PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 24 Oktober 2017

Sinopsis Andante Episode 5 Part1

PS : All images credit and content copyright : KBS

[Episode 5: Apa yang Harus Aku Katakan?]
Pak Guru mengulang-ngulang nama Lee Shi Yoon, merasa pernah mendengar nama itu sebelumnya. Lalu Guru Kang baru saja kembali ke kantor guru. Pak Guru ingin tahu tentang Ayah Lee Shi Young dan Lee Shi Kyung. Guru Kang bertanya mengenai apa.
“Mereka berdua mengatakan hal yang berbeda, jadi aku bingung.” Kata Pak Guru.
“Oh, dia seorang dokter dan pergi ke perang sipil di Afrika. Dia pergi ke sana untuk membantu dan menghilang.” Jelas Guru Kang
“Kau bilang Dokter? Apa Ayah mereka tinggal di lingkungan ini?” tanya Pak Guru. Guru Kang pikir Mungkin.
“Mereka pindah dari Seoul ke rumah nenek mereka.” Kata Guru Pakh
“Itu benar, kalau begitu. Lee Shi Yoon! Aku pikir tahu nama itu. Teman sekelasku yang lama pergi ke sekolah kedokteran. Aku pikir itu Lee Shi Yoon yang sama.” Ucap Pak Guru terlihat bahagia.
“Wow, Lee Shi Yoon. Aku belum pernah mendengar namanya sejak lama. Tapi Tunggu... Apa itu anak-anak Shi Yoon?” kata Pak Guru mulai bertanya-tanya. 


Nyonya Oh keluar dari rumah terlihat gelisah dan menunggu seseorang. Shi Kyung makan Youghurt dalam kamar sambil bergumam “Aku harus memikirkan semua dengan perlahan,  satu per satu, pada saat seperti ini. Mari bereskan semuanya. Hal yang paling mendesak adalah menjawab Bom.”
“Apa yang harus aku katakan padanya? Dan juga, Shi Young... Aku tidak tahu bagaimana menghadapi Lee Shi Young. Terutama temperamen buruknya itu... Ahh.. Tidak, bukan. Aku perlu berbicara dengan Shi Young juga.” Gumam Shi Kyung kembali berubah pikiran kalau  tidak mungkin untuk berbicara dengannya.
“Siapa yang mengambilnya?” teriak Shi Young dari luar kamar.  Shi Kyung panik merasakan ketakutannya mulai datang dan buru-buru membaringkan tubuhnya berpura-pura tidur.
Shi Young melihat dalam lemari es lalu seperti mengetahui siapa yang mengambil dan masuk ke dalam kamar kakaknya, Shi Kyung tertidur dengan mulut masih belepotan Youghurt. Shi Young menemukan sisa Youghurt dibawah tempat tidur dan langsung mengoleskan ke wajah kakaknya.
“Hei. Apa yang kau lakukan?” teriak Shi Kyung akhirnya bangun,
“Makanlah semua yang kau inginkan.” Kata Shi Young lalu mengambil uang dari dompet kakanya.
“Hei. Kenapa kamu mengambil itu?’ tanya Shi Kyung
“Ini karena kau berutang makanan padaku.” Ucap Shi Young lalu keluar dari kamar kakaknya. 


Nyonya Oh melihat anaknya yang keluar tengah malah, Shi Young seperti ingin membeli sesuatu. Nyonya Oh menahan tangan anaknya ingin tahu apakah ia tidak akan meminta maaf pada Nenek. Shi Young hanya diam saja.
“Tidakkah kau menyadari bahwa dia sudah pulang  terlambat sejak kau melakukannya?” ucap Nyonya Oh. Shi Young seperti tak peduli dan bergegas pergi. Shi Kyung akhirnya keluar berteriak memanggil adiknya.
“Lee Shi Young!.. Itu yang uang darurat terakhirku.. kembali!” teriak Shi Kyung
“Dia tidak menyukai sesuatu yang aneh, kan?” kata Nyonya Oh.
“Hei.. Dekan siswa tersebut mengatakan untuk membawa  permintaan maaf tertulis saat kau pergi ke sekolah. Aku sudah menyampaikan pesannya.”kata Shi Kyung
“Permintaan maaf tertulis? Kenapa?” tanya Nyonya Oh. Shi Kyung terlihat binggung.
“Lee Shi Young selalu menulis ke mana pun dia pergi... Ini Tidak penting” kata Shi Kyung
“Apa yang salah dengan wajahmu?” keluh Nyonya Oh. Shi Kyung memperlihatkan kalau itu adalah yoghurt.
“Shi Young tidak memperlakukanmu seperti kakak  karena kau bertindak seperti ini.” Kata Nyonya Oh. Shi Kyung pikir tak ada yang salah karena Rasa youghurtnya enak juga.
“Sebaiknya kau tidak berpikir untuk pergi keluar. Jangan berani pergi ke warnet itu Sangat kotor.” Keluh Ibunya lalu masuk ke dalam rumah. 


Shi Kyung menerima telp dari neneknya, kalau ternyata  masih di rumah sakit dengan sinenek dengan air mata intan. Nenek Kim membenarkan kalau  Wanita itu yang terakhir kali ingin belajar bermain Go-Stop.
“Bisakah kau datang sekarang? Datanglah cepat.” Kata  Nenek Oh menutup telpnya.
“Oh Bong Sook pasti mencari Shi Kyung.” Kata Tuan Park
“Aku melakukan sedikit manipulasi. Dia suka bermain Go-Stop. Jadi Aku ingin dia belajar dari Shi Kyung dan bersenang-senang. Ini lebih baik daripada mengutuk  anak-anaknya sepanjang waktu.” Jelas Nenek Kim
“Nenek Duk Boon, kau adalah nenek Shi Kyung. Aku tidak tahu. Aku sudah hidup seolah-olah tidak punya cucu,  cucu perempuan, atau menantu perempuan. Aku tidak tahu kenapa begitu menentang melihat mereka..” Ungkap 
“Kau merangkul semua orang di dunia ini Kenapa kau merasa seperti itu?” ungkap Wakepsek.
“Apa maksudmu dengan "merangkul"? Anakku hilang. Orang-orang di sini yang membantuku terus hidup. Jika kau benar-benar mengenalku... Aku sebenarnya orang yang lemah.” Ungkap Nenek Kim. Wakepsek heran Nenek Kim yang mengatakan hal itu.
“Apa kau tahu betapa aku menghormatimu, Nenek Duk Boon?”ungkap Wakepsek. Nenek Kim pikir Jangan katakan hal seperti itu.
“Kenapa seseorang sepertimu mengatakan hal itu kepada orang yang buta huruf sepertiku?” ungkap Nenek Kim.
“Oh.. Yah.. Kim Jae Woong setuju untuk bertemu ibunya.”kata Tuan Park
“Tentu saja, seharusnya begitu. Dia harus menemuinya sebelum meninggal. Ibunya tidak akan pernah melupakannya jika dia meninggal dunia tanpa melihatnya.” Kata Nenek Kim

“Tapi, sulit sekali mengajak ibunya ke sini. Tidak ada orang disini yang bisa menjemputnya. Dia tidak bisa datang ke sini sendirian. Kita harus membawanya ke sini sebisa mungkin.” Ucap Dokter Park
“Di mana dia tinggal?” tanya Nenek Kim
“Di suatu tempat di tepi laut di Boryeong, Chungcheong-do” kata Tuan Park. Wakepsek ingin tahu Apa alamat sebenarnya. 

Shi Kyung menemani Nenek Oh bermain Go Stop dalam ponselnya, terlihat Nenek Oh masih kaku memegang ponsel tapi akhirnya terlihat lancar setelah mencobanya. Keduanya terlihat seperti sudah saling mengenal lama bahkan Shi Kyung mengajak Nenek Oh untuk High Five.
“Jika Anda tidak mau menggunakannya, Anda perlu menekan ini untuk mematikannya.” Ucap Shi Kyung juga mengajarkan Nenek Oh untuk kelaur dari aplikasi.
“Aku memberikan ini kepadamu sebagai ucapan terimakasih, jadi ambillah.” Ucap Nenek Oh memberikan dua lembar uang 50ribu won. Shi Kyung menolaknya.
“Simpan itu sebelum seseorang datang. Aku berterimakasih kepada nenekmu, tapi dia tidak akan pernah mau menerima uang dariku. Jadi, aku ingin kau menerimanya.” Kata Nenek Oh
Shi Kyung tetap menolaknya, Nenek Kim masuk ruangan bertanya Apa semuanya berjalan dengan baik, keduanya langsung berpura-pura bermain ponsel dan Shi Kyung memasukan uang ke dalam saku bajunya. 

“Jika aku memikirkannya... Aku tidak pernah pergi makan bersama Bom. Kami belum pernah melakukan apapun bersama.” Gumam Shi Kyung menatap uang yang diberikan Nenek Oh.
“Baiklah, aku akan menggunakan ini untuk pergi ke suatu tempat dengan Bom. Kami akan makan sesuatu yang lezat, dan aku akan menjawabnya dengan cara yang keren.” Kata Shi Kyung.
“Tidak... Aku akan memberinya jawaban yang keren. Lalu, kami akan makan sesuatu yang lezat.” Ucap Shi Kyung berubah pikiran sampai akhirnya kembali mengubah pikiran.
“Aku hanya akan menggunakannya dengan bijak dan bersikap baik terhadap nenek itu. Anggap saja ini seperti pekerjaan paruh waktu. Ya, itu sangat normal.” Kata Shi Kyung
Lalu pesan masuk ke dalam ponselnya, Wakepsek mengirimkan pesan.Bawa kaktus besok, dan datanglah ke kantorku.” Wajahnya langsung berubah malas. 

Shi Young menarik bibinya keluar dari kamar, Bibi Oh kaget Shi Young  ingin meminjam Hpnya. Shi Young menyakinkan bibinya kalau Hanya untuk sehari, dan sangat membutuhkannya hari ini karena ada obrolan kelompok yang sangat penting dengan teman cosplay. Bibi Oh seperti enggan memberikanya.
“Hah? Tolong, Bibi Jung Soo Hanya untuk satu hari ini.” Rengek Shi Young. Bibi Oh menolaknya.
“Tidak ada orang yang akan meneleponmu, dan Bibi punya laptop. Dan Bibi bisa pulang sepanjang hari.” Kata Shi Young
“Tidak, aku juga butuh HP-ku. Maaf, tapi aku tidak bisa meminjamkan ini.” Kata Bibi Oh pergi.
“Kau sangat kasar, Bibi... Bibi lainnya membelikan HP untuk keponakan mereka. Apa Bibi bahkan tidak mau meminjamkan HP-mu? Sudah berapa tahun Bibi tinggal di rumah kami? Bibi harusnya merasa bersalah, dan meminjamkannya kepadaku.” Kata Shi  Young menyindir.
“Hei, aku lebih suka membelikanmu HP... Tapi Nanti.” Ucap Bibi Oh dengan wajah bersalah.
“Bibi, apa kau punya alasan pribadi yang aneh kenapa kau tidak mau meminjamkannya kepadaku? Apa Bibi punya pacar? Apa Bibi dalam hubungan terlarang?” kata Shi Young mengodanya.
“Tidak ada yang seperti itu. Apa yang kau katakan? Aku benar-benar membutuhkan HP hari ini.” Tegas Bibi  Oh
Shi Young menujuk ke arah depanya, Bibi Oh pun mengarahkan pandanganya, Shi Young dengan cepat mengambil ponsel Bibinya dan kabur dari rumah. Biib Oh berteriak kesal mengejarnya kalau sedang menunggu telepon.


Shi memikirkan apa yang dilakukan pada Bom sambil bergumam “Kemana kita harus pergi, dan bagaimana aku bisa menjawabnya dan terlihat sangat keren?” lalu melihat adiknya berjalan didepanya, dan memanggil dengan panggilan “pelajar” dengan nada mengejek.
“Apa kau membawa permintaan maaf tertulismu?” tanya Shi Kyung lalu tersadar kalau jaket yang digunakan  pernah melihat sebelumnya.
“Betapa kasarnya dirimu untuk mengambil pakaian Oppa-mu? Baiklah. Aku akan membiarkanmu kali ini. Ini bukan pertama kalinya. Jadi Bagaimana dengan 10.000 won yang kau ambil dariku terakhir kali? Kembalikan 10.000 won-ku.” Ucap Shi Kyung. Shi Young seperti tak peduli memilih untuk masuk lebih dulu.
“Hei, berhenti. Pelajar, Pelajar! Apa Kau tidak mendengar Oppa?”teriak Shi Kyung lalu pamit karena Wakepsek sudah ada di depan sekolah, ia pun mencoba bersembunyi dibalik teman-temanya yang masuk ke dalam sekolah agar tak terlihat. 


Joo Yeon membahas kalau Bom bilang ada yang ingin dibicarakan dengan Shi Kyung dan ingin tahu apa itu.  Teman yang tambun merasa kalau ia yang tanya lebih dulu. Joo Yeon pikir temanya itu akrab dengan Shi Young dan meminta agar menanyakan hal itu.
“Aku juga tidak tahu.” Ucap Shi Young masuk ke dalam toilet mendengar pembicaraan keduanya.
“Apa Bernard tidak mengatakan sesuatu di rumah?” tanya Joo Yeon penasaran.
“Dia belum mengatakan apapun. Jika kau sangat penasaran, tanya pada Bom atau Bernard sendiri.” Kata Shi Young
Bom masuk ke toilet, Shi Young menyuruh mereka bertanya langsung saja. Joo Yeon menolaknya dan langsung bergegas keluar dari toilet. Bom bertanya  Dari mana mendapatkan jaket itu. Shi Young mengatakan kalau jaket itu milik Shi Kyung.
“Apa kau ingin bertukar denganku hari ini?” kata Bom. Shi Young tersenyum karena bisa mencoba jaket yang ingin dimilikinya. 


Shi Kyung mondar mandir sambil bergumam, “Hari ini, aku harus mengatakan sesuatu, apa saja. Jika aku hanya diam saja seperti ini, seolah-olah aku tidak melakukan apapun. Tapi, apa yang harus kukatakan padanya?”
“Bom... Bom... Bom... Ya, haruskah kita berkencan?” ucap Shi Kyung berlatih, tapi menurutnya perkataan itu terlalu umum.
“Ini ... Sudah kupikirkan... Ayo berkencan saja.” Kata Shi Kyung berpikir kalau perkataan itu memang keren,.
“Aku sangat kesal, Aku membenci diriku sendiri karena tidak mengajakmu untuk berkencan denganku dulu.” Kata Shi Kyung tiba-tiba akhirnya mual sendiri mendengarnya. Yong Gi melihat Shi Kyung bicara sendiri mengumpat kalau temanya sudah gila. 

Shi Kyung melihat jaket yang biasa dipakai oleh Bom, senyumanya pun terlihat lalu mulai berjalan mendekatinya. Ia dengan percaya diri mengatakan kalau sudah memikirkannya dan meminta agar beberapa hari lagi. Shi Young mendengar suara kakaknya berbicara langsung merekamnya.
“Bukan karena aku tidak menyukaimu atau apapun Aku suka bersamamu juga Dan juga, terima kasih untuk yang kemarin. Tapi, sepertinya aku butuh lebih banyak waktu untuk berpikir dan tidak menjawab begitu cepat. Aku tidak tahu alasannya.” Ungkap Shi Kyung. Shi Young menahan tawa mendengar kakaknya meluapkan perasaanya.
“Baik, aku akan jujur... Mungkin... Itu karena aku belum pernah punya pacar sebelumnya. Semua wanita di sekitarku adalah ibuku, bibiku, dan Shi Young. Dan Jujur saja, kupikir semua wanita seperti Shi Young, yaitu Keras kepala, kekanak-kanakan, dan egois. Dia melakukan apapun yang diinginkanya.” Ungkap Shi Kyung. Shi Young mulai kesal.
“Tapi kau berbeda. Jadi, aku terkejut. Aku tidak akan menarik kata-kataku. Jadi Beri aku waktu beberapa hari. Kau bisa menungguku, kan?” ucap Shi Kyung. Shi Young hanya menganggukan kepala.
Shi Young yang melihatnya langsung tersenyum bahagia dan mengucapkan  Terima kasih dan berjanji akan menghubungi saat siap dengan  Memiliki harapan tinggi. Ia pun memuji Bom yang  terlihat sangat cantik dari belakang juga lalu berjalan pergi. 



Shi Young akhirnya berdiri memanggil kakaknya dengan panggilan “pelajar”. Shi Kyung kaget ternyata dibalik jaket yang dipakai Bom adalah adiknya sendiri. Shi Young pikir Kenapa menunggu berhari-hari, menurutnya lebih baik akhiri hari ini. Shi Kyung benar-benar tak percaya kalau adiknya yang ada ditaman.
“Kau sedang berbicara dengan Bom yang terlihat cantik dari belakang. Apa yang akan kau lakukan sekarang karena adik keras kepalamu sudah mendengarnya? Tapi Jangan khawatir, Bernard.” Ucap Shi Young memperlihatkan ponsel yang bisa merekaman suara.
“Dari mana kau mendapatkannya? Apa Kau meminjamnya dari Bibi Jung Soo?” kata Shi Kyung
Shi Young sengaja memutar suara kakaknya, “ Aku suka bersamamu juga. Dan juga, terima kasih untuk yang kemarin.” Shi Kyung panik,  mendengarnya. Shi Young pikir akan menemui Bom dan teman sekelas kita, dengan memberikan rekaman buruk milik kakaknya tanpa menghilangkan sedikitpun.
“Hei, kau tidak bisa melakukan itu. Apa kau benar-benar akan memberitahu mereka? Kau tidak berpikir begitu, 'kan?” ucap Shi Kyung mengejar adiknya
“Tapi kau benar tentang aku... Aku keras kepala, kekanak-kanakan, dan egois. Apa yang tidak bisa kulakukan?” kata Shi Young menyindir kakaknya.
“Hei, aku tidak bermaksud begitu. Jangan lakukan itu.” Rengek Shi Kyung. 

“Aku lebih suka perlakuan kejam yang dilakukan Shi Young kepadaku hari itu.Padahal..., aku ingin membalaskan dendamku padanya.” Gumam Shi Kyung.
Di cafe,  Ga Ram mendengar cerita Shi Kyung kaget dan masih memikirkan hal itu. Shi Kyung pikir Ga Rm beruntung, karena tidak punya adik perempuan. Ga Ram berharap kalau punya adik perempuan seperti Shi Young.
“Apa kau Mau mengadopsi dia?” kata Shi Kyung. Ga Ram terlihat binggung.
“Jangan.. .. Lee Shi Young bukan manusia. Mari kita membaginya. Aku akan membiarkanmu mendapat bagian lebih banyak.” Kata Shi Kyung. Ga Ram menyetujuinya.
“Tapi, tidak ada yang terjadi dengan Shi Young di kelas.” Kata Ga Ram heran .
“Apa maksudmu tidak ada yang terjadi? Lee Shi Young adalah penyihir alfa mental total.” Kata Shi Kyung sangat mengenal adiknya. 


Flash Back
Shi Kyung panik saat melihat adiknya yang memperlihatkan ponsel pada  Bom, ia hanya bisa bergumam kalau dirinya sudah gila.  Shi Young mengatakan pada Bom kalau ada sesuatu di HP. Bom pun ingin melihatnya. Shi Young sengaja memperlihatkan foto milik bibinya dan Shi Kyung berpikir kalau adiknya memperlihatkan hasil rekaman suaranya.
“Kumohon... Letakkan.... Cepat...” gumam Shi Kyung, tapi Shi Young seperti senang membuat kakaknya kalang kabut

Akhirnya Shi Young keluar dari kelas, Shi Kyung yang kesal sengaja menyelengkat kaki adiknya. Shi Young langsung jatuh tersungkur sambil berteriak marah. Shi Kyung terlihat senang bisa membalaskan dendam pada adiknya.
Ga Ram mengerti  karena sebabnya Shi Young pergi ke ruang UKS dan ingin tahu apakah Shi Young terluka parah. Shi Kyung mengingatkan kalau Lee Shi Young adalah penyihir alfa jadi tidak terluka bahkan pergi ke laut pada musim gugur karena ingin melihatnya.
“Kenapa itu penting jika Bom mendengarnya? Apa kau tidak mengatakannya untuk didengar oleh Bom?” kata Ga Ram.
“Hei, apa itu sama? Dengan Memberitahu dia sendiri dan meminta adik perempuanku untuk memberitahu Kim Bom. Apa kau pikir itu sama?” ucap Shi Kyung kesal. Ga Ram pikir itu sama.
“Aku sedikit tahu tentang hal ini.” Kata Ga Ram. Saat itu Shi Kyung melihat Bom yang berjalan melewati cafe dan meminta Ga Ram meminjam ponselnya. 


Bom membaca pesan yang masuk dalam ponselnya “Berhenti. Kau akan menabraknya.” Lalu berhenti dan tepat didepanya ada tiang listrik lalu  menengok mencari kesekeliling dan pesan kembali masih “ Coba Lihatlah. Kau mencari seseorang” dan saat menegok, Shi Kyung sudah ada disampingnya.
“Aku menahanmu agar kepalamu tidak terbentur.” Ucap Shi Kyung. Bom senang melihat Shi Kyung dan ingn tahu apa yang dilakukan di cafe.
“Aku makan cemilan dengan Ga Ram. Bagaimana denganmu? Aku tidak sempat menemuimu di sekolah.” Kata Shi Kyung
“Aku pergi menemui perawat karena merasa tidak enak badan.” Ucap Bom
“Bagaimana sekarang? Apa Kau baik-baik saja?” tanya Shi Kyung. Bom mengangguk
“Karena kita bertemu seperti ini, haruskah kita pergi nonton film? Aku akan mentraktirmu.” Ucap Shi Kyung

Bom pikir itu bagus, Ga Ram mengaku Ada film yang ingin ditonton juga. Shi Kyung pikir Ga Ram itu ranking satu di sekolah jadi harusnya belajar. Ga Ram mengatakan kalau tidak punya banyak waktu untuk belajar hari ini. Shi Kyung pikir kalau Ga Ram harus latihan talent show, berusaha agar membiarkan mereka bisa berdua.
“Oh, aku tidak bisa menari dengan benar. Aku berhenti untuk saat ini. Apa Joo Yeon tidak menghubungimu?” ucap Ga Ram polos.
“Dia bilang  punya pengetahuan tentang hal ini. Dasar pria keras kepala.” Keluh Shi Kyung dalam hati karena Ga Ram menganguk kencan pertamanya.
“Aku akan pergi sekarang. Tiba-tiba ada yang harus aku pelajari.” Ucap Ga Ram seperti hanya mengoda Shi Kyung lalu berjalan pergi. 

Shi Kyung berpura-pura sedih mengajak Ga Ram pergi menonton bersama saj dan di dalam hatinnya mengatakan tiba-tiba sangat bersyukur. Lalu ia bertanya pada Bom apakah sudah makan malam. Bom mengatakan Belum.
“Apa yang kau suka? Apa yang kau inginkan? Apa kau ingin makan sebelum film atau setelah film?” tanya Shi Kyung
“Kita harus naik bus untuk sampai ke bioskop. Mereka punya menu usus sapi dan kaki ayam yang lezat. Aku suka sosis daging sapi goreng juga.” Kata Bom
“Baik. Aku akan mentraktir banyak makanan hari ini.” Kata Shi Kyung bangga karena punya banyak uang.
Tiba-tiba ponselnya berdering, Shi Young menelp dan langsung mengeluh kalau Penyihir alfa ini sangat membencinya tapi malah selalu menelepon. Dengan nada tinggi bertanya ada apa menelpnya.  Shi Kyung hanya menangis.
“Apa Kau Kerja paruh waktu?  Ada apa? Dimana kau?” ucap Shi Kyung lalu mengatakan kalau  Oppa akan segera kesana.
“Aku akan menemui Shi Young, dan akan segera kembali.” Kata Shi Kyung pada Bom lalu bergegas pergi. Bom akhirnya ikut berlari. Ga Ram akan berjalan pulang melihat keduanya berlari mengikutinya juga. 

Shi Kyung melihat adiknya yang ada di depan toko sambil menangis, lalu bertanya  Apa yang terjadi dan Siapa yang melakukan ini padanya. Shi Young menceritakan sambil menangis kalau ada Orang yang memesan es kopi, tapi... salah memesan dan meminta uangnya kembali.
“Aku.. Dipecat... Pesanan yang salah...” ucap Shi Kyung sesunggukan dengan wajah yang basah kuyup.
“Hei... Dimana wanita itu!” ucap Shi Young terlihat sangat marah. Bom dan Ga Ram saling berpandangan ingin tahu apa yang terjadi, tapi keduanya sama-sama mengelengkan kepala karena tak tahu. 


“Hei, Ajumma! Kudengar kau melempar es kopi di wajah adikku. Apa kau ingin mengalami hal yang sama?” teriak Shi Kyung marah mengambil gelas kopi diatas meja. Ga Ram menahan Shi Kyung agar tak lakukan.
“Hei.. Lepaskan aku. Lepaskan!” ucap Shi Kyung benar-benar marah. Shi Young melihat kakaknya seperti tak percaya kakaknya bisa membela.
“Ini tidak akan membantumu atau Shi Young.” Kata Ga Ram menenangkan.
“Wanita ini melemparkan es kopi ke Shi Young, dan dia bahkan menuntut uang!” kata Shi Kyung marah
“Hei! Kau sekolah dimana? Siapa guru wali kelasmu? Bagaimana bisa anak-anak di sini sangat menjijikkan? Hei, telepon orangtuamu sekarang juga.” Kata Bibi, menantu dari Nenek Oh.
“Apa yang akan kau lakukan jika aku menghubungi orang tuaku? Apa yang Shi Young lakukan salah sehingga dia pantas mendapatkannya?” kata Shi Kyung terlihat berani melawan demi membela adiknya. Si Bibi terlihat tak menyangka Shi Kyung berani melawanya. Bom melihat semuanya memilih untuk pergi. 

Ga Ram dan Shi young pulang bersama. Shi Young tahu Bom datang dengan Shi Kyung, tapi kenapa malah tiba-tiba pergi. Ga Ram juga tak tahu karena yang ia tahu keduanya berencana pergi menonton bioskop.
“Bom nampaknya punya banyak rahasia. Bisakah seorang pria sederhana seperti Shi Kyung menanganinya?” kata Shi Young ragu.
“Jangan remehkan Shi Kyung. Dia mungkin tampak sederhana kadang-kadang, tapi dia juga bisa mengejutkanmu. Kau sudah lihat sebelumnya.” Ungkap Ga Ram. Shi Young terlihat tak mengerti
“Apa Maksudmu saat dia marah pada wanita itu? “ kata Shi Young
“Yah.. Itu benar juga. Baik Bom maupun aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Tapi Shi Kyung benar-benar mengerti semuanya.” Kata Ga Ram.
“Itu karena dia adalah Oppa-ku.” Kata Shi Young bangga. Ga Ram mengejek kalau Shi Young memang memang Oppa-nya.
Shi Young seperti menarik kembali kata “Oppa”. Ga Ram piki apakah ada saatnya bisa mengerti yang dikatakan Shi Young ketika menangis, menurutnya Itu hampir seperti bahasa asing. Shi Young menyuruh Ga Ram Berusahalah, karena pintar jadi akan lebih cepat mengerti daripada Shi Kyung.
“Lalu, aku akan lebih sering membuatmu menangis Dengan begitu, kau akan berbicara bahasa asing itu..” Goda Ga Ram
“Apa maksudmu? Aku tidak sering menangis.” Kata Shi Young
“Ya benar. Kau sepertinya pernah menangis berkali-kali.” Ejek Ga Ram
 Apa Kau tahu kalau kau menjadi lebih dan lebih seperti Lee Shi Kyung.” Komentar Shi Young seperti tak menyadarinya.
“Shi Kyung ada di dalam diriku. Itu adalah hal yang baik.” Kata Ga Ram. Shi Young mengeluh Ga Ram seperti bangga ada kakaknya dalam dirinya.  


Shi Kyung mengejar Bom yang berjalan pergi begitu saja,  Akhirnya Ia berhasil menahaan Bom meminta agar mengatakan sesuatu. Bom menegaskan tidak ingin berbicara dengan Shi Kyung sekarang. Shi Kyung ingin tahu alasanya.
“Kita seharusnya menonton film. Apa ini karena Shi Young?” kata Shi Kyung menahan tas milik Bom. Bom langsung menariknya dan akan pergi.
“Kau harus memberitahuku agar aku tahu. Aku tidak akan tahu saat kau tidak memberi tahuku. Aku belum pernah punya pacar sebelumnya, jadi tidak tahu alasannya. Tolong beritahu aku. Katakan padaku, oke?” kata Shi Young
“Baik. Aku akan memberitahumu. Aku harus memberitahumu agar kau benar-benar kecewa denganku... Aku cemburu.” Akui Bom. Shi Kyung binggung kalau Bom yang Cemburu dan ingin tahu alasanya.
“Aku tidak punya siapa-siapa. Bahkan jika aku menelepon seseorang sambil menangis, tidak ada yang akan datang berlari seperti itu... Tidak pernah... Tidak pernah sekalipun.” Ucap Bom yang tinggal sendiri.
“Kau tidak cemburu pada Shi Young, kan? Kau sudah mengenalku. Shi Young dan aku adalah musuh.” Kata Shi Kyung berusaha menjelaskan
“Aku benci diriku karena menjadi seperti ini, jadi tinggalkan aku sendiri.” Ucap Bom
Shi Kyung menahanya karena tahu Bom itu punya ayah dan tampak sangat dekat dengan ayahnya. Bom terlihat makin marah menyuruh Shi Kyung pergi saja. Shi Kyung tak mengejarnya lalu ponsel menerima pesan [Ini wakil kepala sekolah. Aku masih akan menunggu besok.] wajahnya terlihat makin kesal.

Bom duduk dalam kamar terlihat memikirkan sikapnya dan melihat pesan yang dikirimkan Shi Kyung sebelumnya  [Berhenti. Kau akan menabraknya.... Lihatlah. Kau melihat-lihat.]
Shi Kyung duduk dengan wajah sedih melihat kursi Bom yang kosong karena  tidak hadir lagi. Lalu saat itu Wakepsek masuk kelas memanggil Lee Shi Kyung. Shi Kyung buru-buru menutupi wajahnya dengan buku agar tak terlihat tapi Wakepsek sambil bersenandung mengatakan “Aku sudah melihatmu.” 

Shi Kyung menemui wakepsek di ruangan, bingung dengan maksud “Pembayaran ditangguhkan.” Wakepsek meminta Shi Kyung untuk melakukan misi lebih dulu dan jika melakukan pekerjaan dengan baik pada misi itu, maka bisa membawakan kaktus.
“Itu tidak akan pernah terjadi.” Gumam Shi Kyung bersenandung kesal. Wakepsek ingin memberitahu misinya.
“Aku tidak penasaran.” Gumam Shi Kyung. Wakepsek meminta Shi Kyung mendengarkan saja walaupun  tidak penasaran. Shi Kyung kaget kalau Wakepsek bisa membaca pikirannya.
“Apa Kau kenal pasien Kim Jae Woong di Hospice? Kudengar Nenek Duk Boo memberinya sup pasta kedelai.” Kata Wakepsek. Shi Kyung membenarkan.
“Kau harus Pergi dan bawa ibunya ke sini. Dia tinggal di laut di Chungcheong-do.” Ucap Wakepsek.
“Kenapa saya harus melakukan itu?” tanya Shi Kyung. Wakepsek menjelaskan kalau Pasien ingin melihatnya dan Tidak ada yang bisa membawanya ke rumah sakit.
“Tapi, kenapa harus saya yang harus pergi?” tanya Shi Kyung
“Kau akan diberi kompensasi untuk biaya transportasimu” kata Wakepsek.
Shi Kyung terlihat senang tapi menolak karena sangat buruk dengan arah jalan. Wakepsek mengatakan akan sangat menyenangkan bagi pasien untuk menemui ibunya jadi bisa pergi dengan teman.
Bersambung ke Part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar