PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 16 Januari 2017

Sinopsis Night Light Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright :MBC
Gun Woo dan Se Jin menunggu di cafe tapi tak melihat sosok Mi Yun, Se Jin pikir biasanya hanya 30 menit. Gun Woo ingin tahu bagaimana Se Jin bisa  mengakses akun SNS nya karena pasti  privasi. Se Jin mengaku  bebohong sebagai junior dari sekolahnya dan pernah bekerja di perusahaannya.
“Kita membutuhkan sesuatu yang sama untuk menambahkanku sebagai teman.” Jelas Se Jin,
Gun Woo sedikit tak percaya mendengarnya.  Saat Yun datang dan duduk di meja favoritnya, Se Jin panik karena tak  tidak bisa memikirkan apapun. Gun Woo langsung berdiri menghampirinya memastikan lebih dulu kalau wanita itu Jung Mi Yun. 

Mi Yun membenarkan, Gun Woo langsung blak-blakan menegaskan tujuanya untuk menanyakan tanyakan tentang Kim Hyun S Dan juga beberapa hal tentang Perusahan Calling. Mi Yun menatap sinis berpikir kalau Gun Woo adalah seorang polisi.
Gun Woo memberitahu kalau sebagai warga negara biasa saat itu Se Jin datang menyapa meminta waktu sebentar saja. Mi Yun mengaku tak ada yang bisa dikatakan dengan mantan suaminya dan  tidak tahu apapun tentang perusahaan.
“Mantan suamimu mengakuisisi sebuah perusahaanbernama Mujin Tek dengan harga yang murah.Aku mempunya hubungan dengan perusahaan itu.Perusahaan Calling, yang dikelola Kim Hyun Su, Perusahaan permodalan tertentu milik Jang Tae Jun, Aku juga tahu. Walaupun sedikit informasi akan membantu. Apa yang kau tahu tentang Perusahaan itu...” jelas Gun Woo langsung disela oleh Mi Yun
“Aku sudah bilang kalau tidak tahu.” Tegas Mi Yun lalu keluar dari cafe, keduanya hanya bisa diam sampai akhirnya Se Jin mengejar Mi Yun keluar cafe. 

Se Jin meminta maaf lebih dulu. Mi Yun tak peduli Se Jin meminta maaf atau tidak karena tetap saja jawabnya tidak tahu. Se Jin mengaku sudah menipu Mi Yun dengan SNS, dan bilang sebagai juniornya, selain itu  berbohong kalau pernah bekerja di salah satu perusahaan.
“Aku sungguh minta maaf. Tapi... kami punya sesuatu yang mendesak.” Ucap Se Jin tetap memohon, Mi Yun menyuruh Se Jin menyingkir dari jalanya.
“Ada banyak orang yang terlibat dalam hal ini. Banyak orang terluka tanpa mengetahui alasannya. Kalau kau membantu kami, ketidakadilan tersebut tidak akan terjadi lagi.” Kata Se Jin, Mi Yun meminta maaf sebelumnya karena benci diganggu lalu berjalan pergi.

Gun Woo akhirnya keluar dari cafe melihat Mi Yun yang melihatnya, Se Jin memberitahu Mi Yun  tidak akan peduli apapun yang mereka katakan. Gun Woo pikir memang Mi Yun tidak peduli karena Ini bukan masalahnya.Keduanya hanya bisa menatap dengan Se Jin yang menghela nafas panjang. 

Yi Kyung mendengar suara bel dan ketika menuruni tangga melihat beberapa pria berjas datang langsung bertanya apa masalahnya. Sung Mook memberitahu kalau mereka bilang bahwa galeri menerima danailegal melalui transaksi di luar negeri. Sek Kim pikir maksud dari penyeledikan ini, untuk menangkap mereka semua
“Lihat saja dokumennya, itu akan memberitahu kalian kalau ada transaksi ilegal atau tidak.” Ucap Sek Kim menantang.
“Tentu saja, kami akan menyelidikinya juga. Apa kau yang bertanggung jawab atas pengiriman?” kata Jaksa menatap Tak, Tak dengan berani menantangnya.
“Kau harus ikut bersama kami juga.” Perintah Jaksa, tiba-tiba Yi Kyung berteriak memanggil Tak
“Ini adalah investigasi dengan tujuan yang jelas. Jangan mencoba untuk berbicara sia-sia.” Pesan Yi Kyung
Semua kaget  karena Yi Kyung membiarkan agar mereka melakukan penyelidikan,  Yi Kyung pikir mereka tidak perlu khawatir dan meminta agar mengubungi Pengacara Yang. Sung Mook mengangguk mengerti. 

Sung Mook pertama kali melakukan penyelidikan, Jaksa menanyakan  apakah benar pada tangga 16 April pada tahun ini, menjual beberapa karya ke Sydney Horizon Gallery. Sung Mook menjawab kalau  Itu mungkin benar. Jaksa ingin tahu berapa banyak.
“Aku harus melihat dokumen untuk tahu.” Kata Sung Mook, Jaksa memperlihatkan data yang diperolehnya. Setelah itu Sek Kim pun dengan memperlihatkan berkas ditanganya.
“Lihat di sini. Beriringan dengan nomor sebelumnya, Disini biaya layanannya. Biaya transaksi untuk pengiriman luar negeri masuk di sini, dan Nomor-nomor ini cocok! Yang ditampilkan di sini adalah harga khusus. Apa artinya? Ini adalah apa yang perusahaan beli...” jelas Sek Kim dan akhirnya bergantian dengan Tak 
Tak duduk dengan semaunya, Jaksa memperingatkan Tak agar  duduk dengan tegap dan menatapnya, Tak malah bertanya kemana harus mencarinya. Jaksa terlihat menahan amarah melihat tingkah ketiganya yang tak bisa diajak kerjasama. 


Se Jin dan Ma Ri main games di arcade seperti teman lama, Ma Ri menceritaka menemui ayahnya dan sangat marah. Dengan berkata "Seorang teman baik yang tinggal di sana, Jadi, bagaimana kau bisa mengejarnya seperti ini?" lalu ayahnya malah berkata memintany untuk mengambil tempat itu bersama kakek. Se Jin pikir itu tak masalah untuknya dan mengucapkan terimakasih.
“Kau tahu, aku telah cukup membuatmu dapat masalah.” Ucap Se Jin, Ma Ri pun mengajak mereka agar tak memperdulikan dan melupakan semuanya dengan terur bermain. Se Jin pun setuju. 

Keduanya makan toppoki bersama, Se Jin mengingat saat sekolah, apabila mereka sangat menyukai seorang guru, maka akan belajar dengan keras. Ma Ri binggung dengan ucapan Se Jin. Se Jin heran kalau Ma Ri tidak pernah melakukan itu.
“Kalau kau menyukai guru, kau menyukainya saja! Kenapa harus belajar lebih keras?” kata Ma Ri, Se Jin pikir mereka ingin menarik perhatiannya
“Apa yang harus dilakukan dengan belajar? Memangnya Kenapa? Kalau kau seorang siswa yang bodoh, apa guru tidak akan menyukaimu?” ucap Ma Ri heran, Se Jin akhirnya tak mempermasalahkan lagi karena temanya itu bisa dekat dengan guru karena anak orang kaya.
“Meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, jangan terlalu stres. Kau tidak bilang kalau kau menyukai dan menghormati CEO-mu? Itu harusnya cukup! Apa yang ingin kau lakukan lebih baik, maka kesulitan akan menimpamu?” ucap Ma Ri
Se Jin tersenyum lalu pergi sebentar lalu memberikan sebuah cermin memberitahu harganya tidak mahal Sebuah hadiah karena sudah mengganggunya akhir-akhir ini. Ma Ri mengaku harganya tak malah tapi belikan barang yang asli dari pengrajin Kyoto. Se Jin akan menariknya kalau tak mau.  Ma Ri langsung mengambilnya, berjanji akan terus menjaganya untuknya.
Keduanya kembali makan toppoki dan odeng, Se Jin tahu kalau makan itu untuk pertama kalinya,  Ma  Ri menyangkal. Se Jin bisa melihat berapa banyak odeng yang dimakan oleh Ma Ri. 


Yi Kyung duduk sendirian dalam ruangan, lalu seorang pria datang menyapanya karena mereka bertemu kembali. Yi Kyung hanya diam saja, Si pria pun bertanya apakah Yi Kyung  sudah selesai minum tehnya. Yi Kyung hanya diam saja dan berdiri dari tempat duduknya.
Saat keluar dari rumah, Se Jin datang menyapa Yi Kyung. Si pria terlihat senang melihat sosok Se Jin yang menemui atasanya. Se Jin binggun apa yang terjadi denganya. Pria itu ingin tahu kenapa Se Jin datang, Se Jin bertanya kemana Yi Kyung akan pergi sekarang. Yi Kyung menegaskan kalau Se Jin tidak ada hubungannya dengan masalahnya. 

Yi Kyung dan Se Jin dibawa ke sebuah rumah, si pria yang membawanya memberikan ponselnya pada Yi Kyung. Sek Nam bertanya apakah Yi Kyung puas dengan villa itu. Yi Kyung melihat suasanan yang terlihat rapi dan bersih.
“Kalau kau menyerahkan dana Yayasan dan Kami akan mengembalikanmu ke rumah.” Ucap Sek Nam memberikan penawaran
“Karena aku sudah di sini, aku akan mengambil istirahat yang baik dan melupakannya.” Jelas Yi Kyung tak peduli.
“Apa kau bilang Satu minggu? Satu bulan? Pilihan ada di tanganmu.” Ungkap Sek Nam  Pria itu memberitahu kalau bisa berjalan di sekitar halaman, tapi jangan pergi terlalu jauh dan mereka  memiliki banyak orang di sini.

Se Jin kebinggungan langsung menutupi semuanya tirai agar tak terlihat, lalu bertanya tentang Takk dan yang lainnya. Yi Kyung malah mengajak Se Jin makan karena sedikit lapar.
Akhirnya keduanya pun duduk dimeja makan. Se Jin tak percaya menurutnya Kalau mereka semua pergi ke kantor kejaksaan, maka tak seorang pun akan tahu kalau Yi Kyung terkunci disini.
“Kalau orang-orang ini mencoba untuk menyakiti kita, apa yang bisa kita lakukan?” kata Se Jin merasa khawatir
“Anggap saja ini sebagai liburan. Ini adalah pertarungan yang menggunakan batas waktu.” Kata Yi Kyung
“Beri saja mereka apa yang mereka inginkan! dana yayasan atau yang lainnya. Bukankah itu yang mereka inginkan? Kalau tidak, pikirkan rencana untuk melarikan diri dari tempat ini.” Ucap Se Jin Yi Kyung mengejek Se Jin itu  terlalu berisik menyuruhnya lebih baik tidur saja  daripada merengek. 

Gun Woo menelp Se Jin tapi tak aktif akhirnya meninggalkan pesan “Jangan bilang kau minum lebih banyak dari rasa kecewamu? Mengenia Jung Mi Yun... Mari kita pergi mencarinya lagi besok. Kalau kita terus mencoba itu pasti berhasil. Kalau kau mendengar pesanku, telepon aku.”
Sementara Se Jin pun berbaring dikamarnya terlihat gelisah, terdengar suara seperti orang mengigau diruang tengah. Yi Kyung berbaring disofa seperti bermimpi buruk, kembali mengingat saat ayahnya melempar uang dan ia harus mengumpulkan tanpa harus kehilangan satu keping pun. Karena tak mengunakan alas kaki, Yi Kyung terkena demam dan ayahnya merawat dengan memberikan kompres. 

Yi Kyung akhirnya tersadar, Se Jin memastikan lebih dulu keadaannya karena Wajahnya sudah begitu pucat.Yi Kyung merasa Sepertinya gangguan pencernaan. Se Jin mengambil kotak tissue dan jarum, Yi Kyung binggung apa yang akan dilakukanya.
“Untuk gangguan pencernaan, menusuk jari adalah cara yang terbaik. Kau hanya perlu duduk seperti ini. Semuanya akan baik baik saja, karena bibiku melakukan ini setiap kali aku mendapatkan gangguan pencernaan.” Ucap Se Jin lalu mulai memijat bagian lengan dan menusuk di bagian ujung jempol.
“Kau bisa lihat,  Darah hitam keluar.” Ucap Se Jin dan memberikan minum, Yi Kyung mengaku merasa sedikit lebih baik sekarang dan memuji keahliana anak buahnya itu tidak buruk.
“Apa kau mimpi buruk?” tanya Se Jin, Yi Kyung mengaku  hanya bermimpi masa kecilnya ketika berumur 6 tahun dan ayahnya sangat disiplin.
“Kau bilang dia sedang sakit, kan?  Kau pasti mengalami stres akhir-akhir ini, kekhawatiranmu tentang Ayahmu mungkin yang membawanya dalam mimpi.” Pikir Se Jin, Yi Kyung berdiri membuka tirai jendela.
“Di rumah kami, Menjadi lemah adalah dosa.Satu waktu bisa bernegosiasi, tapi tidak bisa kompromi, lawan bisa mencoba untuk membuatku berlutut, tapi berlutut itu bukan pilihan bagiku.” Jelas Yi Kyung

Se Jin pun bisa mengerti kalau alasanya tetap bertahan. Yi Kyung tahu kalau  Kegagalan adalah kebiasaan. Kalau mulai menerima dorongan bahkan hanya sekali saja maka semuanya dapat diambil dalam sekejap. Se Ji pikir  Kalau dunia dibagi menjadi kemenangan dan kekalahan, itu akan masuk akal.
“Tapi... Meskipun ada kalanya kau perlu melawan,ada kalanya juga untuk bergandengan tangan dan berbagi.Aku masih belum cukup kuat Dan menyalahkan diriku sendiri untuk setiap hari. Tapi, aku melihat darah hitam di tanganmu... Darah mati... Aku akan cukup kuat untuk menahanannya beberapa hari.” Jelas Se Jin

Gun Woo menelp Se Jin tapi tetap tak dingkat, lalu Sung Mook menelp Gun Woo,bertanya apakah mungkin Yi Kyung atau Se Jin  menghubunginya sejak kemarin malam. Gun Woo akhirnya datang ke tempat Yi Kyung terlihat panik bertanya apakah keduanya masih belum bisa dihubungi.
Sung Mook mengaku kalau belum bertemu dengan mereka  setelah interogasi sepanjang malam di kantor kejaksaan, baru saja kami kembali.
“Kami memeriksa rekaman CCTV untuk kemarin. Setelah diperiksa di kantor kejaksaan seharian, kami baru saja kembali ” Jelas Sung Mook.
“Kami sudah memeriksa rekaman CCTV untuk kemarin.Orang-orang yang datang ke studio... Mereka membawanya pergi. CEO Seo dan Se Jin.” Kata Tak 

“Bisakah kita memeriksanya dengan Seongbuk-dong?” kata Sung Mook, Gun Woo pikir mereka bisa memintanya tapi tidak akan menjawab dengan jujur, dan tidak akan memberitahu di mana mereka dibawa.
“Jadi, apa kita hanya akan menunggu seperti ini? Kenapa tidak pergi saja dengan menghajar mereka sampai mereka bicara?” ucap Tak naik pitam
Sek Kim meminta agar tak tenang lalu menerima telp dari ponselnya. Gun Woo pun meminta agar  memverifikasi nomor plat mereka. Saat itu Se Kim menjatuhkan ponselnya seperti sangat kaget. Tak pikir mereka mendapatkan berita kalau keduanya mengalami kecelakaan. Sek Kim memberitahu tentang keadaan ketua Seo. 

Ketua Son memberitahu kalau Orang-orang mereka telah memantau aktivitas di sana dan Hari ini, pada jam 6 pagi hari, itu terjadi. Sek Nam mengerti lalu menyampaikan pesan pada Tuan Jang kalau  Ketua Seo Bong Su meninggal pagi ini. Tuan Jang melotot kaget melihatnya.
“CEO Seo... Untuk saat ini, mari kita membebaskannya. Mengenai masalah dana... kita bisa menunggu sampai setelah...” ucap Sek Nam langsung disela oleh Tuan Jang
“Kenapa harus seperti itu ? Kalau dia ingin melakukan pemakaman ayahnya, maka gadis itu harusnya membuat keputusan cepat. Bukankah begitu?” kata Tuan Jang mengambil kesempatan, Sek Nam hanya bisa diam. 

Se Jin keluar dari rumah dan dikagetkan dengan banyak pengawal disekeliling rumah sementara Yi Kyung berjalan ditaman, lalu menghampirinay dengan berbasa basi bertanya kapan bangun. Yi Kyung mengaku baru saja. Se Jin menanyakan keadan perutnya.
“Ini jumlahnya 18 miliar Won,  uang yang tersisa dari kontribusi putaran pertama ke Yayasan. Akankah kita mengembalikannya pada mereka, dan keluar dari sini?” ucap Yi Kyung. Saat itu terlihat Sek Nam yang datang turun dari mobilnya. 

Sek Nam pikir mungkin merasa senang untuk untuk satu atau dua hari, tapi kalau terus di sini lagi maka akan bosan. Yi Kyung merasa sekarang masih baik-baik saja. Sek Nam membahas tentng uang Tuan Jang, menurutnya  Yi Kyung memohon pengampunan, itu pasti akan diberikan.
“Kalau dia bertobat, aku akan mempertimbangkannya. Sampaikan kepadanya.” Kata Yi Kyung tak mau kalah.
“Hari ini, pada pagi hari,Ketua Seo Bong Su... meninggal dunia. Jadi Silahkan serahkan dana itu,dan pergi ke Jepang.Sebagai orang yang berkabung, Bukankah kau seharusnya mempersiapkan pemakaman?” kata Sek Nam
Yi Kyung kaget bertanya kembali apa yang dikatakan Sek Nam, Sek Nam memberitahu alasah meninggal karena penyakit Ketua Seo memburuk. Menyampakan Tuan Jang yang menyatakan belasungkawa untuk berduka.  Yi Kyung mengartika karena ayahnya meninggal, maka akan membebaskanny dengan syarat menyerahkan dana itu. Sek Nam memberitahu  akan mengatur mobil untuk menjemputnya segera.
“Kau pasti bercanda! Sepertinya kau juga tidak tahu ayahku. Kalau aku menyerahkan uang sebesar itu karena hanya untuk pemakamannya, bahkan dari akhirat, ia hanya akan mengutukku.” Ucap Yi Kyung, Sek Nam benar-benar tak percaya mendengarnya.
“Dana itu ada di tanganku, jadi Tuan Jang harus berlutut dan memohon padaku untuk mengembalikannya. Selain itu, aku tidak akan memberikannya. “ tegas Yi Kyung, Sek Nam hanya bisa menghela nafas lalu pergi. 


Tak duduk disamping Gun Woo mengaku tidak mengikutinya karena percaya padanya, tapi Sung Mook yang meminta untuk pergi melihatnya, jadi tidak punya pilihan. Tapi ia masih tak yakin kalau menemuikan keberadaan Yi Kyung bisa menemukannya dengan skema ini. Gun Woo yakin akan hal itu.
“Lakukan saja apa yang seharusnya kau lakukan, Jaga mulut itu tetap diam.” Tegas Gun Woo 

Flash Back
Tuan Seo meminta anaknya jangan pergi ke Korea, Yi Kyung memperlihatkan foto saat olimpiade Park Mu Il, Jang Tae Jun, kalau keduanya yang memberikan Pukulan dari pengkhianatan persahabatan 30 tahun. Tuan Seo pikir kalau anaknya sudah tahu, menurutnya Manusia bahkan tidak layak membalas dendam pada serangga.
“Meskipun aku mengatakan sesuatu tentang membalas dendam, Aku masih berunding. Balas dendam yang kejam... atau saling memanfaatkan mereka. Aku ingin membangun kerajaan sendiri, lalu pilihan mana yang paling menguntungkan?” ucap Yi Kyung
Yi Kyung menegaskan pada Se Jin  kalau mereka harus keluar dari sini.


Sementara Gun Woo bertemu dengan Sek Nam dalam restoran, Sek Nam terlihat kaget merasa Gun Woo membuat orang lain sibuk hanya untuk bercanda. Gun Woo pikir tak perlu bercanda karena panik mencoba untuk menyelamatkan ayahnya, menurutnya  Kalau jalur hukum tidak akan bekerja, maka harus mengambil rute taktis.
“Berapa banyak?... Bagianmu, maksudku.” Ucap Gun Woo, Sek Nam merasa  akan menganggapnya seperti tidak pernah mendengarnya.
“Direktur Pusat kami sedang bernegosiasi dengan baik, kan? Di pinggiran kota LA ada sebuah pusat perbelanjaan. Ini harus menjadi hadiah yang bagus untuk istrimu.” Ucap Gun Woo memberikan penawaran
“Aku tidak akan mengkhianati Tuan Jang untuk uang.” Tegas Sek Nam. Gun Woo menegaskan kalau tak meminta untuk berkhianat?
“Aku hanya memintamu untuk membantuku menjadi anak yang berbakti.” Jelas Gun Woo, Sek Nam memutuksan kalau  tidak bisa membantu.

Gun Woo tak bisa menahan Sek Nam, lalu menelp Tak kalau Sek Nam sedang dalam perjalanan keluar. Tak sedang dalam mobil mengambil kartu memory mengelu kalau seharusnya Gun Woo bisa menahannya 5 menit lagi karena  sedikit menegangkan dengan mengirimkan data.
Sek Kim dirumah memberitahu kalau  sudah mendapat datanya dan akan mengirimkan jalur yang berasal dari kartu analisis yang dimasukkan ke dalam kotak hitam. Sek Nam keluar dari parkiran dan Gun Woo masuk ke dalam mobil dan bertanya apakah berhasil. Tak keluar dari persembunyian dibangku belakang, memberitahu kalau itu adalah  spesialisasinya

Se Jin pikir Setelah semuanya,apabila Yi Kyung bilang akan mengembalikan dana Yayasan, makare mereka akan benar-benar dibebaskan. Yi Kyung merasa tidak pernah mengatakan kalau akan mengembalikannya. Se Jin binggung cara yang akan diambill Yi Kyung.
“Aku tidak bisa memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan. Aku akan bernegosiasi dengan apa yang mereka tidak inginkan.” Tegas Yi Kyung, saat itu anak buah Sek Nam memberikan telp dari Seongbuk-dong.
“Aku mendengar kematiannya. Tapi Aku tidak tahu harus berkata apa untuk menghiburmu. Dia orang yang berharga yang tersisa.” Ucap Tuan Jang berbicara pada Yi Kyung
“Ini Sudah terlambat, tapi aku harus pergi ke pemakaman ayahku.” Kata Yi Kyung, Tuan Jang pikir Yi Kyung memang harus pergi karena itu tugasnya sebagai seorang anak.
“Setelah Sek Nam datang kesini dengan membawa  kegagalan, aku bertanya-tanya apa yang kau akan lakukan.” Ucap Yi Kyung, Tuan Jang pikir merasa lega karena  Sekarang Yi Kyung  berubah pikiran
“Ini bukan untuk memberitahumu kalau aku akan mengembalikan dana Yayasan. Sebelum aku datang kembali ke Korea, ayahku telah memberiku file penting. Meskipun tidak diberikan kepadaku untuk membuatku  mengikutinya sebagai seorang putri yang setia, Aku rasa bisa menggunakannya untuk keluar dari sini.” Kata Yi Kyung,  Tuan Jang panik bertanya catatan apa yang dimaksud. 


Flash Back
Yi Kyung melihat ayahnya memberikan sebuah buku yang sudah lusuh, merasa memiliki banyak bawaan, kalau Tuan Seo menjelaskan maka akan pergi membawanya. Ketua Seo  memberitahu kalau itu adalah adalah catatan dari yang mereka lakukan sebagai Tentara.
“Ketika mereka sedang menyiapkan Olimpiade, Aku tepat di samping mereka, menonton, mendengar dan memverifikasi apa yang aku tulis dalam catatan memo ini. Suatu hari, ketika tidak ada pilihan lain, dan akan membuat Jang Tae Jun perlu tersedak, catatan memo ini... akan menjadi jerat.” Jelas Tuan Seo. 

Tuan Jang terlihat tak percaya kalau Tuan Seo meninggalkan catatan itu pada anaknya. Yi Kyung pikir masalah ini bukan sesuatu yang bisa dibahas melalui telepon lalu menutup ponselnya. Sek Nam datang dengan tergesa-gesa masuk ruangan, Tuan Jang meminta agar membawa Yi Kyung agar membawanya. 

Keduanya akhirnya keluar dari villa, Se Jin pikir saat Yi Kyung berpikir apakah mereka harus mengembalikan dana dan hanya keluar dari tempat ini menurutnya tak bercanda menurutnya karena itu Yi Kyung  juga ingin berhenti. Yi Kyung menyangkalnya menurutnya bukanlah akhir bahkan belum memulainya.
bersambung ke episode 14 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar