PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 17 Desember 2016

Sinopsis Weightlifting Fairy Kim Bok Joo Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright :MBC

Nan Hee masuk kamar melihat Bok Joo yang masih tertidur padahal sudah terlambat dan menyuruhnya untuk segera bangun. Sun Ok membuka selimutnya mengajak agar pergi ke kantin dengan membelikan sosis. Bok Joo langsung menolaknya.
“Jangan bicara omong kosong.Kau melewatkan sarapanmu.Bagaimana bisa kau menolak sosis?” rengek Nan Hee meminta agar Bok Joo bangun.
“Tinggalkan aku sendiri.Aku ingin tidur.” Kata Bok Joo benar-benar tak punya gairah.
Nan Hee mengejek Bok Joo itu putri tidur, Sun Ok mengajak pergi saja karena mungkin Bok Joo kelelahan setelah pertandingan. Nan Hee heran kalau bukan hanya Bok Joo yang ikut kompetisi itu tapi kenapa hanya Bok Joo yang selelah itu, Sun Ok berharap Ketika Bok Joo bangun nanti bisa seceria dulu lalu mengajak Nan Hee pergi. Bok Joo hanya bisa menangis sendirian dalam kamarnya. 

Nan Hee mengeluh dengan Bok Joo itu yang tak bisa dimengertinya, menurutnya Pertandingan sudah selesai jadi seharusnya merasa lega, tapi kenapa masalah tingkahnya seperti itu. Ditambah lagi menjadi juara pertama.  Sun Ok juga merasakan hal yang sama, tapi ia melihat Bok Joo yang bekerja keras untuk menaikkankelas beratnya.
Ia pikir Bok Joo Mungkin merasa sedikit hampa. Nan Hee pun juga tak tahu karena tidak pernah jadi juara pertama. Tae Kwon lewat didepan mereka, Nan Hee langsung memanggilnya. Sun Ok mengeluh meminta jangan memanggilnya karena terlalu berisik. Nan Hee pikir Tae Kwon itu baik dan semakin melihatnya, maka semakin berpikir kalau dia imut.
“Jika aku tidak juga mendapat pacarsampai akhir tahun ini, maka aku akan menggodanya dan membuatnya jadi kekasihku.” Kata Nan Hee centil 

Ketiganya pun duduk bersama Tae Kwon menceritakan saat Bok Joo datang masuk ke tempat latihan renang dan mengajak Joon Hyung keluar, melihat reaksi dua teman Bok Joo seperti belum mengetahuinya.
“Dia kelihatannya sangat marah.Sejak saat itu, Joon Hyung jugajadi senang marah-marah.Sepertinya sesuatu terjadi diantara mereka berdua.” kata Tae Kwon. Sun Ok bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi pada mereka berdua
““Bukankah itu sudah jelas?Aku tahu ini akan terjadi suatu hari nanti.Baik wanita atau pria,jika kau terlalu dekat dengan seseorang maka pada akhirnya kau akan melewati batas.” Kata Tae Kwon, keduanya terkejut.
“Joon Hyung pasti sudah terlalu banyak menggodanya...dengan memanggilnya "Gendut". Padahal Aku sudah menyuruhnya untuk tidakmelakukan itu berkali-kali,tapi sepertinya dia bertengkarbesar dengan Bok Joo.” Jelas Tae Kwon, Nan Hee mengaku sangat kaget saat Tae Kwon mengatakan keduanya sudah melewati batas.
“Ah, aku pikir maksudmu adalahsesuatu yang lain. Tidak ada kesempatan sedikitpununtuk hal seperti itu terjadi.Kau jangan khawatir.Joon Hyung adalah anak yang tidak dewasa,jadi dia menyukai gadis yang cantik.” Kata Tae Kwon
Nan Hee meniruskan pipinya dengan menanyakan pedapat Tae Kwon tentang dirinya, dan bertanya gadis seperti apa yang disukainya. Tae Kwon mengaku kalau ia menyukai  gadis yang cantik dengan melirik ketakutan. Saat itu Pelatih Yoon lewat didepan mereka, ketika ingin menyapanya seperti pelatih Yoon buru-buru masuk kedalam gedung administrasi.

Pelatih Yoon bertemu dengan seorang pria diruangan seperti tak percaya. Si pria memberitahu pegawainya yang bernama Joo Yeon bilang kalau Pelatih Choi menelp dan memohon padanya untuk memberikan biaya operasionalnya duluan. Saat itu Pelatih Choi datang, Pelatih Yoon memastikan dengan memanggilnya.
“Pelatih Choi. Kau harus bicara pada mereka.,, Mereka terus berbicara omong kosongtentang bagaimana kau menggunakan...biaya operasional.” Kata pelatih Yoon, Pelatih Choi mengaku kalau memang benar melakukannya. Pelatih Yoon kaget mendengarnya lalu menarik keluar ruangan agar bisa bicara berdua saja.

“Aku menggunakannya untuk urusan pribadi.Maafkan aku.” Kata Pelatih Choi, Pelatih Yoon ingin tahu alasan pribadi apa maksudnya.
“Apa alasan yang sangat penting itusampai-sampai kau harus menggunakan...biaya operasional?” tanya Pelatih Yoon, Pelatih Choi hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya. Pelatih Yoon hanya bisa menghela nafas dengan wajah kebingungan 


Di ruangan
Semua tim sedang berlatih bersama-sama, Sang Chul memanggil Woon Gi. Bertanya berapa lama akan melakukan peregangan karena seharusnyaLatihansudah dimulai 10 menit yang lalu. Min Young juga binggung kenapa dua pelatih mereka juga belum ada diruangan.
“Apa mereka mengatakan sesuatu padamu, Woon Gi?” tanya Min Young, Woon Gi mengelengkan kepala dan akan mencoba menghubungi keduanya, saat itu pelatih Yoon datang dengan wajah tak karuan.
“Woon Gi.  Kau harus mengambil alih latihan hari ini. Seperti kemarin, buat mereka mengulang setiap set empat kali, oke?” kata Pelatih Yoon lalu kembali masuk ruangan.
Semua melihat sikap pelatih Yoon merasa kalau  tidak terlihat baik-baik saja. Mereka pun bertanya keberadaan pelatih Choi sekarang. Nan hee menceritakan sebelumnya Prof Yoon terlihat sangat pucat berlari ke kantor kepala. Mereka pun bertanya-tanya apa yang terjadi disana. Woon Gi menyuruh semuanya agar tak bergosip lagi dan memulai latihan. 
Woon Gi akan masuk ke dalam ruangan, terdengar Pelatih Yoon yang sedang berbicara di telp. Pelatih Yoon menyakinkan kalau Pelatih Choi melakukan ada alasannya jadi meminta agar mengurus semaunya dan tidak akan menggunakan uangitu untuk alasan pribadinya.
“Ini 3 juta won dan tidak masuk akal.” Kata Pelatih Yoon, Woon Gi mendengar nominal angka sempat terkejut dan memilih untuk keluar.

Pelatih Choi baru saja akan masuk, Woon Gi langsung mendekatinya bertanya  Darimana uang untuk biaya penyelesaian kasusnya. Pelatih Choi  pikir Woon Gi tak perlu tahu.  Woon Gi sudah dengar ada masalah dengan uang operasional dan tidak sengaja mendengar percakapan Profesor Yoon di telepon.
“Apa uang itu dari biaya operasional? Apa kau menggunakan uang operasional karena aku?” kata Woon Gi, Pelatih Choi seperti tak bisa berkata-kata
“Jika aku tahu, maka aku tidak akan menerima uang itu meskipun aku harus masuk penjara. Jadi Aku akan memberitahukan ini ke kantor kepala.” Kata Woon Gi, Pelatih Choi menghentikan langkah anak didiknya.
“Meskipun kau pergi sekarang, aka tidak akan ada yang berubah. Itu benar, aku menggunakan dana sekolah. Dan Ini salahku jadi Kau harus tetap diam.” Perintah pelatih Choi
Woon Gi pikir mana mungkin bisa tetap diam karena Semua ini terjadi karena dirinya. Pelatih Choi menegaskan kalau ia yang sudah  membuat keputusannya, jadi jangan mengacau dan tetaplah diam, dengan mengancam jika masih tetap memberitahu mereka setelah ini, maka tidak akan mau melihatnya lagi. Woon Gi pun hanya bisa diam tanpa berbuat apa-apa. 


Joon Hyung berlatih di ruangan fitness, tapi terlihat tak konsentrasi lalu  teringat kembali saat berbicara dengan kakaknya dimalam itu penuh emosi.
“Kenapa kau tidak bisa melihat... kalau perhatianmu pada orang lain... bisa menyakiti perasaan mereka?” Ia menatap ponselnya dan berpikir untuk menelp kakaknya tapi diurungkan niatnya. Tiba-tiba Nyonya Lee menelp. 

Di dalam apotik, terlihat beberapa barang dan Tuan Jung serta Jae Yi sedang mengangkat rak. Joon Hyung datang terlihat canggung ketika melihat Jae Yi ada didepanya, Tuan Jung melihat Joon Hyung hanya diam saja meminta agar membantu mengangkat rak.
Joon Hyung binggung kenapa mereka melakukan  melakukan pembersihan besar-besaran. Tuan Jung mengatakan kalau istrinya yang  menginginkannya dengan menyarankan supaya melakukannya sebelum cuacanya semakin dingin. Nyonya Lee menyuruh suaminya agar berhenti mengangkat,  dan Biarkan anak-anak yang melakukannya dan mengajaknya agar pergi memijat punggungnya. Tuan Jung terlihat senang dan bergegas keluar dari apotik.
Suasana pun terasa canggung Joon Hyung dan Jae Yi lalu akhirnya Joon Hyung pun bertanya dimana harus mengangkat rak itu. Jae Yi meminta agar mereka meratakan dibagian bawah dulu.  Joon Hyung berhasil mengangkat semua rak dan mengeluh pegal karena tidak melatih tubuhnya  untuk bekerja seperti ini. Jae Yi memberikan sebotol minuman dengan memujinya sudah berkerja dengan baik. Joon Hyung merendah kalau pekerjaan ini tidak terlalu banyak.
“Karena kau sudah bekerja keras untuk melatih tubuhmu, bagaimana jika kita bermain tangkap bola baseball?” saran Jae Yi 

Keduanya pun bermain di pinggir sungai Han, beberapa kali Joon Hyung tak bisa menangkap bola dengan alasan kalau  Sarung tangannya terlalu kecil dan sudah tua. Jae Yi menyuruhnya agar Berhenti membuat alasan dan cepat lemparkan bolanya. Joon Hyung pun melempar bola dengan keras dan mengenai lengan kakaknya, Jae Yi terlihat kesakitan,Joon Hyung pun panik menghampirinya.
“Apa yang kau lakukan tadi?Aku hampir saja terluka. Apa hanya segitu yang bisa seorang atlet sepertimu lakukan? Apa kau melemparnya seperti itu karena kau sedang marah? Apa Kau mau mati?” teriak Jae Yi melotot marah.
Joon Hyung melonggo binggung melihatnya, Jae Yi lalu tersenyum menanyakan pendapat adik sepupunya itu, apakah lebih terlihat seperti seorang kakak. Joon Hyung tertawa karena Jae Yi benar-benar membuatnya kaget. 

Keduanya duduk di pinggir sungai Han dengan menatap jembatan didepan mereka. Jae Yi mengaku kalau dirinya benar-benar  tidak tahu kalau memperlakukan Joon Hyung  dengan baik bisa menciptaka jarak di antara  mereka dan berpikir kalau ia  punya kelainan. Joon Hyung mengatakan kalau itu tak mungkin.
“Mungkin saja aku yang terlalu sensitif... ” Kata Joon Hyung, Jae Yi pun meminta maaf, Joon Hyun malah tak ingin Jae Yi mengatakan karena membuatnya terlihat buruk. Jae Yi tetap saja ingin meminta maaf.
“Aku malah protes padahal kau sudah memperlakukanku dengan baik. Kau terlihat sedikit menyeramkan ketika sedang marah. Aku pikir kau akan memukulku.” Ungkap Joon Hyung
“Aku mungkin terlihat manis untukmu, tapi aku juga bisa jadi tegas.” Kata Jae Yi

Joon Hyung mengejek kalau tak yakin dengan hal itu,  Jae Yi berkomentar kalau Joon Hyung Biasanya, tidak peduli pada urusan orang lain tapi melihat kemarin adiknya bisa semarah itu berarti Bok Joo adalah teman yang spesial untuknya. Joon Hyung mengelak,  menurutnya ia hanya kasihan padanya karena baru menyukai seseorang pada usianya sekarang. Akhirnya Joon Hyung mengayuh sepedanya untuk kembali pulang.
“Baiklah, aku tidak akan peduli padanya lagi mulai sekarang. Lagipula memang itu yang dia harapkan. Bok Joo, aku tidak akan peduli padamu lagi. Sekarang sudah selesai, Kim Bok Joo” teriak Joon Hyung meneguhkan hatinya. 


Si Ho akhirnya pergi ke ruang kesehatan memperlihatkan kakinya, Ah Young yang melihatnya merasa kalau Pergelangan kakinya terlihat sangat buru dengan warna Ungu dan hijau, dan mengejeknya kalau akan membuatnya lebih berwarna lagi. Si Ho hanya tersenyum dengan lebar tak seperti biasanya. Ah Young pun bsia melihat kalau Si Ho terlihat lebih nyaman hari ini.
“Apa ada perubahan dalam kisah cintamu?” kata Ah Young, Si Ho merasa Ah Young itu  bisa membaca pikirannya. Ah Young tak percaya kalau dugaanya itu memang benar dan bertanya apakah itu orang yang baru.
“Aku lelah bersikap obsesif. Aku ingin bersama dengan seseorang yang menyukaiku.” Kata Si Ho
“Aku benar-benar mendukung itu. Memang bagus mencintai seseorang,tapi kau juga harus dicintai untuk meningkatkan rasa percaya dirimu.” Kata Ah Young


Si Ho dan Ki Tae mau ice skating bersama, terlihat Ki Tae yang memegang Si Ho agar tak jatuh, tapi ia sedikit terlihat hampir kehilangan keseimbanganya, Si Ho mengejek Ki Tae bilang ahli bermain skate. Ki Tae beralasan mungkin karena sudah lama tak bermain ice skating. Keduanya pun keluar arena untuk istriahat.
Di luar arena, Si Ho mencoba membuka sepatu skatenya, tapi terlihat kesusahan, akhirnya Ki Tae dengan berlutut didepan membantunya, keduanya saling menatap. Ki Tae memberanikan diri untuk mendekat dan ingin menciumnya, tiba-tiba Si Ho memalingkan wajah dan meminta maaf.
“Tidak apa-apa... Aku bisa mengerti..  Aku tahu kalau aku bukan orang itu.” Ucap Ki Tae
“ Tapi Dengar, Si Ho... Kau bisa menggunakanku sebanyak yang kau mau dan berhenti menyakiti dirimu sendiri.” Pesan Ki Tae lalu menunggunya diluar. Si Ho hanya bisa terdiam seperti merasa bersalah. 

Ah Young binggung melihat Jae Yi yang mengajaknya minum dengan menunggunya didepan rumah, dan memastikan kalau temanya itu tidak didiagnosa dengan penyakit yang mematikan, Jae Yi mengejek Ah Young itu  memiliki imajinasi yang berlebihan.
“Tidak penting apa alasannya. Kau akan melihat kebiasaan minumku seperti saat-saat kita masih magang. Jadi Persiapkan dirimu.” Kata Ah Young memperingatinya.
“Ah Young.... Apa menurutmu... ada masalah dengan kepribadianku? Seseorang mengatakan padaku kalau perhatianku pada orang lain mungkin menyakiti perasaan mereka. Kepedulianku pada seseorang hanya menciptakan jarak yang lebih jauh.” Jelas Jae Yi
“Aku tidak tahu siapa yang mengatakan itu, tapi dia benar.” Kata Ah Young,Jae Yi seperti baru menyadarinya
“Sejujurnya, kau orang yang ramah dan perhatian. Tapi, kadang-kadang rasanya seperti kau menciptakan jarak.Itu membuatku berpikir apakah kita dekat atau tidak, dan aku merasa kecewa.” Ungkap Ah Young

Jae Yi mengeluh Ah Young yang  tidak memberitahu lebih awal. Ah Young pikir Jae Yi tahu,  tapi Sepertinya kau memang tidak tahu. Jae Yi pun bertanya kapan pernah merasa kecewa olehnya. Ah Young menjawab tidak akan memberitahu dan tidak akan mengatakan apapun. Jae Yi meminta agar Ah Young bisa memberitahu karena  ingin berubah.
Saat itu ponsel Ah Young berdering dan itu telp dari Sang Yun Sunbae, dengan ramah Ah Young berkata kalau akan segera datang.  Setelah menutup telpnya, Ah Young memberitahu Jae Yi kalau Sang Yun Sunbae dan Dong Hoon sedang bertemu dengan Sang Gu Sunbae dan medengar keduanya ada di Korea sekarang untuk waktu yang lama.
“Aku penasaran apakah Hwan Hee ikut bersamanya. Jadi Bagaimana? Kau ingin pergi bertemu mereka bersamaku?” ucap Ah Young, wajah Jae Yi seperti merasakan sesuatu ketika Ah Young mengangkat telp dari pria. 

Joon Hyung berjalan bersama dengan Tae Kwon bertanya apakah temanya keluar  kemarin, Tae Kwon mengelengkan kepalanya. Joon Hyung un binggung kenapa dari tadi terlihat tersenyum terus. Tae Kwon juga tahu tahu hanya merasa tidak sabar. Joon Hyung yakin temanya itu pasti pergi keluar kemarin. 
Tae Kwon mengatakn tidak, saat itu Bok Joo dkk bergegas dengan berlari didepan mereka Ia pun memanggil trio angkat besi. Tapi ketiganya seperti tak mendengar dan terus berlari masuk ke dalam gedung tim angkat besi. Tae Kon bertanya apakah Joon Hhyung masih belum berbaikan dengan temannya lalu menyuruh agar , memohon saja padanya agar memaafkannya. Joon Hyung menyuruh diam saja karena  tidak punya urusan apapun lagi dengan gadis itu.

Semua sudah berkumpul diruangan, mendengar kalau pelatih Choi dipecat. Seorang senior mendengar dari temannya  yang bekerja di ruangan administrasi kalau pelatih Choi menggunakan biaya operasional tim angkat besi untuk keperluan pribadinya, jadi itu alasanya dipecat. Semua tak percaya mendengarnya.  Woon Gi terdiam karena merasa semua ini adalah salahnya.
“Bagaimana bisa Pelatih Choimelakukan hal seperti itu? Pasti itu alasannya kenapa  Profesor Yoon lesu seperti kemarin.” Kata Senior
“Itu tidak mungkin. Kita semua tahu kalau  dia tidak akan pernah melakukan yang seperti itu.” Kata Bok Joo membela, Pelatih Yoon datang

“Kenapa kalian semua bertemu disini?” tanya pelatih Yoon binggung, tapi seperti mengetahui semua anak didiknya mengetahui tentang keputusan yang mereka peroleh.
“Woon Gi... Tidak akan ada latihan spesial hari ini. Bawa semua orang ke ruang latihan untuk memperkuat latihan. Aku akan meninggalkan mereka denganmu hari ini.” Kata Pelatih Yoon
Bok Joo langsung mendekati pelatih Choi sebelum masuk ruangan memastikan kalau rumor itu tak benar. Pelatih Choi hanya tertunduk dan meminta maaf lalu masuk ruangan. Semua heran karena pelatih Choi hanya mengatakan permintaan maafnya dengan begitu kalau rumor itu benar mengunakan uang sekolah untuk keperluan pribadi. 
Pelatih Yoon mengaku benar-benar ingin meyakinkan mereka untuk tidak memecatnya dan meminta maaf . Pelatih Choi hanya bisa tertunduk meraa kalau semu adalah kesalahnya. Pelatih Yoon ingin bertana  untukterakhir kalinya.
“Kau menggunakan uang itu untuk apa? Aku harus tahu supaya bisa meminta mereka... untuk memikirkan situasimu.” Ucap Pelatih Yoon
“Ini semua salahku apapun alasannya. Kau tidak perlu mencoba membantuku.” Kata Pelatih Choi, Woon Gi akhirnya masuk ruangan.
“Ini semua karena aku. Pelatih sudah menghabiskan uang itu untuk membantuku membayar uang perdamaian.” Ucap Woon Gi, Pelatih Yoon kaget dan pelatih Choi panik Woon Gi membuka semuanya. 


Dae Hoo melihat pelanggan yang datang kalau mereka sudah tutup tapi ternyata pelatih Yoon yang datang ke restoran, lalu memanggil kakaknya. Tuan Kim binggung melihat pelatih Yoon datang di malam hari, apakah terjadi sesuatu.
“Sepertinya Pelatih Choi... akan dipecat.” Kata Pelatih Yoon,  Dae Hoo yang mendengarnya terlihat kaget.

Keduanya pun duduk bersama, Pelatih Yoon menceritakan pelatih Choi sebenarnya  sedang menunggu uang dari temannya, jadi menggunakan uang kampus lebih dulu untuk membantunya Tapi semuanya jadi di luar kendali dan Supaya situasinya bisa jadi lebih mudah, maka harus memberitahu pihak sekolah kebenarannya.
“Tapi jika aku melakukan itu, dia akan mendapatkan pendisiplinan. Aku merasa bersalah pada Pelatih Cho karena bersikap seolah-olah tutup mata atas apa yang terjadi. Tapi dia mengatakan padaku untuk tidak memikirkannya. Dia menutupi kebenarannya dariku karena tidak ingin membuatku khawatir.” Cerita Pelatih Yoon
“Ah, wanita itu... Dia terlalu keren untuk dirinya sendiri.” Ungkap Dae Hoo yang mendengar cerita tentang pelatih Choi. 


Pelatih Choi membereskan semua barang-barang diruangan yang selama ini ditempatinya, ketika berjalan keluar semua anak didiknya menanggil dengan tatapan sedih. Bok Joo terlihat yang paling sedih karena akan ditinggal oleh pelatih kesayanganya.
“Apa kau benar-benar akan meninggalkan kami?” tanya Sun Ok, Woon Gi membalikan badan tak bisa menahan air matanya
“Aku benar-benar minta maaf, anak anak... Teruslah berlatih dengan keras, dan kalian tidak boleh menggunakanini sebagai alasan untuk bermalas-malasan.Selamat tinggal, anak-anak.” Kata Pelatih Choi dengan mata berkaca-kaca meminta mereka tak perlu mengantarnya keluar. 

Bok Joo berlari memanggil Pelatih Choi, Pelatih Choi melihat Bok Joo yang keluar sudah menyuruhnya latihan malah mengikutinya keluar. Bok Joo tahu kalau Pelatih Choi itu  tidak melakukannya dan tidak akan mungkin melakukan sesuatu seperti itu.
“Pasti ada kesalah pahaman. Itu tidak benar, kan?” kata Bok Joo sambil menangis. Pelatih Choi hanya bisa mengatakan benar-benar minta maaf.
“Lalu siapa yang akan melatihku mulai sekarang?” tanya Bok Joo
“Kaulah yang bertanggung jawab atas latihanku. Aku melakukan semua itu untuk menaikkan kelas beratku.” Kata Pelatih Choi
“Siapa yang bisa kujadikan sandaran mulai sekarang? Kau tidak bisa pergi seperti ini! Kau bilang kita akan menjalani ini bersama-sama. Kenapa kau pergi sendirian seperti ini?” ucap Bok Joo sambil menangis, Pelatih Choi menyuruh Bok Joo kembali masuk, Bok Joo menolaknya. Akhirnya Pelatih Choi yang pergi meninggalkanya. Bok Joo menangis seperti kehilangan ibunya. 

Pelatih Choi baru saja akan meninggalkan kampus, Dae Ho datang dengan sepeda motornya menyuruhnya naik. Pelatih Choi menolak karen aakan pergi menggunakan taksi. Dae Hoo pikir Pelatih Choi bisa mendengarkan ucapanya sekarang.
“Bisakah kau mencoba sedikit lebih baik? Haruskah kita menikmati pemandangan sambil mengebut?” kata Dae Hoo
Beberapa saat kemudian Dae Hoo duduk dibonceng oleh Pelatih Choi yangm mengemudikan dengan kencang. Ia memeluk erat pelatih Choi karena bukan seperti ini yang diharapkanya dan seperti yang dipikirkanya, lalu meminta agar jangan terlalu cepat dan menyetir perlahan. 

Semua dalam ruangan terlihat tak bergairah untuk latihan, Woon Gi menendang tempat bubuk tepung sampai jatuh lalu keluar ruangan terlihats sangat marah, Semua pun mengejar Woon Gi sebelum melakukan yang fatal, sementara Bok Joo hanya terdiam dan melihat botol minuman dengan nama pelatih Choi lalu menangis tersedu-sedu. Pelatih Yoon masuk ruangan, Bok Joo pun buru-buru menghapus air matanya.
“Kau tahu... kalau kita akan bertemu dengan sponsormu hari ini, kan? Ayo... kita keluar sebentar lagi.” Kata Pelatih Yoon, Bok Joo melihat seluruh ruangan tim angkat besi lalu menendangnya melampiaskan rasa kecewanya. berjalan keluar dari ruangan. 

Tae Kwon terlihat mengeluh kesal karena tim renang harus berkumpul akhir minggu seperti ini padahal Shiftnya juga akan segera dimulai. Joon Hyung pun bertanya pada Tae Kown kalau pelatih marah karena Ki Suk. Tae Kwon membenarkan
“Anak-anak baru latihan dengan Pelatih kemarin, tapi Ki Suk tidak muncul. Itulah kenapa dia memanggil semua orang.” Jelas Tae Kwon, Saat itu Nan Hee dan Sun Ok lewat dengan wajah panik dan nafas terengah-engah.
“Apa kau melihat Bok Joo?” kata Nan Hee, Tae Kwon mengatakan tak melihatnya dan bertanya kenapa mereka bertanya.
“Kami ada meeting dengan sponsor, tapi dia menghilang.” Ucap Nan Hee, Joon Hyung bertanya apakah sesuatu terjadi
“Pelatih kami dipecat hari ini. Bok Joo sangat dekat dengannya, jadi dia pasti merasa marah.Tapi tetap saja, dia tidak mungkinmenghilang tiba-tiba seperti ini.” Kata Sun Ok,
Nan Hee merasa duganya benar kalau Bok Joo bertingkah aneh dengan  terus saja tidur. Sun Ok mengajak Nan Hee periksa tempat latihan sekali lagi karena Bok Joo mungkin saja sudah kembali. Joon Hyung hanya terdiam seperti berusaha untuk tak peduli. 

Tae Kwon melihat Bok Joo membuat semua jenis masalah, saat akan masuk ke gedung pertemuan, Joon Hyung langsung berbalik arah,  Tae Kwon berteriak panik karena mereka sudah terlambat. Joon Hyung pergi mengelilingi taman di kampus mencari Bok Joo, berusaha menelp tapi ponselnya tak aktif.
Akhirnya, Joon Hyung pergi ke tempat kakaknya dengan panik bertanya apakah Bok Joo datang kesini. Jae Yi mengatakan Bok Joo  tidak datang. Joon Hyung bertanya-tanya kemana Bok Joo pergi. Jae Yi pun penasaran apakah terjadi sesuatu. Joon Hyung menjawab tak ada lalu segara bergegas pergi.
Seorang petugas keamanan memegang senter melihat sosok yang berbaring dibangku taman malam harim,bertanya kenapa harus berbaring ditaman dan sudah gelap, dan akan mati kedinginan jadi menyuruhnya bangun dan pergi. Bok Joo pun bangun dan meminta maaf. 

Bok Joo menuruni tangga dengan berdiri ditepi danau, saat itu Joon Hyung datang melihat Bok Joo, memarahinya dengan bertanya darimana sja dan karena Semua orang mencarinya kemana-mana. Dan kenapa harus mematikan ponselnya seperti anak remaja saja.
“Apa kau pergi untuk bersembunyi supaya membuat semua orang khawatir? Kenapa kau sangat kekanak-kanakan? Kenapa kau terus membuatku tidak tenang? Kenapa kau terus membuatku khawatir... dengan memikirkan apakah kau baik-baik saja atau tidak?” teriak Joon Hyung marah
“Joon Hyung... Aku merasa aneh... Sepertinya aku merasa sakit. Aku tidak mau melakukan apapun.... Aku tidak mau mengangkat besi. Tapi Anehnya, aku merasa sangat mengantuk... Aku merasa lesu.” Ucap Bok Joo, Joon Hyung terlihat bingung melihat Bok Joo yang mencoba menahan air matanya.
 “Sepertinya bagian dari diriku hancur. Aku merasa seperti sesuatu menekan hatiku. Ini rasanya sangat mengesalkan, dan membuatku merasa sedih. Apa yang harus kulakukan?” kata Bok Joo menangis, Joon Hyung pun memeluk Bok Joo yang sedang bersedih.
Bersambung ke episode 11

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: