PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 02 Desember 2016

Sinopsis Weightlifting Fairy Kim Bok Joo Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright :MBC

Bok Joo masih ada didalam mobil, telp Jae Yi berdering. Ibu Jae Yi menelp bertanya apakah akan pulang terlambat. Jae Yi mengatakan tidak, Lalu ibunya bertanya tentang mandu yang pernah mereka makan. Jae Yi pikir yang dimaksud itu Dim Sum dan berkata akan membelinya dalam perjalanan pulang.Bok Joo makin tersenyum bahagia mendengar Jae Yi seperti seorang anak yang sangat baik juga pada orang tuanya.
“Kau pasti bosan. Apa Kau mau permen karet? Ini bebas gula, jadi jangan khawatir.” Ucap Jae Yi memberikan permen karet ke tangan Bok Joo. Tangan Bok Joo sedikit bersentuhan, Tiba-tiba bunyi cekukan terdengar.
Bok Joo seperti punya kelemahan ketika bersentuhan dengan pria yang disukainya langsung cegukan. Jae Yi panik karena tidak punya air di mobilnya. Bok Joo pikir tak perlu karena  hanya akan menahan napasnya saja. 

Bok Joo akhirnya duduk ditaman sambil mengumpat dirinya yang bodoh, karena Segalanya berjalan lancar, tapi ia sendiri yang merusaknya. Jae Yi datang meminta maaf karena membuatnya menunggu, karena tidak bisa menemukan minimarket jadi mendapatkan minuman hangat dari mesin penjual otomatis. Bok Joo mengucapkan terimakasih lalu meminumnya.
“Bagaimana? Kau sudah baikan sekarang?” tanya Jae Yi, Bok Joo pikir seperti itu. Tiba-tiba Jae Yi melepaskan jaketnya dan memakainya untuk Bok Joo.
“Anginnya sangat dingin saat pagi dan malam hari. Kau menggunakan baju yang tipis.” Ucap Jae Yi, Bok Joo kembali cegukan. Jae Yi tersenyum mendengarnya menyuruh Bok Joo agar minum lagi supaya cegukan hilang.
 [Episode 6, Ekor yang Panjang,  Maka Entah Ketahuan Atau Terinjak]

Joon Hyung kecil sudah berani masuk ke dalam kolam renang arena untuk pertandingan renang.
“Aku mulai belajar berenang saat aku berusia 11 tahun.  Aku adalh anak yang kesepian, canggung, dan gugup.”
Joon Hyung didepan dokter psikiaternya untuk menceritakan semuanya yang dipendam selama ini.
“Bagiku, air terasa seperti satu-satunya tempat yang aman. Rasanya seperti.... berada di pelukan ibuku.” Cerita Joon Hyung
Joon Hyung yang masih kecil menangis dengan mainan disampingnya, Ibunya memeluk dan menghapus dengan sapu tanganya.
“Sebenarnya, aku ditinggalkan pada keluarga pamanku ketika aku berusia 10 tahun... karena ibuku menikah lagi dan pergi ke Kanada.”
“Jadi orangtua yang kau miliki sekarang...” kata Dokter pada saat itu Ibu dan Ayah Jae Yi menatap sedih karena Joon Hyung akan ditinggalkan oleh ibunya.
“Mereka adalah paman dan bibiku. Jae Yi Hyung adalah sepupuku. Tapi itu semua tidak masalah. Ibuku mengirimiku hadiah dan kartu pos setiap hari natal. Aku tidak merasa aku ditinggalkan. Aku percaya kami akan bertemu suatu hari. Tapi...”

Flash Back
Joon Hyung sedang ada dikamar, Bibinya yang sudah dianggap ibunya masuk ke kamar karena mendapatkan hadiah Natal dari Kanada. Ia pikir Hadiahnya datang terlalu cepat tahun ini tapi mungkin ibunya itu ingin memberi semangat untuk pertandingan besok. Joon Hyung bersemangat ingin membuka hadiahnya, tapi membuat tanganya tergores dan berdarah.
“Ibu. Apa kita punya plester yang anti air?” ucap Joon Hyung karena hari ini ada pertandingan, Bibinya memberitahu ada di laci dekat pintu di kamarnya.
Joon Hyung membuka laci dan melihat ada kotak P3K tapi melihat juga beberapa kartu post dengan gambar negara Kanada sama dengan yang ada diterimanya. Lalu ia kembali ke kamar dengan melihat tulisan dari setiap post card yang diterimanya. 

“Bintang yang sedang bersinar...Aku sadar kalau... tulisan tangan yang ada  di kartu pos jadi berbeda... setelah tiga surat pertama. Itu terlihat seperti seseorang mencoba meniru tulisan tangan ibuku.” Cerita Joon Hyung.
“Ternyata itu dari bibimu.” Kata Dokter. Joon Hyung membenarkan.  Dokter bertanya apakah pada hari itu..
“Ya. Itu adalah hari pertandingan dimana  aku mendapatkan gejala itu untuk pertama kalinya.” Kata Joon Hyung
“Aku ucapkan Terima kasih. Karena Aku yakin tidak mudah bagimu untuk memberitahu itu padaku.” Ucap Dokter

Joon Hyung bertanya apakah ini  ada hubungannya dengan gejala yang dialaminya. Dokter pikiri itu mungkin., Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa "Gangguan kepanikan dan gangguan konversi adalah penyakit hati. Dan itu juga bisa menyebabkan gangguan pendengaran.
“Sepertinya kau cukup terkejut hari itu. Kau merasa kalau kehilangan... satu-satunya hubungan yang kau miliki dengan ibumu. Tapi ini Bagus. Kita sekarang tahu apa yang mungkin jadi penyebab dari masalahmu. Mari kita pelan-pelan menyelesaikannya. Menceritakannya padaku mungkin sudah menyembuhkan separuhnya.” Jelas Dokter
“Sekarang Mari kita lihat. Metode apa... yang paling efektif untukmu?Sepertinya kita harus melakukan eksperimen. Kapan pertandinganmu selanjutnya?” ucap Bok Joo 


Si Ho berlatih sendirian dengan bola ditanganya, dengan memainkan seperti yang ada disirkus. Lalu ia mencoba melempar dan menangkapnya dengan kakinya tapi beberapa kali gagal melakukannya. Ia terlihat sangat frustasi dan langsung mengambil bakpao dalam tasnya, langsung memasukan semua ke dalam mulutnya seperti melampiaskan semua amarahnya.
Joon Hyung sedang duduk di minimarket setelah konsultasi dengan dokternya, lalu tiba-tiba dibuat tersedak melihat sosok Bok Joo yang diantar pulang oleh kakak sepupunya. Bok Joo dengan ramah mengucapkan terimakasih sudah memberikan tumpangan di depan pintu subway.
“Ada apa dengannya? Apa yang dia pakai? Aku memberikannya kesempatan bagus. Dia seharusnya menggunakan baju yang cantik dan menunjukkan pesonanya. Dengan begitu, Hyung akan bilang, "Kau terlihat  sangat mempesona hari ini, Bok Joo." Tapi dengan baju itu, semuanya jadi sia-sia.” Keluh Joon Hyung kesal

Jae Yi pikir bisa mengantarnya sampai ke rumah,   karena  Tidak sopan membiarkan seorang wanita pulang ke rumahnya sendirian malam-malam. Bok Joo menolak dengan gaya berlebihan kalau  bisa pulang  dari sini bahkan dengan mata tertutup selain itu juga harus mampir dulu ke supermarket untuk membeli sesuatu. Jae Yi bisa mengerti dan akan bertemu lagi nanti di klinik.
“Jangan lupa melakukan beberapa peregangan sebelum tidur.” Pesan Jae Yi, Bok Joo mengerti dan mengucapkan Selamat tinggal.
“Aigoo, kau akan mematahkan tulang punggungmu, Bok Joo. Ah, aku tidak bisa melihat ini. Apa yang harus kulakukan padamu, Bok Joo? Apa kau senang, Bok Joo?” kata Joon Hyung melihat dari kejauhan karena melihat pakaian Bok Joo seperti nenek.
Bok Joo tersenyum bahagia melihat mobil Jae Yi pergi dan langsung berlari menuruni tangga. Joon Hyung binggung mau kemana Bok Joo karena tidak pernah naik subway. Bok Joo pergi ke bagian loker mengambil tasnya dan masuk ke dalam toilet. Beberapa saat kemudian Bok Joo sudah mengunakan kembali bajunya yang biasa dipakai. 

Joon Hyung masih menunggu sambil berhitung, tepat dihitungan ke tiga Bok Joo keluar dari subway. Bok Joo berjalan pulang untuk kembali kampus lalu tiba-tiba bersin saat menunggu lampu hijau, ia merasa kalau terkena flu. Joon Hyung sudah ada didekatnya, berkomentar kalau itu karena baju yang digunakan Bok Joo.
“Hei, siapa ini? Ini adalah peri angkat besi Kim Bok Joo.” Ejek Joon Hyung
“Apa kau mengawasiku 24 jam sehari? Kenapa kita bertemu setiap hari?” keluh Bok Joo, Joon Hyung juga merasa kaget.
“Kenapa aku selalu bertemu denganmu?” ucap Joon Hyung lalu ingin melihat tas yang dibawa Bok Joo, Bok Joo dengan ketus mengatakan kalau itu bukan urusanya.
“Sepertinya kau baru kembali dari sebuah konser. Kau tidak pergi kesana.... dengan menggunakan gaun dan sepatu berhak kuno itu, kan?” kata Joon Hyung sengaja menyinggungnya.

“Tidak mungkin. Aku tidak akan menggunakan baju seperti itu untuk datang ke konser.” Ucap Bok Joo menyangkalnya. 
“Aku hanya memastikan,  siapa tahu kau memang melakukannya. Kakakku membenci gaya fashion yang terlalu feminin.” Kata Joon Hyung, Bok Joo melotot kaget mendengarnya. 
“Tidak, aku bercanda. Semua pria suka gaya yang feminin.”kata Joon Hyung mengodanya.
“Hei... Apa kau menggodaku karena kau melihatku? Kau sangat jahat.” Umpat Bok Joo
“Jangan menyebutku jahat ketika aku  yang memberikan tiket itu padamu.” Kata Joon Hyung
Bok Joo menanyakan alasan Joon Hyung  yang menggodanya. Joon Hyung memberitahu kalau  menghabiskan uang bulanannya untuk membeli tiket itu. Bok Joo akhirnya mengucapkan terimakasih untuk tiketnya. Jong Hyung pikir Bok Joo  memang harus berterima kasih padanya lalu bertanya apakah bersenang-senang dengan kakaknya. Bok Joo merasa kalau  itu Tidak terlalu buruk karena mengantarnya pulang. 
“Apa Kau diantar pulang olehnya? Kau melakukan semuanya, kan?” kata Joon Hyung mengodanya, Bok Joo tersenyum bahagia.
“Bok Joo, aku minta maaf!”teriak Joon Hyung menariknya dengan berlindung dibalik tubuh Bok Joo, Saat itu mobil lewat dan menyiram tubuh Bok Joo karena ada genangan.
“Ah, hampir saja. Terima kasih pada gerak refleksku yang cepat. Wah.. Ada apa dengan pengemudi itu?” keluh Joon Hyung, Bok Joo berteriak marah karena tubuhnya yang basah. 


Si Ho terbaring di ruang kesehatan, lalu duduk diatas ranjang. Ah Young melihatnya lalu bertanya apakah Si Ho akan pergi, mennyarankan agar bisa istirahat dulu. Si Ho pikir tak perlu karena sudah merasa  baik-baik saja sekarang.
“Perutmu kram sementara, jadi aku  memberimu suntikan penghilang rasa sakit. Ini, obat antasida.” Ucap Ah Young memberikannya.
“Tapi Ingatlah untuk meminumnya setelah makan.” Pesan Ah Young sebelum Si Ho mengambilnya. Si Ho mengucapkan  Terima kasih.
“Kram perut biasanya terjadi karena kelebihan zat asam karena terlalu stress. Apa kau merasa stress akhir-akhir ini?” kata Ah Young, Si Ho mengaku sedikit stress.
“Apa ini karena masalah pria? Siapa dia? Siapa pria ini sampai membuat gadis secantikmu sedih?” ucap Ah Young penasaran

Joon Hyung melirik Bok Joo yang sedang mengeringkan rambutnya, lalu mendekatinya menyuruh agar mengeringkan rambutnya dulu karena basah semua. Bok Joo kesal menyuruh Joon Hyung menutup mulutnya karena semua itu salahnya.
“Berikan padaku. Akan membutuhkan waktu  lama untuk mengeringkat rambutmu seperti itu.” Ucap Joon Hyung mengambil handuk lalu mengeringkan rambut dengan mengalungkan dileher Bok Joo lalu mengosoknya sampai menutup wajah Bok Joo.
“Astaga, maafkan aku.” Kata Joon Hyung melihat rambut Bok Joo yang berantakan lalu merapihkan. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu saat menatap wajah Bok Joo didepanya.
“Ambil handumu, lakukanlah apapun yang kau mau dengan itu.”kata Joon Hyung melempar handuk Bok Joo, seperti ingin menghilangkan rasa gugupnya.
“Aku tidak pernah memintamu untuk mengeringkan rambutku, dasar orang gila.” Umpat Bok Joo kesal 

Joon Hyung akhirnya duduk disebelah Bok Joo, bertanya apakah kakaknya itu sadar kalau Bok Joo menyukainya. Bok Joo pikir tidak dan tak ingin Jae Yi mengetahuinya, karena Pria tidak suka pada wanita yang suka mengangkat besi. Lalu memperlihatkan tanganya,  yang penuh dengan kapalan.
“Siapa yang akan menyukai tangan yang seperti ini?” kata Bok Joo rendah diri
“Apa masalahnya dengan itu? Itu karena kau mengangkat besi.Kau bisa merasa aman ketika berjalan saat malam. Aku akan senang jika aku jadi  dia.” Kata Joon Hyung memuji
“Kau hanya bisa berkata manis. Tapi Pokoknya, aku bersenang-senang hari ini. Aku ucapan Terima kasih padamu, aku bisa menyebutnya aku pergi kencan. Ketika Dr. Jung mengantarku, aku merasa seperti Cinderella yang sedang naik kereta labu. ketika jam 12 tepat, maka dia kembali ke kenyataan.” Kata Bok Joo bahagia, 
“Setidaknya, pada akhirnya dia menikahi pangeran.” Komentar Joon Hyung mengingatkan.
“Kau benar... Aku tidak suka menonton film yang akhirnya tidak bahagia.” Ucap Bok Joo sedih
“Apa kau tahu... di air mancur itu... hidup seorang katak yang mengabulkan semua permintaanmu?” kata Joon Hyung, Bok Joo binggung

Joon Hyung merasa kalau Bok Joo itu tak tahu, lalu mengejek Bok Joo itu bukan sekolah di UniversitasOlahraga Haneol karena itu Itu legenda yang terkenal bahkan semua atlet senior yang mendapatkan medali emas bisa menang karena katak itu. Bok Joo mengejek kalau tingkat kreativitasnya sangat hebat dalam hal membual. Joon Hyung menegaskan kalau ia serius.
“Kau mungkin tidak tahu, tapi jika kau berdoa dengan sungguh-sungguh, dia akan mengabulkan permintaanmu, apapun itu.Kenapa kau tidak berdoa padanya...supaya segalanya berjalan lancardiantara kau dan Hyung?” kata Joon Hyung
“Kau penuh dengan kebohongan.” Ucap Bok Joo lalu bersin. Joon Hyung menjauh karena mengetahui Bok Joo yang terkena flu, Bok Joo merasa hidungnya dari tadi terasa gatal. 
“Maafkan aku, tapi aku punya rencana penting, jadi tidak boleh kena flu.” Kata Joon Hyung akan pamit pergi tapi Bok Joo kembali menariknya dengan sengaja mendekatkan wajahnya.
Joon Hyung panik berpikir Bok Joo akan menciumanya lalu memejamkan matanya, tapi Bok Joo langsung bersin di wajah Joon Hyung.  Bok Joo senang mengatakan kalau flu akan bertahan lamakarena Kumannya sangat kuat seperti dirinya dan virus itu yang sangat hebat. Joon Hyung kesal mengancam kalau  aku benar-benar kena flu, maka akan  mengembalikan virusnya dengan menciumnya jika perlu lalu pergi meninggalkanya. 


Bok Joo masuk kamar kembali bersin merasa benar-benar terkena flu. Si Ho masuk kedalam kamar dengan wajah pucat. Bok Joo bertanya apakah Si Ho sakit karena terlihat pucat.  Si Ho mengaku baik-baik saja dengan membuka botol air minumnya. Bok Joo merasa terkena flu menurutnya tidak beruntung hari ini.
“Kenapa ini tidak terbuka?” kata Si Ho yang tak bisa membuka botol air minumnya, Bok Joo ingin membantunya. Tapi Si Ho menolak dan Bok Joo tetap ingin membantu.
“Aku bilang akan...” teriak Si Ho marah, Bok Joo binggung tiba-tiba Si Ho berteriak padanya. 
“Maafkan aku karena terlalu sensitif.” Ucap Si Ho seperti cemburu dengan kedekataan Joon Hyung dan Bok Joo. 

Tuan Kim mengoreng ayam didapur, sambil melamun teringat kembali kata-kata Pelatih Yoon “Bahkan jika Bok Joo menaikkan kelas beratnya, dia tetap akan sukses.”Dae Ho masuk ke dapur memberitahu pelangan mereka  ingin lebih banyak lobak. Tuan Kim hanya diam saja.
“Hyung... Apa yang kau lakukan? Ayamnya akan gosong.”teriak Dae Ho, Tuan Kim tersadar lalu melihat ayamnya sudah gosong, 
“Apa kau ketiduran?” keluh Dae Ho, Tuan Kim mengaku  hanya melamun.

Pelatih Yoon meminta agar pelatih Choi untuk Fokuslah memperkuat torsonya sembari menjaga berat badannya, setelah itu naikkan angkanya. Pelatih Choi mengerti lalu bertanya  Haruskah meningkatkan jumlah konsumsi proteinnya juga. Pelatih Yoon pikir  Biarkan Woon Gi yang memutuskan karena anak didik mereka bisa menyesuaikannya sendiri.
“Aku lega Woon Gi memutuskan untuk menaikkan kelas beratnya. Bok Joo sepertinya tidak mungkin, ya?” kata Pelatih Choi
“Aku tidak bisa memaksanya tanpa izin dari Tn. Kim dan Akan sulit juga bagi Bok Joo untuk memutuskan.” Kata Pelatih Yoon, Tiba-tiba Ayah Bok Joo datang menemui kedua pelatih anaknya.
“Kenapa kau tidak menghubungi kami? Kami harusnya datang padamu.” Ucap pelatih Yoon tak enak hati. 
“Aku yakin kau tahu kenapa aku disini. Mari kita langsung ke intinya karena kita berdua pasti sibuk. Ini tentang apa yang kau katakan terakhir kali. Kelas beratnya Bok Joo.” Ucap Tuan Kim. 

Nan Hee duduk didepan gedung kampus terlihat gelisah bertanya pada Sun Ok,  apa yang terjadi. Suk Ok juga tidak tahu. Nan Hee punya perasaan tidak enak tentang ini. Sun Ok juga ingin tahu.
“Aku benar-benar ingin tahu. Ini membuatku gila.” Kata Nan Hee ingin masuk, Sun Ok langsung memeluk temanya.
“Hentikan. Kau membuatnya semakin buruk.” Ucap Sun Ok, Nan Hee meminta agar Bok Joo cepat keluar saja. 

Bok Joo melonggo kaget mendengar dua pelatihnya yang membahas tentang Kelas beratnya. Pelatih Yoon membenarkan, dan yakin pasti terkejut dan pasti akan terkejut kalau jadi Bok Joo. Pelatih Choi menjelaskan bahwa merka berdua percaya kalau Bok Joo memiliki potensial.
“Menaikkan berat badanmu beberapa bulan sebelum kompetisinya tidak normal, tapi kau kuat. Selama latihan, kau terus memegang rekor terbaik dari kelas 63kg.” Kata pelatih Choi 
“Itu ketika aku sedang dalam kondisi terbaik.” Pikir Bok Joo
“Kau harus membuatnya berhasil.Kami akan memastikan untuk membantumu.” Ucap pelatih Choi menyakinkan.
“Seperti yang kau tahu, kompetisi untuk kelas berat 58kg sangat sengit. Dalam kelas beratmu, hasil dari kompetisinya berubah drastis tergantung kondisimu. Bagaimana dengan 63kg? Sejak Jang Ran Ran pensiun, tidak ada satupun yang menonjol.” Jelas pelatih Yoon

“Aku tidak mengatakan ini supaya kau merasa tertekan, tapi jika kau masuk ke kelas berat 63kg, lalu gadis lain... bisa mencoba mendapatkan medali dalam kelas berat 58kg.” Ucap Pelatih Choi
Pelatih Yoon membenarkan,  karena Ini akan jadi  situasi yang menguntungkan bagi semuanya dan akan memberikan  keuntungan serta menciptakan kesempatan untuk anggota tim, menurutnya Bok Joo bisa menaikkan beratnya 3 sampai 4kg, jadi semua sangat mungkin.Woon Gi juga melakukan hal yang sama jadi mereka sedang menjalankan program untuknya.
“Jika kau bisa memutuskannya, maka kami bisa memberikan semua dukungan yang kau butuhkan.” Ucap Pelatih Yoon
“Tapi aku harus bicara dengan ayahku dulu...” kata Bok Joo binggung
“Kami sudah bicara padanya dan Dia memberikan izinnya hari ini.” Ucap Pelatih Yoon, Bok Joo kaget ayahnya sudah menyetujuinya. 


Bok Joo keluar dari kampus berteriak marah pada ayahnya di telp, karena melakukannya tanpa membicarakannya dengannya. Tuan Kim menegaskan kalau ini  juga bukan keputusan yang mudah untuknya dan  berubah-ubah pikiran sepanjang malam  memikirkan tentang apa yang harus dilakukan.
“Bagaimana ayah bisa membuat  keputusan sepenting itu sendirian? Apa ayah pikir menaikkan kelas berat semudah meniup balon? Menaikkan berat badan jauh lebih sulit daripada menurunkannya. Ayah juga pasti tahu itu!” teriak Bok Joo kesal
“Aku tahu. Aku benar-benar sadar itu, tapi hidup adalah sebuah tantangan. Sebagai seorang atlet angkat besi, kau harus terus menantang dirimu sendiri.< Profesor Yoon benar. Ini akan memberimu keuntungan. Ini adalah strategi yang cukup bagus.” Jelas Tuan Kim. Bok Joo berteriak marah, Tuan Kim menutup telpnya karena harus mengoreng ayam.

“Ayah selalu melakukan yang ayah mau! Ayah bahkan menutup teleponku!” teriak Bok Joo kesal.
Nan Hee meminta agar temanya tenang, karena tahu kalau ini akan sulit, tapi ini semua mungkin. Sun Ok setuju karena Menambah 3 sampai 4kg... tidak terlalu sulit untuk temanya. Bok Joo pikir itu karena sedang melakukan diet penurunan berat badan, lalu mengeluh keadaaan seperti ini membuatnya gila.
“Kenapa kau jadi gila hanya karena ini? Kami akan membantumu.” Ucap Nan Hee heran
“Ya. Sebagai teman yang baik, kami akan makan seperti babi bersamamu.” Ucap Sun Ok, Bok Joo mengaku  Bukan karena itu merasa kesal lalu berlari
“Jangan lari!  Itu akan membuat berat badanmu turun.” Teriak Nan Hee mengejarnya, Bok Joo kesal Ayah selalu melakukan semaunya.


Joon Hyung bertemu dengan pelatihnya. Pelatihnya kaget mendengar Joon Hyung yang  mau pergi ke pertandingan yang diselenggarakan oleh Bank Joongang, menurutnya Ini adalah pertandingan kecil jadi tidak akan terlalu membantunya.
“Anggap saja seperti latihan.” Kata Joon Hyung, pelatihnya bisa mengerti.
“Mendapatkan latihan sebanyak mungkin bisa membantumu melewati kecemasanmu. Aku pikir ini ide bagus. Kau harus Gunakan nyalimu yang kau gunakan untuk menolak menjadi partner Tae Hoon untuk memenangkan medali.” Pesan pelatihnya.
“Semua orang akan membicarakan Ronaldo jika dia mencetak gol di pertandingan kecil.” Kata Joon Hyung sombong, Pelatihnya tertawa mendengar anak didiknya yang kembali sombong, lalu memperbolehkan untuk mengambil pertandingan. 

Joon Hyung berjalan dengan terbatuk-batuk, mengeluh  Kim Bok Joo, yang membuatnya terkena flu dan kenapa  harus menularkan flunya di saat seperti ini, Lalu melihat sosok Bok Joo yang berjalan di bawahnya lalu kembali memanggilnya “Gendut” Bok Joo hanya melirik sinis, Joon Hyung pun menghampirinya.
“Hei, bagaimana kau akan bertanggung jawab dengan ini? Aku terkena flu karena kau! Aku ada pertandingan minggu depan. Bagaimana kau akan bertanggung jawab?” kata Joon Hyung kesal
“Diamlah. Kepalaku rasanya mau pecah.” Ucap Bok Joo terlihat lesu, Joon Hyung bertanya apakah terjadi sesuatu. 
“Aku tidak tahu, tapi Tidak ada yang berjalan sesuai rencanaku.” Kata Bok Joo,Joon Hyung bingung karena Bok Joo terlihat senang kemarin dan bertanya apa apa sebenarnya.
“Aku harus menaikkan kelas beratku.” Ucap Bok Joo. Joon Hyung tertawa bahagia mendengarka karena Bok Joo akhirnya menaikkan kelas beratnya.

Ia bertanya lalu apa masalahnya, Bok Joo mengatakan kalau sekarang tak bisa melakukan itu,   dan Joon Hyung tahu kalau sedang terikat sekarang dan juga sudah mendaftar ke klinik. Jong Hyung pikir itu bukan masalah. Bok Joo melirik sinis. Joon Hyung menjelaskan maksudnya adalah Bok Joo datang ke klinik untuk bertemu kakaknya jadi Menurunkan berat badan bukan tujuannya. 
“Kau harus melakukan apa yang perlu kau  lakukan kecuali kau ingin berhenti dari angkat besi.” Kata Joon Hyung
“Itu benar, tapi... Hei, kau bicara semudah itu karena ini bukan masalahmu. Apa kau pikir semua yang ada dalam hidup ini sesederhana itu? Yah.. Benar, kau pasti tidak tahu bagaimana cara kerjanya hidup ini. Kau berasal dari keluarga yang bagus, kau sejak dulu perenang handal, kau tampan, dan semua wanita menyukaimu. Aku sangat bodoh mengharapkan nasihat darimu.” Teriak Bok Joo marah dan langsung pergi.
“Harusnya aku yang marah padamu! Kenapa kau berteriak padaku setelah membuatku terkena flu?” teriak Joon Hyung kesal. 


Bok  Joo kembali ke ruangan latihan,  dengan mengulang perkataan Joon Hyung "Kau harus melakukan hal yang harus kau lakukan." Menurutnya Joon Hyung bisa mengatakan semaunya karena ini bukan masalahnya lalu mengumpat temanya memang benar-benar licik.
“Bok Joo... Ada apa? Apa yang membawamu kemari?” tanya Pelatih Choi melihat Bok Joo yang datang.
“Aku meninggalkan jurnal latihanku disini.” Kata Bok Joo
“Apa kau sudah memikirkannya lagi? Kau harus memulai latihan spesialmu sekarang jika kau mau menaikkan berat badanmu. Kami sudah membuat rencananya.” Ucap Pelatih Choi
“Kalau begitu... Aku akan... aku akan mencobanya.” Kata Bok Joo merasa ta enak hati. Pelatih Choi tak percaya mendengarnya lalu berteriak pada Pelatih Yoon karena  Bok Joo ingin mencobanya dan sudah memutuskannya.

Pelatih Yoon keluar ruangan tak percaya merasa Bok Joo sedang bercanda padanya, Pelatih Choi memegang tangan Bok memuji kalau membuat keputusan yang benar.Seperti yang mereka katakan waktu itu, Bok Joo pasti bisa melakukannya.
“Tentu saja. Siapa yang akan bisa melakukannya kalau Bok Joo tidak bisa? Ayahmu pasti akan senang mendengar ini. Kalau begitu ayo kita mulai hari ini.” Ucap Pelatih Yoon, Bok Joo mengerti
“Aku akan melatih Woon Gi. Kau harus melatih Bok Joo, Pelatih Choi.. Ah, aku harus bilang kalau ini juga akan jadi kompetisi di antara kita. Pelatih Choi, apa kau percaya diri?” kata Pelatih Yoon membagi tugas
“Tentu saja. Kau tahu seberapa  menyeramkannya aku sebagai pelatih.” Ucap Pelatih Choi penuh semangat, Pelatih Yoon mengaku kalau juniornya itu memang menyeramkan.
“Bok Joo, kau sebaiknya berhat-hati.Dia mungkin akan menggigitmu.” Ejek Pelatih Yoon, Bok Joo hanya diam dengan keputusanya. 


Bok Joo dan Pelatih Choi makan bersama, terlihat Bok Joo yang makan dengan lahap dengan menu daging. Pelatih Choi melihat piring Bok Joo sudah habis dan menyuruhnya agar makan satu ronde lagi. Bok Joo pun mengambil piring berikutnya terlihat sangat lahap menyendok nasinya.
Piring kedua pun sudah habis,  Pelatih Choi menyurun untuk makan satu lagi. Bok Joo mengeluh karena benar-benar tidak bisa makan lagi. Pelatih Choi tahu kalau Bok Joo  biasanya makan sebanyak itu jadi harus makan satu porsi lagi. Bok Joo pun makan piring ke tiganya. 

Jae Yi melihat timbangan Bok Joo binggung karena  Semuanya berjalan lancar sebelumnya tapi Kenapa berat badannya tiba-tiba naik. Bok Joo beralasan kalau tidak mengikuti dietnya. Jae Yi penasaran mencoba naik ke timbangan memastikan kalau tidak rusak, lalu menenangkan kalau berat badanya biasa naik turun diawal Tapi akan memberikan perawatan berbeda hari ini.
“Ini aneh.... Berat badanmu naik 1kg kemarin. Kenapa kau turun 0,5kg?” kata pelatih Choi melihat di timbangan, Bok Joo tak bisa berkata-kata
“Hei, Bok Joo.. Apa kau pergi... ke kamar mandi beberapa kali hari ini?”kata Pelatih Cho, Bok Joo sempat panik membenarkan.
“Kita harus memperbaiki ini. Ayo kita menaikkan beratmu lagi. Kita akan makan bossam ukuran  super besar untuk makanan ringan!” kata Pelatih Choi 

Bok Joo, Woon Gi dan dua pelatih makan bersama untuk menambah berat badan mereka. Pelatih Yoon meminta agar Bok Joo harus mencoba lebih keras karena Woon Gi sudah menaikkan 1,6kg. Woon Gi pikir  masih punya waktu panjang jadi harus menaikkan massa ototnya.
“Bok Joo juga akan segera begitu.” Kata Woon Gi memberi semangat, Pelatih Choi memberikan daging untuk anak didiknya, Bok Joo pun mau tak mau melahapnya walaupun ingin menolaknya demi dietnya. 
Joon Hyung makan bersama dengan timnya dengan terbatuk-batuk. Tae Kwon melihat flu Joon Hyung ternyat benar-benar bertahan lama, berpikir karean Joon Hyun pada dasarnya hidup di  kolam renang untuk mempersiapkan pertandingannya Tentu saja flunya tidak akan sembuh bahkan tidak bisa minum obat.
“Ngomong-ngomong, kenapa kau mau ikut pertandingan itu? Bukankah itu pertandingan untuk pemula?” ucap temanya heran, Joon Hyung terlihat gelisah mendengarnya.
“Kau bodoh... Hanya orang yang tidak kompeten yang membesar-besarkan persoalan seperti ini. Belajarlah dari kami, bodoh. Ketika aku masih baru, aku tidak seperti kalian...” kata Tae Kwon, Joon Hyung langsung menyuapi Tae Kwon agar diam 

Si Ho tiba-tiba datang dan duduk disamping Joon Hyung, Tae Kwon dan yang lainya merasa sudah selesai makan jadi memilih untuk pergi meninggalkan mereka berdua. Si Ho bertanya Apa Joon Hyung ada pertandingan beberapa waktu dekat ini.
“Sepertinya kau terkena flu. Apa kau akan baik-baik saja? Batuknya akan bertahan lama ketika kau terkena flu.” Kata Si Ho memberikan perhatiannya.
“Kau benar-benar tidak bisa dipercaya. Kau bertingkah seperti penguntit. Apa ini menyenangkan untukmu?” sindir Joon Hyung sinis
“Bagaimana ini bisa menyenangkan?Aku kelelahan dan malu. Harga diriku sudah dihancurkan. Tapi aku benar-benar putus asa sekarang dan Hanya kau orang yang bisa kujadikan sandaran.” Akui Si Ho
“Itu hanya ada dalam kepalamu. Aku bukan orang seperti itu untukmu. Aku hanyalah diriku sendiri.” Tegas Joon Hyung akan pergi, tapi Si Ho menahanya.
“Baiklah... Aku akan meninggalkanmu sendirian, jadi selesaikan makananmu. Kau bahkan tidak bisa minum obat, jadi harus makan dengan baik.” Ucap Si Ho lalu pergi meninggalkan mejanya.

Si Ho keluar dari kantor dan Ki Suk seperti sudah menunggunya, lalu menyindir kalau Joon Hyung terus menolaknya, menurutnya ini sudah keterlaluan karena Si Ho adalah gadis paling cantik di sekolah mereka.
“Apa karena itu kau terus menolakku? Kau bisa kembali padaku, Aku akan memperlakukanmu lebih baik dari Joon Hyung.” Ucap Ki Suk, Si Ho membalikan badanya.
“Enyahlah, brengsek.” Ucap Si Ho dengan wajah sinisnya, Ki Suk terlihat benar-benar kesal karena Si Ho menolaknya juga. 

Bok Joo melarang ayahnya masuk ke dalam kampusnya, Dae Ho terlihat keberatan membawa sebuah panci yang sangat besar. Tuan Kim pikir kenapa Bok Joo tidak bisa memakannya dan menyuruhnya agar Makan saja pahanya dan minum kuah supnya karena membuatnya tidak terlalu banyak. 
“Sepertinya kau sudah muak dengan ayam goreng. Itulah kenapa aku merebus ayamnya dengan ginseng dan kerang.” Kata Tuan Kim
“Aku bahkan memakan tiga piring makanan untuk makan siangku hari ini. Dan hanya itu  yang bisa kumakan.Aku tidak bisa terus-menerusmemaksa makanan masuk ke tenggorokanku.” Ucap Bok Joo, Dae Ho kesal mendengar keduanya malah berdebat menurunkan pancinya, Tuan Kim memerintahkan agar tetap mengangkatnya.
“Bok Joo. Aku tahu ini sulit, tapi kau harus mencoba sebisamu. Aku pikir kau benar-benar punya kesempatan untuk menang. Aku bisa merasakannya..” Kata Tuan Kim menyakinkan.

“Itu tidak masalahAku bilang aku tidak percaya diri!” teriak Bok Joo, Dae Hoo meminta Bok Joo agar memakanya saja karena Tangannya rasanya mau copot dengan melepaskan pancinya.
“Kalau begitu taruh itu di kepalamu Atau di punggungmu!” teriak Tuan Kim menyuruh Dae Hoo kembali memegangnya.
Pelatih Choi datang menyapanya, mengambil panci hanya dengan satu tangan memegangnya. Dae Ho melonggo melihat Pelatih Choi yang bisa mengangkat panci hanya dengan satu tangan. Pelatih Choi pikir Tuan Kim tak perlu melakukan ini karena sudah membelikan beberapa pizza untuk Bok Joo juga.
Tuan Kim terlihat senang mengajak mereka segera ke dalam,  Pelatih Choi mengangkat panci masuk ke dalam. Dae Ho masih melonggo tak pecaya. Bok Joo pun ngedumel sendiri karena ayahnya itu akan membuat tubuhnya naik kembali.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

4 komentar:

  1. dilanjut yach cantik , semangat ...

    BalasHapus
  2. Ditunggu lanjutannya mba... Hwaiting

    BalasHapus
  3. ceritanya lucuuu.. aku sukaaa..
    bok joo sama joon hyung cute banget.. suka sekali sama tingkah konyol mereka berdua..:D :D

    BalasHapus