PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 23 November 2017

Sinopsis The Package Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Ma Roo menelp Yeon Sung, Yeon Sung terlihat sibuk sambi masuk ke dalam mobil mengatakan kalau baru berencana untuk meneleponnya. Ma Roo membahas tentang kontainer dikirim ke Afrika yang sempat dibahas. Yeon Sung mengingat dan karena itu menelepon.
“Aku yakin kami mengirim mereka, tapi tidak ada dokumen.” Ucap Yeon Sung. Ma Roo kaget kalau tak ada dokumen.
“Itulah yang aku katakan, bahkan Tidak ada catatan transaksi. Itu membuatku bertanya-tanya Apa aku salah mengingatnya. Kita harus ketemu kapan-kapan. Apa Aku akan menemuimu di Gapyeong Garden?” kata Yeon Sung. Ma Roo hanya menjawab kalau nanti akan menelepon balik.
Ma Roo terdiam seperti hidupnya ada di ujung tanduk, teringat kembali kata-kata So So “Bukankah ini tentang siapa yang lebih berkuasa daripada tentang siapa yang membuat kesalahan?” 

Saat itu Na Hyun sibuk dengan laptopnya, lalu menjerit bahagia karena Terkirim dan merasa kalau sangat lelah. Tuan Oh, So Ran, Kyung Jae menerima pesan pada ponselnya. Kyung Jae melihat video keberasamaan dengan So Ran saat ada di Paris.
Mereka berdua makan bersama, berbelanja dan sempat bertengkar, karena Kyung Jae yang terus menelp. So Ran pun menonton video yang dibuat oleh Na Hyun dengan senyuman. 


Tuan Oh dan Nyonya Han menonton di restoran mereka. Na Hyun merekam Tuan Oh yang sedang marah-marah dan ingin berbicara dengan atasan So So saat tiba dibandara.  Tuan Oh mengeluh kalau tak menyukainya.
“Kau sepertinya tidak begitu buruk  dalam video ini.” Komentar Nyonya Han
“Apa aku lebih buruk dari ini?” tanya Tuan Oh. Nyonya Han melihat suaminya yang terus mengomel saat perjalanan.
“Apa aku selalu terlihat sangat tertekan?” kata Nyonya Han melihat wajahnya tak pernah tersenyum di awal perjalanan.
“Kau tidak terlihat tertekan, tapi kau tampak cantik.” Puji Tuan Oh. Nyonya Han tersipu malu mendengarnya.
“Secantik apa?” goda Nyonya Han. Tuan Oh dengan gugup berpikir kalau tak perlu secantik apa tapi Nyony Han harus  Bersyukurlah atas apa yang telah didapatkan lalu bergegas pergi. Nyonya Han bisa tersenyum mendengarnya. 



Ma Roo melihat lembaran Surat Konfirmasi Tindak Kejahatan di depanya, Pria didepanya berkata kalau Ada pepatah yang sangat disukai dan semua berjalan seperti ini. Yaitu "Jika kau tidak membuatnya menjadi masalah, itu bukan masalah." Ma Roo terus menatap yang ada didepanya.
“Menurutku, perkataan ini sesuai  dengan situasi ini. Kenapa kita tidak melakukan ini? Jika kau menandatangani perjanjian ini, maka Aku akan memastikan kau tidak akan mengalami masalah apapun Dan kau juga tidak berutang  1,4 miliar won.” Ucap Si pria menyakinkan Ma Roo.
“Bukankah perusahaan kita hebat? Kau harus tinggal untuk waktu yang lama. Dengan kata lain, bukan berarti kau memiliki sesuatu.” Jelas Si pria.
Ma Roo menerima pesan dari Ponselnya dan melihat video yang dibuat oleh Na Hyun untuknya. Ia terjebat pada sabuk kesucian dan diajak foto oleh polisi Prancis. Si pria menyuruh Ma Roo agar segera memberikan tanda tanganya, tapi Ma Roo malah tersenyum menatap ponselnya.
Na Hyun merekam semua yang dilakukan Ma Roo mulai membawa tongkat selfie, menjaga Nyonya Han menaiki tangga, dikejar oleh adik So So. Ia lalu terdiam melihat saat pertama kali datang hampir semua waktunya dibuat untuk mengerjakan laporan membuatnya tak ikut jalan-jalan. Bahkan membuatnya terjebak di pulau karena tak mendengar penjelasan So So. 


Akhirnya Ma Roo berdiri dari tempat duduknya. Si pria menyuruh Ma Roo duduk karena mereka belum selesai bicara.  Ma Roo mengaku kalau ia  tidak punya apa-apa dan Hanya USB yang dimiliki.
“Dokumen yang hilang dan pasokan yang dikirim ke Afrika ada di sini. Mari kita akhiri sampai disini.” Ucap Ma Roo memberikan USB dengan bentuk peluru lalu keluar dari ruangan. 

Ma Roo menemui Ketua Yoon di mejanya, Ketua Yoon tanpa mau menatapnya bertanya apakah sudah selesai, Ma Roo mengaku kalau berencana untuk berteriak  saat perjalanan masuk.
“Masih bisakah kau menyebut dirimu elit? Jika kau belajar giat dan mendapat pekerjaan bagus, Apa itu membuatmu lebih baik dari yang lain?” teriak Ma Roo dalam bayanganya ketika masuk ruangan tapi diurungkan niatnya.
“Kau tidak memiliki hak untuk berteriak pada siapa pun.” Kata Ketua Yoon.
“Aku akan berteriak paling keras padamu.” Ucap Ma Roo berani melawan
“Astaga dasar kunyuk satu ini. Seberapa keras kau akan berteriak? Teriaklah jika kau bisa!”kata Ketua Yoon menantang.
“Apa gunanya berteriak pada budak lain?” balas Ma Roo
Ketua Yoon pikir kalau Semua orang di kantor ini tahu itu dan heran dengan Ma Roo yang  memilih hidup seperti ini. Ma Roo menjawab kalau itu karena ada barisan di kalangan budak juga. Ketua Yoon mengejek kalau harap Ma Roo hidup seperti itu selamanya. 

Nona Oh hanya terdiam melihat Ma Roo yang pergi meninggalkan kantor, Ma Roo bertemu dengan Byung Jae menanyakan apakah sudah memakainya. Byung Jae dengan senyuman mengatakan tidak kesepian di malam hari lagi. Ma Roo pun berjanji akan menelpnya lagi nanti.
“Kabarku baik baik saja. Apa kau melakukan dengan baik juga?< Aku merasa bisa mengobrol denganmu sepanjang malam di bar live Perancis.” Gumam Ma Roo berjalan keluar dari ruangan kantor seperti berbicara dengan So So. 

So So duduk sendirian di cafe sambil menikmati lagi Prancis dan menerima pesan dari Na Hyun. Ia melihat rekaman yang dibuat oleh Na Hyun. Semua dari video memperlihatkan dirinya memberikan penjelasan pada setiap tempat yang dikunjungi oleh turis yang dibawanya.
Ia mengingat percakapanya dengan Ma Roo yang menyuruh untuk Pergilah berlibur. So So pikir dirinya sebagai pemandu juga ikut berlibur. Ma Roo menyuruh Soo untuk berliburlah dengan bebas.

So So bertemu dengan direktur memberitahu kalau ingin berlibur. Direktur hanya terdiam.  So So meminta direktur mulai bicara.  Direktur binggung karena Seorang pemandu bilang bahwa dia ingin berlibur, jadi tak tahu apa yang harus dikatakan.
“Kau bisa bilang "Begini, kau ingin pergi berlibur, ya? Kalau begitu kau harus butuh uang. Kau butuh berapa? Apakah ini cukup?” ucap So So
“So So adalah pembicara yang baik. Ini adalah omong kosong terbesar yang pernah aku dengar dalam 10 tahun terakhir. Kelompok besok ada 22 orang. Apa kau memeriksa pemesanan?” ucap Direktur.
“Aku sedang berlibur. Aku belum memutuskan ke mana harus pergi, jadi tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan.”kata So Sos
“Astaga, adikmu berbohong padaku Dan kau mengancamku. Apa aku ini musuh keluargamu? Kenapa kau melakukan ini padaku?” keluh Si Direktur
“Bos, Apa kau tahu liburan itu?” tanya So So
“Tentu saja. Ini adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan kurang dari 15%.” Kata Direktur.
“Artinya berangkat berlibur sebagai pengembara. Itu liburan yang sesungguhnya.” Ucap So So
“Kau benar-benar pembicara, kan? Baiklah, lalu ambillah paket liburan. Aku akan memberikan diskon” ucap Direktur. So So mengeluh mendengarnya. 
Ma Roo memasukan semua barang-barang ke dalam koper, dengan banyak makanan instant. So So pun pergi dengan tas ransel. Keduanya sama-sama kelua dari rumah seperti akan pergi berlibur. 

Byung Jae memberikan paket pada Ketua Yoon,  Ketua Yoon bertanya Siapa yang mengirimnya. Byung Jae melihat dari namanya adalah Ma Roo. Ketua Yoon membuka dan membaca ada pesan yang ditulis Ma Roo  “Aku akan mengungkapkan apa yang tidak bisa aku katakan dengan hadiah kecil.”
“Dasar Kunyuk ini, kurasa dia merenungkan tindakannya.” Komentar Ketua Yoon melihat isinya miniatur wajah anjing dengan kaki burung
“Apa Ini anjing atau burung?” ucap Ketua Yoon kalau itu diangga mengumpat "bajingan" padanya. Byung Jae menahan tawanya, dan Ketua Yoon sangat marah pada Ma Roo yang berani mengumpat padanya. 


So So berjalan sendirian mengelilingi Prancis yang selama ini hanya jadi pemandu, tapi kali ini akan menjadi wistawan yang mengunjungi obek wisata di Paris. Lalu Ia juga pergi ke gereja dan melihat lembaran tulisan dibelakangnya. Ia membaca yang tulis oleh Tuan Oh.
Flash Back
Tuan Oh menulis dengan Air mata menetes[Sayang, jangan sakit, jadi kita bisa hidup lama dan bahagia bersama...]
Yeon Sung menulis untuk mendiang istrinya [Sayang, bagaimana kabarmu? Aku akan menikah. Aku akan membesarkan Na Hyun dengan baik, dan melakukan yang terbaik untuk bahagia]
Kyung Jae menulis [Tolong biarkan aku memukulnya  dalam satu tembakan!]
So Ran menulis [Tolong bantu aku agar aku tidak terpengaruh oleh siapapun atau apapun. Tolong bantu aku bahagia.]
Sementara Na Hyun dengan gaya anak remaja menuliskan [Pergi, jerawat! Promosi untuk ayah! Aku juga ingin punya pacar!]
Nyonya Han menuliskan [Aku berharap seluruh keluargaku akan menjalani hidup bahagia dan sehat.] 

So So bertanya pada Ma Roo Apa yang akan ditulis, Ma Roo mengatakan hanya ada lima suka kata saja yaitu "Aku ingin pulang ke rumah." So So heran karena Ma Roo baru sampai. Ma Roo menceritakan menyebabkan keributan di tempat kerja dan juga memiliki masalah pribadi.
“Aku tidak berpikir seharusnya datang. Jadi aku ingin pulang saja sekarang.” Ucap Ma Roo
“Aku mengerti. Itu sebenarnya bisa menjadi keinginan semua orang.” Kata So So.
Ma Roo mulai menulis tapi saat itu ponselnya berdering dan langsung keluar dari gereja. So So menatap tulisan Ma Roo yang belum selesai [Pulang ke rumah...] Akhirnya ia menambahkan [Aku ingin pulang ke rumah.]

Semua berkumpul di restoran Tuan Oh kecuali Ma Roo. Na Hyun mengeluh kalau supnya hambar. Yeon Sung langsung mengomel kalau restoran tidak mendapatkan rasa yang benar dan Tuan Oh itu bisa menyebut sup ayam premium
“Aku ingin berbicara dengan atasanmu!” teriak Yeon Sung seperti sengaja mengejek Tuan Oh. Na  Hyun berperan sebagai Nyonya Han meminta agar menghentikanya.
“Kenapa kau selalu menyuruhku berhenti? Panggil atasanmu.” Ucap Yeon Sung
“Astaga, hentikan saja. Aku salah,  Jika hambar, kau harus meminta garam, bukan atasannya.” Kata Tuan Oh. Yeon Sung membuat lelucon agar memanggil Ga Ram. Tuan Oh meminta mereka untuk berhenti.
“Hentikan. Mereka semua bersenang-senang... Aku pikir itu lucu juga.” Kata Nyonya Han akhirnya ikut berkumpul. Tuan Oh kesal karena istrinya seperti senang.
“Kyung Jae, kudengar kau sudah memukulnya.” Ucap Nyonya Han. Kyung Jae merendahkan hati kalau itu bukan masalah besar.
“Itu benar.... Aku melihatnya di internet.” Ucap Na Hyun. Tuan Oh ingin tahu Berapa banyak yang dibuat. Kyung Jae mengaku kalau Tidak banyak.
“Bukankah seharusnya kau memberikan hadiah?” kata Yeon Sung. So Ran mengatakan kalau itu sebabnya mereka sudah membawa hadiah.
Kyung Jae mengaku malu, Na Hyun tak sabar meminta agar segera membuka tasnya. Kyung Jae membagi-bagikan buku dalam tasnya. Yeon Sung pikir Kyung sedang mempersiapkan sebuah bisnis dan tak ada yang tahu kalau menjadi penulis.
“Aku suka judulnya, "Bagaimana Memenangkan Hidup sebagai Sendok Kotoran." Penulis Kim Kyung Jae.” Kata Yeon Sung
“Menakjubkan. Tidak ada yang tertulis di dalamnya. Ini sangat lucu.” Kata Na Hyun hanya melihat kertas kosong.
“Astaga, siapa yang akan membelinya?” keluh Tuan Oh karena seperti membeli buku baru saja.
“Ini adalah best seller saat ini.” Kata So Ran bangga. Yeon Sung ingin tahu bagaiman Kyung Jae bisa mewujudkan gagasan ini?
“Aku gagal dalam bisnisku dan dikhianati oleh seorang senior yang aku percaya. Aku benar-benar ingin mati.” Cerita Kyung Jae. 



Flash Back
Kyung Jae terlihat sangat marah karena diberi harapan palsu oleh seniornya bahkan sekarang harus membayar ganti rugi. Ia mengamuk menjatuhkan semua barang diatas rak, melampiaskan semua amarahnya. Sampai akhirnya ia melihat sebuah buku  [Rahasia Sukses seorang Pebisnis]
“Aku yakin ada cara orang bisa sukses. Tapi bukan untukku, jadi Itulah sebabnya aku membuat ini. Tidak ada jalan bagi sendok kotoran untuk berhasil dalam satu kesempatan.” Jelas Kyung Jae.
“Apa kau membawa ini ke penerbit?” tanya Yeon Sung.
“Aku ingin menjualnya sebagai notebook, jadi tak mengajukan ke penerbit. Namun penerbit menghubungiku dan mengatakan bahwa mereka akan menerbitkannya.”cerita Kyung Jae.
“Aku rasa kau menghemat biaya tintanya. Apa kau tidak menghasilkan uang dengan mudah?” ucap Tuan Oh.

So Ran mengeluh Tuan Oh yang cerewet, keduanya pun terawa. Yeon Sung bertanya apakah Kyung Jae sudah memberikan pada Ma Roo juga.  Kyung Jae memberitahu kalau punya satu untuknya, tapitidak bisa menghubunginya.
“Omong-omong, Apa elit kita  melakukannya dengan baik? Ini  Sudah tiga bulan kan, Apa dia masih di Afrika?” kata Tuan Oh
“Ya, aku berbicara dengannya dari waktu ke waktu. Dia baik-baik saja.” Kata Yeon Sung.
“Apa dia benar-benar pergi berlibur?” kata Tuan Oh curiga. Yeon Sung yakin.
“Aku melihatnya di hari sebelum dia pergi.” Kata Yeon Sung. 


Flash Back
Ma Roo dan Yeon Sung minum bersama. Ma Roo menceritakan selalu berpikir "Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Perusahaan itu yang salah. " Yeon Sung menyimpulkan kalau M Ro tidak pernah bisa mencintai  perusahaan terlalu banyak.
“Tapi aku memikirkannya, dan menyadari bahwa aku adalah bagian dari perusahaan itu. Karena itu, kami semua bertanggung jawab atas kejahatan ini.” Kata Ma Roo merasa tak menyangka dengan nasibnya sekarang.
“Lupakanlah. Kau mungkin akan kalah dalam pertempuran ini. “ ucap Yeon Sung
“Terlepas dari siapa yang akan menang, kita harus meminta maaf terlebih dahulu.” Pikir Ma Roo.
“Kau tidak bisa pergi ke Afrika dan meminta maaf kepada semua orang yang kau lihat.” Kata Kyung Jae.
Keduanya terdiam. Kyung Jae bisa membaca pikiran Ma Roo kalau akan melakukan itu. Ma Roo menganguk, kalau akan pergi dan memeriksa apa ada efek samping dan tawarkan perawatan Lalu buang obat sisanya. Yeon Sung pikir  itu salah satu cara untuk meminta maaf dan juga akan memiliki bukti.
“Aku tidak bisa berbuat banyak, tapi aku akan melakukan apa yang bisa aku bantu Tolong rahasiakan ini.” Pinta Ma Roo. 


Yeon Sung mengatakan kalau Ma Roo  pergi kesana kemari, jadi liburannya diperpanjang. Tuan Oh pikir Inilah kenapa sangat bagus bekerja di sebuah perusahaan besar. So Ran ingin tahu apakah Ma Roo mengambil penerbangan langsung, karena Pasti mahal harganya.
“Tidak, dia singgah di Inggris dalam perjalanannya ke sana. Dan dia akan berhenti di Perancis  dalam perjalanan pulang.” Ucap Yeon Sung. Nyonya Han dan So Ran saling tersenyum berpikir kalau keduanya pasti bertemu.  
“Tapi... aku bertanya-tanya apa Eonnie Pemandu cantik baik-baik saja disana.” Kata Tuan Oh
Semua pikir kalau So So baik-baik disana. Na Hyun mengaku kalau sangat merindukan So So. 

So So masuk ke sebuah toko tas dengan melihat semua bentuk tas yan ada dalam rak.
Flash Back
Direktur memberikan uang meminta So So agar memBelil tas travelnya. So So pikir Direktu itu khawatir seorang pemandu  tidak memiliki tas yang tepat. Direktur bertanya apakah So So  punya tas travel.
“Saat kau mengemasi sesuatu ke tas, Kau akan tahu siapa kau. Ini bukan hanya tentang  mengepak beberapa pakaian. Kau akan menyadari  apa yang paling kau sukai. Dan apa yang paling kau takuti.”
So So memilih baju, lalu beberapa obat-obatan yang akan dibawa lalu beberapa alat make up dan juga parfum tapi memilih untuk meninggalkanya. Ia membaca foto keluarganya yang diselipkan pada buku.
“Kau juga akan menyadari  apa yang harus kau tinggalkan. Dan kau akan belajar apa yang tidak boleh kau lepaskan. Apa yang kau pikirkan? Jadi Belilah tas baru, dan kemasi barangmu. Jika kau melakukannya,  maka Kau akan belajar siapa dirimu. Dan kau juga akan menyadari di mana kau ingin pergi.”
So So akhirnya membeli sebuah koper dengan bentuk tas untuk menemaninya jalan-jalan.


Ma Roo sampai di titik Nol dan menginjak seperti sebelumnya, kalau akhirnya ia kembali dan akan datang lagi. Setelah itu So So berjalan menginjak tempat yang sama dengan berharap akan kembali. Keduanya berada ditempat yang sama tapi dengan waktu yang berbeda. So So duduk dibandara sambil menatap ponselnya. 


Keluarga So So dan Doo Ri makan malam bersama. Ibu So So membahas di tahun pertama kuliah Pada bulan April kalau anaknya pergi ke Gyeongju. Ibu Doo Ri juga mengingat anaknya juga Pergi ke Gyeongju saat dan berpikir kalau keduanya pergi bersama.  Doo Ri dan Su Su hanya bisa tertunduk, Ibu Doo Ri tahu kalau mereka sudah menipu orang tua mereka.
“Jika kita menginterogasi mereka, kita akan mendapatkan jawabannya.” Ejek Ayah Doo Ri.
“Pada pertemuan pengantin wanita, bukankah seharusnya kalian membual tentang anak-anakmu Dan meminta kami untuk menjaga satu sama lain?” keluh Su Su
“Apa kau anak-anak yang bisa kita banggakan?” ejek Ibu Doo Ri saat itu ponsel Su Su berdering
“Aku sudah menyuruhmu mematikan teleponmu selama rapat penting.”tegur Ibu So So.

Su Su meminta maaf lalu mengangkat telpnya dan kaget kalau kakaknya yang menelp.  So So memberitahu kalau sedang di bandara. Su Su bertanya dibandara mana. Semua orang di dalam ruangan terlihat kaget dan tegang. So So memberitahu ada di Bandara Charles de Gaulle dan akan pulang ke rumah.

“Apa Kau pulang, Sekarang juga?” ucap Su Su tak percaya mendengarnya.
“Tidak untuk selamanya. Aku masih harus sekolah dan bekerja untuk menyelesaikannya, jadi aku akan mampir.” Ucap So So. Ibu So So langsung mengambil ponsel dari tangan anaknya.
“Apa Kau sudah makan?” ucap Ibu So So . So So menahan tangisnya mengatakan kalau sudah makan dan bertanya balik pada ibunya.
“Kembali dengan selamat. Dan jangan pergi ke tempat berbahaya, oke?” ucap Ibu So So. So So mengeluh ibunya berpikir dirinya itu masih  bayi
“Ibu, saat aku datang ke Perancis. Aku membeli piring, lauk pauk, dan semua yang aku butuhkan. Tapi aku sadar tidak punya selimut saat tidur. Jadi aku pergi membeli  selimut keesokan harinya. Tapi aku menyadari bahwa itu pertama kalinya aku membeli selimut sendiri. Meskipun aku telah membeli pakaian dan makeup sendiri sebelumnya.” Cerita So So sambil menahan tangis.
“Kau sudah dewasa, putriku. Seorang wanita sudah dewasa setelah dia membeli selimut sendiri.” Ungkap Ibu So So juga ikut menahan tangis.
“Tapi...Saat aku membeli selimut... Aku sangat merindukanmu. Ibu, aku minta maaf.” Kata So So. Ibu So So pikir dirinya yang sangat menyesal.
Keduanya menutup telp dan sama-sama menangis. Ma Roo masuk bandara tanpa sadar kalau So So sedang duduk diruang tunggu sambil menangis.  Suasana di restoran berubah jadi sedih karena Ibu So So yang terus menangis. Doo Ri akhirnya mengajak mereka untuk pergi ke karaoke karena So So pulang ke rumah, jadi harus merayakannya. Mereka pun bersenang-senang menyanyi di tempat karaoke. 


So So masuk ke dalam toilet dan saat itu Ma Roo keluar dari toilet, So So menaiki eskalator dan Ma Ro turun di samping eskalator. Ma Roo keluar dari toko Duty Free, So So masuk untuk membeli beberapa barang. Keduanya duduk saling berpunggungan tanpa menyadarinya.
So So melihat foto yang diambil Ma Roo saat mencium pipinya, Ma Roo meminta agar Jangan hapus foto-foto ini. Setelah itu ia pun berdiri dari bangkunya. Ma Roo tertidur lelap di bangkunya, sampai tersadar kalau sudah terlambat dan bergegas pergi. 

So So berjalan melalui lorong dan terdiam karena melihat gambar kaki malaikat. Ma Roo pun berhenti melihat gambar yang mengingatkan dengan sosok yang pernah dicintainya. So So melihat lebih dulu ke arah Ma Roo, wajahnya kaget dan juga tersenyum.Akhirnya Ma Roo pun tersadar kalau So So menatapnya.
Keduanya pun akhirnya kembali bertemu di depan gambar kaki malaikat, senyuman mereka tak pernah lepas karena takdir mereka untuk bertemu walaupun sudah berpisah dan tanpa memberi kabar.
THE END

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: