus padanya, tapi jangan mengambil tindakan apa pun.” Tegas Pa Ran, Yoon Do bertanya bagaimana jika dirinya mau bertindak.
Aku tidak akan menghentikanmu, tapi juga tidak mau membantumu.” Tegas Pa Ran, Yoon Do kembali bertanya siapa dokter bedahnya. Pa Ran memberitahu kalau itu dokter Jin
Dia adalah teman dekat keluarga kita. Jangan ikut campur soal itu.” Ucap Pa Ran memperingatinya, Yoon Do hanya diam mengetahui kalau dokter bedahnya adalah ayah Seo Woo. 


Yoon Do menemui Dokter Jin diruanganya, Dokter Jin langsung menyuruhnya duduk dan bertanya apa tujuan datang menemuinya. Yoon Do membahas Tawaran di kursi direksi dan bertanya Apakah masih berlaku. Dokter Jin mengatakan tentu saja masih berlaku. Yoon Do pun mengucapkan terimakasih, Dokter Jin pun mengucapkan  sampai jumpa di rapat selanjutnya.
Kita akan mengambil suara atas pembangunan gedung baru. Kau hanya perlu setuju tentang itu.” Ucap Dokter Jin bersemangat, Yoon Do mengangguk mengerti terlihat tatapan berbeda pada Ayah Seo Woo. 

Hye Jung melakukan skiping seperti ingin melupakan rasa dendamnya, teringat kembali kata-kata Dokter Jin “Jangan menemuiku lagi menyangkut hal ini. Akan lebih baik jika kau tak pernah kembali kemari.
Setelah selesai olahraga melihat Yoon Do yang menelpnya, Yoon Do bertanya apa yang sedang dilakukan Hye Jung sekarang, lalu mencoba menebaknya kalau Hye Jung pasti sedang olahraga. Hye Jung membenarkan, Yoon Do mengatakan ada yang harus dibicarakan dan mengajaknya bertemu lalu menanyakan akan datang ke tempat Hye Jung berada sekarang. Hye Jung menyuruh Yoon Do tetap saja di rumah sakit,  karena akan datang  untuk menjenguk Kang Soo juga.

Ji Hong dan Dokter Kang menemui Kang Soo diruangan ICU,  bertanya keadaaanya sekarang. Kang Soo memberitahu Kepala terasa sakit, tapi tidak terlalu buruk. Ji Hong meminta juniornya untuk memberikan laporan sendiri.
Usianya 27 th, dan kondisinya sadar. Lokasi operasinya riskan, tapi dapat merasakan suhu badannya, dan juga bergerak dengan baik. Hanya saja kemampuan motorik tangan kanan, kurang akurat. “ ucap Kang Soo, Dokter Kang tersenyum karena Kang Soo seperti sudah sadar. Ji Hong pun mulai memeriksa dengan meminta agar mengangkat tanganya.
Setelah tangan Ji Hong memeriksa bagian pengelihatanya, Kang Soo bisa mengikuti gerakan tangan Ji Hong, ke atas bawah kanan dan kiri. Ji Hong menyimpulkan keadaan Kang Soo baik-baik saja. Kang Soo bertanya apakah ia tetap bisa menjadi dokter bedah. Ji Hong mengangguk. Kang Soo pun mengucapkan terimakasih,

Dokter Kang melihat Kang Soo terlihat lega. Ji Hong mengatakan belum bisa memastikan karena harus lihat reaksinya terhadap anticonvulsant. Apabila bereaksi, maka Kang Soo bisa bekerja semester depan. Kang Soo bertanya apakah ia harus beristirahat sementara. Ji Hong membenarkan lalu menyuruh Dokter Kang untuk memindahkan Kang Soo dan Tetap beri ceftriaxone satu kali sehari serta Resepkan 500mg Levetiracetam, dua kali sehari. Dokter Kang mengerti.
Ketika di depan ruangan ICU, Dokter Kang membahas tentang Kang Soo.  Ji Hong bertanya ada apa dengan juniornya. Dokter Kang memberitahu Kang Soo yang tidak memiliki tempat tujuan bahkan tidak punya rumah untuk pulang, lalu menceritakan Kang Soo yang tidak menyewa tempat tinggal karena adiknya tinggal di kamp militer. Ji Hong terdiam seperti memikirkan nasib juniornya. 


Ji Hong melihat Dokter Kim sudah ada didepan ruanganya, menurutnya mereka itu memang  punya telepati karena baru saja mau ke ruangannya. Dokter Kim memberitahu sudah menemukan siapa yang membocorkan ke media soal saham Ayahnya.
Aku curiga soal itu tapi tetap saja tidak bisa mempercayai hal tersebut. Bagaimana bisa dia membahayakan rumah sakit demi ambisi pribadinya?” ucap Ji Hong tak percaya
Dia akan melakukan apa pun demi keuntungannya. Reporter yang kutemui mengatakan... jelas terlihat dia memanfaatkan media untuk hal-hal negatif.” Jelas Dokter Kim
Kurasa Ayahku dan Ketua Jin... terlibat pertengkaran sebelum Ayahku meninggal. Aku memiliki firasat buruk, jadi terus mencari tahu.” Kata Ji Hong lalu memperlihatkan isi USBnya pada Dokter Kim.

Dari rekaman ini, Ketua Jin berada di dalam ruangan selama 20 menit.” Kata Ji Hong melihat saat Tuan Jin masuk ruangan ayahnya dalam CCTV.
Jika kita memperhitungkannya... waktu Ayahku sendirian, lalu dia jatuh tepat setelah Ketua Jin meninggalkan ruangan.” Ucap Ji Hong curiga.
PresDir Jin saat itu mengatakan dia akan mengundurkan diri. Tapi Dia tidak mungkin mengatakannya dengan sukarela. Kupikir Ayahmu mengetahui sesuatu tentang mereka.” Kata Dokter Kim, Ji Hong bertanya-tanya apa kira-kira.
Mereka memiliki banyak kelemahan. Siapa yang paling terluka?” ucap Dokter Kim, Ji Hong ingin tahu pendapat Dokter Kim tentang hal ini.
Gedung RS yang baru, berada di bawah pengelolaan perusahaan milik Ketua Jin. Apakah hal itu menguntungkan bagi kita? Dalam hal ini Ketua Jin lah yang paling diuntungkan” jelas Dokter Kim
Bukan hal baru dia melakukannya. Apakah itu bisa menjadi kelemahan yang mematikan?” tanya Ji Hong
Dokter Kim pikir akan memulai mencarinya dari situ, Ji Hong lalu membahas tentang Kang Soo, Dokter Kim bertanya ada apa dengan juniornya itu. Ji Hong menceritakan Kang Soo yang tidak punya tempat tinggal. Dokter Kim tak percaya ternyata juniornya tak memiliki tempat tinggal. 


Kang Soo masuk ruang rawat, Young Soo terlihat bahagia membentangkan tangan ingin memeluk sang kakak. Kang Soo menolaknya karena menurutnya terlalu berlebihan. Young Soo tetap ingin kakaknya memberikan pelukan.  Kang Soo berkomenta adiknya itu terlalu manis sebagai seorang lelaki.
Aku rasa aku agak demam. Kunjungan pasien di ICU hanya diijinkan dua kali dalam sehari dan Hanya selama 30 menit pula.” Keluh Young Soo, Kang Soo membenarkan lalu merapihkan seragam adiknya bertanya apakah sudah makan.
Belum. Aku sengaja menunggumu karena akan mencuri makananmu.” Kata Young Soo, Kang Soo tersenyum lalu menyuruh adiknya makan saja semua makanan miliknya. 

Hye Jung dengan percaya diri berjalan di lorong dan masuk ke dalam kantor Presdir. Dokter Jin sudah menunggunya menyuruh Hye Jung duduk dengan pulpen ditanganya sengaja merekam pecakapan keduanya. Hye Jung pun duduk, Dokter Jin bertanya apa yang ingin dikatakannya.
Aku terus mencari jalan setelah obrolan kita terakhir kali. Aku mencari cara untuk membuatmu... bertanggung jawab secara hukum atas yang terjadi pada Nenek ku.” Ucap Hye Jung, Dokter Jin bertanya apakah  Hye Jung sudah menemukannya.
Tidak ada.... Jadi aku mencari jalan lain. Aku akan... membunuhmu. Aku akan mendorongmu pada kematian meski aku tidak bisa langsung membunuhmu. Aku akan terus menempel padamu dan akan mengawasimu.” Tegas Hye Jung penuh dendam
Lakukan sajaHal itu akan menyulitkan dirimu sendiri.” Komentar Dokter Jin seperti tak takut.
Setiap kali aku melihat celah,  maka aku akan menyerangmu.” Tegas Hye Jung, Dokter Jin bertanya alasan Hye Jung yang mengatakan hal ini padanya.
Aku bukan pengecut yang menyerang dari belakang.” Kata Hye Jung, Dokter Jin pikir dengan mudah bisa memecatnya.
Pecat saja, lalu aku akan mengambil langkah hukum yang begitu kau agungkan. Aku akan mengajukan tuntutan atas penggunaan kekuasaan sewenang-wenang. Berkatmu PresDir, aku menjadi sangat terkenal. Media atau masyarakat pasti berpikir.. kita berhubungan baik. PresDir tak akan berkata... hal ini tidak akan berpengaruh apa-apa, kan? Aku akan kembali bekerja setelah masa skorsingku selesai dan akan tetap di RS ini sampai akhir. Aku harus tetap di sini, dan menyaksikan kehancuranmu.” Tegas Hye Jung mengebu-gebu.
Dokter Jin bertanya apakah itu seperti ancaman untuknya, Hye Jung membenarkan. Dokter Jin mengejek kalau dirinya itu takut. Hye Jung mengaku senang karena ingin  Dokter Jin merasakan  lebih ketakutan jadi lebih baik menunggu saja lalu keluar ruangan dengan mata sinisnya. 


Hye Jung berjalan di lorong rumah sakit, Ji Hong melihat ingin mengejarnya tapi ada beberapa dokter lain yang melihatnya. Hye Jung pun masuk lift dan Ji Hong tak bisa bertemu karena pintu lift sudah tertutup saat sampai didepan lift.  Ponselnya pun berdering, Direktur Choi menelpnya. 

Perawat Hyun mengeluh Hye Jung yang harus mengambil seluruh tanggung jawab padahal Seo Woo juga tidak menjawab telepon dari perawat Ketua Dewan. Perawat Yoo berkomenta kalau Seo Woo adalah putri PresDir. Perawat Hyun merasa Menyedihkan sekali  karena mereka tidak lahir dengan sendok perak di mulut.
Saat masuk toilet, keduanya terkejut melihat Seo Woo sedang mencuci tangan, Seo Woo tak banyak komentar lalu keluar ruangan. Perawat Yoo  merasa Seo Woo tidak dengar. Perawat Hyun yakin Seo Woo akan meneriakinya kalau memang mendengarnya.

Seo Woo berjalan dilorong rumah sakit dan melihat pandangan dokter yang melihat kearahnya seperti tak menyukainya setelah insiden Ketua Dewan. Di depan meja receptionist melihat Young Guk dan langsung menariknya. Seo Woo merasa ingin tahu apakah orang-orang sedang mengumpatnya.
Kenapa? Apakah seseorang mengatakan sesuatu?” tanya Young Guk, Seo Woo mengelengkan kepalanya.
Mereka tidak senang karena hukuman disiplin yang didapat Dr. Yoo. Sementara Kau adalah Putri PreDir. Tapi bukannya PresDir menyukai Dr. Yoo? Kenapa tiba-tiba begitu keras padanya?” kata Young Guk merasa heran . 

Seo Woo datang menemui ayahnya, Dokter Jin melihat anaknya yang datang heran karena tidak meminta datang tapi sekarang malah datang sendiri. Seo Woo mengaku penasaran akan sesuatu. Dokter Jin bertanya apa itu.
Kenapa Ayah menghukum Hye Jung? Kupikir Ayah menyukainya.” Kata Seo Woo
Aku hanya mengikuti aturan. Jadi Aku harus memisah hal pribadi dengan pekerjaan.” Ucap Dokter Jin berdalih.
Ayah ingin aku berpartisipasi dalam manajemen RS. Jika Ayah tidak memberitahukan kebenarannya padaku, bagaimana Ayah bisa terbuka akan hal lain?” kata Seo Woo
Hal ini berbeda. Masalahnya cukup pelik.” Jelas Dokter Jin, Seo Woo masih tak mengerti, Tapi Dokter Jin mengungkapkan rasa senang karena Seo Woo menunjukkan ketertarikan dan menjadi awal yang baik.

Seo Woo melihat ponselnya yang bergetar dan itu dari ibunya, Nyonya Yang menelp dari mobil mengatakan sudah menyiapkan kencan buta untuk anaknya jadi meminta agar melaungkan waktu Sabtu ini. Seo Woo berteriak marah, Nyonya Yang meminta anaknya untuk tak berteriak.
Kau membutuhkanku sebagai penunjuk jalan kehidupanmu.”kata Nyonya Yang, Seo Woo bertanya balik kapan dirinya itu pernah membutuhkan Ibunya.
Siapa yang menjadikanmu seperti sekarang? Aku... Kau akan melajang sampai umur 40th jika aku membiarkanmu terus begini.” Kata Nyonya Yang
Seo Woo kesal memilih untuk menutup telpnya, Dokter Jin tahu istrinya itu pasti ingin SeoWoo kencan buta, menurutnya sudah seharusnya menyuruh Seo Woo lebih awal tapi sekarang Akhirnya Ibu Seo Woo  melakukan tugasnya dengan benar. Seo Woo hanya diam saja. 

Seo Woo masuk ruangan melihat Hye Jung dan bertanya apa sedang dilakukanya.  Hye Jung memberitahu bau saja mampir setelah menemui PreDir Jin dan juga masih ruangannya. Seo Woo bertanya untuk apa Hye Jung menemui ayahnya.  Hye Jung mengatakan kalau Ada yang perlu dikatakan padanya. Seo Woo ingin tahu masalah apa. Hye Jung pikir tidak harus menjelaskannya pada Seo Woo lalu keluar dari ruangan. Seo Woo terdiam memikirkan apa sebenarnya yang bicarakan ayahnya dengan Hye Jung. 

Yoon Do bertanya apakah Dokter Kang sudah memindahkan Kang Soo. Dokter Kang membenarkan. Yoon Do pun mengajak mereka untuk mengunjunginya. Dokter Kang tersenyum melihat Hye Jung yang datang, Yoon Do menyapa Hye Jung datang ke rumah sakit, begitu juga Dokter Pi dan Perawat Hyun terlihat senang.
Aku merindukanmu, Dr Yoo.”kata Dokter Kang
Aku tidak pernah menyangka kau akan senang melihatku. Ini pertama kalinya.” Komentar Hye Jung
Apakah Dokter kemari untuk menjenguk Kang Soo?” tanya Dokter Pi, Hye Jung membenarkan, Yoon Do mengajak untuk pergi bersama karena mereka juga ingin melihat kondisinya.

Kang Soo tertidur lelap dikamar rawat, Hye Jung dan Yoon Do menatap Kang Soo terlihat sedang tidur. Tiba-tiba Kang Soo membuka mata mengagetkan keduanya. Hye Jung dkk benar-benar kaget melihat Kang Soo yang tiba-tiba bangun. Kang Soo tersenyum memberitahu kalau sedang tidak tidur.
Apa kau mendengar semuanya?” tanya Hye Jung memegang dadanya, Kang Soo mencoba untuk duduk mengatakan bisa mendengarnya.
Bagaimana keadaanmu? Kau menolakku demi Prof. Hong.” Kata Yoon Do mengejeknya, Kang Soo meminta maaf.
Aku juga harus minta maaf padamu, Dr Yoo. Dokter diskorsing karenaku.” Ucap Kang Soo merasa tak enak hati.
“Apa Kau baik-baik saja?” tanya Hye Jung, Kang Soo pikir dirinya  selayaknya pasien lain dan merasa baik-baik saja. Hye Jung pun mengucap syukur.
Aku pengangguran sekarang. Aku tidak bisa melakukan apa pun yang menggunakan kekuatan berlebih, Mungkin aku harus jadi pengajar. Karena Aku cukup pintar bermain kata.” Ucap Kang Soo dengan penuh semangat.

Dokter Kang berkomentar keadaan Kang Soo semakin membaik, Kang Soo sendiri tak tahu dengan bercanda. Semua tertawa mendengar candaan junior mereka. Yoon Do memanggil Hye Jung ketika keluar dari ruang rawat, bertanya apakah memiliki waktu luang.Keduanya bertemu di restoran sandwich
Hye Jung ingin tahu apa yang ingin dibicarakan Yoon Do padanya. Yoon Do sambil makan sandwichnya  menceritakan baru bertemu PresDir Jin pagi tadi karena sebelumnya menawari posisi di dewan direksi dan sekarang menerimanya. Hye Jung menanyakan alasanya.
Untuk membantumu.” Kata Yoon Do, Hye Jung binggung membantunya bagaimana.
Aku tahu alasanmu menolak posisi bagus di rumah sakit lain untuk bekerja di sini.” kata Yoon Do
Apakah kau merasa aku kelewat batas? Aku tidak berpikir fleksibel.” Ucap Hye Jung
Itulah daya tarikmu. Kau melakukan segala sesuatu dengan baik. Sudahlah Cepat makan. Aku harus kembali dan mengurus pasien.” Kata Yoon Do  


Ji Hong menemui Direktur Choi sengaja ingin meminta untuk memilih program yang diajukan dibanding pengembangan RS. Dokter Choi merasa tak yakin bisa menolaknya karena Ji Hong datang langsung memintanya.  Keduanya pun berjabat tangan dan Ji Hong mengucapkan Terima kasih. Dibagian belakang terlihat Sekertaris Direktur Jin yang mengamati keduanya.
Ji Hong melihat ponselnya, Dokter Jin menelpnya wajahnya terlihat malas mengangkatnya. Dokter Jin bertanya apakah mereka bisa bertemu, Ji Hong menolak karena agak sibuk. Dokter Jin pikir tak perlu juga dan memberitahu kalau akan membahas tentang  Dr. Yoo Hye Jung. Ji Hong terdiam mendengarnya. 

Di depan lorong rumah sakit, Ji Hong menemui Dokter Jin yang sudah menunggunya. Dokter Jin menyindi Ji Hong pasti sangat sibuk, dengan mencoba menjadi dokter yang baik, kekasih, sekaligus direktur pada saat bersamaan. Ji Hong membalas kalau semua itu berkat Dokter Jin juga.
Ini mengenai Soal Dr Yoo, Dia menemuiku lalu Dia bilang akan membunuhku.” Kata Dokter Jin
Bukankah hal itu mengejutkan setelah semua yang Anda buat untuknya?” komentar Ji Hong dingin
Tidakkah kau pikir dia tidak tahu terima kasih? Siapa yang memberinya pekerjaan dan menjadikannya terkenal? Bagaimana bisa dia membayarku seperti ini?” kata Dokter Jin marah, Ji Hong merasa kalau Dokter Jin itu terlalu berlebihan.
Dokter Jin memutar rekaman suara Hye Jung yang mengatakan “ Aku akan... membunuhmu.” Ji Hong terdiam mendengarnya.

Flash Back
Dokter Jin bertanya apakah itu sebuah ancaman, Hye Jung membenarkan. Dokter Jin mengejeknya kalau itu menakutkan. Hye Jung pun senang mendengarnya karena ingin melihat Dokter Jin jauh lebih takut lagi jadi lebih baik menunggu saja.
Aku bermaksud mengajukan tuntutan padanya atas ancaman yang ia lontarkan.” Kata Dokter Jin,
Hal itu tidak cukup dianggap sebagai ancaman. Ini Tidak lebih dari kata-kata dan Dia tidak akan sungguh-sungguh melakukannya. “ kata Ji Hong membela
Prof. Hong, inilah alasannya masa lalu jadi begitu penting. Segala sesuatu berbeda, tergantung siapa yang melontarkan ancaman.” Ucap Dokter Jin, Ji Hong meminta Dokter Jin bicara Langsung saja ke intinya.
Dia memiliki sejarah kelam saat SMU. Bahkan Dia membuat kebakaran dan D.O akibat melukai seseorang. Lalu Dia berpindah-pindah sekolah akibat perkelahian. Yah... Dia keren. Aku menyukai orang-orang sepertinya.” Ucap Dokter Jin, Ji Hong tak ingin berlama-lama bertanya apa yang dinginkan Dokter Jin dari dirinya.
Kau harus berhenti dari rencana yang sedang kau jalankan. Fokus saja pada penelitianmu tentang DBS. Aku ingin kau menjadi seorang peneliti, bukan dokter.” Jelas Dokter Jin, Ji Hong bertanya bagaiaman jika dirinya menolak.
Dr Yoo tidak akan bisa bertahan dimanapun dalam bidang ini. Terlalu sulit bagi seorang ahli bedah syaraf menjalankan klinik pribadi.” Tegas Dokter Jin memberika ancaman, Ji Hong terdiam mendengarnya. 


Hye Jung baru pulang kerumah kaget melihat Ji Hong sudah ada didepan rumahnya. Ji Hong bertanya apakah Hye Jung baru saja dari cafe Soon Hee. Hye Jung membenarkan karena sedikit membantu disana lalu bertanya kenapa datang kerumahnya. Ji Hong merasa Mengecewakan sekali mendengar pertanyaan Hye Jung. Hye Jung bertanya apa maksudnya.
Seolah kita tidak boleh bertemu tanpa alasan.” Kata Ji Hong, Hye Jung membenarkan.
Bukankah kau marah padaku?” ucap Hye Jung, Ji Hong balik bertanya bagaimana dengan Hye Jung sendiri. Hye Jung mengaku masih marah. Ji Hong mengaku merasa senang karena Hye Jung begitu jujur.
Aku juga marah padamu, tapi sekarang sudah tidak lagi.” Akui Ji Hong, Hye Jung bertanya kenapa seperti itu. Ji Hong pikir tak ada alasannya.
Aku rasa ada alasan spesifik di baliknya. Ada apa?” tanya Hye Jung, Ji Hong memastikan kalau Hye Jung datang menemui PresDir Jin Hari ini. Hye Jung binggung bertanya bagaimana Ji Hong bisa mengetahuinya.
“Apa Kau ingin memarahiku lagi?” tanya Hye Jung ketakutan, Ji Hong mengatakan tidak menurutnya Hye Jung melakukan hal yang benar.

Ji Hong langsung memeluk Hye Jung, bertanya apakah masih marah padanya. Hye Jung mengaku masih marah dan sangat terluka sambil memeluk pacarnya. Ji Hong memeluk pacarnya bertanya kapan terakhir kali Hye Jung keramas. Hye Jung bertanya apakah rambutnya bau, Ji Hong membenarkan.
Hye Jung panik melepaskan pelukanya, padahal hari ini baru saja keramas. Ji Hong tetap memeluknya, sambil tertawa kalau rambut Hye Jung itu harum. Hye Jung mendorong Ji Hong karena masih bisa mengodanya, Ji Hong tertawa bahagia karena ingin melihat Hye Jung tertawa, karena tak melihatnya belakangan ini.
Kau bersikap aneh. Aku rasa telah terjadi sesuatu.” Kata Hye Jung, Ji Hong membenarkanya.
Aku menjadi Kepala Pusat Penelitian DBS.” Kata Ji Hong, Hye Jung bertanya apakah akan mengubah sesuatu
Aku tidak akan bisa merawat pasien lagi.” Jelas Ji Hong, Hye Jun merasa  tidak menyukainya. Ji Hong pun juga merasa tak menyukainya. Hye Jung heran kenapa Ji Hong menerima pekerjaan itu kalau memang tak menyukainya.
“Apa Kau tahu perasaan semacam ini? Kau tidak menyukainya, tapi kau begitu menginginkannya. Kau tahu aku membenci sesuatu yang rumit semacam itu. Bagiku pilih dengan jelas, lakukan atau tidak.” Jelas Ji Hong
Hye Jung pun pamit masuk lebih dulu, Ji Hong merasa Hye Jung itu masih marah dan menyimpan dendam. Hye Jung menjawab dengan lambaian tanganya, Ji Hong pun memeluknya dari belakang dengan sangat erat seperti melampiaskan rasa rindunya, merasa jika tidak datang dan menemui Hye Jung  hari ini, maka tidak akan pernah bertemu lagi.


Keduanya bertemu di taman bermain dan duduk diayunan, Hye Jung memulai untuk meminta maaf. Ji Hong bertanya untuk apa. Hye Jung merasa tidak cukup baik bagi pacarnya. Ji Hong pikir itu tak benar karena Hye Jung adalah yang terbaik. Hye Jung tetap merasa tidak sebaik itu.
“Apa Kau ingat yang dikatakan Ayahku? Dia bilang cukup dengan berada di sampingku saja. Kau sedang melakukannya sekarang.” Kata Ji Hong
Aku merindukan Ketua Hong.” Kata Hye Jung, Ji Hong juga merasakan hal yang sama.
Bukankah kau tidak seharusnya memanggilnya Ketua?” kata Ji Hong, Hye Jung berpikir mulai memanggilnya ayah mertua. Ji Hong membenarkan,  menurutnya Hye Jung seharusnya memanggilnya begitu saat ayahnya. masih hidup.
Kau melakukan segalanya dengan baik kecuali yang satu itu.” Ejek Ji Hong.
“Yahh ampun , tapi kau tetap memanggil Nenek ku dengan sebutan "Nyonya Kang".” Balas Hye Jung tak mau kalah.

Kau baru saja memaafkanku, tapi sekarang kau sudah mulai lagi tidak mau mengalah padaku.” Ucap Ji Hong
Hye Jung pun meminta maaf begitu juga Ji Hong yang meminta maaf. Hye Jung kali ini bertanya untuk apa meminta maaf. Ji Hong meminta Maaf karena tidak bisa membuat Hye Jung bahagia, selama ini merasa mencintainya tapi tidak bisa membuatnya bahagia. Hye Jung pikir tidak benar karena belum pernah benar-benar bahagia sebelumnya.
Setiap kali kebahagiaan muncul, maka kesialan selalu menyusul.” Kata Hye Jung, Ji Hong meminta agar Hye Jung berhenti berpikir begitu
Entahlah. Apakah aku akan menemukan jawabannya... setelah semua ini berakhir?” ucap Hye Jung, Ji Hong meminta agar Hye Jung tak melupakan dirinya yang akan selalu ada disisinya.
“Bagaimana bisa aku melupakannya? Kau adalah pilar kehidupanku.” Ungkap Hye Jung. Keduanya saling menatap, Ji Hong memegang tangan Hye Jung dengan erat keduanya saling berpegangan tangan di atas ayunan. 
bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

3 komentar: