PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 06 Januari 2017

Sinopsis Weightlifting Fairy Kim Bok Joo Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright :MBC
Joon Hyung kaget melihat ibunya yang ada didepan matanya, Bok Joo terdiam ternyata wanita yang diantar olehnya adalah ibu Joon Hyung. Akhirnya Ibu Joon Hyung mendekati anaknya, keduanya saling menatap. Joon Hyung akhirnya menangis melihat ibunya akhirnya datang menemuinya.
“Aku selalu ingin tahu... bagaimana dirimu setelah tumbuh dewasa. Ternyata Kau tumbuh jauh lebih baik dari yang kubayangkan.” Ucap Ibu Joon Hyung sambil mengelus pipi anaknya. Joon Hyung menangis bahagia melihat ibunya. 

Nyonya Lee duduk di apotik dengan wajah gelisah ingin tahu apakah Joon Hyung sudah bertemu dengan ibunya sekarang. Tuan Jung pikir sepeti itu karena Ibunya datang ke sekolah hari ini. Nyonya Lee berharap Ibu Joon Hyung tidak menyebutkan tentang kartu pos dan sudah memintanya untuk tidak melakukan itu.
“Ibunya Joon Hyung itu tidak bodoh. Kenapa dia harus menyebutkan hal itu? Itu hanya akan menyakiti Joon Hyung.” Kata Tuan Jung yakin
“Aku penasaran apakah dia akan mengenali Joon Hyung.” Ucap Nyonya Lee dengan wajah khawatir. 

Joon Hyung hanya bisa tertunduk bertemu dengan ibunya di cafe. Ibunya mengatakan tidak tahu daerah sini makanya tersesat dan bertanya pada seseorang, lalu Ternyata, wanita tadi adalah temannya. Ia bertanya apakah  Joon Hyung sangat dekat dengannya. Joon Hyung membenarkan dengan tetap menunduk.
“Apa kau sudah makan? Jika kau lapar, ayo kita...” kata Ibu Joon Hyung, Joon Hyung dengan cepat menolak karena merasa  tidak lapar seperti tak ingin merasa canggung.
“Bagaimana dengan renang? Apa itu terasa tidak sulit atau baik-baik saja?” kata Ibu Joon Hyung, Joon Hyung menjawab singkat, kalau bisa dibilang seperti itu.
“Ngomong-ngomong, aku memiliki hadiah  untukmu. Aku tidak tahu apa yang kau butuhkan dan Ini sepasang sepatu. Aku pikir kau bisa menggunakan dan berharap itu cocok untukmu.” Kata Ibu Joon Hyung menaruh hadiah diatas meja.
Ia menceritakan kalau hanya menebak-nebak ukurannya. Joon Hyung mengucapkan terimakasih dengan nada canggung dan berjanji akan menggunakannya. Ibu Joon Hyung memberitahu ketika  membelikan hadiah, banyak memikirkan anaknya, dengan bertanya-tanya setinggi apa dan wajahnya sekarang.
“Maafkan Ibu, Joon Hyung Ibu seharusnya datang lebih cepat untuk bertemu denganmu, karena Ibu terlalu sibuk.” Ucap Ibu Joon Hyung, Joon Hyung bisa mengerti. Saat itu ponsel Joon Hyung berdering, bibinya yang dipanggil Ibu menelpnya. Ibu Joon Hyung terlihat sedikit kaget. 

[Episode 15, Begitu Caranya Kau Menjadi Orang Dewasa]

Nyonya Lee mempersiapkan makan malam merasa tidak punya banyak waktu untuk mempersiapkannya, tapi berharpa Ibu Joon Hyung bisa menyukai makanannya. Ibu Joon Hyung mengaku rasanya sangat enak dan Masakannya selalu hebat seperti biasanya.
“Itu tidak benar akhir-akhir ini. Mungkin dia jadi bertambah tua karena makanannya jadi semakin asin.” Goda Tuan Jung pada istrinya, Jae Yi memperingatkan ayahnya kalau akan menyesali mengatakan hal itu pada ibu.
“Ikan ini dagingnya sangat banyak, wahh... Kau membuat pilihan yang bagus.” Komentar Tuan Jung tak ingin istrinya cemberut.
Ibu Joon Hyung memberikan potongan ikan pada anaknya, Joon Hyung tetap menunduk mengucapkan terimakasih, saat memakanya tiba-tiba tersedak dan meminta ibunya mengambilkan minum. Dua orang yang biasa di panggil ibu langsung berdiri, Joon Hyung hanya bisa melonggo begitu juga yang lainya.
Akhirnya Nyonya Lee mengambilkan air dari dapur dan memberikan pada Ibu Joon Hyung agar memberikan pada anaknya. Joon Hyung pun terlihat tak enak hati dengan keadaanya sekarang.  

Joon Hyung mengantar ibunya pulang, Ibu Joon Hyung pikir bisa mencari taksi sendiri tapi Joon Hyung tetap ingin mengantarnya. Tangan Ibu Joon Hyung mengenggam erat tangan anaknya, Joon Hyung terdiam membiarkan ibunya memegang tanganya, lalu menghentikan taksi yang lewat.
“Joon Hyung... Apa kau ingin bertemu dengan Ibu besok? Sebelum Ibu pergi, Ibu ingin membuatkanmu makanan. Jika kau tidak punya waktu...” kata Ibu Joon Hyung langsung disela oleh Joon Hyung
“Aku akan datang. Setelah latihan” kata Joon Hyung meminta nomor telp ibunya. Ibu Joon Hyung memberikan nomor telpnya lalu naik ke dalam taksi, dengan melambaikan tangan. Joon Hyung bisa tersenyum menantap tanganya tak percaya baru saja di genggam oleh ibunya. 

Bok Joo seperti menunggu seseorang di pinggir danau, Joon Hyung datang langsung memeluknya dari belakang. Bok Joo berkomentar kalau Joon Hyung terlihat senang dan menanyakan dengan ibunya, Jon Hyung pikir tidak terlalu banyak yang bisa dikatakan. Bok Joo bisa mengerti Joon Hyung itu jauh lebih bahagia dari sebelumnya. Joon Hyung tak percaya Bok Joo bisa melihatnya dengan jelas.
“Apa yang kau lakukan dengan ibumu?” tanya Bok Joo menatap Joon Hyung
“Kami pulang ke rumah dan makan malam. Aku mengantarnya sampai Ibu naik taksi.” Cerita Joon Hyung, Bok Joo bertanya apakah hanya itu saja
“Aku akan bertemu dengannya lagi besok.” Kata Joon Hyung, Bok Joo ingin tahu apalagi selain itu.
“Aku memegang tangan ibuku dan Rasanya sangat hangat.” Cerita Joon Hyung
“Aku jadi cemburu, tapi akan membiarkannya kali ini karena dia adalah ibumu. Aku pikir ibumu sangat merindukanmu, bahkan Dia datang jauh-jauh dari Kanada.” Kata Bok Joo
Joon Hyung menahan air mata bahagia, merasa dengan bangga kalau ibunya itu ingin melihat anak tampan sepertinya. Bok Joo mengejek Joon Hyun sangat percaya diri setelah bertemu dengan ibu dan tidak seharusnya cemburu karena ingin memiliki ibu yang datang untuk mengunjungi kampusnya.
“Kau memiliki ayah yang mendukungmu, bahkan kau juga memiliki paman yang hebat. Tapi Lebih penting lagi, kau memiliki aku.” Ucap Joon Hyung memeluk pacarnya, Bok Joo tersenyum membenarkan. Joon Hyung pun menangis haru dipelukan Bok Joo. 


Joon Hyung menerima telp dengan menyebut alamat Spring Residence kamar nomor 1803, memberitahu kalau butuh waktu 30 menit untuk pergi ke tempat itu. Ibu Joon Hyung meminta tolong agar Joon Hyung membawa album foto jika memilikinya, karena ingin melihat fotonya saat masih kecil. Joon Hyung mengerti akan membawanya beberapa dari rumah dan penuh semangat bertemu dengan ibunya. 

Joon Hyung membuka hadiah dari ibunya,  memakai sepatu berwarna abu-abu tapi terasa kekecilan, tapi hadiah dari ibunya memaksa agar bisa memakainya. Sesampai dirumah terdengar suara pembicaraan dari ruang makan.
“Aku sudah mengirim 10 juta won ke rekening Ibu Jika aku menggabungkannya dengan uang yang kumiliki, maka akan jadi 20 juta won.”ucap Jae Yi
“Terima kasih. Aku tahu kau juga pasti butuh uang untuk hal lainnya.” Kata Ayahnya tak enak hati, Jae Yi pikir tak masalah karena tidak membutuhkan uangnya sekarang.
“Ngomong-ngomong, apa anaknya dalam kondisi yang serius? Bisakah anaknya mendapatkan operasi jika dia membawa uang ini?” kata Nyonya Leek khawatir
“Aku tidak tahu karena Dia harus mendapatkan cukup uang untuk operasinya pertama-tama.” Ucap Tuan Jung, Nyonya Lee merasa kasihan karena anaknya yang masih kecil terserang penyakit yang langka.
“Sepertinya dia berpikir kalau kakaknya bisa memberikannya uang, tapi menjual tanah membutuhkan waktu. Dia tidak akan meminjam uang pada kita jika punya pilihan lain.” Ucap Nyonya Lee. 

Joon Hyung masuk ke ruang tengah, langsung bertanya uang apa yang dimaksud. Semua orang kaget melihat Joon Hyung datang karena tak mendengarnya datang. Joon Hyung ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Jae Yi menenangkan adiknya agar duduk dan bicara. Jon Hyung yang marah menghempaskan tangan kakaknya.
“Apa ibuku datang kesini untuk uang? Apa dia membutuhkan uang? Apakah itu alasannya kenapa Ibu tiba-tiba datang....  Tapi kenapa dia meminjam uang darimu? Dia seharusnya berterim kasih karena kalian  memberiku makan dan membesarkanku sampai sekarang. Bagaimana bisa dia meminta uangseperti itu kepada kalian?” teriak Joon Hyung marah sambil menangis
“Joon Hyung. Bukan begitu. Ibumu punya alasan untuk itu.” Kata Nyonya Lee berusaha menenangkanya.
“Meskipun Ibu punya alasan, ini tidak benar. Rasanya seperti tidak tahu malu melakukan itu. Dia tidak pernah menghubungi kita selama 10 tahun terakhir. Bagaimana bisa dia melakukan ini?” ucap Joon Hyung penuh amarah. Tuan Jung dan Jae Yi hanya bisa terdiam.
“Aku selama ini mengetahuinya. Kartu pos dan hadiah yang aku dapatkan setiap tahun. Aku tahu kalian yang mengirimnya, ibuseharusnya jujur padaku. Aku merasa menyedihkan berpikir sampai kapan aku harus terus berpura-pura, dan kapan aku harus mengakhirinya. Tapi aku masih merasa bersalah karena Ibu mencobanya terlalu keras.” Ucap Joon Hyung sambil menangis emosi.
“Kenapa Ibu memberikannya uang itu? Apa Ibu merasa bersalah padaku? Atau apa Apa Ibu berpikir kalau tidak masalah melakukan satu lagi perbuatan amal karena Ibu sudah melakukan itu itu selama ini? Apa Ibu ingin terlihat seperti orang baik?” teriak Joon Hyung.
Nyonya Lee tak percaya Joon Hyung berpikir seperti itu dan langsung memberikan tamparanya, lalu membenarkan kalau melakukan itu karena  ingin masuk ke surga dan itu alasaanya dengan memukul dada Joon Hyung karena mengatakan kata yang kasar padanya. Jae Yi memeluk ibunya yang menangis agar menenangkanya. Joon Hyung memilih untuk pergi keluar rumah dengan pikiran campur aduk. 

Pelatih Yoon keluar dari ruangan memarahi Bok Joo yang bersantai-santai menurutnya sampai kapan akan duduk dan melilit kainya,  berpikir akan menjadi mumi. Bok Joo mengaku akan  segera memulai latihan. Pelatih Yoon mengumpat Bok Joo anak nakal karena sudah  memenangkan pertandinga membuatnya malas-malasan. Bok Joo hanya bisa tertunduk diam.
“Jika kau akan terus melakukan ini,berhenti saja dan pergi ke Taereung!” teriak pelatih Yoon, Bok Joo binggung mendengarnya.
“Mereka menginginkanmu di  Pusat Pelatihan Nasional Taereung. Jadi Pergilah ke Taereung. Asosiasi sudah membuat keputusan hari ini. Kau harus bergabung dengan mereka akhir pekan ini.” Jelas Pelatih Choi dengan senyuman.
Semua yang ada diruangan menjerit bahagai karena Bok Joo akan bergabung dengan tim nasional memberikan selamat. Pelatih Yoon juag memberitahu kalau “Daily Sports” akan datang untuk mewawancarainya besok karena ingin mendengar bagaimana tim mereka bisa maju pesan dalam turnamen terakhir.
Pelatih Choi mengucapkan terimakasih banyak pada Bok Joo, keranan berhasil menjadi timnas.Semua kembali memberikan selamat, tapi Bok Joo terlihat kebingungan akan masuk ke dalam asrama timnas. 

Seorang wanita mengantarkan pesanan, Dae Ho yang sedang tak bersemangat menyuruhnya agar menaruh di atas meja. Seorang wanita memastikan pesanannya Tiga lobak, tiga daun bawang, dan satu bawang, Dae Hoo langsung terkesima karena biasanya Tuan Kim yang  mengantarnya.
“Oh, dia harus melakukan vasektomi karena tidak ingin memiliki empat anak dan sangat mencintai istrinya. Tapi Ngomong-ngomong, aku haus. Bisakah aku minta sebotol soda?” ucap Si wanita, Dae Ho dengan gugup mengambilkanya
Ketika ingin mencari pembuka botol, si wanita dengan mudah membuka dengan pinggiran meja dan langsung meminumnya. Dae Ho langsung melonggo melihatnya seperti tipe wanita yang diinginya, dimatanya wanita itu seperti malaikat. Setelah minum wanita itu sedikit memberikan sentuhan pada pipi Dae Ho dengan jari telunjuk dengan mengucapkan terimakasih. Dae Ho terdiam lalu menyadarkan dirinya dengan memukul pipinya, kalau wanita itu jahat. 

Nan Hee tak percaya kalau Bok Joo  akan pergi ke Taereung dengan memujinya hebat karena mimpinyajadi kenyataan, lalu ingin tahu apa komentar ayahnya pasti sangat senang. Bok Joo membenarkan karena Mimpi ayahnya adalah jadi atlet nasional.
“Dia pasti berpikir kalau kerja kerasnya di restoran akhirnya terbayarkan.”kata Nan Hee
“Kau melakukan hal yang baik untuk ayahmu dan  akan jadi berita terbaik.” Komentar Sun Ok penuh semangat
“Aku tidak yakin dan masih belum bisa merasakannya. Apa aku benar-benar atlet nasional sekarang? Apa aku benar-benar akan pergi Taereung?” ungkap Bok Joo
“Rasanya tidak nyata kalau kau akan berada jauh dari kami.” Ungkap Sun Ok sedikit sedih.
Nan Hee mengaku memang sedih lalu ingin tahu  perasaan Joon Hyung, karena mereka berdua baru saja mulai berkencan dan sudah harus berpisah lagi. Sun Ok pikir Ini memang hal yang baik, tapi Joon Hyung mungkin akan merasa sedih. Bok Joo hanya bisa menghela nafas dengan wajah sedih. 

Bok Joo kembali ke kamar mencoba menelp Joon Hyung tapi ponselnya malah mati. Si Ho melihat wajah Bok Joo yang kesal bertanya Apa Joon Hyung tidak mengangkat teleponnya. Bok Joo mengatakan bukan seperti itu.
“Tindakanmu benar. Biasanyadia tidak pernah mematikan ponselnya.Itulah ciri-ciri orang yang sedang berkencan. Kau akan khawatir kalau dia tidak menghubungimu, dan berpikir dia sudah berubah jika terdengar berbeda di telepon meskipun hanya sedikit.” Kata Si Ho mengodanya
“Ah, berkencan terlalu sulit untukku.” Keluh Bok Joo kesal
“Nikmatilah selagi kau bisa dan Kita masih muda.” Ucap Si Ho memberikan nasehat.

Jae Yi mencoba juga menelp Joon Hyung tapi tak aktif,  Nyonya Lee merasa itu salah mereka karena  harusnya jujur dengan Joon Hyung. Sambil menangis Ia merasa kasihan dengan Joon Hyung karena  berpura-pura tidak tahu tentang sandiwara yang selama ini mereka lakukan dan pasti menghancurkan hatinya.
“Kita semua bermaksud baik. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Sayang.” Ucap Tuan Jung menenangkan istrinya yang menangis
“Joon Hyung akan baik-baik saja, kan?” kata Nyonya Lee benar-benar khawatir. Jae Yi menyakinkan ibunya kalau Joon Hyung akan  baik-baik saja karena bukan anak kecil.

Ponsel Nyonya Lee berdering, Ibu Joon Hyung menelp ingin tahu apakah terjadi sesuatu pada Joon Hyung karena sebelumnya mengatakan akan segera datang tapi setelah menunggu belum datang juga, diatas meja terlihat banyak makanan yang sudah disiapkan dan Ponselnya juga mati.

Bok Joo dkk menuruni tangga keluar dari Asrama Putri. Nan Hee melihat wajahnya terlihat bengkakn dan  akan terlihat jelek di foto. Sun Ok heran malah temanya yang repok karena Bok Joo yang akan diwawancara. Nan Hee tahu kalau wartawan akan mengambil foto mereka bersama-sama.
“Aku melakukan ini untuk menyelamatkan tim angkat besi. Atlet Kim Yu Na dari ski indah, dan Son Yeon Jae dari senam indah. Jdai Harus ada juga bintang dari angkat besi, yang akan membuat angkat besi terkenal.” Ucap Nan Hee mengejek yang dipakai oleh Sun Ok. Tae Kwon datang menyapa Bok Joo

“Aku baru saja akan menghubungimu. Apa kau bersama Joon Hyung tadi malam?” ucap Tae Kwon, Dua temanya kaget begitu juga Bok Joo. Tae Kwon heran melihat Bok Joo malah kaget.
“Bukankah Joon Hyun kembali ke asrama tadi malam?” kata Bok Joo berpikir Joon Hyung baik-baik saja.
“Ponselnya dimatikan, jadi aku pikir dia bersamamu. Jadi Kemana dia pergi? Aku jadi khawatir.” Ucap Tae Kwon mulai panik
Sun Ok bertanya kapan Bok Joo terakhir kali bicara dengannya. Bok Joo mengatakan  Kemarin sore. Nan Hee mengartikan Joon Hyung hilang sejak kemarin. Semua mulai panik, Bok Joo memikirkan sesuatu lalu mengeluarkan ponselnya. 


Bok Joo bertemu dengan Jae Yi di cafe. Jae Yi menceritkan Setelah Joon Hyung  meninggalkan rumah dengan keadaan marah,  tidak bisa menghubunginya dan masih berpikir kalau akan kembali ke sekolah. Menurutnya Joon Hyung itu pasti sangat terkejut.
“Ibunya kembali... setelah 10 tahun karena uang, bukan karenanya.” Kata Jae Yi bisa mengerti
“Tapi tetap saja, rasanya sangat kekanak-kanakan  kalau dia sampai menghilang seperti ini.” Ungkap Bok Joo sedikit kesal
“Dia itu pria yang berhati lembut. Dan hanya dewasa sebelum waktunya. Dia terbiasa memakai topeng kuat di luar tapi hatinya rapuh.  Ibuku tidak bisa tidur sama sekali tadi malam karena Dia tidak pernah memukul Joon Hyung sebelumnya. Jadi Aku akan terus mencarinya. Jika kau mendengar sesuatu darinya, beritahu aku langsung.” Kata Jae Yi, Bok Joo memikirkan tentang Joon Hyung kemana perginya. 

Woon Gi dkk menatap kearah pintu dan mulai bersiap-siap, ketika ada orang yang masuk langsung berpura-pura semangat berlatih, tapi ternyata yang datang adalah pelatih Choi bukan wartawan. Semua menjerit kecewa.Pelatih Choi mennyuruh semua berhenti bersikap seperti itu.
“Kenapa kalian sangat berlebihan? Apa kalian tidak dengar apa yang Profesor Yoon katakan? Wawancara ini bukanlah sesuatu yang spesial. Bersikaplah biasa. Lakukan apa yang kau...” ucap Pelatih Choi terhenti karena mereka kembali berlatih ketika melihat bayangan yang datang.
Kali ini pelatih Yoon datang dengan dasi dan juga jasnya padahal selama ini hanya mengunakan pakaian training. Pelatih Choi pun dibuat bingung, pelatih Yoon mengaku kalau Bajunya masih belum kering. Semua menahan tawa, akhirnya keduanya pun masuk ruangan.
Nan Hee melihat wajah Bok Joo seperti menyimpan sesuatu meminta agar memberitahu mereka, lalu menduga kalau keluarganya Joon Hyung bangkrut. Sun Ok memberitahu kalau keluarga Jung itu  memiliki apotek jadi tak mungkin bisa bangkrut?
“Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi  kau jangan khawatir. Aku yakin tidak terjadi apa-apa” ucap Sun Ok menenangkanya, Nan Hee juga membenarkan menurutnya Joon Hyung  mungkin sedang minum-minum di suatu tempat.
“Bagaimana jika dia sedang berada di pinggir jembatan...” kata Nan Hee terdiam, Bok Joo terlihat sangat khawatir. 

Akhirnya Bok Joo kembali berusaha menelp Joon Hyung tapi ponselnya tetap tak aktif, akhirnya meninggalkan pesan untuk pacarnya.  “ Joon Hyung, aku sudah dengar apa yang terjadi. Aku tahu seberapa marahnya kau sekarang. Tapi, aku sangat mengkhawatirkanmu. Kumohon hubungi aku. Ah.. Tidak, kau tidak perlu menghubungiku. SMS saja.. mengerti?”
Joon Hyung sedang berbaring di tepi pantai, seperti semalaman tidur dipantai, lalu membuka matanya seperti mengingat kenangan saat masih kecil dan ibunya yang memegang wajahnya. Joon Hyung akhirnya bangun lalu melepaskan sepatu dan melihat ada luka dibagian belakang karena mengunakan sepatu kekecilan, sambil mengumpat marah membuang sepatunya. 

Di ruang latihan angkat besi
Pelatih Yoon dengan jasnya seperti pelatih memberikan perintah pada Woon Gi, luruskan punggungnya, dan Nae Hee mengangkat besinya  dengan tatapan ke arah kamera. Semua langsung berdiri didepan kamera saat mulai menyorotnya. Bahkan Sun Ok berteriak pada ibunya kalau masuk TV. Bok Joo akhirnya duduk sendiri untuk melakuan wawancara.
“Bok Joo, selamat atas terpilihnya kau masuk ke tim nasional. Aku sebenarnya dengar kalau kau sempat  merasa lesu setelah kau memenangkan pertandingan. Bolehkah aku tahu bagaimana kau bisa berhasil melaluinya?” tanya wartawan
“Aku mengambil beberapa waktu untuk istirahat dan banyak memikirkannya. Aku juga mendapat bantuan dari orang-orang di sekitarku.” Cerita Bok Joo.
Wartawan meminta agar Bok Joo menyebutkan beberapa orang yang membantunnya. Bok Joo menyebutkan keluarga, Pelatih, dua sahabatnya. Sun Ok dan Nan Hee bahagia, Bok Joo menyebut nama mereka. Bok Joo mengingat seseorang yang membantunya, Joon Hyung saat di depan kolam karena dirinya sangat gugup.
“Hei.. Kim Bok Joo.. Kartu as tim angkat besi Haneol... Kau tidak akan membuat kesalahan apapun. Kau sudah berlatih sangat keras, dan kau adalah orang yang kuat.” Ucap Joon Hyung

Bok Joo mengingat saat Joon Hyung memeluknya karena kehilangan Pelatih Choi, menempelkan pereda sakit saat melakukan demo dan juga jaket. Memujinya dengan mengelus kepalanya, mereka juga pergi ke pantai untuk menghilangkan rasa sedihnya.
Akhirnya Bok Joo tak bisa menyebut nama Joon Hyung, lalu berdiri meminta maaf harus mengakhiri interviewnya karena Sesuatu yang sangat penting tiba-tiba saja terjadi. Pelatih Choi dan Pelatih Yoon binggung melihat Bok Joo tiba-tiba berlari begitu saja, begitu juga teman-temanya.
Bok Joo pergi ke pinggir sungai Han karena berpikir Joon Hyung melakukan sesuatu yang bodoh lalu mencoba menelpnya, dengan mengirimkan pesan.
“Joon Hyung, sebenarnya dimana kau sekarang? Kakakmu dan semua orang sangat mengkhawatirkanmu. Aku juga benar-benar khawatir. Hubungi aku segera setelah kau mendengar pesan ini. Aku mulai marah padamu. Jadi Hubungi aku” ucap Bok Joo dengan nada marah.
Bok Joo pergi ke pantai bertanya-tanya kemana sebenarnya Joon Hyung,  akhirnya Bok Joo kembali menelp dengan menahan air matanya.
“Hei, kau dimana? Kenapa kau tidak mengangkat teleponmu? Aku tidak tahu kalau kau seegois ini. Ayo kita putus saja kalau kau akan terus seperti ini. Dasar  Kau brengsek.” Ucap Bok Joo kesal
Ia menangis memikirkan kalau Joon Hyun kecelakaan atau ada hal buruk menimpanya lalu mencari-cari kembali. 

Dae Hoo berbelanja di minimarket dengan memegang uang di tanganya merasa kurang berpikir akan mengurangi dua snacknya karena tidak membawa dompetnya. Wanita pengantar bahan makan datang mengatakan akan membayar sisanya lalu memberikan botol birnya. Dae Ho hanya bisa melonggo diam kembali bertemu dengan wanita yang mengetarkan hatinya.
“Kau bekerja di Ayam Bok, kan? Kita impas sekarang.” Kata Si wanita lalu mengambil uang Dae Ho memberikan pada kasir dengan tambahan uang darinya. 


Keduanya pun minum didepan minimarket, Dae Ho melihat wanita itu bisa minum sedikit dan  pasti suka soju. Si wanita mengaku kalau  . Bir rasanya bukan apa-apa untuknya, lalu berkomentar Dae Ho  pasti suka keripik kentang lalu berkomentar kalau seperti anak kecil, karena sangat lucu. Dae Ho pikir terlalu tua untuk dianggap lucu.
“Tapi kau benar-benar lucu, Kau memiliki wajah yang lucu. Kau adalah tipeku” ucap Si wanita memberanikan diri dengan mendekat pada paman Bok Joo, Dae Ho sedikit gugup.
“Lalu apakah Ayam Bok milikmu? Apa kau pemiliknya?” tanya si wanita, Dae Ho mengaku kalau itu milik kakaknya

“Aku sebenarnya seorang aktor.Tapi hanya bermain peran yang kecil” ungkap Dae Ho, Si wanita langsung bersemangat ingin tahu film  atau drama apa yang dibintanginya.
“Oh, apa kau tahu. Aku bermain jadi pegawai kereta di salah satu film yang baru keluar, "Train to Busan".Aku juga bermain jadi PrajuritNomor Tiga di "Inside Men".” Cerita Dae Ho
“Ya, kau terlihat tidak asing, Kau adalah pria yang memegang gergaji itu. Adegan itu sangat menyeramkan.” Komentar Si wanita

Dae Ho berterimakasih karena masih mengingatnya. Si wanita pun ingin meminta agar Dae Ho mengulang adeganya, Dae Ho akhirnya mencoba mengulang adegan memotong gergaji Keduanya terlihat bahagia membahasnya tentang Dae Hoo.
Dae Ho kembali memapah wanita mabuk, Si wanita melihat Dae Ho sebagai seorang selebriti mengajaknya agar minum satu kali lagi, Dae Ho menolak karena tidak seharusnya melakukan itu. berjalan terlalu cepat. Wanita itu mengoda kalau tak akan menyentuhnya tapi hanya minum saja, lalu memegang telinganya. Dae Ho akhirnya mengendong si wanita untuk pergi bersamanya.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar