PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 09 November 2017

Sinopsis The Package Episode 8 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
So So berjalan dengan Ma Roo yang mengandeng tanganya, dengan mata yang terus tertuju bergumam dalam hati “Aku bertanya-tanya siapa orang ini.” Lalu saat pertama kali melihat dirinya menangis dalam gereja.
“Apa dia kucing?” gumam So So yang melihat Ma Roo mengunakan sabuk kesucian untuk wanita dan meminta tolong padanya.
“Apa dia anak anjing?” gumam So So. Ma Roo sebelumnya tak ikut belanja memilih datang menemuinya. So So bertanya kenapa sudah kembali. Ma Roo mengaku kalau merindukannya.
“Apa dia Seekor rubah?” gumam So So. Ma Roo tanpa ragu mengajak untuk tidur bersamanya malam ini.
“Apa itu takdir? Aku berpikir... Berapa lama aku akan memilikinya.” Gumam So So sudah ada di sebuah Hotel dengan Ma Roo dan saling menatap dan mengelus wajah masing-masing. 


 [Episode 8 - Waktu yang dibutuhkan untuk putus.]
Ma Roo ketakutan melihat So So yang datang dengan pakaian sexy dan jug cambuk yang dibelinya. So So memberikan cambuk meminta Ma Roo berbicara padanya. Ma Roo menjerit kesakitan karena kakinya terkena cambuk.
“Apa itu sakit?” ejek So So. Ma Roo mengangguk dengan wajah ketakutan
“Cinta memang selalu menyakitkan.” Ucap So So dan saat itu juga Ma Roo pun menjerit kesakitan. 

So So mendengar cerita Ma Roo berpikir kalau memang  orang mesum, karena bisa membayangkan itu. Ma Roo pikir kalau melihat semuanya jadi tak ada alasan So So untuk terkejut. So So pun bertanya apa yang dilihat Ma Roo. Ma Roo mengingat saat pria menawarkan cambuk  ukurannya besar.
“Aku bilang itu untuk temanku. Bagaimana denganmu? Kau Bahkan membeli sesuatu yang lebih sesat.” Ejek So So
“Itu juga permintaan teman. “ kata Ma Roo
“Aku tahu apa yang kau inginkan dengan mengetahui selera temanmu. Kau sama saja!” ejek So So. Ma Roo pun hanya bisa tertawa.
“Kau harus memberitahuku sekarang. Jangan membuatku bertanya-tanya padamu.” Gumam So So
Ma Roo dengan memeluk erat So So menceritakan tentang teman SMA-nya, bernama Na Byung Sae. So So bergumam kalau yang diminta bukan tentang temanya. Ma Roo terus menceritakan mereka yang  masuk perusahaan yang sama dan ada di departemen yang sama.
“ Bukan tentang perusahaanmu.” Gumam So So
“Kami bergabung dengan militer bersama, tapi dia menjadi tentara dasar. Dan aku bergabung dengan pasukan khusus.”cerita Ma Roo. So So mengeluh dalam hati kalau Ma Roo  Jangan bicara tentang militer.
“Aku bekerja di operasi pencarian dan dikhususkan bekerja di DMZ.”kata Ma Roo dan akhirnya So So tak bisa menahan untuk bertanya
“Bagaimana dengan pacarmu?” ucap So So sambil bergumam kalau  Pada akhirnya membuat untuk mengajukan pertanyaan kekanak-kanakan ini.
“Aku tidak punya apa-apa untuk dikatakan.” Kata Ma Roo seperti enggan membahasnya. So So pikir Ma Roo sudah putus.
“Aku juga tidak ingin mengatakan apapun padanya.” Ucap Ma Roo. So So pikir kalau Mungkin belum.
“Mari kita bicara tentang kita.” Kata Ma Roo. So So mengumpat kesal kalau pertanyaan itu berhubungan dengan hubungan mereka.
“Aku tidak bertanya karena a penasaran. Kau tampak seperti player yang terlihat seperti itu.”kata So So lalu mendengar suara ponselnya.
Ia pun menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, Ma Roo panik karena tak mengunakan pakaian. So So tetap menariknya untuk mengambil ponselnya, Ma Roo akhirnya mengambil bantal untuk menutupinya. So So berhasil mengangkat telp dan akhirnya terlihat kaget. Akhirnya mereka pun bergegas keluar dari hotel. 



Tuan Oh terus mengomel oleh pria yang menyuruh mereka keluar dimalam hari dan ingin tahu berapa lama harus menunggu. Nyonya Han meminta agar Tuan Oh Jangan berteriak. Tuan Oh pikir Pada saat seperti ini,  suara yang lebih keras menang.
“Beritahu atasanmu untuk keluar kemari! Panggil teleponnya! Jawab aku!” teriak Tuan Oh dengan sedikit bahasa inggris.
“Jika kau terus berteriak, maka aku tidak akan memperlakukanmu seperti pelanggan.” Ucap Si Pria dengan bahasa inggris.
“Ya, kau harus menjawabku. Kau akhirnya mengerti aku.Sekarang Panggil atasanmu ke sini!”teriak Tuan Oh. 

So So akhirnya datang bertanya apa yang terjadi. Tuan Oh melhat So So meminta agar bicara pada petugas hotel. So So ingin tahu kenapa petugas hotel meminta Tuan Oh untuk meninggalkan kamarnya. Tuan Oh dan Nyonya Han kaget karena diminta untuk segera pergi.
“Ini adalah peringatan terakhir. Tolong jangan berteriak.” Ucap Si petugas. Tuan Oh ingin tahu apa sebenarnya yang dikatakan oleh Si pria jangkungk.
“Dia menyuruhmu untuk diam.” ucap So So. Tuan Oh pikir tak mungkin bisa diam sekarang.
“Aku akan melaporkanmu ke polisi karena gangguan publik.” Kaat Si pria. So So menahanya karena akan mendengarkan  apa yang dikatakan Tuan Oh lebih dulu.
“Pertama, tenanglah.” Kata So So sampai binggung harus bicara dengan bahasa prancis pada Tuan Oh. Ma Roo pun meminta So So agar menarik napas dulu dan menyapa pasangan seniornya lebih dulu.
“Sebelumnya, aku berbaring untuk tidur... Tapi brengsek ini menggedor pintuku...” ucap Tuan Oh. Nyonya Han memberitahu kalau tidak menggedor, tapi membunyikan bel pintu.
“Ya, mereka menekannya seolah-olah sedang menggedornya. Aku membuka pintu karena shock, dan mereka menyeret kami ke sini.” Cerita Tuan Oh
“Apa kau melakukan sesuatu yang salah? Apa kau merusak apapun atau berteriak...” ucap So So
“Apa aku terlihat seperti orang  yang berteriak sepanjang waktu?” ucap Tuan Oh marah. So So pun bisa mengerti dan akhirnya berbicara pada petugas hotel.
“Dia bilang tidak  melakukan kesalahan apapun. Apa kau yakin akan hal itu?” ucap So So pada petugas hotel 

Petugas Hotel memberikan bungkusan. So So binggung apa itu. Si petugas meminta So So membukanya dan langsung menutup hidung karena bau yang sangat menyengat. So So pun bertanya apa yang dibuat oleh Tuan Oh dalam teko air panas. Tuan Oh memberitahu kalau itu rebusan sup kimchi. So So kebingungan akhirnya meminta maaf karena semua kesalah Tuan Oh. “Tahukah kau berapa banyak keluhan pelanggan yang kami terima karena itu?” kata Pegawai hotel.
“Aku sungguh minta maaf. Dia akan berhati-hati untuk tidak melakukan ini lagi.” Ucap So So menyakinkan.
“Aku akan mengikuti peraturan, dengan menendangnya keluar dari kamarnya. Dan menagihnya 600 euro untuk pembersihan tirai dan tempat tidur, ditambah 500 euro untuk pengosongan tiga hari di kamarnya. Totalnya jadi 1.100 euro  yang harus dia bayar.” Jelas si petugas
“Aku akan secara formal meminta maaf.” Kata So So. Petugas Hotel pikir  Tidak ada gunanya, karena hanya perlu membayar biayanya.
So So memberitahu Tuan Oh kalautidak bisa makan di kamarnya. Tuan Oh dengan nada tinggi pun ingin tahu alasanya karena Semua orang memasak di kamar saat berlibur.
“Orang disini tidak tahan  dengan bau kimchinya. Dia akan menagihmu untuk pembersihan  dan kehilangan pelanggannya. Semua Sekitar 1,5 juta won.” Jelas So So
Keduanya kaget, Tuan Oh pikir kalau  ini kejahatan bagi orang Korea untuk makan kimchi dan ingin memerasnya lalu menyuruh untuk memanggil Polisi saja.  So So menceritakan kalalau Tahun lalu, pelanggan lain membuat sup kepiting di teko kopi setelah itu memanggil polisi setelah bertengkar, namun akhirnya mereka yang membayar 2 juta won.
“Dalam situasi seperti ini, Kau tidak punya pilihan lain.” Ucap So So seperti berusaha menahan amarahnya.
“Tolong katakan padanya kami mohon maaf Kita tidak bisa membayar 1,5 juta won.” Kata Nyonya Han.
“Aku... tidak mencoba memasak ramuan sup kimchi. Aku membawa kimchi ke sini, tapi itu dimasak sendiri. Makanya sudah menjadi sup kimchi. Itu benar. Tolong katakan padanya.” Kata Tuan Oh mulai ketakutan
“Jika mereka menolak membayar, Aku akan menghubungi polisi.” Ucap Petugas yang sangat tegas. 

Tuan Oh memarahi istrinya yang seandainya makan dengan benar, maka hal ini tak akan terjadi. Ma Roo melihat Tuan Oh teringat saat akan kembali ke Korea meminta agar memberikanObat yang menyembuhkan kanker dan kurang nafsu makan.
“Aku akan berbicara dengan manajer.” Ucap Ma Roo. So So binggung apa yang akan dikatakan oleh Ma Roo
“Uangnya itu banyak, dan itu pasti akan merusak liburan mereka. Kita harus membuat alasan untuknya.” Kata Ma Roo.
“Tidak ada gunanya. Mereka tidak punya kasih sayang yang sama seperti orang Korea. Kalau gitu tetap harus dicoba... Pak, bolehkah aku mencobanya?” kata Ma Roo. Tuan Oh pun mempersilahkanya.

Keduanya akhirnya duduk dalam kamar, Tuan Oh tak percaya aklau Orang Perancis benar-benar meminta uang pada mereka sekarang. Nyonya O mengeluh kalau itu alasan tidak ingin pergi ke mana pun dengan suaminya. Tuan Oh mengejek istrinya yanag makan dua mangkuk nasi dan mengatakan itu lezat. Ma  Roo dan bersama So So bertemu dengan petugas
“Wanita itu sedang sakit.” Ucap Ma Roo, So So kaget dimana tepatnya.
“Orang mengalami sakit seiring bertambahnya usia. Jadi Tolong katakan itu padanya, apa yang aku katakan” jelas Ma Roo. So So pun mempersilahkan sebagai transletor.
“Wanita itu menderita kanker stadium akhir, jadi dia sakit parah. Itulah sebabnya dia melakukan liburan terakhirnya. Dia bilang ingin pergi ke Perancis daripada tempat lain Dan dia sangat ingin datang ke sini, ke Honfleur.” Ucap Ma Roo.  So So pun mengatakan hal yang sama dikatakan Ma Roo.
“Bayangkan kau pergi berlibur  bersama istrimu. Tapi kau harus makan makanan Inggris sepanjang waktu.” Ucap Ma Roo. Petugas Hotel melihat Nyonya Oh sedang minum obat dari depan pintu. So So menjelaskan apa yang dikatakan oleh Ma Roo.
“Makanan Perancis adalah yang terbaik di dunia, tapi dia sudah tua sekarang. Sehingga mereka tidak bisa  menyesuaikan diri dengan makanan baru. Sang istri kelaparan selama beberapa hari, dan sang suami... harus melakukan sesuatu.” Jelas Ma Roo dan ikuti langsung oleh So So
“Aku memohon padamu. Tidak bisakah kau menunjukkan kebaikan kepada kami untuk liburan terakhir mereka?” kata Ma Roo
Si Pria terus menatap kearah pasangan yang sudah tua. Tuan Oh heran karena si pria menatap kearah mereka. Nyonya Oh melihat ketiganya tersenyum berpikir kalau Sudah selesai dan teratasi. Akhirnya Ma Roo datang ke kamar Nyonya Han dan Tuan Oh. 



“Masalahnya Sudah teratasi, Ini semua berkat dia.” Ucap So So pada Ma Roo. Tuan Oh igin tahu apa yang dikatakan Ma Roo
“Aku bilang orang Korea biasanya makan di kamar hotel jadi Aku meminta pengampunannya.” Ucap Ma Roo berbohong. Tuan Oh pun memujinya dengan bangga.
“Silakan kembali tidur... Tapi kau tidak boleh memasak sup kimchi di kamarmu lagi, mengerti?” pesan So So
Tuan Oh pikir tak masalah kalau melakukan apabila di hotel lain. Nyonya Han langsung meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi.  Saat itu petugas datang memanggil “Madam” Tuan Oh terlihat kesal istrinya di panggil "Madam"
“Terima kasih telah datang ke Perancis. Ini adalah hadiah dari hotel.” Ucap Petugas memberikan sebotol wine.  So So pun menjelaskan artinya.
“Astaga, kau tidak perlu melakukan itu  tapi Terima kasih banyak.” Kata Nyonya Han. Saat itu pria memberikan pelukan dan mengucapkan selamat berlibur.
“Apa yang dilakukan kuntuk ini ke istriku?” ucap Tuan Oh melihat si petugas yang menyentuh istrinya.
“Kau adalah suami yang baik.” Puji Si pria.  Tuan Oh pikir akan membiarkannya pergi  sekali ini saja dan hanya mau menjabat tangan si pria sedikit saja. 

So So pikir Ma Roo membuatnya kaget karena bisa berbohong begitu alami. Ma Roo mengaku kalau utu setengah benar karena akan menjadi liburan terakhir mereka. So So panik berpikir kalau Nyonya Oh memang benar-benar  menderita kanker
“Tidak, orang tuaku juga bertengkar saat liburan mereka Dan setuju untuk tidak pernah berpergian bersama lagi.” Jelas Ma Roo lalu mengajak So So masuk ke dalam kamarnya.
“Aku tidak masuk ke kamar pelangganku Jadi Aku akan pergi.” Ucap So So
“Aku bukan pelanggan.” Ucap Ma Roo. So So mengingatkan dirinya adalah seorang pemandu.  Dan akan menemuinya besok. Ma Roo pun akan akan mengantarnya pulang.


Kyung Jae sudah menyiapkan wine, So Ran keluar dari kamar mandi dengan memegang perutnya. Kyung Jae ingin tahu keadaaanya. So Ran pikir terkena diare. Kyung Jae panik karena pasti menyakitkan tapi menurutnya perut So Ran marah karena apa yang dimakan tadi.
“Aku yakin segelas anggur akan membuatnya lebih baik. Kau terlihat sangat cantik sekarang.” Kata Kyung Jae mengodanya. So Ran menganguk setuj
“Apa kau tahu apa yang dilakukan pemandu kita dengan turis? Mereka bersama saat ingin melihat sunrise.” Cerita So Ran. Kyung Jae bertanya kapan itu. So Ran menjawab kalau itu kemarin.
“Aku menangkap mereka dalam perjalanan turun saat mau melihat sunrise. Mereka memiliki rumput  di punggung masing-masing  Itu berarti mereka berbaring bersama. Aku 100 persen yakin.” Ucap So Ran
“Wow, itu sangat keren. Mereka mengatakan cinta terbaik terjadi di negara ketiga. Bukan negaraku, bukan negaramu. Tapi sebuah ledakan cinta yang terjadi di negara yang berbeda.” Ucap Kyung Jae dengan tatapan mengoda.
“Bagaimana itu cinta? Mereka hanya bermain dengan api.” Pikir So Ran, Kyung Jae merasa kalau itu tetap cinta selama itu masih menyala.
Kyung Jae pikir mereka... So Ran tak mengerti dengan kode yang diberikan Kyung Jae. Kyung Jae akhirnya mendekati So Ran, kalau sekarang Ini adalah negara ketiga bagi mereka Ini bukan negara mereka berdua dengan mengungkapkan perasaanya. So Ran memberitahu kalau sedang datang bulan.
“Hei, Apa kau benar-benar sedang di masa periodemu saat di Perancis? Sebelumnya Kau lelah, kau juga harus buang air. Aku membuat suasana romantis di Perancis. Tidakkah kau punya hati nurani?” ucap Kyung Jae marah
“Perutku kan sakit. Apa itu yang penting?” balas So Ran marah. Kyung Jae kesal karena So Ran berpikir itu tak penting. So Ran tak ingin bertengkar memilih untuk tidur saja. Kyung Jae  rasa kala So Ran jangan khawatir tentangnya lalu keluar dari kamar. So Ran kesal melihat Kyung Jae pergi memilih menutup semua tubuhnya dengan selimut. 



Yeon Sung sibuk dengan ponselnya, Hyun mengeluh dengan pakaian Yeon Sung yang membuatnya terlihat seperti Ahjushi. Yeon Sung pikir pakaian itu yang terbaik, karena Mudah dipakai dan lepas, bahkan sangat santai. Hyun melihat kalau pakaian itu membuat Yeon Sung terlihat tidak menarik. Yeon Sung seperti tak peduli.
“Apa itu? Apa wanita itu mengatakan kalau dia mencintaimu?” ucap Hyun Kesal melihat Yeon Sung senyum-senyum di depan ponselnya.
“Ini rekanku.”kata Yeon Sung, Hyun tahu Yeon Sung itu berbohong. Yeon Sung menyakinkan kalau bilang yang sebenarnya.
“Apa Kau mau main game kejujuran?” usul Hyun Yeon Sung menolak merasa seharusnya tidak bermain game mengenai kejujuran.
Hyun merengek agar Yeon Sung aga mencobanya, tapi Yeon Sung tetap menolaknya. Hyun pun tak peduli mulai bertanya alasan Yeon Sung memintanya untuk berlibur. Yeon Sung dengan mudah menjawab itu karena mencintai Hyun.
“Ini adalah permainan kejujuran.. Katakan padaku yang sebenarnya. Kenapa kau memintaku berlibur?” ucap Hyun
“kau pikir Kenapa aku mau ke sini denganmu?” ucap Yeon Sung malah balik bertanya. Hyun kesal karena Yeon Sung yang tak mau jujur padanya. 



Kyung Jae masuk kamar memanggil So Ran dan menyuruhnya bangun. So Ran yang masuk kesal mengeluh karena Kyung Jae yang memaksanya untuk bangun. Kyung Jae memberikan obat dan juga membawakan coklat, lalu mengambilkan air minum. So Ran terdiam karena Kyung Jae keluar kamar untuk mencari obat dan coklat untuknya.
“Jangan sampai sakit....” kata Kyung Jae memberikan minum dan obat lalu masuk ke dalam toilet. So Ran hanya bisa tersenyum melihat sikap Kyung Jae ternyata perhatian. 

Ma Roo mengantar So So mengetahui kalau Pemandu wisata tidak punya malam dan siang hari. So So pikir ia  adalah ibu, guru, dan pembantu setiap orang sampai akhir perjalanan turis. Ma Roo pikir Ini bukan pekerjaan mudah. So So pun mengucapkan Terima kasih. Dan akan menemuinya besok.
“Kau harus bertanya apa kau bisa masuk ke dalam, dasar bodoh.” Gumam So So kesal
“Tidur yang nyenyak... Selamat tiggal.” Kata Ma Roo beranjak pergi. So So berusaha tersenyum untuk masuk ke dalam hotelnya sementara. 

Kyung Jae bertanya apakah perut So Ran masih terasa sakit,  So Ran juga heran karena Sudah dari tadi minum obat. Kyung Jae pikir kalau itu tak cocok karena berasal dari negara maju. So Ran ingin memastikan kalau yang diminum memang obat yang dibutuhkan meminta Kyung Jae memeriksa di Internet.
“Kenapa ini obat pencernaan ?” ucap Kyung Jae binggung. So Ran pun ingin tahu apa yang diminta Kyung Jae sebelumnya

Flash Back
Kyung Jae dengan bahasa inggris yang pas-pasan memberitahu pegawai hotel kalau bukan dia yang sakit tapi pacarny yang sakit perut dengan memegang perutnya. Si petugas mengerti yang dimaksud lalu memberikan obat pada Kyung Jae.
“Kau mengolok-olokku karena bahasa Inggrisku,  tapi kau bahkan tidak bisa membeli obat itu.” Ejek So Ran tertawa dan mengeluh perutnya yang terasa sakit.
“Aku mengatakannya dengan benar.  Dia pasti salah paham. Aku akan kembali.” Kata Kyung Jae ingin keluar.
“Tidak apa-apa. Jangan pergi. Jaga agar perutku tetap hangat.” Ucap So Ran menahanya.
Kyung Jae pura-pura berpikir, So Ran meminta agar Kyung Jae mau melakukanya. Kyung Jae pun berbaring dengan So Ran bersandar padanya dan tanganya mengelus perut So Ran agar bisa menghilangkan rasa sakit, lalu meminta maaf karena sebelumnya marah ketika So Ran sakit.
“Ada orang yang berpisah karena satu hal buruk. Dan ada orang yang tidak bisa berpisah karena satu hal yang baik. Tapi Dia hangat.” Gumam  So Ran lebih memilih Kyung Jae. 


So So kembali kamar membuka sepatu pemberian Ma Roo, berkomentar kalau seharusnya bisa membeli ukuran yang lebih besar. Saat itu pintu bel kamarnya di terdengar, So So membuka pintu ternyata Ma Roo yang datang lalu bertanya apakah melupakan sesuatu
“Tidak, aku ingin tidur di sini. Seorang pelanggan bisa masuk ke ruangan pemandu, kan? Apa kita... diperbolehkan melakukan ini?” ucap Ma Roo. So So pun mempersilahkan Ma Roo masuk kamarnya dan pintu pun ditutup.
“Akan selalu ada hari esok, tapi tidak akan ada hari lain.” Gumam So So yang tak ingin kehilangan kesempatan. 

Su Su memakai kaos kaki meminta Direktur agar menyuruh kakaknya pulang kerumah. Direktur beranggapan tak mungkin bisa mengendalikan seekor binatang yang punya kedua kakinya sendiri, menyuruh Su Su cepat pergi saja karena akan ketinggalan pesawatnya.
“Aku biasanya tidak melakukan ini... Tapi Terima kasih, sudah merawat Noona-ku.” Ucap Su Su membungkuk. Direktur juga heran melihat Su Su yang tak seperti biasanya.
“Tolong bantu aku dengan  menyuruh Noona-ku pulang nanti.” Kata Su Su, Direktur yang sedang gosok gigi akhirnya menyuruh Su Su untuk duduk lebih dulu.
“Semua orang pergi berlibur beberapa saat dalam kehidupan mereka. Itu Bisa selama beberapa hari, atau selama setahun sampai 10 tahun dan Itulah yang So So lakukan. Sepertinya dia sedang berlibur untuk waktu yang lama. Tapi tidak peduli siapa itu, semua orang pulang ke rumah setelah liburan mereka... Mengerti?” kata Direktur lalu memberikan amplop uang juga.
“Belilah beberapa macarons dalam perjalananmu ke bandara.” Pesan Direktur yang sudah menganggap Su Su seperti anaknya sendiri.
“Bos, saat aku menemuimu lagi... Aku akan memperlakukanmu seperti Hyung-ku.” Kata Su Su berjanji
“Jangan memperlakukanku seperti Hyung-mu... Kau Cukup jadilah anak yang baik untuk orang tuamu, oke?” kata Direktur. Su Su pun menganguk mengerti. 


So So membawa timnya pergi ke pinggir pelabuhan, Tuan Oh seperti biasa berkomentar kalau harus memanggang daging ditempat it. So So membenarkan dan menurutnya Lebih baik saat sedang hujan, dengan menunjuk sebuah restoran kalau ada yang memanggang beberapa perut babi dengan soju.
“Eonnie pemandu tahu apa yang baik” puji Tuan Oh. So So pikir  tidak bisa melakukan pekerjaannya  tanpa mengetahui itu.
“Honfleur dulu adalah kota perang. Selama Perang Seratus Tahun, Perancis dan Inggris bertempur di sini. Jika kalian melihat ke sana,  itu adalah wilayah Inggris. Setelah perang, ini menjadi kota penjelajah.” Jelas So So mengajak mereka untuk melihat suasana kota pelabuhna.
“Pada tahun 1608, Samuel de Champlain, Berangkat dari sini dan menemukan Québec, Kanada. Setelah masa eksplorasi, maka tempat ini menjadi kota seni...Bukankah sangat indah disini?” ucap So So mengajak mereka berjalan. Semua setuju.
“Ada seorang pelukis bernama Eugène Boudin. Dan dia mulai melukis di luar karena sinar matahari yang indah. Mereka biasanya melukis di atelier saat itu.” Ucap So So. Hyun bertanya Apa itu atelier.
Ini seperti ruang kerja... Fotografer bekerja di...” ucap So So terus menjelaskan tapi So Ran mulai membahas tentang So So. 

So Ran meminta Kyung Jae bisa melihat make up yang digunakan So So yang berbeda. Kyung Jae pikir itu beda. So Ran pikir kalau itu berbeda.  Kyung Jae masih binggung seperti apa maksudnya. So Ran tahu kalau itu make up dengan getaran yang berbeda dan menunjuk ke arah Ma Roo yang terus menatap So So tanpa berkedip.
“Tapi dia tidak melihat ke arahnya... Kupikir kau sakit karena menstruasimu. Bagaimana kau memperhatikannya?” ucap Kyung Jae heran. Keduanya berhenti bicara karena So So mengajak mereka untuk berjalan naik.
“Ini adalah Gereja Santo Catherine. Tempat ini sangat berbeda dengan gereja lain, bukan?” ucap So So, semua membenarkan.
“Ini adalah gereja kayu terbesar di Perancis. Apa kalian melihat atapnya? Bentuknya seperti perahu terbalik. Tahukah kalian siapa yang membangunnya?” ucap So So. Mereka bisa menebak kalau itu adalah Orang yang membangun kapal
“Itu benar.. Insinyur tahun 1500-an berhasil melakukannya. Itu sebabnya memang terlihat ringkas, tapi seperti antik juga. Mulai sekarang, kalian punya waktu luang sampai makan siang. Jadi selamat menikmati harimu. Kalian harus Ingat bahwa ini adalah tempat yang baik untuk bersantai. Dan menghabiskan hari di sebuah kafe.” Ucap So So
“Permisi, apa yang bisa kita beli disini?” tanya So Ran yang senang sekali berbelanja
“Tempat ini berada di dataran miring, jadi mereka membuat anggur dari apel bukan buah anggur. Toko anggur menawarkan sampel gratis, jadi cobalah beberapa dan beli sebotol.” Jelas So So
“Lalu, mana toko yang paling murah?” tanya So Ran. So So pikir Semuanya sama mahal harganya, karena itu adalah Perancis, jadi mempersilahkan mereka untuk berkeliling dan bertemu kembali jam 12 siang. 


Tuan Oh datang mendekati So So dan memberikan sebuah amplop,  So So binggung maksud pemberiaanya. Tuan Oh tahu kalau tak banyak tapi mereka semua bersyukur karena So So sudah bekerja sangat keras jadi mengumpulkan semuanya.
Flash Back
Sebelum So So datang, Tuan Oh berkata kalau Pemandu wisata sudah bekerja sangat keras, jadi mengusulkan untuk menyumbang masing-masing 30.000 won. Semuanya setuju, Yeon Sung pikir mereka bisa mengumpulkan  30.000 won per orang. Tuan Oh pikir mereka bukan orang kaya jadi lebaih baik, 30.000 per pasangan.
“Terima kasih. Aku harus bekerja lebih keras lagi karena kalian seperti ini.” Ucap So So merasa enak hati. Tuan Oh pikir tak perlu karena melihat So So yang terbaik.
“Aku adalah pemandu terbaik biro perjalanan mereka” ucap So So. Tuan Oh pun menyuruh So So agar bisa membeli sesuatu yang enak dimakan dan mengajak istrinya untuk pergi.
“Kalian berdua terlihat cukup baik bersama..... Bersama seperti itu.” Komentar Nyonya Han melihat Ma Roo masih berdiri disamping So So. Tuan Oh berteriak menyuruh istrinya segera pergi. Nyonya Han pun buru-buru mengikuti suaminya. 


“Aku sudah bilang jangan berdiri di sampingku. Jika pelanggan mulai menyebarkan rumor,  itu akan membuat semuanya menjadi sulit. Orang yang saling menyukai memiliki aroma yang baik, sehingga semua orang bisa tahu. Jangan menempel padaku sepanjang waktu, dan berhenti menatap wajahku. Bahkan Jangan sampai mabuk karena anggur gratis. Dan jika kau penasaran apa kau bisa mencoba sesuatu, jangan pernah melakukan  itu... Mengerti?” tegas So So kesal karena tak ingin kehilangan pekerjanya.
Ma Roo menganguk mengerti lalu bertanya kemana So So akan pergi. So So menjawab akan ke galeri dengan menunjuk arahnya. Ma Roo pikir mereka akan bertemu satu sama lain. So So memperingatkan Ma Roo untuk bertemu nanti tepat waktu. Ma Roo menganguk mengerti. 


Nyonya Han dan Tuan Oh pergi ke Gereja, terlihat Nyonya Oh yang berdoa dengan caranya. Tuan Oh yang melihat merasa kalau Nyonya Han pasti melakukan kesalahan. Nyonya Han mengajak suaminya untuk duduk bersama. Tuan Oh pikir kakai istrinya sakit. Nyonya Han meminta agar Tuan Oh untuk Berdoal.
“Kenapa umat Buddha berdoa di tempat seperti ini?” keluh Tuan Oh, Nyonya Han meminta suaminya agar melakukan saja.
“Dengan berdoa, tidak akan memberi  kita kue beras atau nasi.” Ucap Tuan Oh sinis.
“Apa kau... pernah berdoa untukku?  Kau belum pernah, kan? Jadi Berdoalah denganku.” Pinta Nyonya Han. Tuan Oh pun tak bisa berkata-kata lagi.
Bersambung ke Part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar