PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 22 Maret 2017

Sinopsis Tomorrow With You.Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Ma Rin mengirimkan untuk Song Ma Rin di masa depan.
“Saat ini, kau...dari yang kudengar, menyesali masa lalumu. Kau ingin mengakhiri pernikahanmu.”
Ia mengingat cerita Jo Hoon kalau Di masa depan Ma Rin menyuruh kembali dan berpisah darimu. Ma Rin pun meminta Joon Oh memilih  Masa depan yang tidak dapat disentuh,  atau masa kini. Joon Oh pun memilih masa sekarang dengan mencium Ma Rin. 

“Kekecewaan yang dalam...Kebahagiaan yang memuncak... Tawa yang lepas.... Segalanya merupakan masa-masa terindah. Sebuah masa penuh cinta. Bagaimana bisa kau lupakan semua itu? Meski sisa umurku hanya satu hari,  aku tetap bahagia saat ini. Jadi, jangan melukai So Joon dari masa lalu. Dia priaku dan Juga, aku tidak akan pernah menjadi sepertimu.”
-Song Ma Rin yang hidup di bulan November 2016.-
Ma Rin mengirimkan email dengan mengingat semua kenangan manisnya dengan Joon Oh ke masa depan bulan 25 November 2017

Ma Rin memastikan So Joon yang tidak akan pergi ke dunia lain. So Joon mengeluh harus pakai baju ditanganya.  Ma Rin meminta So Joon agar menjawab pertanyaan kalau  tidak akan naik subway. Soo Joon pikir kalau Ma Rin yang minta tidak pergi. Ma Rin terlihat senang Soo Joon melakukan karena dirinya lalu masuk ke kamar mandi. So Joon menjerit karena sendag ganti baju. 
“Tak ada masalah, Kau Seperti belum pernah saja!” komentar Ma Rin yang melihat So Joon bertelanjang dada
“Beda tahu antara sengaja telanjang dan ganti baju!” kata So Joon menyuruh Ma Rin keluar
“Kau berhenti ke dunia lain demi aku. Tapi merasa berat memakai piyama couple seperti pasangan lain.” Komentar Ma Rin
“Justru aku tidak suka karena semua orang melakukan hal yang sama. Dan, aku memang benci hal-hal semacam ini.” Kata Soo Joon.
Ma Rin menawarkan diri untuk membantu memakainya, tapi lebih baik lepaskan saja. So Joon dengan nada mengoda berpikir untuk tak perlu memakainya. Ma Rin tak tergoda dengan rayuan Soo Joon menyuruh segera mengunakan bajunya dan melepaskan di saat yang tepat. So Joon masih saja terus mengeluh. 


Saat So Joon keluar, Ma Rin langsung mengambil gambar. Soo Joon kembali mengeluh mereka harus foto.  Ma Rin mengatakankalau semua akan jadi kenangan jadi akan mengambil banyak foto dan Jika suatu saat hubungan mereka memburuk, maka akan menatap foto-foto itu lalu berkata mereka sangat serasi, serta tidak akan melupakannya.

“Kau bilang tidak akan khawatir soal masa depan.” Ucap So Joon, Ma Rin mengaku tak khawatir
“Aku hanya merasa terganggu oleh dia.” Ucap Ma Rin dan meminta agr berfoto untuk menunjukkan padanya.
So Joon pikir mereka sudah cukup berfoto dan harus melepas piyama setelah berfoto. Ma Rin heran karena baru memakainya dan kenapa harus dilepas. Soo Joon mengoda Ma Rin ingin melepaskan baju istrinya, Ma Rin mengejek Soo Joon itu seperti orang mesum saja. So Joon mengaku kalau hari ini akan jadi menakutkan dan mesum.
Keduanya pun sudah berbaring dengan piyama yang ada dilantai, Ma Rin bertanya Apa So Joon akan baik-baik saja tidak pergi ke dunia lain dan tidak akan merasa frustasi hidup secara normal. Soo Joon mengatakan hanya akan hidup seperti orang lain.
“Bekerja keras, tapi juga banyak bermain. Akan kupikirkan esok ketika saatnya tiba. Begitulah rencanaku.” Ucap So Joon, Ma Rin seperti tak yakin So Joon akan bekerja keras
“Ya, aku harus bekerja keras, Siang dan malam.” Kata So Joon meyakinkan. 

Semua pegawai berkumpul di lorong membahas tentang Yong Jin yang mengelapkan dana. Sek Hwang datang merasa malu mencoba segera kabur meninggakan kerumunan. Direktur Wang datang berkomentar kalaus sudah mengetahui, dan Yong Jin itu semestinya tidak dilepas begitu saja yaitu Selain dipecat, semestinyadituntut juga. So Joon datang semua pun menyapanya.
“Presdir, kenapa hari ini datang pagi sekali?” tanya Direktur Wang
“Karena Direktur Kim sudah tidak ada, kau harus menggantikannya.” Kata So Joo
“Ya, tentu saya harus berbuat sesuatu untuk menanggulangi kondisi yang serius ini.” Kata Direktur Wang
“Dan, kita usahakan agar masalah ini tidak menimbulkan keributan publik. Tolong jaga mulut.” Pesan So Joon


 Ki Doong masuk ruangan mengaku lelah karena  Sepanjang malam begadang dengan tim audit internal. So Joon bertanya apakah  menemukan sesuatu. Ki Doong mengaku Tidak banyak yang ditemukan dan Kim Yong Jin, menggelapkan banyak dana manajemen yaitu Rata-rata, 100 juta won pertahun dan sudah mengambil 2 milyar.
“Bagaimana bisa dia mengambil sebanyak itu? Dan Bisa-bisanya tidak ada yang sadar?” kata Soo Joon heran
“Dia mengambil 3-5% dari komisi proyek. Totalnya ada 7 proyek Apa Kau tahu gedung untuk Samsung Taejung? Dia mendapatkan 3 juta won perbulan dari sana. Kita mestinya sadar saat dia membeli rumah mewah itu.” Komentar Ki Doong kesal
“Karena proses audit masih berlangsung,  cek lagi adakah penggelapan lain.” Pinta So Joon
“Hei, lalu bagaimana dengan nasib Sekretaris Hwang? Dia bahkan ke rumahku dan minta dimutasi ke departemen lain. Kurasa, dia tidak bekerja sama dengan Kim Young Jin.” Kata Ki Doong
“Tapi dia menyebarkan rumor kita kencan, juga mencoba mengorek masa laluku. Saat teringat hal itu, kepalan tinjuku masih mengepal.” Kata Soo Joon, Ki Doong tahu kalau sulit memaafkanya.
“Kurasa, kau perlu mengajariku bekerja. Aku tidak akan ke dunia lain lagi karena Kakiku terluka saat naik subway. Ayo kita bekerja keras hari ini.” Ucap So Joon penuh semangat. 
Sek Hwang menghapus video yang diambinya dan duduk diam, Direktur Wang datang menyindir ruangan baru Sek Hwang didalam ruang rapat dan meja menghadap dinding. Ia tahu kalau Masuk dalam daftar tunggu penempatan jabatan.. pasti sangat berat. Sek Hwang mengaku tak masalah.
“Apa Tahu kesalahanmu, Sekretaris Hwang? Kau hanya bertemu dengan bos yang salah. Jadi, katakan padaku. Ada yang lain soal Direktur Kim, 'kan? Sesuatu yang lebih besar dari Jangho.” Ucap Direktur Wang mengaku tidak tahu.
“Kenapa kau loyal sekali ? Bukankah kau sudah merdeka sekarang?” kata Direktur Wang
“ Tetap tidak bisa Leluhur saya terpaksa memakai nama Jepang selama penjajahan supaya selamat dengan memihak penjajah). Jadi, saya tidak mau kelemahan mereka menurun pada saya  dan memilih setia” kata Sek Hwang
“Ya, kau pasti memiliki banyak beban. Tapi, lambat laun tetap akan terungkap meski kau bungkam. Aku sebenarnya tidak tahu kelakuan Young Jin di belakang. Sampai kabar pemecatannya dirilis. Semua korban penipuan Young Jin akan datang kemari.” Kata Direktur Wang, Sek Hwang tetap mengaku tak tahu walaupun terlihat sedikit panik dan ingin sendirian.


Yong Jin menelp Presdir Choi mengunakan telp hotel membahas tentang menyelesaikan kontraklebih awal dan mengaku kalau  berhasil meyakinkan mereka dan Kontraknya akan diakhiri 3 bulan lebih awal. Direktur itu pun mengucapkan terimakasih karena Yong Jin  banyak sekali membantunya.
Tapi Yong Jin merasa kalau banyak berhutang pada Presdir Choi itu dan bertemu dengan di tempat waktu itu karena menyukainya. Presdir Choi pun merasa kalau tempat itu memang bagus dan tenang dan membawa kontraknya juga.

So Joon melonggo melihat tumpukan berkas yang harus dibacanya, Ki Dong mengulang kalau So Joon akan hidup seperti orang lain dan memperlihatakan  rencana Direktur Wang soal distrik Sami jadi agar memeriksanya.
“Halaman pertama... Itu rencana dasar untuk terminal di distrik Sami... Disertai rencana untuk area sekelilingnya.Kami sudah mengumpulkan semua dokumen dan memeriksanya jadi Kau harus ikut membacanya.” Ucap Ki Doong, So Joon mengaku sudah tahu. Ki Doong tak percaya kalau So Joo itu sudah tahu.
“Nada suaramu seperti meremehkan aku ‘yah?” ungkap So Joon kesal,  Ki Doong pikir bukan kali ini saja meremehkannya.

“Selanjutnya... Soal regulasi.. Ini adalah rencana manajemen perusahaan kita. Mereka kesatuan,  Kenapa jadi kesatuan?!!Supaya lebih mudah dipahami.” Kata Ki Doong dengan nada meremehkan
“Beri aku yang lebih sulit dimengerti,  bagian para ahli! Aku ini Presdir!” ucap Soo Joon kesal
“Kuharap perusahaan kita tidak turun kelas. Aku mempertaruhkan tanganku, dalam tiga hari kau pasti kembali naik subway.” Kata Ki Doong mengejek. Soo Joon ingin menunjukan potensi yang sesungguhnya?

Soo Joon yang tak biasa berkerja baru beberapa menit sudah tertidur lelap, Ki Doong yang kesal memilih untuk keluar ruangan. So Joon merasa merindukan istrinya, dan saat itu Ma Rin mengirimkan pesan bertanya apakah pekerjaanya lancara dan Gejala ketagihan naik subway-mu tidak muncul
“Pekerjaannya lancar saja, Tapi, aku merindukanmu.” Kata So Joon,  Ma Rin mengaku seperti itu juga dan ingin bertemu
Didepan Nyonya Cha mengeluh anaknya yang senyum sendiri dengan ponselnya pada ada ibunya sedang makan denganya.  Ma Rin meminta agar ibunya menunggu karena sedang mengirimkan pesan pada So Joon.
“Aku sedang makan di luar bersama Ibu. Menyenangkan seandainya kau bisa ikut.” Tulis Ma Rin
“Suamimu ini harus bekerja. Lagi pula, ibumu menakutkan.” Balas So Joon dan mengangkat telp dari Doo Sik. 


 Nyonya Cha mengeluh anaknya tak mengobrol dan berpikir dinding yang hanya diam saja.  Ma Rin pikir itu sebabnya So Joon itu  takut pada Ibunya, Nyonya Cha bertanya apakah Ma Rin  belum menjelaskan padanya. Ma Rin mengaku Sudah.
“Aku mengaku padanya kalau bohong pada Ibu soal perselingkuhannya. Kudengar Ibu sampai bergulingan di tanah.  Tapi Ibu keren. Setelah Ibu pukul, dia berubah total.” Ucap Ma Rin
“Aku tidak punya muka lagi bertemu So Joon dan bahkan tidak mungkin ke rumah kalian lagi. Kenapa kau berbohong begitu” kata Nyonya Cha kesal, Ma Rin pikir sudah membelikan ibunya daging sebag
“Apa Kau yakin dia tidak selingkuh? Kau bahkan menipu ibumu! Tapi Kau pantas menerimanya. Seperti tidak tahu saja aku sensitif soal perselingkuhan! Teringat ayahmu berkeliaran melakukan hal itu...” komenta Nyonya Cha
Ma Rin kesal ibunya malah mengungkitnya. Nyonya Cha mengaku sempat berpikir anaknya di pelakukan yang sama seperti ayahnya. Ma Rin meminta maaf dan mengaku kalau makan di luar supaya merasa lebih baik.
“Aku menggila begitu bukan tanpa alasan. Aku bertemu suami yang salah dan melewati berbagai kesulitan. Aku sampai memburu semua wanita yang dia kencani.” Ungkap Nyonya Cha meluapkan amarahnya.
“Jadi, apa Ibu masih punya rasa padanya? Aku tidak mengerti kenapa Ibu terus mengungkit masa lalu.” Keluh Ma Rin


“Apa aku tidak bisa membahasnya dengan puteriku yang sudah menikah?” kata Nyonya Cha ikut kesal, Ma Rin heran Nyonya  mengungkitnya semudah itu dan tidak memikirkan perasaannya.
“Itu karena hidupku begitu tidak adil!” tegas Nyonya Cha
“Ibu bilang merindukan dia,  lalu memakinya. Setiap kali ibu membahas dia,  aku semakin membenci ayahku! Kenapa Ibu membuatku semakin membenci dia?” kata Ma Rin kesal
Nyonya Cha pikir anaknya itu bisa hanya mendengarkan saja,  karena tak ada lagi yang diajaknya bicara,  lalu keluar dari ruangan. Ma Rin merasa bersalah karena kembali berkelahi dengan ibunya. 

Do Sik memastikan So Joon yang menyerah akan masa depan dan hanya hidup di masa kini. So Joon menceritakan akalu Ma Rin sangat ketakutan dan Tidak lama lagi  akan menghilang dan masa depan itu terjadi, maka tidak akan pernah bisa kembali. Do Sik membenarkan kalau So Joon terjebak entah dimana di masa depan...
“Sejujurnya, aku memeriksanya beberapa kali. Pada 30 November, aku melihat diriku sendiri naik subway. Aku mengikuti diriku untuk melihat yang terjadi. Tapi, diriku itu menoleh. Jadi, esok harinya aku kembali lagi.” Cerita So Joon dan melihat gambaran dirinya yang sedang berlari di dalam lorong kereta.
“Apa kau Tahu yang kulihat? Aku dari masa lalu. Jadi, aku tidak bisa ke sana lagi. Jika aku berkeras, maka diriku di sana akan berlipat ganda. Aku ingin menyerah. Kurasa, bisa jadi sangat berbahaya.” Kata So Joon,  Do Sik memuji keputusan So Joon.
“Insiden ayah Se Young tidak dapat dihindari,  kita tidak bisa melakukan apa-apa. Ini tidak sama dengan hal itu, 'kan?” ucap So Joon
“Hei, kali ini bukan soal hidup dan mati. Kita bisa mengubahnya, oke? Kau cukup diam saja, biar aku yang urus. Kau bahkan tahu tanggal dan waktu kematianmu. Hal itu kan bukan sesuatu yang tidak kau ketahui.” Kata Do Sik.
So Joon memberikan buku agendanya agar menjauhkannya karena  coba membuangnya sendiri, tapi rasanya sulit sekali. Doo Sik melihat So Joon ternyata serius dan ingin tahu apakah ada tentang dirinya. So Joon pikir tak mungkin menulis soal Do Sik.
“Tapi, apa yang terjadi pada Kim Young Jin?” tanya Do Sik
“Tim audit internal masih menginvestigasi dia dan dia mencuri banyak sekali. Kau  pasti tidak menyangka nominalnya. Aku yakin, jika ada yang salah lagi pasti akan segera terungkap.” Kata So Joon
“Aku akan ke dunia lain dan memeriksanya.” Ucap Do Sik, So Joon pikir untuk apa.
“Sudah kubilang jangan mencemaskan soal Kim Young Jin lagi.” Kata Do Sik, So Joon tiba-tiba menarik agendanya kembali karena akan membuangnya sendiri.
“Apa Kau berubah pikiran sekarang karena aku membahas dunia lain?” kata Do Sik heran, So Joon mengak kalau  sedang memikirkan ulang saja dan sebelumnya Do Sik mencoba mencuri dan membuangnya jadi menurutnya tidak tepat menyerahkannya padanya. 



Tiba-tiba hujan deras, Doo Sik langsung mengeluarkan payung dan binggung karena So Joon tak mengetahuinya dan sudah jadi orang biasa. So Joon pun berjalan bersama dengan Do Sik satu payung bersama,  Do Sik pikir Mulai sekarang,  Soo Joon akan kebasahan saat tiba-tiba hujan turun.
“Kurasa tidak. Aku yakin ada seseorang yang akan membawakan payung.” Kata So Joon melihat sosok Ma Rin sudah menunggu didepan gedun, Do Sik yang melihat Ma Rin langsung berlari kabur ketakutan. Ma Rin melihat  So Joon langsung mendekat untuk memberikan payung.  Ma Rin bertanya siapa pria tadi.
“Sudah kukatakan padamu, 'kan? Ada orang lain di pihakku dan itu adalah dia” kata So Joon bangga. Ma Rin heran melihat teman So Joon yang kabur.
“Dia memang kadang jadi aneh.” Kata So Joon, Ma Rin pun memberikan payung untuk suaminya. So Joon memuji istrinya yang perhatian lalu mengajak masuk untuk menunjukan ruanganya. 

Sebelum masuk So Joon dengan bangga memberitahu semua karyawan kalau istrinay membawakan payung karena di luar tiba-tiba hujan. Saar masuk ruangan Ma Rin mengaku kalau hampir mati akibat malu. So Joon mengak kalau memang sedang memamerkan isterinya.  Ma Rin tiba-tiba memeluk So Joon dengan erat seperti ingin bermesraan.
“Kita semestinya tidak melakukan di sini.” Kata So Joon. Ma Rin menceritakan baru bertengkar dengan ibunya.
“Ibuku mengungkit soal ayahku lalu Aku meresponnya dengan kasar. Kurasa, aku orang yang kejam.” Kata Ma Rin sedih, So Joon pikir Ma Rin bisa berbaikan dengan ibunya.
“Sebelum sampai ke kantor mu, aku berpikir kalau menemuimu akan membuatku merasa lebih baik. Sekarang sesudah bertemu, maka aku justru menyadari betapa sulitnya bagi ibuku selama ini. Dia pasti sangat kesepian. Tidak seorangpun pernah menggenggam tangannya.” Ungkap Ma Rin terus memeluk So Joon. 

Saat itu Ki Doong akan masuk ruangan, So Joon memberikan kode agar temanya keluar. Ki Doong dengan sengaja mengoda temanya. Ma Rin mengatakan kalau tiba terlintas dalam pikiran Ki Doong masuk, yang membuatnya malu . Soo Joon mengaku kalau ini menyenangkan. Ma Rin  juga  bersyukur serta bahagia So Joon di sisinya serta tidak boleh meninggalkan sendirian, seperti nasib ibunya.
“Pasti sulit untukmu bicara soal ayahmu. Aku yakin ibu memahamimu.” Kata So Joon menenangkan Ma Rin. 

Ki Doong ingin segera pulang dan bertanya-tanya apa yang dilakukan keduanya dalam ruangan. Saat itu So Joon dan Ma Rin keluar dari ruangan karena ingin mengantar pulang, Ma Rin menolak menurutnya So Joon harus berkerja jadi bisa pulang sendiri.  Ki Doong akan pulang jadi lebih bai bareng saja. So Joon meminta agar Ki Doong menjaga istrinya baik-baik.

Keduanya naik lift bersama, Ma Rin pikir akan mampir kerumah Ki Doong karena Banyak barang So Joon di rumah Ki Doong serta tidak bisa membiarkan suaminya tinggal di dua rumah terus jadi akan mengemas barang-barangnya hari ini.
“Kita lakukan saat dia bekerja, kuambil semuanya.” Kata Ma Rin
“Itu kabar terbaik yang pernah kudengar. Aku sungguh, berterima kasih dan sangat bersyukur.” Kata Ki Doong mengaku jadi bebas merdeka. 

Mereka berdua menyusun box berisi barang-barang So Joon,  Ma Rin melihat Ki Doong sudah menonton semua drama TV dan film dari masa depan. Ki Doong merasa kalau Hal langka punya teman penjelajah waktu  dan Sebenarnya tidak keberatan menunggu perilisan film dan drama itu.
“Tapi sebagai penjelajah waktu, aku ini teman baiknya... Kenapa dia tidak memberiku nomor lotere yang jitu saja ?” kata  Ki Doong kesal, Ma Rin heran kalau So Joon tak pernah memberikanya.
“Apa kau tau yang  dia bilang padaku? Dia tidak bisa mengubah takdirku,  dan aku hanya akan dalam bahaya jika dia melakukannya.” Ucap  Ki Doong
“Tapi, dia sendiri menang lotere 3 kali. Aku benci mendengar kata 'takdir'!!” Kata Ma Rin bahkan memikirknya membuatnya marah, Ki Doong pun juga merasakan hal yang sama dan mengajaknya minum bir saja. 

Beberapa saat kemudian mereka sudah mabuk,  Ki Doong membahas So Joon yang plin plan akan mengubah takdir lalu mengatakan tidak bisa. Ma Rin pikir lebih baik So Joon tak perlu mengatakanya. Ki Doong mengaku merasakan hal yang sama juga.
“Aku bahkan tidak bisa melihat di masa depan yang ditemui oleh suamiku, Itu membuatku merasa takut.” Ungkap Ma Rin
“Aku tahu. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkannya. Aku jadi menatap rendah diriku sendiri.” Kata Ki Dong

“ Ada hal lain yang membuatku sangat marah. Saat dia pergi ke sana, maka ponselnya tidak berfungsi sama sekali. Menjengkelkan sekali rasanya.” Ungkap Ma Rin
“Saat kami sedang menonton Piala Dunia, aku fokus menyaksikan. Tapi dia malah, "sebentar lagi gol", "mereka akan menguasainya"! Kau tahu rasanya seperti itu, 'kan?” ungkap Ki Doong kesal
Ma Rin mengaku belum pernah merasakan, Ki Doong memperlihatkan alat elektronik atau apapun itu tak bisa diguanakn keluar dan kenapa So Joon harus membelinya. Ma Rin mengaku kalau belum pernah menerima apa pun. Dan merasa Kelihatannya menyenangkan jadi Ki Doong.


So Joon sibuk berkerja dalam ruangan dan melihat buku jurnalnya yang tak mungkin digunakan lagi, ia pun akan pulang tapi ingin melihat CCTV sebelum dihapus, matanya langsung melotot melihat Ma Rin dan Ki Doong mabuk sambil berkeliling ruangan.
Ma Rin langsung memeluk So Joon saat datang ke rumahnya,  Ki Doong tak mau kalah ingin melmeluknya juga. So Joon mendorong Ki Doong dengan memarahinya karena ingin minum-minum. Ma Rin mengaku hanya minum sedikit dan mengobrol bersama teman prianya jadi   semakin terikat. So Joon kesal mendengarnya.
“Kenapa kau memberi dia alkohol? Dia itu tidak kuat minum!” ucap So Joon memarahi temanya,  Ki Doong mengaku kalau So Joon itu seperti monster
“Dia meminumnya karena sungkan padamu, tahu!” ucap Ki Doong
“Apa kau gila minum dengan isteri temanmu?” ucap So Joon marah
Ki Doong pikir So Joon juga bisa minum dengan Se Young. So Joon menegaskan kalau Se Young bukan pacar Ki Doong, Ma Rin tiba-tiba berbaring di lantai, So Joon mengendongnya dan menyuruh Ki Doong memberikan tas Ma Rin untuknya. 


So Joon membawa Ma Rin masuk kamar, Ma Rin tiba-tiba meminta agar So Joon tak pergi. Soo Joon mencium Ma Ri dengan bau alkohol dan berpikir akan menggosok gigi. Tapi Ma Rin menyuruh So Joon agar tidur denganya saja.   
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar