PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 05 Maret 2017

Sinopsis Strong Woman Do Bong Soon Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JTBC

[Episode 4: Identitas Dia Yang Sebenarnya]

Si pelaku memotong plat nomor si wanita lalu menghancurkan di tempat pembuangan mobil bekas, terlihat dari wajahnya bayangan dari sambaran petir setelah itu membawa si wanita keluar dari tempat mobil bekas.
Min Hyuk berbaring di sofa, seperti tak bisa tidur lalu akhirnya pindah ke ruang bawah tanah melihat sofa bekas Bong Soon tidur, wajahnya tersenyum. Akhirnya ia duduk dan mengingat kejadian saat Bong Soon menarik pria bertubuh besar dengan satu tangan.
“Tidak peduli berapa kali aku melihatnya, ini pasti tidak normal.” Kata Min Hyuk 

Bong Soon membuat sketsa gamesnya, mulai mengambar dan berkomentar kalau lebih suka hanya mengunakan tangan kosong untuk kekuatanya. Saat itu ponsel Bong Soon berderi terlihat nama di layar [Gook Doo Keren]. Gook Doo bertanya apakah Bong Soon tidur di tempat orang itu lagi. Bong Soon mengayakan sudah di rumah.
“Aku mengatakan ini karena aku temanmu, Kau bukan anak kecil lagi dan berada di usia siap menikah sekarang. Jadilah lebih dewasa dan menjalani kehidupan yang lebih disiplin.” Kata Gook Doo
“Kenapa kau mengatakan ini padaku, padahal tidak ada yang terjadi?” komentar Bong Soon, Goo Doo menegaskan agar Bong Soon mengingat saja peringatannya ini.
“Baiklah. Apa kau meneleponku hanya untuk mengatakan itu?” tanya Bong Soon, Gook Doo mengingatkan kalau  Tersangka melihat wajah Bong Soon.
“Ubah cara berpakaianmu, atau gaya rambutmu, jika memungkinkan.” Perintah Gook Do, Bong Soon pikir Gook Doo tak perlu khawatir tentang itu.
“Dan Juga, katakan pada Bong Ki, bahwa aku mengucapkan terima kasih.Dia menolong pacarku, Hee Ji, karena sudah merawat dia dengan sangat baik.” Kata Gook Do, Bong Soon pikir Gook Doo bilang saja sendiri.

“Hee Ji bilang padaku, dia sudah berterima kasih padanya. Aku tidak perlu lagi berterima kasih langsung.” Kata Gook Do, Bong Soon dengan sinis kalau  tidak ada alasan juga untuk melakukan nya.
“Apa ada sesuatu yang membuatmu marah hari ini? Kenapa cara bicaramu seperti itu?” kata Gook Doo heran
“Aku juga bisa merasa tersinggung dan juga bisa marah. Aku juga punya hati, dan terkadang juga hatiku terasa sakit!” teriak Bong Soon marah
“Do Bong Soon! Kau dan aku, kita teman! Artinya, apa yang kukatakan padamu untuk kebaikanmu sendiri dan aku...” tegas Gook Doo langsung disela oleh Bong Soon.
“Hentikanlah! Aku tidak pernah bilang, aku tidak tahu kalau kita berteman. Sudah Aku tutup!” teriak Bong Soon lalu menutupnya.
“Ini pertama kalinya aku menutup telpon dari Gook Doo. Belakangan ini, rasanya tidak hanya sulit untuk mengontrol kekuatan superku tetapi emosiku juga tidak bisa terkendali” gumam Bong Soon. 


Saat itu ponselnya kembali berdering kali ini layarnya bertuliskan [Pria Angkuh Yang Selalu Berkata Kasar] dengan malas Bong Soon mengangkatnya. Min Hyuk bertanya Apa sakit kepalanya sudah baikan Bong Soon mengaku baik-baik saja, tapi merasa sakit kepala nya akan datang lagi setelah Min Hyuk meneleponnya.
“Aku sangat penasaran akan sesuatu. Sebenarnya, seberapa kuat dirimu itu?Apa jangan-jangan, kau...” kata Min Hyuk dan Bong Soon terlihat panik
“Apa jangan-jangan,kau laki-laki?” ucap Min Hyuk, Bong Soon yang mendengarnya mengumpat dalam hati kalau Min Hyuk itu paling tak bermoral, sesat, sinting dii antara semua orang yang ditemui di perusahaan.
“Kau boleh mengatakan yang sebenarnya. Aku akan merahasiakannya.” Kata Min Hyuk
“Kenapa? Apa itu Supaya kau bisa pacaran denganku jika aku laki-laki? Apa ini sebabnya kau meneleponku jam segini,Mengganggu kehidupan pribadiku?” ucap Bong Soon dengan nada tinggi.
“Aku hanya ingin tahu, itu saja! Bagaimana kau bisa sekuat itu? Itu tidak masuk akal!” kata Min Hyuk dengan nada tinggi.
Bong Soon pun bertanya dengan keadaan kaki bosnya. Min Hyuk pikir tentu saja tak baik dan tambah semakin sakit, saat malah hari. Ia pun bisa membayangkan rasa sakit yang di alami Sekretaris Gong padahal ia hanya terinjak dan rasanya sangat sakit.
“Aku tidak tahu apa yang akan ku lakukan disaat benar-benar marah.Jika kau terus meneleponku malam-malam begini untuk bicara ngawur maka aku tidak tahu bagian tubuhmu yang mana yang akan aku injak nanti.” Kata Bong Soon, Min Hyuk berpikir kalau itu seperti ancaman.
“Oh. Tentu saja bukan! Bagaimana bisa orang rendahan sepertiku punya nyali untuk mengancammu, Presdir?” ucap Bong Soon merendahkan suaranya.
“Hei, apa kau bisa meretakan batu yang besar...dengan kepalamu?” tanya Min Hyuk penasaran
“Kurasa, kau akan tahu itu ketika kau dan aku bertemu langsung besok!” kata Bong Soon menahan amarah.
“Mari kita cari tahu apakah kepalamu bisaterhancurkan berkeping-keping apa tidak!” ucap Min Hyuk, Bong Soon memilih untuk segera menutup telp. Setelah itu keduanya saling mengumpat. 


Bong Soon berdiri dari tempat duduknya, melihat Gook Doo masuk kamar dengan pakaian polisi yang terlihat tampan dan bersinar. Gook Doo mengulurkan tangan pada Bong Soon seperti ingin mengajak pergi bersama. Saat Bong Soon ingin meraihnya tanganya di tepis oleh Min Hyuk.
Min Hyuk sudah mengunakan pakaian wanita mendekati Gook Do, Gook Do binggung karena yang ingin didekatinya adalah Bong Soon. Min Hyuk memeluk Gook Doo dan memutar badanya, saat itu juga tanganya meremas bokong Gook Doo. Bong Soon melonggo melihat bokong pria kesayangan itu diremas oleh Min Hyuk.
Bong Soon mengingau dalam tidurnya berharap tak terjadi pada Gook Doo, saat membuka mata, Ia mengumpat kesal kalau itu mimpi yang  menjijikan bahkan sangat Memuakkan dan membuatnya mual. 

Detektif Kim dan Gook Do memeriksa CCTV yang sudah dipasang, Ketua Yook bertanya apakah sudah melihat sesuatu. Detektif Kim mengatakan belum. Ketua Yook bertanya apa ada info baru terkait dengan orang yang hilang di Dobong-dong dan apakah Sudah memeriksanya.
“Aku sudah melihat ke semua laporan yang masuk tapi sebagian besar, hanya tentang anak-anak yang kabur dari rumah.” Kata Gook Doo
“Jika kau menonton episode ke-154 "Kepala Inspektur" seorang wanita diculik, namun tidak ada laporan orang hilang selama 10 hari. Lalu Kenapa menurutmu? Pertama-tama, wanita itu tinggal sendirian. Dan ada kemungkinan besar dia seorang penyendiri sehingga mereka mengira, dia hanya bepergian ke suatu tempat.” Cerita Ketua Yook yang suka sekali drama misteri.
“Tapi wanita yang suka mengirimkan susuuntuknya, melaporkan itu ke polisikarena dia masih belum membayar. Dari satu laporan kecil itu saja menjadi petunjuk yang menentukan atas penculikan tersebut. Penyendiri yang tinggal sendirian dan disekitar nya tidak ada orang-orang yang akan melaporkan dia hilang sangatlah memusingkan.” Kata Ketua Yook
“Oh, Jung Yang Sook dan Kim Ji Won mereka berdua tinggal dengan keluarga mereka.” Ucap Gook Doo menyimpulkan.
“Itulah sebabnya, aku sedang membahas wanita yang tinggal sendirian bisa saja diculik. Berbicara menurut statistik yang ada. Omong-omong, apa kau sudah dapat laporan dari Dinas Forensik Nasional?” tanya Ketua Yook
“Mereka akan memberikan hasil nya sore ini.” Ucap Gook Do, Ketua Yook menganguk mengerti. 


Nyonya Hwang masuk toko, bertanya pada Ibu Myung Soo yang bertubuh tambun tentang rumor yang beredar. Ibu Myung Soo menyangkalnya, dan yakin kalau tidak benar. Nyonya Hwang mengetahui kalau adik dari Ibu Myung Soo  menjalankan bisnis yang membangun pusat perbelanjaan.
“Hei.., ayolah, Ibu nya Bong Ki! Adikku hanya ingin menjual unit jika nanti pusat perbelanjaan di sini di bangun. Dia bukan salah satu yang bertanggung jawab atas bisnis ini.” Kata Ibu Myung Soo membela diri. Nyonya Hwang memanggil Ho Soon agar membawakan mereka minum.
“Jadi alasanmu berteriak-teriak mengenai pusat perbelanjaan empat lantai itu karena adikmu itu akan dapat sesuatu jika nanti bangunan itu di bangun.” Kata Nyonya Hwang kesal
“Tidak begitu juga. Hanya sedikit...” ungkap Ibu Myung Soo, Nyonya hwang pikir temanyaitu tidak seharusnya seperti itu.
“Kau hampir menyeret nama baikkami terjun ke lumpur bersamamu!” kata Nyonya Hwang kesal, Ibu Jae Soon setuju.
Ibu Myung Soo merayu kedunya agar tak marah,  menjelaskan kalau mereka berdua menutup mata untuk masalah hal ini maka akan mengambil biaya komisi adiknya untuk sebuah tempat di pusat perbelanjaan itu dan memberikan keduanya tempat terbaik. Ibu Jae Soon seperti tergoda, Nyonya Hwang pikir Ini bukanlah masalah yang akan di bahas di antara  mereka jadi mengajak agar berkonsultasi dengan ahli nya. Keduanya bertanya siapa ahlinya. Diam-diam Tuan Do mendengar pembicaran ketiganya. 


Mereka pergi ke peramal dengan gaya busana yang warna warni. Si peramal mengaku sudah tahu jawabannya membenakan kalau Nyonya Hwang akan menghasilkan uang Tapi akan ada anak kunyuk yang datang menghujani paradenya. Semua pun kaget, Nyonya Kwang memastikan yang dimaksud "Anak kunyuk?" Bukannya "Nenek sihir"?
“Siapa yang kau pikirkan, Ibu nya Gook Du... Apa Novelis wanita itu?” kata Nyonya Hwang
“Dia bukan memegang pena, tetapi pedang. Jika kau menentang pembangunan ulang itu selama bertahun-tahun dan membangun pusat perbelanjaan perusahaan yang bertanggung jawab atas proyek pembangunan ulang itu tidak akan hanya duduk diam sambil mengecup Ibu jari mereka. Tentu saja mereka akan menggunakan preman untuk menghabisi yang menghalangi mereka! Bahkan yang bukan peramal saja akan tahu ini!” kata Si peramal.

“Jadi Apakah kita akan menang, atau kalah?” tanya Ibu Bong Soon penasaran
“Orang yang memegang pisau tidak pernah bisa menang mengalahkan orang yang memegang pangkal pedang nya, Unnie.” Komentar Ibu Myung Soo
“Kalian boleh mengayunkan pisau semaumu,  tapi seorang atasan yang memegangpangkal pedang itu sangatlah kuat!Begitulah maksudku! Tantang atasan laki-laki itu Dan jika kalian menentang nya dan menang, maka kalian akan menghasilkan keuntungan yang di harapkan 4x lipat, dalam tiga tahun!” ucap Si peramal. Semua langsung bergairah mendengar akan medapatkan untung 4x lipat.

“Tapi ini tentang putriku, Bong Soon... dia bekerja di sebuah perusahaan sekarang. Apakah kau melihat petunjut bahwa dia akan bisa bersama dengan Presdir nya itu nanti?” kata Ibu Bong Soon, si peramal meminta  bayaran kembali.
“Kapan tanggal lahir putrimu?” tanya si peramal setelah ibu Bong Soon memasukan uang.
“15 Agustus 1991, dan lahir pukul 02:30 Aku ingin mereka berdua tidur bersama. Itu dapat mempercepat hubungan antara seorang pria dan seorang wanita lebih dari apapun.” Ungkap Ibu Bong Soon yang ingin punya menantu kaya. 

Bong Soon masuk rumah terlihat binggung, lalu berkomentar kalau melihat ada sebuah entri di sini yang ada tulisan "P."  Dan ingin tahu Apa artinya itu. Min Hyuk meminta Bong Soon agar bisa mendekat. Bong Soon bertanya apakah Min Hyuk tidak ingin ke rumah sakit karena dipulangkan tanpa bicara apa-apa jadi mungkin para dokter akan mencarinya. Min Hyuk menyuruh Bong Soon agar berjalan mendekatinya.  Bong Soon pun menurut.
“Baiklah, "P" pada jadwalku singkatan dari "pr-i-va-te."(pribadi).. Ah.. katanya, kau kesulitan dengan perkataan yang memiliki empat suku kata. Kalau begitu, aku akan menggunakan lima suku kata yaitu P-r-i-va-cy. (Privasi) Dengan kata lain, kehidupan pribadiku.” Jelas Min Hyuk,
“Tapi Tunggu, Wah! Lebih dari setengah jadwalmu tertuliskan tanda "P"!” kata Bong Soon heran
“Tentu saja. Hidupku hanya terdiriuntuk makan dan bersenang-senang. Pada dasarnya akutinggal di mimpiku.Aku setengah jalan menuju ke sana, setidaknya. Ini Menakjubkan, kan?” kata Min Hyuk bangga, Bong Soon setuju saja daripada melawannya.
“Aku masih belum bisa menemukan sepeda motor itu. Jadi tentu saja polisi tidak akan bisa menemukannya. Dan itulah sebabnya aku menelpon beberapa orang.” Cerita Min Hyuk
Bong Soon pun ingin tahu kelanjutanya. Min Hyuk pikir Uang adalah bahasa universal, Bong Soon bertanya apakah Min Hyuk sudah menemukannya, Min Hyuk mengataakn masih belum lalu merengek lapar dan meminta Bong Soon agar membuatkan makanan. Bong Soon mengeluh kalau dirinya itu bukan pembantunya.
“Apa kau tahu betapa sakit nya daerah di antara metatarsal dan tulang jariku karena kau mematahkan kakiku? Apa kau jadi jengkel padaku... Padahal aku yang jadi korban di sini?” ucap Min Hyuk marah, Bong Soon mengaku tidak dan menyuruh Min Hyuk kembali duduk.
“Aku akan segera membuatkanmu sesuatu.” Kata Bong Soon dengan wajah cemberut.
“Aku akan memberikanmu banyak pekerjaan. Jadi aku ingin sarapan yang banyak. Buat makanan yang sangat banyak, oke?” ucap Min Hyuk, Bong Soon mengerti. Min Hyuk pun berbaring disofa.
Bong Soon pergi ke dapur,  ingin menarik kembali sumpit yang ditusuknya diatas meja. Min Hyuk langsung berteriak agar membiarkan dan jangan menyentuhnya, lalu menyuruh Bong Soon untuk segera mundur.  Bong Soon melihat kulkas ada abalone dan mengambil tiga buah apel.

Ia mengambil  tempat jus dan melihat kearah Min Hyuk, setelah itu mengunakan dua tanganya memeras apel tanpa belender. Setelah itu memberikan pada Min Hyuk yang sudah tertidur pulas. Min Hyuk melihat segelas jus mengeluh padahal ingin makanan.
“Apel untuk sarapan samasaja seperti obat! Jadi Minumlah.” Kata Bong Soon, Min Hyuk merengek meminta Bong Soon untuk memberikan makanan. 

Nyonya Hwang terlihat kaget mendengar ucapan si peramal. Peramal memberitahu melihat seluruh keberuntungan pada nasib putri Nyonya Hwang, yaitu Keberuntungan seorang wanita secara langsung terkait dengan suaminya dan pasti akan menikah dengan keluarga yang baik-baik.
“Tapi... Kudengar, katanya dia gay.” Ucap Nyonya Hwang
“Ibu macam apa kau ini! Kenapa kau ingin menikahi gadismu pada anjing? Apa dia benar-benar putrimu?” kata Peramal dengan nada tinggi.
“Tidak, bukan anjing (gae). Maksudku, seorang pria yang gay.” Jelas Ibu Bong Soon.
“Wah... Salah satu dari mereka ditakdirkan untuk menerima pukulan seumur hidup nya. Apa kau akan baik-baik saja jika putrimu disalahgunakan oleh suaminya secara fisik?” kata Si premal
“Aku cukup yakin, bukan putriku yang akan sering menerima pukulan.” Kata Nyonya Hwang. 

Ibu Myung Soo pikir Peramal itu selalu mengatakan yang baik-baik nya saja. Tapi Nyonya Hwang pikir Mungkin dia memang benar 50%. Ibu Jae Hoon penasaran  Bos besar itu melakukan suap pada siapa dan beprikir kalau Mungkin itu ulah nya bupati. Ibu Myung Soo yakin  mungkin polisi Karena mereka memiliki pangkal pedang.
“Dengan "orang yang memegang pangkal pedang," Apa mungkin yang dia maksud itu preman?Menurutku, dia sedang membicarakan tentang preman!?” kata Ibu Jae Hoon ketakutan,  Ibu Myung Soo tertawa menurutnya itu tak mungkin
“Tapi, apa pria muda itu benar-benar gay? Dia kelihatan sangat normal!” komentar Ibu Myung Soo, Nyonya Hwang membenarkanya.
“Aku sangat menginginkan dia, seperti ia adalah apel yang indah dari pohon tetanggaku. dan sayang nya, "Apel" itu tidak bisa dimakan! Aku sangat marah!” kata Nyonya Hwang meluapkan emosinya. 

Min Hyuk berteriak ingin tahu apakah Bong Soon  Sudah selesai memasak nya. Menu makanan lengkap diatas meja, Min Hyuk melihat kalau itu  makanan yang biasa dibuatkan oleh ibunya, dengan mata berkaca-kaca memakan masakan Bong Soon seperti mengingat tentang ibunya. Sementara Bong Soon sedang ada diluar rumah dalam mobil. 

Bong Soon berbicara dengan Kyung Shin ditelp kalau sedang diluar karena  tidak ingin melihat wajahnya menurutnya jika Min Hyuk mempekerjakannya sebagai pengawal, maka hanya harus bertugas menjaganya. Tapi malah  menyuruh melakukan apapun yang diinginkan!
“Wah.. Tenang, Bong Soon. Sejujurnya, kau menginjak kakinya, jadi kau tidak seharusnya mengeluh.” Ucap Kyung Shin
“Tidak, tidak, tidak! Dia meremehkan polisi, dan hukum! Dia berpikir kalau seluruh alam semesta ini berputar di sekitar dia! Dan Kenapa juga dia memberiku radio seperti ini jika dia akan bertindak semaunya begini? Tidak ada syarat untuk membuatkan nya makanan saat aku mulai bekerja di perusahaan ini!”ucap Bong Soon mengeluarkan semua amarahnya pada Kyung Shin
Terdengar suara dari walkie talkie “Sekretaris Do! Aku sudah selesai makan. Rasanya sangat enak, sampai aku ingin nambah lagi.<Aku harus pergi ke luar sekarang Bantu aku berjalan.” Bong Soon dengan suara lembut menjawab akan segera datang. 

Saat Bong Soon masuk panik karena melihat rekaman saat membicarakan Min Hyuk dalam mobil, Min Hyuk pikir inilah sikap manusia dan Bong Soon bisa mendengar semuanya.
“Jika kau ingin mencacimaki ku, seharusnya kau melakukannya di luar jangkauanku. Ini melanggar kontrakmu.” Ucap Min Hyuk marah, Bong Soon mengelak kalau  tidak melakukan itu.
“Itu tertulis "Yang akan tanda tangan di bawah ini tidak akan melakukan fitnah apapun terhadap pengaju kontrak"” kata Min Hyuk, Bong Soon pikir yang dikatakan itu bukan fitnah.
“Kau bilang tadi Orang ini...Ini benar-benar fitnah. Apa Kau menyadari itu?”kata Min Hyuk berjalan dengan kaki pincang, Bong Soon meminta agar Min Hyuk bisa berhati-hati karena kakinya masih sakit.

“Tapi aku bukannya menjulukimu dengan bajingan, brengsek, mesum atau sinting. Aku hanya bilang "orang ini." Kenapa itu bisa disebut fitnah?” ucap Bong Soon membela diri
“Ekspresi perkataan itu digunakan disaat kau ingin menyiratkan bahwa pihak yang lain itu berada di bawahmu atau untuk mengangkat diri sendiri ketika mengacu pada orang yang terlibat dan untuk memfitnah mereka, dasar licik!” tegas Min Hyuk
“Apa aku salah? Aku hanya memanggilmu seseorang. Memangnya, apa salah nya itu?” kata Bong Soon, Min Hyuk menegaskan bahwa Bong Soon salah.
“Kalau begitu, menurutmu, kau bisa menghadapi apa yang akan aku rencanakan hari ini?” kata Min Hyuk, Bong Soon setuju dan akan keluar ruangan.
Min Hyuk berteriak menyuruh Bong Soon agar membantunya berjalan, Bong Soon pikir Min Hyuk terlihat sangat mampu untuk berjalan sendiri. Min Hyuk mengaku kalau masih sangat sakit. Bong Soon pun merangkul Min Hyuk membantunya berjalan. 


Min Hyuk pergi ke lapangan dengan mengunakan kendaraan roda duanya dan juga drone, sementara Bong Soon mengikutinya dengan cara berlari, nafasnya terengah-engah. Min Hyuk melihat Bong Soon yang jaraknya cukup jauh mengejeknya tidak bisa lari.
“Aku bisa lari 100 meter dalam 28 detik. Tidak, 26 detik.” Kata Bong Soon
“Sebagai manusia, kenapa juga kita harus lambat disaat berlari? Wah... Kau memang orang, jadi aku hanya memanggilmu dengan itu.” Ejek Min Hyuk membalas Bong Soon.
Bong Soon kesal merengek duduk di bawah kalau sangat lelah dan tidak bisa melakukannya lagi, bahkan hampir tidak bisa bernapas dan merasa mual. Min Hyuk mengeluh tingkah Bong Soon, tiba-tiba sebuah tembakan mengarah pada keduanya.
Min Hyuk langsung menarik Bong Soon berlindun dibalik pohon, seorang pria berada diatap gedung mengarahkan peluru pada pohon. Saat peluru terakhir yang ditembakanya, terkena menyerempet bagian lengan. Bong Soon panik melihat Min Hyuk yang tak sadarkan diri lalu langsung mengendong dengan dua tanganya. 

Saat itu Min Hyuk sempat sadar Bong Soon mengendongnya, dan bepura pura pingsan. Bong Soon melempar Min Hyuk dikursi belakang. Min Hyuk menjerit kesakitan karena kepalanya terbentur. Bong Soon meliha Min Hyuk yang sudah sadar lalu bertanya apakah baik-baik saja.
“Hei, kau melakukannya dengan sengaja, kan?” kata Min Hyuk dengan hati dongkol. Bong Soon mengaku tidak seperti itu.
“Aku bisa bernafas lega, Suara nya sangat keras sampai aku kira itu suara tembakan peluru atau apa! Apa tanganmu baik-baik saja?” kata Bong Soon
“Kepalaku terasa sakit lagi. Maumati rasanya! Apa Aku masih hidup?” ucap Min Hyuk seperti ingin mengejek Bong Soon.
“Ya, kau masih hidup dan baik-baik saja, jadi jangan khawatir. Aku akan membawamu ke dokter.” Kata Bong Soon

Min Hyuk bertanya ke dokter apa, Dokter Ortopedi, Dokter Umum atau Dokter Psikiatri. Bong Soon mengatakaan akan membawa ke rumah sakit besar. Min Hyuk menolak karena memilih untuk pulang. Bong Soon menolaknya karena tangan Min Hyuk terluka dan tertembak peluru. Min Hyuk mengatakan kalau tadi hanya butir baja.
“Meskipun begitu, kau berdarah! Ayo kita ke rumah sakit.”kata Bon Soon ingin segera pergi
“Hei, orang-orang juga tidak akan ke RS, setiap kali mereka berdarah! Dan Juga, bukan tanganku masalahnya, di sini! Kepalaku rasanya seperti pecah dan terbuka!” kata Min Hyuk. Bong Soon memastikan pengelihatan dengan jarinya. Min Hyuk pun bisa menjawabnya.
“Menurut pengalamanku, tengkorak manusia tidak akan pecah dengan mudah Sekarang Aku akan mulai menyalakan mobil. Kita pergi sekarang!” kata Bong Soon segera mengemudikan mobilnya, Min Huyk menjerit melihat cara Bong Soon mengemudikan mobilnya. 


Keduanya sudah ada dirumah, Bong Soon pikir Min Hyuk itu membutuhkan cairan. Min Hyuk yang kesal menyuruh Bong Soon tak bicara denganya. Bong Soon memberikan botol air agar Min Hyuk bisa minum  cairan yang banyak dan harus mensterilkan lukanya.
Min Hyuk seperti ingin menjerit tapi ditahannya, Bong Soon pun meminta agar Min Hyuk terus menahanya dengan memberikan obat. Min Hyuk menatap Bong Soon yang mengobati lukanya, seperti merasakan sesuatu. Bong Soon pun sempat melirik dan seperti tak merasakan apapun. Min Hyuk tak bisa menahanya, merasa kalau ini tidak masuk akal seperti tersentuh dengan Bong Soon.,
“Yah, tentu saja tidak. Bagaimana bisaseseorang menembakmu dengan butir baja?” kata Bong Soon, Min Hyuk menegaskan bukan seperti itu yan dimaksud
“Tidak masuk akal, kalau wanita yang menggendong pria yang memiliki berat badan lebih dari 80kg dengan gaya bridal, sambil berlari!” kata Min Min Hyuk. Bong Soon berpura-pura tak sadar

“Sebenarnya, seberapa kuat kau ini? Kalau dipikir-pikir, ada banyak hal aneh tentangmu. Saat pertama kali aku bertemu denganmu, kau menghempaskan para preman itu hanya dengan satu pukulan Dan Sekretaris Gong, yang pernah jadi anggota Marinir, tulang ekor nya patah setelah main adu ayam denganmu. Dan dia sangat merasa malu sampai dia tidak mau kau untuk mengunjunginya. Yang paling aneh dari semua disaat kau mengangkatku lalu langsung berlari. Kau sebenarnya siapa?” kata Min Hyuk penasaran
Bong Soon binggung menjawabnya, Min Hyuk mulai berkomentar aneh kalau Bong Soon itu mengkonsumsi obat khusus datau Bong Soon adalah aseseorang yang lebih gila dari yang dikira. Ia pun menduga BonG Soon  adalah alien atau produk dari percobaan baru. Bong Soon meminta Min Hyuk menghentikanya karena Bukan itu yang penting sekarang.
“Syukurlah dia hanya menembakkan butir baja. Bagaimana kalau dia menembakkan peluru yang sebenarnya padamu?” kata Bong Soon
“Hei, apa kau mengkhawatirkanku sekarang?” ucap Min Hyuk mengoda
“Aku mengatakan ini sebagai pengawal pribadimu.” Ucap Bong Soon
“Makanya, aku menyuruhmu untuk melindungiku dengan benar! Kau tidak pernah mendengarkan!” kata Min Hyuk kesal 


Saat itu ponsel Min Hyuk berdering dan sedikit menjauh dan kembali terdengar suara robot bertanya rasa ditembak oleh pria misterius dan memberitahu kalau yang digunakan  hari ini hanya butiran baja, tapiakan menggunakan pistol sungguhan nanti.
“Siapa kau?Katakan apa yang kauinginkan, brengsek!” teriak Min Hyuk merah, Bong Soon bisa mengetahui kalau pria misterius kembali menep bosnya.
“Menyerah untuk mewarisi perusahaan. Beritahu KetuaAhn bahwa kau tidak akan mewarisi Ohsung Group atau aku akan menghancurkan Ainsoft.” Ancam si pria misterius
“Kau sebenarnya siapa sampai kaubisa mampu menghancurkan Ainsoft?Coba saja.” Kata Min Hyuk tak takut. 

Bong Soon mendekati Min Hyuk dengan wajah khawatir menanyakan keadaaanya, Min Hyuk memilih untuk membicarakan lagi nanti dan menyuruh PulangBong Soon menolak karena  akan berada disisinya.
“Tidak perlu. Aku ingin sendiri.” Kata Min Hyuk, Bong Soon makin khawatir apakah akan baik-baik saja sendirian.
“Jangan khawatir tentang itu. Ada sesuatuyang harus aku selesaikan, sendirian.” Ucap Min Hyuk lalu masuk ke dalam kamarnya.
Bong Soon keluar rumah bertanya-tanya dengan sikap Min Hyuk,  menurutnya sangat plin-plan dan selalu melakukan apapun semau jidat nya.Padahal sebelumnya tidak ingin sendirian, dan memintanya untuk berada di sisi nya, tapi sekarang ingin sendiri. 

Min Hyuk duduk diruangan lemari bajunya, duduk menatap lukisan seperti seorang wanita yang memakai jubah,  pintu masuk ruangan bawah tahan. Ia pun mengingat saat keluar dari rumah milik ayahnya hanya membawa sebuah tas kecil.
“Aku... Akan meninggalkan rumah ini.Aku tidak ingin berkelahi dengan kakak-kakakku lagi. Aku akan menjalani hidupku dan melakukanapapun yang aku mau dari sekarang.” Ucap Min Hyuk, Saat keluar rumah pintu pagar di tutup dengan keras seolah menolak kehadiranya kembali. 

Tuan Do kembali melayani pelanggan pie kenarinya, lalu melihat anaknya yang sudah pulang kerja lebih awal lalu berpikir kalau  dipecat lagi. Bong Soon mengeluh pada pada yang berpikir akan dipecat setiap hari, lalu memberitahu kalau ia tak dipecat. Ayahnya bertanya apakah anaknya sudah makan. Bong Soon balik bertanya pada ayahnya.
“Aku baru saja sudah sarapan,jadi tidak begitu lapar.” Kata Tuan Do, Bong Soon pun bertanya apakah ada yang ingin dibantu. Tuan Do pikir tak perlu sambil memberikan minum setelah Bong Soon makan pie kenari.
“Bagaimana dengan Ibu? Apa Dia keluaruntuk bersenang-senang lagi?” tanya Bong Soon, Tuan Do pikir seperti biasa istirnya itu.
Bong Soon merasa Pasti sulit untuk Ayah. Tuan Do juga merasa Pasti sulit juga untuk anaknya juga dengan ibunya, lalu menyuruh Bong Soon pulang  dan tandatanganipengiriman kenari yang akan datang sebanyak 30kg sekitar jam 4 sore. Bong Soon mengerti dan juga akan mengupas kenari nya lalu akan keluar dari toko. 

Tuan Do memanggil anaknya, lalu memperlihatkan uang dalan celemeknya,Bong Soon terharu ayahnya yang memberikan uang 50ribu won. Tuan Do lalu mengeluarkan dari selipan dibaju mulai dari lengan sampai topi dan diberikan pada Bong Soon.
“Bagaimana aku bisa menerima ini?” ucap Bong Soon terharus seperti tak pernah mendapatkan uang apapun dari ibunya.
“Uang ini sama berharganya dengan darahku.Jika ibumu   tahu, aku bisa mati. Gunakan uang ini untuk membelipakaian yang bagus untukmu, oke?” kata Tuan Do, Bong Soon memeluk ayahnya, keduanya seperti merasa takut pada Nyonya Hwang. 

Hee Ji sudah menunggu dicafe tersenyum melihat yang datang, Bong Ki masuk melihat kalau Gook Do belum datang. Hee Ji mengatakan kalau hanya sendirian dan merasa kalau Berkat Bong Ki  jari-jarinya. sudah jauh lebih baik.
“Profesorku adalah spesialis di area itu, jadidia akan melakukan pekerjaan dengan baik.” Jelas Bong Ki lalu memanggil pelayan.
“Kau Pesanlah. Tempat ini terkenaldengan pasta bayam nya.” Ucap Bong Ki, Hee Ji pikir akan memesan itu saja. Bong Ki pun menyamakanya.
“Aku sudah mendengarbanyak tentangmu. Jadi kau dan Gook Doo jadi saingan saat SMA dulu?” ucap Hee Ji, Bong Ki sedikit kaget lalu bertanya apakah Gook Doo yang mengatakan hal itu.
“Oh, bagaimana ini. Aku bahkan tidak bisamemberitahumu yang sebenar nya, karena kau pacarnya.” Ungkap Bong Ki, Hee Ji menyuurh Bong Ki mengatakan saja padanya.
“Aku bisa dibilang yang menjadikan Gook Doo seperti sekarang inidan dia berada, di bawahku!Berani-beraninya dia bilang begitu, padahalposisi nya tidak sebanding denganku!” kata Bong Ki bangga dengan candanya. Hee Ji melihat Bong Ki itu sangat lucu
“Pasti kau kira aku sedang bercanda... Aku serius.” Kata Bong Ki menyakinkan. Keduanya seperti mulai akrab dalam cafe. 


Bong Soon membeli pakaian baru dari uang ayahnya, saat itu ponselnya berdering lalu bertanya mereka ada dimana. Akhirnya Bong Soon sudah ada di lapangan bola dengan semua remaja yang sebelumnya sudah diberi pelajaran olehnya. Bong Soon bertanya apakah mereka Sudah memungut semua sampah nya. Semua serempak menjawab ya.
“Nunim... Harap terima kamisebagai bawahanmu!Kami akan melayanimudari sekarang!Jadi tolong, angkat kami menjadimuridmu dan ajarilah kami!Kami selama ini sudahmencari pemimpin sejati!” ucap si ketua Genk dan akan buahnya berlutut didepan Bong Soon. Bong Soon terlihat binggung. 

Nyonya Hwang dan teman-temanya berjalan pulang mereka melihat  lingkungan di sekitar terlihat bersih hari ini bahkan tidak melihat puntung rokok satupun. Nyonya Hwang pikir itu karena kurang nya. Dobong-dong yang bebas dari kejahatan dan Dobong-dong yang bersih!
“Kita sudah banyak mengirimkeluhan ke Kantor Distrik!Kurasa, PNS akhirnyasudah mulai bertindak...” ucap dua teman Nyonya Hwang.
Saat itu Baek Tak berjalan bersama dengan Agari, lalu Agari menunjuk sebuah toko dengan papan naman “Kenari Dobong”. Akhirnya keduanya pun masuk. Nyonya Hwang melihat dari kejauhan seperti merasakan ada sesuatu saat Baek Tak masuk tokonya. 

Tuan Do pun menyapa pelanggan yang masuk, Baek Tak meminta ingin dua kue kenari dan dua Tart telur serta dua minuman juga, ditambah ia memesan sepuluh kantong kue kenari juga. Tuan Do mengangkat tanganya memastikan kalau memang 10 buah.  Tuan Do membenarkan lalu menanyakan total harganya.
Tuan Do dengan cepat menghitung semuanya 84.000 won. Agari membayar dengan uang 100.000. Setelah itu keduanya duduk, Agari berbisik memberitahu kalau tadi adalah Ayahnya Do Bong Soon. Tuan Do pikir Untuk hari ini, hanya makan kue kenari lalu langsung pergi.
Saat itu Nyonya Hwang dkk masuk, mereka melihat Baek Tak dan berpikir kalau itu Kepala Distrik atau Polisi. Nyonya Hwang melirik merasa pria itu  Hanya pelanggan biasa. Baek Tak pun memberikan senyuman dan ingin menyantap potongan kue tapi mulutnya tak bisa terbuka lebar.
Nyonya Hwang pun menyarankan agar memotongnya lebih dulu. Baek Tak seperti malu. Akhirnya Agari meminta alat pada Tuan Do. Tuan Do binggung tapi bisa mengerti kalau yang dimaksud pisau. Akhirnya Baek Tak bisa memakan dengan memotongnya tapi saat makan egg tart membuatnya kesal karena tak bisa membuka mulutnya dengan lebar.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar