PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 01 November 2017

Sinopsis Andante Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

[Episode 6: 30.912 Jam, 14 Tahun, 10 Bulan, 10 Hari]
Shi Young berbicara di telp dengan ibunya kalau ada di Hospice dan  akan membawanya pulang, Jadi akan mengurus permintaan maafnya, berpikir kalau itu Sudah cukup dan menutup telpnya dengan wajah kesal.
“Aku bahkan sudah memberinya surat, dan Nenek masih belum mau pulang.” Keluh Shi Young kesal. Saat itu terdengar suara neneknya
“Kau bilang Cincin? Sudah kubilang aku belum pernah melihatnya. Aku tidak pernah melihat cincin apa pun, jadi aku tidak tahu.” Kata Nenek Kim. Si menantu Nenek Oh penasaran Kapan cincin itu hilang
“Uh, omong-omong... Bisakah kau membantuku? Bisakah kau membaca ini untukku?” kata Nenek Kim memberikan surat yang diberikan Shi Young padanya.
“Aku tidak ingin membaca apapun, Kepalaku sakit.” Kata Menantu Nenek Oh ketus.
“Kau pasti pelit.” Ejek Nenek Kim. Menantu Nenek Oh mengeluh aklau ia bukan sekretaris  pribadi Nenek Kim jadi tak ada alasan untu membacakannya.
“Apa Kau tidak bisa membaca?” ejek Menantu Nenek Oh. Nenek Kim mengaku kalau ia memang buta huruf dengan wajah kesal kalau Menantu Nenek Oh pasti senang mendengarnya.
“Inilah kenapa aku tidak menyukaimu, Nenek! Kenapa kau menyebarkan suratku ke mana-mana?” ucap Shi Young datang dengan wajah kesal mengambil surat dari tangan neneknya lalu pergi.
“Gadis kasar itu... Gadis kasar itu dari tempat makanan cepat saji.” Ucap Si Menantu Nenek Oh mengingat wajah Shi Young.
“Diam!.. Siapa yang kau panggil kasar? Berapa kalipun aku melihatnya, kau adalah orang yang kasar di sini.” Ucap Nenek Kim membela cucunya. Menantu Nenek Oh seperti tak percaya melihat Nenek Kim tiba-tiba marah. 


Ga Ram berbicara pada Shi Kyung bertanya kalau si nenek yang memberikan langsunga. Shi Kyung membenarkan tapi ia benar-benar tidak berniat menerimanya. Ga Ram pikir Bahkan jika nenek Oh itu memberikannya pada Shi Kyung maka, semuanya akan rumit.
“Aku tidak tahu  bagaimana baiknya. Bukankah lebih baik membicarakannya dengan orang dewasa?” kata Ga Ram
“Orang dewasa mana? Ibuku sangat khawatir. Apa kau pikir itu Ibuku? Nenekku?” kata Shi Kyung seperti tak ingin membawa keluarganya
Shi Kyung seperti tak bisa berpikir, saat itu Shi Young menuruni tangga melihat kakaknya berbicara serius dengan Ga Ram dan ingin tahu apa yang berdua bicarakan
“Lee Shi Young, apa yang kau lakukan disini?” kata Shi Kyung kaget melihat adiknya ada dirumah sakit.
“Aku bertanya apa yang sedang kalian bicarakan. Apa kalian kehilangan sesuatu yang mahal?” kata Shi Young, Saat itu terdengar suara teriakan dari lantai atas. 
“ Kita tidak bisa  mengabaikan masalah ini. Jika kau mengatakan kau menghilangkannya..., Ajumma itu tidak akan mau tahu, dan dia  tidak akan membiarkannya begitu saja. Dan juga, kudengar Si Nenek Cincin dalam kondisi sangat buruk saat ini.” Ucap Ga Ram 


“Apa aku mengatakan sesuatu yang salah? Apa yang sudah kau lakukan dengan benar sehingga melihatku seperti itu? Aku sudah bertemu banyak jenis orang di sini. Tapi, aku belum pernah melihat orang sepertimu.” Ucap Nenek Kim marah
“Ada apa denganmu, Nenek tua...” kata Menantu Nenek Oh bertolak pinggang.
“Bong Sook adalah temanku, dan aku menyayanginya. Dia bukan orang asing bagiku, jadi aku harus mengatakan bagianku.” Ucap Nenek Kim. Menantu Nenek Oh heran apa masuk mengatakan bagianya menurutnya Nenek Kim tak ada hubungan denganya.
“Jangan menahannya. Katakan  semuanya dengan jelas, Dasar jalang.”kata Nenek Kim sudah tak bisa menahan emosinya. Si Menantu hanya bisa menjerit kesal 

Nenek Kim memberitahu kalau Nenek Oh yang tidak punya banyak waktu lagi untuk hidup jadi Paling tidak, orang seperti Menantunya itu harus mempunyai sopan santun. Si menantu merasa tak ada yang salah di perbuat, menurutnya Tidak ada orang yang bisa  melakukan sebanyak yang dilakukan. Saat itu Ga Ram, Shi Kyung dan Shi Young melihat adu mulut keduanya.
“Dia bisa saja  mati besok lusa. Apa cincin itu begitu penting? Dia membayar sekolahmu, membayar rumahmu, dan mengurusmu. Apa lagi yang kau inginkan?” ucap  Nenek Kim
“Diam saja jika kau tidak tahu apa-apa. Apa kau tahu berapa harga cincin itu?” kata Si menantu.
“Berapapun harganya, apa itu lebih penting daripada hidupnya? Aku bahkan tidak akan meninggalkanmu cincin tembaga!” ucap Nenek Kim. Menantu Oh menyindir kalau Nenek Kim bukan  walinya, bahkan seorang dokter
“Teman? Teman, apanya... Ibu mertuaku tidak pernah punya teman yang buta huruf sepertimu... Dasar nenek tua!” ejek Menantu Nenek Oh,
“Hei... Jangan dekat-dekat dengan nenekku.” Ucap Shi Young melindungi neneknya.
Shi Kyung seperti ketakutan memilih untuk bersembunyi dibalik tubuh Ga Ram.  Menantu Oh melihat Shi Young sebagai  gadis kasar itu dengan mengejek kalau Nenek dan cucunya satu set. Saat itu Dokter Park datang melihat keduanya bertengkar merasa heran. 


Nenek Kim bersama Dokter Park dan juga 3 remaja berkumpul diruangan. Dokter Park mengeluh dengan sikap Nenek Kim, karena tampaknya melakukannya dengan baik dan kemudian  meledak satu atau dua kali dalam setahun ini. Nenek Kim mengelak kalau ini pertama kalinya.
“Kau selalu mengatakan ini adalah pertama kalinya. Kenapa kau begitu keras kepala ingin berkelahi?” ucap Dokter Park
“Aku ingin mengabaikannya, tapi dia terlalu berlebihan. Dia tidak punya sedikitpun kasih sayang untuk ibu mertuanya. Dia selalu membicarakan cincin itu.” Kata Nenek Kim. Dokter Park akhirnya memuji sikap Nenek Kim yang melakukannya dengan baik.
“Shi Kyung dan Shi Young, kalian akan pulang, kan? Ayo pergi. Aku akan mengantar kalian pulang.”ucap Dokter Park.
“Tidak.. Semua orang keluar dan menunggu... Shi Young, kau tetap disini dan berbicara dengan Nenek.” Kata Nenek Kim. 

Nenek Kim bertanya Apa "Copo" itu penting sekali. Shi Young menegaskan kalau yang dimaksuda "Cos-Play." Dan itu memang sangat penting baginya. Nenek Kim mengaku  tidak akan membuangnya jika Shi Young mengatakannya. Shi Young menegaskan kalau  Bukan hanya itu.
“Kenapa Nenek tidak memberi tahuku kalau tidak tahu cara membaca bahasa Korea? Kenapa Nenek meminta wanita seperti itu, dibandingkan orang lain, untuk membaca suratku?” ucap Shi Young kesal. Nenek Kim pikir tak ada yang salah dengan hal itu.
“Nenek bahkan tidak bisa membaca, dan Apa kau ingin Nenekmu ini pilih-pilih orang?” kata Nenek Kim.Shi Young melihat mereka yang bertengkar  dan itu memalukan.
“Kau bilang Memalukan? Kenapa? Apa Karena nenekmu tidak bisa membaca? Apa Karena Nenekmu membuang benda "copo" itu? Karena aku melawan wanita kasar itu dan mengumpatnya? Hal semacam itu bukanlah sesuatu yang benar-benar memalukan. Aku mungkin tidak tahu apa-apa. Tapi, aku bukan seseorang yang patut dipermalukan.” Ucap Nenek Kim terus bicara tanpa henti dan Shi Young menatap bibir neneknya.
“Aku punya ide bagus. Nenek dan aku berada di posisi yang sama, jadi bagaimana dengan ini? Aku akan mengajarkan cara membaca bahasa Korea, Sebagai balasannya, Nenek bisa ikut talent show denganku.” Ucap Shi Young. Nenek Kim binggung tiba-tiba anaknya mengajak untuk pentas. 

Ga Ram memberikan minuman untuk Shi Kyung dan memberitahu kalau mereka bisa menelp ayahnya saat Shi Young sudah keluar dan Ayahnya akan datang dengan mobil. Shi Kyung menyebut panggilan “ayah” yang menurutnya sungguh menakjubkan.
“Aku belum pernah memanggil ayahku sebelumnya. Ketika aku masih sangat kecil, ayahku... Ayah hilang saat aku masih memanggilnya "Ayah, Ayah.".. Kau beruntung.”ungkap Shi Kyung. Ga Ram ingin tahu alasanya.
“Kau tidak perlu memisahkan tulang dari ikanmu.” Kata Shi Kyung. Ga Ram pikir Shi Kyung juga beruntung karena Banyak wanita di rumahnya.
“Aku sudah menyuruhmu untuk mengadopsi Shi Young. Oh, bukan. Kita membaginya.” Kata Shi Kyung dengan tawa bahagia bersama Ga Ram
“Apa yang sedang dibicarakan Shi Young dengan Nenekmu?” tanya Ga Ram.
Shi Kyung juga tak tahu tapi menurutnya mereka sama, dengan Kepribadian dan sikap keras kepala Bahkan cara mereka berdua menggunakan tangannya. Ga Ram pikir benar juga. Shi Kyung melihat kearah langit seperti tak percaya kalau banyak sekali bintang dan Semuanya terlihat sama juga.
“Seperti apa bentuknya... apakah cincin itu?” kata Bom dengan keduanya sama-sama melihat ke arah langit.
“Saat aku melihat bintang-bintang jatuh dari langit... Aku bertanya pada Ayahku. Ayah, apa yang harus aku lakukan pada saat seperti ini?” gumam Shi Kyung.
Bom menatap langit lalu melihat ponselnya ingin tahu bentuk dari cincin yang dihilangkanya.


Bom menarik Shi Kyung ke belakang sekolah. Shi Kyung bertanya apa yang ingin dilakukan Bom ditempat sepi.  Bom mengeluh ShiKyung yang masih bisa bercanda sekarang, lalu membahas cincin yang tak bisa ditemukan. Shi Kyung membenarkan kalau memang belum menemukanya.
“Apa yang akan kau lakukan? Itu semua salahku.”kata Bom
“Kau benar. Itu semua salahmu, jadi Kau harus ganti rugi.” Ucap Shi Kyung lalu tersenyum kalau hanya bercanda saja.
“Aku sedang memikirkan cara mengatasinya, jadi kau tidak perlu khawatir.” Kata Shi Kyung
“Apa kau punya ide?”tanya Bom. Shi Kyung mengaku belum memilikinya. Bom seperti merasa sangat bersalah menghilangkan cincin yang mahal. 

Bibi Oh berlatih mengajar tentang sejarah musik dan mondar mandir di lorong, Diam-diam Guru Kim melihatnya ingin tahu cara mengajar Bibi Oh. Bibi Oh yang merasa sangat gugup merasa sangat kepanasan dan ingin membuka jendela tapi malah membuat kertas-kertasnya terbang terbawa angin.
Guru Kim melihatnya langsung menyuruh Bibi Oh menutup jendelanya, dan merapihkan lemabran kertas yang berjatuhan dan menyapa lebih dulu. Bibi Oh mengaku sebelumnya baik-baik saja tapi sekarang tidak begitu yakin. Guru Kim selesai membereska kertas dan memberikan pada Bibi Oh.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Bibi Oh heran melihat Guru Kim hanya diam saja.
“Kau akan berlatih jadi Lebih baik melakukannya di depan audiens. Ketika aku mengambil alih kelas pengalaman kematian, aku sangat gugup dan merasakan beban seperti itu. Aku memanggil semua teman sekelasku dan membelikan mereka banyak minuman.” Cerita Guru Kim
“Lalu Aku membuat mereka mabuk. Mereka semua mabuk dan terbaring di tanah. Aku merasa jauh lebih baik setelah berlatih di depan mereka. Jadi Santai saja saat kau melakukannya. Tidak ada yang akan tahu jika kau salah. Dan juga, hal terburuk yang bisa terjadi adalah kau tidak akan mendapatkan pekerjaan itu.” Kata Guru Kim menyuruh Bibi Oh mulai mencoba mengajar. 


Bibi Oh dites mengajar dengan semua guru, termasuk kepala sekolah da wakilnya melihat cara mengajarnya didepan kelas. Sementara Shi Kyung sibuk menghitung, harga cincin itu 2 miliar won dan upah minimumnya 6,500 won.
“Membagi 2 miliar won  dengan 6.500 won. Berapa angka nol yang  ada di 2 miliar won?” gumam Shi Kyung lalu melihat teman sebangkunya tertidur meminjam untuk menghitung.
Bibi Oh mencoba mengajar  tentang Lagu yang membuat Tolstoy menangis berasal dari sebuah lagu rakyat dari pedesaan Ukraina, lalu tiba-tiba ketakutan karena melihat wajah kepala sekolah yang memelotoinya. Guru Kim memberikan semangat, Agar Bibi Oh bisa tenang. Akhirnya Bibi Oh bisa berbicara kembali dengan tenang mengajar dikelas.
“Jadi jumlahnya 30.912 jam, 14 tahun, 10 bulan, dan 10 hari!.. Itu gila!” teriak Shi Kyung berhasil menghitungnya. Semua orang yang ada didalam kelas binggung. Bibi Oh terlihat kaget karena keponakanya sendiri yang membuat hancur tes mengajarnya. Shi Kyung sadar kalau semua orang menatapnya karena berteriak. 

“Hei.. Lee Shi Kyung... Aku tidak pernah mengalami ini sebelumnya. Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, dan wali kelas ingin bertemu denganmu.” Ucap Joo Yeon
“Kenapa? Apa karena aku berteriak?” tanya Shi Kyung gugup. Joo Yeon juga tak tau karena hanya diminta untuk memanggilnya.
“Tapi, 30.912 jam... Apa itu?” kata Joo Yeon penasaran, tapi saat itu telp Shi Kyung berdering. Shi Kyung langsung mengangkat telp dari ibunya. 

“Hei... Apa yang sedang terjadi? Apa yang kau lakukan selama di kelas bibimu sehingga membuatnya menangis?” tanya Nyonya Oh. Joo Yeon memberikan kode agar Shi Kyung Jangan lewatkan latihan talent show.
“Aku memang menyebabkan beberapa masalah, tapi Dia tidak perlu menangis.” Pikir Shi Kyung
“Tidakkah kau tahu apa arti kelas itu bagi bibimu? Kau Langsung pulang setelah sekolah.” Tegas Ibunya.
Shi Kyung pikir Pada saat seperti ini, melarikan diri adalah yang terbaik, saat sampai didepan sekolah akalu lupa memberitahu Bom akan pergi. Wakepsek bisa menemukan Shi Kyung lebih dulu sebelum kabur, dengan bersenandung “Aku menangkapmu. Aku menangkapmu.”

Wakepsek mengajak Shi Kyung ke tempat yang banyak pohon kaktus, menurutnya tidak banyak yang bisa dilakukan, Shi Kyung karena tidak bisa mengembalikan cincin atau membeli yang baru. Shi Kyung membenarkan.
“Tidakkah sebaiknya kau mencari cara terbaik untuk mengatasi masalah ini?” kata Wakepsek. Shi Kyung bergumam dalam hati dengan nada kesal kalau sudah tahu dengan hal itu.
“Wakil Kepala Sekolah, apa itu cara terbaik?” keluh Shi Kyung dalam hati.
“Kau Ambil ini, dan temui Si Nenek Cincin itu. Kudengar kau belum menemuinya sejak kehilangan cincin itu.” Kata Wakepsek.
“Saya menemuinya, tapi menantu perempuannya ada di sana dan saat Saya kesana saat dia pingsan.” Kata Shi Kyung. Wakepsek menyuruh Shi Kyung untuk coba pergi kesana hari ini.


Bom memperlihatkan gambar cincin yang sama dengan yang dihilangkan. Si penjual bertanya apakah Bom meminta agar membuatkan cincin seperti ini. Bom ingin tahu Seberapa cepat bisa melakukannya dan Berapa harganya.
“Cincin ini adalah desain dasar, jadi aku sudah membuatnya. Apa kau mau melihatnya?” kata si penjual. Bom pun meminta agar ditunjukan.
Si penjual mencari dalam etalase,  dan memperlihatkan bentuk cincin yang sama milik Nenek Oh. Bom keluar dari toko perhiasaan, menelp seseorang kalau ingin mengambil pekerjaan yang sudah bicarakan sebelumnya, dengan nama Kim Min Ji dan akan segera datang.
“Tapi, bisakah Anda membayar di muka? Ini penting.” Kata Bom memohon, saat itu pesan dari ponselnya masuk “Kau tahu kita ada latihan talent show hari ini, 'kan?” Seperti Bom tak peduli karena harus berkerja.

Bibi Oh membawakan minuman untuk kakaknya. Nyonya Oh sedang menghitung pengeluarkan menanyakan  perasaan adiknya sekarang. Bibi Oh meminta maaf pada kakaknya, karena benar-benar berusaha melakukannya dengan baik.
“Apa Kau belum tahu,  Mereka bilang kau sudah menyelesaikan kelas?” kata Nyonya Oh..
“Benar, tapi aku tersandung kata-kataku sendiri. Bahkan Shi Kyung dan Shi Young akan dipermalukan olehku.” Kata Bibi Oh
“Mereka tidak tahu hal-hal itu, jadi Tunggu dan lihat saja.” Kata Nyonya Oh lalu merasa kesal dengan Lee Shi Kyung.
“Astaga, apa yang  terjadi denganku? Aku takut pada dunia dan takut pada orang lain juga.” Kata Bibi Oh sambil menangis.
“Jika terjadi hal-hal yang buruk, kau harus pergi menemui seorang profesional.” Kata Nyonya Oh. Bibi Oh bertanya siapa Seorang profesional. 


Saat itu terdengar jeritan suara dari dalam kamar,  Shi Young memperlihatkan video seorang nenek yang sedang melakukan rap. Neek Kim tak percaya kalau cucunya meminta melakukan seperti itu,  menurutnya itu tak mungkin karena ia bukan orang yang kasar.
“Itu hanya sebuah lagu... Kita tidak akan melakukannya seperti itu. Jadi Pertama, mengikuti irama” ucap Shi Young mengajarkan neneknya untuk melakukan rap. Nenek Kim seperti masih kaku untuk menari.
“Bukan begitu, tapi Nenek harus mengikuti irama. Gunakan lenganmu, dan gerakkan pinggulmu.” Kata Shi Young terlihat lincah.
“Apa pinggulmu sama dengan pinggulku? Tunggu sampai kau berusia 70 tahun., maka Pinggulmu tidak akan merasakan hal yang sama. Sudahlan.. Kau saja yang melakukannya.” Kata Nenek Kim menyerah
“Tunggu, Nenek... Sudah kubilang kalau aku akan mengajari Nenek cara membaca bahasa Korea.” Kata Shi Young
“Lupakan. Aku tidak masalah jika tidak tahu bagaimana cara membaca dan menulis.” Kata Nenek Kim tak peduli
“Nenek bilang buta huruf. Apa Nenek tidak punya harga diri? Nenek buta huruf.” Ucap Shi Young kesal
“Kau bisa melakukannya dengan temanmu. Kenapa kau menggangguku?” keluh Nenek Kim
“Kudengar Nenek sangat terkenal di Hospice. Jadi Kupikir orang-orang akan menyukainya.” Ungkap Shi Young
Nenek Kim tahu kalau ia memang sangat terkenal. Shi Young memperlihatkan kalau ponsel itu milik bibinya, jadi saat disekolah menontonya dan berlatih dengan bibinya. 

Bibi Oh mendengar dari luar panik berpikir Shi Young sudah gila. Ibu Shi Young menyuruh adiknya agar Lakukan seperti  kata Shi Young karena mungkin juga terlalu takut pada orang lain. Bibi Oh mengaku kalau itu tergantung pada orangnya dan buru-buru bersembunyi.
“Kau dimana, Jung Soo?” panggil Nenek Kim keluar dari kamar tak melihat bibi Oh, lalu bertanya apda Nyonya Oh apakah adiknya itu pergi. Nynya Oh menunjuk ke arah tempat adiknya bersembunyi, Bibi Oh pun tak bisa diam hanya bisa memberikan senyuman terpaksa. 

Shi Kyung sibuk mencari cincin di ilalang, Yong Gi membawa teko air mengumpat Shi Kyung yang datang ke semak-semak lagi. Shi Kyung bertanya apakah Yong Gi melihat sesuatu disini. Yong Gi mengaku melihatnya. Shi Kyung kage..
“Apa? Apa yang kau lihat?” tanya Shi Kyung. Yong Gi dengan nada mengejek kalau melihat Shi Kyung
“Aku melihat Bedah gila dua kali.” Ungkap Yong Gi lalu bergegas pergi. Shi Kyung terlihat kesal lalu menerima pesan”Si Nenek Cincin sudah bangun sekarang.
“Ayah, apa yang  harus kulakukan?” gumam Shi Kyung menatap kearah langit. 

Shi Kyung bertemu dengan Dokter kalau nenek itu mencarinya. Shi Kyung ingin tahu alasanya. Dokter juga tak tahu karena nenek Oh yang tidak sadar berhari-hari, lalu saat terbangun menanyakan Shi Kyung  dan Nenek Duk Boon, lalu mengajak untuk segera pergi menemuinya.
“Bagaimana dengan menantunya?” tanya Shi Kyung khawatir. Dokter mengatakan Nenek Oh sendirian jadi memintanya agar segera masuk.

Shi Kyung ketakutan menemui Nenek Oh yang ingin bertemu denganya dan ingin tahu ada apa dan berpikir kalau untuk mengembalikan cincinnya. Nenek Oh mengatakan bukan itu kalau hanya ingin bertemu dengan Shi Kyung saja. Shi Kyung binggung.
“Aku sadar dan bernafas lagi Dan aku ingin bertemu dengan seseorang. Terima kasih telah  datang menemuiku.” Kata Nenek Oh. Shi Kyung tiba-tiba langsung berlutu memegang tangan Nenek Oh.
“Apa yang sedang  kau lakukan? Duduklah dengan benar, Kau bisa kelelahan.” Ucap Nenek Oh.
“Aku minta maaf...  Tentang cincin yang Anda berikan padaku... Aku mencoba mengembalikannya pada Anda. Tapi Aku menghilangkannya di tepi sungai. Aku sudah menghitungnya. Aku bisa membelinya jika aku bekerja 8 jam selama 14 tahun dan 10 bulan. Aku tidak punya cara lain untuk mengembalikannya kepada Anda.” Ucap Shi Kyung sambil menangis.
“Aigoo, untuk mendapatkan kembali cincin itu... Aku harus hidup lama.” Kata si nenek dengan senyuman.
“Maaf, cincin itu adalah segalanya untuk Anda. Aku minta maaf.” Kata Shi Kyung. Tiba-tiba nenek Oh meminta agar Shi Kyung mendekat memberitahu tentang cincin.


Shi Kyung keluar dari kamar masih dengan wajah melongo, lalu ada pesan masuk ke dalam ponselnya. Ia bertemu dengan Bom direstoran dan melihat sebuah cincin milik Nenek Oh, lalu bertanya Di mana menemukan cincin ini. Bom berbohong kalau menemukanya ditempat mereka duduk.
“Ini tidak ada disana  saat kita mencarinya.” Pikir Shi Kyung heran
“Itu terkubur di dalam tanah. Aku membersihkan kotorannya.” Kata Bom mencari alasan.
“Wow, hanya memikirkan cincin ini... Tapi, cincin ini palsu.” Kata Shi Kyung. Bom kaget bertanya Bagaimana mengetahuinya.
“Bagaimana lagi aku  bisa tahu tahu itu? Si Nenek Cincin memberitahuku.” Kata Shi Kyung. Bom tak percaya kalau cincin milik si nenek ternyata palsu
“Tapi Kapan kau pergi mencarinya?” tanya Shi Kyung. Bom mengaku kalau itu  Tadi malam.
Shi Kyung ingin tahu tadi malam jam berapa. Bom mengaku mungkin jam 8 malam.  Shi Kyung mengingat saat jam delapan dan melihat ponselnya saat menerima pesan kalau nenek Oh sudah sadar jam 8 malam dan ia masih ada di semak-semak.
“Itu aneh... Aku berada di sana pada waktu itu.” Gumam Shi Kyung. Bo melihat Shi Kyung terlihat binggung.
“Secara kebetulan...Apa kau melihat orang gila?” tanya Shi Kyung. Bom melonggo binggung. Shi Kyung tak ingin membahasnya menurutnya  Hanya omong kosong belaka.
“Perasaan aneh apa yang kurasakan ini?” gumam Shi Kyung dan mencoba membahas untuk talent show?
“Ketua kelas mengatakan untuk menelepon jika kau tidak hadir setiap saat. Kau akan melakukannya, bukan?” kata Shi Kyung. Bom menganguk. Shi Kyung pun merasa lega mendenganya. 

Ga Ram heran melihat Shi Kyung sudah menemukan cincin itu, tapi terlihat masih binggung. Shi Kyung merasa sudah memikirkanya menurutnya Menantu perempuan itu dan ia tidak begitu berbeda, karena tidak memikirkan Nenek.
“Wanita itu hanya menginginkan cincin ini. Aku tidak khawatir dengan Si Nenek Cincin. Aku hanya khawatir kehilangan cincin ini. Jadi Kami sama. Ketika dia bilang ingin bertemu denganku, aku merasa sangat menyesal padanya. Jujur saja, aku hanya khawatir dengan cincin ini. Aku tidak terlalu  memikirkannya.”akui Shi Kyung
“Dan juga, aku merasa bersalah pada Bom. Kenapa Bom pergi dan menemukan cincin ini?” ucap Shi Kyung.Ga Ram binggung apa maksud ucapanya itu. Shi Kyung tak ingin membahas dan melupanya.
“Kau menemukan cincin itu sekarang, jadi fokus saja pada Talent Show. Suasana hati sudah turun drastis karena kalian semua sudah tertekan” Kata Ga Ram. Shi Kyung mengangguk mengerti dan akan mengembalikan cincin ini


Tim Shi Kyung mulai menari seperti yang ada dalam video milik Ayah Shi Kyung, beberapa murid awalnya terlihat kaku sampai akhirnya Shi Kyung dkk bisa menirukan gerakan sama seperti si penari.
Shi Young mengajak neneknya untuk bergaya hip hop dengan topi dan juga jaket. Nenek Kim mengeluh kalau pinggulnya terasa sakit karena tak bisa mengerakan tubuhnya. Bibi Oh melihat dari balik pintu, Nenek Kim yang berlatih seperti yang diajarkan.
Ga Ram dkk juga berlatih tarian mereka dalam talent show. Mereka seperti sudah siap dan kompak memperlihatkan tarian mereka. Shi Young dan Neneknya juga seperti sangat kompak bukan seperti kucing dan anjing seperti dulu. 

Nenek Kim tertunduk malu melihat pakaianya yang berbeda, jaket merah celana jins pendek. Nenek Oh hanya bisa menahan tawa melihat temanya yang bergaya kekinian dengan rambut putih. Nenek Kim pun menanyakan keadaan temanya dan merasabelum melihat menantu perempuannya.
“Dia tidak punya alasan untuk datang lagi. Jadi Dia akan datang saat aku meninggal.” Kata Nenek Oh
“Oh, wanita yang jahat. Aku bertengkar dengannya. Apa kau mendengarnya?” ucap Nenek Kim terlihat kesal
“Terima kasih... Jangan salahkan menantuku... Itu karena caraku menjalani hidupku.” Kata Nenek Oh
“Lalu Dimana cincin itu bisa hilang?” tanya Nenek Kim. Nenek Oh mengaku kalau juga penasaran.
“Aku iri padamu. .. Kau bisa menari.” Ungkap Nenek Oh. Nenek Kim mengatakan kalau ia menari bukan karena keinginannya.
“Cucu perempuanku memohon padaku untuk melakukannya.” Kata Nenek Kim
Nenek Oh pikir ia bisa hidup seperti temanya, Nenek Kim pikir kalau Rumput tetangga selalu lebih hjau dan  Tidak ada sesuatu yang  membuatnya iri dengan kehidupanya.
Shi Kyung masuk ruangan memberitahu neneknya kalau Shi Young mencari Nenek. Nenek Kim mengeluh kalau Shi Kyung pasti akan muntah lagi lalu pamit pergi pada temanya. Ia menegaskan pada nenek Oh harus memilihnya jadi  akan memenangkan hadiahnya. Nenek Oh tersenyum melihat temanya yang pergi. 


Shi Kyung bertanya apakah Nenek Oh akan datang untuk melihatnya nanti. Nenek Oh menjawab itu sudah pasti kalau akan memilih Shi Kyung dan bukan neneknya. Shi Kyung mengejek Nenek Oh seperti pengkhianatan. Keduanya pun tertawa, tiba-tiba Nenek Oh memberikan cincin pada Shi Kyung.
“Ada apa lagi dengan ini?” tanya Shi Kyung binggung. Nenek Oh mengatakan tidak menginginkannya.
“Cincin ini sama sepertiku. Mereka adalah Palsu, berpura-pura menjadi asli. Jadi Masukkan ini ke dalam peti matiku. Pastikan tidak ada yang tahu, karena Akan ada keributan besar untuk mencari ini begitu aku mati. Aku tidak ingin melihat itu terjadi bahkan setelah mati.” Pesan Nenek Oh. Shi Kyung hanya bisa terdiam.
“Shi Kyung... Jangan terjebak dalam hal-hal palsu.” Kata Nenek Oh. Shi Kyung pun menganguk mengerti mendengar nasehat nenek.
“Wahh.. Aku mengatakan hal-hal yang tidak berguna  kepada anak laki-laki yang akan menari.” Kata Nenek Oh merasa bersalah dengan mengangkat tangan untuk high five, Shi Kyung pikir Nenek Oh itu memiliki memori yang bagus.
Bersambung ke Part 2

                                                                   
FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar