PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 26 Agustus 2016

Sinopsis Doctors Episode 19 Part 2

PS : All images credit and content copyright : SBS

Ji Hong menyuruh Hye Jung duduk di meja makan karena  sudah memasak,jadi mereka bisa makan bersama sebelum berangkat kerja. Keduanya duduk bersama lalu Ji Hong brtanya apakah Hye Jung sedang berangkat dari rumah. Hye Jung memberitahu  baru saja menemui Nenek.
Aku seharusnya juga mengunjunginya. Lain waktu ayo kita pergi bersama.” Kata Ji Hong
“Kau sudah melakukan dua kesalahan. Sekali lagi, maka kita putus.” Kata Hye Jung. Ji Hong tersenyum bertanya kapan dirinya melakukan kesalahan.
Aku menemui Dr Kim.” Ucap Hye Jung, Ji Hong melirik kesana kemari,  Hye Jung melihat sikap Ji Hong yang sangat gugup.
Ya, aku takut akan dapat masalah dan Kau sering menekanku.” Ungkap Ji Hong, Hye Jung tersenyum mendengarnya.

Lakukan apa pun yang kau inginkan dengan USB itu. Aku tahu PresDir Jin merekam pembicaraan kami dan Aku juga tahu kau bimbang karenanya. Aku rasa aneh... jika membuat keputusan tapi tidak melaksanakannya. Sekarang, aku berpikir dengan cara berbeda. Bagaimana bisa aku melakukan segalanya?”ucap Hye Jung 
“Membuat PresDir Jin minta maaf padaku. Kau memiliki kekuatan yang tidak kumiliki. Jika kau kehilangan kesempatan ini karena diriku, maka aku tidak akan mau hidup lagi.” Kata Hye Jung.
Ji Hong memberitahu kalau Dokter Jin akan mengajukan tuntutan pada ye Jung karena mengancamnya bahkan masa lalu Hye Jung akan terangkat ke permukaan, dan tidak tahu kesulitan macam apa yang harus dihadapi Hye Jung nanti. Hye Jung pikir akan menghadapinya jika memang harus dilakukanya dan Begitulah dirinya yang menjalani hidup sejauh ini jadi meminta Ji Hong ungtuk lebih percaya padanya. Ji Hong mengangguk lalu keduanya bersulang dan menyuruh Hye Jung untuk sarapan lebih dulu. 


Rapat direksi
Dokter Jin memberitahu dengan suara lantang dan percaya diri, bahwa  Konstruksi gedung baru yang telah mereka idamkan sekian lama akhirnya dimulai. Semua orang memberikan tepuk tangan sebagai tanda dukungan atas keberhasilan Dokter Jin. Tuan Jin terlihat sangat bahagia.
Jika kalian melihat data di hadapan kalian, maka kalian akan tahu bahwa kami memilih bekerja sama dengan  Moonjung Construction. Dana yang dihabiskan kemungkinan sebesar 120 milyar won.” Kata Dokter Jin, Dokter Kang terlihat lesu melihat gambar pembangunan rumah sakit yang baru. 

Beberapa pria berdasi masuk ke dalam rumah sakit, Ji Hong hanya melihat dari lantai atas dengan tatapan tegang. Tuan Jin masuk ruangan anaknya sambil tertawa bahagia karena rencananya akhirnya terjadi juga dan  merasa Beban berat sudah terangkat dari pundaknya, Dokter Jin  membahas wajah kecewa dari Dokter Kim saat rapat tadi dan harap Prof. Hong juga ada di sana.
AKu tidak melihat Yoon Do hari ini.” kata Ketua Jin heran
Dia tidak tertarik pada manajemen, terakhir kali datang hanya untuk senang-senang.” Kata Dokter Jin. 

Pria berdasi pun masuk ruangan tanpa mengetuk pintu. Ketua Jin binggung ada apa yang terjadi, Dokter Jin berdiri bertanya siapa mereka yang berani masuk ruanganya.  Pria berdasi memberitahu kalau dari Kantor Kejaksaan Seoul. Dokter Jin bertanya ada urusan apa datang ke ruanganya.
“Apa kau, Ketua Jin Sung Jong?” kata Jaksa, Tuan Jin memberitahu kalau iu namanya.
“Ketua Jin Sung Jong.. Anda ditangkap atas tuduhan penggelapan dana dan malpraktek.” Kata Jaksa sambil memberikan surat perintah penahanan, Dokter Jin berteriak kalau semua tidak masuk akal.
Kau punya hak untuk didampingi pengacara dan tetap diam. Dan Hak tetap diam dapat menyulitkanmu sendiri di pengadilan.” Kata Jaksa
Dokter Jin makin marah bertanya siapa atasan mereka, Jaksa bertanya apakah Dokter  Jin  ingin ikut bersama merek karena ia punya firasat Dokter Jin juga terlibat dalam kasus ini. Ketua Jin membela kalau anaknya itu tidak melakukan apa-apa lalu meminta jaksa untuk segera pergi. Polisi langsung memborgol tangan Ketua Jin. Dokter Jin panik melihat ayahnya di borgol dan dibawa keluar oleh polisi. 

Semua orang yang ada dirumah sakit berkumpul dilayar TV menonton berita tentang rumah sakit Gukil
Ketua Jin dari RS Gukil mendirikan sebuah perusahaan dan menghasilkan 3 milyar won, dengan menggunakannya sebagai dana pribadi serta merencanakan pembangunan gedung RS baru sejak 2006. Ketua Jin juga menggelapkan 2 milyar won, selama menjadi penanggung jawab anak cabang RS Gukil.
Hye Jung menonton berita dengan Dokter Kang terlihat jelas saat gambar Tuan Jin dengan tangan diborgol dibawa pihak kejaksaan dari rumah sakit.
Di sisi lain, Yoon Do bertemu dengan Seo Woo lalu mengajaknya untuk minum kopi bersama. Seo Woo tak menolaknya dan mengikuti langkah Yoon Do. 

Hye Jung akhirnya meninggalkan ruang tengah saat itu juga berpapasan dengan Seo Woo, memilih hanya memberikan hormat lalu pergi.
Ketua Jin ditangkap... atas tuduhan penggelapan dana dan malpraktek.  Hal lain yang berkaitan tengah diselidiki. Kejaksaan menemukan kejahatan lain, yang menyangkut kontrak pengadaan alat-alat kesehatan Mereka berencana untuk memperluas penyidikan. Saya Ha Gang Yoon, SBC.
Seo Woo menonton berita melotot tak percaya karena kakeknya ditangkap pihak kejaksaan karena dugaan pengelapaan dana rumah sakit. 


Ji Hong sedikit berlari menemui Hye Jung yang sudah menunggu di cafe. Hye Jung melihat suasana rumah sakit jadi kacau. Ji Hong yakin PresDir Jin tidak akan tinggal diam. Hye Jung menegaksan sudah siap menurutnya masa lalu tidaklah sekuat masa kini jadi mereka bisa melakukannya. Ji Hong mengaku dengan wajah gugup merasa sedikit takut.
“Ah.... Kau lucu sekali” puji Hye Jung dengan senyumanya, Ji Hong tertawa karena tak menyangka akan mendengar hal seperti itu.
Orang mengatakan bahwa aku jantan dan karismatik.” Ungkap Ji Hong
Aku takut karena ini berkaitan denganmu. Tapi aku baik-baik saja karena itu tentangku.” Jelas Hye Jung, Ji Hong memuji balik Hye Jung itu sangat lucu sekali.
Hye Jung melirik menurutnya Ji Hong itu tak mau kalah dari dirinya sekarang, Ji Hong merasa selalu membiarkan Hye Jung menang. Hye Jung pikir tak seperti itu menurutnya ia bisa menang secara adil. Ji Hong berkomentar Hye Jung itu sungguh terobsesi dengan kemenangan. Hye Jung pikir bukannya terobsesi jadi meminta agar tak berpikir sesuka hatinya.
Ji Hong hanya menatap Hye Jung dengan senyuman lebar, Hye Jung pun ikut tersenyum lalu bertanya kenapa Ji Hong terus menatapnya. Ji Hong mengaku ingin mencium Hye Jung sekarang. Hye Jung langsung menutup mulutnya karena terkejut, Ji Hong mengajak Hye Jung untuk segera pergi. Hye Jung pun mengikuti ke tempat yang tak banyak dilihat orang. 

Tuan Jin sudah mengunakan pakaian narapidana, Dokter Jin menemui ayahnya  menanyaka keadaannya apakah merasa sehat, Ketua Jin mengaku tak merasa sehat lalu bertanya Apakah Kejaksaan sudah menginterogasi. Dokter Jin pikir akan segera terjadi nanti.  Tuan Jin mngatakan akan melakukan semuanya. Dokter Jin langsung berteriak menolaknya.
Aku mungkin akan segera dibebaskan karena sudah tua. Dipenjara salah satu lebih baik daripada kita berdua dipenjara bersama, dan akulah yang seharusnya menanggung itu.” Kata Tuan Jin pasrah Dokter Jin meminta ayahnya tak melakukan itu.
Aku tidak akan bisa tidur sama sekali kalau kau dipenjara.” Kata Tuan Jin, Dokter Jin balik mengatakan kalau ia juga merasakan seperti itu.
 “Aku harus memberi pelajaran si bajingan Hong Ji Hong itu. Dia yang melaporkannya pada Kejaksaan!” kata Dokter Jin penuh amarah. 

Dokter Jin masuk ruangan sibuk membuka laci, mencari-cari benda yang sudah disimpanya dalam kotak dan juga diatas meja tapi tak menemukanya. Sekertaris masuk  ke dalam ruangan memberitahu kalau pengacara sudah datang. Dokter Jin dengan wajah marah bertanya kenapa kejaksaan menahanan ayahhnya.
Kelihatannya mereka fokus pada upaya Ketua menghilangkan bukti. Mereka sudah mengajukan permintaan olah TKP. Ketua Jin bukan korban. Dia merupakan terdakwa.” Jelas Pengacara
Bisakah kita mengajukan penangguhan penahanan? Kita harus melakukannya.” Kata Dokter Jin
Itu akan menghabiskan dana yang besar.” Ucap Pengacara, Dokter Jin sudah tak peduli lagi masalah uang, yang terpenting lagi baginya adalah mengeluarkan ayahnya secepat mungkin. 

Yoon Do akhirnya minum kopi bersama di taman, Seo Woo meminta Yoon Do katakan saja apapun itu karena tahu mungkin bermaksud menghiburnya. Yoon Do merasa kata-kataku akan membuatnya merasa lebih baik.
Kau tidak pernah mengalami hal sulit semacam ini, kan?” kata Yoon Do lalu mengingat Seo Woo itu pernah mengalaminya sebanyak dua kali. Seo Woo pun mengucapakan terimakasih, lalu melihat ponselnya bergetar dan Sang ayah sudah menelpnya. 

Dokter Jin terus mencari barang-barang yang bisa membalas dendam pada Ji Hong, Seo Woo akhirnya datang menemui ayahnya. Dokter Jin sambil memegang kepalanya bertanya apa yang dilakukan Hye Jung saat ini. Seo Woo bertanya ayahnya ingin bertemu dengannya hanya untuk menanyakan tentang Hye Jung.
Hong Ji Hong memukul tepat di wajah kita. Aku tidak akan membiarkannya. Saat dia melihat gadis itu dibuat depresi oleh media, maka dia akan mengerti keadaannya.” Kata Dokter Jin penuh amarah.
Bagaimana tepatnya Ayah akan membuat media mengganggunya?” tanya Seo Woo
Aku menyembunyikan sebuah rekaman, tapi hilang entah kemana. Jadi Aku harus menemukannya.” Ucap Dokter Jin, Seo Woo mengaku sudah  menghancurkannya. Dokter Jin kaget mendengarnya.
Aku memihak Ayah saat mendengar tentang kematian Nenekny karena kau adalah Ayahku. Aku ingin menghindari semua itu karena merasa itu semua kesalahanku.” Ucap Seo Woo
Aku tidak melakukan kesalahan apa-apa. Dia yang berlebihan. Keluarganya setuju berdamai, dan itu terjadi 13tahun lalu. Apa kau pikir dia normal dengan datang kemari untuk alasan itu? Dia tidak normal.” Kata Tuan Jin membela diri

Jika hal semacam itu terjadi pada Ayah, maka aku akan langsung membunuh dokternya. Kenapa Ayah melakukannya? Ayah hanya perlu meminta maaf atas kesalahanmu. Kenapa Ayah melukai hatinya?” tegas Seo Woo kecewa pada sikap ayahnya.
“Apa Kau tahu berapa banyak orang yang mengincar uangmu... jika kau meminta maaf seperti itu?” ucap Dokter Jin sombong
Bagaimana cara Ayah hidup selama ini? Apakah Ayah hanya pernah bertemu orang-orang seperti itu dan Tidak pernah dengan orang yang baik? Apakah semua orang seburuk itu? Jadi Begitukah cara Ayah memperlakukan orang lain? Aku malu karena Ayah. Dan Ayah sudah mempermalukanku. Bahkan Aku juga malu pada diriku sendiri. Aku  mereka sangat hancur.” Kata Seo Woo benar-benar kesal.
Dokter Jin meminta agar anaknya tak mendengarkan perkataan orang lain karena yakin  Kekacauan ini akan segera selesai dan Kake juga akan segera dibebaskan. Seo Woo bertanya apakah ayahnya tahu mimpi Hye Jung yaitu memastikan Neneknya hidup dengan nyaman dan ingin mengelola restoran neneknya setelah lulus. Jadi Satu-satunya mimpi yang Hye Jung punya hanyalah tinggal bersama neneknya.
Kenapa ayah tidak bisa berempati pada orang lain? Kau seharusnya bilang "Aku melakukan yang terbaik, namun aku menyesal hasilnya seperti ini. Aku sungguh menyesal atas kehilangan yang kalian rasakan." Jika Ayah mengatakannya, maka dia tidak akan bertindak sejauh ini.” tegas Seo Woo lalu beranjak pergi dari ruangan ayahnya. Dokter Jin hanya diam sambil memegang kepalanya yang sakit. 


Hye Jung pergi ke meja receptionist memberitahu Dokter Kang kalau Pasien Song Jin Young berada di ICU sekarang, jadi meminta agar melakukan CT-scan sekarang dan beritahu kalau bangun. Dokter Kang mengerti.
Ji Hong datang menyapa semuanya, Hye Jung sempat kaget. Dokter Kang terlihat senang melihat Ji Hong yang datang  lalu bertanya kenapa datang ke rumah sakit. Ji Hong balik bertanya apakah ia tak boleh datang ke rumah sakit. Perawat Hyun menjawab kalau tentu saja boleh karena sudah pasti datang untuk menemui Hye Jung. Ji Hong menyangkal bertanya siapa yang bilang seperti itu.
“Ah... , kami sudah tahu semuanya sekarang.” Kata perawat Hyun, Ji Hong pura-pura tak mengerti. Dokter Kang ingin memperjelas hubungan keduanya.
Professor, ada yang ingin kukatakan padamu.” Kata Hye Jung buru-buru memotong, Ji Hong pun mengajak untuk segera pergi. Keduanya pergi dengan wajah gugup.
Apa mereka sungguh berpikir kita tidak tahu apa-apa?” ucap Perawat Hyun tak bisa menahan tawa melihat keduanya.
Tidak mungkin.Kalau benar begitu, mereka pasti lamban sekali.” Balas Dokter Kang. 

Di sudut rumah sakit yang sepi, Hye Jung merasa Orang-orang akan segera mengetahuinya. Ji Hong yakin kalau mereka sudah tahu hanya melihat dari cara mereka menatap. Hye Jung yakin karena Dokter Kim sudah mengetahuinya jadi  artinya semua orang pasti sudah tahu.
Apakah kau berpikir kita sebaiknya pura-pura tidak menyadarinya?” kata Hye Jung, Ji Hong menanyakan alasanya, Hye Jung pikir hanya untuk beberapa orang saja. Ji Hong tertawa dan mengangguk setuju.
Kau tidak terlihat khawatir. Apa kau akan tetap di Pusat penelitian?” ucap Hye Jung, Ji Hong pikir semua  tergantung PresDir Jin.
Katakan padanya kau ingin kembali.” Kata Hye Jung, Ji Hong malah bertanya apakah Hye Jung tak merasa lapar karena ia sangat lapar sekali dan ingin makan mi dingin sebelum pulang ke rumah.
Jangan melakukan hal seperti ini.” tegas Hye Jung, Ji Hong balik bertaya memangnya ia melakukan apa sekarang.

“Kau Mengubah topik. Kau tidak bisa melakukan apa pun karena rekaman itu, kan?” kata Hye Jung kesal
Aku rasa kau tidak akan menyerah sampai semuanya berakhir.” Komentar Ji Hong, Hye Jung membenarkan.
Ya, aku tidak bisa melakukan apa-apa karena rekaman itu. Meskipun begitu, kita akan mendapatkan PresDir baru saat PresDir Jin dipecat. Aku akan bergerak lamban karena dia mungkin geram padaku sekarang.” Jelas Ji Hong, Hye Jung terlihat kesal. Ji Hong memberitahu kalau ponsel Hye Jung yang berbunyi. 
Seo Woo menelp mengetahui Hye Jung yang sedang piket hari ini, mengajaknya untuk bertemu karena ada yang ingin dibicarakan. Hye Jung melirik pada Ji Hong memberitahu tidak bisa karena sedang bersama seseorang sekarang. Seo Woo mengataka kalau ada sesuatu yang sangat penting. Hye Jung menatap Ji Hong dengan wajah tegang.

Akhirnya Hye Jung menemui Seo Woo diatap rumah sakit. Seo Woo langsung memberikan pulpen berisi rekaman suara. Hye Jung bertanya apakah ayahnya yang menyuruh untuk memberikan padanya. Seo Woo  mengaku kalau mencurinya.
Aku pernah bertemu nenekmu. Dia datang menjengukku ke rumah sakit dan membawa jus. Sekotak Jus murni. Aku tidak pernah menganggapmu sebagai lawanku. Aku baik padamu... karena kau bukanlah lawanku.” Kata Seo Woo
Alasan itu tidak merubah fakta bahwa kau pernah baik padaku.” Ucap Hye Jung
Aku tidak ingin mengakui bahwa kau lebih baik dariku. Kupikir itulah awal tragediku dimulai.” Kata Seo Woo, Hye Jung pikir dirinya yang sudah memprovokasi Seo Woo
Aku tidak pernah tahu... karena aku belum pernah berkompetisi dengan siapa pun sebelumnya.” Kata Hye Jung
Seo Woo akhirnya meminta maaf karena mengambil kesempatan. Terutama saat Hye Jung menyelamatkannya dari kebakaran itu. Ia mengambil keputusan dan mengira waktu akan menyelesaikan segalanya, tapi situasi mereka malah semakin memburuk. Jadi ia rasa ini kesempatan untuk  memperbaikinya. Hye Jung menatap Seo Woo, lalu Seo Woo berlutut didepan Hye Jung seperti saat Hye Jung berlutut 13 tahun yang lalu.
Aku minta maaf.... Aku minta maaf padamu sebagai ganti Ayahku.” Ucap Seo Woo, Hye Jung terdiam menatap Seo Woo yang berlutut didepannya demi sang ayah. 


Ji Hong masih menunggu ditempat yang sama, saat Hye Jung datang bertanya apakah pembicaraannya berjalan lancar. Hye Jung mengangguk lalu memberikan pulpen rekaman pada Ji Hong, dirinya merasa senang karena memilih untuk tidak membenci Seo Woo.
Hye Jung, menikahlah denganku.” Kata Ji Hong blak-blakan melamarnya. Hye Jung kaget mendengarya.
“Apa Kau tidak mau?” pikir Ji Hong melihat reaksi Hye Jung,
“Apa Kau tidak merasa agak berlebihan? Pernikahan bukanlah gurauan. Bagaimana bisa kau melamarku dengan main-main seperti ini ?” kata Hye Jung
Aku tidak bermain-main dan sudah memikirkannya sejak lama.” Ucap Ji Hong
Tetap saja, ini tidak benar dan Tidak ada romantisnya sama sekali.” Kata Hye Jung. Ji Hong mengira Hye Jung membenci hal-hal yang berbau romantis.
Kenapa juga aku harus membencinya?” pikir Hye Jung, Ji Hong membenarkan balik bertanya pada dirinya kenapa berpikir Hye Jung seperti itu, Hye Jung menegaskan kalau tidak membenci hal semacam itu. Ji Hong bertanya haruskan ia melakukanya lagi. Hye Jung menganggukan kepala.
Tidak ada yang ingin kau katakan padaku?” kata Ji Hong, Hye Jung memikirkanya lalu hanya bisa diam. Ji Hong pikir bukan ingin mendengarkan Hye Jung mengatakan hal itu dan memahami perasaannya tapi menurutnya pacarnya itu harus belajar untuk mengekspresikan dirinya.
Aku tidak akan mengatakannya.” Tegas Hye Jung, Ji Hong menayakan alasanya. Hye Jung merasa  hari ini kurang tepat dan ingin berada di kegelapan saja.
Ji Hong kembali mengoda Hye Jung yang terlihat lucu. Hye Jung menyentuh tangan Ji Hong lebih dulu, Ji Hong pun mengengamnya dengan erat. Hye Jung mengaku sangat bahagia sekali, Ji Hong mengeluh Hye Jung itu mengagetkannya. Hye Jung mengatakan mencoba  menahannya karena sedang di tempat kerja. Keduanya terlihat malu-malu, lalu Ji Hong bergeser untuk lebih dekat dengan Hye Jung. Tiba-tiba tangan mereka dilepas karena ada dokter lain melihat dari lantai bawah.  

Dokter Jin baru saja sampai ke rumah sakit, Sekertarisnya baru selesai menerima telp memberitahu Prof. Hong ingin bertemu dengannya. Keduanya akhirnya bertemu di lorong rumah sakit. Dokter Jin menyindir kalau sangat menyukai Ji Hong karena  tidak menyangka akan menusuknya dari belakang.
Aku ingin kembali ke posisi sebelumnya” ucap Ji Hong
Kau tampaknya mengira bahwa dirimu sedang berada di atas awan sekarang, tapi jangan lengah. “Kata Dokter Jin mengancam.
Aku memegang rekaman percakapanmu dengan Dr Yoo. Jadi Aku tidak punya alasan untuk mematuhi kata-katamu. Meskipun begitu, aku akan tetap bersikap sopan karena kau masih menjabat sebagai PresDir. Dan Haruskah aku kembali nanti setelah kau lengser?” ucap Ji Hong
Kalau begitu, kau tidak akan pernah kembali.” Tegas Dokter Jin tak mau kalah
Tidak ada yang berjalan sesuai rencanamu belakangan ini. Kuharap segalanya berjalan lancar.” Ucap Ji Hong lalu membungkuk dan pergi. Dokter Jin hanya diam saja. 

Dokter Jin masuk ruangan, Sekertarisnya memberitahu kalau  Hye Jung sudah menunggu. Keduanya pun duduk dengan suasana dingin, Dokter Jin memberitahu baru saja bertemu dengan Ji Hong bertanya apakah keduanya bekerja sama untuk menikamnya dari belakang.
Aku akan keluar sekarang. Aku akan menarik kembali semua kutukanku padamu.” Ucap Hye Jung,Dokter Jin binggung yang dilakukan Hye Jung itu.
Hal sulit untuk memutuskan seperti ini. Aku ingin terbebas darimu.” Kata Hye Jung, Dokter Jin mengejek Hye Jung yang berharap mendapatkan ucapan terimakasih darinya.
Tidak, jangan lakukan. Kau tidak perlu mengatakan apa-apa. Aku kemari hanya agar bisa lebih dekat, karena Aku sudah belajar banyak darimu.” Kata Hye Jung lalu keluar ruangan. Dokter Jin mengejek memangnya siapa Hye Jung yang berani bicara seperti itu padanya. Sekertarisnya masuk memberitahu kalau Tuan Jin sudah terbebas jadi Dokter Jin bisa segera menemuinya. 

Seo Woo terlihat sangat lelah berbaring disofa, Yoon Do datang keruangan fellow. Seo Woo bertanya apa yang akan dilakukan Yoon Do dirungan Fellow apakah datang untuk mencari Hye Jung. Yoon Do mengatakan kalau datang untuk menemui Seo Woo lalu mengajaknya untuk makan. Seo Woo langsung menolaknya.
Kau selalu melewatkan makan saat merasa sedih. Ayo Bangunlah.” Kata Yoon Do sebagai teman yang perhatian
Jika kau berpikir untuk membayar kembali atas sikap baikku padamu, Lebih baik lupakan saja.” Ucap Seo Woo
“Apa Kau pikir orang sepertiku akan melakukannya? Aku hanya melakukan hal yang kuinginkan.” Tegas Seo Woo
Dokter Pi datang memanggil Seo Woo, Yoon Do menatap Young Guk dan  suasana terasa canggung.  Young Guk mengatakan sengaja kemari untuk makan siang dengan Seo Woo. Seo Woo langsung setuju dan berdiri dari sofa. Yoon Do berteriak kesal mendengarnya.

“Kenapa kau menolakku saat aku mengajakmu makan siang bersama?” keluh Yoon Do
Aku berhak memilih dengan siapa aku makan siang, kan?” ucap Seo Woo
Ya, benar. Pergilah dan makan siang bersama Young Guk. Tapi kau kejam sekali.” Kata Yoon Do
Tidak bisa dibandingkan dengan yang sudah kau lakukan padaku.” Balas Seo Woo, Yoon Do mengaku hanya asal bicara lalu merasa lega sekarang jadi meminta Young Guk untuk membelikan Seo Woo  makan siang yang enak.
Aku akan membiarkan kalian menikmati sesuatu yang mahal bersama.” Kata Yoon Do lalu keluar ruangan.
Young Guk tersenyum mendengarnya,  Seo Woo mengumpat kalau Yoon Do itu mencoba terlihat keren. Young Guk tak setuju menurutnya Yoon Do memang keren, tak masalah baginya Seo Woo menyukainya dan tidak perlu berhenti menyukainya. Seo Woo menjelaskan bukan itu maksudnya.
Itu karena aku merasa kecewa, memikirkan betapa bodohnya aku ini” kata Seo Woo kesal, Young Guk sengaja mengejek Seo Woo memang bodoh. Seo Woo melihat ponselnya yang bergetar dan itu dari ibunya.


Tuan Jin makan malam dirumah, mengungkapkan  Sudah lama tidak bertemu dengan cucunya. Seo Woo tersenyum merasa kakeknya pasti merasakan kadang yang terasa berat. Tuan Jin mengaku baik-baik saja dan mengajak mereka mulai makan. Dokter Jin mengangkat piring ingin menawarkan bulgogi pada ayahnya, tapi tanganya terlihat lemah sampai menjatuhkan piringnya
Kau kenapa? Sudah kubilang lakukan pemeriksaan kesehatan.” Ucap Nyonya Yang
Ini karena stres. Kenapa kau memperlakukanku seperti seorang pasien?” kata Dokter Jin, Ketua Jin yakin anaknya itu belum memeriksakan dirinya.
Aku akan melakukannya karena Ayah sudah kembali sekarang.” Ucap Tuan Jin, Nyonya Yang meminta anaknya agar membuat janji untuk memeriksakan diri. Seo Woo mengerti.
Perangnya dimulai sekarang. Kau harus cukup sehat untuk melaluinya.” Tegas Tuan Jin seperti ingin membalaskan dendamnya. Dokter Jin mengerti. 

Yoon Do menyapa Hye Jung sedang ada di receptionist, bertanya apakah Ji Hong sudah kembali. Hye Jung memberitahu kalau da proses yang harus dilalui dan PresDir harus menyetujuinya. Yoon Do memberitahu kalau ayahnya datang hari ini. Hye Jung binggung mendengarnya. .
Ayahmu ada janji kontrol dengan Pamanku. Aku ke restoran dua hari lalu. Masakannya sangat lezat. Kudengar itu resep Nenek mu.” Ucap Yoon Do, Hye Jung hanya menganguk saja tanpa banyak komentar. 

Seo Woo terdiam melihat Dokter Kim yang sedang berada di meja infomation. Dokter Kim melihat Seo Woo lalu bertanya apakah sudah memberi Kim Jin Kyung obat dalam bentuk pil. Seo Woo mengatakan sudah dari sejak kemarin. Dokter Kim pun akan memeriksanya lalu melihat Seo Woo yang hanya tertunduk.
Jangan merasa terintimidasi karena yang terjadi pada Ayahmu. Aku memilihmu sebagai fellow di departemen kita... karena kau bekerja dengan baik.” Ucap Dokter Kim, Seo Woo pun mengucapkan terimakasih lalu melihat ponselnya yang bergetar. Dokter Kim pun menyuruh agar Seo Woo mengangkatnya. 

Dokter Kim sedang ada diruangan menerima telp dari Tuan Lee bagian Lab, sengaja menelpnya karena hasil pemeriksaan PresDir Jin. Dokter Kim binggung bertanya memangnya ada apa. Dokter Jin dalam ruanganya terdiam melihat hasil CT Scan yang baru saja didapatkanya, tanganya bergetar.
Ji Hong datang ke tempat melihat hasil CT Scan, Dokter Kim pun sudah menunggu sambil menatap gambar hasil CT Scan, lalu meminta Ji Hong melihatnya juga. Ji Hong melihat Ada tumor di nomer 3 dan 4 dan yang Pasti antara kasus Tumor Ependymoma atau Astrocytoma. Dokter Kim melihat Kondisinya serius.
“Ini Pasti sudah muncul gejala-gejalanya. Siapa pasien ini?” tanya Ji Hong penasaran
PresDir Jin Myung Hoon.” Kata Dokter Kim, Ji Hong terdiam mendengarnya.
Ini akan jadi operasi yang sulit. Aku juga tidak yakin hasilnya akan baik.” Ucap Dokter Kim
Aku ahli bedah yang cukup baik, tapi aku merasa ini terlalu sulit.” Ungkap Ji Hong, Dokter Kim pun bisa berpikir seperti itu.
Tapi kau satu-satunya yang dapat melakukan operasi ini.” kata Dokter Kim 

Seo Woo juga melihat hasil CT Scan milik ayahnya, air matanya langsung mengalir lalu menelp ibunya memberitahu kalau Hasil tes Ayah sudah keluar. Nyonya Yang terlihat santai berpikir kalau tak parah. Seo Woo mengatakan ayahnya itu terkena tumor otak. Nyonya Yang terlihat shock mendengarnya.
Ketua Jin menunggu di ruang rapat, Ji Hong pun datang menemuinya. Ketua Jin menyapa Ji Hong yang sudah lama tak bertemu. Ji Hong dengan sopan menanyakan kabar Tuan Jin, Tuan Jin mengaku baik-baik saja lalu bertanya apakah Ji Hong sering mengunjungi Ayahnya. Ji Hong pikir  setidaknya sebulan sekali. Ketua Jin pikir harus mengunjunginya juga.
“Dia adalah Temanku sejak lama. Aku merasa sedih karena dia meninggal. Bisakah kau... mengoperasi Myung Hoon?” kata Ketua Jin seperti memohon
Tapi aku saat ini bertugas di Pusat Penelitian.” Kata Ji Hong, Tuan Jin mengatakan Ji Hong bisa kembali jadi Tak masalah.
PresDir Ji tidak akan mau kuoperasi.” Ucap Ji Hong yakin, Tuan Jin pikir serahkan semua masalah itu padanya,
Baik dokter bedah maupun pasien harus menyetujuinya. Dia bersikap layaknya pengecut padaku sekarang dan tidak akan sepenuhnya memercayaiku, yang mana berarti akan mengurangi tingkat kesuksesan operasi. Selain itu Juga, ini adalah operasi yang sangat beresiko dengan tingkat kesuksesannya sudah sangat rendah.” Jelas Ji Hong
Aku akan tetap memintamu melakukannya. Dokter bedahnya lebih penting dibanding masalah pribadi si pasien.” Tegas Tuan Jin yang berusaha untuk membuat anaknya sembuh. 

Seo Woo menangis melihat berkas tentang penyakit tumor yang diderita oleh ayahnya, Hye Jung masuk ruangan terlihat sangat lelah dan menyandarkan badanya di sofa. Seo Woo bertanya apakah Hye Jung  sudah menjadwalkan operasi untuk Kim Soo Ryeon. Hye Jung mengatakan belum lalu bertanya balik kenapa Seo Woo menanyakanya.
Aku berpikir meminta Guru  Hong untuk melakukannya, karena operasinya begitu rumit.” Kata Seo Woo, Hye Jung pikir Dr Kim juga dokter bedah yang hebat.
“Apa Kau berpikir Guru Hong tidak bisa melakukanya karena dia sudah tidak melakukan operasi selama beberapa bulan?” kata Seo Woo, Hye Jung mengatakan bukan itu maksudnya.
Dia menghabiskan hampir seluruh waktunya melihat video operasi. Jadi Tangannya kuat dan cekatan.” Kata Hye Jung membanggakan pacarnya.
Bagaimana perasaanmu saat tahu Nenekmu terkena kanker?” tanya Seo Woo

Aku mengetahuinya di ruang besuk penjara. Saat itu, Seolah langit runtuh menimpaku. Nenek adalah surgaku, jadi Aku tidak bisa berhenti menangis. Aku benci karena tidak bisa melakukan apa pun. Aku bertanya-tanya mungkinkah Nenekku akan baik-baik saja kalau aku tidak bertingkah.” ucap Hye Jung, Seo Woo langsung menangis mendengarnya. Seo Woo binggung bertanya ada apa.
Ayahku selalu baik padaku. Kami memiliki banyak kenangan saat aku masih kecil.” cerita Seo Woo menahan tangisnya, Hye Jung bertanya apakah terjadi sesuatu.
Kami tidak berada dalam kondisi yang baik selama ini, tapi itu karena dia memiliki ambisi besar. Aku membencinya, tidak mendengarkan dia... dan bahkan belakangan ini aku tidak pulang ke rumah.” Cerita Seo Woo dengan menghapus air matanya.
Hye Jung melihat ponselnya yang bergetar, kali ini Dokter Kang yang menelpnya. Dokter Kang  memberitahu Ada pasien pria di UGD dan berpikir pasien itu tertidur  setelah meminum obat tidur. Hye Jung heran karena memberitahu ada pasien yang tertidur karena mengonsumsi obat tidur. Dokter Jin sudah dibawa masuk kedalam ruang UGD bersama Nyonya Yang.
Beliau PresDir Jin Myung Hoon. Istri beliau mengatakan soal tumor yang baru diketahui beliau pada tes kesehatan terakhir.” Jelas Dokter Kang, Hye Jung melirik Seo Woo yang sedang menangis lalu mengatakan akan segera kesana dan Dokter Kang untuk menghubungi Ji Hong. 


Dokter Jin terus memegang kepalanya yang sakit, Nyonya Yang khawatir menanyakan keadaan suaminya. Dokter Jin mengomel karena istrinya membawa ke UGD padahal hanya sedang tidur. Seo Woo datang bersama dengan Hye Jung menanyakan keadaan ayahnya. Dokter Jin mengatakan baik-baik saja dan mengeluh istrinya itu  sudah mempermalukannya.
Kau seharusnya langsung periksa saat aku memintamu. Ini tidak akan terjadi jika kau segera memeriksakan diri.” Keluh Nyonya Yang
Hye Jung berusaha ingin memeriksa Dokter Jin, tapi Dokter Jin menolak menurutnya nanti saja. Ji Hong masuk ruangan. Nyonya Yang kaget melihat Ji Hong sebagai dokter dirumah sakit suaminya. Ji Hong menyapanya. Nyonya Yang melonggo, seperti tersadar saat melihat Hye Jung juga.
Kau harus menunggu sampai saat puncak dalam kehidupan... untuk melihat apa yang coba kehidupan ajarkan padamu. Kau harus menunggu sampai saat paling akhir.
bersambung ke episode 20 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

3 komentar: