PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 01 September 2016

Sinopsis Jealousy Incarnate Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : SBS

Hwa Shin masuk ruangan penyiar berkomentar dengan sinis pada Na Ri kalau pemandangan yang bagus. Na Ri yang sedang duduk hanya diam saja, Hwa Shin bertanya apa yang dikatakan oleh Direktur Oh, Na Ri tetap diam.  Melihat Pendaftaran Pembukaan Perekrutan SBC. Akhirnya Hwa Shin memutuskan untuk pamit pergi dan berpesan agar  Kerja lebih baik besok. Tapi baru beberapa langkah kembali menghampiri Na Ri dengan wajah marah.

Apa kau sadar... betapa seringnya kau membuat jantungku... Jantungku berdebar... saat kau melakukan siaran cuaca karena aku takut kau akan mengacau. Aku sangat takut bahwa kau akan melakukan kesalahan.  Sebenarnya ada apa denganmu? Siapa yang bilang kau boleh minum sebelum siaran? Kenapa kau membuat jantungku berdetak lebih kencang?” kata Hwa Shin marah
Aku sungguh tidak tertarik lagi dengan dadamu. Jadi Tidak usah khawatir. Dan tadi itu siaran terakhirku.” Kata Na Ri melirik lalu keluar dari ruangan dengan membawa tasnya dan tak berganti baju. 


Na Ri keluar ruangan dan Hwa Shin keluar seperti ingin mengejarnya, tapi saat melihat Na Ri didepan lift mengambil jalan lurus. Di lantai bawah, terlihat Jung Won seperti sedang menunggu seseorang. Saat pintu lift terbuka, Na Ri kaget melihat Jung Won, sementara Jung Won memberikan sedikit senyuman saat melihat Na Ri.
Tiba-tiba Soo Jung keluar dari lift menyapa Jung Won, dengan palingan Presdir Ko, Na Ri seperti tak punya urusan memilih untuk pergi. Sekertaris Jung Won bersembunyi melihatnya. Soo Jung menanyakan penampilannya dengan baju yang diberikan Presdir Ko, Jung Won menatap Na Ri yang pergi begitu saja saat bertemu.  Soo Jung dengan tersipu malu mengucapakan Terimakasih sudah membawanya sendiri.

Sekertaris Jung Won berpura-pura baru datang menghampirinya bertanya apakah Soo Jung menyukainya, mengatakan kalau Presdirnya itu adalah fansnya, karena Tak peduli betapa sibuk pekerjaanya selalu menonton beritanya. Na Ri yang mendengarnya terlihat kesal jadi selama ini semua pembaca berita menjadi fansnya.
Kau harus membawakan berita, jadi aku akan membiarkanmu pergi.” Ucap Jung Won
Kenapa kau tidak menontonku, karena kau ada di sini? Kau belum pernah melihat ruang berita, kan?” ejak Soo Jung, Jung Won ingin menolak tapi sekertarisnya malah menyelanya.
Itu sebabnya dia ada di sini, sebenarnya Pakaian itu hanyalah alasan.  Ini pertama kalinya kalian saling bertemu setelah kencan buta. “ ucap sekertaris, Jung Won melotot sinis dengan sek yang bicara lancang.
Na Ri sudah keluar dari gedung, melihat di kaca Soo Jung dan Jung Won terlihat sangat akrab menurutnya ia tidak akan dipecat jika mengenakan pakaian itu.


Hwa Shin masuk ruangan melihat salah satu komputer lalu mengprin sebuah file. Direktur Oh baru keluar dari ruanganya, Hwa Shin bertanya alasan Direktur Oh memecat Na Ri. Dua mantan kakak ipar binggung karena Hwa Shin datang dan tiba-tiba marah. Direktur Oh heran kenapa Hwa Shin menanyakan alasanya, Hwa Shin kembali mengulangi pertanyaan meminta alasan Direktur Oh memecat Na Ri.  Sementara  Na Ri sudah pergi ke warung tenda memesan dua botol bir.
“Apa Kau telah berubah selama 3 tahun aku pergi? Kau selalu menyukai reporter yang bertanggung jawab atas rating tertinggi di antara 30 segmen dan membawa mereka yang ada dibelakang punggungmu, menunjukkan tanpa malu-malu seberapa banyak kau peduli tentang rating. Bagaimana bisa kau memecatnya, bukan memberinya penghargaan?” kata Hwa Shin marah
Haruskah aku membawamu juga?  Apa yang kau bicarakan?” keluh Direktur Oh mengambil lembaran kertas yang diberikan Hwa Shin.

Direktur Oh binggung lalu memberikan pada dua pembawa berita senior, Ja Young kaget melihat grafik Pemirsa Per Menit naik drastis dalam beberapa detik dan langsung menurun kembali. Hwa Shin melirik sinis, Ja Young merasa kalau perkiraan Cuaca bukan berita.
"Lalu mengapa tayang pada saat acara berita?” kata Hwa Shin marah
Dia hanya membawa reporter dan bukan salah satunya bagian dari pembawa berita” kata Sung Sook
Dia tidak membaca berita yang ditulis orang lain, seperti burung beo. Dia meneliti cuaca sendiri, yang berubah setiap hari dan menulis artikelnya sendiri lalu bertanggung jawab penuh atas cuaca.  Jika peramal cuaca bukan reporter spesialis cuaca, lalu Dia apa? Kau bilang dia pembawa berita ? Lalu kenapa dia jadi bagian dari ruang berita?” kata Hwa Shin mengomel. Semua hanya bisa diam tak ada yang bisa berkata-kata. 


Na Ri duduk sendirian sambil menuangkan bir dan juga soju, melepaskan jepitan rambutnya, lalu melihat ponselnya yang berbunyi, senyumanya sempat terlihat tapi akhirnya membiarkan terlihat dilayar “Pengeluh” dengan bentuk hati, karena sudah dipecat jadi tak peduli lagi dengan yang namanya fans. Ternyata Jung Won berdiri tak jauh Na Ri melihat ponselnya tak diangkat, berjalan mendekatinya.
Boleh aku bergabung denganmu?” kata Jung Won, Na Ri menolaknya karena kursi itu bukan milik Jung Won
“Tapi  Kursi ini kosong, jadi Biarkan aku duduk di sini” ucap Jung Won langsung duduk, Na Ri menunjuk masih banyak kursi kosong,  menunjuk ke meja yang kosong didepanya.
“Sebenarnya Berapa banyak peramal cuaca yang kau sukai? Lalu Penyiar yang mana yang kau suka Atau kau fans setiap wanita yang tampil di TV?” tanya Na Ri kesal, Jung Won balik bertanya itu sesuatu hal yang salah.
Tentu saja, salah.” Kata Na Ri, Jung Won hanya menatapnya. Na Ri pikir itu salah dan membuat masalah tapi akhirnya merasa itu bukan masalah untuknya.

Aku pikir tidak melakukan kesalahan padamu hari ini.  Kenapa kau berdebat denganku entah itu salah atau benar?” ucap Jung Won, Na Ri membenarkan.
“Tapi...Tolong... beri aku sponsor dengan pakaianmu.” Kata Na Ri memohon, Jung Won hanya menatapnya, Na Ri pikir kalau memang Jung Won tak mau maka tak perlu melakukanya.
Aku seorang pengusaha, jadi aku tidak mengambil kerugian kecuali untuk teman atau pacar. Jika aku mensponsorimu, apa yang akan kau lakukan untukku?” kata Jung Won
Na Ri mengulangi kalau Jung Won itu hanya memberikan pada teman atau pacar. Jung Won membenarkan. Na Ri menatapnya, merasa kalau Jung Won tidak butuh teman atau pacar lagi, lalu tertawa dengan wajah tertunduk meminta maaf karena dirinya selalu membutuhkan teman dan pacar. Jung Won hanya menatapnya, Na Ri pikir Jung Won hanya lewat saja lalu menyuruhnya untuk segera pergi.
Jung Won berdiri menanyakan keadaanya karena melihat Na Ri minum banyak.  Na Ri pikir baik-baik saja, Jung Won lalu memuji Na Ri yang sudah berkerja bagus hari ini. Na Ri seperti tak percaya lagi dengan ucapan Jung Won, hanya membuat wanita kegeeran. Sementara Hwa Shin sudah pergi ke parkiran mobil membawa mobilnya. 


Ruangan ICU
Tuan Lee masih terbaring tak sadarkan diri setelah operasi, Bbal Gang keluar dari rumah sakit bersama dengan Dae Goo dan juga Chi Yeol. Dae Goo menghela nafas khawatir karena melihat Bbal Gang belum makan seharian takut kalau nanti pingsan. Chi Yeol juga tahu Bbal Gang tak tidur karena Lampunya menyala sepanjang malam.
Bbal Gang terlihat mengantuk menyandarkan kepala diatas tasnya, Chi Yeon melihat Bbal Gang yang berdiri di dekat jendela dengan melihat keluar seperti hantu. Dae Goo melihat Bbal Gang akhirnya tertidur. Sebuah mobil datang Chef Kim berteriak memanggilnya semuanya untuk segera pulang. 

Gang tinggal, bukan?” ucap seseorang dibalik kamera, tapi Sung Sook tetap melanjutkan membaca berital.
Dengan kongres partai ke-8 yang akan segera digelar, telah dikonfirmasi... bahwa Korea Utara meluncurkan rudal lain tadi malam.” Ucap Sung Sook
“Apa Kau mengetahuinya? Apa Kau menemuinya sendiri atau apapun itu?” kata Ja Young akhirnya naik ke atas panggung, Sung Sook tetap membaca beritanya. Ja Young pikir Sung Sook memang benar bertemu dengan Bbal Gang.
Saat kau menikahi suamiku, kau menyerahkan undangan padaku. Apa Kau ingat?” kata Sung Sook menyindir
Tapi bagaimana bisa mantan istri... datang ke pernikahan?” balas Ja Young
Aku juga memberikan hadiah yaitu memberi 10,000 dollar. Jangan bilang kau tidak ingat. “ ucap Sunbg Sook
“Apa kau tahu, Seberapa ketakutannya aku kau pikir, sebagai pengantin, saat mantan istri suamiku... memberi 10,000 dollar sebagai hadiah pernikahan?” ungkap Ja Young
Kau pikir aku memberi 10,000 dollar karena aku menyukaimu atau Lee Joong Shin yang menikah dalam 6 bulan? Itu supaya kau tidak akan pelit dengan anakku, Bbal Gang. Tapi Kau menggunakannya untuk membeli tas desainer, benarkan?” ucap Sung Sook
Ja Young membenarkan lalu bertanya bagaimana Sung Sook bisa mengetahuinya, karena ia menggunakan uang hadiah dari “seekor ularuntuk membeli tas yang terbuat dari belut dan masih membawanya. Sung Sook memperingatkan Ja Young unuk Berhenti berpura-pura menjadi ibu. Ja Young mengingatkan kalau ia memberi makan dan pakaian untuk Bbal Gang lebih dari 10,000 dollar menggunakan uangnya sendiri.
“ Jadi Siapa ibunya?  Wanita yang memberikan uang kepada ibu tiri atau aku, yang memasak tiga kali sehari ditambah makanan penutup selama bertahun-tahun, belanja sayuran dan mengemas makan siangnya setiap hari?” sindir Ja Young
Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan  akan menemukannya dan membesarkannya sendiri.” tegas Sung Sook
Aku bahkan memiliki kamar untuk dia di rumahku, Kau tidak pernah memasak seumur hidupmu. Apakah kau akan mengambil siswa SMA dan membuatnya kelaparan sampai mati?” ejek Ja Young,
Sung Sook marah menyuruh Ja Young keluar, Ja Young dengan sinis akan segera pergi lalu kembali mengejek agar Sung Sook bisa merilekskan matanya saat menatap kamera. 


Na Ri mencoba menghentikan taksi di malam hari tapi sangat susah karena semua penuh. Hwa Shin menghentikan mobilnya saat ada di lampu merah, matanya melihat Na Ri yang duduk di pinggir jalan dengan baju terbuka, terlihat sangat mabuk.
Akhirnya Na Ri berhasil memberhentikan taksi meminta untuk mengantarnya ke Shinwol 2-dong, Hwa Shin melirik karena Na Ri yang mabuk seperti tak sadar. Na Ri meminta sopir taksi pergi ke persimpangan di pintu masuk ke Shinwol 2-dong. Hwa Shin pun segera mengemudikan mobilnya pergi ke Shinwol-dong dengan mobil kantor SBC.
Sulit sekali mencari taksi hari ini. Apa kau pikir karena ini hari Jumat? Jika bukan karenamu, maka aku akan tinggal di tepi jalan sepanjang malam Aku ada di sana selama lebih dari 30 menit. Terimakasih banyak.” Kata Na Ri pada sopir taksi.

Hwa Shin mengigit bibirnya menahan amarah, Na Ri merasakan alkohonya karena seperti memukul-mukul dirinya. Hwa Shin langsung membelokan stirnya seperti sedang drift. Na Ri berpegangan keras meminta agar sopir taksinya menyetir mobil dengan hati-hati karena merasa sangat mual karena akan muntah. Hwa Shin dengan sengaja kembali berbelok dengan seenaknya, sampai membuat Na Ri terlempar dikursi belakang.
“Pak Sopir.... Kau tidak mau terlibat kecelakaan.  Kau akan berakhir muncul di berita.  Jadi aku mohon.... Tolong... mengemudi dengan hati-hati” kata Na Ri lalu merasakan benar-benar akan muntah.
“Sekarang Dengar.... Jika kau muntah di sini, kau harus membayar denda 150 dollar. Aku harus membersihkan mobil yang kotor, dan tidak akan bisa bekerja dalam sehari karena baunya.  Terutama di hari Jumat seperti ini jadi 150 dollar tidak cukup.” Tegas Hwa Shin memperingati. Na Ri menatapnya seperti terkesima.
Kenapa kau mencoba menakutiku? Ini bukan taksi....” ucap Na Ri, Hwa Shin melirik dari kaca spion ternyata Na Ri itu sadar kalau bukan naik taksi tapi naik mobil yang dikemudikan olehnya. 


Hwa Shin ikut turun dari mobil mengantar Na Ri, bertanya apakah masih sadar saat berjalan dan naik di mobilku bahkan tahu itu bukan taksi. Na Ri tak bisa berjalan lurus tapi tetap terlihat sadar, Hwa Shin menjauh saat Na Ri berjalan dengan menyenggolnya.
Kau tidak akan memberikan tumpangan jika aku memintamu untuk mengantarku pulang.” Kata Na Ri sengaja berbohong. Hwa Shin mendorong Na Ri agar tak berjalan mendekatinya.
“Reporter Lee,... Mengapa kau berpikir bahwa pria tidak pernah menawarkan untuk mengantarku pulang sebelum aku meminta mereka? Aku harus selalu meminta mereka untuk menjadi teman atau pacar. Kenapa hidupku begitu menyedihkan?” keluh Na Ri,
Hwa Shin tak menjawabnya mengalihnya dengan bertanya dimana rumahnya, Na Ri menunjuk ada sebelah sana dan mereka hampir sampai. Hwa Shin terus berjalan seolah tak memperdulikanya. Na Ri merasa tidak tahu caranya berterimakasih karena belum pernah ditemani supir taksi berjalan menuju rumah. Hwa Shin mengejek Na Ri itu beruntung karena bertemu dengan supir taksi menemaninya berjalan menuju rumah.
“Reporter Lee. Apa Kau tidak akan bertanya aku mabuk dengan siapa?” tanya Na Ri mengoda. Hwa Shin sinis merasa tak perlu karena tidak penasaran.
“Yah.. Kau memang tidak pernah penasaran tentangku.” Ucap Na Ri mengerti

Hwa Shin berjalan lalu melihat pakaian Na Ri serba terbuka, akhirnya melepaskan jasnya dan memberikanya. Na Ri menerimanya dengan senyuman bahagia karena Hwa Shin akhirnya memberikan perhatian padanya. Hwa Shin berjalan lebih dulu bersikap seolah-olah tak peduli. 
Dae Goo melihat paman Kim yang mengendong Bbal Gang merasa lebih baik ia saja yang mengendong karena pasti berat. Kim Rak rasa tak perlu tapi mereka harus memastikan untuk memindahkan mobi jika mobil di depan restoran mau keluar. Dae Goo mengerti.
Chi Yeol melihat kakaknya yang sedang berjalan dengan seorang pria dan memegang lenganya karena hampir jatuh. Dae Goo merasa tidak pernah melihat Na Ri bersama seorang pria. Kim Rak melihat Na Ri bis menduga kalau pasti sedang mabuk.
Na Ri terlihat benar-benar sexy saat dia menyiarkan cuaca hari ini. “ kata Dae Goo
Jangan bicara begitu tentang Na Ri, sekarang Berhenti membicarakan dia dan ayo pergi.” Kata Paman Kim
Chi Yeol terlihat khawatir ingin mengejar kakaknya, Dae Goo menahanya  menyuruh untuk membiarkan saja. Paman Kim menyuruh Dae Goo untuk membawa Bbal Gang karena  ingin melihat wajah lelaki yang membuat seroang gadis yang mabuk. Dae Goo mengeluh pada keduanya, menurutya lebih baik biarkan Na Ri pergi berkencan. Keduanya pun tak berbuat apapun 

Na Ri mengembalikan jas Hwa Shin karena sudah masuk ke lingkungan rumah, lalu bertanya-tanya Apa yang harus dilakukan mulai besok. Hwa Shin menyuruh Na Ri  Pergi kencan buta lalu menikah. Na Ri tertunduk kecewa, Hwa Shin merasa Na Ri akan berpikir dirinya itu jahat.
Kau harus menemukan seseorang yang lebih baik dariku.” Kata Hwa Shin
“Apa ada Seseorang yang lebih baik darimu? Apa itu bisa terjadi pada seseorang yang baru dipecat dan tinggal di atap ? Bahkan kau di luar tandinganku.” Kata Na Ri,
“Tapi Baik, aku ingin bertemu seseorang yang lebih baik darimu... dan mencintainya dengan sepenuh hati bahkan jika itu tidak berhasil” ungkap Na Ri
Kau menunjukkan dirimu yang sebenarnya ketika kau mabuk.” Komentar Hwa Shin
Na Ri berhenti melangkah, Hwa Shin bertanya apakah ini rumahnya. Na Ri membenarkan. Hwa Shin menyuruh Na Ri segera masuk. Na Ri akan masuk teringat sesuatu, kembali membalikan badan bertanya kenapa Hwa Shin tadi meneleponnya. Hwa Shin mengatakan kalau  salah memencet tombol menurutnya mana mungkin menelp Na Ri. Na Ri pikir juga tak akan mungkin Hwa Shin menelpnya lebih dulu.

Hwa Shin menyakinkan kalau memang seperti itu, Na Ri merasa kalau ternyata memang seperti itu. Hwa Shin dengan memalingkan wajahnya mengaku itu yang sebenarnya. Na Ri menatap Hwa Shin yang memalingkan wajahnya dengan sedih, Hwa Shin pun memilih untuk segera pergi tanpa mau menatapnya. 
Hwa Shin melewati jalan menurun, Bbal Gang seperti tersadar melihat pamanya dan langsung menutupi wajahnya. Hwa Shin pun tak menyadari ada keponakanya yang dicarinya, Dae Goo menahan tangan Chi Yeol agar tak bertindak saat Hwa Shin melewati mereka. Bbal Gang menatap pamanya dengan tatapan sinis saat Hwa Shin pergi menjauh.
Flash Back
Bbal Gang mengunakan papan protes di gedung SBC bertuliskan [Tolong Koreksi! Ayahku bukanlah seorang penipu.] Nenek Bbal Gang datang melihat cucunya yang melakukan protes meminta agar menghentikannya dan mengajak pergi. Hwa Shin keluar bersama dengan dua kakak iparnya, terlihat mata Hwa Shin berkaca-kaca melihat keponakan yang disayanginya melakukan protes. Ja Young menyapa ibu mertuanya.
“Bbal Gang... Kau pikir... hidup rendah seperti ini akan membuka matanya sedikit saja jika kau berdiri di sini seperti ini? Aku sudah tidak menganggap dia anakku lagi.  Dia bukan pamanmu atau saudara iparmu.” Ucap Ibu Hwa Shin marah lalu mengajak mereka semua pergi.
Sung Sook menatap Hwa Shin terlihat ikut sedih, lalu menghampiri anaknya. Ibu Hwa Shin mendorongnya tak ingin cucunya disentuh oleh Sung Sook, lalu mengumpat pada anaknya yang lebih buruk dibanding anjing. Ja Young mengajak Bbal Gang untuk segera pergi dari kantor SBC. Hwa Shin menahan rasa sedihnya karena berita yang diangkatnya membawa seluruh keluarga membencinya. 

Na Ri mencuci wajahnya diluar rumah, lalu mengeluarkan ID Card SBC yang selama ini di miliknya. Chi Yeol pulang kerumah melihat kakaknya yang duduk sendirian dan duduk disampinganya. Na Ri heran melihat sang adik hanya diam menatapnya. Chi Yeol bertanya apakah ada yang ingin dikatakan kakaknya sekarang. 
Haruskah aku berhenti kerja dan melakukan hal lain?” ucap Na Ri
Bukannya kau berencana... untuk bersiap tes pembawa berita saat kau menjadi peramal cuaca? Jangan berhenti, karena kau tidak pernah tahu.  Aku suka bahwa kau adalah pembaca ramalaan cuaca dan bangga denganmu.” Ucap Chi Yeol, Na Ri pikir apa yang dibanggakan dengan perkerjaanya itu.
“Apa Kau ingin jadi pembawa berita ?” tanya Chi Yeol, Na Ri membenarkan.

Apakah kau tahu kenapa tali... name tag-ku berwarna merah dan Pembawa berita itu berwarna biru.?” Ucap Na Ri, Chi Yeol heran kakanya itu membahas tentang tali.
Kau tidak pernah tahu kapan pembawa ramalan cuaca akan dipecat.  Sementara Penyiar selalu aman dengan tali berwarna biru.  Mereka adalah pekerja tetap dan hanya pekerja tetap yang punya tali warna biru.  Aku tidak tahu apa ini karena aku punya tali warna merah, tapi aku tidak penasaran tentang orang seperti apa... mereka itu yang ada di stasiun penyiaran.  Aku hanya melihat warna tali mereka.” Cerita Na Ri
Apa Kau tahu betapa pentingnya itu untuk menemukan garis yang tepat? Aku belajar di akademi, dilatih untuk menjadi pembaca berita selama 2 tahun, lalu 2 kali gagal tes pembaca berita dan ternyata menjadi peramal cuaca.  Ini sudah 4 tahun. Aku tidak tahu apa yang bisa dilakukan lebih baik dari yang sekarang atau apa yang aku sukai.  Mimpiku adalah setidaknya menjadi pembaca berita dan pekerja tetap” kata Na Ri, Chi Yeol hanya mendengarkan curhata dari sang kakak. 


Rak pasta
Chef Kim selesai berkerja pamit pada semua pegawainya, lalu melewati meja yang duduki oleh tiga remaja meminta mereka untuk memastikan Bbal Gang makan. Dae Goo dengan baik hati menyuapkan spaghetti agar Bbal Gang mau makan tapi Bbal Gang tetap menutup mulutnya.
Berhenti membuat kehebohan tentang ayahmu yang sakit. Aku sudah tidak tahan lagi. “ ucap Chi Yeol beranjak pergi.
Bisakah kau membantuku? Jika kau mau, maka aku akan makan.” Kata Bbal Gan melirik Chi Yeol. 

Hwa Shin pulang ke rumah yang gelap langsung membuka kulkas, tiba-tiba ia terdiam didepan kulkas.
Flash Back
Seorang dokter menyuruh Hwa Shin segera duduk, Hwa Shin binggung karena berharap kalau dokternya itu pria, Dokter memberitahu Hwa SHn telah dipindahkan oleh ortopedis sebagai pasienya. Hwa Shin tahu nama dokternya itu Geum Suk Ho jadi sudah jelas mengharapkan dokter pria.
“Apa Kau mengenal ortopedis kami?” tanya Dokter Geum, Hwa Shin mengatakan tak tahu.
Karena kau pasien pria, maka kami memutuskan untuk menemuimu secepat mungkin.” Kata Dokter Geum, Hwa Shin pikir lebih baik dokternya hanya memanggilnya pasien saja.
Kami akan memberitahumu hasil tesnya sesegera mungkin.” Kata Dokter Geum, Hwa Shin mengerti tapi terlihat acuh
“Apa Kau lebih memilih dokter pria?” tanya Dokter Geum lalu meminta sesuatu pada perawat memberitahu Dr Choi tersedia dalam 2 bulan
Dokter Geum bertanya apakah Hwa Shin ingin kembali lagi nanti, Hwa Shin pun terpaksa langsung membuka bajunya, si perawat melirik ingin melihat  bentuk dada yang kekar. Dokter Geum heran melihat Hwa Shin membuka baju didepanya. Hwa Shin mengatakan kalau ingin mempersingkat waktu. Dokter Geum meminta Hwa Shin berganti di ruang ganti dan menyuruh perawat menunjuk jalanya. Hwa Shin mau tak mau harus keluar dari ruangan. 

Hwa Shin melihat dibagian ruang tunggu lebih banyak wanita yang ingin melakukan tes pengecekan payudara, lalu berpura-pura sedang menunggu seseorang dan lupa membawa tas yang dipegangnya. Ketika duduk dibangku, beberapa wanita sedang membahas Temannya yang terkena kanker payudara stadium akhir dan menyebar begitu cepat.
Akhirnya Hwa Shin masuk ruang ganti dengan menutup tirai agar tak ada yang melihat seorang pria ingin mengecek bagian payudaranya. Tubuhya terlihat lemas sebelum melakukanya. Hwa Shin sudah berganti pakaian dan mengecek bagian payudara dengan USG. Dokter memberitahu melihat nodul yaitu ada dia Bagian putih pada gambar jadi mereka akan lakukan biopsi.  Hwa Shin kaget mendengarnya.
Dokter membawa Hwa Shin yang sudah bertelanjang pergi ke sebuah ruangan, meminta agar memegang bagian tiang dan meminta agar menempel. Hwa Shin seperti risih saat Dokter memegang bagian dadanya, merasa kalau bisa melakukanya sendiri dengan mendekatkan pada alat. Dokter memberitahu akan terasa sakit lalu menginjat pedal dibawanya.

Mesin seperti mulai mengepres bagian dada Hwa Shin dengan perlahan. Dokter mengatakan Semakin terasa sakit, maka semakin kuat dadanya,  jadi itu artinya tubuhnya masih muda. Hwa Shin merasakan kesakit saat alatnya berhenti. Dokter meminta agar Hwa Shin bertahan dan  melakaukan sesuatu agar hasil yang akurat lalu memutar tombol.
Hwa Shin menahan rasa sakitnya dengan urat-urat yang keluar disekitar leher, payudaranya seperti terus ditekan seperti tomat yang diremas tangan sampai hancur dan juga jerus peras, akhirnya terdengar jeritan keras. Semua yang sedang menunggu sampai terkejut mendengarnya,
Dokter berkomentar kalau pemeriksaan itu tak ada apa-apanya dibanding melahirkan. Hwa Shin menahan rasa sakitnya, Dokter meminta agar Hwa Shin terus bernafas. Hwa Shin panik menurutnya mana mungkin bisa bernafas saat seperti ini. Dokter akhirnya meminta agar Hwa Shin menahan nafas, setelah itu menekan didepan layar komputer. Hwa Shin merasakan seperti badanya di jepit oleh alat pengucap kacang sampai terbuka. 


Hwa Shin keluar dari ruangan dengan tatapan kosong, dengan jubah sedikit terbuka. Pasien lain berbisik karena melihat Hwa Shin ternyata ikut check up seperti perempuan lainya. Hwa Shin menarik jubah pinknya dan berjalan ke tanga darurat.
Saat itu menelp Na Ri dari rumah sakit, Na Ri sedang menaiki tangga dengan nafas terengah-engah bertanya ada apa menelpnya, Hwa Shin mengatakan kalau hanya ingin menelp. Na Ri memberitahu akan segera siaran lalu menutup telpnya. Hwa Shin mengaku hanya memikirkan Na Ri untuk saat ini. 

Hwa Shin terdiam didepan kulkasnya, karena Na Ri yang membuatnya bisa mengetahui yang terjadi pada dadanya. Sementara Jung Won sama membuka kulkas mengambil sekaleng bir lalu duduk diruang tengah sambil menerawang.
Jung Won teringat dengan Na Ri yang merasa kalau ia pasti tidak butuh teman atau pacar lagi, Jung Won hanya menatap dengan senyuman. Na Ri tertawa  sambil meminta maaf karena dirinya  selalu butuh teman dan pacar.
Jung Won tersenyum mengingatnya lalu mengambil ponselnya, tapi dibuat binggung karena operator tidak mengatakansebagi panggilan luar negeri, ketika ponsel diangkat, Jung Won bertanya pada temanya apakah ada di Korea. 
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. Biopsi mmg menyakitkan ....meski alatnya canggih, tdk mengurangi kesakitannha yah......pengalaman.
    Kamsahamnida bak diyah.

    BalasHapus