PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 16 Februari 2017

Sinopsis Missing Nine Episode 9 Part 2

PS : All images credit and content copyright :MBC

Joon Oh pergi ke hutan mencari reporter Kim di hutan, terlihat seseorang berusaha keluar dari lubang dengan tangan penuh darah. Joon Oh akhirnya menemuikan Kim Wan ada didalam lubang dengan penuh luka.
“Aku tadinya berharap mau memberikan kesaksian bukannya  menyediakan bukti saat kita kembali nanti. Tapi sepertinya hal itu tak mungkin terwujud.” Kata Kim Wan yang sudah mengeluarkan banyak darah, Joon Oh meminta agar bisa bertahan dan mengajaknya agar bisa berjalan, saat itu melihat dibagian perut terdapat luka tusukan pisau.
“Aku meminta maaf... Orang yang memberikan petunjuk padaku adalah So Hee. Dia bilang akan menggelar... jumpa pers dan mengatakan yang sebenarnya.” Kata reporter Kim
“Reporter Kim... Jangan berbicara... Kau masih bisa selamat.” Kata Joon Oh memohon
“So Hee terus berubah pikiran. Aku naik pesawat untuk meyakinkan dia.” Cerita Kim Wan, Joon Oh bisa mengerti dan meminta agar Kim Wan bisa Bertahan.
“Menurutku Yoon So Hee berubah pikiran, karena wakil CEO agensimu” ucap Kim Wan
Joon Oh kaget teringat kembali saat So Hee masuk pesawat berbicara di telp mengatakan akan menghubunginya kalau sudah kembali dan Hanya satu hal yang harus mereka bicarakan pada Tuan Jang.
“Kumohon...ungkapkan kebenarannya.Maafkan aku.” Ucap Reporter Kim penuh harapan, Joon Oh pun melihat akhirnya Kim Wan meninggal. Saat itu Bong Hee datang melihat Joon Oh ada didalam lubang dengan Kim Wan. 


CEO Hwang terus berbicara pada nakoda kalau mereka sudah 4 bulan dalam pulau dan tidak ada apapun di pulau itu. Nakoda memutuskan akan menunggu dan memberitahu kalau tidak punya waktu. CEO Hwang pun memutuskan akan menjemput Joon Oh dkk karena dirinya sebagai pemimpin perusahaan jadi harus bertanggung jawab.
“Jika aku terlalu lama..., maka pergilah tanpaku. Kau harus kembali ke Seoul demi diriku. Paham?” pesan CEO Hwang pada Ho Hang.
Ki Joon lalu berteriak memberitahu kalau Joon Oh dan Bong Hee sudah datang. Bong Hee lebih dulu naik keatas perahu, lalu saat mengulurkan tangan pada Joon Oh, Joon Oh hanya diam saja seperti memikirkan Tae Ho yang akan tertinggal di pulau. Ki Joon dan Bong Hee menyuruh Joon Oh agar segera naik ke atas kapal. 
Ki Joon dan Ji Ah duduk berdampingan, Ho Hang dan CEO Hwang duduk berjauhan dan Bong Hee duduk ditengah kapal semua terlihat sendu seperti baru saja meninggalkan Joon Oh. Joon Oh akhirnya keluar dengan wajah pucat.

Bong Hee tersenyum melihat Joon Oh yang ikut bersama mereka menanyakan keadaan seperti mabuk laut, dengan memukul bagian punggungnya. Joon Oh langsung mengeluarkan sendawa yang keras meminta agar Bong Hee memukul punggungnya kembali sambil menutup hidungnya. 
CEO Hwang tersenyum sendirian mengingat saat pertama kali terdampar dipulang mengomel pada Ho Hang yang mengaku pernah menangkap ikan waktu wamil. Ho Hang berdalih kalau tempatnya beda bahkan mereka ada di negera asin dengan air dan ikannya berbeda.

Ketika ada dihutan, Ho Hang mengomel pada CEO Hwang yang mengeluh lapar, Karena itulah mereka akan pergi ke tempat yang ada dagingnya dan tanpa disadari ada ular yang disampingnya. Ho Hang mengingat kejadian yang sama saat berada di pulau. 


Ki Joon dan Ji Ah duduk bersama dengan tangan Ji Ah yang merangkul Ki Joon. Teringat kembali saat Ji Ah mencium Ki Joon menegaskan kalau mereka mulai pacaran. Saat bertemu dengan Bong Hee, Ki Oong emngaku kaalu tidak terbawa perasaan, tapi sebelumnya menegaskan pada semua orang kalau dirinya dengan Ji Ah mulai hari ini.
“Kau harus membiarkan dia tahu  kalau kau menyusahkan dia. Dia bilang dia akan melindungimu.” Pesan Bong Hee pada Ki Joon. Ki Joon mengingat semuanya menepuk tangan Ji Ah seperti ingin melindunginya sekarang. 

Joon Oh yang mabuk laut mengaku tidak pernah naik kapal dan kembali sendawa. Bong Hee meminta Joon Oh agar mengarah kepalanya ke arah yang lain karena bau mulutnya.  Joon Oh heran padahal Padahal makanan mereka itu sama dan kembali mengeluarkan sendawa.
Keduanya mengingat kenangan dipulau saat Joon Oh berlatih dengan tombak menangkap ikan salmon dan cumi-cumi. Dengan penuh semangat, Bong Hee datang melihat, Joon Oh langsung mengajak untuk mencari ikan, mengeluh karena tidak bisa makan ikan mackerel lagi. Bong Hee heran karena ia sebelumnya yang menangkap semua ikan.

Hee Kyung bertemu dengan beberapa orang mengaku kalau semua pekerjaan komisi khusus, lalu menyudahi pertemuan mereka. Saat akan keluar melihat Jaksa Yoon yang sudah menunggu, akhirnya menyuruh semua keluar lebih dulu dan akhirnya Jaksa Yoon masuk.
“Karena satu penyelidikan telah usai...., sepertinya Komisi Investigasi Khusus sedang senang-senang.” Sindir Jaksa Yoon
“Aku hanya mentraktir makan malam untuk  karyawanku atas kerja keras mereka. Kau selalu menganggap hal dari sudut pandang lain.” Balas Hee Kyung
“Kau tahu jika kau mencobanya. Aku tidak bisa memaksa siapa pun jika  mereka berniat untuk mengabaikannya.” Kata Jaksa Yoon

“Entahlah. Memang apa yang kuabaikan?” tanya Hee Kyung merasa tak bersalah.
“Saat aku pergi memastikan jasad So Hee. Di rumah sakit di Cina..., aku tak sengaja  melihat Jang Do Pal. Apa kau tahu siapa yang dia jenguk disana?” kata Jaksa Yoon
Hee Kyung pikir itu bukan hal yang penting dibicarakan, Jaksa Yoon memberitahu kalau Choi Tae Ho yang dijenguk. Hee Kyung terlihat kaget mendengarnya,  Jaksa Yoon pikir kalau Hee Kyung itu sudah tahu dan melihat dari wajahnya kalau Hee Kyung itu ternyata tidak tahu. Hee Kyung berusaha tenang bertanya memang apa yang aneh dengan hal itu.
“Mungkin saja dia  sedang memeriksa kondisi Tae Ho untuk memutuskan kapan  dia harus kembali ke Korea.” Kata Hee Kyung mempercayai CEO Jang dan Tae Ho
“Kalau begitu, kau harus  tanyakan pada Jang Do Pal. Berdasarkan reaksi orang itu..., maka kau bisa menebak apa  dia memihakmu atau tidak. Bukankah begitu?” kata Jaksa Yoon, Hee Kyung hanya bisa terdiam. 


CEO Jang memberikan pengumuman penting, kalau Mulai hari ini, Tae Ho Hang akan menjadi Wakil CEO Legend Entertainment. Ho Hang dengan setelan jas dan rambut yang rapih terlihat sedikit gugup mengantikan posisi Tuan Jang sebelumnya.
Tae Ho datang keruangan melihat Ho Hang berada disamping CEO Jang,Ho Hang sedikit memalingkan wajah karena takut. Tae Ho langsung mengucakan Selamat sudah jadi Wakil CEO. Ho Hang pikir kalau itu semua berkat Tae Ho. Tae Ho mengelak kalau itu semua hasil dari kerja yang baik. Ho Hang pun menganguk mengerti.
“Kenapa kau memanggilku, dan bukannya bicara lewat telepon saja?” tanya Tae Ho setelah melihat Tuan Jang selesai bicara.
“Ada korban lain ditemukan lagi. Bukannya ini masalah serius?” kata CEO Jang lalu bertanya apakah Tae Ho mengetahuinya. Tae Ho pikir mana mungkin mengetahuinya.
“Biar kutanya lagi. Apa kau yakin itu bukan Joon Oh?” kata CEO Jang memastikan
“Sudah kubilang berkali-kali  tidak mungkin Joon Oh masih hidup.” Kata Tae Ho yakin
“Ada dua korban selamat lagi saat ini. Karena ada dua, aku tidak bisa  membiarkan mereka menanganinya.” Ucap CEO Jang. Ho Hang terkejut mendengarnya.
Tae Ho pikir harus mengurusnya sendiri dan ingin ikut, CEO Jang takut kalau nanti orang-orang akan curiga dan Selain itu, Jaksa Yoon  ingin sekali menangkap Tae Ho.  Ho Hang memanggil Tuan Jang kalau Tae Ho dijadwalkan untuk  pertemuan di Cina.
“Apa dia tidak bisa ikut denganmu karena jadwalnya sudah berubah?” kata Ho Hang mengusulkan, Tuan Jang pikir itu benar
“Dia sudah berperan seperti wakil CEO rupanya.” Komentar Tae Ho  memujinya.
“Tidak semua orang yang berada di pulau terpencil itu. akan kembali ke Korea  setelah mereka diselamatkan. Seperti aku misalnya, aku harus menunggu  tergantung pada kondisi kesehatanku saat itu.” Jelas Ho Hang Tuan Jang memikirkan kalau itu bisa mereka lalukan. 



Bong Hee terdiam dikamarnya, teringat kembali saat Ho Hang mengatakan kalau Kaki tangan Joon Oh adalah dirinya, lalu  mengatakan dengan tegas pada Hee Kyung.
“Ketika kebohongan membuat suatu cerita,  apakah kebohongan menjadi kebenaran?” ucap Bong Hee.
“Bagaimana kau akan membuktikan bahwa dia berbohong? Banyak orang memihaknya. Bagaimana kau akan membuktikannya?” kata Hee Kyung menantang.
Bong Hee terlihat benar-benar kebingungan dengan keadanya sekarang. 

Ibu Bong Hee pergi ke minimarket untuk membeli kecap asin,  beberapa ahjumma membicarakan Bong Hee kalau sudah  hampir gila. Bibi yang lain juga melihat Bong Hee yang pucat dan linglung.Ibu Bong Hee bisa mendengar mereka sedang mengolok anaknya.
“Tapi....bisa-bisanya mereka percaya  padanya dan mencari para korban?” komentar bibi lainya sambil makan bakpaodan minum soju
“Karena itulah tidak banyak korban yang ditemukan. Kalau percaya sama orang yang tak waras...,mana mungkin mereka bisa menemukan korban lain? Dia masih muda dan lajang. Malang sekali dia Itu pasti karena nasib sial ibunya. Kata orang, anak perempuan  mewarisi keberuntungan dari ayah mereka.” Komentar ibu lainya.
Ibu Bong Hee keluar dari minimarket langsung menyiram kepala Ahjumma dengan kecap asin, mengumpat marah karena mereka hanya membicarakan orang saja menyuruh tidur saja kalau tidak ada hubungannya.
“Kenapa kalian keluar dan membicarakan putriku seakan dia sudah tak waras?” teriak Ibu Bong Hee
“Apa Kau sudah gila? Bayar uang ganti rugi cucian pakaianku sekarang.  Kau menghancurkan pakaianku.” Kata Ahjuma melihat bajunya yang basah dengan kecap asin.
“Baik, ini uang ganti ruginya dan Kau tak usah lagi memakai jasa binatu dari tempatku. Apa yang keluar dari mulut  kalian itu semuanya sampah. Kalian tiga, aku lebih baik tidak melihat kalian lagi.Jika tidak, bukan kecap saja...,tapi aku akan menaburkan garam di seluruh muka kalian.” Umpat ibu Bong Hee marah dan berjalan pergi. 


Jaksa Yoon pergi ke bagian atap rumah melihat Bong Hee yang duduk sendirian dengan jemuran pakaian, merasa tempat itu sangat nyaman. Bong Hee sedikit tersenyum melihat Jaksa Yoon yang datang. Jaksa Yoon bertanya apakah sudah beristirahat selama beberapa hari terakhir ini?
“Maaf karena tidak bisa banyak membantu.” Kata Bong Hee merasa bersalah.
“Kita bekerja saja, jadi tak usah minta maaf. Ada korban lagi yang ditemukan.” Kata Jaksa Yoon, Bong Hee kaget bertanya siapa mereka.
“Kita belum bisa mengidentifikasi mereka karena mereka  memohon untuk keamanan. Bicara soal mereka..., bagaimana kalau kita bertemu mereka secara pribadi saat ini?” kata Jaksa Yoon, Bong Hee dengan senang hati  pasti akan datang.
“Komisi Investigasi Khusus  belum mengetahui kabar ini. Karena Jang Do Pal punya bawahan yang ditempatkan di Cina..., dia mungkin sudah mendengar kabar itu. Kita harus gerak cepat sebelum  dia membuat korban lain berpihak padanya.” Jelas Jaksa Yoon
Bong Hee bertanya Apa mungkin di  antara korban itu seperti berharap Joon Oh.  Jaksa Yoon juga tidak yakin apa hal ini akan membantu tapi salah satu korban selamat sangat mengharapkan kalau Bong Hee yang akan datang. Bong Hee bisa tersenyum merasa yakin kalau pasti Seo Joon Oh. Jaksa Yoon pun berharap saja semoga Joon Oh  yang selamat dan kalau memang kembali maka pasti bisa membalikkan keadaan.


Dalam kapal terjadi hujan yang sangat lebat dan ombak yang cukup besar. Didalam ruang Ki Joon mencoba mengambil selembar kain untuk mengikat tangan Ji Ah yang terluka meminta agar bisa bertahan dan akan membawanya rumah sakit. Awak kapal keluar ingin menaruh piring kotor diluar kapal, lalu melihat tali yang keluar dari kapal dan melihat sesuatu dibalik terpal.
“Aku tak percaya ini. Apa Kita sekarang bisa pulang? Aku tidak menyangka hari ini akan datang. Apa yang nanti kalian lakukan kalau sudah sampai rumah?” ucap Ho Hang,  Ki Joon memutuskan harus ke rumah sakit.
“Tentu saja. Apa lagi yang akan kau lakukan setelah itu?” ucap Ho Hang, Ki Joon pun balik bertanya apa yang akan dilakukan Ho Hang.
“Pertama, aku ingin makan  yang asin-asin, seperti Semur iga. Ibuku pintar memasak semur iga. Aku lahir prematur.” Cerita Ho Hang, Joon Oh mendengar seperti Ho Hang lahir seperti pasta.
“Aku bilang "prematur",  Beratku cuma 1.9kg ketika aku lahir. Aku dulu kurus sekali. Karena itulah ibuku  sangat memanjakanku. Tapi... Dia sekarang bahkan tidak tahu, apa putra kesayangannya... Ibuku pasti sangat khawatir.” Ungkap Ho Hang sedih 

Flash Back
Bong Hee menghitung sampai 20 dan Joon Oh seperti sedang belajar untuk menahan nafas di dalam air. Joon Oh terlihat masih tetap bertahan, Bong Hee panik dan menarik Joon Oh ternyata sudah tak sadarkan diri, menepuk bagian wajahnya agar sadar.
Joon Oh akhirnya tersadar lalu berpikir kalau ia menahan nafas sudah empat menit. Bong Hee mendengus kesal kalau waktunya hanya 22 detik. Tapi menurutnya naik 7 detik  dibandingkan dengan yang sebelumnya  jadi sudah memecahkan rekor. Joon Oh mengeluh sedi karena ternyata hanya 22 detik.
“Tapi tadi itu 'kan bahaya.Kau hampir meninggal di sana. Airnya juga sangat dingin.” Kata Bong Hee
“Mati juga tak masalah Lagipula aku rindu ibuku.”ungkap Joon Oh
“Berhenti bicara omong kosong.  Kau tidak akan melihat ibumu jika kau mati.” Kata Bong Hee ingin Joon Oh tetap hidup.
“Orang tuaku sudah meninggal.  Walau begitu aku  punya banyak saudara. Yul, Tae Ho, dan Ki Joon Hyung dan Ji Ah juga. Dia sudah  seperti saudara bagiku.” Ungkap Joon Oh tak ingin sedih lagi mengajak untuk olahraga berikutnya
“Aku tidak bisa terus-terusan membuat  stylist-ku yang mencarikan makanan buatku. Artis-lah yang seharusnya mencari makanan. Ikuti aku.” Unkap Joon Oh percaya diri 

CEO Hwang merasa kalau Aneh sekali karena tadi merenungkan rumah kalau menutup mata sekarang tapi yang dilihat hanya pulau itu dan juga tempat yang menampung mereka selama ini, serta Pantai dan tempat mereka biasa makan bersama, Ia juga membayangkan saat masih ada Yul dan So Hee.
“Aku bahkan tidak sempat  mengucapkan terima kasih pada Reporter Kim. Kami tidak akan mampu menemukan perahu ini tanpa radionya. Soal Joon Oh juga. Dialah orang yang membuktikan Joon Oh tidak bersalah.” Ungkap CEO Hwang merasa bersalah.
Tiba-tiba terjadi guncangan dalam kapal, didepan kapal berusaha menerjang ombak. Ki Joon pun memperhatikan Ji Ah. CEO Hwang ingat kalau mereka bicara soal peringatan ombak besar jadi pasti ombaknya sudah mulai.
Sementara Nakoda binggung karena awak kapalnya tak juga kembali. Terjangan ombak kembali datang, kalung milik So Hee terlepas dari lehar Bong Hee. Joon Oh mengambilnya berpesan agar Bong Hee memperbaikainya saat sampai dirumah. 


Ho Hang seperti ingin muntah, CEO Hwang menyuruh agar bisa menekan bagian tanganya agar tak mual.  Terdengar suara panggilan dari nakoda agar awak kapal datang ke bagian kemudi. Joon Oh pikir kalau mereka sudah sampai, CEO Hwang yang mengerti bahasa China mengatakan kalau nakoda mencari awak kapalnya. 
Ho Han tak tahan akhirnya keluar untuk muntah dan tiba-tiba ombak besar menerjangnya sampai membuat tak sadarkan diri.  CEO Hwang merasa sangat khawatir karena hanya ia yang bisa berbahasa Cina jadi harus pergi membantu mereka dan meminta agar mencari Ho Hang karena jatuh ke laut saat sedang muntah. Joon Oh pun memutuskan akan mencari Ho Hang.
Joon Oh keluar dari kapal hampir jatuh karena gunjangan, tapi tanganya yang kuat bisa kembali naik. CEO Hwang masuk ke bagian nakoda menanyakan keadaannya, Nakoda memberitahu kalau  Angin dan ombak  terlalu kuat. CEO Hwang mengatakan datang untuk membantu. Nakoda pun meminta agar bisa memegang stir kapal dengan stabil.

CEO Hwang pun mengerti dengan memegang kemudi kapal. Nakoda masuk ke tempat Bong Hee tak melihat anak buahnya lalu berjalan pergi.  Bong Hee tak mengerti apa yang dikatakanya, Ji Ah yang bisa mengerti memberitahu kalau Nakoda membicarakan tentang keberadaan seseorang. Bong Hee memutuskan segera keluar untuk mencari Joon Oh.
Joon Oh melihat Ho Hang yang terkapar dengan panik mencoba menyadarkan, akhirnya Ho Hang sadar dan Joon Oh berusaha menariknya Ho Hang agar bisa duduk. Ho Hang mengaku kalau hanya mabuk laut saja.
Kapal kembali terguncang, Joon Oh terlempar kesudut kapal daan melihat sepasang sepatu boots karena saat membuka terpal melihat si awak kapal sudah tak sadarkan diri. Ho Hang yang melihat langsung panik ketakuta karena kembali melihat orang yang mati didepan matanya. Joon Oh menenangkan meminta agar jangan melihat dan menyakinkan Semuanya baik baik saja.
Didalam ruangan, Ji Ah seperti sudah mulai pucat. Ki Joon meminta agar Ji Ah bertahan dan melihat sosok orang yang berjalan dengan menghalangi lampi, ia meminta agar Joon Oh minggir karena menghalanginya yang sedang mengikat tangan Ji Ah. Tapi saat itu terlihat sosok Tae Ho yang berada didepan mereka dan Tae Ho langsung membalaskan dendamnya dengan menusuk pisau.


Jaksa Cho sudah ada dirumah sakit China, memberitahu yang satu masih dirawat sementara Yang lainnya sudah sepenuhnya pulih tetapi menunda kepulangannya ke Korea bahkan Orang itu pun takut saat mendengar kata, "Korea".
“Tapi anehnya, orang itu ingin... bertemu denganmu, Bong Hee.” Cerita Jaksa Cho
“Apa mereka sudah mengidentifikasi  korban yang selamat?” tanya Jaksa lainya, Jaksa Cho mengaku belum melihatnya. 

Ji Ah melihat Bong Hee yang datang langsung memeluknya dengan erat seperti rasa rindu yang teramat dalam. Bong Hee tak percaya salah satu korbanya adalah Ji Ah dan bersyukur kalau keadaan  baik-baik saja dan menanyaka dengan luka ditubuhnya.
“Lukaku sudah diobati  sesampainya disini. Karena kita sudah bertemu,  semuanya akan baik-baik saja.” Kata Ji Ah
“Tapi, apa mungkin..., apa kau orang yang bilang ke mereka kau ingin bertemu denganku?” tanya Bong Hee penasaran
“Aku juga ingin bertemu denganmu...,tapi orang yang bilang seperti itu....” kata Ji Ah dan tiba-tiba Ki Joon datang memeluk Bong Hee.
Bong Hee kaget karena bukan Joon Oh tapi Ki Joon yang ingin bertemu denganya, kembali mengucap syukur keduanya baik-baik saja dan menanyakan tentang Joon Oh, karena mereka sudah lama di rumah sakit mungkin ada yang tahu tentangnya. Ki Joon binggung bertanya apakah Bong Hee tak mengingatnya Ketika keluar dari pulau.

Bong Hee pergi ke dalam ruangan dikagetkan melihat Ki Joon yang tergeletak dan Tae Ho ingin mendekati Bong Hee dan siap menusuknya. Bong Hee memperingatkan Tae Ho agar menjatuhkan pisaunya. Joon Oh datang, Tae Ho langsung menyander Bong Hee dengan menaruh pisau dileher.
 “Aku tahu... orang yang kau inginkan aku ‘kan” kata Joon Oh
“Bukan... Aku akan membunuh semua orang di sini.... Aku akan membunuh kau dan dia... Aku akan membunuh semua orang di kapal ini.” Kata Tae Ho yang sudah seperti psikopat.
Saat itu kapal berguncang, Bong Hee pun terlepas. Joon Oh berusaha agar melepaskan pisau ditangan Tae Ho dengan memukul tanganya. Akhirnya pisau terlepas dan Joon Oh ikut terlempar. Bong Hee melihat pisau di dekat Ji Ah dan Ji Ah pun langsung menendangnya.
“Jangan mendekat....” ancam Bong Hee dengan mengancamnya. Tae Ho tetap mendekat. Bong Hee mengayuhkan pisaunya dan mengenai wajah Tae Ho.

Tapi Tae Ho bisa kembali berhadapan dengan Bong Hee dengan berani memegang ujung pisau. Bong Hee seperti lemas tak bisa berbuat apa-apa lagi, akhirnya melepaskan tanganya. Tae Ho membalikan keadaan dengan memegang pisau dan ingin menusuk Bong Hee, Joon Oh berusaha berdiri dan langsung menghalanginya.
“Ketika kita keluar dari pulau..., Joon Oh... ditikam oleh Tae Ho. Tepat di hadapanmu.” Cerita Ki Joon.
Bong Hee seperti mengingat kembali saat itu Joon Oh berdiri didepanya menyelamatkan diri saat akan ditikam, Joon Oh dengan punggung tertusuk pisau masih memastikan keadaan Bong Hee yang baik-baik saja.
Kapal kembali terguncang, Tae Ho terbentur dan akhirnya terjatuh. Joon Oh berusaha menarik pisaunya, lalu memukul beberapa kali pada Tae Ho akhirnya jatuh tak sadarkan diri.  Bong Hee seperti bisa mengingat semuanya langsung jatuh lemas dan menangis tersedu-sedu


Bong Hee menelp Jaksa Yoon meminta maaf karena  harus pergi ke sana sekarang, mengetahui kalau dianggap dirinya itu sudah gila tapi  merasa percaya pada Joon Oh untuk terakhir kalinya.
“Seseorang mengangkat teleponnya..., Tapi suaranya... Suaranya mirip... suara Seo Joon Oh.” Ucap Bong Hee yang duduk sendirian di bandara.
Bersambung ke episode 10

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. Dear Mbak Dyah, aq jd shipper sinopsisnya nich....padahal belum nonton dramanya, tp dg baca sinopsisnya dah kerasa thriller n horrornya..
    thanks Mbak....semangat untuk lanjut ke episode berikutnya ya...

    BalasHapus