PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 24 November 2017

Sinopsis Andante Episode 9 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
“Kenapa aku tidak bisa dapat uang?  Aku bahkan menjual pertanyaan ujian...  Bagaimanapun, aku yang akan mengurusnya. Jangan hubungi aku lagi.  Anggap saja aku sudah mati!” ucap si Pria dan tiba-tiba langsung terjatuh pun jatuh. Shi Young dan Ga Ram melonggo kaget dan bergegas menghampirinya. 

[Episode 9: Apa Kau Musim Semiku?]
Shi Young dan Ga Ram menunggu didepan ruangan, Dokter pun keluar setelah memeriksa si pasien. Ga Rma khawatir menanyaakn apakah tidak masalah kalau dia terus belajar. Dokter Lee mengataIni terlalu berat bagi pasien , tapi menurutnya memang ada pasien terminal seperti pria itu. Ga Ram dan Shi Kyung hanya saling menatap binggung.
“Ini Sulit dimengerti, 'kan? Bagaimanapun, pekerjaan kalian berdua bagus.” Ucap Dokter Lee lalu pamit pergi.
“Kita akan terlambat masuk sekolah.” Kata Ga Ram
“ Apa Mau belajar sepanjang malam di rumahku malam ini?” kata Shi Young. Ga Ram tak percaya kalau Shi Young akhirnya berubah pikiran?
“Aku tidak punya kepercayaan diri untuk menyelesaikan studiku. Ibu tidak akan berpikir itu aneh jika Shi Kyung belajar bersama kita.” Kata Shi Young. Ga Ram setuju dan mereka harus bergegas pergi karena pasti terlambat masuk. 

Shi Kyung bergegas memasukan semua buku ke dalam tas sambil mengajak bicara pada ayahnya agar bisa membantu seperti sebelumnya.
“Ayah, kau tahu kemana aku pergi hari ini? Ibu tidak akan membiarkanku pergi jika aku memberitahunya. Jadi, aku akan memberitahunya kalau akan tidur di rumah Ga Ram. Haruskah aku memberitahu Ga Ram tentang itu atau tidak, jika aku ingin lolos dari ini?” ucap Shi Kyung.
Ibunya memanggil kalau Shi Kyung akan telat, Shi Kyung berteriak kalau akan segera pergi. Ibunya berteriak kesal anaknya sudah terlambat tap tak sadar. Shi Kyung memutuskan untuk tak memberitahu Ga Ram kalau akan kabur, karena menurutnya Ga Ram sedikit bermulut besar.
Guru Park dengan sengaja ingin menutup pintu saat melihat Shi Kyung yang akan masuk. Guru Park malah mengejek Shi Kyung yang akan masuk. Shi Kyung berbicara pada gurunya karene penasaran jadi ingin tahu tentang nilai etika.
“Kenapa aku mendapatkan nilai nol? Aku memberikan jawaban hari itu. Aku seharusnya tidak mendapatkan nilai nol jika memberi jawaban.” Ucap Shi Kyung.
“Aku mengajukan pertanyaan tentang pelajaranku. Daebak.” Gumam Shi Kyung seperti tak percaya
“Ikuti ujian lagi jika kau mau.” Kata Guru Park
Saat itu Ga Ram dan Shi Young datang, memberitahu terlambat karena harus mengantarkan pasien ke Hospice. Shi Young melihat kakaknya ada didepan pager mengeluh kalau ia terlambat lagi. Shi Kyung mengumpat kalau adiknya juga terlambat.
Guru Park akhirnya mempersilahkan masuk, Ga Ram masuk lebih dulu tapi setelah itu pintu langsung ditutup. Dua kakak beradik melonggo binggung begitu juga Ga Ram. Ahkhirnya Shi Kyung diberi hukuman menyapu sekolah. 


Guru Park mengatakan tidak akan memberitahu. Bibi Oh memohon agar Guru Park Jangan seperti itu dan meminta tolong katakan, Apa Shi Kyung itu buruk. Guru Park mengaku Bukan begitu tapi Justru sebaliknya Bibi Oh pun ingin tahu alasan keponakanya mendapatkan nilai nol.
“Aku tidak akan memberitahumu jika kau akan berdebat denganku.” Ucap Guru Park mendengar suara bibi Oh dengan nada tinggi.
“Tidak, aku tidak akan berdebat denganmu. Aku hanya penasaran. Jika dia kebalikan dari hal buruk, berarti dia cukup baik. Kenapa dia mendapatkan nol?” ucap Bibi Oh membela.
“Tentang Shi Kyung... Dia sangat kreatif, tapi terlalu emosional. Kupikir dia berotak kanan dan tidak berotak kiri.” Ucap Guru Park
“Apa emosional itu buruk?” keluh Bibi Oh dengan nada tinggi.  Guru Park pikir kalau Bibi Oh ingin berdebat dengannya
“Lupakan saja jika kau akan seperti itu.” Kata Guru Park. Bibi Oh mengaku  tidak mengatakan kalau  salah jadi meminta agar bisa menjelaskan lagi.
“Jadi... kupikir Lee Shi Kyung memiliki beberapa potensi. Aku sedang meyakinkannya, jadi kau cukup tahu itu.” Ucap Guru Park.
Bibi Oh menahan Guru Park agar tak pergi. Guru Park memperlihatkan tissue yang dibawanya kalau akan pergi ke toilet. Akhirnya Bibi Oh mempersilahkanya dan berpikir kalau mencoba meyakinkannya. 


Shi Kyung bergegas pergi dan pamit pada ibunya kalau  akan menelepon dari rumahnya Ga Ram. Nyonya Oh bergegas menghampiri anaknya memberikan makanan, karena akan belajar dengan Ga Ram. Shi Kyung menganguk mengerti.
“Apa hanya kau dan Ga Ram?” tanya Nyonya Oh.Shi Kyung terlihat gugup. “Apa Ibu tahu temanku Bong Gu? Dia juga akan ada di sana.” Kata Shi Kyung menyakinkan.
“Ibu mengizinkanmu pergi karena itu adalah Ga Ram.” Ucap Nyonya Oh. Shi Kyung pun segera pamit pergi pada ibunya.
Ga Ram dan Shi Young datang bersama melihat Nyonya Oh dan Shi Kyung ada didepan rumah. Shi Young memberitahu  ingin belajar semalaman di rumah bersama Ga Ram dan kakaknya juga bisa belajar. Nyonya Oh binggung karena berpikir anaknya  akan pergi ke rumah Ga Ram. Shi Kyung menatap sinis pada adiknya, ibunya pun terlihat marah dibohongi oleh anaknya. 


“Oh. Yang benar saja, Ayah? Kupikir aku akan lolos begitu saja jika tidak menceritakannya kepada Ga Ram tentang hal itu!< Tapi Apa ini? Ya... belajar dengan giat. Maafkan aku.” Gumam Shi Kyung melihat keduanya terlihat sangat serius belajar.
Shi Young melihat kakaknya akan keluar dari kamar, bertanya mau kemana. Shi Kyung dengan malas kalau ingin pergi ke kamar mandi, tapi saat itu juga ia pun kabur dari rumah.

Beberapa saat kemudian Nyonya Oh datang  membawakan beberapa makanan ringan, lalu menanyakan keberadaan Shi Kyung.  Shi Young memberitahu kakaknya bilang ingin ke kamar mandi tapi lama sekali. Nyonya Oh heran karena Bibi Oh ada di kamar mandi. Shi Young sudah tahu kalau kakaknya pasti kabur.


Shi Kyung bergegas pergi menemui Bom yang sudah menunggunya, lalu bertanya Bagaimana dengan ayah Bom karena hanya menunggu sendirian. Bom mengatakan kalau akan menemui di tempat memancing jadi mengajak mereka untuk segera pergi saja.
“Aku tidak bisa membawa apapun karena terburu-buru” ucap Shi Kyung
“Tidak apa-apa. Kita hanya perlu naik bus sebentar. Jadi Ayo pergi.” Ucap Bom. 

Nyonya Oh yang panik bingung karena Shi Kyung  tidak mengangkatnya dan ingin tahu pergi kemana jam segini. Bom dan Ga Ram tak bisa berkata-kata. Nenek Kim keluar dari kamar mengeluh karena sangat berisik dan berpikir kalau anak-anak sedang belajar.
“Shi Kyung kabur.” Ucap Nyonya Oh. Nenek Oh kaget ingin tahu kemana dan dengan siapa.
“Apa Shi Kyung punya teman bernama Bong Gu?” ucap Nyonya Oh. Ga Ram memberitahu Tidak ada yang bernama Bong Gu di kelas kami.
“Dia menemui Bom... Itu adalah Bom.” Kata Shi Young yakin dengan tebakanya. Nyonya Oh panik kemana Shi Kyung larut malam begini.
“Dia seperti ayahnya.” Kata Nenek Oh dengan senyuman. Nyonya Oh binggung maksud ucapan ibu mertuanya.
“Saat Shi Yoon seusia Shi Kyung, dia kabur pada malam hari dengan seorang gadis. Aku sangat kesal dengan hal itu.” Kata Nenek Kim
“Apa Ayahnya Shi Kyung punya pacar saat masih SMA?” kata Nyonya Oh tak percaya
“Ada seorang gadis yang tidak bisa dia lupakan. Kemudian, dia pindah ke Seoul atau beberapa tempat. Saat aku melihat Shi Kyung dan Bom, aku teringat dengannya.” Cerita Nenek Kim dengan bangga.
Ibu Shi Kyung seperti tak yakin,  kalalu belum pernah mendengar cerita itu sebelumnya. Nenek Kim menegaskaan Nyonya Oh itu salah kalau mengira tahu segalanya tentang Shi Yoon,karena tak mungkin lebih banyak tahu daripada ibunya. Ibu Shi Kyung hanya bisa diam dengan wajah cemberut.
“Biarkan saja dia Ketika anak-anak seperti ini, Kata-kata ibu mereka seperti anjing yang lewat. Selain itu, kau harus memberi contoh bagus jika kau ingin anak-anakmu mendengarkan.” Tegas Nenek Kim. Nyonya Oh mengeluh pada ibunya. Ibu Shi Kyung yang kesal memilih untuk minum soju. 



Shi Kyung dan Bom sudah ada di tepi sungai dengan dua tempat duduk. Shi Kyung bertanya apakah ayah Bom belum datang. Bom menyuruh Shi Kyung untuk duduk lebih dulu. Shi Kyung bingung tapi akhirnya duduk disamping Bom.
“Itu cocok untukmu.” Ucap Bom melihat Shi Kyung duduk disampinya. Shi Kyung seperti tak yakin.
“Aku merasa canggung. Aku belum pernah pergi memancing sebelumnya.” Ungkap Shi Kyung.
“Kursi itu selalu dipakai ayahku.” Ungkap Bom. Shi Kyung pikir kalau ayah Bom datang terlambat.
“Ayahku tidak datang. Sebenarnya dia tidak bisa datang. Dia sudah lama meninggal di Hospice di kota ini.” Cerita Bom. Shi Kyung kaget mendengarnya.
“Kenapa kau membuat kebohongan seperti itu? Banyak orang yang tidak punya ayah, jadi kenapa...” kata Shi Kyung tak percaya mendengar pengakuan Bom.
Bom bercerita dengan mengingat kenangan ayahnya duduk di atas pohon, lalu ayahnya dirawat dirumah sakit sampai akhirnya ia hanya tinggal sendirian di kamar menatap ayahanya.
“Aku datang ke lingkungan ini sendirian. Inilah tempat ayahku menghabiskan hari-hari terakhirnya, jadi itulah mengapa aku datang ke sini. Ayahku meninggal di Hospice. Ibuku menikah lagi dan menjadi bosan denganku Aku tinggal di sini sendirian.”
“Aku tidak bisa kesana-kemari untuk mengatakan itu.” Ungkap Bom. Shi Kyung pikir Bom  tidak perlu mengatakan apa-apa.
“Aku tidak mengatakan apa-apa. Jika aku tidak bertemu denganmu... Aku tidak akan mengatakan apapun kepada siapapun. Aku terlihat sangat lusuh dibandingkan dirimu.” Ungkap Bom iri mengingat Shi Kyung
Bom melihat Shi Kyung yang memberikan pijatan pada neneknya, sementara Ia hanya sendirian. Shi Kyung bisa merayakan ulang tahun dan bermain dengan teman-temanya di kamar.
“Keluarga dan teman...Kau memiliki begitu banyak orang di sekitarmu. Setiap kali aku melihatmu di sekitar semua orang...Aku iri padamu, dan juga takut.”
“Kupikir kau mungkin tidak menyukaiku jika kau tahu siapa aku sebenarnya. Pernahkah kau hidup sendirian sebelumnya? Apa kau tahu bagaimana rasanya tidak ada orang di dunia yang melindungimu?” kata Bom. Shi Kyung menatap Bom seperti merasa kasihan.
“Kenapa aku berbohong? Kenapa aku bertahan seperti itu?” ungkap Bom yang sebelumnya berbohong saat berkerja dengan melayani ajakan kencan.
“Aku tidak memintamu untuk mengerti diriku. Lakukan saja saat hatimu menuntunmu. Selain ayahku... Kau adalah orang pertama.... Kau mengkhawatirkanku dan menyuruhku untuk tidak melakukan sesuatu. Kau mendekatiku dengan hati-hati, dan dengan hangat memegang tanganku. Itulah sebabnya aku menceritakan semua ini.” Ungkap Bom
“Aku lebih suka menyembunyikan jati diriku. Tapi, aku menunjukkan jati diriku padamu.” Kata Bom. Shi Kyung menatap Bom akhirnya mendekat dan langsung berdiri memeluk Bom. Bom pun menangis di pelukan Shi Kyung. 

Si pria seperti kolapse dan langsung dibawa oleh beberapa orang menunjuk lorong rumah sakit.  Ga Ram dan Shi Young melihat Tuan Park yang panik.  Mereka tak percaya kalau si pria malah pergi keluar padahal anemia itu berbahaya dan akan melakukan transfusi.
“Ayah pikir kau ada di rumahnya Shi Kyung.”ucap Tuan Park melihat Ga Ram dan Tuan Kim mendengar percakapan ketiganya.
“Apa yang terjadi?” tanya Ga Ram. Dokter Park menceritakan pasienyai itu mencoba pergi ke Seoul.
“Dia pingsan dan dibawa kemari. Tidak ada perawat yang menjaganya, jadi aku khawatir tentang dia. Dia pasti baik-baik saja, kan?”Jelas Dokter Park khawatir.
“Kami bisa menunggunya malam ini. Kami berencana menginap semalaman di kantormu.” Kata Ga Ram. Dokter Park pun meyetujuinya. 

Shi Young dan Ga Ram belajar dikamar dengan meja kardus, si pria tersadar melihat keduanya ada dikamarnya dan bertanya apa yang dilakuanya. Ga Ram memberitahu kalau si pria yang pingsan jadi Dokter bilang seseorang harus berada di ruangan. 
“Kalian Keluar dan Pergi saja” ucap Si  pria mengusir. Shi Kyung ksa melihat kalau si pria itu sedikit kasar. Ga Ram menenangkan Shi Kyung agar tak marah.
“Aku menahan diri karena kau sakit. Apa menurutmu kami ingin berada di sini? Kau bisa mencoba mengucapkan terima kasih..” ungkap Shi Kyung
“Letakkan kembali kotakku, dan pergi.” Kata  Si pria seperti tak peduli. Shi Kyung ingin marah tapi  Ga Ram kembali menahan agar menahan emosi. 

Shi Kyung masih ada di tepi sungai merasa ada yang salah, karena tidak menangkap seekor ikan pun sepanjang malam. Bom juga merasa aneh, karena  Ayah sering menangkap banyak ikan, Shi Kyung memberitahu kalau tidak pernah berada di luar semalaman seperti sekarang.
“Apa mimpimu?  Bukan pekerjaan yang kau mau, tapi mimpimu. Ketika orang bertanya tentang mimpi seseorang, anak-anak bingung dengan pekerjaan itu.” Ucap Bom seperti ingin tahu cita-cita Shi Kyung
“Aku tidak pernah memikirkannya, dan tidak pandai dalam hal apapun.” Kata Shi Kyung lalu teringat agar pergi ke Grand Canyon.
“Kupikir sangat lucu saat wakil kepala sekolah menyuruhku mengumpulkan kaktus. Akhir-akhir ini, aku memikirkan ini dalam pikiranku. Seperti apa rasanya mengunjungi Grand Canyon?” cerita Shi Kyung
“Alangkah baiknya pergi bersama.” Kata Bom
“Ayo pergi bersama! Aku akan bekerja keras untuk mengumpulkannya. Aku akan dengan sukarela membeli beberapa dan mendapatkan poin ganda.” Kata Shi Kyung penuh semangat
“Kurasa aku tahu apa yang kau sukai.” Ungkap Bom. Shi Kyung ingin tahu apa itu.
“Ini rahasia. Aku akan memberitahumu nanti.” Kata Bom penuh teka teki.
“Aku baru saja memikirkan prasasti nisanmu saat ini.” Balas Shi kyung. Bom ingin tahu.
“Ini rahasia. Aku akan memberitahumu nanti... Jangan curang.” Ejek Shi Kyung.
Saat itu pancingan mereka bergerak. Shi Kyung bahagia mereka bisa mendapatkan satu ikan tapi binggung yang harus dilakukan. Bom menyuruh Shi Kyung agar mulai menarik pancinganya. Shi Kyung berpikir kalau mungkin hi aku, Bom heran karen mana mungkin ada hiu disungai. 
Keduanya berjalan pulang, Bom memberikan ikan pada Shi Kyung agar memberikan pada neneknya.  Sebagai ucapan terima kasih karena menusuk jarinya. Ia bercerita kalau Nenek Kim  menusuk jarinya di Hospice saat  masih kecil. Shi Kyung terkejut mendengarnya.
“Dia selalu mengajakku ke wahana kuda dan menemaniku sambil mengawasiku. Dia melakukan itu untuk banyak anak, jadi mungkin tidak mengingatku. Tapi, aku ingat dia. Aku sangat senang karena ternyata dia adalah nenekmu.” Ungkap Bom
“Kau adalah musim semiku.” Kata Shi Kyung yang mengartikan bahwa Bom berarti musim semi di Korea. Bom terdiam.
“Itulah yang akan aku tulis untuk prasasti batu nisanmu. Kau adalah musim semiku.” Kata Shi Kyung. Bom bisa tersenyum mendengarnya. 


Shi Kyung pulang ke rumah, ingin menaruh ikan untuk neneknya tapi ibunya tertidur di meja makan seperti terlelap setelah banyak bingung. Shi Kyung mengendap-ngedap, tapi malah menjatuhkan barang diatas rak. Nyonya Oh Oh terbangun berteriak memanggil Shi Kyung.
“Kau pasti menurun ayahmu yang melakukan sesuatu seperti ini. Hei, berhenti!” teriak Ibu Shi Kyung mengejar anaknya.
Ga Ram dan Shi Young baru pulang dengan sepeda hanya bisa melonggo bingung keduanya kejar-kejaran seperti anjing dan kucing. 

Guru Kim membahas Tentang tanggal sukarelawan hospice semester berikutnya, lalu Wakepsek melihat Ibu Oh yang terlihat cantik, karena terlihat lebih cerah setiap hari.  Bibi Oh merasa tak yakin kalau pakaian itu cocok dengannya. Wakepsek memuji kalau itu terlihat sangat bagus.
“Seseorang menyarankannya untukku.” Kata Bibi Oh malu-malu. Wakepsek ingin tahu siapa orangnya. Bibi Oh hanya menatap Guru Kim kaget yang ia yang menyarankanya.
“Oh, apa ini pertama kalinya kau mengadakan ujian?” tanya Guru Park masuk ruangan. Bibi Oh menganguk dengan wajah tegang.
“Kau bisa mengabaikan beberapa hal. Tapi, kau harus memastikan tidak ada yang curang.” Tegas  Guru Park 
Bibi Oh menjaga murid-murid yang sedang melakukan ujian. Ia melihat Shi Kyung seperti tertidur diatas meja dan hanya menuliskan jawaban yang sama, di kolom pertama hanya menuliskan jawaban A, lalu di kolom kedua jawaban b.
Di hari berikutnya, Shi Kyung membaca soal [Tulis "Republik Korea" dalam huruf Cina.] lalu melirik pada Bom yang duduk dibelakangnya, seperti meminta bantuan. Bom hanya tersenyum. Shi Kyung mencoba menulikkan jawaban semampunya. 


Shi Kyung melakuan ujian dari Guru Park tentang Sifat manusia yang tidak dapat dilakukan AI, tapi menurutnya seharusnya dilakukan dengan diskusi, jadi mana mungkin  bisa melakukannya sendiri. Guru Park pikir Shi Kyung  akan mendapatkan nilai nol.
“Pada beberapa titik dalam hidupnya, setiap orang pasti kebingungan... Dia merasa berselisih dengan dirinya sendiri.” Jawab Shi Kyung. Guru Park menyuruh Shi Kyung agar terus melanjutkanya.
“Bingung dengan apa yang aku sukai? Apa mimpiku? Bagaimana orang lain memandangku?” kata Shi Kyung mencoba melakukan ujian sendirian. 

Di rumah sakit
Tuan Kim mendengar pembicaran Ga Ram dan ayahnya yang sedang membahas si pasien kanker. Ga Ram mengetahui pasien itu pergi untuk meminta upahnya dibayar. Dokter Park mencaritakan si pasien yang bekerja sepanjang malam disela-sela studinya, dan Si Bos menolak untuk membayarnya.
“Itu sangat keterlaluan. Itu karena dia ada di Hospice, kan?” ucap Ga Ram. Dokter Park pikir memang seperti itu.
“Apa tidak ada cara yang bisa kita lakukan untuk membantunya? Sebelumnya, di perpustakaan... Kudengar dia mengatakan kalau dia akan menghafal soal-soal ujian. Kemudian menjualnya ke akademi swasta untuk mendapatkan uang.” Cerita Ga Ram.  Dokter Park kaget mendengarnya.

Yeon Sun bingung Apa yang bisa mereka  lakukan dengan pergi ke sana. Ga Ram pikir Itulah yang harus dicari tahu sekarang. Yeon Sung seperti tak yakin apakah mereka bisa membantu. Bom langsung mengatakan akan pergi bersama Ga Ram Meskipun,  tidak tahu apa yang bisa dilakukan.
“Kalau begitu, aku akan menunjukkan jalan di Seoul.” Kata Shi Kyung mengikutinya, semua langsung memberikan suara pada Ga Ram.
“Kalian tidak harus pergi, Kemungkinan kita akan menginap. Tapi Kalian bisa pergi jika kalian mau.” Kata Ga Ram. Semua setuju akan ikut dengan memakai masker.
“Bagaimana denganmu, Shi Young?” tanya Ga Ram. Shi Young yang sedari tadi diam pun setuju akan ikut.
“Kita seharusnya tidak memberitahu siapa pun tentang ini, bahkan kepada pasien.” Ucap Shi Kyung, mereka bingung kenapa tak boleh.
“Kita tidak tahu bagaimana hasilnya.” Ucap Shi Kyung. Ga Ram pikir benar.
“Semakin banyak orang yang kita miliki semakin baik.” Kata Shi Kyung. Semua menganguk setuju. 


Ga Ram datang menemui Yong Gi memberitahu  mereka semua memutuskan untuk langsung menemui atasannya. Yong Gi mengartikan kalau Ga Ram memintanya agar bisa ikut. Ga Ram pikir Yong Gi bisa ikut dengan mereka, menurutnya Yong Gi bisa kembali kesekolah jika tidak tahan melihat ketidakadilan.
“Apa kau sudah gila, karena berkeliaran dengan Bedebah Gila itu?” keluh Yong Gi dan memilih untuk pergi. 

Yong Gi bermain piano di dalam ruangan, Bibi Oh melihatnya Yong Gi heran karena ada dalam ruangan sendirian.   Yong Gi hanya diam saja dengan hanya menatap gurunya. Bibi Oh pikir Yong Gi ingin mengatakan sesuatu kepadany.
“Pilih salah satu dari keduanya.” Ucap Yong Gi memberikan dua kepalan tanganya. Bibi Oh binggung bertanya apa itu karena pelu tahu.
“Pilih saja.” Kata Yong Gi menyela. Bibi Oh memilih tangan kanan dan hasilnya ditelapak tangan Yong Gi berbentuk lingkaran.
“Apa artinya? Apa lingkaran itu berarti sesuatu yang baik?” tanya Bibi Oh. Yong Gi mengaku tak tahu lalu keluar dari ruangan Bibi Oh hanya bisa melonggo binggung. 


Shi Kyung dkk ternyata melakukan demo di tempat billiard dengan mengunakan masker dan papan tuntutan [Bayar upahnya!] [Bos Korupsi]  [Bisnis Rusak] [Kenapa kau melakukannya?] Si Bos seperti tak peduli malah menyuruh mereka pergi keluar dan makan karena pasti lapar.
“Kami tidak pergi sampai kau membayar upahnya.” Ucap Ga Ram
“Aku bukan pemilik tempat ini! Aku hanya seorang karyawan di sini seperti Moon. Kalian ingin aku melakukan apa?” ucap Si Paman mengelak.
“Kami tidak pernah memberitahumu nama belakangnya adalah Moon. Kami hanya mengatakan kalau dia adalah karyawan paruh waktu.” Ucap Shi Kyung. Si paman berteriak marah menyuruh mereka diam.
“Kalian bisa tinggal di sini semau kalian. Aku bisa melaporkan kalian semua karena mengganggu bisnisku. Dari mana kalian berasal?” ucap si paman menantang.
“Ahjussi, apa menurutmu kami tidak tahu kau melakukan ini karena dia di rumah sakit? Orang dewasa macam apa itu?” ucap Shi Young berani melawanya.  Si paman menyuruh mereka lebih baik diam, saat itu Yong Gi tiba-tiba datang membawa dirigen berisi bahan bakar.
“Lihatlah dirimu. Kau terlalu banyak menonton drama di TV, kan? Apa ini bensin sungguhan? Ini air, kan? Ayo Coba nyalakan.” Ucap Si paman. Yong Gi yang gugup tak bisa menyalakan korek apa di tanganya.
“Aku tidak tahan lagi... Ini bensin sungguhan... Haruskah kita semua mati bersama?” ucap si paman membawa bensin miliknya dan juga menyalakan korek api dengan cepat. 


Shi Kyung dkk mulai ketakutan, Paman itu terus mengaku sudah bilang pemiliknya tidak ada dan bukan hanya omong kosong. Ia mengejek kalau mereka itu bukan jaksa, polisi dan hanya sekelompok anak kecil. Saat itu seorang pria masuk dengan memegang ponselnya sambil melaporkan pada bosnya kalau sudah sampai di tempat.
“Ya, ini distrik kami... aku kenal pemiliknya dengan sangat baik. Haruskah kami mengacak-ngacaknya?” ucap Si pria. Terlihat Tuan Kim yang berbicara dalam video call.
“Jangan terlalu kasar... Dapatkan gajinya saja.” Ucap Tuan Kim
“Ya, dia sangat korup. Banyak rumor buruk tentang dirinya. Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk menginjaknya.” Kata si pria
“Kau bisa menyelesaikannya. Begitu uangnya disetorkan, cepat keluar dari sana.” Perintah Tuan Kim.
Si Paman mulai ketakutan, Si pria ingin tahu jumlahnya dan tahu rekening banknya, Ga Ram memberitahu  nomor rek 526-04-418643. Si pria mengeluh dengan wifi. Si Pria mulai mengancam Jangan membuatnya stres. Si paman mulai mengirimkan uang dari ponselnya. 

Ga Ram dkk memperlihatkan video yang di rekam oleh Shi Young, kalau memberikan buku tabungan kalau uangnya sudah disetorkan dan sudah mengkonfirmasikannya. Si pria seperti tak percaya kalau banyak orang yang membantunya untuk mendapatkan uangnya. Semua pergi membiarkan si pria berdiri sendiri, Shi Kyung dan Bom menatapnya.
“Kau mungkin musim semiku...Tapi, kita semua...bisa menjadi musim seminya seseorang” gumam Shi Kyung menatap si pria.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog/ tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Makasih.



FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar