PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 20 Januari 2017

Sinopsis The Legend of the Blue Sea Episode 18 Part 2

PS : All images credit and content copyright : SBS
Ibu Joon Jae menangis didalam kamar mandi, Seo Hee datang menyindir kalau ibu dan akan sama saja karena Joon Jae tidak pernah datang mengunjungi ayahnya selama lebih dari 10 tahun Tapi karena ayahnya  sudah meninggal, sekarang baru muncul dan  menurutnya semua karena uang. Nyonya Moo hanya terdiam.
“Alasan kecilmu datang ke sini juga... pasti mencoba untuk mengumpulkan beberapa remah-remah kekayaan, bukan? Kalau saja kau diam dan tak ikut campur, maka aku pasti akan memberikanmu sesuatu. Kalau kau muncul seperti ini..., apa aku punya hari buat memberimu uang sepeser pun?” sindir Nyonya Kang, Nyonya Moo tak tahan langsung menamparnya.
“Orang yang merangkak buat mengumpulkan remah-remah itu kau dan anakmu. Jika kau melakukannya, kau seharusnya sudah puas dengan memanfaatkan orang lain. Apa Sekarang pencuri ingin bertingkahcsebagai seorang pemilik? Kau memang terlalu serakah.” Ungkap Nyonya Moo karena Seo Hee merampas semuanya. 

Nyonya Kang tak terima dianggap pencuri, ketika ingin menampar tanganya, Sim Chung lebih dulu menahanya memberitahu kalau Nyonya Kang itu  tak berhak menamparnya. Nyonya Kang mengomel bertanya siapa wanita yang ikut campur dalam masalah ini. Nyonya Moo membela Sim Chung dengan menyuruh Nyonya Kang yang menjaga mulutnya.
“Oh, dia orang yang kau kenal? Pantas saja! Kau yang harus jaga mulutmu” ucap Nyonya Kang ingin melepaskan tanganya, tapi Sim Chung masih memegang dengan erat.
“Apa yang kau lakukan sekarang?” ucap Nyonya Kang panik karena Sim Chung mendorong ke dinding.
“Apa yang ingin kulakukan adalah... Aku penasaran soal sesuatu.” Tegas Sim Chung yang memegang tangan Nyonya Kang ingin tahu tentang ingatanya. 

Sim Chung bisa melihat Nyonya Kang yan menukar obat milik Tuan Heo, lalu membuat minuman yang dimasukan racun dan meminta agar suaminya meminum obatnya. Tuan Heo pun meminum seteguk ramuan yang dibuat oleh istrinya, Nyonya Kang sebelum pergi bisa melihat suaminya yang minum ramuan darinya.
Saat itu Nyonya Kang pergi ke bagian bawah tanah, lalu masuk ke sebuah ruangan dan dari teropongan Sim Chung melihat sosok Dae Young yang ada di ruangan tersebut. Setelah melihat semuanya, Sim Chung melepaskan tangan Nyonya Kang, Nyonya Moo bingung bertanya apa yang terjadi pada Sim Chung.

“Aku bisa melakukan apa saja, tapi aku tadi tidak melakukan apapun. Karena kau tidak harus melupakan semua dosa-dosamu. Kau harus mengingatnya sampai mati Kau harus mengingat semua hal yang kau dambakan, agar kau lebih tersiksa karena tidak bisa memilikinya.” Tegas Sim Chung pada Nyonya Kang lalu mengajak ibu mertuanya agar pergi.
Nyonya Kang terdiam seperti merasakan sesuatu yang aneh padanya setelah melakukan beberapa kesalahan pada dirinya. 

Jin Joo duduk diam di ruangan pelayat dengan melonggo mencari Nyonya Moo yang belum datang, akhirnya berjalan ke arah luar. Salah satu pelayat meminta agar menambahkan kimchi. Jin Joo dengan sinis memberitahu kalau ia bukan perkerja dirumah duka.
Dua temanya tiba-tiba datang menyapa pelayat dengan memberikan tambahan kimchi, Jin Joo terlihat kaget temanya berpihak pada Nyonya Kang sekarang. Nyonya Kang berjalan lemas setelah keluar dari toilet, beberapa temanya langsung mendekati Nyonya Kang dengan menjilat kalau tampak lelah dan masih terlihat cantik.
“Wow, bagaimana bisa orang tak berprinsip seperti itu. Mereka beruntung sekali. Kenapa juga aku harus jujur soal prinsip-prinsipku sendiri?” keluh Jin Joo lalu mencari Nyonya Mo karena dianggap seperti orang aneh dalam rumah duka. 

Joon Jae duduk diam dengan ponselnya terlihat sangat frustasi, Nam Doo datang bertanya apakah Mereka sudah menemukan buktinya. Joon Jae dengan malas berkata belum. Nam Doo bertanya apakah Jon Jae  tidak masuk ke ruang pemakaman. Joon Jae mengaku tak akan masuk. Nam Do menasehati agar Joon Jae harus masuk ke dalam.
“Bagaimana bisa? Aku masih belum tahu penyebab dia meninggal.” Ucap Joon Jae tak bisa terima begitu saja.
“ Apa kau harus melakukannya? Tentang Otopsi...” ucap Nam Doo seperti menentang, Joon Jae kaget dengan sedikit berteriak.
“Semua sudah berlalu. Apa pun kebenaran yang kita temukan sekarang tidak akan membuat mendiang  ayahmu hidup lagi. Kita tak tahu saat ini. Dan selain itu..., kau harus mengambil hati ibu tirimu itu dan memastikan bahwa kau akan mewarisi apapun itu.” Jelas Nam Doo berusaha membujuk Joon jae.
“Kau tak pantas bicara begitu!Menurutku aku tidakmengatakan apa yang harusnya kukatakan.” Teriak Joon Jae tak terima, Nam Doo meminta agar Joon Jae memikirkanya lalu meninggalkanya. 

Sim Chung dan Nam Doo tiba-tiba saling berpapasan, lalu dengan tatapan mata serius memberitahu Joon Jae kalau melihat sesuatu. Keduanya sudah ada dimobil, Joon Jae berkomentar Sim Chung memihakny seperti ini, hanya untuk terlibat dalam kekacauan dan harus melihat semua hal yang tak perlu dilihat.
“Kenyataan bahwa semuanya menjadi kenanganmu, membuatku marah.” Ungkap Joon Jae.
“Walaupun begitu aku senang kalau aku dapat melindungimu sebisaku” ungkap Sim Chung, Joon Jae mengejek Sim Chung yang akan melindunginya.
“Kenapa? Apa Kau pikir aku tidak bisa? Memang benar, aku ke daratan tanpa tahu apa-apa, yang membuat orang lain menganggapku idiot. Tapi, aku ini sangat populer di laut.” Ucap Sim Chung membanggakan dirinya, Joon Jae seperti tak yakin.

“Tentu saja! Aku ini spesies putri duyung yang terancam punah. Belakangan ini manusia pakal kapal selam dan apapun itu, menyelusuri lautan... Apa kau menyadari betapa sulitnya bagi duyung bersembunyi dan bertahan hidup? Kemudian hiu datang kapan saja, dan berkata, "Kami... akan menggigit dan membunuhmu". Hidup kami juga sulit.” Cerita Sim Chung mengeluh dengan kehidupanya di laut.
Joon Jae tersenyum mendengarnya lalu bertanya apa yang dilakukanya kalau seekor hiu datang. Sim Chung mengaku  bisa melawan ikan hiu dan menang melawannya. Joon Jae mengelus kepala Sim Chung dengan memujinya kalau pacaranya memang hebat dengan senyuman.  Sim Chung senang melihat Joon Jae tersenyum dan berjanji  Mulai sekarang, akan terus membuatnya tersenyum.
“Kau tadi bilang "Aku akan melindungimu", lalu sekarang "Aku akan membuatmu tersenyum". Itu semua harusnya diucapkan pria!” kata Joon Jae. Sim Chung tetap mengatakan akan melindungi dan membuatnye tersenyum.
“Dasar Bodoh, kau mengatakan semua hal yang harusnya kukatakan.” Ucap Joon Jae mengejek lalu mengengam tangan Sim Chung, Sim Chung pun mengecup tangan Joon Jae beberapa kali dengan wajah bahagia. 


Sim Chung dan Joon Jae datang ke rumah ayahnya, Detektif Honbinggung karena belum dapat kemajuan. Sim Chung mengingat apa yang dilihatnya langsung menuju ke ruang bawah tanah, Detektif Hong memberitahu  sudah melihatnya kesana. Ketiganya berhenti didepan tangga.
“Dia ternyata membuat tempat seperti ini, padahal Sebelumnya tak ada ruangan ini.” Cerita Joon Jae yang pernah tinggal dirumah itu.
“Tim forensik dan aku sudah mengecek tempat ini.” Kata Detektif Hong merasa tak menemukan apapun.
Sim Chung menunjuk sebuah tempat dimana Nyonya Kang pernah masuk,  lalu berdiri didepan sebuah pintu dan mendorongnya, semua kaget melihat papan yang seperti dinding tapi dibaliknya ada sebuah kamar dengan tempat tidur. Joon Jae melihat ada sekumpulan bunga wolfsbane. Detektif Hong memperingatkan Joon Jae jangan menyentuh apapun karena nanti akan tertinggal sidik jarinya.
Akhirnya semua hanya mengamati sekeliling ruangan tersembunyi. Detektif Hong melihat sebuah gambar putri duyung di dinding. Sim Chung memberitahu kalau Ma Dae Young ada  diruangan itu. Joon Jae pun yakin kalau Kang Seo Heeadalah Kang Ji Hyun.

Akhirnya Joon Jae berserta Detektif Hong datang ke rumah duka. Nyonya Kang dengan senyumanya merasa bersyukur Joon Jae datang karena memang seharusnya dengan kakak sebagaipemimpin orang berkabung. Joon Jae pikir memang seperti itu setelah memasukan Nyonya Kang ke penjara. Nyonya Kang dibuat binggung
“Mulai sekarang, kasus kematiantidak wajar mendiang Heo Il Joong...,telah berubahmenjadi kasus pembunuhan. Jenazah Tuan Heo akan langsung dialihkan keNFS (forensik) untuk diotopsi.” Ucap Detektif Hong, Nyonya Kang terlihat marah bertanya atas izin siapa mereka berani melakukanya.
“Kang Seo Hee, maksudku, Kang Ji Hyun...,aku menangkapmu tanpa surat perintahsebagai tersangka pembunuhan.Kau berhak diam atau menyewa pengacarayang kauinginkan.” Ucap Detektif Hong sebagai polisi. Chi Hyun menenangkan ibunya.

“Apa Kau punya buktinya? Apa Kau punya surat perintah?!” teriak Chi Hyun membela ibunya, beberapa pelayat dibuat kaget dengan tiba-tiba polisi ingin menangkap Nyonya Kang.
“Karena banyak sekali buktiyang disembunyikan ibumu di...rumah, kami mampu denganmudah mengumpulkan buktinya.Dan itulah sebabnya kamiakan menangkapnya.” Ucap Detektif Hong.
Nyonya Kang tak terima dituduh membunuh suaminya,  menurutnya mereka harusnya menangkap orang yang tepat, kalau saja suaminya tah maka  pasti sangat marah. Joon Jae berteriak menyuruh Nyonya Kang diam dan jangan menyebut nama ayah dengan mulut busuknya. Detektif Hong setuju  lalu menyuruh anak buahnya segera memborgol Nyonya Kang.
Nyonya Kang panik karena tanganya tiba-tiba diborgol, berterikan agar meminta dilepasnya dan menegaskan kalau mereka salah menangkapnya dengan memperingatkan kalau mereka melakukan pada orang yang salah makan mereka semua  tak akan aman. Polisi tak peduli menarik Nyonya Kng keluar dari rumah duka. Nyonya Kang berteriak memanggil anaknya agar segera menghubungi pengacara.
Joon Jae akhirnya berdiri menatap foto ayahnya, terlihat benar-benar tak percaya ayahnya meninggal dengan cara dibunuh, Sim Chung datang mengenggam tangan Joon Jae lalu bersandar di pundaknya. 

Si Ah baru datang ke rumah duka kebinggungan melihat orang dengan pakaian hitam keluar dari ruangan. Tae Oh melihat Si Ah langsung memanggilnya, Si Ah panik mengingat kejadian yang memalukan menangis di pelukan Tae Oh tapi berusaha untuk tetap tenang karena dirinya yang lebih dewasa.

“Apa ada yang terjadi? Kenapa suasananya seperti ini?” ucap Si Ah binggung, Tae Oh tak menjawab langsung menarik Si Ah agar segear keluar dari rumah duka. Si Ah makin binggung tiba-tiba ditarik keluar. 

Si Ah tak percaya kejadian seperti ini bisa terjadi merasa Joon Jae pasti sedih sekali padahal tak berapa lama baru bertemu dengan ibunya, lalu ayahnya meninggal. Keduanya sudah ada di depan rumah duka, Tae Oh bertanya dimana mobil Si Ah. Si Ah menjawab datang dengan naik bus.
“Apa aku harus mengantarmu pulang?” tanya Tae Oh menawarkan diri.
“Tak perlu. Tapi ini juga sudah larut malam. kau tidak boleh berpikiran yang lain, ya? Nanti aku terbebani juga.” Kata Si Ah tak ingin Tae Oh berpikir kalau ia memberikan perasaanya. Tae Oh hanya terdiam. 

Keduanya sudah naik bus dan duduk dibangku belakang, Beberapa anak pelajar terlihat asyik membahas para idola mereka yang terlihat tampan. Si Ah yang mendengarnya mengeluh para pelajar itu sangat berisik,  Tae Oh tiba-tiba memasangkan earphone pada telinga Si Ah agar tak mendengar para pelajar ibu bicara. Si Ah sempat gugup tapi ingin memperlihatkan wajahnya yang datar.
Tae Oh tak banyak berkata-kata hanya diam dan bersandar di kursi dengan memejamkan matanya. Tiba-tiba kepala Tae Oh bersandar di pundak Si Ah, Si Ah heran dengan sikap Tae Oh menurutnya pria muda itu sudah menang lotre dan pasti sangat senang kalau tahu sudah tidur di bahunya, lalu menatap Tae Oh merasa tak percaya kalau pria itu bisa lebih cantik dari perempuan.
Pelajar itu masih tetap sibuk membahas para idola mereka, lalu tiba-tiba berdiri untuk bersiap-siap untuk turun. Si Ah melihat kalau harus turun di halte berikutnya, lalu melihat Tae Oh yang tidur nyenyak dibahunya. Pera pelajar pun turun dari bus dan Si Ah tetap diam dalam bus membiarkan Tae Oh yang tertidur lelap dibahunya. 

Joon Jae dan Sim Chung masuk ke dalam kamar dengan bergandengan tangan, Sim Chung akan naik ke kamarnya. Joon Jae langsung menariknya ke atas tempat tidur dan ia pun berbaring mengajak Sim Chung untuk tidur denganya malam ini. Sim Chung pun menarik tangan Joon Jae agar bisa berbaring diatas lenganya.
“Ma Dae Young mungkin sudah hilang ingatan, tapi dia masih mengingat putri duyung. Ma Dae Young kadang-kadang sepertinya lebih pintar dari Dam Ryung mengenai pendapatnya tentang putri duyung.” Ucap Sim Chung khawatir
“Sea Hwa sepertinya selalu bicara manis. Senyumnya cantik dan sangat sopan. Aku ingin tahu apa wajah sama membuat orangnya juga sama?” goda Joon Jae dengan mata tertutup ingin mengoda Sim Chung, Sim Chung langsung mengelitiki Joon Jae yang terus mengodanya.
“Tapi apa semuanya akan terulang dari masa lalu dengan cara yang sama?” ucap Sim Chung khawatir, Keduanya akhirnya duduk diatas tempat tidur, Joon Jae pun bertanya kenapa Sim Chung menanyakan hal itu.
“Sejujurnya, ketika aku menghapus ingatan Ma Dae Young, aku melihat wajah orang yang berbeda.” Cerita Sim Chung, Joon Jae penasaran siapa orangnya.
Sim Chung mengingat saat melihat ingatan Dae Young, kalau Tombak yang menusuk mereka bukan Ma Dae Young yang melemparkannya karena Orang lain yang melemparkannya dan melihat wajah orang itu. Joon Jae makin penasaran siapa orangnya, Sim Chung mengatakan kalau orang itu yang mereka kenal. 


Nyonya Kang bertemu dengan pengacaranya, Pengacara Kim memberitahu kalau polisi hanya punya bukti tidak langsung dan tidak memiliki bukti langsung. Ia memberitahu tentang  racun tonik itu sebagai bukti yang diberikan pada Ketua Heo.
“Mereka akan menginterogasimu dengan pertanyaan pembuka. Jadi Dengarkan saja. Usahakan jawabanmu sesingkat mungkin. Jika mereka mengajukan pertanyaan yang memberatkanmu, jawab saja, "aku tidak ingat, kepalaku sakit, aku punya penyakit kronis...," Bahkan Kau boleh diam saja. Karena mereka menangkapmu tanpa surat perintah dan mereka hanya bisa menahanmu selama 48 jam.” Pesan pengacara Kim yang miliki rencana membuat Nyonya Kang keluar dari penjara. 

Detektif Hong sudah membawa Nyonya Kang di ruang interogasi meminta agar memberitahunya karena itu akan menjadi bukti. Nyonya Kang menjawabnya kalau tak tahu.  Detektif Kim memperlihatkan bukti kalau ada gelas dan 10 piring, Nyonya Kang tetap menjawab tak tahu, lalu akhirnya Nyonya Kang pun makan sup daging yang biasa diberikan oleh polisi.
“Kenapa kau bisa menerima resep obat antikolinergik?” tanya Detektif Hong, Nyonya Kang mengaku tiba-tiba kepalanya sakit.
“Menggunakan air dengan sari bunga wolfsbane..” kata Detektif Hong, Nyonya Kang kembali mengaku tak tahu dan menderita gangguan panik jadi tidak ingat dan tidak tahu apa-apa dan akhirnya sudah makan beberapa kali di dalam ruang interogasi. 

Detektif Hong terlihat kebingungan saat bertemu dengan Joon Jae, memberitahu kalau Nyonya Kang  selalu bilang "aku tidak ingat” padahal berpikir ibu tiri Joon Jae  akan mengaku, jika bukti sebanyak ini.
“Jika dia mengakuinya, dia bisa didiskualifikasi sebagai pewaris wasiat ayahmu. Mungkin karena itu dia  mempertahankan wasiat itu, dan tak mau bicara.” Jelas Detektif Hong
“Jika dia tidak mengakuinya, maka Apa dia tidak ditahan dan takkan diselidiki lagi?” tanya Joon Jae.
Di depan kantor polisi, Nam Doo seperti sedang memata-matai Joon Jae dengan menelp Chi Hyun memberitahu kalau Joon Jae sudah pergi  setelah bertemu dengan Detektif lalu mengetahui kalau Nyonya Kang  akan dibebaskan jam 6 malam nanti, dan bertanya tentang rencananya malam ini.
“Menurutku mereka takkan membiarkan situasi ini. Kita harus menyerang lebih dulu. Aku juga ingin buru-buru.” Kata Chi Hyun yang tak ingin berlama-lama membiarkan Joon Jae. 

Tepat jam 6 malam, Nyonya Kang memperlihatkan senyuman liciknya karena berhasil membuat Detektif Hong tak mendapatkan penyataan apapun dari mulutnya. Akhirnya Ia pun keluar dari kantor polisi dengan dijemput oleh Chi Hyun.
Chi Hyun sempat menatap dingin pada dua polisi yang menangkap ibunya. Nam Do langsung mengikuti mobil Chi Hyun langsung keluar dari kantor polisi. Detektif Hong dan Cha terlihat kebinggungan dengan keadaaanya sekarang.

Joon Jae baru saja akan masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba Nam Do dari belakang langsung memukulnya dari belakang dan membuat Joon Jae jatuh tak sadarkan diri. Tae Oh sedang membuka CCTV lalu dikejutkan dengan melihat rekaman CCTV saat Joon Jae dipukul dari belakang.
Sim Chung keluar dari kamar, bertanya ada apa dengan Joon Jae. Tae Oh tak bisa berkata-kata hanya menunjuknya. 

Keduanya akhirnya naik mobil bersama Sim Chung bertanya-tanya siapa orang itu dengan memukul Joon Jae.  Tae Oh heran karena Sim Chung tak membiarkan dirinya pergi sendiri karena khawati kalau keadaan ini sangat berbahaya.
“Tae Ho, ada hal yang  tidak kau ketahui. Jika kita bertarung saja, maka tulang-tulangmu mungkin bisa remuk. Anggap saja kalau akulah yang lebih kuat darimu dan cepat menyetirnya.” Ungkap Sim Chung, Tae Oh tak banyak bicara menyetir mobil saja. 


Joon Jae dengan luka dibagian kepalanya dibawa masuk ke dalam gudang oleh Nam Do lalu dudukan pada kursi. Nyonya Kang dan Chi Hyun sudah menungunya, lalu Chi Hyun menyuruh Nam Doo mengingat Joon Jae dengan erat. Joon Jae berteriak marah pada Joon Jae yang tega melakukan itu padanya.
“Kaulah orang yang telah  terbuai pada rayuan wanita dan berhenti bekerja denganku.  Kaulah orang yang mengkhianatiku! Aku juga harus cari uang.  Aku minta maaf sekali soal ini.” Kata Nam Doo licik. Joon Jae berteriak agar melepaskanya.
“Dan ini adalah lembaran surat, Catatan bunuh dirimu. Catatan ini akan ditemukan besok di kamarmu. Kau hari ini akan bunuh diri dari rasa bersalah karena telah membunuh ayahmu.” Ucap Nam Doo mengeluarkan sebuah surat. Joon Jae kaget ternyata Nam Doo sudah merencanakan semuanya.
Nam Doo mengeluarkan sebuah jarum memberitahu kalau itu adalah cairan yang membunuh  ayahnya yaitu Acrotinec, Kalaureaksinya cepatbisa 10 menit dan paling 30 menit. Joon Jae berteriak agar Nam Doo tak melakukan itu padanya. Nam Doo tak peduli langsung menusukan pada pada Joon Jae.  Chi Hyun akhirnya melihat Joon Jae seperti akan tak sadarkan diri.

“Karena kau tidak dapat menerima warisan dari Ayah jadi alasan itu bisa dijadikan motif pembunuhan. Dan... karena kau sudah memeriksa rumah kami dengan baik..., maka kau menyembunyikan bukti di ruang bawah tanah. Joon Jae.... Takkan susah mencari alasan kematianmu ini.” Ungkap Chi Hyun penuh dendam, Nyonya Kang meminta agar anaknya menunggu diluar dengan Nam Doo karena ingin bicara berdua dengan Joon Jae.

Nyonya Kang mulai berbicara pada Joon Jae dengan tatapan licik kalau tak akan membiarkan semua terjadi sesuai keinginannya. Menurutnya  Orang mati tidak cerita-cerita ke orang lain, contohnya adalah ayahnya yang  tidak bisa berkata apa-apa. Joon Jae menangis tak percaya Nyonya Kang yang tega melakukan itu pada ayahnya. Padahal Ayah sangat baik pada ibu tirinya.
“Lalu menurutmu aku tidak baik?! Sudah 17 tahun lamanya.Aku menghabiskan 17 tahun, aku  bersikap baik pada Heo Il Joong. Tapi ketika tiba saatnya mewariskan kekayaannya, dia hanya ingin mewariskan pada darah dagingnya.” Ucap Nyonya Kang tak terima.
“Jadi apa karena itu kau membunuhnya?” kata Joon Jae, Nyonya Kang mengaku kalau ia membunuh Tuan Heo. 

“Lagipula, ayahmu sedang sakit parah dan sekarat. Sejujurnya, racun itu, dia tidak menelan  itu selama satu atau dua hari.” Ungkap Nyonya Heo yang mengingat pertama kali memasukan pada jus jeruk, lalu yang kedua di di berikan pada mangkuk makananya.
“Dia mengalami kecanduan dalam jumlah  yang sangat sedikit, jadi dia tak menyadarinya. Dia mungkin bisa bertahan selama setahun tapi karena dia ingin meresmikan wasiat maka aku mempercepat kematiannya sedikit lebih awal.” Akui Nyonya Kang
“Kau membunuh suami sebelummu  seperti itu juga, bukan begitu Kang Ji Yun?” kata Joon jae, Nyonya Kang sempat kaget Joon Jae mengetahui nama aslinya.
“Benar. Tapi tidak ada yang tahu  bahkan setelah lewat 20 tahun. Mungkin juga, setelah 20 tahun berlalu nanti, maka tidak ada yang tahu kalau aku membunuh kau dan ayahmu.” Ungkap Nyonya Kang yakin
Joon Jae mengejek kalau Nyonya Kang berpikiran seperti itu, saat itu terdengar bunyi suara ponsel yang berdering. Nyonya Kang panik melihat sekeliling, Detektif Hong keluar dari persembunyian mengeluh ada yang menelp padahal sudah meminta tak melakukan selama jam kerja.
Nyonya Kang kaget melihat ada Detektif Hong, Detektif Hong meminta semua anaknya segera keluar dari persembunyian. Sudah banyak polisi yang bersembunyi dan langsung dipegang oleh tanganya. Nyonya Kang berteriak meminta agar melepaskanya dan mengancam Joon Jae yang berani melakukan ini padanya.
“Coba Lihatlah harus butuh berapa orang biarkau bisa mengakui kejahatanmu.” Ungkap Joon Jae melepaskan ikatan ditubuhnya.
“Hei, orang ini menderita gangguan kepanikan.  Cepat tahan dia, dan borgol dia serta biar dia bisa sendirian.” Perintah Detektif Hong pada anak buahnya.  Nyonya Kang berteriak meminta agar dilepaskanya. Joon Jae pun memberikan rekaman suara pengakuan Nyonya Kang yang membunuh ayahnya. 


Flash Back
Nam Doo menatap Joon Jae yang duduk disamping Detektif Hong lalu duduk di sampingnya memberitahu kalau mendapat tugas dari Heo Chi Hyun. Joon Jae langsung melirik sinis, Nam Do mengeluh kalau dirinya dianggap itu seperti punya muka pengkhianat.Detektif Hong mengejek kalau Heo Chi Hyun memang  bisa menilai orang.
“Jadi apa keputusanmu?” tanya Joon Jae, Nam Doo pikir tak ada jawaban lain kalau akan menurutinya.
“Dasar manusia tidak bisa dipercaya.” Umpan Joon Jae
“Hei, itu karena dia pewarisnya dan kau seorang pengemis. Kau tahu prinsipku, 'kan? Pertama,  uang... Kedua, lebih banyak uang lagi.” Kata Nam Doo
“Kalau begitu terima saja uangnya dan  turuti mereka. Kenapa kau memberitahu kami?” keluh Joon Jae kesal
“Sayangnya, prinsip ketiganya tidak sesuai, Yaitu Tatakrama. Aku ini orang yang mempertahankan tatakrama Anak itu selalu bicara informal padaku.” Jelas Nam Doo, Joon Jae pikir dirinya juga bicara banmal pada Nam Doo.
“Kau 'kan yang punya rumah. Aku punya rasa hormat bagi pemilik rumah. Hormat, kekaguman.” Ucap Nam Do
Joon Jae pun menegaskan kembali kalau Nam Do  tidak menuruti perkataanya, Nam Do menegaskan tetap akan  akan menuruti apa mau Chi Hyun. Joon Jae tak mengerti maksud Nam Do itu,  Nam Doo menegaskan kalau mereka harus menghajarnya diBagian belakang kepalanya.  Joon Jae dan Nam Doo saling menatap. 


Joon Jae duduk menatap ponselnya pesan dari Nam Doo masuk [Kita disadap. Aku hanya bisa berkomunikasi lewat SMS.] lalu Nam Do pun duduk samping Joon Jae menanyakan tentang forensik ayahnya,  dengan mengirimkan pesan agar berPura-pura sedang marah.
Dengan Aktingnya Joon Jae pun terlihat sangat marah ketika Nam Doo memintanya agar tak melakukan otopsi.  Nam Doo meminta agar Joon Jae Lebih marah lagi dengan suara nyaring. Joon Jae pun makin berteriak marah pada Nam Doo, dengan senyuman Nam Doo senang karena Joon Jae bisa menyakinkan kalau Chi Hyun kalau ia ada dipihaknya. 

Nyonya Kang akhirnya keluar dari kantor polisi, Detektif Hong pun mengajak mereka mulai bersiap-siap. Nam Do yang pergi mengikuti mobil Chi Hyun melambaikan tangan pada dua polisi karena akan mengikuti keduanya.
Nam Doo sudah memberitahu Joon Jae kalau akan memukul dibagian kepala tapi saat didepan mobil, Joon Jae langsung jatuh pingsan setelah dipukul Nam Doo dan Nam Doo meminta agar Joon Jae bisa terlihat dari rekaman CCTV jatuh lemas.
Keduanya masuk ke dalam mobil. Joon Jae meneteskan obat merah pada kepalanya agar telihat seperti darah. Nam Doo meminta agar membuat berealistis mungkin, menurutnya tak mungkin darah dibagian depan karena dipukul bagian belakang.  Joon Jae mengeluh kalau pukulan Nam Do benar-benar menyakitkan, Nam Doo heran Joon Jae yang tak dipukul dengan pipa baja sungguhan.

“Apa Kita belok ke kanan atau ke kiri setelah jalan ini?” kata Nam Doo bingung, Joon Jae menunjuk kalau mereka harus terus lurus.  Nam Doo mengeluh jadi tak  fokus gara-gara Joon Jae. 

Beberapa polisi akhirnya datang, Nam Do dan Chi Hyun masih menunggu didepan gudang. Ketika pintu dibuka, Chi Hyun kaget melihat ibunya yang sudah dibawa oleh polisi, Nyonya Kang terus berusaha agar melepaskan tanganya. Chi Hyun menatap Nam Doo lalu mengumpat kalau ia dikhianati.
Nyonya Kang akhirnya dibawa ke dalam mobil, Nam Doo menepuk pundak Joon Jae yang sudah bekerja keras. Sim Chung dan Tae Oh dibuat binggung dengan melihat kejadian didepanya. Saat itu Chi Hyung berusaha melawan polisi yang memegang tanganya dengan memukulnya dan mengambil pistol dari polisi dan langsung berteriak memanggil Joon Jae.
“Joon Jae.... Aku melihat wajah orang itu. Heo Chi Hyun...” gumam Sim Chung yang melihat Chi Hyun dengan cincin dijarinya melempar tombak untuk menangkap Sea Wa.
Chi Hyun siap melepaskan tembakanya, Sim Chung langsung berlari memeluk Joon Jae dan saat itu Chi Hyun menarik pelatuk pistolnya.
Bersambung ke episode 19

 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar