PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 27 Oktober 2017

Sinopsis While You Were Sleeping Episode 18

PS : All images credit and content copyright : SBS
Bibi Kim memberikan pernyataan kalau  Nn. Yoo orang yang baik dan tulus, bahkan tidak pernah sombong meskipun terkenal, dan pasti selalu memberi hadiah untuk hari libur. Selain itu Pekerjaannya juga tidak berat di apartemennya. Jae Chan sibuk mengetik, Tuan Choi dan Hyang Mi ikut mendengarkan keterangan dari bibi Kim.
“Aku merasa tidak enak karena dia membayarku. Dan Ya ampun, tidak kusangka pria itu membunuhnya. Pria itu, Do Hak-Young, harus dihukum!” ucap Bibi Kim marah
“Berapa kali kau mengunjungi apartemen Nn. Yoo dalam satu pekan? Yanya Jae Chan. Bibi Kim menjawab Tiga kali. Senin, Rabu, dan Jumat.
“Apa kegiatan rutinmu saat berada di apartemennya?” tanya Jae Chan. Bibi Kim mengatakan mencuci dan memasak untuknya.
“Apa Kau tidak membersihkan apartemennya?” tanya Jae Chan.
“Dia sangat bersih dan rapi. Dan Sungguhny , tidak pernah ada yang perlu dibersihkan. Dia selalu membersihkan sofanya dengan rol pembersih serbaguna, dan ada robot vakum yang membersihkan lantainya setiap hari.” Jelas Bibi Kim. Jae Chan berhenti mengulang kata Robot vakum. 


Doo Hyun melihat gambar yang diperlihatkan Hong Joo, kalau itu saat robot vakum melindas kotoran anjing menurutnya itu Lucu sekali. Hong Joo menegaskan kalau Ini bukan sekadar foto lucu tapi pola yang dibuatnya dari vakum itu
“Tidakkah ini mengingatkanmu pada sesuatu?” kata Hong Joo. Doo Hyun binggung. Hong Jo memperlihatkan foto TKP Nona Yoon
“Bagaimana menurutmu? Kedua foto itu mirip, 'kan?” kata Hong Joo. Doo Hyun terlihat kaget.
“Hei. Jangan-jangan, darah yang ada di TKP...” teriak Doo Hyun yang membuat semua orang kantor menatapnya. 

Jae Chan lalu berpikir kalau pola itu dibuat oleh robot vakum. Bibi Kim dan yang lainya terlihat binggung. Jae Chan pikir itu akan memecahkan kasusnya, mereka selama ini kesulitan karena tak bisa mengetahui, bagaimana pola darah itu dibuat. Tuan Choi pikir itu benar.
“Kau bilang, Nn. Yoo sering pingsan akibat mengidap vertigo BPPV, 'kan?” kata Tuan Choi
“Ya, dia bahkan pernah dilarikan ke UGD.” Kata Bibi Kim
“Jadi, pasti kejadiannya seperti ini. Dia pasti pingsan akibat penyakit vertigo BPPV-nya, dan meninggal akibat cedera kepala.” kata Tuan Choi bisa membayangkanya
“Lalu, pasti robot vakumnya membuat pola itu dengan darahnya.” Ucap Jae Chan Yakin.  Hyang Mi yang mendengarnya  membuatnya
“Tapi kita tidak menemukan robot vakum itu di apartemennya.” Kata Tuan Choi. Bibi Kim mengatakan kalau Nona Yoo itu memilikinya dan merasa kalau Tuan Choi belum  memeriksa dengan teliti
“Tentu Aku sudah memeriksanya dengan teliti. Aku bahkan tahu pelat macam apa yang ada di lemarinya.” Kata Tuan Choi
“Apa Kau sudah mencari dengan teliti sampai ke luar apartemennya? Aku juga punya robot vakum. Tapi robot vakumku bisa terus bergerak. Alat itu akan keluar jika tidak menutup pintu, Alat itu bahkan jatuh dari balkonku. Mungkin robot vakumnya berada di sekitar apartemennya. “ kata Hyang Mi
“Apa warna robot vakumnya?” tanya Jae Chan. Bibi mengatakan warnanya merah. Jae Chan pun bergegas pergi keluar dari ruangan. 


Jae Chan pergi menemui petugas keamanan apartment, bertanya apkah Pernah melihat robot vakum yang mondar-mandir, di lorong atau lift. Petugas mengatakan belum pernah melihatnya di lorong atau lift Tapi bulan lalu, anak-anak menemukan robot vakum, di tanaman Bangunan 103, lalu memberikannya kepadanya.
“Kau bilang Bangunan 103?” kata Tuan Choi. Petugas membenarkan.
“Ahh.. Nn. Yoo tinggal di Unit 2009 di Bangunan 103.” Kata Tuan Choi lalu bertanya apa warnanya. Petugas pikir kalau warnanya itu  merah.
“Sempurna. Permainan ini akan usai jika terdapat darah pada alat itu. Dimana alat itu sekarang?” kata Jae Chan penuh semangat.
“Aku sudah lama membuangnya. Mungkin ada di tempat pembuangan limbah elektronik saat ini.” Kata Petugas. Keduanya langsung terlihat lesu. 

Keduanya sudah ada ditempat pembuangan seperti sebuah gunung besar, Tuan Choi mengeluh menurutnya tak mungkin bisa menemukan robot vakum itu. Jae Chan melepakan jasnya merasa kalau itu lebih mudah daripada mencari narkotika di pabrik tepung, karena takkan bisa menemukannya.
“Jika ada bisa menemukan robot vakum itu disini, maka aku akan memanggil dia dengan hormat selamanya.” Kata Tuan Choi
“Sungguh? Wah, aku tiba-tiba, merasa begitu termotivasi. Aku sangat bersemangat.” Ucap Jae Chan bersemangat untuk mencarinya.
“Jaksa Jung... Ayo kita kembali ke kantor dan meminta bantuan lagi, Kita bisa meminta bantuan asisten senior lainnya...” ajak Tuan Choi. Jae Chan menyuruh diam saja sambil terus mencari petunjuk.
“Wah.. Yang benar saja. Aku memakai sepatu baru hari ini... Ah, menyebalkan sekali hari ini.” Keluh Tuan Choi akhirnya ikut mencari dan sempat mengeluh karena ada yang membuat kimchi di dalam mesin cuci.
Jae Chan mendengar suara dari kejauhan “Hong-Joo, aku menemukan robot vakum lainnya.” Lalu suara perempuan sedikit tinggi “Sudah berapa kali kubilang? Warnanya merah, bukan hijau. Merah, mengerti?” Jae Chan merasa kalau bisa mengenal suara itu. 


Di balik timbunan, Jae Chan melihat Hong Joo dengan Woo Tak dan juga Tuan Oh. Hong Joo kaget melihat Jae Chan karena  akan menelepo saat berhasil menemukannya dan Kenapa bisa tahu ada disini. Jae Chan bertanya apa yang dilakukan Hong Joo ditempat penampungan sampah.
“Saat membaca komentar-komentar di internet, aku menemukan foto tinja berserakan yang disebabkan oleh robot vakum. Itu sangat mirip dengan pola darah di TKP. Netizen di negara ini memang sangat luar biasa.” Ucap Hong Joo. Jae Chan melihat penampilan Hong Joo yang mengunakan celana untuk bertani.
“Mereka seperti pasukan penyidik. Aku yakin pola darah di TKP tewasnya Nn. Yoo,. dibuat oleh robot vakumnya. Kami sudah menemukan beberapa, jadi, jika kau menganalisis darah yang terdapat pada...” ucap Hong Joo dan tiba-tiba Jae Chan memeluknya.
Woo Tak dan yang lainya hanya bisa melotot kaget,  Jae Chan mengucapkan Terima kasih. Tuan Oh mengeluh kalau mereka semua  telah bekerja mati-matian jadi meminta agar Jangan memberikan perlakuan spesial kepada satu orang saja, karena  sangat menyakiti perasaan dan harus adil, karena Jae Chan harus berterima kasih kepada mereka semua.
“Baiklah. Terima kasih.” Ucap Jae Chan menjabat tangan. Tuan Oh ingn memeluk Tuan Choi tapi Tuan Choi menolak karena bau keringat. Jae Chan pun memberikan terima kasih pada Woo tak.
“Tenang saja. Ini akan membersihkan nama Hak-Young. Aku yang seharusnya berterima kasih.” Kata Woo Tak
“Akulah yang paling layak mendapatkan ucapan terima kasih dari kalian!”kata Doo Hyun keluar dari tumpukan sampah. Hong Joo melihat Doo Hyun dibagian atas.
“Ini.. Luar biasa... Dia menemukan tiga buah.” Ungkap Woo Tak melihat Doo Hyun. Doo Hyun terlihat bangga ingin turun dari bagian depan, karena takut jatuh memilih untuk turun dari belakang.
“Maaf soal itu. Setelah analisis darahnya selesai,kau harus mengizinkan SBC meliputnya secara eksklusif.” Kata Doo Hyun memperlihatkan nama SBC. Jae Chan pun menganguk setuju. Semua memuji Doo Hyun memang luar biasa.
Tuan Choi melihat Doo Hyun langsung membicara dengan hormat pada Doo Hyun sesuai janjinya. Doo Hyun terlihat binggung. 


Semua terlihat tegang diruangan. Jae Cahn bertanya apakah sudah ada kabar dari tim forensik. Tuan Choi mengatakan Belum, karena mereka akan menelepon saat hasilnya keluar. Lama sekali. Hyang Mi bertanya Bagaimana jika DNA Yoo Soo-Kyung, tidak ditemukan pada darahnya
“Berarti, kita harus kembali kesana untuk mencari yang lainnya.” Kata Jae Chan
“Apa Kau mau aku kesana lagi?” teriak Tuan Choi kesal, tapi akhirnya meminta maaf mengakuketiduran,mdan bermimpi mendapatkan surat wajib militer.
Saat itu telp di meja Tuan Choi berdering, Tuan Choi langsung mengangkatnya.  Tuan Choi bertanya apakah hasilnya sudah keluar, lalu wajahnya terlihat sedih mengucapkan Terima kasih. Jae Chan dan Hyang Mi gugup berpikir kalau hasilnya buruk.
“Mereka menemukan darah pada 1 dari 6 robot vakum itu,dan berdasarkan analisis DNA-nya, itu darah Yoo Soo-Kyung!” kata Tuan Choi
“Ya! Luar biasa! Kita berhasil!” jerit Jae Chan bahagia memuji Tuan Choi yang sudah Kerja bagus.
Hyang Mi terlihat ikut bahagia saling  berpegangan tangan pada Jae Chan. Jae Chan terlihat binggung, Hyang Mi bahagai tak bisa melepaskan tangan Jae Chan, karena sangat langka. 


Hong Joo menerima dari pesan dari Jae Chan seperti tak percaya, kalau akan langsung menulis artikel, lalu memberitahu Woo Tak kalau tim jaksa menemukan darah Yoo Soo-Kyung. Woo Tak terlihat bahagai dan mengucap syukur.
“Siapa di antara kita yang menemukan robot vakum yang tepat?” kata Tuan Oh bangga. Woo Tak mengeluh kalau bahkan tidak penting.
“Aku harus kembali bekerja untuk menulis artikel. Sampai jumpa.” Kata Hong Joo. Woo Tak mengantar Hong Joo sampai ke dapan kantor.
“Hong-Joo... Soal pria yang menyerang Jae-Chan di mimpimu... Kurasa itu Hak-Young.” Ungkap Woo Tak. Hong Joo binggung  Bagaimana bisa mengetahuinya
“Aku bertemu dengannya beberapa hari lalu, dia memakai topi hitam. Tapi dia sudah dibebaskan, jadi mimpimu takkan menjadi nyata. Tapi untuk berjaga-jaga, aku ingin meminta bantuan kepadamu.” Kata Woo Tak. Hong Joo bertanya Bantuan apa itu
“Bisakah kau mewawancarai Hak-Young untuk artikel yang akan kau tulis? Selama ini, orang-orang tidak pernah bosan mengutuknya dan Pasti banyak yang ingin dia katakan. Dia akan menyedihkan jika tidak sempat meluapkannya. Itu bisa membuatnya melakukan perbuatan khilaf.” Kata Woo Tak. Hong Jo pikir itu benar.
“Tenang saja. Aku akan mendengarkan semua yang ingin diucapkannya.”ucap Hong Jo. Woo Tak pun mengucapkan terimakasih. 


Hee Mi melihat Jae Chan berjalan dilorong bertanya Kenapa  begitu bersemangat. Jae Chan mengatakan kalau Sebentar lagi, putusannya terhadap kasus Do Hak-Young akan disetujui yaitu Tidak bersalah, dan takkan mendakwanya. Hee Mi berhenti berjalan meminta waktu Jae Chan agar berbicara berdua.
“Apa Kau ingin mendakwanya meski dia tidak bersalah?.. Hei.. Apa Kau sudah gila?” ucap Jae Chan kesal.
“Tidak, aku waras. Dan aku tahu dia seharusnya tidak didakwa.” Kata Hee Mi. Jae Chan pun ingin tahu alasan Hee Mi yang bicara sembarangan?
“Jika kau membebaskannya, maka para reporter akan mengkritik penyidikannya lagi.” Ucap Hee Mi. Jae Chan ingin tahu apa yang harus dikritik.
“Kami menemukan bukti konkret bahwa dia tidak bersalah. Robot vakum! Kami bahkan menemukan darah Yoo Soo-Kyung pada alat itu.” Tegas Jae Chan merasa tak bersalah.
“Apa Kau pikir para reporter akan memutar keadaan seperti itu? Dengan menuliskan "Sebenarnya, kami keliru. Selama ini, kejaksaan benar." Apa Kau pikir mereka akan menulis itu?” ucap Hee Mi yang membuat Jae Chan terdiam. 


Di ruang rapat
Ketua Tim pikir mereka hanya menulis bahwa dia telah dibebaskan. Dan Jangan sampai lebih dari 15 detik. Hoo Jo ingin tahu  bagaimana dengan robot vakum itu, karena harus memberi tahu masyarakat soal hal ini, agar tidak mengkritik kejaksaan dan putusannya.
“Untuk apa kita mencemaskan itu? Jadi Buat singkat saja.” Kata Ketua Tim.
“Orang-orang akan terus memperlakukan Do Hak-Young seperti pembunuh.” Kata Hong Joo membela
“Lalu harus bagaimana? Selama ini, kita telah mengkritik kejaksaan dan Akan sangat memalukan jika informasinya diubah seperti itu. Kita harus mengubah informasinya.” Kata Ketua Tim.
“Bisa-bisanya kita mengabaikannya, padahal jelas mengetahui faktanya.” Keluh Doo Hyun
“Abaikan saja. Itu jauh lebih baik ketimbang menanggung malu.” Kata ketua Tim. Doo Hyun dan Hong Joo berteriak kesal.
“Ada sebuah hal yang disebut Hukum Gerak di industri berita. Jika kita tiba-tiba putar balik setelah sempat melaju lurus,. orang-orang akan menganggap kita apa? Hei, aku pernah menjadi seperti kalian. Jika kita terus mengganti ide, takkan ada orang yang mau menonton berita kita karena pusing.” Jelas Ketua Tim. 


Hee Mi yakin  Tak ada perusahaan media yang akan melaporkan kebenaran, soal kasus Do Hak-Young, bahakn Takkan pernah. Jae Chan meminta Hee Mi agar tak menyumpahi Hak Young. Hee Mi mengaku tidak berniat menyumpahinya tapi memberitahu kenyataannya.
“Media takkan pernah memihak kita. Pandangan masyarakat juga takkan berubah. Para pengunjuk rasa akan terus memprotes dan mengutukmu, dan mengkritik kinerjamu, untuk setiap kasus yang kau ambil.” Kata Hee Mi. Jae Chan hanya terdiam. 

Seung Won duduk di kantin bersama temanya, tapi dua temanya memilih untuk pergi. Tiga teman lainya mengejek pada salah satu pelajar yan duduk sendirian untuk makan siang bersama Seung-Won dan sebaiknya berteman dengannya.
“Kakaknya adalah seorang jaksa. Siapa yang tahu? Mungkin kakaknya bisa membebaskan ayahmu dari penjara.” Ucap Teman Seung Won.
“Yah.. Begitulah, keahlian kakaknya adalah membebaskan pelaku kriminal.” Ejek teman lainya. Seung Won  berteriak marah, tapi saat itu teman yang lainya sudah lebih dulu menyerang dan menendang temanya. Seung Won berusaha untuk merelai tapi malah seperti terjadi perkelahian antara pria. 

Hee Mi menegaskan kalau Jae Chan  harus mendakwanya. Karena jika Do Hak-Young membawa pengacara, untuk menangani persidangannya, maka akan tetap bebas. Ia pikir kalau Hak Young  akan dibebaskan dan orang yang selama ini mengkritik Jae Chan  akan mengincar hakim.
“Semua orang akan bilang bahwa kejaksaan melakukan yang terbaik.” Ucap Hee Mi. 

Jae Chan berjalan ke depan ruangan Jaksa Park masih mengingat ucapan Hee Mi “Kenapa kau rela menanggung semua kesalahan? Lebih baik Dakwa dia, dan jangan pernah terlibat lagi dalam masalah ini.” Jae Chan terlihat ragu untuk mengetuk pintu Jaksa Park dan memilih untuk menyandarkan tubuhnya terlihat binggung.
Flash Back
Jae Chan dan Hong Joo duduk didepan ruang IGD, Hong Joo menanyakan keadaan Jae Chan. Jae Chan dengan selimutnya mengaku kalau baik-baik saja dan meminta Maaf kalau sebelumnya sudah memukulnya. Tiba-tiba terdengar jeritan histeris dari ruang IGD.
“Lepaskan!... Kenapa kalian menghidupkanku kembali? Kenapa kalian menyelamatkan nyawaku?”
Jae Chan dan Hong Joo berlari masuk ruang IGD, kakak pelaku terlihat di pegang oleh beberapa perawat karena terus mengamuk.
“Kalian seharusnya membiarkanku mati! Kenapa kalian menolongku?” teriak kakak pelaku. Dokter meminta agar diambilkan Ultram. Kakak pelaku berteriak kalau ia ingin mati saja.
“Kau harus hidup, Pak... Aku... Aku tidak membencimu... Aku senang,... kau masih hidup... Jadi, kumohon... Tetaplah hidup.” Ucap Hong Joo menahan amarah dengan mengepalkan tangan lalu berlari pergi. Jae Chan dan kakak pelaku terlihat kaget mendengarnya.
Jae Chan berlari keluar ruang IGD, tak melihat Hong Joo hanya ada sebuah note ditempel di kursi. Lalu berlari keluar dari rumah sakit tapi tak melihat kemana Hong Joo pergi. Ia membaca note yang dituliskan Hong Joo.
“Ayahku bilang, amarah membuat hal yang sebenarnya baik-baik saja menjadi amat buruk. Menyelamatkan orang tentunya adalah hal baik, tapi aku tak bisa menahan diri saat itu karena aku sangat marah. Terima kasih. Andai tak ada kau, mungkin aku sudah hidup dengan penyesalan. -Dari Kastanye.-“


Hee Mi melihat Jae Chan seperti masih bimbang berjongkok didepan ruangan Jaksa Park.  Jae Chan mengaku kalau sudah membuat keputusan. Hee Mi pikir kalau Jae Chan akan mendakwanya. Jae Chan mengatakan tidak, yaitu takkan mendakwanya karena Hak Young tidak bersalah dan itu sudah jelas.
“Ya ampun, kau dungu sekali. Kau tidak pernah mendengarkan kata-kataku, kan?” keluh Hee Mi
“Aku mendengar semua kata-katamu, dan aku mengetahui yang kau cemaskan. Tapi yang akan siapa tahu? Mungkin ada beberapa reporter yang sama dungunya denganku.” Kata Jae Chan yakin 

Kepala Tim bertanya apakah Ada lagi yang ingin didiskusikan. Hong Joo dan Doo Hyun langsung mengangkat tangan.Ketua Tim mengeluh kalau bukan mereka berdua. Hong Joo mengaatakan Berita bahwa Do Hak-Young telah dibebaskan jadi ingin membuatnya berdurasi satu setengah menit penuh. Ketua Tim meminta agar tak membahasnya lagi karena sudah cukup jelas.
“Kita akan terlihat konyol jika meliput cerita itu secara penuh. Siapa yang mau melihat siaran berita yang terus mengubah informasi?” kata Ketua Tim.
“Bahkan sistem navigasi saja mencari rute terbaik lagi, saat pengemudinya salah mengambil jalan. Apa Anda bisa mengemudi dengan sistem navigasi yang terus menyuruhmu,. mengambil jalan yang salah? Saat ada sesuatu yang salah, kita harus memperbaikinya. Siapa yang mempercayai program berita yang membenarkan kesalahan?” tegas Hong Joo.
“Ya ampun, baiklah. Apa Kau ini pengawasku atau siapa?” keluh Ketua Tim.
“Untunglah dia bukan pengawasmu Andai jabatannya lebih tinggi daripada dirimu...” kata Doo Hyun memberikan kode akan membunuhnya. Ketua Tim hanya bisa menghela nafas panjang. 


Semua sudah bersiap kalau akan memulai wawancaranya. Ibu Hak young memberikan Hong Joo Kimbap untuk perjalanan pulang. Hong Joo menolak merasa Tidak perlu repot-repot. Ibu Hak Young pikir ingin melakukan sesuatu sebagai bentuk rasa terima kasih. Hong Joo pun tak bisa menolaknya.
“Hei, jaket itu membuatmu terlihat seperti preman, kau Pakai jaketku saja.” Kata Woo Tak. Hak Young pun bertukar jaket setelah dipasang mic.
“Hei, terima kasih. Ratusan reporter mengepungku saat aku ditahan. Tapi Kini setelah aku dibebaskan, hanya satu tim yang muncul.”ungkap Hak Young. Woo Tak membenarkan tersenyum melihat Hong Joo yang mau membantunya.

Hong Joo akan memulai wawancara. Hak Young menatap kamera dan terlihat gugup, bertanya pada Woo-Tak apa yang harus dikatana. Hong Jo meminta  Woo Tak agar Katakan saja sebebasnya semua yang selama ini di pendam. Hak Young terlihat gugup untuk meluapkan perasaanya dan berusaha menatap kamera.
“Jadi... Aku... Aku...tidak membunuhnya. Aku sungguh tidak membunuhnya... Aku,... tidak membunuh pemanah itu,... Yoo Soo-Kyung.” Kata Hak Young lal menangis histeris. Ibu dan Woo Tak serta Hong Joo terlihat menahan tangis ingin merasakanya. 


“Sejak diduga membunuh Nn. Yoo Soo-Kyung dan ditahan, Do hak-Young telah menjadi target amukan massa di Korea. Setelah mendengar putusan jaksa bahwa dia dibebaskan, dia bicara di depan publik bahwa dia tidak bersalah, tapi tiba-tiba tersedak dan tak bisa melanjutkannya.”
Semua pendemo sedang menonton berita dari ponselnya, kalau Kematian Nona Yoo adalah kecelakaan,bukan pembunuhan, mereka seperti merasa kalau itu sungguh valid. Jaksa Lee menyamar dengan rambut panjang dan kacamata hitam seperti ahjussi.
“Ya, itu valid... Pola darah pada lantainya dibuat oleh robot vakum, bukan dia.” Ucap Jaksa Lee. Dua orang merasa tak percaya kalau itu Robot vakum?
“Wah.. Kejaksaan sungguh hebat dalam menyelidikinya! Mulai sekarang, kita harus percaya dengan semua putusan jaksa.” Ungkap Jaksa Lee membanggakan kejaksaan.  Seorang pria dengan topi hitam, terlihat sangat marah membuang poster Nona Yoo yang selama ini melakukan protes. 

“Karena robot vakum yang mengandung darah Nn. Yoo ditemukan, kritik terhadap kejaksaan, telah reda. Kejaksaan membebaskan tersangka, Do Hak-Young, dan kasus itu telah ditutup.”
Tuan Yoo menonton berita dari rumah terlihat menahan amarah, dengan foto Tuan Yoo yang sedang menembak seperti punya hobi menembak. Yoo Bum sedang olahraga terlihat kesal.
“Karena Nn. Yoo adalah atlet yang dicintai seisi negara ini, Do Hak-Young, yang diduga membunuhnya...”
“Ini Harus kukatakan, Nn. Nam satu-satunya reporter, yang berusaha mengklarifikasi niat kita.” Ungkap Tuan Choi makan siang sambil menonton berita Hong Joo. Jae Chan pun berpikiran yang sama.
“Amarah membuat hal yang sebenarnya baik-baik saja menjadi amat buruk.” Ucap Hong Joo.
Jae Chan mendengar Hong Joo mengatakan kalimat yang sama dengan note yang ditinggalkan dirumah sakit, lalu mengingat cerita Hong Joo kalau ada seseorang yang memukulnya saat masih kecil. Hong Joo pun mohon maaf kepada Do Hak-Young dan para pemirsa.
Jae Chan seperti tak percaya kalau Hong Joo adalah orang yang selama ini dicarinya, lalu bertanya pada pegawai kemana Nyonya Yoon. Pegawai memberitahu ke apotek untuk mengambil obat pencernaan. Jae Chan langsung berlari pergi, Tuan Choi kembali dibuat binggung. 


Jae Chan berlari keluar dari restoran mengingat saat pertama kali bicara dengan Hong Joo. Ia kesal karena juga mengalami mimpi-mimpi itu dan kenapa Hong Jo memberikannya kepadanya. Hong Joo juga tak tahu. Hong joo yakin Pasti ada alasannya, kenapa harus mereka berdua yang mengalaminya.Jae Chan seperti sudah bisa menebak alasanya.
Flash Back
Sebelumnya, Hong Joo dan Jae Chan kehilangan ayah mereka di hari yang sama dengan pelaku yang sama. Jae Chan memberikan bola kasti yang sudah terbakar pada Hong Joo di rumah duka. Jae Chan berlari dengan wajah bahagia
“Anak yang menyelamatkanmu... Bukankah dia Hong-Joo? Kau terus melihat Hong-Joo di mimpi berkelana, jadi, dia pasti orang yang telah menyelamatkanmu.” Ucap Woo Tak
“Anak yang menyelamatkanku adalah anak laki-laki dan Bukan Hong-Joo.” Ucap Hong Joo yakin.
Jae Chan langsung menemui Ibu Hong Joo yang baru keluar dari apotek. Nyonya Yoon kaget tiba- tiba Jae Chan datang dengan nafas terengah-engah. Jae Chan ingin tahu  Apa julukan Hong-Joo, adalah Kastanye.  Nyonya Yoon kaget karena Jae Chan bisa tahu hal itu.
“Dia ingin menjadi pemain bisbol jadi, rambutnya dipotong pendek, dan itu membuat kepalanya seperti buah kastanye.” Kata Nyonya Yoon. Jae Chan langsung memeluk Nyonya Yoon dan mengucapkan Terima kasih banyak lalu berlari pergi. Nyonya Yoon binggung kenapa harus berterima kasih. 

Yoo Bum baru selesai gym menerima telp dari Tuan Yoo, kalau melihat beritanya bahwa Kejaksaan menemukan sesuatu yang sangat tidak berguna,. dan membebaskan Do Hak-Young. Tapi ia meminta Tuan Yoo tenang saja karena akan menemui para reporter dan membocorkan berita besar.
“Apa Anda sudah melihat foto-foto yang kukirim tempo hari? Dia Letnan Han Woo-Tak, Teman dekat Jaksa Jung. Ternyata Letnan Han dan Do Hak-Young,. pernah menjadi teman satu kamar.” Kata Yoo Bum menyakinkan
“Apa itu Berarti, jaksa itu membebaskan Do Hak-Young karena mereka saling mengenal?” kata Tuan Yoo suda melihat fota mereka bertiga yang terlihat dekat.
“Sebenarnya, aku berharap Jae-Chan... Maksudku, Jaksa Jung, tidak melakukan hal serendah itu, tapi kenyataannya, dia membebaskannya. Jadi, faktanya pasti seperti itu.” Kata Yoo Bum. 

Jae Chan pergi ke toko cincin memilih satu dengan permata batu rubi. Pegawai memuji Jae Chan yang memiliki selera bagus dan ingin tahu ukuran cincin kekasihnya. Jae Chan binggung karena tak tahu. 
Ia teringat sebelumnya, Hong Joo memberikan tali untuk cake memasangkan di jari kelingkinya, kalau nanti akan membutuhkannya. Hong Joo tersenyum merasa Hong Joo pasti telah melihat di mimpinya, lalu mengeluarkan ukuran jari Hong Jo yang masih disimpan dalam dompet agar mengikuti ukuran itu.
“Baik. Apa Anda memilih batu rubi, karena ingin mengungkapkan perasaan?” ucap si pegawai
“Aku ingin menemui teman yang sudah sangat lama kukenal.” Kata Jae Chan dengan senyuman lebar. 

Jae Chan mengirimkan pesan bertanya keberadaan Hong Joo karena  Ada yang ingin dikatakan. Hong Joo terlihat gugup dan mengirimkan pesan pada Woo Tak karena ingin tahu keberadaan Do Hak Young sekarang. Woo Tak duduk didepan Hak Young memakai topi hitam.
“Woo-Tak.. Sebenarnya,. Aku.. sempat khilaf saat itu. Dari Si wanita sialan yang melakukan pengerusakan di restoran ibuku, sampai polisi dan jaksa,. Maka aku berniat membunuh mereka semua. Aku hanya memikirkannya.” Ungkap Hak Young tak percaya kalau sampai memikirkan itu.
“Aku senang kau sudah sadar.” Ungkap Woo Tak melihat Hak Young yang membuka topinya.
“Rahasiamu aman denganku, jadi, jangan keluar dari kepolisian. Itu bisa dibilang keberuntungan. Keberuntungan yang tercipta karena kesalahpahaman.” Kata Hak Young. 




Hong Jo menerima balasan pesan Woo Tak “Aku dan Hak-Young sedang minum bersama. Kau tidak perlu khawatir soal mimpi itu lagi.” Senyumanya pun terlihat lalu membalas pesan Jae Chan. “Aku harus menemuimu dimana?”
Jae Chan keluar dari ruanganya dan Hong Joo tersenyum keluar dari kantor polisi.
Flash Back
“Andai aku benar-benar mengubah masa depan lebih awal... Maksudku, anggap saja aku telah melakukannya.< Lantas apa yang akan terjadi?” Hong Joo mengaku tak tahu.
Tuan Oh dan polwan mengecek jumlah pistol. Polwan memberitahu senjata api Tn. Yoo belum dikembalikan. Tuan Oh bertanya apakah sudah mencoba menghubunginya. Polwan mengatakan sudah tapi tak bisa dihubungi. Tuan Oh merasa kalau nama Yoo Man-Ho terdengar tidak asing.

Tuan Yoo siap dengan pistol laras panjang disamping bangku kemudinya, mobilnya melanjut dengan cepat.
“Jika kita menghentikan arus yang mengalir, jalannya akan teralihkan. Kita menghentikan hal yang seharusnya terjadi, maka mungkin waktu akan beralih dari jalan sebelumnya.” Gumam Hong Joo
“Jika waktu mengubah arahnya, kemana waktu akan pergi?  Segalanya akan lebih baik atau makin buruk?” gumam Jae Chan yang sudah siap dipinggir jalan memberikan cincin pada Hong Joo.
“Entahlah, karena aku belum mencoba untuk mengubah takdir. Yang kutahu pasti, mulai sekarang, waktu akan mengalir dengan cara yang berbeda. Entah itu baik, ataupun buruk.” Gumam Hong Joo menatap Jae Chan dengan senyuman bahagia melambaikan tangan.
Hong Joo melihat bola lampion yang sama dalam mimpinya, tiba-tiba sebuah mobil mengerem mendadak didepan zebra cross. Mobil dibelakangnya ikut berhenti langsung menyalakan klakson. Sampai akhirnya terdengar bunyi tembakan, dan mobil hitam langsung pergi.
Semua yang ada di pinggir jalan kaget melihat Jae Chan yang tertembak. Lampu hijau berganti, Hong Joo langsung berlari menyeberang jalan melihat Jae Chan sudah mengeluarkan banyak darah lalu berteriak histeris agar memanggil ambulance. Jae Chan tak bisa bertahan akhirnya tak sadarkan diri.
Bersambung ke episode 19

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar