PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 13 Oktober 2017

Sinopsis While You Were Sleeping Episode 12

PS : All images credit and content copyright : KBS
Hong Joo dan Jae Chan duduk di cafe bersama. Hong Joo membahas kalau  Pria dalam mimpi Jae Chan yang bernama Kang Dae Hee menyerangnya. Jae Chan membenarkan lalu ingin tahu  Apa kasus yang diliput hari ini, apakah Ada yang berbahaya atau bisa menimbulkan dendam atau yang relevan dengan jaminan santunan kematian.
“Tidak semuanya. Aku hanya meliput tentang  kucing, bukan manusia. Kucing jalanan.” Ucap Hong Joo. Jae Chan binggung apa maksudnya Kucing jalanan.
“Ya. Seseorang membunuh kucing dengan racun potassium. Mereka menyuruhku meliput berita itu.” Ucap Hong Joo malas. Jae Chan pikir itu bagus.
“Apanya yang bagus? Mereka malah memperlakukanku seperti anak baru saat aku kembali bekerja.” Keluh Hong Joo
“Bukankah lebih baik daripada melakukan sesuatu yang berbahaya? Dan kenapa kau malu-malu begitu? Apa Kau tidak takut aku bermimpi kau sekarat karena pekerjaanmu? Itu bisa jadi mimpi.” Kata Jae Chan
“Itu bukan mimpi lagi. Di mana tempatnya? Apa Di gunung?” ucap Hong Joo. Jae Chan mengatakan bukan
“Apa Kau melihat payung hijau?” tanya Hong Joo, Jae Chan mengatakan tidak.
“Coba Lihat... Itu bukan mimpi. Semua mimpi itu baik-baik saja. Saat aku menyeberang jalan memegang tanganmu, maka ketakutanku, kekhawatiranku, dan lainnya, semua kulepaskan. Kalau tidak kulepas, maka aku tidak bisa jadi reporter.” Ungkap Hong Joo berani memegang tangan Jae Chan.
“Kau sudah berubah.” Puji Jae Chan. Hong Joo mengodanya dengan bertanya ini semua karena siapa. Jae Chan pun tersenyum
“Kang Dae Hee sedang menjalani persidangan. Seorang jaksa cerdas bernama Shin Hee Min yang akan bertanggung jawab untuk itu. Jadi Kang Dae Hee tidak akan bebas dan Tidak perlu bagimu untuk khawatir. Sebaliknya, Nam Hong Joo berjanjilah padaku.” Kata Jae Chan. Hong Joo bertanya berjanji apa maksudnya. 


Di lorong
Hee Mi mengumpat kesal dengan membereskan semua berkas karena Catatan berhamburan di mana-mana karena membuatnya buruk sekali. Sekertarisnya pikir tak perlu dibahas karena  bisa saja lebih buruk. Hee Mi pikir Semua ini karena Jaksa Jung, si mulutnya besar.
“Maaf karena punya mulut besar.” Ucap Jae Chan berjalan mendekat. Hee Mi langsung menutup semua berkas dilantai dengan sinis bertanya apa lagi yang dinginkannya.
“Apa Kau mau melihat catatan itu lalu mengkritiknya?” keluh Hee Mi
“Aku tahu kau pasti akan melakukannya dengan baik, tapi setidaknya berusahalah yang terbaik.” Ucap Jae Chan. Hee Mi pikir Jae Chan sedang mengodanya lalu mengumpat kesal.
“Aku hanya menghiburmu sebagai junior. Aku serius. Tolong nyatakan Kang Dae Hee untuk bersalah. Jaksa Shin Hee Min...” kata Jae Chan terlihat tulis mengulurkan tanganya.
Hee Mi seperti terkesima dengan ucapan Jae Chan akhirnya meraih tanganya, tapi jubah jaksanya terinjak oleh kaki Jae Chan yang membuatnya kembali terjatuh. Jae Chan melotot kaget, menanyakan keadaanya.
“Kau pasti sengaja!” ucap Hee Mi kesal. Jae Chan mengaku kalau hanya ingin membantunya. Hee Mi menyuruh pergi saja.
“Kau baik-baik saja?” kata Sekertarisnya. Hee Mi menegaskan kalau tidak baik-baik saja. Mereka berdua berjalan dengan jubah Jaksa yang harus dijahit karena robek. Beberapa orang pun memperhatikanya. 


Payung warna hijau terlihat menuruni mobil, Yoo Bum akan masuk ke pengadilan. Jaksa Lee masuk ruang sidang mengeser tempat duduk Sek Hee Mi dan juga Jae Chan. Jae Chan ingin tahu tujuan Jaksa Lee datang ke persidangan. Jaksa Lee mengatakan kalau  punya banyak waktu.
“Kau datang karena gugup dia tidak didakwa.” Ejek Jae Chan. Jaksa Lee mengelak karena ia sangat percaya pada Hee Mi. Sidang pun dimulai.

“Terduga Kang Dae Hee, saat hari adiknya meninggal, ia mencari segala macam dalam ponselnya. Saat kita menggabungkan semua kata pencariannya, kita bisa melihat motif kenapa dia membunuhnya dan merusak jalanan. Terdakwa sengaja menabrak Terowongan Domun dan membunuh adiknya sendiri. Kemudian dia mencari saksi di TKP.” Ucap Hee Mi memperlihatkan bukti yang dibawa.
“Dia takut motifnya akan terungkap kalau jasad korban diotopsi, jadi dia mencari bagaimana cara menghindarinya. Dia bergegas dengan mengkremasi mayat itu. Selama pemakaman, dia mencari "Bagaimana cara mengklaim asuransi kematian". Pada akhirnya..., dia mendapat 2,7 miliar Won, asuransi untuk adik laki-lakinya.” Ucap Hee Mi
Jaksa Lee dengan sengaja batuk sambil berkata kalau Dae Hee jahat dan mengumpatnya. 


“Kalau Anda berasumsi kalau dia membunuhnya dan mencari semua kata kunci ini, berarti ini rencana pembunuhan. Tapi, kalau dia tidak membunuhnya dan melihat kembali kata pencariannya, itu akan jadi cerita yang lain.” Kata Yoo Bum memperlihatkan kalimat yang ada di layar.
“Terdakwa tidak ingin merusak jasad korban. Dia ingin menghormati saudaranya.  Itulah sebabnya dia mencari, "Bagaimana meminta pembatalan otopsi". Karena alasan keuangan, Maka pemakaman tidak berlangsung lama. Jadi dia harus mempersingkat pemakaman karena harganya lebih sedikit dan mencari kata kunci "bagaimana cara mengkremasi". “ jelas Yoo Bum membela.
“Kesedihan karena kehilangan adiknya tidak penting dari saat tidak punya uang. Dia datang untuk memikirkan asuransi Dan dia pikir itu adalah hadiah terakhir. Itu sebabnya dia mencari semua kata kunci ini. Ini juga masuk akal.” Ucap Yoo Bum.
“Apanya yang masuk akal?” komentar Jae Chan  kesal melihatnya sampai semua orang menatapnya.
“Karena keuangannya yang sulit tidak mengalahkan saat kehilangan adiknya. Bagaimana dia bisa membayar 400 ribu Won per bulan untuk asuransi? Terdakwa sering membayar denda karena tidak memakai sabuk pengaman. Tapi pada hari kecelakaan itu terdakwa memakai sabuk pengaman. Sementara Adiknya tidak memakai sabuk pengaman. Apa ini semacam kebetulan?” ucap Hee Mi
“Dia sering membayar denda untuk itu. Itulah sebabnya dia memakainya hari itu.” Kata Yoo Bum
“Dia membayar denda bahkan setelah kecelakaan mobil. Bagaimana Anda menjelaskan ini?” kata Hee Mi 


Jaksa Lee sedang sambil batuk memuji Hee Mi, Yoo Bum pun hanya diam saja. Lalu diperdengarkan suara rekaman Dae Hee di dalam mobil, yang bertanya apakah adiknya mengantuk. Adiknya mengaku sangat mengantuk jadi akan tidur.
“Hari ini pekerjaanku sangat sulit, jadi Aku lelah.” Ucap Adik Dae Hee. Dae Hee pun menyuruh adiknya tidur saja dan akan dibangunkan nanti.
“Seperti yang Anda lihat kamera dasbor mobil pun berpindah menghadap ke atas. Apa yang tidak ingin dia rekam?” ucap Hee Mi
“Kalau dia tidak ingin merekam, seharusnya dia menghapusnya. Seperti yang bisa Anda dengar dari rekaman itu, adiknya akrab dengan kakaknya.” Ungkap Yoo Bum
“Saat aku mendengarnya, ada satu hal yang perlu diperjelas. Kenapa Anda tidak menginginkan otopsi? Kalau itu kecelakaan mobil, maka tidak perlu bagi Anda untuk menunda otopsi.” Kata Hee Mi
Yoo Bum mengangku kalau punya alasannya. Hee Mi ingin tahu alasanya.. Yoo Bum mengatakan kalau korban tidak mati dalam kecelakaan mobil. Semua dalam ruangan kaget termasuk Hee Mi, karena bukan seperti yang di inginkan. 


Seorang saksi duduk di tengah ruang sidang, Hee Mi bertanya apakah pria itu yang pertama tiba di lokasi kejadian dan meminta agar menjelaskan bagaimana saat menyelamatkannya. Saksi mengatakan kalau tempat duduk pengemudi baik-baik saja.
“Tapi, jok penumpang hancur total karena menabrak gerbang. Jadi aku tidak bisa menjelaskannya.” Ucap Saksi
“Terdakwa... Apa dia menyadari hal itu?” ucap Hee Mi. Saksi membenarkan.
“Apa Dia minta untuk menyelamatkan adiknya di jok penumpang?” kata Hee Mi. Saksi mengatakan Tidak. Hee Mi pun menyudahi pernyataanya.
“Aku telah membaca rekam medis dan mengatakan kalau darahnya tidak banyak. Tempat duduk penumpang memang hancur Tapi korban tidak berdarah. Apa itu terdengar aneh?” kata Yoo Bum.
Tuan Choi melihat tubuh korban kalau Kecelakaan mobil parah, tapi darah tidak banyak. Jaksa Lee mulai tegang,  Yoo Bum pikir artinya adikn Dae Hee ada  bekas luka tapi tidak ada darah atau Bisa jadi karena bekas luka itu dibuat setelah mati.
“Yang Mulia, pengacara membuat pernyataan hipotetis.” Ucap Hee Mi langsung berdiri
“Aku hanya menyimpulkan kalau korban tidak meninggal karena kecelakaan mobil. Aku hanya mendukung pendapatku sendiri.” Tegas Yoo Bum
“Apa Anda bilang korban tidak meninggal karena kecelakaan mobil?” kata Hakim Kim
“Bagi kami, klaim oleh jaksa bahwa korban meninggal dalam kecelakaan mobil terdengar lebih seperti pernyataan hipotetis kebenaran.” Kata Yoo Bum, Hakim meminta agar memberikan bukti itu.
“Suhu tubuh korban tepat setelah kecelakaan mencapai 35˚C. Bukankah ini terlalu rendah untuk dianggap sebagai suhu tepat setelah kematian?” kata Yoo Bum
“Ya, ketika seseorang meninggal, suhu tubuh menurun 1,5˚C per jam.” Kata saksi
“Ini berarti perbedaannya lebih dari 1,5˚C. Apa Artinya lebih dari satu jam sejak kematiannya?” kata Yoo Bum. Saksi membenarkan.
“Dikatakan bahwa kadar oksigennya nol. Apa jumlahnya normal?” ucap Yoo Bum. Saksi mengatakan tidak karena biasanya tidak tepat setelah kematian dan Perlu waktu lebih dari 1 jam untuk mencapai nol.
“Semua catatan di sini membuktikan bahwa korban meninggal sebelum kecelakaan mobil Inilah faktanya dan bukan pernyataan hipotetis.” Tegas Yoo Bum bisa membela klien dari mulutnya. 



Hyang Mi menerima pesan dari sidang lalu memberitahu Tuan Choi kalau  Pengacara Lee mengklaim bahwa korban tidak meninggal karena kecelakaan mobil, tapi Korban meninggal sebelum kecelakaan. Tuan Choi kaget mendengarnya.
“Bukannya kau juga memeriksanya? Kau bilang itu kecelakaan biasa.” Ucap Hyang Mi
“Itu memang kecelakaan mobil biasa, tapi korban tidak berdarah banyak. Woah. Pengacara Lee berpegang pada hal itu.” Ucap Tuan Choi tak percaya
“Entah dia meninggal karena kecelakaan mobil atau tidak..., tapi korban dibunuh demi santunan kematian, kan?” kata Hyang Mi. Tuan Choi mengatakan kalau ini berbeda lagi ceritanya.
“Seorang jaksa sudah mendakwanya karena membunuh dalam kecelakaan mobil. Kalau ini bukan kecelakaan mobil yang menewaskan korban, maka tidak peduli bagaimana korban meninggal, sidang ini akan menyatakan pembebasan.” Jelas Tuan Choi
“Tidak, misalnya saja korban meninggal karena sesuatu yang lain. Korban berada di dalam mobil sebelum dan sesudahnya. Dan di mobil hanya ada korban dan kakaknya. Lalu hanya ada satu orang yang cenderung membunuh yang lain. Bagaimana dia bisa mengaku bersalah?” ucap Hwang Mi kesal. 


Yoo Bum mengatakan kalau korban bisa saja meninggal karena serangan jantung. Semua kaget, Yoo Bum memberitahu Pada hari kejadian itu, korban mengalami kesulitan saat mengirim pesan dan saat tertidur, korban bisa saja meninggal karena serangan jantung.
“Setelah kematiannya, terjadi kecelakaan mobil.” Kata Yoo Bum. Hee Mi langsung mengatakan kalau Itu tidak masuk akal.
“Ini sangat masuk akal. Aku sebenarnya ingin tahu bagaimana korban bisa meninggal. Tapi Sangat disayangkan, Kalau ada salah satu dari kami melakukan otopsi maka kami sudah punya bukti kuat. Tapi, tidak ada satu pun yang menemukan bukti kuat itu.” Ucap Yoo Bum menyindir Jaksa Lee
“Setiap bukti tidak langsung tidak boleh bertentangan. Suhu tubuh korban, tingkat kejenuhan oksigen dan pernyataan pria penyelamat itu semua bertentangan dengan apa yang jaksa katakan. Tentu saja, kejadian itu mungkin memberi pemikiran bahwa terdakwa membunuh saudaranya sendiri.” Jelas Yoo Bum
“Tapi, walaupun ada 99 persen meyakinkan... Kalau ada satu persen kemungkinan kematian korban karena serangan jantung maka terdakwa dinyatakan tidak bersalah.” Kata Yoo Bum lalu duduk diam dalam ruangan” tegas Yoo Bum. Hee Mi menahan amarah begitu juga Jae Chan hanya bisa menghela nafas. Cha Hee duduk diruang sidang hanya bisa menangis.

Flash Back
Yoo Bum bertanya kalau Dae Hee tidak terbunuh dalam kecelakaan mobil, bagaimana membunuh adiknya. Dae Hee mengaku mengunakan Potassium sianida, lalu menceritakan Awalnya, kucing jalanan selalu membuat keributan Jadi memberi makan kucing untuk membunuh mereka Dan smendapat hasil yaitu 100 persen.
“Kenapa Anda melakukan ini terhadap adik Anda?” ucap Yoo Bum
“Kecelakaan mobil tidak menjamin 100 persen. Kalau dia kembali sadar, maka aku bisa mendapat masalah. Jadi saya menggunakan racun potassium sianida Dan berhasil 100 persen.” Jelas Dae Hee tanpa rasa bersalah.
“Apa polisi tidak mengetahuinya?” ucap Yoo Bum. Dae Hee mengatakan tak tahu
“Mereka tidak akan pernah tahu karena aku sudah mengkremasi tubuhnya.”kata Dae Hee yakin. 

Jae Chan bicara dengan Jaksa Park kalau  Ini sudah jelas Kang Dae Hee membunuh saudaranya dan apakah merkea benar-benar harus menerima bahwa tidak bersalah. Jaksa So  pikir mereka juga akan salah jika menuntutnya.
“Kalau bukan kecelakaan mobil, lalu apa?” ucap Jaksa Son. Hee Mi merasa kesal kala seharusnya tidak mengatakan ini sekarang.
“Tapi kenapa kau tidak melakukan otopsi? Ini semua karena kau tidak melakukan otopsi.”ucap Hee Mi dengan nada kesal. Jaksa Lee terlihat tak bisa menjelaskan.
“Semua dokter dan polisi bilang itu adalah kecelakaan mobil. Keluarga korban meninggal dalam kesedihan. Bagaimana bisa kita meminta untuk membedah jasad korban? Apa Itu sangat sulit meminta pada pihak keluarga?” ucap Jaksa Son
“Tidak bisakah kita mengeluarkan surat perintah lain pada hari pembebasannya? Kalau kita melepaskannya seperti ini, maka dia akan melakukan kejahatan yang lebih besar.” Kata Jae Chan
“Kau bilang Mengeluarkan surat perintah tentang apa? Kita tidak tahu bagaimana dia meninggal.” Kata Jaksa Park
Jae Chan mulai mengeluh pada atasanya. Jaksa Park menegaskan kalau ia juga tidak ingin melepaskan tersangka Tapi mereka tidak bisa mengabaikan aturan hukum dan mengeluarkan surat perintah tanpa alasan, bahkan tidak bisa menangkapnya. Jaksa Son pikir kalau ini masalah besar karena mereka tidak tahu bagaimana korban meninggal, jadi tersangka tidak bersalah.


“Pengadilan Distrik Seoul Hangang, Departemen Investigasi Kriminal Dua akan mengumumkan putusannya. Tahun 2016, nomor 2029. Terdakwa Kang Dae Hee..., untuk kasus pembunuhan ini, tidak dikenakan denda dengan memalsukan pembunuhan kecelakaan mobil, namun mengaku korban tewas sebelum kecelakaan itu.” Ucap Hakim
Kejadian sebenarnya, Dae Hee dengan sengaja mengarakan kamera ke atas. Ia menjemput adiknya yang pulang les, lalu memberikan minuman untuk adiknya. Adiknya terlihat sudah tak sadarkan diri, Dae Hee sengaja membuka sabuk pengaman lalu menabrakan mobilnya.
“Dia menolak tuduhan membunuh korban. Menurut bukti bahwa jaksa telah mengajukan, terdakwa mendaftarkan asuransi atas nama korban. Meski memiliki keuangan yang sulit, dia telah memberikan asuransinya setiap bulannya. Dia telah mempertahankan jumlah asuransi yang tidak masuk akal itu. Dia juga mengklaim santunan kematian, saat pemakaman saudaranya sendiri.”

Dae Hee menangis histeris melihat adiknya yang sudah dikeremasi, tapi ada senyuman bahagia karena bisa menerima uang asuransi. Adiknya yang mendengar putusan hakim, terlihat menangis. Yoo Bum duduk seperti tak percaya diri.
“Fakta yang tunduk pada penilaian memang ada dalam asumsi tidak langsung. Namun, dalam kasus ini, kami tidak yakin kalau korban tewas dalam kecelakaan mobil. Kami juga tidak yakin apa motif terdakwa sudah jelas. Pertanyaan-pertanyaan ini tetap ada di sini.”
Dae Hee sudah melepaskan baju tahannya dan akhirnya keluar menemui Yoo Bum lalu menjabat tangan bahagia karena sudah bisa membebaskanya.
“Dengan asumsi tidak langsung, tuduhan tersebut tidak memiliki cukup bukti. Selanjutnya, tidak ada bukti langsung untuk membuktikan kasus tersebut. Tuduhan untuk kasus ini hanya berlaku saat kejahatan tidak memiliki bukti lain. Pada bagian selanjutnya dari Hukum Pidana Pasal 325 dengan ini saya menjatuhkan hukuman kepada terdakwa.”


Jae Chan melihat dari lantai dua, Yoo Bum dan Dae Hee yang saling berjabat tangan. Yoo Bum pergi ke toilet, langsung mencuci tanganya dengan cepat mengumpat kalau Dae Hee itu sangat menyebalkan bahkan harus berjabat tangan dengannya sambil tersenyum.
“Kau banyak berubah, Lee Yoo Bum.” Ungkap Yoo Bum menahan tangisnya dan karena terlalu keras mengosoknya membuat tanganya terluka.
Jae Chan menemui Yoo Bum di toilet. Yoo Bum mengejek Jae Chan yang berusaha mengikutinya sekarang. Jae Chan tahu kalau Kang Dae Hee tidak bertanggung jawab dan Kasus yang ditangani Yoo Bum sudah selesai, jadi meminta agar mengatakan padanya. Yoo Bum tak peduli memilih pergi. 


“Kalau bukan karena kecelakaan mobil, bagaimana dia bisa membunuhnya? Apa Kau tahu? Hyung, kumohon... Beri tahu aku bagaimana dia membunuhnya. Aku harus tahu, supaya bisa membuat surat perintah penangkapan baru.” Ucap Jae Chan.
“Kenapa bertanya padaku? Kau harus cari sendiri. Kenapa malah tanya padaku?” ucap Yoo Bum sinis. Jae Chan memohon karena semua sudah berakhir.
“Kenapa kau memohon padaku jawaban yang sebenarnya?”ucap Yoo Bum
“Kang Dae Hee, si brengsek itu, telah mendaftarkan begitu banyak asuransi atas nama adik perempuannya juga. Kalau kita membiarkannya pergi, dia juga akan membunuhnya. Kalau dia membunuh lebih banyak orang, maka kaulah yang akan disalahkan!” kata Jae Chan.  Yoo Bum heran kenapa ia harus disalahkan.
“Kenapa menyalahkanku? Walau dia membunuh lebih banyak orang, maka aku tidak ada hubungannya dengan itu. Ini kesalahan jaksa penuntut yang tidak bisa memberikan bukti yang cukup! Jadi siapa yang memberitahumu untuk mengandalkannya sebelum mencari bukti? Harusnya kau cari bukti agar menangkap orang bersalah itu! Aku melakukan pekerjaanku sebagai pengacara. Apa pun yang terjadi ke depannya, itu sudah tidak ada hubungannya lagi denganku. Kau itu jaksa penuntut. Jadi belajarlah dari situ.” Tegas Yoo Bum pada Jae Chan. Saat Hee Mi juga bisa mendengar semua ucapan Yoo Bum. 


Di ruangan
Jae Chan terdiam seperti memikirkan caranya karena tak ingin Hong Joo terluka. Hyang Mi bertanya-tanya karena Jae Chan yang  terobsesi dengan kasus Jaksa Shin. Tuan Choi pikir kalau Jae Chan menyukai Hee Mi. 

Jae Chan mengingat kembali mimpinya Hong Joo dikejar oleh Dae Hee lalu menelp seseorang dengan nama “Kotoran Kecil” dan di ponsel Hong Joo terlihat nama “Kepiting Youngdeok”. Hong Joo pun mengangkat nanyakan kabar karena selama ini tidak pernah meneleponnya. Jae Chan ingin tahu keberadaan Hong Joo sekarang.
“Aku berada di Kantor Polisi Unit Tiga, menyelidiki kucing jalanan.” Kata Hong Joo yang duduk bersama Woo Tak
“Apa tidak ada yang terjadi?” tanya Jae Chan. Hong Joo mengaku kalau  mengharapkan sesuatu terjadi, jadi bisa melaporkan sesuatu pada seniornya.
“Kalau ada yang tidak beres, maka telepon saja aku.” Kata Jae Chan. Hong Joo mengerti. Lalu menutup telp.
“Maaf, aku terlalu banyak mengambil waktumu.” Kata Hong Joo. Woo Tak pikir tak masalah dan ingin mengantarnya pulang. 


Di depan kantor
Woo Tak memberitahu kalau Hari ini sangat sepi jadi tidak ada yang bisa dibicarakan. Hong Joo berpikir kalau Woo Tak pernah bertanya sesuatu tentang hal itu. Woo Tak mengaku ada anak kecil bilang kalau mereka melihat ada seorang pria memberi makan kucing dengan sepotong ayam.
“Tapi kami tidak tahu siapa pria itu.” Ucap Woo Tak. Hong Joo memikirkan tentang ayam.
“Aku juga pernah melihat seorang pria yang juga memberi makan kucing dengan sepotong ayam.” Ucap Hong Joo

“Benarkah? Apa Kau kenal pria itu?” kata Woo Tak. Hong Joo membenarkan. 
Jae Chan mencari-cari alasan Kenapa Kang Dae Hee menyerang Hong Joo, karena mereka tidak ada kesamaan. Dengan mimpinya yang memperlihatkan barang bukti Tuan Kang sebagai pelaku pembunuhan, Lalu mengingat ucapan Yoo Bum saat di persidangan “Semua catatan di sini. membuktikan bahwa korban meninggal sebelum kecelakaan mobil. Inilah faktanya.”
Ia mengingat juga ucapan Hong Joo “Seseorang membunuh kucing dengan racun potassium. Mereka menyuruhku meliput berita itu.” Jae Chan tiba-tiba panik dan langsung memanggil Tuan Choi. Tuan Choi kaget dan buru-buru menjauhkan ponselnya mengaku hanya membaca pesa spam saja.
“Saat kau memeriksa tubuh korban untuk kasus Kang Dae Hee, apa ada kemungkinan korban diracun?” ucap Jae Chan.
“Tidak tahu. Aku bahkan belum memikirkannya.” Ucap Tuan Choi lalu tiba-tiba seperti melihat sesuatu. Hyang Mi ketakutan melihat sikap Tuan Choi.
“Ada yang terlintas di pikiranku saat kau mengatakan "racun". Warna darahnya!” ucap Tuan Choi mengingat saat melihat mayat.
“Ya, biasanya warna darah berwarna merah kebiruan. Tapi warna darah korbann merah jambu, mendekati oranye. Ini adalah gejala bagi mereka yang terinfeksi dengan itu.” Kata Tuan Choi berusaha mengingatnya.
“Yang biasa membunuh seseorang. Yang itu...” kata Tuan Choi. Jae Chan menyebut “Potasium sianida”. Tuan Choi membenarkan.
“Darah berubah menjadi hijau kalau kau memakannya! “ kata Tuan Choi. Jae Chan langsung keluar ruangan. Tuan Choi ingin tahu kemana Jae Chan akan pergi, Hyang Mi ketakutan melihat kasusnya kali ini. 


Dae Hee pulang ke restoran melihat adiknya seperti sudah menunggunya, berpikir kalau sangat mengkhawatirkanya. Cho Hee menarik tanganya tak ingin disentuh oleh kakaknya dan langsung berdiri.  Ia mengatakan kalau ia ada di pihak kakaknya.
“Tidak peduli apa yang jaksa katakan, aku bersikeras kakakku tidak melakukannya.” Ucap Cho Hee. Dae Hee bertanya apa adiknya itu mengetahuinya.
“Tentu, aku tahu...Aku di sini karena apa yang kau katakan. Aku pergi untuk melihat persidanganmu.” Ucap Cho Hee
“Kenapa? Sudah kubilang jangan pergi.” Kata Dae Hee mengeluh pada adiknya.
“Suara dari kamera itu, Itu bukan suaranya. Tapi Kedua suara itu milikmu.” Kata Cho Hee. 

Flash Back
Di dalam mobil, dengan kamera mengarahk ke atas. Dae Hee sengaja berpura-pura menanyakan pada adiknya apakah mengantuk. Terlihat adiknya seperti sudah tak sadarkan diri. Dae Hee pun sengaja membuat suara seperti adiknya kalau mengantuk dan sangat lelah. Ia pun menyuruh adiknya agar tidur saja dan kecelakaan itu pun terjadi. 

“Oppa..., Apa kau benar-benar membunuhnya?” ucap Cho Hee benar-benar tak percaya
Saat itu Hong Joo dan Woo Tak sampai di depan restoran ayam. Woo Tak memastikan dulu kalau memang itu tempatnya.  Hong Joo membenarkan kalau pernah melihat pemiliknya memberikan ayam pada kucing. Woo Tak meminta Hong Joo agar menungu diluar dan menelp polisi kalau terjadi sesuatu.
“Permisi.. Apa Ada orang?” ucap Woo Tak mulai masuk. Adik Woo Tak terlihat ketakutan, Woo Tak hanya diam saja.
“Pak, apa semuanya baik-baik saja?” kata Woo Tak mendekat, tapi saat itu Dae Hee langsung menusuknya dengan pisau.
Hong Joo baru saja mengeluarkan ponsel kaget melihat Woo Tak sudah ditusuk, lalu masuk berusaha membantu dengan memukul mengunakan bangku. Woo Tak sengaja menahan kaki Dae Hee menyuruh Hong Joo agar segera lari. Hong Joo terlihat kebingungan akhirnya menarik Cho Hee untuk segera pergi.
Woo Tak berusaha menahan Dae Hee agar tak mengejarnya, Dae Hee sempat jatuh tapi akhirnya  menginjak luka Woo Tak yang membuatnya kesakitan.
Hong Joo sengaja berlari ke bagian tangga, lalu melempar sepatunya ke lantai bawah lalu berlari kebagian atas. 
“Apa Kau punya ponsel?” ucap Hong Joo. Cho Hee mengelengkan kepala karena tertinggal di toko.
Hong Joo kebingungan dengan keadaanya sekarang, di lantai bawah Woo Tak sudah tergeletak tak berdaya lalu ponsel Hong Joo jatuh dan suara polisi yang ingin tahu keberadaanya. Woo Tak tak bisa bergerak seperti tak bisa menahanya rasa sakitnya, lalu tak sadarkan diri. 
Dae Hee mengejar keduanya dan melihat sepatu dilantai bawah akhirnya pergi ke lantai bawah. Hong Joo sudah sampai diatap gedung. Hong Joo bersembunyi dibalik terpal tanpa sepatu. Lalu mengingat dengan ucapanya saat bertemu dengan Jae Chan sebelumnya.
“Tapi, Nam Hong Joo, berjanjilah padaku. Kalau sesuatu yang berbahaya terjadi padamu, maka aku juga bisa melihatnya dalam mimpiku.” Kata Jae Chan. Hong Joo seperti berharap Jae Chan bisa melihatnya.
“Kalau kau melihat ini dalam mimpimu... Kalau saat yang berbahaya datang, katakan padaku supaya aku bisa menyelamatkanmu.” Kata Jae Chan
“Jae Chan.. Kumohon... Datanglah sebelum terlambat.” Ungkap Hong Joo memohon
“Katakan padaku waktu dan tempatnya jadi aku bisa mengetahuinya dalam mimpiku.” Ungkap Jae Chan.
Hong Joo menyebut  tempatnya di Sanggu-dong, Gedung Suju. Di bagian atap, tanggal 11 April, Jam 10:12 malam lalu memanggil nama Jae Chan. Tapi saat itu terpal dibuka, bukan Jae Chan yang datang tapi Dae Hee yang bisa menemukan keberadaan keduanya.  Hong Joo dan Cho Hee menjerit ketakutan dan saat itu lampu dibagian atap menyala. Sosok Jae Chan datang dari kegelapan.
“Kang Dae Hee! Anda ditangkap karena telah meracuni saudara Anda sampai mati. Anda memalsukan kecelakaan mobil untuk menutupinya Dan mengklaim asuransi palsu. Anda ditangkap.” Ucap Jae Chan memperlihatkan surat penangkapan.
Bersambung ke episode 13

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar