PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 13 November 2017

Sinopsis The Package Episode 10 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Bu Guru bertanya alasan Na Hyun melakukannya. Na Hyun hanya mengatakan permintaan maafnya. Bu Guru pikir itu sebuah jawaban dan ingin tahua alasan sebenarnya. Na Hyun mengaku Asedang mengerjakan sebuah tugas, dan ingin menonjol.
“Kenapa?  Apa kau ingin populer?” tanya Bu Guru. Na Hyun membenarkan.
“Apa kau melakukannya biar jadi populer?” tanya Bu Guru. Na Hyun kembali meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi.
“Permintaan maaf tidak akan  menyelesaikan masalah. Sekolah ini akan diperiksa Dinas Pendidikan karena kau.” Tegas Bu Guru terlihat marah
“Jika kau memaafkanku, aku akan menjadi siswa yang rajin, yang hanya belajar.” Kata Na Hyun. Bu Guru tiba-tiba bertersenyum.
“Katakan saja apa yang baru  kau ceritakan kepadaku. Ini adalah jawaban terbaik yang bisa kau berikan pada mereka, oke?” ucap Bu Guru. Na Hyun menganguk mengerti
“Aku percaya padamu, Na Hyun. Kau bisa melakukannya, kan?” kata Bu Gur. Na Hyun menganguk.
Bu Guru menanyakan dengan ayah Na Hyun, Na Hyun mengatakan  akan segera datang. Bu Guru pun mengajak masuk dengan menyuruhnya untuk menarik napas lebih dulu. Na Hyun mengikutinya. Bu Gur melihat rok yang dipakai Na Hyun terlalu pendek. Na Hyun ternyata sengaja melipat bagian pinggangnya., keduanya pun masuk ke ruangan Rapat Komite Disiplin. 


“Sebagai guru wali kelasnya, Aku ingin meminta maaf atas tingkah lakunya.” Ucap Bu Guru disamping Na Hyun
“Aku tidak di sini untuk  mendengar permintaan maaf. Apa yang kau pikirkan  saat melakukan itu?” ucap Ketua Komite sinis.
“Aku minta maaf.  Jika kau memaafkanku... maka Aku akan menjadi siswa rajin...” ucap Na Hyun langsung disela oleh Ketua Komite
“Aku tanya alasanmu, Aku perhatikan nilaimu juga tidak terlalu bagus. Jika kau mendapat nilai bagus,  maka Aku kira kau punya alasan, tapi... “ kata Si Ibu ketua.
“Ini luar biasa.” Kata Na Hyun berani menjawab. Ibu Guru panik elihat Na Hyun yang berani melawan.
Bu Guru mengajak mereka duduk dan berbicara dengan tenang, Na Hyun menjawab kalau Karena itu lucu. Si Ketua kaget mendengar alasanya. Na Hyun mengatakann Semuanya lucu.  Si ketua merasa kalau Na Hyun tak tahu yang dikatanya.  Na Hyun pun berani membalas “Lalu apa yang kau tahu, Nyonya?” Saat itu turun hujan dan Yeon Sung sudah ada di dalam mobil.
“ Dengarkan dia! Kepala sekolah, kau mau mengizinkan ini? Bagaimana kita bisa memaafkannya?” teriak Ketua Komite marah. Bu Guru terus meminta maaf.
“Sejujurnya, aku hanya ingin mengajukan pertanyaan. Karena aku tidak tahu banyak.” Gumam Na Hyun menatap kearah jendela. 


[Episode 10- Kau bahkan tidak mengerti]
Yeon Sung terus mengoyangkan tanganya merasa Senang karean bisa memegang tangan putrinya. Na Hyun meminta agar Berhentilah mengayunkan lengannya bahkan Lengan ayahnya pendek juga. Yeon Sung pikir Kaki juga pendek, tapi tak masalah karena badanya proporsional. Na Hyun mengeluh mendengar ungkapan ayahnya.
“Kapan kau akan menikah?” tanya Na Hyun. Yeon Sung menjawab Saat waktunya tiba...
“Apa kau sangat menyukainya?” tanya Na Hyun. Yeon Sung hanya berpikir wanita itu akan menjadi ibu yang baik untuk Na Hyun.
“Aku tidak butuh ibu yang baik dan juga tidak bisa menjadi anak yang baik.” Ucap Na Hyun
“Tapi jika kau menghabiskan waktu bersama...” kata Yeon Sung langsung disela oleh Na Hyun
“Bukannya kau merasa bersalah... Kalau kita datang ke sini tanpanya?” kata Na Hyun menyindir.
Yeon Sung pikir tak ada yang disesali, Na Hyun memastikan apakah ayahnya tidak menyesal. Yeon Sung mengatakan tidak karena orang yang adil. Na Hyun pikir kalau ayahnya jangan menikahinya dan berjalan pergi. Yeon Sung kaget melihat sikap anaknya. 

Ma Roo dan So So masih ada ditepi pantai. So So mengingatkan Perjalanan ini akan berakhir dalam 3 hari, Ma Roo pun bertanya Apa yang akan mereka lakukan dalam 3 hari ini. So So pikir yakin salah satu dari mereka akan kembali bekerja. Dan salah satu akan terus bekerja sebagai pemandu.
“Apa kau punya rencana kembali ke Korea?” tanya Ma Roo. So So memili untuk tak menjawab.
“Ayo masuk ke dalam, karena Gelombang naik, jadi dingin.” Ucap So So mengajak pergi.  Ma Roo pun berjalan terus mengandeng tangan So SO
“Berapa lama kau akan memegang tanganku?” tanya So So. Ma Roo pikir So So khawatir kalau akan ada orang yang melihatnya.
“Apa kau tahu betapa fatalnya tindakan ini bagi pemandu?” kata So So. Ma Roo pun berjanji akan melepaskanya sampai di hotel. So So pun setuju hanya sampai saat itu.

So So langsung menarik tanganya karena sudah sampai didepan hotel. Ma Roo merasa sedih berpikir kalau mereka harus jalan ke pantai lagi. So SO dengans senyuman menolak karena memang seperti sudah terlalu larut berjalan-jalan.

Kyung Jae dan So Ran baru saja menukar kepingan dari bermain dikasino, masih tak percaya mereka bisa menghasilkan banyak uang. So Ran tiba-tiba menunjuk sesuatu yang ada disampingnya, Kyung Jae binggung apa yang dilihat pacarnya.
“Apa Kau tidak lihat? Ini... Bukan lelucon.,,  Mereka memiliki seekor belati, bertengkar, itu kondisi buruk.” Ucap So Ran tak percaya melihat keduanya seperti sudah berbaikan dan saling menatap dengan senyuman. Kyung jae mengajak segera bergegas pergi karena udara mulai dingin. 



“Berapa banyak kategori yang ada di bawah kata "cinta"?” tanya Na Hyun
“Aku tidak yakin. Pasti banyak. Sukacita, kesedihan, kebahagiaan, kegembiraan. Sakit, luka, kerinduan... Dan kesedihan juga ada.” Ucap Ibu Guru duduk didepan Na Hyun
Flash Back
“Apa Kemarahan?” tanya Na Hyun. Gurunya pikir kalau itu pasti ada. Na Hyun menjawab Air mata. Ibu Guru rasa juga itu penting.
“Apa Hedonisme?” kata Na Hyun. Ibu Guru hanya tersenyum dan Na Hyun pikir Bukan itu
“Apa itu... apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Ibu Guru. Na Hyun mengaku kalau itu hanya sebuah pertanyaan.
“Jangan kau berpikir... pertanyaan itu salah secara keseluruhan?” kata ibu Guru
Na Hyun ingin tahu apa yang salah dengan  mengajukan pertanyaan. Ibu Guru pikir tak ada yang salah dan ingin tahu komentar ayah Na Hyun  setelah melihatnya. Na Hyun menceritakan Ayahnya itu biasanya tidak mengatakan bahwa dirinya melakukan kesalahan dan melalukanya di waktu Waktunya juga bagus. Ibu Guru ingin tahu kapan Yeon Sung melihatnya.


Na Hyun terbangun dari tidurnya, kaget melihat sang Ayah sudah ada didepan wajahnya seperti hantu. Yeon Sung meminta maaf, Na Hyun yang kesal akan pergi karena tak ingin bicara dengan ayahnya.Yeon Sung mengaku ada sesuatu yang  harus kukatakan padamu.
“Katakan padaku besok.” Ucap Na Hyun bergegas pergi.
“Aku berkencan dengan seseorang. Apa pendapatmu tentang  memiliki seorang ibu?” ucap Yeon Sung membuat Na Hyun berhenti berjalan.
“Aku juga ada sesuatu untuk diceritakan.” Kata Na Hyun membalikan badanya. Yeon Sung pun mempersilahkan anaknya bicara.
“Aku menyerahkan tugas baru-baru ini dan terpilih sebagai tempat pertama.” Cerita Na Hyun. Yeon Sung terlihat banga dengan prestasi anaknya.
“Jadi aku menguploadnya ke internet,  tapi sekolah ingin berbicara denganmu.” Kata Na Hyun
“Kenapa? Apa Kau dapat penghargaan? Apa itu "Best Dad Award"? Apa ada hadiah uang? Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita membeli daging?” ucap Yeon Sung penuh semangat. 


“Ayahku agak kekanak-kanakan. Aku tidak khawatir. Tidak peduli apa yang aku lakukan, Ayahku tidak pernah membenciku.”gumam Na Hyun duduk dimeja makan sambil meminum tehnya. Yeon Sung pun mulai menonton video yang dibuat oleh anaknya.
“Inilah pemuda negara kita. Bagaimana mereka tampak di matamu? Orang yang terkenal pernah mengatakan, Ini Sama seperti bagaimana orang mabuk mengira mereka berjalan lurus, Anak-anak sering berpikir mereka pintar.” Terlihat gambar anak-anak saat masuk sekolah termasuk Na Hyun
“Mungkinkah tidak ada anak secerdas yang mereka kira?”ucap Na Hyun berdiri didepan layar layaknya seorang yang investigasi. Yeon Sung melihat anaknya bertanya Dari mana menemukan jas itu.
“Apa mereka tidak dapat berjalan lurus? Apa Itu sebabnya orang dewasa harus menghidupkan kembali segalanya? Kami telah menerima rekaman video dari seorang pemuda.” Ucap Na Hyun 

Na Hyun pergi ke sebuah minimarket dan menaruh kondom di atas meja kasir. Yeon Sung terdiam melihat Na Hyun yang membeli kondom seharga 5.000 won.
“Banyak orang berpikir bahwa  kaum muda dilarang membeli kondom. Sebenarnya, ini adalah barang rata-rata yang bisa dibeli siapa pun. Tapi pertanyaanku adalah,  Apa itu berlaku untuk semua kondom?” ucap Na Hyun
Akhirnya Na Hyun pergi ke minimarket dan membeli kondom jenis panjang, Si Kasir melonggo binggung lalu bertanya apakah Na Hyun masih pelajar. Na Hyun menganguk. Kasir mengatakan barang itu tidak bisa dibeli  oleh seorang pelajar.
“Itu barang yang sama, tapi tipe umum diperbolehkan, namun tipe khususnya tidak. Apa kriterianya? Setelah melihat lebih dalam, Kami bekerja keras untuk menemukan siswa dari rekaman tersebut.” Ucap Na Hyun dengan baju jasnya.
“Itu tidak masuk akal.  Bukankah mereka itu sama saja? Tapi, kau akan mengaburkan wajahku kan?” kata pelajar memastikan wajahnya untuk Blur.
“Apa yang sedang terjadi? Kami meminta pihak berwajib untuk wawancara.” Kata Na Hyun 


“Berdasarkan Undang-Undang "Larangan dan Bahaya untuk Remaja" tahun 2011, Kondom tipe khusus dilarang untuk anak muda di bawah umur. Jika ada yang melanggar ini maka Konsekuensinya bisa satu tahun di penjara atau denda lima juta won.” Ucap polisi yang melakukan wawancara via telp
“Kenapa pihak berwenang membuat keputusan ini?” tanya Na Hyun
“Kau orang dewasa, jadi kau harus tahu. Jika seorang pemuda membeli kondom tipe khusus, mereka bisa merasakan kesenangan” jawab polisi
“Apa kau mengatakan bahwa remaja tidak diijinkan merasa kesenangan itu?”tanya Na Hyun. Polisi menjawab kalau itu tak boleh.
“Siswa harus fokus pada studi mereka. Kami percaya bahwa hak untuk melarang pemuda menikmati kesenangan masa depan mereka.” Kata polisi.

Yeon Sung yang menonton mulai gelisah, Na Hyun mengatakan  PD mereka tidak memiliki kata-kata yang tepat untuk dikatakan kepada pihak berwenang, menurutnya karena kita juga orang dewasa yang perlu melindungi kaum muda jadi meminta agar mendengarkan wawancara dengan pelajar lagi.
“Bukankah ini lucu? Aku merasa mereka menganggap anak muda benar-benar kotor.” Ucap si pelajar.
“Ada kemungkinan dia merekam rekaman tanpa mengetahui banyak artinya. Namun, kami berjalan menjauh dari ini dengan satu pertanyaan. Yaitu Peraturan. Apa peraturan adalah cara termudah untuk mengendalikan dunia? Apa itu metode terbaik? Rekaman siswa itu akan berakhir sebagai pemberontakan.” Ucap Na Hyun.
Na Hyun berdiri didepan kelas dan langsung melempar semua kondom dalam tolak didepanya, lalu pada semua teman-teman satu kelasnya, seperti membuat hujan kondom. 


Yeon Sung terlihat gugup dan bertanya pada Na Hyun, apa maksudnya itu. Na Hyun menjawab Ini adalah film dokumenter fiksi. Yeon Sung memuji kalau Na Hyun mengeditnya dengan baik.
“Tapi apa kau...Melakukannya dengan pacarmu...” tanya Yeon Sung.
Di dalam kelas. 
“Aku tidak tahu kenapa dia seperti itu.. Dia bertanya "Apa karena kau punya pacar? Itukah yang kau lakukan dengan dia? " kata Na Hyun heran
“Itulah yang ditanyakan sekolah juga.” Ucap Ibu guru.Na Hyun mengingatkan, padahal ia bahkan tidak punya pacar.
“Ada beberapa orang yang aku sukai, tapi aku benci mereka seperti Ayahku.” Akui Na Hyun. Ibu Guru ingin tahu alasanya.
“Mereka benar-benar tidak dewasa.”ungkap Na Hyun. Ibu Guru ingin tahu reaksi ayahnya.
Na Hyun menceritakan ayahnya sangat serius dengan hal itu, dan minta untuk pergi berlibur. Ibu Guru ingin tahu kemana mereka berlibur. Na Hyun menjawab Perancis dan pasti sangat senang pergi kesana.
“Tidak juga. Dia akan berbicara tentang sekolah dan pernikahan jika kita pergi... Itu mengangguku.” Keluh Na Hyun
“Tapi aku masih cemburu... Itu Perancis.” Kata Ibu Guru. 


Keduanya duduk di atas tempat tidur, Na Hyun sibuk dengan ponselnya. Yeon Sung bertanya apakah Na Hyun benar-benar menentang pernikahan. Na Hyun membenarkan. Yeon Sung ingin tahu alasanya. Na Hyun pikir tak ada alasan hanya tak ingin saja.
“Kau pasti punya alasan.” Ucap Yeon Sung. Na Hyun tak ingin membahasnya memilih untuk tidur saja. 

Esok pagi
So So kembali mengajak semua tim berjalan, dengan menceritakan Ada tiga liburan terkenal di Perancis, yaitu Liburan musim panas, liburan Natal Dan liburan ski di bulan Februari. Ia memberitahu Liburan musim panas Perancis  berlangsung selama sebulan. Dan kebanyakan orang pergi berlibur seperti mereka sekarang selama liburan ini.
“Mereka menyebutnya "les grand vacances."” Ucap So So. Kyung jae tak percaya kalau hari Libur adalah bulan yang panjang
“Ya, bukankah kau cemburu?” kata So So . Kyung Jae mengaku cemburu.
“Siapa yang menjaga ekonomi agar stabil selama bulan itu?” tanya Tuan Oh.
“Jam kerja Pejabat pemerintah berkurang, Dan banyak toko tutup, tapi tidak ada yang khawatir dengan ekonomi. Mereka tahu bahwa harus beristirahat dengan nyaman agar bisa bekerja dengan damai.” Jelas So So
“Apa yang mereka lakukan selama sebulan? Bukankah itu membosankan?” kata Nyonya Han penasaran.
“Mereka tidak melakukan apapun kecuali istirahat, atau mereka pergi berlibur. Mereka berbeda dari kita. Orang Korea tidak tahu bagaimana berbuat banyak kecuali pekerjaan.” Jelas So So 


Tuan Oh ingin tahu  Kemana mereka biasanya pergi berlibur So So menjawab Pantai adalah tujuan terbaik untuk berlibur dan Ada tiga tempat liburan yang disukai pekerja di Perancis yaitu dekat Laut Tengah, Saint-Tropez, pelukis Fauvism Dan pantai di luar sebuah film, Deauville.
 “Di sinilah "A Man and a Woman" difilmkan” ucap So So mengajak semua pergi ke pantai. Beberapa terlihat takjub.
“ Setelah menikmati waktu senggang kalian. Tolong kembali ke bus jam 5 sore.” Ucap So So
“Kau bisa disini dan bermain dengan kami.” Kata Tuan Oh. So So pun bertanya-tanya Apa yang harus mereka lakukan.
“Kita semua perlu berlatih menikmati waktu luang. Coba Lihatlah sekeliling pasar, dan jalan-jalan sambil berpegangan tangan... Baiklah, aku akan menemuimu besok.”  Aku akan berjalan-jalan dan menemuimu nanti.” Ucap So So pergi, Ma Roo pun pamit dan semuanya mulai berpencar. 
So Ran mleihat Hyun yang tidak memakai tabir surya, Na Hyun mengataakn Itu agak perih saat kena matanya. So Ran mengeluarkan sesuatu dari tasnya, karena Na Hyun bisa bintik-bintik wajah kalau tak memakainya. Ia mengeluarkan spray lalu mengaku sangat cemburu melihat Na Hyun  memiliki kulit yang bagus.
Na Hyun mengikuti perintah So Ran agar menepuk wajahnya perlahan. Nyonya Han hanya melihat dari kejauhan. So Ran melihat Nyonya Han yang juga tak mengunakanya. Nyonya Han pikir sudah terlalu tua,  So Ran menyuruh Nyonya Han agar menutup matanya. Wajah Nyonya Han berseri-seri karena seperti mendapatkan perawatan diwajahnya. 

Ma Roo berjalan disamping So So dan terus mengikutinya. So So mengeluh karena sudah memperingatkan jangan berjalan di dekatnya. Ma Roo pikir So So terbuka untuk tur pribadi. So So menjawab tidak. Ma Roo pikir semua Sudah sesuai jadwal.
“Ya, kau benar, Pelanggan.” Ucap So So tak bisa menolak. Ma Roo pikir harganya 50 euro dan akan membayarnya.
“Tidak apa-apa. Kau tidak perlu membayar untuk berkencan denganku.” Kata So So. Ma Roo pikir agar nanti orang lain tidak tahu.
“Kau lucu. Kalau gitu sebaiknya jangan mengajakku keluar dari awal. Masukkan dompetmu.” Ejek So So 


 Tiba-tiba terdengar suara So Ran memanggilnya, keduanya terlihat panik. So So langsung menjelaskan kalau Ma Roo meminta tur pribadi seharga 50 euro dan jika membayar ekstra 20 euro,  maka memberi tur sepeda juga mereka bisa mengendarai sepeda melalui Deauville, karena itu sangat romantis dan menyenangkan.
“Aku akan melakukan itu.  Harganya 70 euro ’kan?” ucap Kyung Jae. So Ran langsung menyenggolnya. Kyung Jae tak mengerti maksud So Ran .
“Bisakah mendapatkan diskon jika  kita berdua melakukannya?” kata Kyung Jae. So Ran kembali menyenggol pacarnya.
“Kami melihatmu di depan hotel kemarin.” Ucap So Ran. So So panik mengaku pergi jalan-jalan kemarin jadi tidak ingat.
“Kalian berdua bersama larut malam kemarin.” Kata So Ran. So So mengaku mereka kebetulan bertemu satu sama lain dan belum larut.
“Bukankah itu waktu makan malam?” kata So So. Ma Roo pikir  matahari sudah hampir terbenam dengan wajah panik.
“Tentang itu... Bisakah aku bertanya di mana  Kau membeli gaun yang kau kenakan?” ucap So Ran. So So kaget karena ternyata So Ran malah menanyakan tentang gaunya.
“Aku membelinya di Paris, tapi harganya murah. Ini bukan desainer.” Ucap So So
So Ran ingin tahu Paris disebelah mana, So So mengatakan itu toko di jalan kecil dan akan menunjukkan jalannya besok saat sampai di Paris. So Ran pun pamit pergi. Ma Roo pun mengucapkan terima kasih dan melihat keduanya pergi. 

“Apa kau berpikir "terima kasih" itu respon yang tepat?” kata So So. Ma Roo balik bertanya apakah tidak pantas.
“Kau mengakui apa yang dia katakan.” Kata So So dan takut pada wanita itu. Ma Roo juga merasakan hal yang sama dengan tatapan So Ran seperti senyuman mengoda keduanya.
Kyung Jae mengeluh pada So Ran karena bisa berbelanja setelah naik sepeda. So Ran rasa itu tak perlu. Kyung Jae berpikir kalau karena harganya mahal. So Ran merasa kalau mereka tak perlu mengganggu kencan keduanya.
“Itu bukan kencan. Dia membayar biaya tur pribadi dan semuanya.” Kata Kyung jae polos.
“Dia melakukan, Dengan cara yang agak canggung.” Kata So Ran yang bisa melihat keduanya. 

Yeon Sung berlari dengan kursi angin untuk mengisinya, lalu Na Hyun merekam dengan ponselnya. Na Hyun seperti tak puas meminta ayahnya agar melakukanya lagi. Yeon Sung terus berlari tapi karena kelelahan akhirnya teratuh di pasir.
“Kenapa? Aku menyukai aktingku.” Ucap Yeon Sung. Na Hyun meminta Yeon Sung mengatakan "kill"...
“Mari berbaring.” Kata Yeon Sung dan meminta berhenti, tapi Na Hyun terus meminta ayahnya agar melakukanya dengan berteriak “Action”
Yeon Sung mengikat bagian kursi sambil berkata pikir anginnya terasa enak dan itu angin Perancis. Na Hyun meminta ayahnya Jangan melakukan improvisasi apapun. Yeons Sung terus berbicara ingin angin ini membawa kembali ke Korea.

Flash Back
Na Hyun mengaku suka Perancis, tapi  tidak ingin pergi dengan Ayah. Bu guru melihat Sepertinya Ayah Na Hyun sangat memuja anaknya. Na Hyun pikir itu alasan, karena sang ayah selalu khawatir padanya, menurutnya Bukan salah ayahnya, kalau Ibunya meninggal dunia Dan menikah lagi bukanlah salahnya juga.
“Tapi dari sudut pandangnya, dia pasti merasa kasihan.” Kata Bu guru.
“Itulah sebabnya aku tidak ingin dia menikah.” Tegas Na Hyun menolak ayahnya menikah lagi.
“Kenapa? Apa kau takut dia akan mencurinya?” kata Bu Guru.
“Tidak, dia tidak punya hak  untuk mencintai seseorang. Inilah yang dia katakan saat Ibuku meninggal dunia.” Ucap Na Hyun. 


Na Hyun duduk didepan ayahnya. Yeon Sung terlihat menangis karena kehilanga istrinya saat Na Hyun masih kecil. Na Hyun pun bertanya alasan ayahnya menangis. Yeon Sung menjawab kalau itu Karena sangat mencintai anaknya.
“Apa kau menangis saat  begitu mencintai seseorang?” tanya Na Hyun
“Jika kau mencintai seseorang, kau bisa merasa bersalah dengan berbagai cara.” Ungkap Yeon Sung sambil menahan tangi.
Na Hyun mengetahui kalau ayahnya bilang tidak merasa bersalah pada wanita yang akan menjadi Ibunya. Ibu Guru pikir Ayah Na Hyun  mungkin merasa bersalah padanya tapi tidak bisa mengatakannya karena merasa lebih bersalah kepada Anaknya. Na Hyun seperti tak yakin ibu guru berpikir seperti itu.
“Tentu saja... Kita mempelajarinya di kelas. Negara kita mengikuti hukum perdata. Dimana terjadi pelanggaran konkuren... Karena itulah kita hanya Mempertimbangkan kejahatan terberat. Bukankah menurutmu Ayahmu hanya mengekspresikan emosinya yang terberat?” ucap Ibu Guru. Na Hyun terlihat binggung.
“Mari kita belajar lagi, Na Hyun.” Ucap Ibu Guru. Na Hyun tahu ibu gurunya juga tidak ingin belajar lagi.
“Tapi kau masih harus belajar agar memiliki kebebasan. Bahasa Korea, Inggris, dan Matematika dan sebagainya.” Ucap Ibu Guru. Na Hyun pun ingin tahu setelah itu apa. 


“Terapkan di kelas setelah kembali sekolah. Kau tertinggal dalam pelajaran menghafal.”  Kata Yeon Sung sudah berbaring bersama anaknya.
“Semua memang kelas menghafal. Bahasa Korea, Inggris, dan Matematika semuanya dihafal.” Ucap Na Hyun yang sibuk dengan ponselnya.
“Makanya. Kau punya waktu yang sulit karena itu semua.” Ucap Yeon Sung
Na Hyun tak ingin membahasnya memilih untuk tidur saja karena  mengantuk. Yeon Sung mengeluh apda anaknya selalu mengantuk saat  berbicara tentang sekolah. Na Hyun tetap ingin tidur siang.
“Aku tidak akan mengalah hari ini. Dan perlu mengatakan apa yang ada di pikiranku.” Kata Yeon Sung sudah duduk. Na Hyun meminta setelah tidur siang.Yeon Sung pun setuju kembali berbaring dengan menatap anaknya. 

Nyonya Han berjalan di depan penjual buah, Tuan Oh mengeluh tak ada yang bisa dilihat karena hanya pasar loak seperti lainnya. Nyonya Han tiba-tiba terjatuh, Tuan Oh panik bertanya apakah istrinya merasakan pusing dan lelah. Nyonya Han yang berjongkok ingin berdiri.
“Jangan bangun... Istirahat sedikit lebih lama.” Ucap Tuan Oh panik. Nyonya Han dengan wajah pucat merasa baik-baik saja. Tuan Oh tahu istrinya tidak baik.
“Aku akan lebih baik jika  makan dan istirahat.. Aku baru saja... sedikit pusing.” Akui Nyonya Han.
“Itu karena kau tidak makan dengan benar. Sekarang Cepat kembali, kita istirahat.” Ucap Tuan Oh lalu bergegas pergi. Nyonya Han hanya bisa melonggo karena ditinggal sendirian lalu mengajak suaminya untuk  pergi bersama.

Kyung Jae menarik So Ran keluar dari butik wajahnya terlihat panik karena apabila mereka  melakukan pembelian lebih dari 1,8 juta won maka Ada biaya tambahan saat melewati bea cukai jadi perlu memintanya untuk menuliskan tanda terima di bawah 1,8 juta won.
“Apa mereka mau melakukan itu?” ucap So Ran tak yakin. Kyung Jae pikir benar juga.
“Bahasa Inggrisku bukan masalah.”kata Kyung Jae. So Ran seperti tak yakin Kyung Jae bisa melakukannya?
“Aku bisa melakukannya dan harus percaya diri. Aku akan bilang... "I know this is 2.000 euro. "Tapi, You give me... This is 1.300..." kata Kyung Jae lalu berpikir kalau bahasa inggrisnya salah.
“Ayo bayar pajaknya.  Aku akan membayarnya.” Ucap So Ran. Kyung Jae tetap ingin mencoba lalu berpikir harusnya Membayar pajak. So Ran langsung mengangguk dan bergegas masuk ke dalam toko. Kyung jae masih terus memikirkan cara mengucapkanya. 


So So dan Ma Roo mengayuh sepeda mengelilingi kotak sampai ke sebuah mersucuar. Mereka pun makan siang bersama di bangku taman dan terlihat saling menatap. Lalu menuntun sepeda dengan menyeberangi jalan, setelah itu berhenti didepan gereja. So So menyuruh Ma Roo untuk foto didepanya. Ma Roo pun tanpa canggung lagi memperlihatkan gayanya. 

Yeon Sung terbangun melihat tempat yang ditidur Na Hyun terbaa bangun, wajahanya langsung panik karena anaknya sudah tak ada disampingnya dan berteriak memanggilnya.  Lalu teringat dengan pesan So So kalau bertemu di bus jam 5 sore.
Ia mencoba menelp anaknya tapi tak aktif,  lalu bergegas masuk ke dalam bus tanpa mengidahkan pertanyaan So So yang menyambutnya datang.  Yeon Sung tak melihat Na Hyun ada  didalam bus dan kembali turun dengan wajah panik. 

“Apa Na Hyun belum kesini?”tanya Yeon Sung. So So mengatakan belum karena berpikir mereka selalu bersama.
“Kami ada di pantai, tapi dia menghilang. Dia tidak akan pergi ke mana pun sendirian.” Ucap Yeon Sung panik.
“Ini adalah tempat yang aman,  jadi aku yakin tidak ada yang terjadi. Sekarang Ini belum jam 5 malam. Jadi kita tunggu sebentar.” So So menenangkan. 

Yeon Sung mengirimkan pesan pada anaknya agar menjawab telpnya.  So So So sibuk menelp dan memeberitahu kalau  sudah menelepon polisi, tapi tidak ada orang asing di sana dan bertanya apakah Yeon Sung sudah mencoba meneleponnya.
“Dia tidak akan menjawab dan juga tidak akan membalas smsku.” Ucap  Yeon Sung panik
“Apa kau punya aplikasi pelacak di ponselmu?” tanya So So. Yeon Sung mengatakan kalau Na Hyun sudah menghapusnya karena melanggar privasinya. So So pun meminta agar Yeon Sung menunggu sebentar. 

So So naik ke dalam bus  memberitahu akan segera pergi, tapi 1 orang belum kembali, jadi akan menunggu.  So So kembali menemui Yeon Sung  pikir Na Hyun  bisa saja tersesat, Jadi akan mencarinya. Yeon Sung pikir  akan memeriksa pantai sekali lagi.
“Jika kita saling tersesat, itu bisa jadi lebih sulit. Kau tidak tahu jalannya, jadi aku pikir kau harus menunggu di sini.” Ucap  So So
“Apa masalahnya?” tanya Ma Roo yang sedari tadi melihat dari dalam bus. So So mengaku bukan apa-ada dan meminta agar menunggu dalam bus saja.
“Pasanganmu belum datang, kan? Aku melihatmu memanggilnya. Apa Dia tidak menghubungimu?” ucap Ma Roo. Yeon Sung menganguk.
“Baiklah kita cari dia bersama... Aku akan mencarinya juga.” Kata Ma Roo.
“Tidak, jika kita saling mencari, itu akan menjadi lebih sulit. Dan kau tidak tahu jalannya.” Kata So So menahan Ma Roo pergi.
“Peta sangat penting saat mencari orang. Aku berada di tim pencari di pasukan khusus.” Ucap Ma Roo. 

Saat itu Kyung Jae dan So Ran turun dari bus,  menanyakan hal yang sapa apa yang terjadi. Akhirnya mereka berkumpul, Ma Roo memperlihatkan peta membagi tugas Yeon Sung bisa pergi ke pantai, sementara Keyung Jae dan So Ran ke arah toko, sementara Ia dan So So akan berpisah dan mencari di lorong.
“Apa itu terdengar bagus?” tanya Ma Roo. Semua menganguk.
“Dia bisa saja pergi ke hotel yang salah dan tertidur sambil menunggu. Jadi Periksa lobi hotel, dan hubungi So So jika menemukannya.” Kata Ma Roo. Saat itu Tuan Oh dan Nyonya Han ikut turun dari bus bertanya apakah terjadi sesuatu.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar