PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 25 Februari 2017

Sinopsis Strong Woman Do Bong Soon Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JTBC
Bong Soo makan kacang di rumahnya, Bong Ki memberitahu kalau kakaknya itu  benar-benarmenghancurkan mereka. Bong Soo membela diri kalau mereka yang lebih dulu memulainya, dan memperingatkan agar Jangan katakan sepatah katapuntentang hal ini pada Ibu. Bong Ki mengoda kakaknya kalau akan mengatakan hal itu.
“Aku tidak tahu apakah kau akanbaik-baik saja besok pagi, Nuna. Apa kau Ingat kutukan itu?Akan apa yang terjadi saat kita kecil dulu itutidak masalah, karena orang itu memang jahat.Tapi kali ini...” kata Bong Ki
“Diam.... Orang-orang itu juga jahat.” Ucap Bong Soon menyuruh adiknya belajar saja 

Min Hyuk masuk ke dalam kantornya dengan menyapa semua karyawan dengan ramah lalu masuk ruangan melihat resume yang diberian oleh Sek Kong beberapa membriak keahilan bela diri, Judo tingkat 4, Hapkido tingkat 5, Sabuk hitam Tae Kwon Do tingkat 9 bahkan Pemenang Pan-Korea Jujitsu Championship tahun 2014 dan juga Generasi ketiga pengawal di Blue House.
Tiba-tiba Min Hyuk teringat dengan tatapan Bong Soon setelah menghajar semua pria yang menganggunya lalu menyuruh Sek Kong agar mencari tahu tentang wanita yang lihat di kantor polisi.
“Seorang polisi harus mengikuti Pasal 60 Peraturan Pejabat Pemerintah dan tidak dapat memberikan info rahasia selama atau setelah pekerjaan mereka. Silakan pergi.” Ucap Kook Doo,
Sek Kong padahal hanya ingin tahu tentang Bong Soon, Kook Doo menegaskan tidak bisa memberikan informasi kontak pribadi seseorang. Min Hyuk pun menerima laporan bahwa  Polisi mengatakan bahwa tidak dapat memberikan informasi nya dan polisi sangat berpegang teguh pada aturan itu. Min Hyuk dengan kesal bertanya siapa nama polisi itu.  Sek Kong menyebutkan nama In Kook Doo.

Flash Back
Seorang wanita dengan tubuh sexy berjalan di lorong hotel, seorang pri dengan uang dan beberapa obat terlarang sudah ada dalam ruangan, terdengar bunyi bel, Si pria menyuruhnya masuk karena tak terkunci. Wanita itu pun masuk berdiri depan tirai dengan mengoda dengan memperlihatkan gerakan tubuh si pria.
Saat pria itu mulai tergoda tak tahan ingin mendekat, terlihat Kook Doo dengan pakaian wanita yang menyamar langsung membekuknya dan seperti seorang polisi langsung memborgol dan tersangka memiliki hak untuk tetap diam dan juga hak untuk menyewa pengacara. Si pria terlihat sangatmarah
“Aku akan mendapatkan surat penangkapan untuk Anda dalam waktu 24 jam tapi Anda bisa saja melarikan diri, jadi aku akan menangkap Anda sekarang.” Ucap Kook Doo akhirnya membuka wig yang dipakainya.
Si Pria pikir Kook Doo itu tak tahu siapa dirinya, Kook Doo rasa dirinya itu tak perlu tahu karena harus tak memihak sebagai seorang polisi. Kook Doo pun akhirnya masuk ke ruang interogasi. 

“Seorang PNS harus mengikuti Pasal 61 dari UU Pejabat Pemerintah dan tindakan yang kuputuskan secara langsung berkaitan dengan tugas-tugasku. Kita tidak seharusnya menerima suap atau membuat pengecualian khusus, kan? Aku diberitahu tidak boleh membiarkan satu orangpun melarikan diri, jadi aku mengikuti apa yang diperintahkan  dan aku baru tahu, kalau beliau adalah seorang anggota parlemen setelah penangkapannya. Itu bukan salahku!” kata Kook Doo membela diri.
Ketua polisi meminta agar Kook Doo untuk bersikap tegang,  kalau bersikap sepertiini maka bisa saja kehilangan segalanya dalam satu gerakan. Kook Doo pun menantangnya seperti tak takut dengan apapun. Kepala polisi berbicara di ponsel dengan meminta maaf, lalu memarahi anak buahnya kalau kena marah atasannya bahkan sangat murka.

Bawahanya mengatakan kalau Kook Do  itu terkenal antara rekan-rekannya saat di akademi polisi dianggap tak begitu waras. Kepala Polisi pun menyuruh agar  tugaskanke departemen lalu lintas supaya bisa sesak karena asap polusi di jalan!
“itu akan membuat niat dan tujuan Anda jadi terlalu jelas, jadi...” kata si bawahanya.
“Kalau begitu, tempatkan dia ke salah satu Departemen terburukmu!” perintah kepala polisi.
Sebuah ruangan terlihat beberapa polisi sedang makan jajangmyun sambil menonton TV.  Ketua Tim mengatakan kalau Sejarah memiliki semua jawaban jadi harus mendidik ulang diri sendiri tentang yang dasar-dasar nya dengan menonton ini. Kook  Doo membawa barang-barangnya masuk ke tim yang baru dengan memperkenalkan dirinya.
“Dan aku telah ditugaskan untuk bekerja di Kasus Kekerasan Unit 3, mulai hari ini.” Ucap Kook Doo. 

Kepala polisi berkomentar Kook Doo itu si sinting itu tidak bisa mengerti apapun. Min Hyuk melihat Kook Doo itu seorang polisi yang benar. Kepala Polisi binggung dengan komentar Min Hyuk lalu menanyakan  apa yan akan dilakukan dengan nomor ponsel Bong Soon.
“Dia adalah tipeku.” Ungkap Min Hyuk, Kepala Polisi menganggap kalau Min Hyuk juga perlu untuk kesenangan masa mudanya.
“Kurasa, Anda bisa menyebutnya dengan itu.” Ucap Min Hyuk lalu Kepala polisi menanyakan ayah Min Hyuk.
“Oh, tentu saja dia baik-baik saja, Berkat Anda. Anda sudah membantu ayahku sepanjang hidupnya dalam berbagai hal.” Kata Min Hyuk
“Aku sangat bangga padamu, kau bisaberhasil sendiri tanpa bantuan Ayahmu. Tapi ada batas untuk apa yang dapat kau capai sendiri.” Pesan kepala polisi 

Bong Soon sedang makan buah dan berkumpul dengan keluarganya bertanya Haruskah ia bekerja di bidang yang memperbolehkan menggunakan kekuatan supernya, Ibunya pikir lebih baik Tenaga kerja manual setidaknya dibayar. Bong Soon rasa tidak akan menggunakan kekuatan untuk kejahatan jika bekerja disana. Ibunya menyuruh  Bong Soon makan buah dan diberikan pada adiknya juga.
“Dan Juga, aku mengalami hukuman terburuk karena menyalahgunakan kekuasaanku. Coba kau Lihat, aku akhirnya menikahi orang ini.” Kata Nyonya Hwang menujuk suaminya yang memanggku kakinya.  Bong Soo terlihat kesal lalu menerima telp dari yang tak dikenal. 

Sek Kong menatap Bong Soon yang menurutnya aneh tapi disukai oleh atasanya, lalu membahas tentang Bong Soon yang tidak punya pekerjaan sekarang, Bong Soon mengaku kalau tidak menganggur. Sek Kong pikir Presdir perusahaannya melihat Bong Soon  hari itu dan membuat keputusan yang cukup berani karena meninggalkan kesan khusus.
“Kurasa, dia masih terlihat menyedihkan sampai sekarang.” Komentar Bong Soon, Sek Kong binggung mendengarnya
“Jika ia ingin mengatakan sesuatu, ia harus datang untuk mengatakan itu sendiri. Kenapa juga ia mengirim orang lain sebagai penggantinya? Dia terbilang sangat kompeten untuk melakukannya, kan?” ucap Bong Soon menyindir
“Yah, anggap saja ini sebagai putaran pertama dari proses wawancara.” Kata Sek Kong
“Jadi kau memintaku untuk menjadi pengawal pribadi untuk Presdir itu, atau apa?” tanya Bong Soon
Sek Kong membenarkan kalau Bong Soon akan bekerja di bawah orang yang paling penting di perusahaan mereka. Bong Soon  memberitahu bawah tidak ada pekerjaan yang belum pernah dicoba setelah lulus SMA. Tapi menurutnya dengan seperti ini sangat jelas merupakan suatu perusahaan yang goyah, atau perusahaan yang akan gagal atau pekerjaan yang sangat memusingkan.
“Dan Juga, aku lebih memilih pekerjaan yang membutuhkan kemampuan otak daripada tenaga kerja. Aku tidak tahu mengapa kau memberikanku tawaran seperti ini tapi aku sudah punya perusahaan yang luar biasa yang akan menjadi tempat kerjaku.”ucap Bong Soon menyombongkan diri
“tapi kalau boleh bertanya, kira-kira perusahaan mana?” tanya Sek Kong, Bong Soon beralasan kalau itu masalah pribadi jadi tak mau memberitahu
“Maafkan aku, untuk menolakmu, padahal kau datang ke sini untuk melihatku. Selamat tinggal.” Kata Bong Soon akan berjalan pergi.
“Kau akan mendapatkan 60 juta won! Ditambah bonus.” Kata Sek Kong
Bong Soon langsung berhenti wajahnya langsung berbinar mendengar uang 60 juta won, lalu berpikir kalau ini sebuah penipuan karena mengaji banyak sekali bahkan belum mengetahui tentang dirinya. Lalu dengan percaya diri kalau Min Hyuk itu menyukainya. Sek Kong pikir tak seperti itu. Bong Soon lalu bertanya bagaiman mereka tahu nomor telpnya lalu berpikir dirinya sedang di intai. Sek Kong mengaku bukan seperti itu.
“Satu lagi! Kenapa dia bersikeras memiliki pengawal perempuan bukan yang laki-laki? Omo, itu bagian yang paling aneh dari semua alasan. Itu sungguh aneh!” ucap Bong Soon kesal, Sek Kong meminta agar Bong Hee bisa mendengarkan penjelasanya.
“Apa nama perusahaan nya?” tanya Bong Soon, Sek Kong menyebut nama  Ainsoft.
Bong Soon langsung melotot kaget karena sebelumnya pernah merancang untuk games dan langsung dengan sumringah bertanya apakah akan bertemu dengan presdir itu, seperti lupa kalau sebelumnya sudah jual mahal. 

Tuan Do memberikan kue pie dan juga minuman serta untuk istirnya yang ditambahkan gula. Bibi bertumbuh tambun mengajak Nyonya Hwang  untuk telpon kantor lingkungan danbalai kota sekitar sepuluh kali sehari kalaur mereka menolak pembangunan ulang itu.
“Lupakan itu. Salah satu darikita harus mencukur kepala kita. Ibunya Jae Soon kau bisa melakukannya” kata Nyonya Hwang pada ibu bertubuh kurus
“Oh, ayolah. Mencukur kepala kitasaat protes tidak akan berhasil.Satu-satunya pilihan kita adalah untuk berhadapanlangsung dengan penanggung jawab pembangunan ulang itu!” kata Ibu bertubuh tambun
“Kalau boleh jujur, aku mendukung pembangunan ulang itu. Apa Kau tahu dimana gang tempatpembersihan kekeringan itu?Aku tidak bisa lewat sana lewat jam10:00 karena aku sangat takut!” ucapIbu Jae Soon.
“Ya, ada sesuatu yang perludiperbaiki mengenai itu. Tapi Belakangan ini, kenapa banyaksekali preman di sekitar sini?” keluh Nyonya Hwang 


Saat itu datang seorang wanita, semua berbisik kalau itu ibu Kook Doo. Tuan Do pun melayani Nyonya Jung Di Hwa yang membeli empat Tart telur dan dua potong pie kacang pikan, lalu ia berkomentar kalau sangatmenyukai novel Yang berjudul "HormonPada Kentutmu."
Nyonya Jung pun tersenyum mengetahui Tuan Do yang menyukai novelnya,  Tuan Do mengaku menyelesaikan seluruh buku nya dalam satu hari dan belum pernah membaca yang seperti itu sebelumnya dalam hidupnya. Nyonya Jung mengetahui dari anaknya kalau  bertemu Bong Soon di kantor polisibeberapa hari yang lalu. Nyonya Hwang dkk melonggo terkejut mendengarnya. 

Nyonya Hwang berteriak memanggil anaknya, bertanya kenaoa pergi ke kantor polisi, Bong Soon kaget karena ibunya bisa mengetahui hal iytu. Nyonya Hwang pikir mana mungkin tak tahu karena Kook Doo bekerja di sana lalu ingin tahu kenapa harus pergi ke kantor polisi.
“Itu terjadi begitu saja.” Akui Bong Soon, Nyonya Hwang pun menduga anaknya itu memukuli seseorang, Bong Soon berusaha menjelaskan tapi ibunya lebih dulu memarahinya.
“Kau pasti sudah gila! Apa Kau tidak dengar yangnenek katakan padamu?Dia memukuli seseorang di pasardan mengalami diare parah selamasebulan, lalu terkena wasir! Dan kau tak mengingat tentang aku?!” ucap Nyonya Hwang khawatir
“Aku baik-baik saja, Ibu.... Sejujur, hal semacam ini sering terjadi padaku. Tapi aku benar-benar baik-baik saja. Mungkin ada mutasi kecil dalam genmu yang diwariskan kepadaku! Selain itu Juga, aku mendapat pekerjaan!” kata Bong Soon bahagia  dengan  akan menikmati hidupnya sekarang. 

Bong Soon membuat bimbimbap dalam sebuah baskom besar lalu meminta ibunya agar mencoba lebih dulu. Nyonya Hwang mencicipinya dan mengatakan kalau rasanya sudah cukup. Keluarga Do pun makan bimbimbap bersama dalam mangkuk besar.
Bong Soon menerima ponselnya wajahnya langsung tersenyum dan buru-buru masuk ke dalam kamar. Kook Doo memberitahu kalau ia yang menelp, Bong Soon mengaku kalau ia yang melakukanya. Koon Doo mengatakan kalau  mencari tahu tentang orang-orangyang diserang di lokasi konstruksi Dan mereka adalah orang-orang sangat jahat jadi meminta agar  jangan pergi sendirian larut malam.
“Kau harus bawa sesuatu seperti Taser (alat penyetrum). Aku punya beberapa benda itu, jadi akan memberikannya padamu selagi pulang kerja” ucap Kook Doo, Bong Sook mengerti. Kook Doo ingin menutup ponselnya. - Daah.
“Kook Do.. Kurasa, aku mendapatkan pekerjaan.” Ucap Bong Soon, tapi Kook Doo sudah menutup telpnya seperti tak peduli. 


Bong Soon kesal sendiri karena Kook Doo itu memang mengerikan. Dan brengsek begini, tapi tetap saja masih sangat menyukainya, lalu mengulingkan badanya karena tersipu malu dan akhirnya jatuh dari tempat tidurnya.
Terlihat seperti sebuah gempa bumi terjadi, di lantai bawah keluarga Do bisa merasakan rumah mereka bergetar.  Bong Ki mengeluh kakaknya itu mulai lagi, keluarga Do seperti sudah bisa kalau Bong Soon jatuh membuat rumah mereka bergetar karena memilik sibuk makan bimbimbap. 

Bong Soon masuk ruangan Min Hyuk seperti terkesima melihat sekeliling, Min Hyuk menyuruh Bong Soon duduk karena  Langit-langit tidak akan runtuh dan jatuh menimpanya, lalu menanyakan resume yang diminta. Bong Soon pun memberikan berkasnya.
“Apa Kau sudah diwawancarai untuk perusahaan kami sebelumnya?” tanya Min Hyuk, Bong Soon membenarkan.
“Apa Kau ingin bekerja di sini dengan resume yang seperti ini? Kenapa Kau beranian sekali.” Ejek Min Hyuk melihat resume yang dibuat oleh Bong Soon.
“Aku mengambilnya karena perusahaan ini mengatakan mereka tidak membeda-bedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, atau sekolah.” Komentar Bong Soon, Min Hyuk melihat Bong Soon memang sangat berani. “Do Bong Soon dari Dobong-gu, Dobong-dong? Apa Kau pindah ke Dobong-dong karena namamu?” ucap Min Hyuk dengan nada mengejek
“Walaupun begitu, Banghak-dong tidak dipenuhi dengan orang yang bernama Bang Hak atau Yeonhui-dong tidak dipenuhi dengan orang yang bernama Yeon Hui.” Keluh Bong Soon kesal

Min Hyuk meminta maaf karena berpikir dirinya bisa menghibur,  lalu ingin tahu alasan ingin berkerja diperusahanya,Bong Soon berpikir kalau  Karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang bagus. Min Hyuk langsung mengulurkan tangannya mengucapkan selamata pada Bong Soon yang bisa berkerja di perusahaanya. Bong Soon pun menyambut jabat tangannya.,
“Tapi sayang sekali, kau tidak bisa masuk ke Tim Pembangunan dan Perencanaan.” Ucap Min Hyuk
“Aku punya pertanyaan,  Kau tampaknya sangat sehat, jadi mengapa kau perlu pengawal?” tanya Bong Hee heran
“Aku punya musuh di mana-mana. Tapi Kau Jangan salah memahami. Aku bukan orang jahat.” Jelas Min Hyuk, Bong Soon pikir tak akan memikirkan hal itu
“Selain Juga, apa aku mendapatkan bonus lain, atau rencana pensiun?” tanya Bong Soon,Min Hyuk pikir  Itu semua tergantung pada keahliannya dan ingin tahu keterampilannya.

Bong Soon bertanya apakah ada kantin perusahaan, Min Hyuk mengangguk. Bong Soon ingin tahu apakah ada kelas yoga, Min Hyuk mengelengkan kepala. Bong Soon mengaku  jadi hilang semangat.  Min Hyuk mengatakan kalau pengawal memiliki akses sepanjang tahun untuk banyak hal, hanya untuk mereka saja.
“Yah, baiklah. Apakah kau punya"penghentian gerakan?" (stop motions)” kata Bong Soon, Min Hyuk binggung apa yang dimaksud oleh calon pengawalnya.
“Apa maksudmu, "opsi saham," (stock options)?” kata Min Hyuk memperbaiki ucapan bahasa inggris Bong Soon, Bong Soon membenarkan.
Min Hyuk pikir bagaimana bisa memberikan opsi saham pada pengawal, tapi demi Bong Soon akan memikirkannya. Bong Hee pikir ini seperti benar-benar tawaran yang lemah lalu ingin melihat isi kontraknya lebih dulu, Min Hyuk mengajak untuk adu panco karena perlu mengetahui  apakah Bong Hee layak untuk digaji.

“Ini adalah tes yang harus dimenangkan untuk bekerja di sini.” Ucap Min Hyuk, Bong Soon hanya bisa menghela nafas akhirnya menyangupinya.
Min Hyuk menyuruh Bong Soon agar bisa mengalahkanya, Bong Soon pun membiarkan Min Hyuk yang lebih dulu memberikan perlawanan. Min Hyuk menariknya dan seperti tak kuat menarik tangan Bong Soon,  Bong Soon pun menawarkan diri agar Min Hyuk mengunkan tangan lainya sampai akhirnya bisa menariknya ke arah yang berlawanan dengan Min Hyuk. 
Min Hyuk langsung menjauh dengan memegang tanganya, Bong Hee melihat Min Hyuk yang berjongkok menyuruhnya agar tak perlu malu kalau memang  dikalahkan oleh seorang wanita dengan mengatakan kalau punya kekuatan khusus dan meminta agar Min Hyuk bisa merahasiakannya dari semua orang Akhirnya Min Hyuk berdiri mencoba untuk tersenyum lalu memanggil Sek Kong agar membawa surat kontrak kerja. Bong Soon pun kembali duduk dan melihat Min Hyuk yang tersenyum tapi tangangnya bergetar seperti kesakitan. 


Sek Kong datang, Bong Soon melonggo ternyata memang benar gajinya 60 juta won. Sek Kong pu menunjuk tempat Bong Soon bisa memberikan tanda tanganya. Bong Soon tanpa pikir panjang memberikan tanda tanganya. Lalu bertanya kapan mulai berkerja.
Min Hyuk bertanya pada Sek Kong sebelum keluar apakah kakinya itu kuat dan menyuruh agar bisa bermain adu ayam dengan Bong Soon. Sek Kong meremehkan Bong Soon karena punya harga diri yang harus ditetapkan sebagai Marinir, serta tidak bisa melakukan dengan seorang wanita. Min Hyuk menyuruh Sek Kong agar melakukan saja. Sek Kong tetap menolak.
“Sekretaris Kong. Jika Kau menang melawan dia, aku akan memberikan mobilku.” Ucap Min Hyuk, Sek Kong pun langsung siap melawan Bong Hee. Min Hyuk pun menyuruh Bong Soon agar mulai bermain.
“Tunggu... Boleh kita main sambil pakai helm? Dia mungkin akan terluka, jadi memakai helm akan menjadi yang terbaik.” Kata Bong Soon.  Min Hyuk pikir mereka  pesan jajjangmyeon dulu.


Kurir jajangmyun pun datang, Min Hyuk langsung meminta helm dari pria itu dengan memberikan uang agar bisa membeli helm yang baru serta bayaran untuk jajangmyun yang dipesanya. Sek Kong pun sudah siap dengan helmnya, Bong Hee pikir mereka  harus segera selesaikan sebelum mienya bengkak.
“Astaga, aku tidak percaya aku melakukan ini dengan seorang wanita. Ini sangat konyol.  Anda benar-benar akan memberikan mobil, kan?” kata Sek Kong memastikan lebih dulu
“Jika kau menang, kau boleh ambil mobilku.” Ucap Min Hyuk menjadi wasit pertandingan.
Saat hitungan ketiga, Sek Kong menyerang lebih dulu Bong Soon hanya diam dan melawanya. Tubuh Sek Kong langsung melayang dan membentur dinding sampai membuat cekungan. Bong Soon dan Min Hyuk panik karena  Sek Kong tiba-tiba tak sadarkan diri. Pegawai wanita pun datang melihat keadaan Sek Kong.
Min Hyuk memastika kalau Sek Kong itu tak mati, Bong Soon tak enak hati meminta maaf. Sek Kong pun bergerak. Min Hyuk bisa bernafas lega karena Sek Kong itu masih hidup. Sebuah ambulance akhirnya membawa Sek Kong dengan penyangah leher ke rumah sakit dengan tubuh tengkurap. 


Min Hyuk akhirnya memutuskan kalau kan menggunakan bahasa informal karena Bong Hee telah menandatangani kontrak dengan perusahaan, tapi  tidak bisa mengatakan, "Baiklah." ke pengawalnya. Bong Hee mengerti dan. Min Hyuk ingin menyelesaikan apa yang ingin dikatakan Bong Soon sekarang.
“Aku ingin tahu lebih detail tentang keperluan dari posisi ini.” Ucap Bong Soon.
“Yah, seluruh pekerjaanmu berkisar hanya untuk tetap melindungiku. Memberikan perlindungan yang sempurna untukku” Jelas Min Hyuk
“Ada sesuatu yang ingin kuminta darimu. Jika aku melakukan pekerjaan dengan baik sebagai pengawalmu. Berikan aku kesempatan untuk dikirim ke Tim Pembangunan dan Perencanaan.” Kata Bong Soon.

“Yah, aku tidak tahu. Aku belum pernah melihat keterampilanmu sebelum nya. Aku tidak mempekerjakanmu karena kau sudah memenuhi syarat untuk bekerja di Departemen itu. Kau memenuhi syarat untuk menjadi pengawal pribadiku.” Jelas Min Hyuk
Bong Soon pikir semua yang diinginkan hanya untuk memberikannya kesempatan. Min Hyuk setuju akan memberikan kesempatan serta Tetapi pastikan untuk melindunginya dengan benar dulu. Bong Soon mengerti. Min Hyuk menyuruh Bong Soon pergi setelah membereskan ruangan dan juga melapor ke KantorSekretaris pukul 10:00 besok.
Bong Soon menganguk mengerti dan akan melakukannya. Min Hyuk melihat Sekretaris Gong terluka, jadi membutuhkan seseorang untuk mengambil alih untuknya selagi sekertarisnya itu pergi. Bong Soon mengerti dan Min Hyuk pun keluar dari ruangan. 

Bong Hee dalam ruangan sendirian mengeluh Min Hyuk yang sangat angkuh bahkan menggunakan bahasa informal dengannya, Ia benar-benar tidak percaya Min Hyuk itu Presdir perusahaan menurutnya ia hanya harus berhasil untuk melawan si presdir dengan gaya angkuh duduk seperti Min Hyuk.
"Baiklah, kalau begitu. Aku akan memberimu kesempatan." Kata Bong Soon mengikuti cara gaya Min Hyuk berbicara.
“ini sangat menyebalkan. Aku menahan diriku karena gajiku yang sangat manis itu! Aku akan menoleransi pembicaraan informal nya sebagai bagian dari deskripsi pekerjaan.” Ucap Bong Soon lalu melihat mie jajangmyun yang sudah membengkak. 

Bong Hee berjalan pulang melalui lorong seperti merasakan ada orang yang mengikutinya, tapi saat menoleh kebelakang tak ada yang siapapun, ia pun buru-buru berjalan masuk ke dalam rumah.
Didalam kamar, Bong Hee mencari informasi Menjadi pengawal, sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya “Keluarlah sebentar. Aku di luar rumahmu.”  Bong Hee tersenyum karena Kook Doo mengajaknya keluar rumah. Kook Do memberikan alat penyentrum yang dimilikinya.
“Oh, terima kasih. Aku akan menggunakannya dengan baik.” Kata Bong Soon tersipu malu.

“Apa maksudmu, kau akan menggunakannya? Kau tidak harus menggunakannya! Jangan coba-coba untuk menempatkan diri dalamsituasi di mana kau harus menggunakannya. Muatannya tidak begitu kuat karena tidak memiliki cadangan daya yang besar, Karena itu hanya untuk perlindungan diri.” Tegas Kook Doo lalu menyuruh Bong Soon masuk.
Bong Soon heran karena Kook Doo akan pergi begitu saja, Kook Doo pikir sudah malah jadi lebih baik cepat masuk saja.  Bong Soon lalu bertanya Apa semuanya baik-baik saja dengan pacarnya. Saat itu Kook Doo menerima telp dari Hee Ji lalu masuk ke dalam rumah. Bong Soon mengucapkan terimakasih tapi seperti tak digubris oleh Kook Doo. 

Seorang wanita lewat di jalan lorong yang gelap, ia merasakan ada orang yang mengikutinya dan akhirnya lehernya pun dijerat. Pagi harinya, seorang warga melihat wanita yang sudah penuh dengan luka. Dikantor polisi, salah orang polisi memberitahu Ada pembunuhan kemarin malam saat tim B sedang bertugas.
Kook Do mendengarnya, beberapa polisi kaget dan menanyakan TKP-nya. Polisi itu memberitahu tempatanya di Dobong-dong. Semua warga berkumpul seperti tak percaya melihat kejadian wanita terbunuh dan banyak darah, sementara Bong Soon memilih untuk segera pergi ke kantor untuk pertama kalinya. 

Bong Hee masuk ruangan kaget melihat yang ada dilayar seperti sebuah tanda peringatan. Min Hyuk masuk memberitahu bahwa memiliki musuh dimana pun, dan ia pun juga tak tahu karena orang mengancam akan membunuhnya. Bong Soon kebinggungan tiba-tiba ada gambar yang langsung muncul dilayar.
“Orang IT menggunakan teknologi untuk membuat ancaman digital. Ini Lucu kan ?” kata Min Hyuk, Bong Soon hanya bisa menghela nafas. 

Keduanya pergi ke restoran, Min Hyuk menceritakan bahwa  akhir-akhir sedang di ikuti oleh orang dan  diancam tapi ingin tahu, Bong Soon ingin tahu siapa dibalik semua ini.  Min Hyuk pikir  akan menangkap mereka jika tahu siapa. Bong Hee pikir Min Hyuk bisa lapor polisi.
“Aku benci polisi. Dan aku juga tidak mempercayai mereka. Aku yang akan menangkap mereka. Bantu aku melakukan itu.” Kata Min Hyuk,Bong Soon bingung.
“Katamu, kau suka video game, kan? Ayolah, bukankah ini sangat mendebarkan? Kita menangkap mereka! Seperti pada Game. Bukankah itu terdengar menyenangkan? Dan juga Katamu, kau ingin mengembangkan game, kan? Maka, cobalah! Kita pasti akan menjadi pemenang.” Kata Min Hyuk.
Bong Soo pikir Min Hyuk itu sedang bercanda. Sekarang. Min Hyuk menyakinkan bahwa Hidup adalah permainan dan permainan adalah hidup lagi pula bukan sesuatu yang terlalu serius.

Min Hyuk memberikan peralatan menurutnya cukup Menakjubkan, kalau Bong Soon bisa menangkap orang itu, maka akan memindahkan ke Pembangunan dan Tim Perencanaan serta bisa mengembangkan game yang di inginkan. Bong Soon terdiam lalu melihat berita yang ada diruangan.
“Ada pembunuhan diDobong-dong tadi malam. Wanita yang dibunuh adalah wanita lajang berusia 31 tahun berencana untuk menikah dalam dua bulan. Ini benar-benar cukup tragis.”
“Tidak ada saksi, CCTV, atau rekaman dashcam yang dapat digunakan sebagai bukti. Polisi mengalami kesulitan dengan pemeriksaan utama. Korban bekerja di Toko Buku Daeyong dan baru saja pulang larut malam setelah lembur...”
Saat itu Min Hyuk melihat ponselnya berdering dan dari nomor yang tak dikenal, ketika mengangkatnya suara robot lagi terdengar dengan mengatakan “Jangan meremehkan perkataanku. Lihat aja apa yang akan terjadi dari sekarang.” Bong Soon dan Min Hyuk langsung melotot kaget mendengarnya. 
bersambung ke episode 2
 
FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar