PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 12 April 2017

Sinopsis Ms Perfect Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Eun Hee berjanji akan pergi jadi meminta waktu satu minggu setelah itu akan meninggalkan semuanya.  Jung Hee bisa mendengar memilih berjalan mundur dengan sengaja berteriak seperti menerima telp dari Pak Oh dan bergegas pergi.
“Aku harus pergi! Ada masalah di lokasi konstruksi.” Ucap Jung Hee memberitahu Jae Bok.
Jae Bok tak hilang kesempatan berusaha untuk memanggil mantan suaminya, Eun Hee menahan dengan menahan kakinya. Jae Bok sudah berhasil membuka pintu tapi Jung Hee sudah lebih cepat menuruni tangga. Nyonya Choi baru keluar kamar binggung melihat Jung Hee yang buru-buru keluar. Bong Goo yang ada diluar melihat Jung Hee pergi bertanya-tanya mau kemana. 

Jae Bok akhirnya bicara dengan Eun Hee kalaua ia adalah  Eun Kyung yang dahulu, penguntit Jung Hee. Dengan mengubah nama dan wajahnya lalu sengaja memasuki kehidupan mereka. Eun Hee akhirnya mengaku.

“Itu benar. Aku... Waktu itu, aku agak sakit. Sewaktu kecil, aku disiksa oleh ibuku. Penyiksaan itu pun membekas. Jadi, aku tumbuh dengan psikis yang tidak sehat. Aku tidak tahu bagaimana mencintai. Karena itu... , aku akhirnya menyakiti Jung Hee.” Cerita Eun Hee. Nyonya Choi mendengarnya langsung memukul memarahi ankanya.
“Kenapa kau memberitahukan itu kepadanya? Apa Kau pikir itu patut disombongkan? Apa Kau menyombongkan dirimu yang gila? Apa Kau pikir dia akan mengerti? Apa Kau pikir ada yang memihakmu?” jerit Nyonya Choi memarahi anaknya. 


Jae  Bok langsung menarik tangan Nyonya Choi dengan melindungi Eun Hee yang kena pukul, Ia meminta agar Nyonya Choi Berhenti menggunakan kekerasan dan memberitahu Pengacara Kang Bong Goo berada di luar, jadi bisa mendengar semua yang terjadi di sini.
“Jadi, tenanglah dan kendalikan dirimu. Apa Kau menyadari dirimu bersalah atas banyak kejahatan? Pengacara Kang tengah mengumpulkan barang bukti. Semakin kau berbuat seperti ini, maka kau akan makin merugi. Jadi  Pergilah ke lantai bawah. Sekarang!” ucap Jae Bok dengan mata melotot. Nyonya Choi tak melawan akhirnya langsung menuruni tangga. 

Jae Bok melindungi Eun Hee di belakang tubuhnya dengan memegang tanganya, saat Nyonya Choi turun Jae Bok langsung melepaskanya dan menyuruh Eun Hee agar turun dan akan memberitahu  Jung Hee semuanya setibanya dia di rumah dan menegaskan kalau urusan mereka akan selesai setelah ini. 

Jung Hee mengemudikan mobilnya dengan wajah tegang, Bong Goo terus mengikutinya bertanya-tanya kemana Jung Hee akan pergi. Jung Hee mengingat kembali pada kejadian sebelumnya.
Flash Back
Eun Hee mengemudikan mobilnya tanpa bicara. Jung Hee yang duduk disampingnya mengeluh mau naik ke mobil karena sebelumnya Eun Hee menyetujuinya jadi meminta agar bisa menjawabnya sekarang. Eun Hee tetap saja diam.
“Eun Kyung... Sudahlah... Lupakan saja!! Berhenti... Aku mau turun.” Kata Jung Hee ingin membuka pintu. Tapi Eun Hee malah menginjak pedal gas lebih dalam, melajukan kecepatan mobilnya lebih kencang.
“Kau tidak boleh keluar dari mobil ini.” Ucap Eun Hee, Jung Hee tetap menyuruh Eun Hee agar berhenti karena ingin turun. Eun Hee makin kencang lagi mengemudikan mobilnya.
“Katakan kau tidak akan meninggalkanku.” Ucap Eun Hee
“ Kau berjanji tidak akan menggangguku.” Kata Jung Hee.
“Katakan kau mencintaiku. Katakan kau hanya akan mencintaiku selamanya.” Ucap Eun Hee. Jung Hee meminta agar Eun Hee tenang berusaha mengambil kemudi tapi Eun Hee bisa mendorongnya. 


Akhirnya mereka sampai ke jalanan tanah, Jung Hee meminta agar Eun Hee tak bersikap seperti ini. Eun Hee meminta agar Jung Hee pergi bersamanya dan Hanya bersamanya. Jung Hee menolak karena tak ingin mati dan menyuruh Eun Hee berhenti.
“Aku mencintaimu.” Ucap Eun Hee mengemdikan mobilnya ke bagian tebing, Jung Hee ketakutan. Eun Hee dengan cepat menginjak rem sebelum mobil jatuh dari tebing. Kepala keduanya pun terbentur.  Eun Hee dengan kepala yang sudah mengeluarkan darah melihat Jung Hee yang duduk disampingnya.
“Kenapa kau tidak mencintaiku? Padahal aku begitu mencintaimu.” Gumam Eun Hee ingin memegang tangan Jung Hee. Jung Hee sedikit sadar tak ingin tanganya di pegang dan langsung menghempaskan tangan Eun Hee begitu saja. 

Jung Hee mengemudikan mobilnya melihat ponselnya yang berdering, nama "Jae Bok" terlihat. Tapi Jung Hee memilih untuk tak mengangkatnya seperti masih kalut.  Jae Bok binggung kenapa Jung Hee tak menjawab ponselnya.
Akhirnya Jae Bok menelp Bong Goo bertanya apakah masih ada didepan rumah. Bong Goo mengaku baru saja pergi dan menanyakan hasil pembicaraannya. Jae Bok bercerita kalau tidak berhasil karena Jung Hee tiba-tiba pergi, ada pekerjaan. Bong Goo sempat binggung melihat mobil Jung Hee seperti pergi ke suatu tempat.
Jae Bok mengaku merasa sangat lelah, Bong Goo pikir harus datang menemuinya. Jae Bok mendengar ada bunyi bel dan melihat dari interkom ibu mertuanya yang datang. 

Jae Bok akhirnya mengajak Ibu Jung Hee bicara diluar.  Ibu Jung Hee mengaku sudah sudah memikirkan soal itu dan terlalu kasar tadi pada Jae Bok. Jae Bok pun memastikan kalau Ibu Jung Hee itu tahu tentang hal itu.
“Dia dikuntit selama kuliah. Bagaimana aku bisa lupa? Jung Hee melupakan soal itu, tapi bagaimana aku bisa lupa?” ucap Ibu Jung Hee, Jae Bok binggung karena Jung Hee melupakannya
“Dahulu, ada sesuatu yang mengejutkan sekali sampai dia masuk rumah sakit. Dia tidak bisa mengingatnya. Jung Hee hampir mati karena gadis, yang bernama Moon Eun Kyung.” Cerita Ibu Jung Hee.
“Jadi, apakah karena hal itu dahulu dia cuti kuliah sebelum kami bertemu?” kata Jae Bok, Ibu Jung Hee mengangguk.
“Jae Bok. Jangan beri tahu Jung Hee bahwa gadis itu kembali. Dia akhirnya bisa stabil. Jika dia tahu gadis itu kembali, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.” Kata Ibu Jung Hee memohon, tapi Jae Bok pikir Jung Hee harus mengetahuinya demi anak-anaknya
“Aku akan memohon kepadamu. Aku tidak tahu bagaimana dia akan bertahan jika dia mengingatnya.” Kata Ibu Jung Hee terus memohon. Jae Bok seperti tak enak hati dengan ibunya.
“Sebenarnya, kenapa wanita gila itu muncul lagi? Di mana dia tinggal sekarang?” ucap Ibu Jung Hee kesal
“Apa Dia tidak tahu Moon Eun Kyung adalah Lee Eun Hee?” gumam Jae Bok mendengar pertanyaan ibunya. 


Jung Hee membakar semua foto dirinya, di hari sebelumnya ia sudah melihat semua foto yang ditempel oleh Eun Hee dan melihat foto keluargnya dengan jelas, dan langsung melepaskan semua foto dengan berpura pura tak melihatnya.
“Aku akan berada diatas. Aku akan mendaki setinggi mungkin. Aku bukan lagi Koo Jung Hee yang dahulu.” Ucap Jung Hee dengan wajah penuh amarah. Ia membakar semua foto yang ditemukanya.
Bong Goo yang mengikutinya melihat sisa foto yang tersisa ada foto Jung Hee sedang berada diatas panggung. 

Eun Hee membasahi semua badanya diatas shower, teringat kembali saat dirinya memohon dengan memegang kaki Jae Bok agar tak memberitahu Jung Hee. Lalu mengatakan akan pergi dan meminta waktu sepekan.
Eun Hee menangis mengingat saat Jung Hee yang menyematkan cincin sebagai tanda mereka sudah bertunangan.
“Ini terasa seperti mimpi. Jika ini mimpi, aku tidak ingin bangun. Tidak boleh berakhir seperti ini. Aku tidak boleh pergi sekarang. Aku tidak mau pergi.” Ucap Eun Hee. 

Jae Bok pulang ke rumah Won Jae melihat Bong Goo yang sudah menunggu didepan rumah, lalu bertanya bagaiman bisa tahu datang ke rumah temanya. Bong Goo mengaku sudah tahu dengan bangga kalau mengetahui setiap langkah dan isi hati Jae Bok.
“Apa Kau sudah memberi tahu Jung Hee?” tanya Bong Goo
“Aku Tidak sempat memberitahu karena  Keadaan menjadi kacau. Lalu kenapa kau kemari?” ucap Jae Bok
“Katamu, kau kelelahan. Kata-katamu itu sungguh membuatku khawatir.” Ucap Bong Goo. Jae Bok merasa Bong Goo itu Jangan berlebihan.
“Tidak. Aku berkata jujur.” Kata Bong Goo, Jae Bok seperti tak ingin mengubrisnya karena merasa lelah ingin masuk. Bong Goo pun mempersilahkanya.
“Aku merasa tidak enak karena kamu jauh-jauh kemari.” Ungkap Jae Bok sebelum masuk,
“Jika merasa begitu, traktir aku makan siang besok. Entah kenapa, aku ingin makan denganmu besok.” Kata Bong Goo, Jae Bok setuju menyuruh Bong Goo memilih makanan yang diinginkanya.
Bong Goo memanggil Jae Bok tapi hanya dengan menatapnya merasa tak bisa bicara dan mengurungkan niatnya. 


Eun Hee sudah selesai mandi dan berdandan, Nyonya Choi datang menanyakan keadaan anaknya lalu menyuruh agar minum obat. Eun Hee hanya diam memakai bedaknya. Nyonya Choi ingin memegang rambut anaknya, Eun Hee dengan sinis menepisnya menyuruh Nyonya Choi agar keluar.
“Tidurlah di luar malam ini.” Ucap Eun Hee. Nyonya Choi kaget berpikir kalau anaknya merencankan sesuatu
“Tidak ada orang lain di rumah. Apa Kau ingin mencampuri urusan kami?” kata Eun Hee sinis. 

Jung Hee sudah berada didepan rumah, mencoba menelp Jae Bok. Jae Bok memarahi Jung Hee yang sulit dihubungi. Jung Hee meminta maaf,  karena harus mengurusi pekerjaan dan bertanya apa yang ingin dikatakanya.
“Ini mengenai Eun Hee.” Ucap Jae Bok dan teringat kembali ucapan ibu Jung Hee yang memohon karena tak tahu akan Jung Hee akan bertahan jika mengingatnya.
“Kenapa kau cuti setahun saat kuliah?” tanya Jae Bok. Jung Hee pikir sudah memberitahukanya.
“Aku bekerja paruh waktu.” Kata Jung Hee. Jae Bok memancing apakah hanya itu saja dan berpikir kalau sedang sakit.
“Aku memang agak sakit, tapi aku tidak ingat jelas kejadian waktu itu. Sekarang Hae Wook sedang apa?” tanya Jung Hee. Jae Bok memberitahu Hae Wook sedang tidur dan tadi mencari ayahnya. Jung Hee terlihat sedikit khawatir. 

Jung Hee masuk ke ruang makan melihat banyak makann bertanya ada apa. Eun Hee merasa mereka belum melangsungkan pesta setelah pertunangan. Keduanya minum wine bersama, Eun Hee mengucapkan terimakasih karena Jung Hee telah menjadi pendampingnya dan Jung Hee membalas kalau  bersyukur sudah menjadi pendampingnya.
Keduanya pun berdansa dengan alunan musik, Eun Hee melihat Jung Hee seperti saat masih kuliah lalu memeluknya dengan erat. Jung Hee pun tersadar dengan ingatanya kalau Eun Hee adalah Eun Kyung yang pernah jatuh pingsan dengan mengeluarkan darah dari mulutnya, tanganya pun jatuh lemas.
“Aku mencintaimu” ucap Eun Hee ingin menciumnya. Jung Hee yang mengingat Eun Kyung memalingkan wajahnya. Eun Hee kaget melihat sikap Jung Hee yang menolaknya.
“Maafkan aku... Kurasa belum saatnya kita melakukan ini.” Ucap Jung Hee
“Kita sudah bertunangan. Tidak ada orang di rumah dan Hanya kita berdua.” Kata Eun Hee.
“Jika aku menciummu, maka aku tidak akan bisa mengendalikan diriku. Mari kita lakukan setelah pernikahan. Tolong tunggu sampai saatnya tiba. Bagaimana?” kata Jung Hee dengan wajah serius.
“Akankah kita menikah?” ucap Eun Hee seperti tak yakin, Jung Hee menyakinkan kalau  mereka sudah bertunangan.
“Kau tidak akan meninggalkanku, kan?”kata Eun Hee. Jung Hee mengangguk. Eun Hee dengan senyumanya memeluk Jung Hee mengucapkan terimakasih
“Selama kau di sisiku, aku bisa melakukan apa pun. Aku bisa melakukan apa pun kehendakmu.” Kata Eun Hee. Wajah Jung Hee seperti menahan amarahnya. Sementara Jae Bok yang tidur bersama anaknya memikirkan ucapan Jung Hee yang mengaku sakit tapi tidak ingat jelas kejadian waktu itu.

Jung Hee memakai dasi dikamarnya, Eun Hee masuk kamar membawa beberapa pilihan dasi dan memilihnya lalu memasangkanya. Jung Hee seperti tak enak hati, tapi membiarkan seperti ingin membuat Eun Hee senang.
“Mengenai konstruksi pusat perbelanjaan, aku akan bicara dengan ayahku agar kamu bisa memimpin proyek itu.” Ucap Eun Hee
“Aku tidak yakin bisa menangani proyek itu.” Kata Jung Hee merasa tak percaya diri.
“Tentu kau bisa. Kau harus bekerja dengan baik agar Ayah... Maksudku, bekerja dengan baik agar Ketua mengakuimu.” Ucap Eun Hee. Jae Bok mengangguk mengerti. 

Keduanya pun turun dari tangga dengan tangan Eun Hee yang merangkul tangan Jung Hee. Jae Bok dan Hye Ran sudah berada dibawah tangga menatap sinis. Keduanya pun kaget melihat dua wanita yang datang menatap kedunya.
“Astaga, kalian seperti pasangan suami istri. Eun Hee, Apa kalian tidur seranjang?” sindir Hye Ran.  Keduanya langsung menyangkal bersama-sama.
“Aku pergi ke lantai atas sebentar dan harus melakukan sesuatu.” Akui Eun Hee.
“Eun Hee, kau terlihat agak gelisah. Sepertinya dia takut dengan yang akan kau katakan, Jae Bok.” Ejek Hye Ran, Eun Hee langsung menatap sinis. Hye Ran pura-pura takut menatap sinis kepadanya.
Jae Bok menyuruh Hye Ran masuk dan beberapa pria mengikutinya. Jung Hee binggung bertanya siapa orang itu. Jae Bok memberitahu kalau akan mengambil barang-barangnya dan memberikan tanggung jawabnya pada Hye Ran. Hye Ran pun bergegas naik ke lantai atas. 

“Kau berjanji tidak akan pindah.” Ucap Jung Hee panik menghampiri Jae Bok
“Aku tidak pergi demi anak-anak, tapi aku tidak tahan lagi. Aku tidak mau membesarkan anak-anakku atau tinggal di sini.” Kata Jae Bok
“Hae Wook tidak bisa hidup terpisah dariku.” Ucap Jung Hee mencoba menahan Jae Bok agar tak pergi.
“Kau bisa mengunjungi tempat Won Jae. Jika kau seorang ayah, sudah seharusnya kau melakukan itu. “ ucap Jae Bok
“Haruskah kamu pindah?” kata Jung Hee. Jae Bok membenarkan
“Semoga berhasil dengan pindahannya. Aku akan menemui anak-anak nanti.” Kata Jung Hee seperti tak ingin Eun Hee berpikiran lain dan segera pergi, Jae Bok langsung menahan Eun Hee yang ingin mengikuti Jung Hee untuk bicara karena mereka belum selesai.

Keduanya dudk di meja makan,  Jae Bok langsung membahas kalau itu semua karena ulang Eun He kalau Ibu Jung Hee sudah menceritakan padanya, kalau Jung Hee mengambil cuti kuliah selama setahun karena shock yang dialami saat Eun Hee menguntitnya. Eun Hee mengaku kalau  tidak yakin soal itu.
“Kenapa tidak? Kau pasti mengubah wajah dan namamu untuk menghapus masa lalu yang mengerikan. Meski Jung Hee dan aku telah menikah, tapi kau terus mengawasi kami dari dekat. Kau selalu mencari kesempatan. Apa Kau sungguh akan pergi seperti janjimu?” ucap Jae Bok tak percaya, Eun Hee mengaku akan pergi.
“Jika kau berubah pikiran, maka aku tidak akan melepasmu dengan mudah.” Tegas Jae Bok. Eun Hee menegaskan kalau  akan memenuhi janjinya.
“Selain itu, temui temanku, Won Jae. Dia seorang profesor psikologi yang handal.” Ucap Jae Bok
Eun Hee mengartikan kalau Jae Bok menyarankan untuk melakukan konseling dan mengaku kalau baik-baik saja sekarang. Jae Bok dengan tegas kalau Eun Hee tidak baik-baik saja dan harus menjalani konseling dan perawatan dan mengingatkan kalau Eun Hee berjanji akan menurutinya. Eun Hee pun mengangguk mengerti.


Sam Kyu duduk dikursi pijata merasa sangat nyaman, Jae Bok masuk ruangan  dengan menyindir Sam Kyu yang merasa bersalah setiap melihatnya.  Sam Kyu malah berpikir untuk apa  merasa bersalah. Jae Bok mengingatkan Sam Kyu yang membuatnya  bekerja lembur dan bekerja di lapangan bahkan membantu pertunangan Jung Hee.
“Aku tahu Eun Hee yang menugaskanmu.” Ucap Jae Bok. Sam Kyu panik dan beusaha mengalihkan kalau harus dipijat karena tubuhnya terserang flu.
“Aku tahu kau pria baik. Kuharap kau akan terus menjadi pria baik bagiku. Setidaknya karena aku temannya Hye Ran.” Ucap Jae Bok Sam Kyu tak enak hati akhirnya meminta maaf,  Jae Bok pun mengajak mereka untuk mmbersihkan ruangan. 

Jae Bok dan Sam Kyu mengepel ruangan yang berdebu sambil mendengarkan siara radio “Ini hari Selasa, tanggal 11 April. Jika kau memiliki seseorang yang memahami perasaanmu dengan hanya menatapmu, maka kau beruntung.”
Tiba-tiba Jae Bok teringat saat adu mulut dengan Bong Go menyebut tanggal lahirnya 11 April 1987. Bong Goo dengan sinis merasa Jae Bok mengingat nomor Idnya. Jae Bok pun berkata kalau Ini hari ulang tahun Bong Goo.

Eun Hee berjalan di lorong lalu mengetuk pintu, Won Jae membukanya dan melihat Eun Hee yang siap melakukan konseling padanya. Keduanya pun duduk bersama, Won Jae memulai sesi konseling dengan meminta agar Eun Hee ceritakan tentang Jung Hee.
“Jung Hee... Awalnya, dia datang kepadaku,atas kemauannya sendiri.” Cerita Eun Hee saat melihat Jung Hee yang sedang mengobrol dengan teman-temanya.
“Jung Hee dan aku satu kelas. Kurasa saat itulah dia jatuh cinta kepadaku. Aku membuka bukuku, dan melihat catatan yang dia tinggalkan untukku.” Cerita Eun Hee. 

Flash Back
Pada kenyatanya, Jung Hee yang sedang duduk membuka bukunya dan melihat sebuah note “Apa kau punya waktu? Kau mau makan siang bersama?" Ia pun mencari siapa yang menuliskanya, Eun Hee tersenyum seperti ingin memberitahu kalau itu pesan darinya.
“Begitulah kami bertemu. Sejak hari itu, kami saling jatuh cinta. Dia jatuh cinta kepadaku dan menggelar konser hanya untukku.” Cerita Eun Hee. Dalam kenyataanya Jung Hee menyanyi dengan banyak orang yang menonton dan salah satunya Jae Bok yang duduk dipaling depan.
“Dia paling suka memelukku dari belakang.” Cerita Eun Hee dalam pikiran Jung Hee yang memeluknya dari belakang, mengecup pipinya.

“Setiap dia memelukku, aku merasa sangat bahagia. Aku bisa merasakan detak jantungnya.” Cerita Eun Hee. Pada kenyataan bukan Eun He yang dipeluk tapi Jung Hee memeluk Jae Bok dan mengajaknya pergi ke tempat yang sepi.
“Itu moment yang indah. Bahkan terlalu berharga untuk dikenang.” Kata Eun Hee seperti bisa melihat Jung Hee dan Jae Bok sebagai pasangan kampus yang bahagia.
Won Jae yang mendengar cerita Eun Hee hanya bisa melonggo karena mendengar cerita khayalan Eun Hee yang pernah berkencan dengan Jung Hee sebelum dengan Jae Bok.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


Tidak ada komentar:

Posting Komentar