PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 24 September 2016

Sinopsis K2 Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Dua penjaga yang melihat segerombolan pria bertopeng mencoba menghadang jalan, akhirya kembali berkelahi. Je Ha berhasil mengikat dan menuruni tali melihat dari kaca si nenek sedang membersihkan lantai melambaikan tanganya. Saat itu pria bertopeng berhasil masuk ruang kerja, Je Ha mengetuk jendela ingin memberitahu si nenek.
Tapi si Nenek seperti tak sadarkan diri, saat itu juga seorang pria langsung memukul kepalanya dari belakang. Si Nenek pun terjatuh dengan luka dibagian kepalanya. Je Ha melihat si pelaku bertopeng yang memukul sang nenek, sementara pria bertopeng lain sudah siap dengan kamera. Si wanita yang berhasil menidurkan Se Joon lalu berpura-pura seperti sedang tidur sambil berpelukan.
Seorang petugas berhasil menekan tombol peringatan, alarm pun berbunyi dan semua pintu juga terkunci. Si wanita panik mencoba keluar tapi tak bisa kunci dan berteriak meminta tolong. 

Si petugas yang ada dibawah mendengar bunyi alarm langsung berlari masuk dan melihat dari CCTV sedang ada perkelahian. Kepala Jo menelp anak buahnya, memberitahu sedang dalam perjalanan sekarang dan memerintahkan agar Jaga semuanya sampai ia tiba.
Je Ha melihat nenek yang terbaring tanpa ada yang menolongnya, lalu berusaha memecahkan kaca tapi tak  bisa. Si wanita yang ada didalam kamar panik karena terkunci dan takut kalau sampai nanti Se Joon lebih dulu bangun, komplotan bertopeng meminta agar menjauh dari pintu supaya bisa mendobraknya.
Akhirnya Je Ha melempar obeng dan berhasil membuat retakan, dan langsung menendangnya kuat-kuat.Ia masuk ke dalam gedung ingin membantu nenek, tapi harus berkelahi denga pria bertopeng dan sempat melihat luka bakar dibagian salah satu anggotanya. 

Polisi akhirnya datang ke gedung, didepan gedung pria yang mengemudikan mobil memberitahu kalau polisi sudah datang. Si pria bertopeng bisa mendengarnya menyuruh semua anak buahnya segera pergi. Je Ha membuka kemejanyaa agar menghentikan darah sang nenek. Akhirnya polisi datang dengan petugas keamanan.
Si petugas  bertanya dengan keadaan Se Joon sekarang, Polisi melihat kalau pintunya tak bisa terbuka. Je Ha berteriak menyuruh agar memanggil ambulance segera,  Si petugas melihat si Nenek yang sudah terbaring dengan penuh darah, lalu meminta agar anak buahnya memanggil ambulance segera dan juga membuka pintu kamar Se Joon. 

Di acara talk show
Si pembaca acara mulai membahas Yoo Jin menjadi seorang istri yang mendukung dan ada pembicaraan atas keberhasilan suaminya itu  hampir seluruhnya karena mertuanya. Yoo Jin terlihat gugup, dengan santai bertanya apakah Se Joon itu  memiliki mertua lain selain orang tuanya sendiri.
Tapi tetap saja, kau putri sulung dari Presdir JB Group. Dan memang benar bahwa JB Group adalah konglomerat paling kuat di negara kita.” Kata si pembaca acara
Sejujurnya, Aku merasa sedikit kasihan dengan suamiku karena harus bertemu dengan seorang wanita seperti aku. Jika dia bertemu dengan wanita lain maka ia pasti akan menjadi menantu yang baik untuk keluarga lain.” Ucap Yoo Jin
Oh...tampaknya ada beberapa kesulitan di masa lalu.” Komentar si pembaca acara
“Mendiang ayahku... benar-benar tidak ingin menantu yang bekerja di bidang politik.” Cerita Yoo Jin
Tunggu. Jadi Alasan mengapa Presdir Choi, Mendiang ayah anda... memutus hubungan dengan anda, putrinya adalah karena suami anda?” ucap Si pembawa acara, Yoo Jin hanya terdiam, lalu Pembaca acara pun meminta maaf karena tampaknya menyinggung topik yang sensitif.
“Ah.. Tak masalah.. Pria dan wanita keduanya harus setia dengan yang mereka cintai, kan?” kata Yoo Jin, Pembaca acara merasa kalau Yoo Jin benar-benar mencintai suaminya.
Sampai anda merelakan posisi sebagai pewaris perusahaan untuknya.” Kata Pembawa acara
Iya... Dan sejujurnya, aku masih.. menghormati orang itu.” kata Yoo Jin, semua yang menonton mengangguk-anggukan kepala seperti terkesima.

Ambulance akhirnya datang, wartawan diluar melihat salah satu korban si nenek mencoba mencari tahu tapi terlihat si nenek sudah mendapatkan pertolongan pertama.
Je Ha sudah kembali ke dalam truknya dan meninggalkan gedung. Kepala Jo melihat ada bekas obeng diatas meja dan juga kaca yang pecah lalu bertanya apakah orang itu bekerja di sebuah perusahaan iklan, petugas membenarkan. Tapi kepala Jo melihat orang itu bisa memecahkan kaca tebal hanya dengan obeng saja. 

Di studio
Pembawa acara mengartikan Yoo Jin sudah tidak memiliki saham JB Grup lagi, karena yang ia tahu bahwa Yoo Jin memiliki cukup banyak warisan, bahkan sebelum pernikahannya. Yoo Jin terlihat gugup lalu bersikap santai mengartikan maksunya itu saham ketika masih lajang.
Aku sudah menyumbangkannya sudah lama.” Ucap Yoo Jin, pembaca acara bertanya apakah itu disumbangkan Yayasan Beasiswa Pyeongchang. Yoo Jin membenarkan.
Namun, saya mendengar bahwa ada hubungan khusus antara anda dan dua direktur dewan. Jika itu benar, bukannya anda masih memiliki banyak saham JB Group?” kata si pembawa acara terdengar sedikit menyentil.
Seketaris yang dibelakang seperti berbisik, lalu diruang kontrol kalau mendapatkan permintaan dari pihak Yoo Jin agar berhenti sejenak. PD pun memutuskan mereka akan jeda iklan lebih dulu. Si pembaca acara pun akan melanjutkan ini setelah beberapa iklan.

Akhirnya Yoo Jin mematikan micnya, dan meminta si pembaca acara juga melakukan. Ia memanggil nama Ji Yeon dan Yoo Jin pun memanggilnya “kakak”. Yoo Jin menegaskan kalau sebelumnya sudah bilang bahwa tidak ingin berbicara tentang itu. Ji Yeon pikir Bukankah lebih baik kalau ia yang melakukan ini daripada orang lain.
Itu benar dan Itu akan menyakitkan bagiku siapapun yang menanyakan tentang hal itu. Setiap orang memiliki titik lemah, Sama seperti masalah tentang anakmu.” Ucap Yoo Jin, Ji Yeon terlihat gugup dan diam, PD memberitahu kalau jeda iklan akan segera berakhir dan meminta agar menyalakan micnya lagi.
Maaf, Unni.... Aku berlebihan.” Ucap Ji Yeon, Yoo Jin kembali tersenyum  agar mengikuti saja naskahnya.

Di ruangan make up
Salah seorang wanita membersihkan make up diwajah Yoo Jin berkomentar  sangat tersentuh oleh wawancaranya. Yoo Ji mengaku sangat gugup. Si wanita memuji Yoo Jin yang tampak begitu alami dan begitu cantik. Sek masuk ruangan meminta agar keluar sebentar, si wanita pun akan keluar dari ruangan dan nanti ia yang akan membersihkan make up.
Yoo Jin memanggilnya dengan memberikan kue yang dibuatnya sendiri dengan mengucapkan terimakasih. Si wanita terlihat senang hati lalu bertanya apakah ia bisa mengambil foto dari kuenya. Yoo Jin rendah hati merasa tak perlu, tapi akhirnya memperbolehkanya.
Si wanita mengatakn tidak akan makan kue itu dan menyimpannya selamanya lalu mengambil foto dengan background tas milik Yoo Jin, lalu keluar ruanga dengan hati bahagia tak lupa mengucapkan terimakasih. 

Sekertarisnya lalu berbisik di kuping Yoo Jin, seperti memberitahukan berita yang terjadi pada suaminya. Yoo Jin tak percaya kalau terjadi lagi bertanya Siapa yang melakukannya sekarang.
Penyelidikan belum bisa memastikan, tapi... tapi aku yakin mungkin Tuan Park yang ada dibalik semua ini.” ucap Sekertarisnya, Yoo Jin dengan sinis merasaTidak salah lagi.

Si wanita menguploud foto dengan caption  Kue yang dibuatkan Nyonya Yoo Jin untukku!  Di belakangnya adalah tas yang telah digunakannya selama 20 tahun.  Aku menghormatimu dan mencintaimu, Ibu! Hati, hati!
Teman yang lainya datang bertanya apa yang dilakuka wanita itu, Si wanita memberitahu kalau mendapatka kue yang dibuat sendiri oleh Yoo Jin, temanya tak percaya kalau itu dibuat sendiri oleh Yoo Jin lalu meminta agar diberikan satu saja. Si wanita tak memberikanya, sementara dibelakang mereka terlihat Ji Yeon mendengar pembicaran keduanya menatap sinis. 

Sek bertanya apa yang akan mereka lakukan sekarang, Yoo Jin memerintahkan agar mengubah keadaan,  dengan kelihatannya ada yang menyerang kantor. Sekertarisnya mengerti lalu bertanya dengan gadis  yang bersama suaminya.
Biarkan saja dia untuk saat ini, Dia pasti ada gunanya nanti.” Kata Yoo Jin, lalu melihat wajahnya dicermin merasa mulai keriput di usia tuanya.
Ia lalu bertanya berapa usia si gadis itu, Sekertarisnya sempat kaget lalu menyebutkan berusia akhir dua puluhan. Yoo Jin masih bisa bernafas lega karena setidaknya  wanita itu tidak di bawah umur.

Se Joon menelp didalam mobil dengan menyindir kalau ia akan makan sarapan yang Yoo Jin buat mulai besok lalu berkomentar itu pertunjukan bagus. Ia bisa tahu kalau Yoo Jin  akan mengurusnya lalu memberitahu tentang pegawai yang memperbaiki banner itu agar mengurusnya juga karena sebelumnya melihat wajahnya. Yoo Jin mengerti.

Yoo Jin menelp Direktur lain dengan dingin bertanya Apa ada sesuatu yang anda sembunyikan darinya. Si Direktur mengatakan tentu saja tidak ada.  Yoo Jin tahu benar-benar tidak boleh seperti ini tapi mulai curiga. Direktur menyakinkan kalau tidak seperti itu maksudnya
Aku hanya tidak ingin membebanimu jadi aku mengurusnya sendiri, dan kemudian... Aku minta maaf.. Aku akan pastikan untuk mengurusnya dan melaporkan kembali kepada anda.” Kata Direktur lalu menutup telpnya.
Direktur mengumpat kalau Yoo Jin bisa mengetahuinya, lalu bertanya pada pengawalnya apakah mereka sudah dalam perjalanannya. Pegawalnya mengatakan mereka akan menangkap segera. Direktur mengeluh karena  harus kesulitan karena pegawai perusahaan iklan itu.

Je Ha sudah kembali ke dalam rumah memasukan semua baju ke dalam tas, mobil pasukan kepolisian datang, Je Ha bisa mendengar karena bunyi penutup lubang. Kepala Jo memeriksa bagian CCTV yang merekam saat Je Ha berkelahi melawan pria bertopeng. Lalu tiba-tiba ia bisa melihat sesuatu dan meminta video agar diulangi, seperti bisa melihat itu adalah Je Ha. 
Semua tim sudah mengepung tempat Je Ha dari luar, Je Ha di lantai dua melihat orang-orang yang berusaha mengepungnya. Direktur sudah ada diruangannya, Kepala Jo masuk meminta agar Direktur memanggil pasukanya kembali. Direktur pikir kenapa harus menariknya.
Jika tidak, semua orang itu mungkin akan mati di tangannya.” Ucap Kepala Jo, Direktur binggung apa maksudnya itu.
Semua pasukan memotong rantai yang ada didepan pintu dan mulai masuk ke tempat Je Ha tinggal. Yang lainya mengambil tanga untuk masuk dari arah lainya. Sementara di ruangan, Direktur tertawa lebar berkomentar Kepala Jo itu lucu sekarang.
Orang-orang kita berada dalam bahaya!” kata Kepala Jo
Jadi maksdumu, apa kau, Kolonel Jo... ...oh, maksudku, Kepala Jo. Apa Dia seseorang yang kau latih saat kau berada di pasukan khusus?” ucap Direktur, Kepala Jo membenarkan.
Beberapa petugas mulai menyusuri tempat Je Ha, sementara Je Ha sudah bersiap-siap dengan sarung tanganya.
Baiklah kalau begitu... Sepertinya kau mencoba memberitahuku bahwa dia agen terkuat yang kau latih...” ucap Direktur, Kepala Jo mengatakan kalau bukan itu maksudnya.
“Kepala Jo... Sepertinya kau tidak mengerti dengan perkataanku. Aku bahkan mengirim satu tim untuk menangkap dia. Apa Kau mengerti? Ini adalah tim ofensif JSS, perusahaan keamanan terbaik di Korea!” kata Direktur tak percaya
Anda akan segera menyadari apa yang aku katakan.” Kata Kepala Jo berdiri dari tempat duduknya dan keluar ruangan, Direktur sempat mengumpat marah dengan tingkah Kepala Jo. 


Salah petugas masuk kamar melihat banyak barang yang berantakan ketika berbalik melihat Je Ha sudah ada didepanya. Perkelahian dimulai dan dengan mudah Je Ha membuatnya tak sadarkan diri. Kepala Jo keluar gedung dengan wajah panik, meminta anak buahnya agar bisa pergi bersamanya.
Petugas lain mencoba menyusuri tempat Je Ha, saat itu Je Ha sengaja mematika aliran listrik dengan membawa alat penyemprot catnya sengaja membuat dua petugas tak bisa melihatnya. Polisi melepaskan tembakan tapi tapi Je Ha sudah menghilang, tak sengaja menyentuh bagian radio dan lagu seriosa pun terdengar.
Je Ha kembali bisa melumpuhkan dua orang dengan mudah, lalu salah seorang masuk ke dalam gedung. Je Ha sempat terkena peluru tapi bisa menghindarianya dan membuat si petugas berguling kebawah. Dua polisi lain kembali berkelahi. 
Si pengaja pintu tak menerima balasan dari temanya ikut masuk ke dalam, Je Ha bisa melepaskan peluru dari dalam pistol, ketika si polisi ingin mengeluarkan yang lainya, saat itu dari belakang Je Ha sudah menembaknya dengan pistol listrik. Je Ha keluar dari rumahnya dengan membuang ponselnya di jalanan. 

Kepala Jo dan anak buahnya masuk ke tempat Je Ha, salah seorang petugas sadarkan diri dan beberapa yang lainya juga ikut sadar. Anak Buah kepala Jo bertanya apa sebenarnya yang terjadi . Kepala Jo langsung mengucap syukur. Anak buahnya binggung. Kepala Jo bersyukur karena tidak ada yang mati.

Se Joon baru pulang melihat istrinya yang duduk di ruang tengah lalu bertanya apa yang sedang dilakukanya. Yoo Jin mengatakan Sepertinya akan tidur terlambat hari ini karena harus menghadiri acara. Se Joon bertanya  Apa ada orang lain yang menyebabkan masalah di sekitarnya selain dirinya.
Putrimu.” Kata Yoo Jin, Se Joon mendekat sambil menarik pinggang istrinya bertanya ada apa dengan An Na.

Dia kabur lagi, seharusnya dia sudah dewasa sekarang. Tapi tampaknya tidak seperti itu.” ucap Yoo Jin sinis lalu melepaskan tangan Se Joon yang memegang pingangnya.
“Apa Mungkin itu karena apel tidak jatuh jauh dari pohonnya?” sindir Yoo Jin
Jika sesuatu terjadi pada anak itu... maka kontrak kita batal demi hukum. kau tahu itu, kan?” kata Se Joon mengancamnya. Yoo Jin pun hanya diam saja. 


An Na kembali kabur dari tempat biarawati, sementara di tempat lain terlihat ada peragaan busana oleh seorang designer. An Na terus berlari tak ingin kembali ditangkap, si designer akhirnya menyudahi pegelaran dengan naik keatas panggung bersama model-modelnya.
Designer bersama dengan dua modelnya pulang dengan mobilnya terlihat bahagia, An Na yang menyeberangi jalan tak melihat ada mobil lewat, saat itu mobil pun berhenti dengan mendadak. An Na seperti kembali mengingat bayangan saat dirinya memberikan sebotol pil tidur lalu menjerit  Tidak mungkin dengan wajah histeris ketakutan ditengah jalan.
bersambung ke episode 2  

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar