PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 16 Oktober 2017

Sinopsis Andante Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Shi Kyung menemui Bom yang berada di luar, Bom mengatakan hanya ingin keluar. Shi Kyung pikir mereka semua sepakat untuk  melakukannya bersama. Bom pikir mersasa membuat mereka merasa tidak nyaman jadi tak ada alasan tetap tinggal?
“Kita mengganti lagu yang lebih mudah, jadi hanya perlu berlatih sedikit. Mari lakukan bersama.” Kata ShiKyung
“Tidak, aku benci berada  dalam posisi canggung.” Kata Bom yang tak terbiasa berbicara dengan teman-temanya.
“Kau sering tidak berangkat sekolah. Bagaimana mungkin tidak canggung?” kata Shi Kyung menyakinkan. Bom pikir Itulah sebabnya akan keluar.
“Lalu Bagaimana denganku?” ucap Shi Kyung. Bom binggung memangnya ada apa dengan Shi Kyung
“Jika kau tidak berada di sana, maka aku juga tidak akan melakukannya.” Kata Shi Kyung.
Bom tak peduli, Shi Kyung tetap mengajak Bom untuk melakukan bersama dengan menghalanginya pergi. Bom sedikit tersenyum, Shi Kyung pikir perasaanya sangat aneh dan hampir mati karena malu, lalu merasa Shi Kyung bisa melihat kalau dirinya juga  merasa canggung.
“Aku mengatakan "ahh"  dan membuatmu tertawa. Coba saja beberapa kali, dan akhirnya akan terasa nyaman.” Kata Shi Kyung
“Menari juga tidak mudah bagiku.” Ungkap Bom. Shi Kyung  pikir bisa berlatih denganya.
“Oh, kau bilang ayahmu datang. Apa Ayahmu sering datang Kenapa kau tidak  tinggal bersamanya?” tanya Shi Kyung seperti berusaha untuk dekat.
“Ayahku seorang profesor  universitas di Seoul.”kata Bom.
“Apa? Jadi, kau  adalah gadis kaya?” gumam Shi Kyung tak percaya.
“Aku sakit, jadi dia ingin aku pergi  ke sekolah yang memiliki udara bersih. Jadi, dia mengirimku kesini.” Jelas Bom
Shi Kyung mengangguk mengerti, lalu ponselnya berbunyi. Ibunya menelp seperti ingin mengetahui keberadan anaknya. Shi Kyung memberitahu kalau sedang berlatih dengan Ga Ram dan yang lainnya, jadi akan terlambat. Tapi ia dikejutkan kalau Ga Ram dan teman-temanya sedang berlatih di rumah sakit.  Shi Kyung pun mengatakan kalau akan segera pergi kerumah sakit.
Bom mendengar pembicaraan Shi Kyung langsung menyuruh pergi setelah temanya menutup telp. Shi Kyung pun pamit pergi dan meminta agar menelepon kapan pun yang dinginkanya. Shi Kyung hanya menatapnya. 

Bom akhirnya pulang kerumah memberitahu kalau sudah pulang, matanya menatap foto ayahnya yang ada di meja. Ia melihat foto dirinya saat masih kecil dan juga ketika ayahnya sedang ada di rumah sakit dengan seragamnya.
Flash Back
Bom duduk didepan ayahnya sambil menahan tangis dan bertanya pada ayahnya apa artinya mati. Tuan Kim terlihat binggung, Bom ingin tahu apakah artinya ayahnya akan pergi kalau mati dan tidak akan  melihatnya lagi.
“Jika Ayah mati, apa aku tidak bisat melihatmu?” tanya Bom dengan air mata mengalir.
“Tidak, kau masih bisa melihat Ayah bahkan ketika Ayah pergi, Bom.” Kata Tuan Kim. Bom ingin tahu caranya.
“Apa kau masih menyimpan cincin  yang Ayah berikan padamu?” kata Tuan Kim. Bom menunjukan cincin bunga yang ada di jari manisnya.
“Ini adalah rahasia  yang tak seorang pun tahu. Cincin itu adalah Cincin Asli.” Ucap Tuan Kim menyakinkan.
“Apa Selama aku memiliki cincin ini, aku bisa melakukan apa saja?” tanya Bom. Tuan Kim membenarkan.
“Saat kau merindukan ayah, gosok cincin itu dan panggil Ayah. Lalu Ayah akan mengatakan "ta-da" dan muncul di sampingmu, Bom.” Ungkap Tuan Kim.
Bom mengingat semua ucapan ayahnya, dan merasa kalau ayahnya Benar-benar pembohong.


Shi Kyung bertemu dengan ibunya dan menanyakan keberadaan teman-temanya, Nyonya Oh menyuruh Shi Kyung agar menemui Neneknya dulu sebelum bertemu dengan temanya, lalu mengerjakan beberapa tugas neneknya dan memijat bahunya. Shi Kyung binggung kalau ia harus memijat bahu juga.
Tiba-tiba para dokter dan perawat berlari berpikir kalau keadaannya darurat, lalu salah satu memberitahu kamar Pak Kim Jae Woong. Nyonya Oh mendengar nama Tuan Kim ikut berlari ingin melihatnya, Shi Kyung pun juga mengikuti ibunya. 

Di ruangan Tuan Kim
Tuan Park melihat botol yang dipakai oleh Tuan Kim sambil memarahi karena mau meminumnya dan  Darimana mendapatkan pestisida pertanian. Tuan Kim hanya diam saja. Tuan Park memberitahu kalau itu sangat berbahaya.
“Tolong biarkan aku mati. Seorang pria sepertiku tidak  punya hak untuk hidup lagi.” Ucap Tuan Kim
“Kim Jae Woong.. Apa kau tahu bagaimana pasien lain yang iri  ketika usus besarmu mengalami drained ? Tolong kuatkan dirimu.” Ucap Tuan Park

Ga Ram dkk juga ikut melihat didepan pintu. Shi Kyung menanyakan apa yang terjadi. Ga Ram menceritakan Orang itu mencoba meracuni dirinya sendiri sampai mati. Shi Kyung kaget mendengarnya. Ga Ra menmberitahu kalau Tuan Kim yang ingin minum pestisida. Tiba-tiba suara Nenek Kim menyuruh mereka semua minggir lalu masuk ke dalam ruangan.
“Apa ada... sesuatu  yang ingin kau makan? Makanlah sesuatu  sebelum kau pergi. Aku akan membuatkan  apa yang aku bisa.” Kata Nenek Kim
“Tidak ada yang kuinginkan.” Kata Tuan Kim merasa sudah tak punya harapan hidup.
“Baiklah, maka aku akan memutuskan apa yang harus disiapkan sendiri. Makanlah sebelum kau pergi.” Ucap Nenek Kim lalu mendekati cucunya.
“Shi Kyung, pergi dan ambil beberapa pasta kedelai. Ada di baris pertama dari belakang, di paling kiri. Jangan mencampuradukkannya dengan  yang lain. Bawa saja yang itu.” Kata Nenek Kim. Shi Kyung pun segera pergi dari rumah sakit. 


Ga Ram berlari mengikutinya lalu mengajak Shi Kyung untuk  pergi bersama, karena akan mengantar dengan sepeda dan  Bus tidak akan datang  untuk sementara waktu. Shi Kyung mengangguk setuju lalu berpikir kalau Ada yang lebih  baik dari sepeda.
Bom keluar dari rumah sambil menelp bertanya apakah mereka tak maslah mempekerjakan pekerja paruh waktu yang masih siswa SMA, dan Sekarang masuk sekolah, lalu mengatakan akan segera datang. Tiba-tiba pesan Shi Kyung masuk [Kim Bom, bisakah kau memberiku tumpangan dengan skuter-mu lagi?]

Shi Kyung sudah menunggu didepan rumah sakit dan langsung melambaikan tangan ketika Bom datang. Shi Kyung bertanya kemana akan pergi. Shi Kyung mengatakan harus kerumah karena punya tugas  penting dari Neneknya. Bom pun menyuruh Shi Kyung segera naik, Shi Kyung bergegas memakain helm lalu memegang pundak Shi Kyung.

Shi Kyung berlari masuk ke dalam rumah mengingat kalau ada di Baris pertama dari  belakang, paling kiri. Setelah itu mengambil pasta kedelai yang disimpan oleh neneknya.
Nenek Bom sibuk memasakan di dapur rumah sakit, dengan sangat mahir memasak berbagai macam lauk setelah itu Shi Kyung pun datang dengan membawa pasta kedelai untuk neneknya
“Apa ini pasta kedelai yang berusia seratus tahun yang pernah kudengar?” ucap Shi Kyung. Neneknya membenarkan lalu mulai meracik sup pasta kedelai. Shi Kyung pun diberikan masakan neneknya agar bisa mencicipnya, wajahnya pun tersenyum memakanya. 

Shi Kyung menelp Bom menanyakan apakah sudah ada di rumah. Bom mengatakan belum dan baru akan pergi  ke sana sekarang, lalaubertaya apakah sudah mengantarkan pasta kedelainya. Shi Kyung menjawab sudah dan mengucapkan terimakasih.
“Omong-omong, nama Nenekku Duk Boon.” Kata Shi Kyung
“Kau bulang Nenek Duk Boon? ("Terima kasih" dalam bahasa Korea)” kata Bom sedikit heran
“Itu adalah nama yang  bagus,kan?” ucap Shi Kyung bangga. Bom menyetujuinya.
“Aku berharap bisa melakukan  tugas seperti ini lagi.” Ungkap Shi Kyung bahagia. Bom mendengarnya tak mengerti maksud ucapan Shi Kyung
“Bukan apa-apa. Terima  kasih untuk hari ini. Hati-hati dalam  perjalan pulang.” Kata Shi Kyung sedikit gugup. 

Nenek Kim membawakan masakan buatanya, menyuruh Tuan Kim bangun dan makan.  Tuan Kim mengatakan tidak mau memakannya dan menyuruh Nenek Kim keluar saja. Shi Kyung ingin menemani neneknya seperti heran melihat pasien seperti Tuan Kim.
“Aku tidak tahu  apa yang kau inginkan jadi Aku membuatkan sup pasta kedelai favorit anakku. Dia bisa menghabiskan satu mangkuk nasi kapan pun dia makan  sup pasta kacang kedelaiku. Tapi Dia hilang lebih dari 10 tahun yang lalu, dan aku tidak tahu apakah dia sudah meninggal atau hidup.” Ungkap Nenek Kim. Shi Kyung terdiam saat menceritakan tentang ayahnya.
“Kudengar kau dulu pulang dan ingin bertemu ibumu. Jika anakku masih hidup, maka Usianya akan sama denganmu. Aku menyiapkan makanan ini karena menganggapmu sebagai anakku. Anggap saja itu sebagai sup kacang kedelai yang disiapkan oleh ibumu. Makanlah sesendok saja dan Temui ibumu.”kata Nenek Kim
“Tidak peduli dimana  anaknya berada, dengan Bisa melihat wajahnya sudah lebih dari cukup. Itu adalah hati seorang ibu.” Kata Nenek Kim lalu keluar dari kamar.
Shi Kyung ikut keluar dari kamar, lalu melihat Tuan Kim akhirnya bangun dari tempat tidurnya melihat mulai makan dan langsung memanggil ibunya. Shi Kyung tak percaya kalau neneknya bisa membuat Tuan Kim mulai makan dengan tenang. 

Min Suk datang memberitahu kalau Tuan Kim itu biasanya tidak  makan dengan lahap, bahkan menghabiskan setengah. Ga Ram tahu Tidak ada yang bisa menolak sup pasta kedelai Nenek Duk Boon. Joo Yeon pikir Nenek Duk Boon punya banyak karisma ketika mengatakan  "Makanlah sesuatu  sebelum kau pergi.Kau akan sakit jika tidak makan." Saat itu mereka kaget melihat Bom.
“Kim Bom, kau biasanya  tidak datang ke Hospice. Kenapa kau kesini?” ucap temanya.
“Dimana Shi Kyung?” tanya Bom. Shi Young langsung menanyakan alasan Bom mencari kakaknya.
“Aku perlu berbicara dengannya.” Kata Bom. Ga Ram memberitahu Shi Kyung pergi kesana dengan neneknya. Joo terlihat sinis. Mereka pikir Ini agak mencurigakan dan inin tahu "Masalah" apa yang ingin dibicarakan. 


Nyonya Oh melihat dari kejauhan kalau Shi Kyung sedang memijat bahu neneknya, Nenek Kim merasa sangat enak dan juga nyaman karena di pijat oleh cucunya. Shi Kyung terlihat senang mendengarnya. Ibunya pun ikut tersenyum karena menuruti permintaanya.
“Aku akan menagih bayaran  1.000 won per menit.” Kata Shi Kyung mengodanya. Neneknya setuu kalau akan membayar seribu Per jam.
“Nenek, pasta kedelai di toples di baris pertama dari belakang... Pasta kedelai seperti apa itu? Apa itu pasta kedelai  yang berusia seratus tahun?” ucap Shi Kyung penasaran. Saat itu neneknya melihat sosok wanita yang sedari tadi ada didekat mereka. 

Shi Kyung melihat Bom, berpikir kalau ingin datang menemuinya dan seharusnya menelp lebih dulu. Nenek Kim bertanya siapa wanita itu. Kim Bim memperkenalkan Kim Bom pada neneknya dan Kim Bom menyapa nenek dengan senyuman manis.
“Kau bilang Kim Bom?” kata Nenek Kim. Kim Bom menganguk dan Shi Kyung mengajak mereka untuk duduk bersama.
“Siapa yang memberimu nama itu?” tanyahya Nenek Kim. Bom menjawab kalau itu ayahnya.
“ Dia pasti sangat menyayangimu jadi memberimu nama Bom. Apa pekerjaan ayahmu?” tanya Nenek Kim
“Dia adalah seorang profesor  universitas di Seoul.” Ucap Shi Kyung membantu menjawab. Nenek Kim heran karena Bom ada di pedesaan.
Dia mudah sakit, jadi ada di sini untuk mendapat udara bersih.” Kata Shi Kyung kembali menjawabnya.
“Ada banyak tempat dengan udara bersih, jadi kenapa di sini dari semua tempat? Apa kau punya saudara di sini?” tanya Nenek Kim. 

Shi Kyung pikir benar juga, kenapa harus tempat aneh ini.  Bom menceritakan kalau datang bersama ayahnya pertama kalau dan mereka  menyukainya mulai dari Pegunungan, air, dan orang-orangnya sangat baik. Nenek Kim merasa Bom pasti pintar di sekolah jika putri seorang profesor.
“Tolong jaga Shi Kyung-ku.” Kata Nenek Kim memegang tangan cucunya. Shi Kyung mengeluh pada neneknya karena bukan anak kecil lagi. Bom pun menyanggunya, Nenek Kim langsung memuji kalau Kim sangat menawan.
“Kuharap Shi Young bisa sepertimu.” Ungkap Nenek Kim. Shi Kyung kembali mengeluh dengan komentar neneknya.
“Jangan bandingkan dia  dengan Shi Young.” Kata Shi Kyung. Bom pun mengucapkan Terima kasih.
“Nenek Duk Boon... Ini tentang Oh Bong Sook. Tolong bergegas.” Teriak seorang perawat. Nenek Kim mengeluh dengan Wanita tua yang malang itu.
“Menantu perempuannya ada di sini.”kata perawat. Nenek Kim pun pamit pergi pada keduanya.  Keduanya pun berdiri melihat Nenek Kim pergi. 

“Berapa banyak wajah  yang dimilikinya? Sisi apa yang dia  tunjukkan pada Nenek? Aku tidak bisa terus hidup. Kau hanya menungguku untuk mati.”gumam Shi Kyung menatap Bom yang terus berubah-rubah.
Bom lalu memberitahu kalau mengenal Nenek Kim. Shi Kyung kaget bagaimana Bom mengenalnya. Bom mengatakan kalau Ada sesuatu tapi nenek Km yang mungkin tidak mengingatnya. Shi Kyung lalu bertanya apa yang dilakukan Bom di rumah sakit.
“Semua orang mengatakan kau  tidak suka datang ke Hospice.” Ucap Shi Kyung
“Aku ingin mengatakan  sesuatu padamu.” Kata Bom mengeluarkan ponselnya. Shi Kyung bertanya mengatakan sesuatu seperti apa.
“Aku akan pergi.” Kata Bom. Shi Kyung binggung dan ingin tahu apa yang ingin dikatakan. Bom merasa kalau sudah mengatakannya.
“Apa itu tadi? Dia bilang  ingin mengatakan sesuatu.” Kata Shi Kyung binggung lalu melihat ponselnya yang berbunyi.
Shi Kyung kaget isi pesan Bom “Apa kau ingin  berkencan denganku?” Ia tak percaya membawa pesan Bom yang ingin mengajak berkencan, lalu berlari keluar dari rumah sakit dan melihat Bom sudah pergi.
“Hatiku berdegup kencang. Hatiku berdegup kencang  seperti orang gila.”gumam Shi Kyung menjerit bahagia.
Saat itu pesan kembali masuk, berharap Bom yang mengirimkan lagi. Senyuman Shi Kyung hilang karena ibunya yang mengirimkan pesan “Pulanglah dengan Nenek, Ibu akan segera pulang.” 


Shi Young mencari ditempat penyimpanan fermentasi neneknya mencari Baris pertama dari belakang dan Pasta kedelai di sisi paling kiri, lalu menunjuk sebuah guci. Bibi Oh bertanya ada apa dengan tempat itu.
“Apa ini benar-benar berusia seratus tahun?” kata Shi Young tak yakin. Bibi Oh kaget kalau usianya Seratus tahun.
“Itu yang anak-anak katakan. Nenek memiliki pasta kedelai berusia seratus tahun.” Kata Shi Young. Bibi Oh kaget dan berusaha mencobanya, seperti baru mengetahuinya.
“Kau bisa menjualnya dengan harga tinggi jika benar-benar berusia seratus tahun.” Ungkap Shi Young. 

Di depan rumah, Bom duduk mendengar komentar Shi Young kalau rasa pastanya meleleh perlahan di mulutmu dan rasanya manis. Shi Young menceritakan kalau Seorang pria di Hospice menangis  karena pasta kedelai ini.
Flash Back
Bom yang masih kecil menangis sendirian, Nenek Kim merawatnya dengan menyuapinya semangkuk sup pasta kedelai lalu memujinya kalau Bom adalah gadis yang baik. Bom memakan pasta kedelai buatan Nenek Kim langsung terdiam dari tangisanya, seperti merasakan masakan Nenek Kim yang sangat enak. 

Shi Kyung mendengar teriakan dari ruang rawat, Neneknya sedang berdiri didalam ruangan Nenek Oh sedang berteriak marah menyuruh anakanya keluar dan menjauh darinya. Bahkan ia merasa kalau anak mati karena wanita itu jadi menyuruhnya keluar.
“20 miligram morfin dan 5 miligram Valium.” Ucap Dokter. Nenek Oh meminta agar bisa diselamatkan.
“Semua orang ini  ingin aku mati Bagaimana aku bisa bangun untuk melihat orang-orang yang akan senang melihatku mati? Jadi, tolong selamatkan aku.” Ucap Nenek Oh.
“Tentang itu lagi.. Kau akan mengatakan sesuatu yang lain setelah minum obat dan tidur.” Kata Nenek Kim
“Ibu, aku akan melakukan  pekerjaan dengan baik.” Kata Si anak menantu. Nenek Kim melempar barang dari anaknya dan menyuruhnya keluar karena tak tahan, bahkan tidak bisa  hidup karenanya. Si anak pun keluar dari ruangan. Shi Kyung bisa melihat senyuman licik dari sang anak dan smart phone yang tergeletak begitu saja di lantai.
“Saat hatiku berpacu dengan kata-kata "Apa kau ingin berkencan denganku..." Jantung orang lain  mengerang kesakitan. Kejamnya dunia ini” gumam Shi Kyung. 

Nenek Kim memijat badan Nenek Oh yang sudah bisa tertidur dengan tenang. Shi Kyung menemukan ponsel Nenek Oh mulai memainkan games kesukaanya. Nenek Kim melihat cucunya bertanya apakah itu menyenangkan. Shi Kyung membenarkan.  Nenek Kim ingin tahu Apa maksudnyamenyenangkan?
“Aku baru saja menghidupkannya, jadi lebih mudah penggunaannya.” Kata Shi Kyung
“Kenapa dia perlu menggunakannya? Baginya, ini seperti melempar mutiara ke babi. Hei.. Apa Kau tidak pulang?” kata Nenek Kim.
“Ibu menyuruhku pulang bersamamu.” Ucap Shi Kyung tetap asik bermain games. 

Nenek Ok akhirnya terbangun dan meminta minum. Nenek Kim mengambilkanya.  Nenek Oh melihat Nenek Kim yang masih dirumah sakit. Nenek Kim pikir Tidak ada orang yang akan menyambutnya jika pulang ke rumah dan Cucu perempuannya lebih suka pulang terlambat. Shi Kyung terdiam karena selama ini neneknya ingin berlama-lama dirumah sakit.
“Terima kasih... Ketika aku sehat, mereka memanggilku "Gap Jang" dan aku tidak bisa  berbuat apa-apa.” Ungkap Nenek Kim.
“Jika kau merasa tidak enak, jangan membuangnya. Kau bilang kau itu lemah.” Komentar Nenek Kim
“Apa arti "Gap Jang"?” tanya Shi Kyung. Nenek Oh melihat Shi Kyung binggung karena ada dikamarnya. Nenek Kim memberitahu kalau Shi Kyung adalah cucunya.
“Dia tampan. Nenekmu dan aku seumuran. Kami lahir di tahun 48, tahun tikus. Apa Kau tidak tahu "Gap Jang" berarti orang seusia?” kata Nenek Oh. Shi Kyung mengatakan Baru pertama kali mendengarnya.
“Kurasa kita juga tidak mengerti anak-anak zaman sekarang.” Kata Nenek Oh. Lalu Shi Kyung memberikan ponsel pada Nenek Oh.
“Aku tidak membutuhkannya.” Kata Nenek Oh. Nenek Kim pikir menantu perempuanya yang membelikannya, jadi terima saja.
“Menantuku tidak akan pernah berpikir untuk melakukannya. Dia pikir aku tidak tahu apa yang dia pikirkan. Mereka tidak peduli apakah aku meninggal kalau bukan karena cincin ini. Baik putraku dan menantuku.” Kata Nenek Kim
“Anak-anakmu tidak akan melakukan itu karena cincin, kan?  Berapa harganya?” kata Nenek Oh
“Kau tidak tahu apa  yang akan aku katakan. Ini harganya satu miliar won. Apa Kau tidak tahu tentang tetesan air mata itu?” kata Nenek Oh. Shi Kyung dan neneknya kaget kalau harga cincinya Satu miliar won.
“Semua uang sudah kuhabiskan untuk  penyakitku, dan inilah yang kutinggalkan. Mereka berusaha memilikinya dan menungguku mati. Aku sudah melihat berbagai macam orang di sini, tapi tetap saja.” Kata Nenek Oh. 

“Kau bisa membuangnya, atau  melakukan apapun yang kau inginkan. Nenek bisa melakukan  banyak hal dengan ini. Seperti Nenek bisa menelepon atau video call. Apa kau ingin lihat?” kata Shi Kyung mencoba melakukan pangilan video call pada Ga Ram.
Ga Ram mengangkatnya melihat Shi Kyung berpikir kalau membeli HP baru. Nenek Kim agak kaget melihat Ga Ram di layar ponsel,   Shi Kyung membeiritahu kalau itu bukan miliknya dan akan dijelaskan nanti, lalu mengajak unuk mendekatkan LP. Ga Ram pun setuju.
Nenek Oh tetap menolak karnea Tidak ada wajah  yang ingin dilihat. Shi Kyung memberitahu kalau Nenek bisa mendengarkan Musik,  bisa membacakan buku dan permainannya. Nenek Oh tetap tak peduli. Shi Kyung mengatakan kalau Nenek bisa main Go-Stop juga. Nenek Oh langsung melotot karena mengetahui kalau bisa bermain Go Stop di ponselnya. 

Ga Ram mulai memutar lagu dikamar Shi Kyung. Shi Kyung mendengarnya merasa kalau suka suaranya dan ingin tahu siapa penyanyinya. Ga Ram memberitahu judulnya "Beautiful Person" oleh Kim Min Ki. Shi Kyung mengangguk lalu tiba-tiba terlihat sangat serius bicara.
“Misalkan ada perempuan... Apa yang akan kau katakan jika dia meminta untuk berkencan denganmu?” ucap Shi Kyung
“Apa Bom mengajakmu berkencan?” kata Ga Ram. Shi Kyung menyangkalnya.
“Aku hanya memikirkan hal itu sambil mendengarkan musik.” Kata Ga Ram mengoda. Shi Kyung tetap menyangkalnya.
“Aku bilang "misalkan", kan?” ucap Shi Kyung. Ga Ram tetap yakin kalau itu adalah Bom.
“Sebaiknya aku menelepon wakil kepala sekolah.” Ucap Ga Ram. Shi Kyung binggung kenapa Ga Ram akan meneleponnya.
“Untuk memberitahunya bahwa sekolah akhirnya punya pasangan.” Kata Ga Ram. Shi Kyung merasa bukan seperti itu maksudnya.
“Aku harus menjawabnya agar bisa berkencan atau tidak.” Kata Shi Kyung. Ga  Ram makin yakin kalau itu memang Bom.
“Hei, Lee Shi Young!!! Temannya kakakmu ada di sini.” Teriak Shi Kyung memanggil adiknya.
Ga Ram tahu kalau sebelumnya Shi Kyung bilang adiknya tidak di rumah. Shi Kyung seperti ingat kalau adiknya memang tak ada dirumah dan bertanya-tanya Kenapa dia tidak di rumah?



Shi Young berkerja di restoran cepat saji. Menantu Nenek Oh mengomel dikasir kalau makanan itu bukan yang pesananya karena tidak ada saus cabai dan tidak ada buah zaitun. Shi Young meminta maaf dan akan memberitahu koki yang meramunya jadi akan mengembalikan  pesanan lagi.
“Lupakan. Beri aku  pengembalian dana. Apa Kau tidak mendengarku?” ucap Menantu Nenek Oh. Shi Young  binggung karena baru saja berkerja direstoran.
“Ini adalah lingkungan yang jelek. Aku tidak suka apa-apa disini. Kau membahas Pekerjaan paruh waktuku? Kalau Tidak ada yang tahu tentang itu. Aku perlu membeli HP dan sepeda dan Itulah alasannya.” Ucap Shi Young pada Ji Min lalu menutup telp dari temanya yang ada diSeoul.

“Ini benar-benar cocok dengan style-ku dan Ini akan sempurna dengan skinny jeans.” Kata Shi Young terkesima melihat jaket yang ada dietalase. Tiba-tiba pegawai mengambil jaket yang dinginkan Shi Young. Shi Young melihat didalam toko kalau Bom sedang mencoba jaketnya.

Joo Yeon masuk ruang guru seperti menaruh sesuatu diatas meja guru Park. Guru lain memanggilnya, bertanya apakah ketua kelas 2. Joo Yeon membenarkan.  Guru Itu meminta agar memanggil wali kelasnya.
“Mintalah dua catatan murid pindahan dan bawa mereka ke ruang konsultasi. Kemudian beritahu mereka untuk pergi kesana.” Kata Si guru.  Joo Yeon sempat binggung tapi menganguk akan melakukanya. Bom masuk dengan jaket yang baru dibelinya.
“Aku sudah menyuruhmu untuk tidak mengenakan apapun selain seragam sekolah selama dikelas.” Ucap si guru.
“Sekarang waktu istirahat.” Kata Bom. Si Guru tahu kalau Bom  juga memakainya di kelas. Bom mengaku kalau merasa sakit.
“Aku tidak ingat pernah melihatmu berpakaian dengan baik dalam seragam. Kenapa kau memberontak dengan hal-hal kecil seperti ini?” kata si guru. Bom mengulang kalau dirinya sedang sakit.
“Kau pergi ke ruang  konsultasi juga.” Kata si guru. Bom pun pergi dengan wajah malas. Joo Yeon tak percaya kalau Bom bisa melawan guru. 

“Semua orang mengatakan kalau Kepsek adalah orang yang pandai berbohong dan pamer. Dia juga mendiskriminasikan  dan punya hobi aneh.” Ucap Shi Young sebelum masuk ruangan.
Saat itu Bom baru saja keluar dari ruang guru. Shi Kyung dan Bom saling menatap. Shi Young seperti tak peduli memilih untuk masuk lebih dulu. Shi Kyung tak bisa berkata apa-apa, ikut masuk dengan kakaknya. 

Keduanya sudah duduk di ruangan kepala sekolah. Kepsek bertanya Apa pekerjaan ayah mereka. Keduanya hanya diam, Kepsek kembali bertanya apa  pekerjaan ayah pada Lee Shi Kyung sambil melihat Biodata.
“Bukankah kalian  berdua saudara? Lalu kenapa? Apa kalian punya  ayah yang berbeda?” ucap Kepsek Binggung.
“Nama ayah adalah Lee Shi Yoon, tapi Lee Shi Kyung menuliskan kalau dia tidak punya ayah. Dan Lee Shi Young menulis kalau ayahnya sedang bekerja di luar negeri, jadi apa yang terjadi? Dan Lee Shi Kyung, kau tidak punya ayah terdaftar di sini” ucap Kepsek
“Nah, itu...Ayah kami hilang 12  tahun yang lalu. Itu terjadi di wilayah perang.” Kata Shi Kyung
“Lalu apa? Apa kau ada disana? Apa kau tahu apakah Ayah  sudah meninggal atau hidup? Kau tidak berada di sana, jadi kenapa kau mengatakan kalau kita tidak punya ayah?” ucap Shi Young marah. Kepsek menyuruh keduanya berhenti beradu mulut.
“Kapan aku mengatakan itu?” ucap Shi Kyung. Shi Young mengetahui kakaknya yang menuliskan kalau tidak punya ayah.
“Bagaimana denganmu? Apa kau mengkonfirmasi apakah  dia sudah meninggal atau hidup?” kata Shi Young. Kepsek meminta keduanya kembali berhenti karena bisa berkelahi nanti.
“Kau dan Ibu sama saja. Bagaimana kau bisa melupakan Ayah begitu mudah seperti itu?” ucap Shi Young. Shi Kyung mengatakan bukan seperti itu maksudnya.
Saat itu telp berdering, Kepsek mengangkat telp dari Wakepsek.  Shi Young ingin tahu alasan Shi Kyung tidak menuliskannya. Shi Kyung pikir apakah ayahnya tidak bisa untuk menulis  di selembar surat sampai sekarang dan Banyak orang meninggal disana, dan melihat Shi Kyung seerti yakin kalau ayahnya masih hidup.

“Ada satu persen kesempatan untuk keajaiban di dunia ini.” Kata Shi Young
“Tentu, teruskan dan  percayalah pada keajaiban. Tapi, jangan memaksaku melakukannya.” Kata Shi Kyung. Shi Yong pun menyetujuinya.
“Hei... Apa yang kalian lakukan di depan guru kalian?” ucap Kepsek setelah menutup telp dari wakepsek dan melihat keduanya masih adu mulut.
“Kenapa Anda melakukan semua ini? Kenapa Anda peduli apakah ayah kami meninggal,  masih hidup, atau apapun yang dia lakukan? Kenapa kami harus memberitahu Anda? Ah, Andai ingin tahu siapa anak-anak kaya itu, jadi kau bisa memberikan perlakuan khusus.” Ucap Shi Young yang ceplas ceplos berbicara.

“Dasar anak nakal! Berani-beraninya  kau berbicara seperti itu!” kata kepsek
“Anda tahu kalau ini seperti penyiksaan bagi beberapa siswa untuk menulis hal-hal ini?” kata Shi Young lalu keluar dari ruangan. Kepsek berteriak memanggilnya agar berhenti. Shi Kyung hanya bisa diam saja. Bom ternyata sengaja berdiri didepan ruangan mendengarnya.
Bersambung ke episode 5

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar