PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 06 Juni 2017

Sinopsis Fight My Way Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Hye Ran pamit pergi, Ae Ra menepuk pundak Hye Ran sebelum pergi, lalu mengatakan kalau  Dong Man mungkin jadi idiot saat itu tapi Hye Ran tahu kalau sudah mendapatkan ia sudah mendapatnya kembali.
“Unnie.. Jauhkah hidungmu dari ini.” Ejek Hye Ran
“Aku akan terus memakai hidungku "dalam" ini.., jadi lumpuhkan aku dulu jika kau ingin mendapatkannya.” Kata Ae Ra. Dua teman Dong Man pun mendukungnya.
“Eonni. Fighting... Cobalah yang terbaik.” Ucap Hye Ran malah makin mengejek lalu menuruni tangga. Dong Man yang melihat Hye Ran hanya diam saja. 

Dong Man masuk ke dalam kamar pesan masuk ke dalam ponselnya “Oppa, aku sungguh merindukanmu.” Ia pun kesal sendiri karena Hye Ran kembali datang kehidupanya, lalu pelatih Hwang menelpnya.
Ae Ra mengosok gigi memikirkan si Dong Man yang bodoh nanti akan  jatuh cinta kepada Hye Ran lagi, lalu memeriksa ponselnya melihat video berjudul “Kim Tak Su terpukul hingga jatuh.” Dan berkomentar kalau  banyak orang yang hilang akal sehatnya.
“Kenapa mereka memukul orang lain?”keluh Ae Ra tapi lalu tersadar kalau orang yang memukul adalah Dong Man. 

Dong Man keluar rumah melihat Pelatih Hwang sudah menunggu lalu merasa kalau tidak harus menjemputnya. Pelatih Hwang berbisik mengajak Dong Man untuk pergi ke pekerjaan paginya dan harus debut tahun depan. Dong Man heran kenapa Pelatih Hwang harus bicara berbisik.
“Kau bilang gadis psiko itu tinggal di sini.” Ucap Pelatih Hwang. Dong Man sedikit binggung lalu berpikir itu maksudnya Ae Ra.
Saat itu Ae Ra keluar dari rumah memanggil Dong Man, Pelatih Hwang langsung ketakutan dan masuk ke dalam mobil.  Ae Ra langsung memarahi Dong Man Seperti gangster bahkan memukuli seseorang, lalu bertanya apakah memang ingin benar-benar melakukan seni bela diri.
“Aku memutuskan untuk melakukannya bagaimanapun ini nantinya. Kehidupan seorang master seni bela diri...” kata Dong Man lalu disela oleh Ae Ra.
“Kau bilang Master? Aku tahu yang menyebabkanmu sangat tertarik. Ahjussi menggodanya, kan?” kata Ae Ra melonggokan wajahnya ke dalam jendela.
“Tidak, aku tidak melakukannya. Aku hanya melakukan itu kepada wanita.” Kata Pelatih Hwang mengodanya. Dong Man mengaku kalau Pelatih Hwang yang menggodanya. Pelatih Hwang membela diri kalau Dong Man yang tidak setia.
“Sebaiknya kau jangan mengikuti Ahjussi itu. Datang ke department store istirahat makan siang nanti bagaimanapun juga.” Ucap Ae Ra
Dong Man kesal Ae Ra yang selalu menyuruhnya. Pelatih Hwang mengingatkan kalau  punya latihan jam makan siang ini. Ae Ra memperingatkan Dong Man untuk datang kalau disuruh olehnya.
“Jika tidak, aku yang akan datang kepadamu. Akan kupastikan aku datang ke studio latihan Ahjussi ini..” Kata Ae Ra mengancam Pelatih Hwang menyuruh pergi dengan Ae Ra saja dan  harus pergi menemuinya dan harus makan siang.


Tak Soo melihat video saat dikalahkan oleh Dong Man dan juga komentar semua orang. Pelatihnya bicaa di telp menyakinkan kalau  Hanya sesuatu kecil yang terjadi dan Masyarakat akan segera lupa.
“Anda tidak seharusnya menjalankan bisnis secara emosional seperti ini” kata pelatihnya berbicara di ponsel
“Aku ada pemotretan majalah hari ini. Buat wajahku supaya jadi lebih kecil.” Kata yang Tak Soo sibuk dengan penata rambut
“Kau kehilangan dua iklan. Ini bukan waktunya bagimu mengurus rambut. Apa Kau mau latihan ?” kata Pelatih kesal
“Berhentilah memarahiku. Katakan saja bagaimana cara memadamkan apinya.” Komentar Tak Soo kesal
Pelatih berusaha ingin memikirkanya, lalu tiba-tiba Yang Tae Hee memanggil Tak Soo memberitahu bahwa  Masyarakat jadi menggila sekarang dan berpikir untuk memulai jadwal latihan baru pertandingan balas dendam.
“Kita bisa menganalisis tekhnik lawanmu.” Kata Tae Hee. Taek So merasa kalau Tae Hee sedang tidak sadar lalu kembali mengomel kalau ingin minum es kopi bukan hot kopi. 


Tak Soo akhirnya memberikan pernyataan pada reporter pada saat wawancara “Aku tidak berpikir ini adalah sesuatu yang perlu tindak lanjutku. Ini hanya kejadian kecil. Namun, banyak yang meminta pertandingan balas dendam.” Reporter bertanya apakah Tak Soo  berencana melaksanakannya.
“Ayolah... Kurasa aku tidak perlu bertarung dengan penjahat lingkungan sepertinya. Aku tidak berada di tempat untuk melakukan itu.” Ungkap Tak Soo
Tae Hee yang mendengarnya mengumpat kesal kalau Tak Soo itu sebenarnya takut. 

Dong Man menonton wawancara di TV “Orang-orang memanggilnya petarung jalanan yang tertarik. Namun, dia bukan apa-apa, dia hanyalah penjahat dari jalanan. Dan Juga, jika orang-orang sepertinya masuk ke octagon.., mereka akan datang dengan dua kaki, tapi pulang merangkak dengan empat kaki.”
“Oke, baiklah. Jika pria itu menang sekali dalam permainan amatir, aku akan membiarkan dia menantangku.” Ucap Tak Soo menantang.
Dong Man seperti tak bisa menahan amarah, Pelatih Hwang langsung menolaknya dan menyuruh Dong Man agar Berhentilah menonton sampah, dan lakukan lompat tali saja. Dong Man heran kenapa Pelatih Hwang menolaknya, karena Tinggal masuk ke permainan juga.
“Kau sudah istirahat selama 10 tahun jadi kau harus membentuk ototmu, dan latihan lagi.” Kata Pelatih Hwang
“Aku tak pernah istirahat. Aku seorang pemindah barang dan kurir. Aku melatih kekuatanku. Tak Su bermalas-malasan di gym ber-AC.., tapi ototku terbentuk karena kerja keras dan keringatku.” Ungkap Dong Man
“Taekwondo dan MMA itu berbeda. Kau tidak memiliki cukup serangan rendah.”jelas Pelatih Hwang
Dong Man mengatakan kalaubisa menendang mereka dengan memperagakan Tendangan putar,Tendangan tinggi, Tendangan terbang jadi takkan kalah dengan suara nyaring. Pelatih Hwang kesal Dong Man yang terus meneriakinya.
“Jika kau masuk ke ring dengan kondisi seperti ini.., maka kau akan berakhir dengan cedera.” Jelas Pelatih Hang
“Kita bisa lihat aku bisa melakukannya atau tidak. Kau selalu bilang aku harus mengambil risiko dan mencobanya.” Tegas Dong Man yang tak mau dianggap remeh.
“Aisshh...Kenapa aku bawa anak bodoh ini ke sini?!! Pelatihmu bilang tidak, ya tidak! Sekarang Jangan menonton TV dan Lari 10 putaran di taman” ucap Pelatih Hwang. Dong Man hanya diam saja. 


Ae Ra melihat aplikasi lembaran untuk melamar kerja di KBC dan sedikit ragu untuk mengirimnya, sampai akhirnya ia memberanikan diri untuk mengklik, akhirnya surat lamaran pun terkirim.
Flash Back
Saat di studio foto, Fotographer bertanya  Apakah seorang pramugari, atau penyiar? Karena Mereka sedikit berbeda. Ae Ra pun bertanya apakah ia kelihatan seperti penyiar. Si fotographer pikir bisa melihat Ae Ra terlihat seperti penyiar saat berjalan.
“Tolong buat aku agar kelihatan seperti penyiar.”kata Ae Ra yang mengambil gambar untuk aplikasinya. 

Tuan Kim datang memberikan minuman dan bertanya yang sedang dilakukanya. Ae Ra mengaku kalau hanya mencari sesuatu lalu heran melihat Tuan Kim yang tiba-tiba memberikan minuman. Tuan Kim mengaku kalau hanya menemukan minuman di jalan.

“Jika posisi penyiar terbuka lagi.., maka aku akan merekomendasikanmu dan melakukan sebisaku. Dari yang kulihat.., gadis baru itu? Gadis baru itu... cantik. Dia sangat cantik dan mungkin akan akan segera menikah.” Ucap Tuan Kim
“Anda sedang mencoba menghiburku, kan?” ucap Ae Ra. Tuan Kim berjanji apabila penyiar iu berhenti maka akan mendukungnya. Ae Ra tak ingin membahasnya lagi.
“Kuda yang memutuskan untuk berlari ke alam liar, tidak kembali lagi ke kandang.” Kata Ae Ra. Tuan Kim binggung bertanya mau lari kemana.
“Jika Anda merasa bersalah atas apa yang terjadi.., maka Anda harus menunjukannya dengan tindakan.” Ucap Ae Ra. Tuan Kim mengerti dan ingin tahu apa itu.
“Kalau begitu, aku akan membelikanmu makan siang hari ini. Apa yang kau mau? Seonjiguk? Sup Pollack?” kata Tuan Kim.
“Yah, sebenarnya... Perkenalkan aku dengan Kepala Keamanan.” Kata Ae Ra. Tuan Kim kaget karena mengetahui si petugas kemanan itu sudah menikah.

Dong Man sedang latihan dan melihat pria yang berdiri di depan truk dan memberitahu kalau Truk sundae buka pada pukul 7 malam. Tae Hee mengetahui dan langsung menyap Dong Man dengan mengetahui nya sebagai atlet. Dong Man bingung ada orang yang mengenalnya lalu bertanya balik.
“Aku Yang Tae Hee, Manajer Tiger MMA.” Ucap Tae Hee mengulurkan tanganya. Dong Man pun menjabatnya dan bertanya tujuanya datang ke tempat latihanya.
“Tapi.. Tunggu. Bagaimana Anda bisa tahu namaku?” tanya Dong Man binggung. 

Ae Ra membawa selembaran yang memberitahu akan mempekerjakan Penjaga Keamanan. Si ketua binggung dengan pelamar yang  beradaTingkat lima sabuk hitam taekwondo. Ae Ra memberitahu kalau temanya itu  tidak hanya mahir dalam taekwondo tapi pria berkaratker.
“Dia agak tolol, tapi dia baik. Dia tidak mengambil petunjuk, tapi dia tidak licik.” Kata Ae Ra. Si ketua binggung itu sebagai pujian atau hinaan.
“Dan yang terpenting.., dia tampan. Akan lebih baik jika petugas keamanan kita terlihat menawan di balik seragam hitamnya itu.” Ucap Ae Ra. Ketua pun meminta agar Ae Ra menyuruh setidaknya untuk datang bertemu.
“Apa maksudmu setidaknya kau harus melihat wajahnya?” kata Ae Ra
Tuan Kim pun membantu Ae Ra kalau mereka itu  untuk jadi keluarga dan mengaku berhutang kepada Nona Choi, jadi meminta tolong pada bagian kemananan. Saat itu pertugas menerima laporan dan meminta agar bisa lebih keras. Lalu mengatakan kalau Lantai satu tempat barang dengan merk mewah.

Tae Hee memberikan surat Lamaran Turnamen Amatir RFC lalu mengatakan pada Pelatih Hwang untuk melakukan debut  Dong Man besok. Dong Man melongggo. Tae Hee menyakinkan untuk mengajak bisa menangkan pertarungan yang disebutkan Tak Su besok srta menangkan tiket pertandingan balas dendammu.
“Tapi, tetap saja. Besok sedikit terlalu cepat, kan?” kata Dong Man merasa tak percaya
“Jika bukan besok.., maka kau takkan pernah bisa debut. Tak Su tahu kemampuan Dong Man. Apa Kenapa dia harus mengatur kondisi itu?” Kata Tae Hee.
“Jangan tanyakan kepadaku dan Tunjukkan saja kartumu”ucap Pelatih Hwang
“Dia akan memotong lengan dan kaki Dong Man. Lupakan Seoul. Bahkan kota kecil tak ada yang akan menerima surat lamaran Dong Man untuk berkompetisi. Ayah Tak Su ada sponsor di bidang ini, jadi tak ada jalan lagi.” Ucap Tae Hee.
Pelatih Hwang pun menanyakan alasan Tae Hee tak mengikuti saja karena percaya kalau burung berbulu akan berkerumun bersama. Tae Hee mengaku kalau dulu adalah pelayan Tak Su di klub dan Untuk beberapa tahun, sudah membersihkan kekacauannya srta belajar untuk mengetahui terlalu banyak tentangnya.
“Tentu, dia tidak mau aku jadi sombong.” Kata Tae Hee. Dong Man tahu Tak Soo itu tipe orang yang punya banyak musuh.
“Turnamen amatir besok adalah yang terakhir dimana aku berpengaruh. Mari coba atur sesuatu yang baru bersama.” Ajak Tae Hee.
“Aku mengerti kenapa kau mau masuk pihak kami.., tapi aku tidak percaya kepada burung yang sedang migrasi dan besok itu konyol.” Kata Pelatih Hwang. Dong Man binggung menanyakan “kenapa”
“Apa maksudmu "kenapa"? Apa yang kau bisa lakukan selain tendangan?” kata Pelatih Hwang pada anak buahnya.
“Mari menangkan tiket balas dendamnya sebelum terlambat. Kita bisa latihan setelah....” kata Tae Hee langsung disela oleh pelatih Hwang.
“Aku berjanji untuk bertanggung jawab atas hidupnya. Dan akan memeriksa tiap jembatan sebelum aku melewatinya. Kami takkan pernah melakukannya” tegas pelatih Hwang alu berjalan pergi.
Dong Hee mengumpat kesal Pelatih Hwang itu teguh pendirian. Tae Hee kembali menyakinkan kalau tidak bertaruh pada pertarungan yang akan kalah dan Ko Dong Man adalah pria yang di-KO Kim Tak Su jadi  bertaruh hidupnya dan meminta Dong Man percaya dan pergi denganya. 



Ae Ra mengirimkan pesan menyuruh Dong Man untuk datang. Dong Man langsung menolak. Ae Ra langsung mengancam akan membunuhnya. Tuan Kim dan Ketua Keamanan pergi melihat CCTV dan meminta agar bisa memperlambat rekamanya
“Coba lihat Dia mengambilnya.. Itu menghilang saat dia melintas. Jam tangan itu harganya 10,000 dolar.” Ucap Petugas Kemanan melihat seorang ibu yang berjalan dengan topinya. Ae Ra pun melihat dari kejauhan.

Ae Ra kembali ke meja informasi. Dong Man datang berdiri disampingnya. Ae Ra mengeluh padahal meminta datang tadi tapi malah  baru muncul sekarang. Dong Man pun bertanya lagi apalagi sekarang dan kenapa harus menelonya untuk datang.
“Pergi saja ke ruang keamanan di lantai 9. Bilang kepada mereka aku mengirimmu.” Ucap Ae Ra
“Kenapa aku harus pergi ke ruang kemanan?” tanya Dong Man heran . Ae Ra pun menyuruh agar meminta agar bisa Bekerjalah dengan tim keamanan di  di mall
“Pergi dan bilang kepada mereka kau bisa kerja mulai besok.” Perintah Ae Ra. Dong Man merasa Ae Ra itu tidak mendengarkan perkataannya.
“Aku sudah bilang kepadamu akan pergi ke MMA.” Ucap Dong Man. Ae Ra mengumpat Dong Man itu bodoh dan meminta agar bisa hidup seperti dulu saja.
“Kenapa kau tiba-tiba... Kau suka saat memegang microphone. Kau bilang orang harus melakukan apa yang mereka cintai.” Ucap Dong Man kesal .
Ae Ra menegaskan Daripada mengakhiri hidupnya di roda hamster maka aku akan melakukan hal yang bodoh. Dong Man merasa Ae Ra seperti  remaja yang sedang puber lalu berjalan pergi meninggalkanya.


Saat itu Ae Ra melihat seorang bibi yang terekam di CCTV mengambil jam seharga 10rb Dollar, lalu segera berjalan dibelakangnya. Ia langsung menyapa dengan ramah dan bertanya apakah Ibunya  menikmati waktu belanja di mall. Si bibi menganguk dengan sikap angkuhnya.
“Apa Ibu menemukan apa yang Ibu cari?” tanya Ae Ra. Si bibi merasa Ae Ra hanya basa basi dan menanyakan apa sebenarnya yang ingin dikatakan.
“Bu. Apa Ibu... lupa membayar untuk sesuatu? Jika Ibu lupa...” ucap Ae Ra sedikit gugup lalu mengajak si ibu untuk pergi minum kopi atau teh.
Si bibi menyuruh Ae Ra minggir, Ae Ra menahanya dengan bertanya apakah  meletakkan sesuatu di tas. Si bibi menjatuhkan barang dalam tas dengan nada marah menyuruh Ae Ra melihat sendiri apakah sesuatu.  Ae Ra akhirnya meminta maaf dan merasa sudah salah orang.
“Taruh barang-barangku kembali.” Perintah si bibi dengan sombong. Ae Ra akhirnya berjongkok mengambil barang-barang si bibi. Dong Man meilhat dari kejauhan.
“Coba Lihatlah dengan benar. Memang kau lihat jam tangan di situ?” kata Si bibi menantang. Ae Ra terdiam mendengar ucapan si bibi
“Aku tidak pernah bilang jam tangan.” Kata Ae Ra merasa ibu itu sudah menjebak dirinya sendiri.
Si Nyonya langsung memegang topinya berteriak kalau baru membuat kesalahan besar. Ae Ra langsung menarik topi si Nyonya dan jam tangan yang diambilnya pun terjatuh, dan langsung berkomentar kalau tidak melakukan kesalahan.


Tuan Kim meminta maaf pada si Nyonya karena Karyawannya yang menghina pelanggan dan  tidak tahu mana yang lebih baik. Si Nyonya dengan tingkah sombongnya menegaskan takkan membiarkannya lolos begitu saja.
“Nona Choi, maukah kau minta maaf kepadanya?” ucap Tuan Kim. Dong Man mendengarnya lalu mencoba bicara. 
“Maaf ikut campur..,tapi, kenapa dia minta maaf padahal dia menangkap pencuri?” kata Dong Man. Si Nyonya langsung mengumpat kesal karena dianggap pencuri.
Tuan Kim pun mengajak si Nyonya untuk bicara di dalam saja. Si Nyonya dengan kesal akhirnya mengikuti Tuan Kim. Ae Ra memperingatkan Dong Man agar tetap di luar saja. Dong Man kesal menurutnya semua ini  tidak masuk akal. Ae Ra meminta agar Dong Man tak ikut masuk dan tidak mau dipermalukan di depannya. Dong Man hanya bisa mengeluh saja. 

Si Nyonya duduk dengan angkuhnya mengeluarkan kartu VIP merasa mereka belum mengenalnya, lalu memberitahu kalauistri kedua Ketua dan coba memeriksa agar bisa melihat berapa banyak yang dihabiskan dalam sebulan. Tuan Kim kembali meminta maaf pada nyonya karen karyawanya itu tidak mengenali Nyonya dan kelewat batas.
“Aku mau menunjukkan jam tangannya ke suamiku lalu membayar setelah itu.” Kata si nyonya membela diri.
“Maafkan aku... Ini terjadi karena kesalahan pekerja kami.” Kata Tuan Kim kembali.
“Kau cukup bangga untuk seseorang yang menamaiku pencuri.” Keluh si Nyonya kesal
“Kenapa Anda menyimpannya di balik topi jika akan membayarnya?” tegur Ae Ra

Si nyonya makin marah, Tuan Kim tak ingin membahasnya lagi. Si Nyonya mengancam kaalu akan memberitahu member laina  untuk tidak berbelanja di mall ini lagi, dengan menghina kalau takkan mengabiskan sepeser uang di tempat dengan pekerja yang tak terlatih. Tuan Kim akhirnya menyuruh Ae Ra segera meminta maaf. 
Ae Ra masih tetap diam, Si Nyonya kembali mengancam. Tuan Kim pun meminta agar Ae Ra meminta maaf. Ae Ra dengan merendahkan harga dirinya akhirnya meminta maaf. Tuan Kim pun memohon karena Ae Ra itu masih mudah jadi meminta agar membiarkan saja.
“Aku merasa lebih buruk karena seorang wanita memerlakukanku dengan begitu buruk. Apa yang harus kulakukan untuk merasa lebih baik?” kata Si Nyonya terlihat sangat marah. Ae Ra hanya bisa tertunduk diam.

“Mereka harus memberi hadiah karena menangkap pencuri. Kenapa mereka memarahinya?” keluh  Dong Man yang menunggu didepan ruangan.
Akhirnya ketiganya pun keluar. Tuan Kim mengucapkan Terima kasih, Si nyonya mengaku kalau sudah  cukup bermurah hati karena Membiarkannya dan Orang lain mungkin saja buat keributan besar lalu menyuruh agar meLatihlah pekerjamu dengan benar.
“Uang yang kuhabiskan di sini termasuk gaji, bonus dan hak untuk membuatnya berlutut, kan?” ucap Si nyonya sombong
“Aku akan menegurnya jadi aku mohon maaf”kata Tuan Kim. Tiba-tiba Dong Man berjalan mendekati Ae Ra.
Ae Ra panik apa yang akan dilakukan Dong Man. Dong Man langsung melemparkan topi ke arah si Nyonya meluapkan amarahnya. Si Nyonya hanya bisa menjerit ketakutan. Dong Man menegaskan kalau Ae Ra itu berhenti mulai sekarang. Ae Ra kaget mendengarnya.
“Apa gaji kecil yang kau berikan kepadanya, memberimu hak untuk melakukan ini? Apa yang sudah kau habiskan di sini tidak memberimu hak untuk menyalahgunakan... Kau tidak punya hak untuk melakukan ini. VIP maupun bukan, kau hanyalah pencuri! Dia adalah karyawan yang telah menangkap pencuri.” Ucap Dong Man lalu menarik Ae Ra pergi. 

Keduanya berjalan sampai parkiran, Ae Ra menarik tangan Dong Man agar tak memegangnya lagi.  Ia pun mengomel Dong Man yang  selalu menyebabkan masalah dan baru saja membuatnya kehilangan pekerjaan. Dong Man makin kesal Ae Ra yang masih akan terus kerja setelah diperlakukan begitu.
“Sedikit berlutut tidak memakai tempurung lututku. Aku hanya harus menggertakkan gigiku dan ambil nafas dalam-dalam. Lalu aku bisa berpura-pura seakan tidak ada yang terjadi. Aku bisa... Aku bisa kembali bekerja di meja informasi. Ini akan jadi seolah tak ada yang terjadi... dan takkan ada orang yang tahu kalau aku berlutut di depannya. Ini hanya akan... “ ucap Ae Ra mencoba menahan tangisnya.
Dong Man terus menatapnya. Ae Ra merasakan kakinya mulai merasa pegal dan mengingat ada banyak barang di lokernya, yaitu sandal, tas, pakaian, dan semuanya. Ia mengaku sangat memalukan bahkan kenapa Dong Man itu ada didepannya.
“Ini Karenamu... Itu sungguh bukan apa-apa.” Kata Ae Ra akhirnya menangis. Dong Man pun memeluk Ae Ra yang menangis. 


[Episode 5 -Tak Apa Jika Kau Kehilangan Pekerjaan.]
Joo Man berkerja lembur seharian di mejanya, pesan dari Seol Hee bertanya apakah Joo Man masih berkerja. Joo Man membalas kalau masih berkerja. Seorang berjalan masuk memberikan kejutan. Joo Man berkomentar kalau tak memintanya dan kaget ternyata yang datang adalah  Ye Jin.
“Kudengar kau akan lembur.” Ucap Ye Jin membawa makanan. Saat itu juga Seol Hee masuk gedung dan menaiki lift.
Keduanya makan bersama, Joo Man membahas kalau bekerja itu sulit sekali untuk Yee Jin. Yee Jin mengaku Memang sulit dan Bagian terburuknya adalah bangun di pagi hari. Joo Man pun menanyakan alasan Yee Jin berkerja padahal tak harus bekerja.
“Yah... Semua orang berpikir aku bekerja di sini hanya untuk bersenang-senang. Tapi Aku ingin terus bekerja di sini. Aku suka bekerja.” Ungkap Yee Jin

“Apa kau terlahir untuk jadi wanita karir atau semacamnya?” tanya Joo Man
“Bukan begitu. Tapi Ini karenamu...Aku bangun tiap pagi untuk mengeritingi rambutku sejam, hanya untukmu.” Akui Yee Jin lalu tiba-tiba mengeluarkan suara dari mulutnya kalau sudah kenyang.
Yee Jin malu meminta maaf, Joo Man pikir tak masalah untuknya sambil tertawa. Yee Jin pun ikut tertawa meminta agar Berpura-puralah tidak mendengarnya. Joo Man tetap tertawa merasa kalau memang itu lucu.  Saat itu Seol Hee melihat keduanya dan Yee Jin pun melihatnya.
Joo Man berusaha menyapa dengan bahasa formal. Seol Hee menyembunyikan kotak makannya mengaku kalau datang karena  meninggalkan suatu barang. Joo Man terlihat gugup melihat keduanya berama. 


Ketiganya akhirnya berjalan bersama, Yee Jin melihat kalau mereka pakai jaket sama. Seol Hee yang mengunakan dengan rok panjang merasa kalau Ini pasti barang yang populer. Yee Jin pikir harusnya beli yang KW juga karena membeli di luar negeri dan sudah dikirim. Seol Hee seperti menahan rasa malu karena disindir barangnya itu palsu.
“Logonya sangat mirip, kau tidak bisa membedakannya. Itu buang-buang uang.” Ucap Yee Jin
“Oh, aku tidak tahu. Aku beli ini karena warnanya pink.” Ungkap Seol Hee. Yee Jin langsung mengaku juga menyukain semua yang berwarna pink.
“Eonni, dimana biasanya kau berbelanja? Kurasa... kita punya selera sama... dan kau kelihatan lebih tua dariku. Boleh aku memanggilmu "Eonni"?” ucap Yee Jin ramah.
Seol Hee sedikit gugup mengaku tak masalah untuknya, tapi merasak  tidak lebih tua jauh. Yee Jin lalu melihat ibunya yang menelp dan langsung pamit pergi. Seol Hee pun melambaikan tangan. Joo Man mengeluh Seol hee yang terus melambikan tangan. Seol Hee merasa Yee Jin itu  sangat ceria.
“Kenapa kau membawakanku makanan?” tanya Joo Man tak ingin merepotkan. Seol Hee mengaku hanya Untuk mengejutkannya.
“Tapi Apa yang sangat lucu? Kau tertawa sangat keras” kata Seol Hee keluar dari rumah. Joo Man merasa tak melakukanya lalu keluar kantor bersama-sama. 


 Pesan masuk ke ponsel Dong Man dan Ae Ra “Harap lunasi uang sewa.” Aa Ra pun kesal kalau Dong Man sudah membuatnya seperti ini dan ingin tidak punya rumah, lalu mengeluh temanya yang selalu membuat masalah. Dong Man mengatakan akan mengurusnya.
“Mau bagaimana kau mengurusku?” tanya Ae Ra kesal. Dong Ma mengatakan bisa jadi manajernya. Ae Ra merasa seperti sudah salah dengar.
“Apa aku harus mengulang? Kau akan jadi manajer olahraga. Itu pekerjaan profesional. Kau masuk lewat koneksi bagus.” Kata Dong Man menyakin.
“Kau membuatku dipecat dan apa katamu tadi? Kau hanya pecundang. Kau bilang Manajer? Tutup mulut lemahmu itu.” Ucap Ae Ra sambil mengumpat di telinga Dong Man. 
Tuan Kim menarik seorang pegawai meminta agar membantunya di meja informasi. Ia meminta agar bisa mengisi beberapa hari ke depan. Si wanita mengeluh kalau Ae Ra yang berhenti tiba-tiba.
“Aku senang dia pergi. Dia membuang topinya, dan mereka lari. Jadi Aku sangat lega. Kurasa dia akan melakukan dengan baik dimanapun dia berada, kan?” kata Tuan Kim. Si pegawai pun berpikir seperti itu.
“Kau yang mencari Ae Ra terakhir kali, kan?”sapa si pegawai pada Moo Bin datang. Moo Bin pun membenarka. Si pegawai memberitahu Ae Ra sudah tak lagi berkerja di mall, Moo Bin kaget mengetahuinya. 

Dong Man berjalan menaiki tangga, membahas mereka yang  pegangguran, jadi mengajaknya minum dan punya beberapa botol soju di kulkasnya. Ae Ra menolaknya. Dong Man tak percaya seorang Ae Ra bisa menolak soju. Ae Ra takut kalau nanti Mukanya nanti bengkak.
“Siapa peduli? Kau pengangguran dan tak punya tempat tujuan.” Ucap Dong Man
“Aku punya tempat tujuan.” Kata Ae Ra. Dong Man bertanya kemana Ae Ra akan pergi dan kenapa tidak mau memberitahunya, lalu dengan mengumpat kalau akan bertemu si kunyuk Moo Bin.
“Sudah kubilang untuk tidak memanggilnya kunyuk.” Kata Ae Ra keas.
Dong Man pun bertanya apa yang akan mereka lakukan bersama. Ae Ra merasa kalau mereka pasti melakukan yang tidak anak-anak ketahui lalu menepuk bokong Dong Man untuk tidur. Dong  Man kesal membalas dengan memukul bokong Ae Ra juga lalu masuk rumah. Ae Ra makin mengumpat kalau Dong Man memang masih anak-anak. 

Seol Hee melipat baju yang sudah kering lalu mendengar bunyi suara ponsel tanpa henti lalu melihat itu pesan dari Yee Jin “Aku takkan suka jika kau mengabaikanku. Pak Kim, mari pergi ke Yeouido Sabtu ini. Tolong bantu aku temukan beberapa informasi di perpustakaan. Aku bisa mengajakmu ke pertunjukan kembang api dan mentraktir iga dan wine. Kau takkan mengabaikanku seperti terakhir kali, kan?” Joo Man akan keluar dari kamar mandi, Seol  Hee buru-buru kembali ke tempat semula.
“Sayang, ingatlah untuk bawa tongsis ke pertunjukan kembang api. Aku belum banyak memposting foto kita jadi orang-orang bertanya-tanya di blogku.  Akan ada banyak orang di pertunjukan kembang api. Haruskah aku pakai gaun yang kau belikan untukku?” kata Seol Hee.
“Ya, pakai apapun yang kau suka.” Kata Joo Man seperti tak begitu semangat.
“Joo Man, haruskah kita tidak jadi pergi saja? Maksudku, jika kau sibuk, kita tidak harus pergi.” Kata Ae Ra
“Sebenarnya.., aku ada kerjaan Sabtu ini.” Kata Joo Man, Seol Hee bertanya apa itu lalu bergumam “Tolong jangan bohong kepadaku. Jangan bohong.”
Joo Man terlihat sedikut gugup lalu menceritakan kalau pegawai magang terus meminta bantuannya menyiapkan ppt dan Jika ini berjalan dengan salah, maka kerja lemburnya akan sia-sia. Bahkan Intern-nya bilang jika membantunya, maka akan mendapat iga dan wine. Ia juga tahu kalau Seol Hee yang mengingikanya.
“Orang seperti intern itu yang tidak pengertian dan pembuat masalah, kan?” ungkap Joo Man kesa. Seol Hee bisa tersenyum mendengar Joo Man tak berbohong.
“Bersikap Baik kepadanya dan Berhenti mengkritik. Inilah saatnya Pak Kim dari tim penjualan melangkah maju.” Ungkap Seol Hee mendukung.
“Mari kencan minggu berikutnya. Kita makan makanan yang enak.” Kata Joo Man sambil melakukan push up.
Seol Hee pun mengangguk setuju, Joo Man mengeluh kalau semuanya karena Chan Ho. Seol Hee kaget dan bertanya siapa yang dimaksud. Joo Man sambil memegang ponselnya menceritakn pegawai magang yang kurus namanya Kim Chan Ho dan itu semua kesalahanya. Seol Hee terdiam karena Joo Man itu bohong. Seol Hee berbaring disamping Joo Man sengaja melihat foto postingan di instagram, wajah Yee Jin terlihat ceria dan masih muda. Joo Man memeluk Seol Hee mengajaknya untuk segera tidur.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted
                                                                                                                                                                                  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar