PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 31 Agustus 2016

Sinopsis Scarlet Heart Ryeo Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : SBS

Hae Soo melonggo melihat wajah seorang pria yang menariknya ket atas kuda, matanya menatap sosok pria setengah bertopeng yang menyelamatkanya sebelum masuk ke dalam sungai. Wang So memacu kudanya dengan kencang, membuat tangan Hae Soo memegang erat pudak si pangeran ke empat agar tak terjatuh.
Langkah kuda berhenti dan Wang So langsung mendorong Hae Soo terjatuh dari kuda. Semua orang yang ada dipasar terlihat ketakutan, Hae Soo memegang pinggangnya yang sakit mencoba untuk berdiri. Wang So ingin pergi tapi Hae Soo berteriak menahanya dan mencoba kembal untuk berdiri.
Bisa-bisanya kau menjatuhkan seseorang seolah mereka itu barang?” kata Hae Soo marah, Wang So tak peduli memilih untuk pergi. Hae Soo kembali menahan dengan menahan laju kuda.
Kubilang tunggu, jangan jalan dulu!!!Kenapa kau bisa cepat sekali menunggang kuda di jalan sempit seperti itu? Coba kau Lihatlah itu! Lihat, lihat. Semua orang harus minggir karenamu. Manusia lebih penting dibandingkan mobil... emm... maksudku lebih penting dari kuda. Apa kudamu itu lebih penting?” kata Hae Soo berteriak dan sempat salah ucap.
Wang So menarik kudanya sampai setengah berdiri, Hae Soo melangkah mundur dengan wajah ketakutan dan akhirnya terjatuh. Wang So pun segara pergi dengan menunggang kudanya. Hae Soo berteriak memanggilnya tapi Wang So sudah jatuh pergi dengan kudanya. 

Seorang pedagang mendatangi Hae Soo, meminta tak perlu melakukanya. Hae Soo meminta di panggilkan polisi, lalu mengubah mereka harus memanggil pengawal istana karena harus menangkap orang itu. Si pedagang binggung, menurutnya Hae Soo itu tidak tahu tadi adalah Pangeran ke-4 dan beruntung masih bisa hidup.
“Kau bilang Pangeran ke-4? Jadi ada pangeran lagi? Memang berapa banyak anaknya Raja Wang itu ?” ucap Hae Soo kebingungan.
Chae Ryung akhirnya  datang, bertanya sedang apa di tempat itu. Hae Soo ingin tahu pra yang memiliki tinggi badan menjulang dan mata yang besar, serta baru keluar dari rumah mereka. Chae Ryung binggung, Hae Soo bertanya apakah pelayanya tahu salah satu tamu yang perawakanya seperti itu.
Ini bukan waktunya kau ada di sini. Putri Yeon Hwa telah mencarimu kemana-mana.” Kata Chae Ryung panik, Hae Soo pun ikut panik si anak perempuan raja mencarinya. 

Yeon Hwa melihat ke arah pintu menurutnya kakak keempat takkan datang. Wang Eun berkomentar pada kakak perempuanya kalau , melihat Wang So Hyungnim itu sangat menakutkan sampai-sampai membuatnya sakit kepala, menceritakan kemarin tak sengaja menginjak kakinya
“Dia bilang "Kau cari mati?" aku sangat takut.” Kata Wang So, Yeon Hwa mengejek adiknya itu nakal sekali.
Ibu kami boleh saja sama... tapi kami jarang berkomunikasi. Kalau aku menyapa dia pun, maka dia tidak menanggapiku.” Kata Wang Jung
Dia memang punya kecenderungan merusak suasana hati.” Komentar Wang Won
Tiba-tiba pintu ruanga diterbuka, Wang So masuk adik-adiknya terlihat ketakutan, Yeon Hwa tersenyum bahagia melihat Wang Soo datang ke istana. Wang Yo melirik sinis pada sang adik. Baek Ah menyapa sang kakak yang tak pernah bertemu denganya. Wang So melirik dingin pada adik-adiknya lalu memilih untuk duduk jauh dari meja. 

Kau terlambat rupanya. Kau dan aku harus berlatih untuk ritual bersama.” Kata Wang Wook terlihat santai berbicara dengan kakaknya. Wang So berkomentar boleh saja mereka berlatih.
Kami tak pernah dengar kabarmu sama sekali... jadi kami tadinya mau menyuruh orang pergi ke Shinju. Kenapa kami tak pernah dengar kabar darimu?” kata Yeon Hwa ramah, Wang So pikir dirinya sekarang sudah ada di istana.
Kau harus tinggal di sini bersama kami saat kau berada di Songak. Aku ingin dengar ceritamu saat kau ada di Shinju.” Kata Yeon Hwa
Ya, lebih baik kau tinggal disini daripada tinggal di kediaman ratu.” Ucap Wang Wook setuju.
Wang Yoo pikir adiknya itu tak perlu berusaha keras padanya, dengan nada sinis mengatakan kalau Wang So itu lebih mengerti hewan daripada memahami perkataan orang. Empat adik yang lainya terlihat ketakutan, Wang Soo menghela nafas  menurutnya kata-kata kakaknya itu memang sudah sangat jelas. Pelayan memberitahu kalau mereka telah menyiapkan minumannya.


Chae Ryung masuk dengan beberapa pelayan, Hae Soo mengintip dari depan pintu dan masuk dengan menutupi wajahnya. Wang So melihat Hae Soo yang masuk dengan menutupi wajahnya dan bersembunyi dibalik dinding. Wang Eun tiba-tiba sudah berdiri didepan Hae Soo, keduanya seperti bermain petak umpet, sampai akhirnya Wang Eun menarik Hae Soo agar kakaknya bisa melihat.
Apa mungkin kau pernah melihatku sebelumnya?” kata Wang Eun, Hae Soo menyangkalnya.
Kau kelihatan familiar.” Kata Wang Eun yakin, Hae Soo terus menyangkalnya.
Wang bersaudara yang lain ikut juga melihatnya, Wang Eun mencoba melihat lebih dekat wajah Hae So untuk memastikanya. Hae Soo mencoba mengecoh dengan menjulingkan matanya. Akhirnya Wang Eun mengingat Hae Soo wanita yang memata-matai mereka saat sedang mandi. Hae Soo tetap menyangkalnya karena tak mungkin.
Wang Eun dengan memegang pipi Hae Soo yakin kalau itu pelakunya,  Hae Soo melepaskan tangan  Wang Eun malah membuat semua minum dalam nampan jatuh dan pecah, Yeon Hwa marah besar. Hae Soo memilih untuk kabur menyelamatkan diri.
Wang Jung siap mengeluarkan pedang siap untuk berkelahi kalau memang wanita itu yang memata-matai mereka. Baek Ah melihat Hae Soo sepertinya kaget, jadi merasa memang dia orangnya. Wang Wook yang melihat tingkah Hae Soo malah tersenyum menahan tawanya. Baek Ah tak percaya ternyata Hae Soo telah berubah.Padahal dulu orang yang  sangat memperhatikan kelakuannya, dan agak pemalu dan bertanya pada Wang Wook.
Wang Wook juga tak tahu tentang Hae Soo,  karena tak begitu dekat dengannya. Yeon Hwa yakin Wang Eun itu pasti salah lihat karena Mana mungkin Hae Soo bisa berada di area pemandian karena  Pemandian itu cuma untuk anggota kerajaan. Wang Eun yakin karena pandai mengenali wajah orang.

Hae Soo berhasil keluar tak percaya si pria kecil itu karena menurutnya seharusnya terima saja pengakuannya kalau bukan ia orangnya. Dengan menghela nafas panjang merasa akan gila dengan keadaanya sekarang, lalu mencoba untuk tetap sabar menghadapi semuanya di zaman Goryeo.
Jika kau bisa melewati hari ini, maka kau mungkin takkan melihatnya lagi.” Kata Hae Soo menenangka diri dengan menepuk-nepuk bagian dada.
Wang Eun keluar ruangan mencari-cari Hae Soo kembali, Hae Soo mengeluh kenapa Wang Eun harus keluar dari ruangan. Wang Eun membalikan badananya, Hae Soo sudah bersembunyi. Wang Eun bertanya-tanya kemana perginya wanita itu dan memilih berjalan ke arah depan. Ia mencari-cari kemana perginya Hae Soo sampai mengencek guci besar untuk mengaduk lem.
Langkahnya terhenti pada sebuah pintu ruangan, lalu mengintip dari lubang pintu yang bolong, terlihat seorang wanita yang menghadap ke belakang sedang berganti pakaian. Hae Soo keluar dar persembunyian, melihat dari belakang Wang Eun sedang mengintip dari lubang pintu.

Chae Ryung membalikan badanya, terasa kalau ada orang yang mengintipnya dari lubang pintu lalu berteriak histeris. Wang Eun panik berusaha untuk kabur, Hae Soo sudah berdiri dengan tatapan sinis menghadang jalan Wang Eun menyuruhnya untuk berhenti. Chae Ryung keluar dengan wajah marah berteriak siapa yang berani mengintipnya. 
Hae Soo melihat Chae Ryung yakin kalau Wang Eun memang tadi mengintip dari lubang pintu. Wang Eun membela diri, kalau dirinya itu seorang Pangeran dan Hae Soo berani sekali mencurigainya, menurutnya tak mungkin mau mengintip pelayan seperti Chae Ryung. Hae Soo yakin pasti Wang Eun tadi mengintip.
Apa kau yakin itu aku yang melakukanya?” tanya Wang Eun pada Chae Ryung, Chae Ryung terlihat ketakutan harus bicara dengan pangeran.

Jawab aku. Apa kau yakin kalau  kau melihatku yang mengintip?” tanya Wang Eun dengan mata melotot, Chae Ryung dengan gugup dan wajah tertunduk mengaku tak lihat dengan jelas.
“Kau sudah Dengar 'kan? Kau tidak seharusnya mencurigai pangeran lagi.” Kata Wang Eun merasa bisa lepas dari tanggung jawab karena seorang pangeran
Chae Ryung mungkin tidak melihatmu, tapi aku melihatmu dengan sangat jelas. Aku mengerti kalau kau penasaran dengan wanita. Namun, itu tidak baik mengintip mereka! Minta maaf padanya sekarang.” Tegas Hae Soo memerintahkanya.
“Kau bilang Minta maaf? Apa kau menyuruhku seorang pangeran, untuk membungkuk di depan seorang pelayan? Tidak ada hukum seperti itu di negeri ini.” ucap Wang Eun menyuruh Hae Soo minggir,

Hei! Kau tidak malu? Dasar orang tak tahu malu.” ejek Hae Soo tetap menghalangi jalan Pangeran,
Kau berani bicara seperti itu di depan seorang pangeran? Kurang ajar sekali kau!” kata Wang Eun lalu mendorong Hae Soo untuk minggir.
Hae Soo mengejarnya menyuruh Wang Eun untuk minta maaf sekarang, Wang Eun marah saat Hae Soo berani menarik bajunya mengumpat Hae Soo seperti wanita butiran beras dan mendorongnya sampai jatuh. Hae Soo makin marah langsung menarik kaki Wang Eun saat akan pergi akhirnya jatuh bergulingan. Keduanya langsung beradu dengan saling menarik rambut. 

Di dalam ruangan keluarga Wang, terdengar suara Wang Eun dan Hae Soo menyuruh untuk saling melepaskanya. Wang Jung kaget mendengar ada perkelahian di luar. Baek Ah mengeluh pasti ulah dari Wang Eun yang berkelahi. Keduanya pun bersama-sama keluar dari ruangan.
Mereka memang tak dewasa sama sekali. “ komentar Wang Won, Wang Yo dengan tatapan sinisnya ikut berjalan keluar dari ruangan.
Ya, dimana-dimana pertarungan memang sangat menghibur.” Ucap Wang Won lalu ikut sang kakak keluar dari ruangan. Begitu juga Wang Wook, Yeon Hwa ingin keluar melihat Wang So hanya duduk sambil dengan menaikan kaki sambil memejamkan matanya, seolah tak peduli. 
Wang Eun berhasil membuat Hae Soo tak bisa bergerak dengan memiting bagian lehernya, tapi Hae Soo membalas dengan giginya di lenganya. Akhirnya Wang Eun melepaskan tanganya. Semua sudah keluar dari ruangan melihat perkelahian Wang Eun dengan seorang wanita.

Hae Soo berhasil menendang Wang Eun saat terjatuh, Wang Jung dan Baek Ah menahan tawa karena Wang Eun bisa kena tendang oleh wanita. Hae Soo akhirnya bisa duduk diatas tubuh Wang Eun sambil memukul wajah sang pangeran.
“Hei.... Kau pikir akan aman setelah ini?” ucap Wang Eun mengancam, Hae Soo mengumpat Wang Eun itu mesum.
“Dasar Kau wanita yang cabul.” Balas Wang Eun dengan menjulurka lidahnya.
Masih saja kau bisa bicara... Orang-orang sepertimu memang harus dipukuli biar sadar.” Ucap Hae Soo marah lalu membenturkan kepala di wajah Wang Eun.
Wang Wook melonggo melihat tingkah Hae Soo, Wang Jung dan Baek Ah tertawa melihat Wang Eun dikalahkan oleh wanita. Chae Ryung ketakutan karena Hae Soo berani memukul pangeran. Hae Soo ingin memukul Wang Eun tapi tanganya di tahan oleh seseorang, dengan berteriak meminta agar melepaskanya.

Ternyata Wang So sudah keluar dari ruangan menahan tangan Hae Soo yang ingin memukul adiknya. Hae Soo kaget melihat Wang So sudah ada didepanya, Wang So langsung bisa menarik Hae Soo sampai berdiri tepat didepan wajahnya. Keduanya saling menatap. Wang Eun bangun meminta agar kakaknya jangan melepaskan wanita itu.
Wang Wook menahan adiknya yang ingin kembali berkelahi dengan Hae Soo, Wang Eun kesal karena menurutnya Hae Soo itu wanita yang mengerikan. Wang Wook menenangkan Wang Eun kalau Pelayan-pelayan itu sedang melihat semuanya, dan apakah adiknya harus terus melakukanya. Wang Eun kesal memilih pergi ke arah lain,  Wang Jung tak bisa menahan tawanya dan Baek Ah menyuruh adiknya untuk tak tertawa.
Hae Soo berusaha melepaskan tanganya, tapi Wang So memegangnya sangat erat sampai akhirnya melepaskanya. Hae Soo melirik sinis karena Wang So berani menahan tanganya. 

Wang So berjalan menuruni tangan, Hae Soo yang masih kesal mengejar dan memanggil. Akhirnya Wang So berjalan dengan melirik dingin. Hae Soo mengeluh Wang Soo juga bersikap seperti ini sebelumnya, berpikir dirinya itu dianggap seperti tas atau barang.
Kau harus minta maaf juga.” Kata Hae Soo, Wang Soo bertanya siapa wanita yang didepanya itu
Aku? Kau tanya Aku siapa?.... Hae Soo. Namaku Hae Soo.” Ucap Hae Soo gugup.
Aku tidak menanyakan namamu. Apa posisimu sampai bertingkah seperti itu di depan pangeran?” ucap Wang So
Kubilang, kau harus minta maaf. Kenapa kau menanyakan pangkatku seolah aku ini ada di sekolah militer? Apa kau akan mengabaikanku jika aku seorang pelayan dan minta maaf jika aku seorang putri? Astaga, ini memang lingkungan yang aneh.” Kata Hae Soo kesal
Jadi, apa kau mau dengar permintaan maaf?” tanya Wang Soo

Ya, dan bukan hanya darimu, tapi dari si kecil itu, si pangeran kecil. Aku akan mendapatkan permintaan maaf dari dia juga. Semakin tinggi posisimu, maka kau harus semakin peduli dengan keadilan. Bukankah begitu?” Kata Hae Soo merasa semua itu tak ada bedanya di zamanya.
Baiklah.... Tapi... setelah kau mendengar aku bilang "maaf" padamu... maka kau harus mati. Apa itu tak masalah bagimu?” ucap Wang So berjalan mendekati Hae Soo, berdiri tepat didepan wajahnya.
Hae Soo hanya menatapnya, Wang So ingin mengucapkan permintaan maafnya, Hae Soo langsung berteriak memanggil kakaknya. Nyonya Hae datang, Hae Soo berlari menghampirinya dan berjalan dibelakangnya karena tahu kakaknya itu pasti mencarinya. Nyonya Hae sempat memberikan hormat pada kakak iparnya. Wang So tak bisa berbuat apa-apa memberikan hormat pada adik iparnya dan membiarkan Hae Soo pergi. 


Nyonya Hae menumpuk batu dengan bentuk seperti gunung, disampingnya juga ada beberapa batu berbentuk gunung dan juga lampion berbentuk strawberry digantung pada pohon tanpa daun. Nyonya Hae mulai melakukan sembahyang, Hae Soo hanya diam sambil mengigit bibirnya.
Apa pun alasannya... ...kau sudah memukul putra dari raja bangsa kita ini. Kau takkan bisa menghindari hukuman. Mungkin... pangeranku akan dihukum juga.” Ucap Nyonya Hae yang akan berimbas pada suaminya juga.
Menurutmu apa kau bisa menolongku? Aku akan berusaha yang terbaik menjelaskannya pada raja.” Kata Hae Soo mulai panik
“Apa Kau pikir mudah bertemu raja? Aku tidak menyangka bagaimana bisa kau sangat berubah drastis. Kau dulu gadis yang berperilaku baik. Ibu pertiwi Songak datang ke sini untuk berdoa demi kesejahteraan anak-anak mereka. Pernahkah kau berpikir kenapa aku datang ke sini... meskipun aku tidak punya anak?” kata Nyonya Hae, Hae Soo hanya bisa tertunduk diam.

Inilah yang dibuat oleh Ratu Hwangbo untuk pangeran dan Putri Yeon Hwa. Dan ini... Aku membangun ini untukmu.” Ucap Nyonya Hae menunjuk tumpukan batu berbentuk gunung.
Hae Soo kaget mengetahui tumpukan batu itu miliknya  Nyonya Hae menceritakan Ketika Hae Soo pertama kali datang ke rumah ini dan tahu kalau Hae Soo akan tumbuh sendirian karena tidak punya ibu, jadi tidak pernah menganggapmu sebagai adik sepupu tapi menganggapnya sebagai anak sendiri.
Ibumu akan melakukan ini untukmu jika dia berada di sini. Aku juga ingin melakukan hal yang sama untukmu. Namun, pada hari seperti ini, aku bertanya-tanya apa usahaku ini sudah cukup atau belum. Ibumu pasti mengawasi kita, dan aku bertanya-tanya apa yang harus kulakukan. Aku merasa malu.” Kata Nyonya Hae menahan rasa sedihnya.

Hae Soo langsung menangis mengingat ibunya, Nyonya Hae memeluk sepupu yang sudah dianggap sebagai anaknya, memohon dan bertanya-tanya apa yang harus dilakukan padanya sekarang lalu meminta agar memikirkan tentang bunya dan coba untuk bisa hidup dengan baik di lingkungan istana. Hae Soo terus menangis mengingat ibunya. Nyonya Hae mengusap punggung Hae Soo yang terus saja menangis. 
Hae Soo duduk sendirian digundukan batu miliknya, dalam hatinya bergumam kalau seorang Go Ha Jin memang beban bagi setiap orang, padahal semua orang sudah baik padanya tapi ia malah menyusahkan mereka.
Apa aku tidak mungkin bisa kembali? Kalau saja aku bisa, maka aku ingin kembali. Ibuku pasti menunggu. Gumam Hae Soo
Chae Ryung datang melihat Hae Soo sudah ada didepan tumpukan batu, menyuruhnya untuk  masuk ke dalam karena udaranya diluar sangat dingin. Hae Soo bertanya apakah pelayanya tahu tentang orang yang ditanyakan sebelumnya.
“Apa Kau masih tidak tahu siapa dia? Ada tamu lain selain pangeran.” Kata Hae Soo yang mengingat wajah paman
Entahlah... Rumah ini sering dikunjungi tamu. Sekarang sepertinya kau harus mandi.” Kata Chae Young sambil melihat badan Hae Soo sudah kotor karena duduk ditanah.
Tempat dimana aku terluka... kau bilang itu area pemandian 'kan!” kata Hae Soo mengingat-ingat
Hae Soo mengingat saat keluar dari kolam, Wang Won dan juga Wang Jung melihat seorang wanita yang ada dikolam mand pangeran. Wang Eun pun berusaha mengejarnya tapi Hae Soo bisa kabur dari balik batu-batu. Chae Ryung lalu menariknya keluar melalui gua dan memberitahu mereka sedang ada di area pemandian terbesar Songak. Saat itu juga Hae Soo pingsan.
Chae Ryung panik mengatakan Hae Soo tidak bisa pergi ke sana karena punya firasat buruk dengan tempat itu jadi tak mungkin kembali ke sana, jadi ia akan menyiapkan air untuk Hae Soo maka bisa mandi di rumah.
Orang itu adalah orang yang kulihat sebelum aku mati. Gumam Hae Soo sangat ingat dengan wajah Ahjussi yang sama ketika ada di istana. 


Ji Mong memincingkan matanya, Baek Ah menahan tawanya begitu juga Wang Won. Ji Mong melihat Wang Eun kena memar karena membekas sangat biru sekali bahkan hampir ungu. Semua tertawa karena menurut mereka Wang Eun bisa lebih indah daripada sebuah lukisan.
Aku takkan membiarkan perempuan itu lolos begitu saja. Beraninya dia berbuat begitu pada pangeran?” kata Wang Eun geram. Baek Ah menahan agar adiknya itu tak pergi.
Jadi maksudmu musuhmu sekarang adalah Hae Soo Agasshi? Dari yang kulihat dan kudengar, dia perempuan yang ceria. Tak mudah bertemu seorang wanita seperti itu. Kau sudah dapat pengalaman yang langka.” Komentar Ji Mong
Betul... Sulit mengenali seseorang meski hanya bertemu sekali dan Sulit juga mendapatkan pengalaman dipukul orang. Kau mungkin telah bertemu nasibmu, Wang Eun.” Goda Wang Won
“Kau bilang Nasibku? Nasib, apanya!!! Lebih tepatnya dia itu takdir musuhku.” Kata Wang Eun kesal
Hyungnim, kau tidak tahu banyak tentang wanita. Jika dia tidak tertarik padamu, maka dia takkan mau menyentuhmu.” Komentar Baek Ah dengan pengalaman banyak wanita.
Jadi, maksudmu... ...dia memukulku karena dia tertarik padaku?” tanya Wang Eun mendekati adiknya, Baek Ah pikir bisa benar dan juga tidak dengan wajah sengaja dipalingkan menahan tawanya. 

[Istana Dawimon]
Wang So masuk ke tempat kolam pemandian dengan beberapa pelayan terlihat ketakutan, lalu menaiki tangga. Wang Won melihat pertama kali kedatangan Wang So langsung mengajak adiknya segera bersembunyi. Suasana terasa sangat dingin, tiga saudara Wang langsung mengintip dari dinding kayu apa yang akan dilakukan kakak mereka.
Pelayan panik melihat kedatangan Wang So dan ingin menghalangi jalannya didepan pintu. Wang So mendorong pelayan agar minggir, saat masuk ruangan terlihat Wang Jung dengan Wang Yo sedang mengobrol dengan Ratu Yoo sangat akrab. Ratu Yoo melotot kaget melihat anak ke empatnya, lalu menyuru pelayan untuk menutup pintunya. Wang Jung ingin menyapa kakaknya ditahan oleh ibunya.
Wang So tersenyum didepan ibunya,  mengatakan ingin menyapa lebih dulu lalu bersujud dan duduk dengan tegak sambil menanyakan kabar ibunya. Ratu Yoo terkesan dingin mengetahui  anaknya itu sudah tiba di istana dan seharusnya datang kalau memang memanggilnya
Aku telah bertemu dengan saudara-saudaraku, jadi kupikir aku harus bertemu dengan Ibu.” Kata Wang So
Ibu, sepertinya Hyungnim sudah belajar seni bela diri akhir-akhir ini.” cerita Wang Jung penuh semangat, Ratu Yoo terlihat tak percaya.

Dia hebat sekali tadi waktu latihan untuk acara ritual. Menurut rumor...”kata Wang Jung langsung disela oleh kakak tertuanya
Itu cuma rumor saja. Wang Eun bilang pemerintahan Shinju sedang diambang kehancuran dan dia bicara omong kosong seperti itu.” Jelas Wang Yo
Kau, ceritakanlah padaku. Apa Kau sudah belajar seni bela diri?” tanya Ratu Yoo pada anak ke empatnya.  Wang So mengaku belum pernah belajar.
Kenapa juga kau belajar itu? Mereka bukannya membesarkanmu menjadi harimau. Jadi Kenapa keluarga Kang mau mengajar seni bela diri?” komentar Ratu Yoo dingin sambil meminum tehnya.
Ibu, kau sudah tahu bahwa ada anjing serigala di Songak? Kata orang dia sangat mengerikan, sampai-sampai dia lebih parah daripada anjing ataupun serigala.” Kata Wang Yo seperti ingin menyindir adiknya.
Bukannya mereka bilang anjing serigala itu dari Shinju, 'kan?” balas Wang So tahu pasti kakaknya menyindir dirinya. Keduanya saling menatap sinis

Sudah lama kau tak pergi ke ibu kota negeri ini, Songak, jadi nikmatilah kunjunganmu disini. Aku telah menyiapkan hadiah untuk ibumu, Kau tidak perlu lagi menemuiku sementara kau ada di Songak. Sekarang Kau boleh pergi.” Kata Ratu Yoo dingin
Sudah dua tahun kita tak berjumpa. Tapi kau dengan mudahnya menyuruhku pergi?” ucap Wang So tak percaya
Itu karena ibu angkatmu, berbaring sakit tanpa kau di sisinya.” Ucap Ratu Yoo
Wang So menegaskan kalau berencana tinggal cukup lama disini dan menanyakan alasan dirinya yang tidak tinggal saja di istana bersama saudara-saudaranya. Ratu Yoo berteriak kalau itu tak mungkin karena Wang So adalah keluarga Kang dari Shinju, lalu bertanya apakah anaknya itu lupa ketika kembali ke istana maka itu akan menghasut dendam lama di antara dua keluarga.
Katamu aku diserahkan ke keluarga sana untuk diadopsi. Tapi disana, ternyata aku jadi sandera.” Ucap Wang So, Wang Yo menahan tawa mendengarnya.
Lucu sekali kau... Bagaimana bisa kau bilang kalau kau itu sandera? Ibu hanya khawatir terhadap ibu angkatmu.” Komentar Wang Yo
“Wang Yo benar. Kenapa juga aku mengutusmu kesana sebagai sandera?” ucap Ratu Yo membela diri
Karena kau sudah bilang begitu, maka aku harus mempercayaimu 'kan.” Balas Wang So lalu ingin mengeluarkan sebuah tusuk konde untuk ibunya.

Wang Jung mendahuluinya memberikan sekotak hadiah untuk sang ibu, Ratu Yoo terlihat sangat bahagia menerima sebuah  tusukan konde. Wang Jung tahu ibunya itu menyuka aksesoris rambut jad sengaja membeli dipasar dengan terbuat dari perak jadi harus memakainya di ritual keagamaan.
Wang So pun  melihat barang milik Wanbg Jung lebih bagus dibanding miliknya, akhirnya ia mengurungkan niatnya memberikan hadiah pada ibunya. Ratu Yoo mengucapkan terimakasih Wang Jung, seperti sangat memberikan perhatian dibanding dirinya, Wang So pun pamit pergi pada ibunya, tapi ibunya sepert tak peduli.
Bagaimana bisa seorang pangeran kelihatan rendahan sekali? Itu sangat memalukan.” Sindir Wang Yo, Wang So sudah berada didepan pintu memilih tak membalasanya.
Tiga saudara Wang menguping pembicaraan didepan pintu, ketika Wang So keluar semua terlempar. Dua yang lain bisa berpura-pura menyibukan dirinya, sementara Wang Eun hanya bisa jatuh melonggo ketakutan. Wang So tak banyak bicara memilih untuk pergi meninggalkan kamar ibunya. 

Ratu Yo meminta Setelah ritual selesai, untuk memastikan Wang So  kembali ke Shinju. Kalau memang masih bersikeras tinggal di Songak  mereka untuk memanggil perwira tentara dan singkirkan  Wang So dari pandangan dari pandanganya. Wang Yo pikir ibunya tak perlu mengkhawatirkan hal itu karena tak ada gunanya juga si adik tinggal di istana.
Apa kau sudah tahu? Ada banyak rumor di pasar tentang Wang So Hyungnim. Ada orang yang bilang kalau ibu kita yang membuat wajah Wang So seperti itu.” Ucap Wang Jung polos.
Mana mungkin bisa begitu? Wang Jung, kau juga kalau terus bicara omong kosong, kau boleh pergi meninggalkan istana.” Kata Wang Yo melihat wajah ibunya terlihat tegang, Wang Jung pun tertunduk mengerti. 

Wang So berjalan cepat, Ji Mong memanggilnya Wang So berhenti dengan melirik sinis. Ji Mong membalas dengan senyuman  menyuruhnya untuk mandi dulu sebelum ritual lalu meminta pelayan menyiapkan air untuk  Pangeran ke-4. Pelayan pun mengantar Wang So ke tempat pemandian khusus pangeran.
Sementara dibalik dinding, Baek Ah bertanya-tanya kapan  wajah Wang So Hyungnim terluka dan bertanya pada Wang Wan apakah mengetahuinya. Wang Won mengelengkan kepala karena tak mengetahuinya. Wang Eun juga tak tahu kapan persisnya wajah kakaknya itu terluka.  
bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar