PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 09 Desember 2016

Sinopsis Weightlifting Fairy Kim Bok Joo Episode 7 Part 2


PS : All images credit and content copyright :MBC

Bok Joo kembali berjalan pulang, Ponselnya berdering dan langsung diangkatnya. Joon Hyung bisa bernafas lega karena akhirnya Bok Joo mengangkat telpnya, dengan mengeluh karena sangat sulit menghubunginya. Bok Joo meminta maaf dan bertanya ada apa menelpnya. Joon Hyung agar gugup menjawabnya.
“Kau pasti tahu kenapa aku menghubungimu.Apa kau baik-baik saja?Pelatihmu sepertinya mengikutimu kemana-mana.” Ucap Joon Hyung, Bok Joo mengaku baik-baik saja.
“Bagaimana kau tahu tentang ini?” tanya Bok Joo, saat itu terdengar teriakan dari depan gedung angkat besi. Bok Joo panik melihat pelatih Choi dengan wajah murka keluar dengan dua temanya yang sudah menunggu.
Joon Hyung yang masih ada di telp berteriak memanggil Bok Joo karena tiba-tiba langsung ditutup begitu saja. 

Bok Joo sudah ada di ruangan dengan wajah tertunduk, Pelatih Choi ingin tahu kemana Bok Joo sebelumnya, Bok Jo mengaku punya beberapa urusan. Pelatih Choi memarahinya karena menyuruhnya untuk latihan,bukan untuk menyelesaikan urusannya, dengan nada tinggi menyuruh agar membuat alasan yang bagus.
“Apa urusan yang harus kau selesaikan?” tanya Pelatih Choi, Bok Joo hanya diam saja.
“Apa Kau tidak mau bicara padaku. Begitu?Aku memperingatkanmu kalausiap menggunakan kekerasan.” Ucap pelatih Choi mengambil kayu dari kain pel dan menyuruh Bok Joo melakukan posisi push up. 

Bok Joo langsung mengambil posisi, Pelatih Choi seperti tak tega tapi ingin memberikan pelajaran dan mulai memukul dengan kayu. Bok Joo menghitungnya, baru dua hitungan, Nan Hee melihat temanya dipukul tak tega langsung masuk berjanji akan memberitahunya,Bok Joo melarang karena tak ingin pelatihnya tahu.
Di depan gedung, Nan Hee akhirnya menceritakan alasan Bok Joo pergi ke klinik, bukannya mencoba menurunkan berat badannya. Dan juga sebelumnya sempat bertanya pada Bok Joo, ternyata temanya itu pergi untuk meninggalkan hadiah untuk dokter itu karena kemarin adalah hari ulang tahunnya.
“Kau juga tahu kalau ini... tidak pernah terjadi pada Bok Joo. Ketika kau menyukai seseorang, maka kau tidak bisa membiarkan perasaan itu pergi dengan mudah.” Ucap Nan Hee memberikan pengertian, Pelatih Choi hanya diam. Sementara tak jauh dari gedung, Sun Ok mendengar semuanya ternyata keduanya menyembunyikan rahasia darinya. 

Pelatih Choi dan Bok Joo duduk ditaman, Pelatih Choi menceritakan  ketika berumur 19 tahun, pernah sekali kabur dari rumah karena jatuh cinta pada seorang pria. Bok Joo menatap tak percaya, Pelatih Choi mengaku  Setelah makan malam dan melihat pemandangan malam di pantai, kalau pria itu mengatakan kalau harus kembali ke rumah, atau orangtuanya akan membunuhnya.
“Aku sudah mengorbankan... semuanya termasuk angkat besi untuk bisa pergi bersamanya.Tapi...apa kau tahu apa yang mengganggukulebih dari merasa terkhianati? Aku tidak bisa melupakan bajingan itu. Sepertinya wanita memang begitu. Sekali aku merasa menyukainya, aku tidak bisa berhenti dengan mudah. Ahh.. Betapa bodohnya.” Ungkap Pelatih Choi merasa menyesal.

“Bok Joo... Kau merasa hatimu hancur, kan?...Tidak apa-apa. Ini semua akan terlewati. Mengerti ?” ucap Pelatih Choi memberikan semangat. Bok Joo hanya tertunduk diam.
“Kau tahu tentang saat mematikan, kan? Kau kehabisan napas danmerasa sepertinya akan segera mati. Tapi jika kau berhasil melewati saat itu, semuanya akan jadi lebih mudah. Semuanya juga seperti itu. Kau mengerti kan?” jelas Pelatih Choi. Bok Joo menahan air matanya.
“Aku Rasa bagus mendapatkan pengalaman seperit ini. Sekarang atau nanti, jika kau bertemu seorang pria yang bisa membuatmu jadi diri sendiri dan yang mencintaimu, berkencanlah dengannya. Hei... Memangnya atlet angkat besi tidak bisa berkencan? Kau bisa dan aku tidak akan menghentikanmu.” Kata Pelatih Choi. Bok Joo pun mulai menangis,


Joon Hyung berjalan bertanya-tanya kemana perginya Bok Joo karena sebelumnya bahkan menutup telpnya begitu saja dan di tempat latihan pun tak melihatnya. Tiba-tiba terdengar teriakan dilapangan, Pelatih Choi memeluk Bok Joo yang menangis.
“Siapa pria yang membuat Bok Joo menangis? Aku akan mencarimu jika kau membuat Bok Joo terkena masalah!” teriak Pelatih Choi, Joon Hyung hanya diam dengan tatapan sedih melihat keadaan Bok Joo yang harus menangis karena kakaknya. 

Bok Joo dan Pelatih Choi sudah berjalan bersama, Pelatih Yoon menyakinkan Bok Joo kalau Semuanya akan baik-baik saja setelah selesai menangis dan akan berbicara pada  kepala asrama kalau harus tidur di rumah malam ini.
“Tenangkanlah dirimu. Kau juga harus menghabiskan waktu dengan ayahmu. Dan Kau harus mulai berlatih dengan keras besok Aku tidak akan membiarkanmu begini terus. Bawa kembali sifat kerenmu.” Kata Pelatih Choi, Bok Joo menganguk mengerti dan mengucapakn terimakasih lalu berjalan pergi.
“Kau sedang jatuh cinta, yang mana bisa membuatmu kesepian. Tidak ada jawaban untuk cinta.” Ucap pelatih Choi menatap Bok Joo. 

Pelatih Choi akan kembali keruang latihan bertemu dengan pelatih Yoon bertanya apakah sudah mau pulang. Pelatih Yoon membenarkan dan menanyakan keadaan Bok Joo. Pelatih Yoon dengan senyuman mengatakan tak perlu khawatir karena Bok Joo akan bekerja keras.
“Kau bilang memberikan kepercayaan adalah jalan  untuk mendukung, jadi kita harus percaya padanya.” Ucap Pelatih Choi penuh semangat
“Benar. Kepercayaan memang benar ketika  kau bisa percaya sesuatu yang tidak bisa kau lihat. Rintangan dibutuhkan supaya kita bisa berkembang. Kau harus segera pulang ke rumah.” Ucap Pelatih Yoon
“Oke, hati-hati di jalan. Pastikan kau makan malam.” Pesan Pelatih Choi, Pelatih Yoon yang mendengarnya mengejek kalau Pelatih Choi itu bukan istrinya, Pelatih Choi membalas rekan kerjanya itu sangat puitis.

Bok Joo berjalan pulang melihat sebuah sosis yang mengelinding ke arahnya, Joon Hyung bersembunyi dengan berpura-pura menariknya. Bok Joo akhirnya mengambil sosis yang tergeletak di jalan, Joon Hyung keluar dengan mengodanya kalau sudah menangkapnya.
“ternyata Sosis sangat berhasil untuk menangkap Kim Bok Joo.Aku membelikannya untukmukarena kau selalu menginginkannya. Ini bahkan tidak terlalu enak.” Ucap Joon Hyung memberikan sosisnya dan bertanya mau kemana Bok Joo, Bok Joo mengatakan akan pulang ke rumah. Dan bertanya mau kemana Joon Hyung.
“Aku pergi untuk membeli sosis ini. Hei.. Kenapa kau memutuskan teleponku seperti itu?” ucap Joon Hyung sebelumnya gugup mengalihkan pembicaraan. Bok Joo menjawab kalau  Ada sesuatu yang terjadi.
“Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa tahu kalau aku ketahuan?” tanya Bok Joo penasaran, Joon Hyung beralasnan Selalu ada jalan untuk mengetahuinya.
Ia lalu mengajak Bok Joo untuk makan malam, Bok Joo khawatir dengan jam malam asrama pria, Joon Hyung menyakinkan kalau Peraturan diciptakan untuk dilanggar lalu memeluk erat temanya untuk makan bersama. 

Sementara Nan Hee mengejar Sun Ok yang cemberut padanya dengan masuk kamar,  meminta agar jangan marah padanya. Sun Ok kecewa karena ternyata Nan Hee tahu  kalau Bok Joo selama ini pergi ke klinik itu. Nan Hee mengaku  tidak tahu itu sejak awal. Sun Ok tak peduli karena Nan Hee tahu sebelum ia mengetahui semuanya.
“Itulah kenapa kau sangat tenang. Kalau tidak, kau pasti akan  membesar-besarkan tentang itu. Aku tidak yakin apakah aku harus memberitahumu atau tidak. Apa hakmu melakukan itu?” ucap Sun Ok marah, Nan Hee menjelaskan bukan itu maksudnya.
“Kau lebih buruk daripada Bok Joo.” Ucap Sun Ok lalu menutup seluruh badanya dengan selimut, Nan Hee merengek mendekatinya, Sun Ok langsung mendorongnya membuat Nan Hee terlempar ke lantai. 

Joon Hyung mulai memanggang daging, Bok Joo tak nafsu makan karena hatinya seperti masih terasa pedih. Joon Hyung menyuapi Bok Joo daging panggang yang sangat disukainya, Bok Joo tak percaya Joon Hyung akan mentraktirnya daging pangggany.
“Aku sudah mengatakannya.Aku menemukan uang 50 ribu won di jalan jadi harus menghabiskannya dengan cepat.” Ucap Joon Hyung, Bok Joo akhirnya menerima daging suapan dari Joon Hyung.
“Makanlah yang banyak. Anggap saja  ini perayaan untuk ulang tahun Jae Yi. Kau tidak harus diet lagi.” Ucap Joon Hyung lalu tertunduk diam karena salah bicara, Bok Joo pun sedih mendengarnya
“Hei.. Kenapa kau tidak berhati-hati? Kau ketahuan di hari ulang tahunnya. Dia khawatir karena kau tidak datang tanpa menghubunginya.” Kata Joon Hyung memarahinya, Bok Joo tak percaya kalau Jae Yi khawatir. 
“Kau seharusnya menghubunginya. Aku yakin kau tidak punya kesempatan untuk itu.” Ucap Joon Hyung, nafsu makan Bok Joo kembali datang memakan daging panganya, Joon Hyung berteriak panik karena daging itu belum matang.
Joon Hyung dengan penuh perhatian membersihkan saus yang menempel dan juga memberikan daging yang sudah matang jadi Bok Joo  harus menghabiskan dengan memenuhi perut dan mengosokan pikiranya karena akan mentraktirnya. 

Joon Hyung datang membawa dua botol minuman, Bok Jo mengeluh mereka harus pergi ke club. Joon Hyung memberitahu kalau Clubbing adalah yang terbaik ketika terlalu banyak pikiran.  Bok Joo pikir lebih suka pergi karaoke. Joon Hyung kesusahan membuka minuman dan meminta tolong pada Bok Joo.
Bok Joo seperti pelatih Choi dengan mudah membuka tutup botol, keduanya pun minum bersama. Joon Hyung mengajak turun ke lantai dansa, Bok Jo menolaknya. Joon Hyung menariknya agar ikut denganya, Bok Joo awalnya terlihat malu tapi akhirnya meluapkan amarahnya dengan menari-nari untuk melepaskan semua masalahnya. 

Tuan Kim minum soju di restoran sendirian sambil melamun, Dae Ho datang karena lupa membawa mesin kartu kredit, melihat sang kakak sedang minum langsung mengambil botol dengan melarangnya minum, tapi Tuan Kim meminta mengembalikanya, Dae Ho meminum setengah botol dan memberikan pada Tuan Kim karena hanya boleh minum sedikit saja lalu duduk didepan kakaknya.
“Kau merasa menyesal karena sudah memarahi Bok Joo, kan? Coba Pikirkanlah lagi. Bok Joo sudah berumur 21 tahun. Bukankah dia juga ingin menggunakan  make up, menurunkan berat badannya, dan pergi berkencan seperti teman seusianya? Dia juga wanita.” Ucap Dae Hoo menyadarkan kakaknya.
“Dia bukan wanita tapi Dia seorang atlet angkat besi.” Kata Tuan Kim
“Dia masih tetap seorang wanita meskipun dia mengangkat besi. Setiap kali aku melihat Bok Joo, aku merasa kasihan padanya. Dia selalu menggunakan celana training, naik motor untuk mengantarkan pesanan. Telapak tangannya kasar seperti tempurung kura-kura. Itu bukan tangan seorang wanita.” Ucap Dae Hoo
“Dia kehilangan ibunya ketika dia masih kecil. Ayahnya yang tidak peduli memukulnya setiap hari.” Sindir Dae Ho, Tuan Kim menyuruh Dae Ho untuk diam dan Tidur saja jika akan terus bicara seperti itu.
Dae Hoo akan melakukanya, meminta sang kakak agar tak minum lalu bergegas pergi.. Tuan Kim mengaku kasihan pada Bok Joo, maka dari itu alasan Bok Joo tidak boleh menyerah karena setidaknya harus memenangkan medali emas dan tak perlu menyas seperti dirinya. 


Bok Joo terus menari setelah dari club, Joon Hyung melihat Bok Joo yang tak bisa berhenti menari lalu berkomentar kalau temanya tak suak pergi ke club tapi ternyata tarian tidak buruk dengan mengajak Suit siapa yang akan membayar lain kali, Bok Joo mengeluh selalu kalah harus membayar club nanti.
“Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa ketahuan?” tanya Joon Hyung
“Pelatihku... menemukan jurnal dietku di ruang angkat besi.” Cerita Bok Joo
“Hei, kenapa kau meninggalkannya... Kau sangat ceroboh.” Ejek Joon Hyung
“Aku padahal yakin sudah menaruhnya di tasku. Aku tidak tahu kenapa bisa ada di sana. Ini jadi misteri untukku.” Ucap Bok Joo binggung
“Kau pasti menjatuhkannya di sana. Apa Kau pikir hantu yang menaruhnya?” ucap  Joon Hyung, Bok Joo pikir benar juga.

“Biarkan saja apa yang sudah terjadi. Ini bukan masalah lagi. Tapi... Aku tidak menyesal. Aku belajar banyak, karena Dr. Jung. Dia membuatku sadar kalau aku juga seorang wanita. Dia mengajarkanku kalau pria bisa membuat hatiku berdebar... seperti yang angkat besi biasa lakukan. “ ucap Bok Joo dengan senyuman
“Dan kau sadar kalau kau... juga bisa menari seperti ini.” Ejek Joon Hyung
Bok Joo kesal Joon Hyung itu mengubah perasanya dalam sekejap, lalu menanyakan apakah tak masalah meninggalkan asrama tanpa izin. Joon Hyung mengaku sudah sering melakukannya lalu mengodanya kalau Bok Joo pasti khawatir. Bok Joo pikir pasti khawatir karena Joon Hyung bisa ketahuan dan mendapatkan hukuman.
“Kau sangat manis, Bok Joo.” Puji Joon Hyung dengan mengacak-ngacak rambut Bok Joo, Bok  Joo menjauh meminta Joon Hyung untuk tak menyentuhnya.
“Kenapa aku tidak bisa menyentuhmu?” goda Joon Hyung sengaja mengacak rambutnya, Bok Joo langsung mengancam Joon Hyung ingin masuk penjara.
“Wahh. Kau akhirnya kembali jadi dirimu sendiri. Semangatlah, bodoh. Cerewet dan ceria adalah daya tarikmu. Diam setiap saat membuatmu jadi membosankan. Hubungi aku kapanpun kau membutuhkan “moodbooster” Aku akan menggodamu.” Kata Joon Hyung,  Bok Joo pun berjalan lebih dulu

Joon Hyung mengantar Bok Joo sampai ke depan asrama karena mendapatkan izin pergi jadi bisa mengunakan pintu depan, tapi harus pergi lewat pintu belakang. Bok Joo akan masuk terlihat gugup lalu memanggil Joon Hyung kembali.
“Aku bersenang-senang hari ini, berkatmu.” Kata Bok Joo lalu masuk ke dalam asrama.
“Aku juga bersenang-senang hari ini... Berkatmu.” Balas Joon Hyung dengan senyuman 

Joon Hyung akan meninggalkan asrama putri, lalu teringat dengan cerita Bok Joo “Pelatihku... menemukan jurnal dietku di ruangan angkat besi” Ia mengingat saat lari pagi melihat Si Ho yang masuk ke dalam gedung angkat besi, pikiranya langsung bisa menduga kalau semua perbuatan Si Ho. 

Bok Joo berjalan ke dalam asrama, melihat Joon Hyung itu tak seperti Jae Yi, tapi melihat keduanya yang satu darah pasti bisa melihat kesamaan walaupun sangaat kecccciill sekali.
Ia lalu pelan-pelan saat masuk ke kamar karena tahu membangunkan Si Ho, tapi malah dibuat kaget melihat Si Ho sudah bangun dengan melakukan pemanasan. Ia menyapanya dengan melihat Si Ho bangun lebih pagi. Si Ho mengatakan ada kompetisi hari ini.
“Aku dengar kau pulang ke rumah. Kau kembali lebih cepat.” Ucap Si Ho, Bok Joo dengan gugup mengaku bangun lebih cepat.
“Bagaimana keadaanmu? Kau tidak terlihat baik-baik saja kemarin.” Kata Si Ho berpura-pura khawatir,
Bok Joo mengaku baik saja karena dirinya itu  sekuat baja dan mengucapkan terimakasih atas perhatianya dan memberikan dukungan agar bisa menang kompetisi dan ingin tidur. Si Ho akan pergi dengan mengambil tas dimeja, cerminya tiba-tiba ikut jatuh, matanya melotot karena merasa itu pertanda buruk untuknya. 

Semua tim angkat besi sudah ada didepan gedung, Sun Ok masih marah menjauh dari Nan Hee. Bok Joo datang dengan terburu-buru dengan mengomel pada temanya yang tak membangunkanya, Nan He pikir Bok Joo itu tidak akan lari pagi lalu menariknya untuk menjauh.
“Sun Ok sangat marah pada kita sekarang. Karena aku tahu tentang itu dan tidak memberitahunya. Dia pikir kita melakukannya dengan sengaja. Semuanya jadi berantakan.” Ucap Nan Hee,
“Ah, bukan itu yang sebenarnya terjadi. Si bodoh itu.” Ucap Bok Joo melihat Sun Ok tak mau menatapnya
“Apa yang harus kita lakukan? Kau tahu seberapa keras kepalanya dia. Dia bisa jadi sangat sulit.” Ucap Nan Hee, Bok Joo sadar semua itu salahnya saat itu ayahnya menelp. 

Bok Joo datang menemui ayahnya yang sedang menyapu halaman rumah, Tuan Kim melirik anaknya dengan acuh kalau menyuruh untuk datang kaalu memilik waktu luang tapi datang pagi sekali lalu bertanya apakah sudah sarapan, Bok Joo mengangguk kalau sudah makan dua porsi bahkan pelatih Choi membelikan jokbal.
“Jangan khawatir tentang ini. Aku akan melakukannya. Bagaimana keadaan ayah? Apa kau menerima hemodialisis  terlalu terlambat kemarin?” ucap Bok Joo khawatir
“Jangan berpura-pura kalau kau mengkhawatirkanku. Kenapa kau berbohong padaku jika memang peduli padaku?” kata Tuan Kim lalu memberikan sesuatu pada anaknya
Bok Joo tersenyum melihat isinya sebuah lipstik, Tuan Kim mendengar semua gadis memakai benda seperti itu saat ini, menyuruhnya agar mengunakan saat keluar dan jangan mengunakan saat latihan. Bok Joo langsung mencoba lipstik di bibirnya dan menanyakan pendapat ayahnya. Apakah terlihat cantik.
Tuan Kim mengaku tidak terbiasa melihatnya dan menyuruh makan sebelum kembali ke kampus, karena sudah menyimpan iga lalu bertanya apakah mau dibakar atau kukus, Bok Joo meminta keduanya, Tuan Kim mengeluh anaknya yang tak tahu diri tapi bisa tersenyum karena anaknya kembali seperti dulu. 


Spanduk bertuliskan[Semoga berhasil, Song Si Ho dari Universitas Olahraga Haneol] Soo Bin memulai kompetisi tapi beberapa kali alatnya jatuh dan melakukan kesalahan. Si Ho terlihat sangat tegang karena sebelumnya pernah melakukan kesalahan.
Pelatih Sung mendekatinya memberikan pesan agar menjaga keseimbangannya serta Lakukan semua gerakannya dengan akurat dan perhatikan kakinya Selain itu Lebih hati-hatilah pada posisi berputarnya. Si Ho mengangguk mengerti.
Namanya pun dipanggil untuk masuk ke ruangan kompetisi, Si Ho dengan mulus melakukan gerakan dengan pita tanpa melakukan kesalahan, wajahnya tersenyum bahagia di depan juri. 

Sementara Joon Hyung sedang berlatih di marahi oleh pelatihnya karena waktunya tak seperti biasa bahkan tertinggal dibelakang, Joon Hyung terlihat memikirkan sesuatu membuatnya tak konsentrasi. Tae Kwon menemui Joon Hyung yang sudah berganti pakain bertanya dimana tidur semalam.
“Apa yang kau bicarakan? Aku bilang di luar sepanjang malam.” Kata Joon Hyung menutupi kalau pergi dengan Bok Joo.
“Apa kau berharap aku percaya kalau berada di luar semalaman sendirian? Kapan kau pergi, dengan siapa kau pergi, dan kapan kau kembali?” ucap Tae Kwon penasaran, Joon Hyung menyuruh temanya diam saja karena sedang banyak pikiran saat ini.
“Hei... Aku berusaha melindungimu kemarin. Aku bilang pada yang lain kalau kau terkena diare dan harus ke toilet. Aku sangat cepat saat berpikir itu.”ucap Tae Kwon merasa sudah menyelamatkan Joon Hyung
“Dia hanya berpura-pura bodoh karena tidak ingin mengganggu.” Kata Joon Hyung lalu bergegas pergi, Tae Kwon berteriak bertanya mau kemana lag, Joon Hyung mengatakan harus melakukan sesuatu.

Pelatih Sung dan semua tim berada dibagian depan asrama memuji semua melakukan yang terbaik dalam kompetisi hari ini jadi memita agar memikirkan kesalahan dengan hati-hati di rumah dan membubarkan tim. Si Ho bisa tersenyum puas dengan hasilnya, Soo Bin mengucapkan selamat pada Si Ho dengan nada sinis.
“Aku suka penampilanmu hari ini.Semangatlah.” Kata Si Ho dengan senyuman seperti mengejek, ketika keluar wajahnya bahagia mengangkat telp dari Joon Hyung yang mengajaknya bicara. 

Si Ho terlihat bahagia mendekati Joon Hyung yang sudah menunggunya, Joon Hyung bertanya apakah Si Ho melakukan yang terbaik dalam kompetisi. Si Ho membenarkan padahal sebelumnya cerminya pecah dan berpikia akan datang sial Tapi tenyata ini berarti kebalikannya.
“Si Ho.... Apakah itu kau? Aku melihatmu saat pagi beberapa hari lalu. Kau masuk ke tempat latihan angkat besi. Itu bukan kau, kan?”ucap Joon Hyung seperti tak ingin mempercayainya.
“Kenapa kau bertanya padaku ketika sudah menciumnya? Itu memang aku. Aku yang melakukannya. Aku meninggalkan jurnal dietnya di ruang latihan angkat besi dengan sengaja.” Ucap Si Ho dengan nada tinggi, Joon Hyung kaget dan menanyakan alasanya.

“Kenapa kau melakukan itu? Apa untungnya kau melakukan itu? Apa kau tahu masalah apa yang kau sebabkan untuk Bok Joo?” ucap Joon Hyung marah
“Bagaimana denganmu? Kenapa kau sangat kesal?” kata Si Ho heran, Joon Hyung sempat bingung.
“Ini bukan urusanmu. Kenapa kau marah dan melepaskankemarahanmu padaku hanya karena dia? Apa dia kekasihmu?” ucap Si Ho marah, Joon Hyung benar-benar tak percaya Si Ho tega melakukanya.
“Aku benci melihatmu tertawa ketika kau sedang bersamanya. Dia bersamamu dan itu menggangguku. Tapi klinik berat badan? Itu adalah hal konyol karena dia pergi ke sana. Dia seorang atlet angkat besi. Kenapa dia  harus menurunkan berat badannya? Untuk siapa?” ucap Si Ho benar-benar terbakar cemburu.
Joon Hyung menjelaskan kalau mereka  tidak berada dalam sebuah hubungan seperti yang dipikirkan karena Bok Joo menyukai orang lain. Si Ho pun menanyakan perasan Joon Hyung pada Bok Joo. Jon Hyung pikir tak harus menjelaskannya padanya dan memberitahu kalau mereka dulu satu sekolah.
Si Ho mengaku membenci itu juga, dan mengaku tidak tahu ada apa dengannya bahkan takut menjadi gila karena ini. Tap ia menegaska kalau membenci karena Joon Hyung  bersama orang lain, tersenyum pada orang lain selain dirinya, Jadi meminta agar tak menekanya terus karena bisa gila karena itu. 

Bok Joo sedang diam dikamar mengingat perkataan Joon Hyung, kalau Jae Yi itu khawatir karena Bok Joo tak datang tanpa menghubunginya. Ia pun pikir  harus menghubungi klinik dan mengatakan kalau tidak akan datang lagi, tapi ia harus memikirkan alasanya.
Akhirnya Bok Joo menelp Joon Hyung, ingin menanyakan apa yang harus dikatanya. Saat itu Si Ho baru masuk kamar mendengar nama Joon Hyung lansung merampas ponsel Bok Joo dan membuangnya. Bok Joo binggung tiba-tiba Si Ho merampas ponselnya.
“Kenapa kau terus menghubungi Joon Hyung dan bertemu dengannya? Aku dengar kau menyukai orang lain. Tapi kenapa kau terus mengganggu Joon Hyung?” ucap Si Ho marah, Bok Joo binggung karena dianggap menganggu.
“Aku meninggalkan jurnal dietmu... dia ruang latihanmu.” Kata Si Ho mengaku semuanya, Bok Joo kaget ternyata Si Ho yang menaruh membuatnya jadi kacau bahkan mendapatkan hukuman yang berat.
Bersambung ke episode 8

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. Terima kasih ya kak.. Berkat sinopsis ep 7, aku jadi tau kelanjutan ceritanya. Cerita di episode ini (versi DVD) tiba2 terpotong pada saat adegan ayah Bok Joo tergeletak sa
    kit dan rebahan di dalam kamar. Aku penasaran sekali pengen tau kelanjutannya. Untungnya ada sinopsis ini. Terima kasih ya kak. terus semangat membuat sinopsis kdrama. Fighting!

    BalasHapus