PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 14 Maret 2017

Sinopsis Ms Perfect Episode 5 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Saat akan pergi ke parkiran Jae Bok bertemu dengan Jung Hee dengan nada sinis pasti suaminya itu ingin melihat ibu mertuanya.  Jung Hee bingggung apa yang dilakukan istrinya datang ke rumah sakit.  Jae Bok pun menyuruh Jung Hee segera pergi  melihat Ibu mertuanya. Jung Hee memanggil istrinya binggung karena dianggap mengunjungi ibu mertuanya.
Jae Bok pergi mengemudikan mobilnya mencoba mencari TK anaknya yang dipilihkan oleh Eun Hee. Akhirnya ia mampir ke dua tempat TK terdengar jawaban dari guru kalau tak ada nama Koo Hae Wook yang mendaftar hari ini. Jae Bok mencoba menelp Eun Hee tapi ponselnya sedang tak aktif.
Teringat kembali ucapan polisi “Jung Na Mi sedang terancam oleh rentenir. Mereka mengancam untuk menyakiti ibunya serta  pacarnya dan keluarga Koo Jung Hee.” 

Jae Bok kembali ke rumah memanggil nama anaknya tapi tak terlihat, lalu terdengar tawa di lantai bawah dan langsung membuka pintu. Hae Wook baru selesai mandi dengan Eun Hee, memanggil ibunya dengan senyuman bahagia. Jae Bok langsung menarik sang anak ke pelukanya.
“Kau bilang itu TK terdekat. Tapi kenapa tidak dia ada? Aku sudah memeriksa tiga TK terdekat, dan tidak ada yang tahu dia. Aku sangat takut! Kenapa kau memilih TK- nya sendiri Atau setidaknya memberitahu aku dimana persis tempat itu!” teriak Jae Bok panik dan marah
“Maafkan aku.. Aku tidak memikirkannya.. TK itu tidak mengizinkan akses keluar masuk..Mereka baru membukanya pendaftaran jadi... Maafkan aku” ucap Eun Hee kaget.
Hae Wook yang mendengar ibunya berteriak menangis di pelukan Jae Bok, Eun Hee ingin memeluknya tapi Jae Bok sudah mengendongnya dan keluar dari kamar. 

Nyonya Choi keluar dengan tatapan dingin lalu memperkenalakn diri sebagai pembantu yang sudah lama tinggal dirumah itu. Jae Bok mengetahui kalau wanita itu yang membantu menjaga anaknya lalu mengucapkan terimakasih, Eun Hee menatap sinis pada Nyonya Choi dan ikut pergi ke ruangan sementara Jae Bok pergi ke lantai atas. 

Hae Wook dan Jae Bok berbaring dikamar, Anaknya bertanya apakah ibunya isangat terkejut. Jae Bok membenarkan, dan Hae Wook melihat wajah ibunya dengan lingkar mata yang hitam tanda terkejut. Jae Bok mengaku kalau hanya lelah.
“Apa kau suka TK barumu?” tanya Jae Bok. Hae Wook dengan penuh semangat mengatakan sangat menyukainya.
“Aku belajar bermain piano dan balet  Ibu harus datang dan melihatnya” ucap Hae Woo, Jae Bok berjanji akan datang ke sekolahnya besok lalu menyuruhnya tidur lebih dulu karena akan membuatkan makanan.
“Aku senang ibu di rumah.” Ucap Hae Wook. Jae Bok juga mengaku sangat senang bersama dengan anaknya. 

Eun Hee memanggil Jae Bok dari depan kamar, Jae Bok membuka pintu. Eun Hee melihat Jae Bok tampak lelah, Jadi membuatkan teh. Jae Bok pun mengucapkan terimakasih sebelum pergi meminta maaf karean sebelumnya memarahinya.
“Aku panik ketika tidak bisa menemukan Hae Wook.” Kata Jae Bok. Eun Hee bisa mengerti.
“Aku suka anak-anak, tapi belum pernah jadi seorang ibu, jadi tidak terlalu mengerti apa yang kau rasakan” ungkap Eun Hee.
Akhirnya Pintu pun ditutup, Jae Bok bergumam kalau Eun Hee itu selalu membuatnya  merasa lebih buruk dan itu lah kemampuanny Kemampuannya untuk membuat orang lain merasa bersalah.

Jung Hee membaca surat yang ditinggalkan Na Mi “Utang terus tumbuh. Ini tak akan tertahankan.” Bong Goo pun bertanya apakah  Jung Hee benar-benar tidak melihat kalau  Na Mi ditekan atau diancam karena utangnya.
“Dia khawatir dengan utang nya, tapi dia bilang Oppanya akan membantunya keluar.” Kata Jung Hee, Bong Goo binggung bertanya kapan tepatnya.
“Itulah sebabnya Dia mengatakan itu akan baik-baik saja.” Kata Jung HEe, Bong Goo bertanya kapan yang mengatakan.
“Dulu... waktu kami akan putus.” Ungkap Jung Hee, Bong Goo makin binggung mereka yang sempat putus.
“Aku tidak pernah memberinya uang. Apa dia mendapatkannya dari pria kaya ?” kata Bong Goo
Jung Hee membela kalau Na Mi itu bukan wanita seperti itu dan tidak akan memanfaatkan prianya demi uang. Bong Goo berkomentar Jung Hee yang  tahu dengan baik, tapi membiarkan seperti ini terjadi. Jung Hee bertanya pada Bong Goo apa yang dilakukan sebagai kakaknya.
“Apa Na Mi bahagia ... Pacaran denganmu?” tanya Bong Goo, Jung HEe mengangguk. Bong Goo pun bisa bersyukur.
“Na Mi itu..selalu bertingkah seperti dia senang, tapi dia tidak pernah bahagia itulah  yang aku tahu. Tapi, aku tidak bisa memaafkan ... fakta bahwa kalian sudah menikah.” Kata Bong Goo, Jung Hee kembali menangis memanggil nama Na Mi ...


Bong Goo pulang kerumah lalu melihat sebuah lembaran kertas atas nama Jung Na Mi dan terlihat uang  Deposito dari Choi Duk Boon, 30,000 dollar. Ia bertanya-tanya siapa “Choi Duk Boon". Teman Na Mi datang menemui Nyonya Choi.
“Apa benar.. Jung Na Mi tidak mengatakan apa-apa? Apa Dia tidak memintamu untuk memegang apa pun untuknya?” kata Nyonya Choi, Teman Na Mi membenarkan.
“Jangan mencoba sesuatu yang lucu, atau kau akan mati tanpa ada yang mengetahui. Mengerti? Jadi berapa banyak yang kau butuhkan? Untuk utangmu, jadi Katakan padaku.” Kata Nyonya Choi 

Jae Bok mencuci wajahnya, mengingat kembali saat suaminya marah menuduh dirinya yang melakukan sesuatu pada Na Mi sampai meninggal, bahkan menangis meraung-raung di pemakaman.
“Jangan marah, Shim Jae Bok.. Jangan merasa tidak adil, perasaan orang memang sering berubah. Apa yang bisa kau lakukan? Jadi Terima itu.” Ucap Jae Bok
Terlihat wajah  Na Mi yang penuh luka di sampingnya, Jae Bok menjerit agar meminta Na Mi tak mendekatinya dengan wajah ketakutan. Ia meminta agar Na Mi pergi dari dirinya. Jung Hee baru pulang mendengar istrinya yang berteriak.


Jae Bok seperti melihat Na Mi yang melotot menatap tepat didepan wajahnya, Jung Hee mencoba menyadarkan istrinya yang bermimpi buru, Jae Bok yang ketakutan terbangun dan langsung menarik rambut Jung Hee. Jung Hee kaget tiba-tiba Jae Bok menarik rambutnya.
Jae Bok sadar melihat suaminya yang ada didepanya langsung menendangnya seperti merasa sangat jijik. 


Jae Bok mengemudikan mobilnya terlihat sedikit pucat, Hae Wook bertanya apakah ibunya sakit. Jae Bok mengaku  kalau tidak sakit sama sekali jadi tak perlu mengkhawatirkannya.
Saat itu mereka pun masuk ke sebuah sekolah yang cukup besar dan terlihat mahal. Jae Bok memastikan kalau itu sekolahnya. Hae Wook membenarkan kalau sekolahnya. sangat keren.

Eun Hee langsung menyapa Jae Bok yang mengantar Hae Wook pergi ke sekolah. Jae Bok pikir kalau akan pergi sendiri saja,  Eun Hee pikir karena baru pertama kali untuk Jae Bok jadi harus datang juga ke sekolah.
“Selamat pagi, Emily... Apa Anda pengasuhnya Emily?” ucap seorang guru berambut pirang dengan bahasa inggris. Jae Bok binggung anaknya di panggil Emily dan dianggap sebagai pengasuh.
“Emily adalah ballerina terbaik di TK kami. Bagaimana kalau membiarkan dia mengambil beberapa pelajaran tambahan?” ucap gurunya mengunakan bahasa inggris pada Eun Hee. Eun Hee pun menyetujui ide tersebut.

Jae Bok mencoba bicara saat itu, beberapa temanya memanggil Hae Wook dengan panggilan Emily dan mengajaknya pergi bermain.  Sang guru dan Eun Hee akan masuk, Jae Bok memanggilnya dengan bahasa inggris yang fasih memberitahu guru anaknya.
“Aku Bukan pengasuhnya Hae Wook tapi Aku adalah ibunya. Dia tetangga kami yang tinggal di lantai pertama. Sesuatu tiba-tiba terjadi jadi aku tidak bisa datang, ketika Hae Wook terdaftar untuk TK disini” ucap  Jae Bok dengan penuh amarah.
“Benarkah? Aku minta maaf.” Kata gurunya. Eun Hee pun seperti sedih mengaku kalau dirinya hanya tetangganya.


Eun Hee mengikuti Jae Bok sampai keluar dari sekolah dan bertanya apakah marah. Jae Bok menjawab tidak, karena Eun Hee yang melakukannya untuk Hae Wook, jadi tak ada alasan untuk marah tapi menurutnya Tapi sekolahnya ini tidak dengan keluarganya.
“Aku akan mengirimnya di tempat lain saja” ucap Jae Book
“Kenapa keluar dari sini? Orang-orang disini sudah mendaftar dan menunggu lebih dari setahun. Kita beruntung karena ada pembukaan.” Kata Eun Hee
“Tapi, ini tidak benar Dan, Kami hanya disana selama dua bulan. Jadi Kami akan pindah setelah dua bulan.” Kata Jae Bok
“Ini hanya dua bulan, jadi mengapa kau tidak membiarkan dia ...” kata Eun Hee
“Lalu Bagaimana setelah dua bulan? Setelah menghadiri sekolah ini, maka dia akan kecewa ketika harus dipindahkan ... ke sekolah yang rendah.  Aku Terima kasih kau sudah memikirkannya tapi aku akan memindahkan dia ke TK lain.” Ucap Jae Bok
Saat masuk ke dalam mobil merasakan tubuhnya lemas dan berjalan sepoyongan. Terdengar suara Hae Wook yang menyanyi dengan teman-temanya mengunakan bahasa inggris. Jae Bok terdiam seperti merasa kasihan pada anaknya. 

Sam Kyu dan Bong Goo melihat rekaman CCTV dan menemukan seseroang yang menaruh selembar kertas didepan pintu. Bong Goo melihat wanita dengan Jeans dan sepatu kets. Dan terlihat seperti sepatu desainer terkenal. Sam Kyu pikir itu mungkin temannya Na Mi karena Na Mi  juga mengenakan barang KW juga sama seperti Bong Goo. Bong Goo mengeluh temanya yang selalu mengejek
“Na Mi tidak punya teman perempuan.” Kata Bong Goo dan teringat kembali saat Jae Bok membahas tentang teman Na Mi  bergaya Orang Latin?
“Namanya "Choi Duk Boon".... Choi Duk Boon memberinya uang. Apa hanya itu saja? Aku akan mencari tahu siapa orang ini. Apa Kau tahu, aku mencium kasus besar.” Ucap Sam Kyu penuh semangat
“Hei. Galilah baik dan menyeluruh Jangan menggunakan ide konyol.” Tegas Bong Goo, Sam Kyu bertanya seperti apa contohnya.
“Jangan mencari cara untuk mendapatkan uang. Aku suka kau secara keseluruhan, tapi itulah masalahmu”ejek Bong Goo
Sam Kyu kesal karena Bong Goo menggoda teman setianya, lalu bertanya  keadaan ibunya. Bong Goo menegaskan bahwa wanita itu bukan ibunya.


Bong Goo akhirnya kembali menjenguk, Ibu Na Mi heran melihat anaknya datang lagi padahal kemari baru saja datang. Bong Goo mengaku kalau hanya lewat saja dan bertanya apakah pernah  mendengar sesuatu dari Na Mi. Ibu Na Mi bertanya masalah apa. Bong Goo tak membahasnya, lalu meminta agar menghubunginya kalau membutuh sesuatu.
“Apa aku bisa... Menelfonmu?” ucap Ibu Na Mi mengodanya, Bong Goo memilih untuk pamit pergi.
“Bong Goo...ambillah jeruk ini, aku punya banyak. Aku tidak tahu mengapa dia membelinya sangat banyak.” Kata Ibu Na Mi
“Siapa yang melakukan itu? Apakah Na Mi?” tanya Bong Goo heran, Ibu Na Mi menceritakan anaknya itu  berjuang untuk membawa sekardus buah beberapa hari yang lalu.
Bong Goo mengingat ucapan Na Mi saat mengantarnya pulang “Kupaskan beberapa jeruk untuk Ibu kalau kau mengunjunginya.Ada banyak di bawah ranjangnya” Bong Goo langsung membukanya dan melihat ada sebuah buku agenda.
Bong Goo keluar melihat isinya diary  Na Mi yang hanya bertuliskan  "Lipstik Stocking, dua botol Soju" dan “Target tercapai”. Ia berpikir  kalau itu diet, dibagian belakang ada sebuah note yang dituliskan Na Mi.
Ia berrjalan dilorong mengirimkan pesan pada Jae Bok menanyakan keberadaanya. Jae Bok  mengatakn sedang mengisi nutrisinya. Bong Goo mengeluh pada tingkah “Ahjumma” 


Jae Bok sudah dipasang selang infus dan mulai berbaring, lalu melihat bayangan berjalan di depan ruangan. Ia berpikir dirinya itu bermimpi buruk lagi lalu meminta Jung Na Mi. Jangan datang dan muncul kembali, saat tirai terbuka Jae Bok menjerit histeris.
Bong Goo kaget melihat Jae Bok yang ketakutan sambil menjerit,  Perawat pun datang melihat kedaaan Jae Bok lalu memarahi Bong Goo yang  menakut-nakuti pasien. Bong Goo mengaku kalau hanya ingin memeriksa apakah Jae Bok itu sudah tertidur atau tidak. 

Jung Hee pergi ke tempat bangunan yang biasa dia berkerjanya, Bosnya melihat Jung HEe yang tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar jadi menyuruhnya untuk tak datang lagi.
Akhirnya ia kembali pulang hanya terlihat papan nama  “Lee Eun Hee” lalu mencari kartu untuk kunci rumah tapi seperti hilang.  Ia mengeluarkan ponsel dan ingin menelp Jae Bok, seperti enggan karena istrinya itu masih marah. Saat akan pergi Eun Hee memanggil Jung Hee dengan membawa sebuket bunga.
“Kenapa kau tidak masuk?” sapa Eun Hee ramah, Jung Hee mengatakan  kehilangan kunci
“Apa kau tidak tahu sandinya?” tanya Eun Hee, Jung Hee mengangguk
“Aku lupa seharus sudah bilang lebih cepat.” Kata Eun Hee lalu pergi ke arah pintu menekan tombol.
Jung Hee melihatnya dengan sangat dekat, saat itu keduanya saling menatap seperti merasakan sesuatu. Jung Hee memberitahu nomor sandinya 010.321. keduanya pun masuk, Eun Hee menatap Jung Hee dari belakang seperti merencanakan sesuatu. 

Bong Goo sudah berbaring dengan selang infus, Jae Bok mengejak Bong Goo yang mengikutinya. Bong Goo mengelak kalau dirinya juga butuh beberapa nutrisi lalu menyuruh Jae Bok yang membayar. Jae Bok berteriak kaget, Bong Goo menahan tawa kalau dirinya itu hanya bercanda dan sudah membayar untuk Jae Bok juga.
“Seharusnya kau traktir yang lebih mahal. Tapi, Kenapa kau kesini?”tanya Jae Bok. Bong Goo memberikan secarik kertas yang dituliskan  Na Mi
Jae Bok mengejek tulisan tangan Na Mi yan jelas dan mulai membacanya “Aku pergi ke rumah Oppa hari ini, berpura-pura untuk memecah rekor Jimmy Hendrix. Aku hanya ingin melihat ... bagaimana dia hidup.”
Ia mengingat saat Na Mi datang ke rumahnya lalu dengan sombongnya mengatakan kalau pria tak bisa menolak seseorang yang muda dan cantik.
“Istrinya... sangat sulit, tapi dia sepertinya orang yang baik. Aku terpaksa mengambil Oppa dari dia. Ayo kita berhenti berbuat dosa ... bahkan jika uang adalah masalahnya.”
Jae Bok pun bertanya-tanya kenapa uang masalahnya, menurutnya ia tidak mungkin berkencan Koo Jung Hee demi uang. Bong Goo bertanya apakah Jae Bok mengenal seseorang yang bernama Choi Duk Boon. Jae Bok malah balik bertanya siapa orang yang disebutkanya itu.
“Aku juga tidak tahu tapi Na Mi menerima uang dari Choi Duk Boon.” Kata Bong Goo, Jae Bok tak percaya mendengarkanya.
“Mengapa hidupnya sangat rumit?” komentar Jae Bok.
“Koo Jung Hee juga tidak tahu dengan Choi Duk Boon” ucap Bong Goo
Jae Bok tak percaya Bong Goo sudah bertanya dengan suaminya juga. Bong Goo hanya bisa menghela nafas panjang sambil mengumpat Na Mi itu si anak miskin dan menaruh lengan diatas matanya. Jae Bok heran melihat Bong Goo yang berhenti di tengah-tengah percakapan.
“Dia seorang anak ceria bahkan ketika berhenti bersekolah. Dia bukan orang yang akan menyerah dengan hidupnya” kata Bong Goo mengenal sosok Na Mi

“Pengacara kang... Apa kau menangis karena adikmu?” ucap Jae Bok , Bong Goo hanya diam seperti merasa sangat menyesal
“Apa yang bisa kau lakukan? Kau mungkin merasa hal-hal buruk dan penyesalan, tapi tidak ada gunanya. Karena itu berbaiklah dengan ibumu. Jangan terlalu kasar dengannya” kata Jae Bok menasehati
Tapi ternyata Bong Goo sudah tertidur pulas bahkan mendengkur,  Jae Bok mengumpat Bong Goo yang mencoba untuk terlihat keren tapi bertindak seperti orang tua karena mendengkur.
Saat itu ia melihat selimut Bong Goo kurang ditarik ke atas, Jae Bok ingin menariknya tapi karena mengunakan infus tak bisa menariknya. Ia mengunakan kaki untuk menariknya, tapi yang terjadi malah membuat kakinya kram. Bong Goo pun kaget dengan jeritan Jae Bok dan memijat kakinya, perawat menatap dingin. Bong Goo mengaku semua bukan karean dirinya. 



Jae Bok pulang melihat Jung Hee sedang membereskan meja, dengan sinis bertanya apa yang sedang dilakukan suaminya itu. Jung Hee mengatakan  sampai di rumah lebih awal, jadi sedang beres beres, lalu bertanya apa yang akan mereka makan untuk malam nanti karena akan memasaknya.
“Kau harus istirahat dan kelihatannya lelah.” Ungkap Jung Hee mencoba melayani istrinya.
“Koo Jung Hee.. Bukankah kita sedang bertengkar? Apa kau lupa kita akan berpisah?” kata Jae Bok sinis
“Sayang Aku sudah memikirkannya. Kita lebih baik tidak bercerai. Bayangkan betapa traumanya anak anak nanti” kata Jung Hee
“Lalu kenapa kau melakukan sesuatu yang akan melukai mereka? Kau bahkan mencurigaiku sebagai pembunuh Bagaimana bisa kau menyakitiku seperti itu? Apa kau pikir aku bisa menerima semua itu dan hidup denganmu?” kata Jae Bok marah

“Coba lihatlah... Kau selalu mengatakan aku menyakitimu, tetapi apakah kau pikir aku tidak terluka juga? Dari mulai nikah sampai sekarang Apa kau tahu betapa sakitnya hatiku? Kau menyebutku tidak kompeten dan berkata kalau aku tidak bisa melakukan apa-apa.” Ucap Jung He mengeluarkan semua uneg-unegnya.
“Apakah itu sebabnya kau berselingkuh? Apa Karena aku terus menyakiti perasaanmu?” ucap Jae Bok dengan nada tinggi.
“Aku menyukai Na Mi bukan karena dia masih muda dan cantik, tapi karena dia memperlakukanku seperti seorang pria. Semua orang di kantor memperlakukanku seperti seorang pecundang, tapi dia memperlakukanku seperti aku adalah yang terbaik. Dia mengatakan selama aku bersamanya, tidak akan ada yg membuatnya takut.” Kata Jung Hee.
“Kau bilang Seorang pria? Dan Terbaik? Kau tidak seorang pria maupun terbaik untukku” tegas Jae Bok
Jung Hee pikir sudah bisa melihat kalau dirinya itu bukan seorang pria dimata istrinya. Jae Bok pun membalika sikap Jung Hee apa memperlakukan diriny seperti seorang wanita, Apa kau ingat kapan saat terakhir tidur dengannya. Jung Hee pikir tak mungkin bisa melakukan kalau Jae Bok saja tidak menganggapnya sebagai seorang pria bahkan memperlakukannya seperti selokan
“Kaulah yang melemparkanku ke selokan! Hutang ayahmu dan pinjaman dengan teman-temanmu. Aku bekerja sendiri mati matian untuk membawa uang sebanyak mungkin, kerja lembur setiap malam ... Dan meminta Won Jae untuk menjemput anak-anak ...” kata Jae Bok marah
“Coba Lihatlah Uang, Uang , Uang.. Uang selalu jadi masalahmu Bagaimana bisa aku melihatmu sebagai seorang wanita? Kalau tahu dulu aku akan membiarkanmu dengan cinta pertamamu itu. Dia punya banyak uang, kan? Maka kau tidak akan hidup seperti ini! Apa yang kau lihat dariku?” ucap Jung Hee bener-benar mengeluarkan amarahnya.
“Benar juga.. Apa yang sudah ku lihat darimu?.. Aku mengacaukan hidupku sendiri dan tidak menyalahkan orang lain... Itu sebabnya aku ingin bercerai!!! Koo Jung Hee... Ayo kita akhiri” tegas Jae Bok lalu keluar dari rumah. 

Jung Hee seperti serba salah dan memukul mulutnya karean kelepasan. Eun Hee melihat saat Jae Bok keluar pergi ke halaman. Jae Bok seperti sedang menenangkan diri dari amarahnya. Eun Hee datang dengan sikap ramahnya bertanya kenapa Jae Bok diluar karena udara dingin.
“Aku merasa frustasi.. Tadi..Aku menyakiti perasaanmu, kan? Ketika aku mengatakan akan memindahkan TK nya” kata Jae Bok membantu Eun Hee mengangkat jemuran
“Tidak..  aku paham perasaanmu” ucap Eun Hee. Jae Bok melihat bordiran inisial "K dan H" sebelum bertanya Eun Hee sudah menjawabnya.
“Ini inisial Suamiku dan aku, Kyung Woo and Eun Hee. Apa kau bertengkar dengan suamimu lagi ?” tanya Eun Hee, Jae Bok pikir Eun Hee  mendengarnya
“Tidak. aku hanya menebak saja.”kata Eun Hee, Jae Bok akhirnya memberitahu bahwa Jung Na Mi. Selingkuhan suaminya.
“Mereka menemukan buku hariannya. Dia menulis bahwa merasa kasihan denganku,Rasanya aneh saat membaca itu.” Cerita Jae Bok, tangan Eun Hee terlihat gemetar mendengarnya.

“Tapi... Aku merasa bersalah dengannya dan tidak bisa memaafkannya. Suamiku terus memohonku untuk memaafkannya, tapi aku tidak bisa. Aku benar-benar tidak bisa. Bukankah aneh? Mereka orang-orang yang bersalah, Tapi kenapa aku merasa seperti aku yang berbuat dosa?” cerita Jae Bok
“Itu karena kau terluka, Karena Luka itu.. masih berdarah dan belum sembuh. Jadi bagaimana kau bisa memaafkan? Tentu kau tidak bisa.” Komentar Eun Hee.
Jae Bok membahas tentang saat datang ke kantor polisi, Eun Hee mengatakan “Aku benar-benar mengerti denganmu. Sebenarnya aku...” seperti tak bisa berkata-kata. Jae Bok pun bertanya  Apa sesuatu yang buruk terjadi juga pada dengan tetangganya itu. Eun Hee membenarkan.
“Sebenarnya.. Aku punya satu.. Sebuah luka yang mendalam...Suamiku punya wanita lain... Kejadiannya sudah lama.. Dari sebelum dia bertemu denganku Dia itu cinta pertamanya suamiku” cerita  Eun Hee, Jae Bok kaget mendengarnya.
“Aku Merasa seperti wanita lain itu selalu ... Berada di hati pria yang aku cintai ... Tidak ada yang bisa mengerti ... Betapa menyakitkannya kejadian itu” cerita Eun Hee
Jae Bok yang shock menjatuhkan handuknya, dari tanganya. Eun Hee dengan nada sinis akan mengambilnya sendiri. Jae Bok pun bertanya apakah Eun Hee tahu tentang cinta pertama nya itu, Eun Hee mengaku sudah mengetahuinya yaitu Jae Bok dengan tatapan dingin. Jae Bok terlihat benar-benar Shock.
Bersambung ke episode 6


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. Aku benar-benar curiga sama Eun Hee ini, dari awal aneh. Emang sih orang baik itu tentu masih ada, cuma kok glagatnya seperti semua hal yg Jae Bok alami dia tahu? Semangat buat admin nulis ceritanya...

    BalasHapus