PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 13 November 2017

Sinopsis The Package Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Mereka akhirnya berkumpul bersama, Yeon Sung benar-benar panik terus mengecek ponselnya. Tuan Oh mengeluh kalau mereka  mencarinya, lalu kapan akan makan. So So menjelaskan  harus menemukannya sebelum makan.
“Sebuah kelompok harus mengikuti peraturan! Ini Sudah waktunya makan!” tegas Tuan Oh
“Tapi seseorang menghilang.” Kata So Ran. Nyonya Oh meminta suaminya agar jangan bersikap terlalu dingin.
“Aku tidak dingin! Kita perlu makan dan istirahat!” ucap Tuan Oh
“Menemukannya lebih penting daripada makanan, Pak.” Kata Ma Roo
“Lalu, dia bisa menunggu di sini sementara kita semua makan!” kata Tuan Oh menunjuk pada Yeon Sung sebagai pasangan Na Hyun.
So Ran mengeluh Tuan Oh yang terlalu jahat. Kyung Jae pun meminta Tuan Oh untuk tak bersikap seperti itu. Yeon Sung akhirnya meminta maaf atas ketidaknyamanan dan akan menemui di restoran, serta akan menghubungi So So nanti. Tuan Oh mengajak untuk segera pergi ke restoran.
“Kami akan berkeliling ke sekitar seperti yang direncanakan semula.” Kata Ma Roo. Begitu juga Kyung Jae dan So Ran. Tuan Oh mengeluh mereka semua melakukan yang diinginkan dan menjadi begitu egois, lalu menyuruh istrinya Istirahat. Tapi Nyonya Han memilih untuk pergi meninggalkanya.  Tuan Oh berteriak memanggil istrinya karena sedang sakit. 


“Tuan... Berpindah tempat sebagai kelompok penting dalam tur kelompok. Tapi saat terjadi kecelakaan, kelompok tersebut perlu melindungi anggotanya. Itu adalah keuntungan terbesar untuk paket wisata. Kau bisa Istirahat, karena Ini mungkin memakan waktu cukup lama.” Ucap So So. Tuan Oh pun hanya bisa diam karena sebenarnya hanya khawatir dengan istrinya.
Mereka semua mencari Na Hyun, berbeda tempat. Yeon Sung mencari di pantai, So So dan Ma Roo di restoran, Nyonya Han dipasar dan Kyung Jae serta So Ran ada di pertokoan.
Sementara Na Hyun duduk sendiri dalam lobby, Hotel dengan ponselny berkata kaalu semua Semua selesai dan Tamat. Ia lalu tersadar melihat jam sudah lebih dari jam 5 dan mereka harus kembali berkumpul, lalu matanya melotot melihat ada 51 panggilan dari ayahnya yang tak terjawab. Ia panik karena sekarang dalam masalah dan bergegas pergi. 

Na Hyun berlari masuk ke mobil dan langsung meminta maaf, tapi wajahnya dibuat binggung karena hanya ada Tuan Oh jadi berpikir datang nomor dua dan merasa bersyukur. Tuan Oh melihat Na Hyun datang langsung mengeluarkan ponselnya.
So So lebih dulu menerima telp Tuan Oh, kalau sudah menemukannya. Akhirnya semua menerima pesan kalau Na Hyun sudah kembal ada di dalam bus jadi mereka bisa bertemu kembali di bus. Nyonya Han yang lainya pun bisa bernafas lega. Yeon Sung masih berteriak di pantai mencari Na Hyun, sampai akhirnya So So menelp memberitahu Na Hyun sudah ada di dalam bus.

Na Hyun duduk dibangku bus dengan semua orang sudah berkumpul, Yeon Sung datang dengan wajah panik hanya terdiam menatap anaknya. So So pikir kalau Yeon Sung  pasti khawatir, tapi Na Hyun ternyata ada di lobi hotel dan hanya pergi menyendiri. Yeon Sung mendekati anaknya terlihat marah mengambil ponsel anaknya. Na Hyun langsung berteriak memanggil “Ayah!”
“Dia memanggilnya "Ayah."”kata Kyung Jae dan semua yang mendengar juga kaget ternyata Yeon Sung adalah ayah dari Na Hyun.
“Aku minta maaf.” Ucap Na Hyun. Yeon Sung mengatakan tak mengatakan padanya tapi pada semua orang yang ada dalam bus.
“Aku sudah melakukannya.” Ucap Na Hyun, tapi tatapan Yeon Sung membuat Na Hyun kembali berdiri membungkuk minta maaf karena terlambat. Semua terlihat masih shock, Yeon Sung dan Na Hyun pun terlihat sangat dingin.
“Terima kasih atas bantuan kalian. Kalian berdua terlihat cantik seperti Ayah dan putrinya.” Ucap So So mencairkan suasana.
“Kau bilang mereka berselingkuh” bisik Kyung Jae pada So Ran karena dugaanya salaha.
“Ini adalah kejadian umum dalam tur kelompok. Jadi mohon dimengerti dan saling memaafkan. Sekarang Butuh waktu 30 menit untuk sampai ke restoran. Aku sudah menyiapkan menu spesial untuk hari ini. Kalian penasaran kan? Silakan beristirahat di bus sampai tiba.” Ucap So So lalu memberikan minum untuk Yeon Sung. Yeon Sung langsung menghabiskan satu botol. 

Di rumah
Keluarga Yoon makan bersama, Tuan Yoon memuji Doo Ri yang  menambahkan banyak bumbu ke makanan. Doo Ri mengatakan  Pengantin laki-lakinya suka seperti itu. Ibu So So mengeluh dengan panggilan Do Ri karena keduanya bahkan belum menikah.
“Kedua orang ini saling memanggil  "Mempelai Wanita," "Mempelai Pria,"  dan "Sayang" sejak SMA.” Ucap Tuan Yoon membela
“Aku tidak suka kalian berlebihan begitu.” Ucap Ibu So So sinis.  Doo Ri tetap ramah memanggil ibu mertuanya.
“Apa yang salah denganmu? Panggil saja aku "Ibu" kata Ibu So So. Doo Ri pun tetap tersenyum.
“Ibu.. So So baik-baik saja. Sangat Aneh kalau kau tidak mengajukan pertanyaan sejak dia kembali dari Perancis.” Ucap Doo Ri memberitahu ibu mertuanya
“Aku tidak peduli dengan gadis yang kabur dengan kedua kakinya sendiri itu. Aku juga tidak penasaran.” Kata Ibu So So.
“Apa dia makan dengan baik?” tanya Tuan Yoon.  Doo Ri menjawab kalau So So makan dengan baik. Su Su sibuk makan hanya mengatakan “Roti.”
“Dia bilang makan banyak roti.” Ucap Doo Ri mewakili calon suaminya.
“Apa Berat badannya turun?” tanya Tuan Yoon. Doo Ri menjawab kalau Su Su bilang berat badannya naik.
“Dia bukan tipe orang yang  menambah berat badan. Apa karena dia mengalami masa sulit?” kata Tuan Yoon malah khawatir. 


Doo Ri mencoba menenngkan kalau berat badan SoSo cukup. Tuan Oh ingin tahu yang dilakukan So So disana.  Doo Ri menjawab sibuk  mendapatkan gelar PhD-nya. Tuan Yoon ingin tahu apakah anaknya punya uang dan  Bagaimana bisa melakukanya. Doo Ri menceritakan So So yang bekerja sebagai Pemandu wisata,  dan menghasilkan banyak uang karena kerja keras.
“Apa dia akan kembali?” tanya Tuan Yoon. Doo Ri menjawab kalau SoS So akan segera pulang setelah mendapatkan gelarnya.
“Hei.. Apa Kau lupa bahasa Korea setelah pergi ke Perancis? Kenapa Kau tidak bilang apa-apa?” ucap Ibu So So marah pada anaknya dan memukul mengunakan sendok sayur.
“Nasi...” ucap Su Su tak melawan memilih untuk meminta tambahan nasi pada Doo Ri
“Hei!.Apa wanita hidup untuk mengambilkan nasi? Kau Ambil sendiri.” Ucap  Ibu Su Su makin marah
“Dia bilang akan kembali  untuk pernikahan kami, Noona masih keren. Dia tidak berubah sedikit pun.” Ucap Su Su mengambil nasi sendiri. Doo Ri menambahkan kalau So So itu seperti Joan of Arc.”
“Apa dia berjalan dengan baju besi dan pedang?” tanya Tuan Oh. Su Su menjawab “Ya”. Ibunya tak terima kembali memukul kepala anaknya dengan sendok sayur.
“Jika kau menemukannya, seharusnya kau menyeretnya kesini. Kenapa kau di sini sendiri? Apa Kau masih bisa makan setelah meninggalkan Noonamu disana? Anak itu pergi jauh-jauh ke sana, dan mengalami semua masalah itu... Semua sendiri, anak muda itu... Dia bahkan tidak tahu  bagaimana membuat nasi...” ucap Ibu So So akhirnya mulai menangis.
“Kukatakan dia makan roti! Bukan nasi, tapi roti! Sudah kubilang dia tidak kelaparan! Dia akan kembali sendiri! Kenapa kau tidak mempercayainya?” teriak Su Su meluapkan emosinya.
Doo Ri memarahi Su Su yang berteriak pada Ibunya. Su Su pikir kalau Seharusnya tidak pergi saja. Ibu So So yang kesal menyuruh anaknya diam saja, sambil menangis mengatakan kalau sudah sangat merindukannya. 


Semua hanya bisa melonggo melihat yang ada diatas meja, So So heran melihat semua hanya berdiri saja. Tuan Oh terlihat sangat bahagia, karean menu yang disajikan adalah masakan korea yang lengkap, lalu mengajak mereka memberikan tepuk tangan untuk So So lebih dulu.
“Omong-omong, bukankah sebaiknya kita memesan soju untuk sup kita?” kata Tuan Oh. Nyonya Han kembali meminta suaminya agar tak menginginkanya yang lainya.
Akhirnya mereka pun memesan suju, Tuan Oh terlihat senang karena istrinya sangat nafsu makan. Yeon Sung  terlihat masih marah memilih untuk keluar dari restoran. So So dan Ma Roo duduk berhadapan dengan saling membagi makanan. Sementara Kyung Jae dan So Ran saling berebut siapa yang akan menghabisan telur gulung. 

Yeon Sung mencoba menelp pacarnya, tapi tak diangkat terlihat wanita itu sedang ada di dalam kamar dengan seorang pria bertelanjang dada. Di restoran, So So tahu kalau mereka  menghabiskan sepanjang hari di pantai di bawah terik matahari  jadi Agen perjalanan memberi hadiah.
Tuan Oh tak bisa menahan diri langsung mengunakan masker diwajahnya, semua pun tertawa melihat tingkah Tuan Oh yang mengemaskan. Saat kembali ke hotel, dalam perjalanan semua tertidur pulas hanya So So dan Yeon Sung masih terjaga. 

Mereka akhirnya sampai di Hotel, So So pikir mereka seperti kembali ke kampung halaman, karenaaris adalah kampung halaman kedua.  Ia memberitahu kalau akan mengadakan tur malam Paris malam ini jadi bertanya apakah ada yang tertarik, Ma Roo langsung mengangkat tanganya.
“Kami berdua juga.” Ucap Kyung Jae. So So bertanya apakah Hanya dua tim
“Kita tidak perlu.” Kata So Ran menurunkan tangan Kyung Jae dengan mengeluh kalau pacarnya itu sangat tak tahu malu. Kyung Jae binggung. So Ran pun menyuruh agar diam saja.
“Lalu, apa hanya San Ma Roo saja?” tanya So So membuatnya jadi canggung.
“Bagus, Kalian bisa pergi kencan malam.” Kata Tuan Oh blak-blakan. Nyonya Han langsung menyolek suaminya. Tuan Oh pun kesal karena Nyonya Oh malah menyoleknya.
“Kita akan naik sekarang.” Kata Yeon Sung akan pergi. Semua pun menarik koper untuk pergi ke kamar.
“Kerja bagus... Kau akan diberkati.” Bisik Nyonya Han pada So Ran. So Ran pun senang karena merasa ditakdirkan seperti itu. 


Yeon Sung dan Na Hyun berjalan di lorong hotel dengan menarik koper sendiri-sendiri. Na Hyun mengeluh ayahnya itu masih belum dewasa dan  menolak membawa barang bawaannya danmeminta agar berhenti mengerutkan kening dengan nada sinis.
“Siapa yang mengajarimu untuk berbicara dengan Ayahmu seperti itu? Perbaiki tata kramamu!” tegas Yeon Sung tak bisa menahan amarahnya.
“Bagaimana aku bisa memperbaikinya tiba-tiba? Baiklah..aku tidak mau bicara denganmu.” Ucap Na Hyun marah. Yeon Sung pikir tak perlu karenan ia juga tak ingin bicara dengan anaknya. 

Ma Roo memberikan uang untuk biaya tur malamnya. So So mengataan ingin naik kapal pesiar. Ma Roo bertanya apakah itu Kapal pesiar Sungai Seine dan mengajak untuk segera pergi saja. So So menyarankan  dengan segelas anggur tapi bukan tamasya. Ma Roo pikir itu juga bagus.
“Aku tidak ingin makanan ringan.” Kata So So. Ma Roo pun tak masalah
“Biar ku traktir hari ini, jadi  Ikuti aku.” Ucap So So mengajak Ma Roo segera pergi dengan uang pemberiaannya. 

Tuan Oh menemuai Yeon Sung merasa menyesal  dengan  apa yang terjadi hari ini. Yeon Sung merasa kalau tidak terlalu memikirkannya. Tuan Oh mengatakan kalau istrinya  tidak enak badan, bahakn tidak punya banyak energi, bahkan sebelumnya merasa pusing.
“Jadi aku ingin memberinya makan dan membuatnya beristirahat...” ucap Tuan Oh.
“Aku mohon maaf atas ketidaknyamanan yang kami timbulkan kepada kalian...Tidur yang nyenyak.” Ucap Yeon Sung lalu kembali masuk ke kamar.

Tuan Oh sibuk mengeluarkan barang dari koper, Nyonya Han mengeluh dengan sikap suaminya saat dibus, meminta agar suaminya bisa membayangkan bagaimana perasaannya saat putrinya menghilang. Tuan Oh pikir tak ada gunanya untuk membahasnya karena Setidaknya Yeon Sung sudah menemukannya.
“Bagaimana kau bisa mengatakan kalau ingin makan dalam situasi itu? Bagaimana kau bisa melakukan itu pada seorang Ayah yang kehilangan putrinya? Kau juga seorang Ayah!” ucap Nyonya Han berani bicara dengan nada tinggi.
“Dasar Wanita ini. Apa kau dipenuhi dengan energi setelah makan itu? Kenapa kau memarahiku disini?” ucap Tuan Oh
Aku tidak akan memarahimu selamanya dan Kau tidak akan mendengarnya setelah aku mati.” Kata Nyonya Han.
“Hentikan omong kosong itu dan tidurlah!” kata Tuan Oh tak ingin berkelahi.
“Aku benar-benar membencimu!” ungkap Nyonya Han.
“Berapa banyak uang yang hilang  dengan menjadi usil? Jangan khawatir dengan keluarga lain,  dan lindungi diri kita sendiri!” kata Tuan Oh terlihat sangat kesal memilih untuk keluar dari kamar.


So Ran bahagia melihat tas yang baru dibelinya, Kyung Jae berjanji  akan membelikan yang lebih baik di masa depan. So Ran pikir tak perlu karena  cukup senang dengan tasnya sekarang, lalu memberikan hadiah untuk Kyung Jae juga.  Kyung Jae membuka hadiah bertanya apa itu.
“Ini kotak kartu nama. Kapan kau membeli ini?” ucap Kyung Jae tak percaya So Ran membelikan hadiah.
“Aku buru-buru membelinya saat kau ke kamar mandi.” Kata So Ran. Kyung Jae melihat kalau ini sangat mewah dan mengucapkan Terima kasih.
“Kau harus janji! Kau hanya akan menggunakannya  untuk kartu nama yang akan kau simpan  setidaknya selama 10 tahun.” Kata So Ran
“Hei, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, 10 tahun tidak masuk akal.” Kata Kyung Jae.
“Itulah sebabnya aku ingin kau berjanji.” Ucap So Ran. Kyung Jae pikir kalau So Ran sedang menyuruh untuk masuk perusahaan daripada memulai bisnis
Ia memberiathu kalau akan dapat kabar investasiku besok. So Ran menjelaskan aklau harus konsisten dengan apapun yang dilakukan. Kyung Jae mengaku tak mau. So Ran mengeluh Kyung Jae berbicara seperti itu Kyung Jae mengatakan kalau seperti itu maksudnya.
“Bukankah itu karena aku mengganti pekerjaan hingga akhirnya punya beberapa bisnis yang gagal? Aku ingin sukses juga dan bukan membuatnya tidak berhasil. “ kata Kyung Jae
“Pernahkah kau melakukan sesuatu yang kau sukai selama 10 tahun?” kata So Ran
“Aku tidak memiliki kesempatan dan juga tidak cukup mampu.” Ucap Kyung Jae.
“Aku memiliki pekerjaan yang tidak kusukai selama 10 tahun karena hanya itu yang mampu aku lakukan.” Jelas So Ran
“Aku mengerti. Terima kasih.... Aku akan menggunakannya dengan baik.” Kata Kyung Jae. 

So So dan Ma Roo pergi ke cafe dengan meminum wine bersama, dengan menikamati musik klasik Prancis. So So pun menanyakan pendapat Ma Roo.  Ma Roo mengaku merasa seperti berada di Perancis dan ingin tahu kenapa tidak termasuk dalam rencana perjalanan, karena tempat ini sangat baik.
“Bosku menentangnya.” Kata So So. Ma Roo ingin tahu alasanya. 


 Flash Back
So So memberitahu Direktur kalau tempat itu adalah Perancis yang sebenarnya. Direktur pikir kalau menurut So So Menara Eiffel itu Perancis palsu. So So pikir Jadwal perjalanan selalu sama dan Tidak ada yang baru.
“Itu selalu baru bagi orang-orang yang datang ke sini untuk pertama kalinya.” Ucap Direktur
“Baiklah, aku secara tidak resmi akan menambahkannya sebagai tur malam.” Kata So So
“Jika kau melakukannya, Apakah para turis menyukainya?” tanya Direktur. So So pikir ini akan menjadi populer.
“Ya, semuanya akan berakhir. Jika rumor tersebut beredar, semua orang akan menambahkannya ke tur paket mereka. Maka semua wisatawan akan berada dimana-mana mengambil gambar. Apa menurutmu penduduk setempat  akan menyukainya?” ucap Direktur. So So menjawab Tidak.
“Hal yang paling penting...Adalah untuk memuaskan pelanggan kita. Kita tidak punya hak untuk mencuri kebahagiaan penduduk setempat. Ini adalah aturan yang harus diikuti oleh industri pariwisata.”ucap Direktur

Ma Roo memuji Direktur So So adalah orang yang hebat. So So menceritakan biasanya, Direktur itu orang yang tidak berpikir tapi begitu sesekali. Ma Roo bertanya apakah bahagia saat datang kesini. So So  mengaku tidak datang ke sini untuk bahagia.
“Tapi melihat bagaimana aku selalu datang ke sini, aku pasti menyukainya.” Kata So So
“Kau orang lokal sekarang.” Ejek Ma Roo. So So pikir itu sudah pasti karena Sudah 7 tahun sejak aku pindah ke Prancis.
“Kau belum pernah berkunjung ke rumah sejak saat itu, kan? Aku merasa seperti itulah yang terjadi dilihat dari bagaimana adikmu datang mencarimu. Apa adikmu tiba di Korea dengan aman? Apa Kau mendapat telepon? Aku masih belum memberi jawaban atas pertanyaanku kemarin. Apa Kau mau kembali ke Korea?” ucap Ma Roo. So So hanya diam saja. 


Na Hyun berteriak dari kamar mandi kalau tidak ingin mendengarnya jadi Hentikan. Yeon Sung ikut berteriak kalau seharusnya tidak mengatakan seperti itu kepada Ayahnya, dengan berteriak kalau selalu memikirkannya dan memikirkannya.
“Aku lakukan. Aku memikirkanmu  setiap beberapa hari sekali!” ucap Na Hyun keluar dari kamar mandi.
“Apa gunanya berfikir kalau kau tidak mendengarkan? Bagaimana dengan sekolah?” ucap Yeon Sung. Na Hyun mengingatkan sudah diusir dari sana.
“Kau harus mendapatkan GED-mu dan pergi ke perguruan tinggi! Apa yang akan kau lakukan tanpa ijazah SMA?” kata Yeon Sung dengan nada tinggi.
“Itulah kenapa aku memikirkan bagaimana menjalani hidupku!” kata Na yun
“Tidak ada gunanya berpikir! Bawa GED-mu, pergi ke perguruan tinggi, atau belajar di luar negeri!” kata Yeon Sung
“Kau selalu mengatakan hal yang sama. Apa hanya ada satu jalan untuk hidup?” ungkap Na Hyun
“ Ada banyak! Ada begitu banyak!!! Jadi belajarlah dengan giat dan kuliah! Jika kau melakukannya, maka kau dapat mengambil jalan yang diinginkan dan memiliki apapun yang kau inginkan!” kata Yeon Sung
“Tidak bisakah kau mempercayaiku?” ucap Na Hyun marah
“Tidak bisakah kau mempercayaiku dan  melakukan apa yang aku katakan lebih dulu?” ucap Yeon Sung 


Saat itu telp Yeon Sung berdering, telp dari Mi Jung. Na Hyun menyuruh agar Yeon Sung menjawab teleponnya karena sudah tahu siapa yang menelp. Yeon Sung tak mengangkatnya, berpikir sikap anaknya itu memberontak seperti ini karena akan menikah. Na Hyun mengeluh ayahnya itu memang tidak dewasa.
“Baiklah! Aku tidak akan menikah!” ucap  Yeon Sung. Na Hyun menegaskan kalau itu bukan alasannya
“Aku tidak akan membuatmu menderita karena aku ingin bahagia! Aku tidak akan menikah, oke?” kata Yeon Sung. Na Hyun kesal hanya bisa berteriak.
“Jangan berteriak! “ ucap Yeon Sung marah. Na Hyun pun terdiam. 

Mi Jung mencoba menelp Yeon Sung tak tak diangkat, lalu menerima pesan dari Jung Na Hyun yaitu sebuah video dengan judul "Pria yang tidak bisa apapun." Na Hyun mengedit video ayahnya, saat dminta agar terlihat keren, lalu makan steak, mengambil foto di kaki malaikat, menaiki kereta wisata, bahkan buang air kecil tanpa menutup pintu, lalu tertidur.
[Terima kasih telah menerima Ayahku...] Mi Jung mulai terharu dengan video yang dibuat Na Hyun.
Na Hyun memperlihatkan ayahnya yang tak suka wortel, lalu terjatuh saat ingin mengisi tempat duduk dengan angin. Na Hyun menunjuk ayahnya adalah Seorang pria yang tidak bisa  melakukan apapun dengan benar.
[Tapi masalahnya adalah...] Yeon Sung membuat banyak gaya mengatakan “Aku mencintaimu.” 

Flash Back
Na Hyun mengeluh ayahnya yang tak bisa mengatakan “Aku mencintaimu” dengan sepenuh hati. Yeon Sung menahan anaknya agar bisa merekam dan mencoba mengatakan “Aku mencintaimu.” Lalu berpikir kalau mimik wajahnya sangat Membunuh. Na Hyun mengeluh kalau lebih baik Bunuh saja dirinya. Yeon Sung memperlihatkan mimik wajahnya terharu saat mengungkapkan perasaanya.
“Ada apa dengan pengucapannya?” ucap Na Hyun saat mengedit video untuk ayahnya.
[Aku akan memanggilmu "Ibu"  suatu hari nanti... Mohon tunggu, biarpun butuh beberapa saat.]

Mi Jung terharu melihat video milik Na Hyun, saat itu semua terlihat sibuk mengucapkan Terima kasih atas kerja samanya, seperti baru saja selesai syuting.  Si pria dengan setengah telanjang, bertanya Apa yang ditonton Mi Jung. Mi Jung mengatakan Sebuah klip video dari calon suaminya dengan wajah terharu.
“Siapa yang merekam itu?” tanya Si pria. Mi Jung dengan bangga menjawab kalau itu Putri masa depannya. 

“Aku selalu berpihak padamu dan sangat mencintaimu! Apa kau masih kurang? Kenapa kau terus memberontak seperti ini? Aku melakukan semua yang kau inginkan!” ucap  Yeon Sung. Na Hyun hanya bisa terdiam. 

Flash Back
“Ayahku tidak marah padaku... Dia bilang aku tidak melakukan kesalahan.” Ucap Na Hyun saat keluar dari sekolah
“Apa kau tahu? Ayahmu... memohon dengan lututnya hari itu saat pertemuan itu.” Cerita Ibu Guru mengingat pada Yeon Sung agar memohon untuk jangan keluarkannya.
“Aku tidak bisa melakukan itu, meski kau adalah muridku. Tapi Ayahmu melakukannya.” Kata ibu Guru. Na Hyun melihat ayahnya keluar dari mobil melambaikan tangan.
“Aku harus pergi sekarang, Ayahku sedang menunggu. Kau adalah guru terbaik  yang pernah aku miliki.” Ucap Na Hyun.
“Semoga selamat sampai tujuan Dan jangan membenci Ayahmu karena memarahi  untuk belajar.” Pesan Ibu Guru.
“Ada kalanya aku tidak tahan, tapi tidak pernah membencinya dan Ayahku juga begitu... Dia tidak akan pernah membenciku.” Kata Na Hyun lalu pamit pergi pada gurunya. 


Yeon Sung menegaskan hanya akan fokus  pada anaknya mulai sekarang jadi meminta agar bisa belajar. Na Hyu pikir Yeon Sung bahkan tidak mengerti dirinya tapi malah bertingkah seperti itu, yang membuatnasemakin sulit jika terus melakukan ini?.
“Aku sangat membencimu.... Sangat...” kata Yeon Sung. Na Hyun tak percaya ayahnya mengatakan hal itu, keluar kamar dan hanya bisa menangis berjalan dilorong. 

Ma Roo bertanya Apa menyenangkan tinggal disini. So So pikir itu sudah pasti suka karena menyukai pekerjaannya juga. Ma Roo pikir akan membosankan  karena Ini memiliki jadwal yang sama  dengan penjelasan yang sama. So So merasa kalau oranganya selalu berbeda.
“Rasanya seperti perjalanan yang berbeda setiap saat karena pelanggannya. Dan tidak ada yang memandang rendah aku.” Ucap So So
“Bukan pekerjaan yang harus diperhatikan orang.” Ucap Ma Roo. So So pikir Ma Roo tahu keadaannya.
“Kau pasti tahu ungkapan orang-orang "Seorang wanita bekerja sampai tulangnya  untuk menghasilkan uang di luar negeri." Lalu Apa kau ingin mendengar hal paling absurd yang pernah aku dengar? "Bagaimana kau berakhir seperti ini?" Aku merasa terhina saat mendengarnya Aku merasa ada yang salah denganku..” Ungkap So So
“Banyak orang seperti itu. Mereka menganggap profesi  memberikan peringkat.” Kata Ma Roo
“Hal ini tidak terjadi di Perancis. Mereka tidak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan dan fokus pada diri mereka sendiri. Yang paling penting adalah apa aku bahagia  atau tidak saat melakukan pekerjaanku.” Jelas So So
Ma Roo bertanya apakah So So bahagia. So So mengaku sangat bahagia.  Ma Roo pikir itu sebabnya So So  tidak akan kembali ke Korea. So So ingin tahu apa yang membuat Ma Roo penasaran. Ma Roo pikir Sepertinya So So masih tergantung di sana Meskipun ingin kembali. Ia tahu Aku tidak tahu banyak, tapi berharap So So mengikuti hatimu sebelum terlambat.
“Ma Roo... Mana yang lebih dulu ditemukan  teleskop atau mikroskop?” tanya So So. Ma Roo pikir Teleskop. So So menjawab itu salah.
“Mikroskop... Orang-orang memiliki keserakahan seperti ini... Mereka ingin melihat segala sesuatu yang tidak dapat dilihat Dan menemukan segala sesuatu  yang tersembunyi. Itulah sebabnya orang menakutkan untukku, Terutama orang Korea.” Ungkap So So
“Orang Korea terganggu hingga mereka menemukan kebenaran. Mereka berkata "Kenapa kau tidak kembali ke Korea? Kenapa kau begitu? Aku benar, bukan? Aku benar kan." Dan kemudian mereka menjadi penasihat dan memberiku peringatan. "Ini belum terlambat. Kau harus kembali sekarang. " Itu lucu dan kali ini tidak seperti kau mengerti semuanya.” Kata So So dengan sedikit marah
Ma Roo mengaku kalau tidak bermaksud seperti itu. So So menceritakan selalu datang ke cafe ini sendirian dan pertama kalinya datang dengan orang lain. Ia mengungkapkan sangat menyukai tempat ini sehingga ingin datang dengan seseorang yang disukail, lalu mengeluh Kencan ini hancur. Ma Roo pun hanya bisa terdiam.
Bersambung ke episode 11

 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar